Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FENOMENA BUDAYA

Nama Kelompok :

1.L. DHIYA’UL MAITSA S


2.DELLA HAZMA AULYA P
3.BQ NILA LESTARI
4.TESA AYUNI

KELAS : XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 SAMBELIA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karumia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami mmebahas mengenai Fenomena Budaya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kamimenyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta krtik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Sambelia, Agustus 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penelitian
E. Ruang Lingkup

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kebudayaan
B. Perwujudan Kebudayaan
1. Perilaku
2. Bahasa
3. Materi
C. Sifat-sifat Kebudayaan
D. System Kebudayaan
1. Kebudayaan material
2. Kebudayaan non material
E. Substansi Utama Kebudayaa
1. System pengetahuan
2. Nilai
3. Kepercayaan
4. Persepsi
5. Etos Kebudayaan

BAB III PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia


B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia
C. Penyebab Kebudayaan Indonesia yang Diklaim oleh Pihak Lain

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya
pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali.
Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu.
Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa
yang mengecewakan di mana banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam
kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai
peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus
dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia
mengalami masa penurunan terhadap sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini
telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus
globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak
tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.
Hal ini yang menyebabkan kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang diambil
oleh pihak lain, berikut merupakan data beberapa budaya Indonesia yang diklaim oleh
pihak lain: batik dari Jawa oleh Adidas, Naskah kuno dari Riau oleh pemerintah
Malaysia, Naskah kuno dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno
dari Sulawesi selatan oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara
oleh pemerintah Malaysia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia?
2. Bagaimana kondisi kebudayaan Indonesia?
3. Mengapa kebudayaan Indonesia banyak diambil oleh pihak lain?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Indonesia.
2. Mendeskripsikan kondisi kebudayaan Indonesia.
3. Mendeskripsikan penyebab kebudayaan Indonesia banyak diklaim oleh pihak lain.
D. Metode Penelitian
1. Mengamati kondisi di lapangan
2. Membaca buku pendukung
3. Browsing di Internet.
E. Ruang Lingkup

Dalam karya tulis ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai bagaimana
perkembangan budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Indonesia kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia
ini banyak diklaim oleh pihak lain.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak
dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa sanskerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi
atau akal, dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa
Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.
Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentukannya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.
Contoh fenomena budaya sebagai berikut:
1. Sejarah dan perkembangan festival Sekaten Yogyakarta
2. Budaya Patriarki dalam masyarakat
3. Budaya berobat ke dukun ketimbang rumah sakit
4. Tradisi mudik dihari raya
5. Barat sebagai kiblat budaya milenial
6. Budaya wayang di Inodenisia
7. Desain modern batik
8. Budaya merantau

