Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Sosial dan
Budaya yang diampu oleh Prof. Dr. H. Syahidin, M.Pd. dan Heny Mulyani, M.Pd.
disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah mengenai “Pengetahuan dan Tingkat
Kepedulian Mahasiswa tentang Konsepsi Nikah di Bawah Umur” ini bisa
diselesaikan dengan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang konsepsi nikah di bawah umur dan
mengetahui tingkat kepedulian mahasiswa tentang konsepsi nikah di bawah umur.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami
mendapat berbagai bantuan dari banyak pihak, karena itu dalam kesempatan ini
kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
1. Heny Mulyani, M. Pd. selaku Pembimbing Mata Kuliah Pendidikan Sosial
dan Budaya, dan
2. Rekan-rekan yang telah mendukung dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah mengenai “Pengetahuan dan Tingkat
Kepedulian Mahasiswa tentang Konsepsi Nikah di Bawah Umur” ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami pribadi dan bagi
para pembaca umumnya.
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 4
2.1 Perubahan Sosial .................................................................................. 4
2.2 Pernikahan ............................................................................................ 10
2.3 Kepedulian ........................................................................................... 13
2.4 Mahasiswa ............................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 17
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 17
3.2 Objek Penelitian ................................................................................... 17
3.3 Teknik Pengambilan Data .................................................................... 17
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................ 18
3.5 Hasil dan Analisis Penelitian ............................................................... 18
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 25
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 25
4.2 Saran ..................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 26
LAMPIRAN .............................................................................................. 27
Lampiran 1. Format Pertanyaan ............................................................ 27
Lampiran 2. Partisipan Penelitian ......................................................... 28
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
masyarakat, yang secara umum dan perlahan mulai diterima oleh kelompok
atau masyarakat lain sebagai suatu kelaziman.
b. Pemenuman-penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-
perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan
invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang
individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery baru menjadi
invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru itu.
b. Westernisasi
Westernisasi merupakan sikap meniru dan menerapkan unsur
kebudayaan barat apa adanya tanpa seleksi. Westernisasi dapat
berlangsung terutama melalui media cetak dan elektronik, seperti
buku, majalah, televisi, video dan internet. Westernisasi dapat
berlangsung pada setiap generasi baik anak-anak, remaja ataupun
orang tua yang kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa
Indonesia.
c. Peran Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu elemen yang penting dalam
membentuk peradaban manusia yang lebih beradab, sesuai dengan
kelayakan dan kepatutannya sebagai manusia ciptaan Tuhan.
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang,
pendidikan merupakan hak dasar dari setiap warga negara, yang
menimbulkan konsekuensi bahwa pemerintah harus memberikan
pelayanan yang baik dan merata di bidang pendidikan bagi seluruh
warga negara.
2.2 Pernikahan
2.2.1 Pengertian Pernikahan
Menurut Soemiyati, „pengertian pernikahan atau perkawinan ialah
perjanjian perikatan antara seseorang laki-laki dan seorang wanita.‟ Perjanjian
dalam hal ini bukan sembarang perjanjian tapi perjanjian suci untuk
11
membentuk keluarga antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Suci di sini
dilihat dari segi keagamaan dari suatu pernikahan.
Bab II
Syarat-syarat Perkawinan
(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam
belas) tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta
dispensasi kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua
orang tua pihak pria maupun pihak wanita.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua
orang tua tersebut dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini,
berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini
dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
2.3 Kepedulian
2.3.1 Pengertian Kepedulian
Kata peduli memiliki makna yang beragam. Menurut May (Leininger,
1981) mendefinisikan kepedulian sebagai perasaan yang menunjukkan sebuah
hubungan dimana kita mempersoalkan kehadiran orang lain, terdapat
hubungan pengabdian juga, bahkan mau menderita demi orang lain.
Kepedulian juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki tiga
komponen, yaitu:
1. Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain
2. Kesadaran kepada orang lain
3. Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan
perhatian dan empati.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepedulian
merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bermula dari
perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang
lain, berbelaskasih dan menolong.
14
2.4 Mahasiswa
2.4.1 Pengertian Mahasiswa
a. “Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur
pendidikan Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi
di antara yang lainnya” (KBBI).
b. “Mahasiswa merupakan setiap orang yang secara resmi telah
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas
usia sekitar antara 18–30 tahun. Mahasiswa adalah suatu kelompok
dalam masyarakat yang memperoleh status karena memiliki ikatan
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan seorang calon
intelektual ataupun cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat dalam
masyarakat itu sendiri” (Sarwono : 1978).
tinggi, dari yang dulu kita berstatus sebagai siswa sekarang sudah
berstatus mahasiswa, dari namanya saja maha-siswa, mahasiswa itu
seperti ditinggikan. Dengan gelar kita para mahasiswa sebagai agen
perubahan, kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
setinggi-tingginya agar kita bisa mengaplikasikan gelar yang telah
diberikan atau dipercaya oleh masyarakat kepada kita sebagai agen
perubahan bangsa yang lebih maju. Bukan malah membuat gelar itu
hanya menempel di nama kita sebagai mahasiswa, sebab gelar yang
telah diberikan kepada mahasiswa sebagai agen perubahan itu bukan
diberikan begitu saja tetapi di dalam gelar itu terdapat sebuah harapan
untuk perubahan bangsa kita ini, dari bangsa yang tidak terarah menjadi
bangsa yang lebih terarah. Kebanyakan mahasiswa mungkin tidak
menyadari bahwa kita sebagai mahasiswa telah menjadi tumpuan
“kebangkitan” untuk bangsa kita yang lebih maju lagi.
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Hasil Analisis
Dari hasil isian google form yang tertera di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa responden paham dan memiliki pengetahuan
tentang konsepsi nikah di bawah umur dan pengetahuan bahwa batas
umur seseorang dikatakan belum siap menikah adalah 15 tahun.
19
b. Hasil Analisis
Berdasarkan hasil isian google form dan dengan melakukan
penelitian kualitatif, penulis dapat menyimpulkan bahwa responden
paham dan peduli dengan konsepsi nikah di bawah umur yang kini
terjadi di Indonesia. Hal tersebut responden kembali dasarkan pada
psikologi anak di bawah umur yang mentalnya masih belum siap
secara fisik dan materil pun. Pernikahan bukanlah hanya tentang
pelampiasan hasrat sexualitas tetapi tentang kesiapan secara fisik dan
psikis. Responden juga memahami bahwa anak di bawah umur masih
berada dalam masa pertumbuhan yang masih perlu binaan orang tua
dan pengawasan orang tua.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