B. Perwujudan Kebudayaan
Sebagaimana telah disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya kongkret ini
dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
1. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu.
Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku
(patterns of behavior) masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh
anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang
sama. Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat,
karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antar manusia
diperlukan design for living atau garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai bagian
budaya, misalnya:
 Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan
keinginan (valuational element).
 Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element).
 Perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive
element).
2. Bahasa
Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam
melambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa.
Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan alat berkomunikasi. Tanpa berpikir dan
berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah
mengatakan: bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan
sebuah bangsa yang tentu saja termasuk di dalamnya kebudayaan bangsa tersebut.
Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan,
serta dapat diwariskan pada generasi mendatang.
3. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat
produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya. Klasifikasi unsur
budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut:
 Items, unsur yang paling kecil dalam budaya.
 Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil.
 Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait.
 Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya
menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut dapat melalui
discovery, yaitu penemuan yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang
sebelumnya tidak ada. Dan invention, yaitu penemuan atau usaha yang sengaja
untuk memperoleh hal-hal baru.
C. Sifat-sifat Kebudayaan
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap
kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara
spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu memiliki ciri-ciri
yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan
alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya di mana pun
juga. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-
tindakan yang diizinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang
atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia
harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya.
D. Sistem Kebudayaan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat
elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerja sama secara teratur. Konsep sistem dapat
ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu sistem, yaitu sistem sosial
budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara
teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Sistem budaya
merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-
pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut
sebagai adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi
sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku
manusia. Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan
yang beda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Kebudayaan Material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang
alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
2. Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
E. Substansi Utama Kebudayaan
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide
dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa
kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan,
nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan
suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami alam
sekitar, alam flora di daerah tempat tinggal, alam fauna di daerah tempat tinggal,
zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-
sifat dan tingkah laku sesama manusia, dan ruang dan waktu.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu
dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), dan religius (nilai agama)
3. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang
memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada Yang Maha Tinggi, yaitu
dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan
hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidak mampuan
manusia dalam menghadapi tantangan hidup, dan hanya yang Maha tinggi saja
yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan
hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” di luar diri
manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.
4. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam
kehidupan.
5. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti
watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-
kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka,
dilihat dari luar oleh orang asing. Masing-masing suku mempunyai etos
kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa
yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku yang lain, oleh
karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembanagan Kebudayaan Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada di bayangan kita adalah
sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki
kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk
memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi
pedoman bagi tingkah lakunya.
Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau
suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan
pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan
menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun
yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan
demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai
kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya,
disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-
lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya.
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan
damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
Contoh lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan
Arab. Kebudayaan India masuk melalui proses yang damai yaitu melalui
penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara yang jauh sebelum Indonesia
terbentuk.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak
keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah
budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan
Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua
kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia
Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan
klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif,
mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan
tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan.
Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian,
wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Seorang pengamat
memberikan argumennya tentang kebudayaan Indonesia modern. Dia mengatakan
bahwa kebudayaan Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka.
Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan
tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih
sempurna.
B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam
kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai
peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus
dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia
mengalami masa penurunan terhadap sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini
telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus
globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak
tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.
Budaya Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki budaya yang
sangat banyak dan beragam. Dari keberagaman budaya di negara kita ini tetapi
kurangnya masyarakat untuk melindungi dan melestarikannya. Seperti contohnya
kebudayaan kita diklaim oleh negara tetangga, yang paling menjadi pusat perhatian
belum lama ini “Batik” yang diklaim oleh Malaysia, setiap kejadian pasti ada
hikmahnya, terlihat dari hebohnya mengenai fenomena ini memberikan kesadaran diri
bagi masyarakat untuk lebih melestarikan budaya kita bahkan pemerintah sempat
membuat kebijakan “kamis batik” bagi seluruh masyarakat Indonesia agar mau
memakai batik guna menjaga kelestarian budaya batik di Indonesia.
Selain peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk melestarikan
budaya Indonesia. Pendidikan juga tidak kalah penting, karena dunia pendidikan
sebagai fasilitator guna memperkenalkan budaya-budaya Indonesia kepada anak-anak
(generasi) muda Indonesia, dan jadikan pelajaran budaya itu sebuah kewajiban tidak
hanya sebagai pelajaran tambahan hal ini tidak menutup kemungkinan semua
masyarakat akan mengenal budaya yang kita miliki. Selanjutnya bagaimana kita
menyadarkan diri kita sendiri dan orang lain tentang bagaimana pentingnya
melestarikan budaya Indonesia. Ada suatu pepatah bijak mengatakan “suatu negara
tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara
tersebut”.
C. Penyebab Kebudayaan Indonesia yang Diklaim oleh Pihak Lain
1. Faktor perkembangan masyarakat Indonesia yang notabene pembentuk ras melayu
(Jawa, Minang, Bugis, Mandailing) yang awalnya berasal dari Indonesia lalu
berimigrasi ke Malaysia yang sebelumnya membawa kebudayaan asli Indonesia
lalu mengenalkannya ke khalayak di seluruh kawasan negara Malaysia.
2. Kebudayaan tradisional yang notabene telah berabad-abad ada dan tidak adanya
saksi hidup pencipta kebudayaan tersebut (ex: lagu daerah memang tanpa pencipta).
3. Malaysia merupakan negeri yang sedang mencari jati diri budayanya.
4. Alasan serumpun dan seiman (muslim).
5. Indonesia baru bertindak setelah diklaim sehingga membuat Malaysia keenakan
mengklaim budaya Indonesia.
6. Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri, namun budayawan
Malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk kebudayaan negara Indonesia
(khususnya melayu).
7. Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya.
8. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menjadikan rasa ingin menjaga dan
ingin melestarikan kebudayaannya sebagai suatu kebutuhan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-
hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya
pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali.
Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu.
Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa
yang mengecewakan di mana banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.
B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari
berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu
merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebinekaan sampai sekarang
masih eksis dalam terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap
mempertahankannya budaya itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan
bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA

Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj:
Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga.
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
http://www.tuku4u.com/2015/05/karya-ilmu-sosial-budaya-dasar.html
Download Contoh Makalah Kebudayaan Indonesia.docx

Anda mungkin juga menyukai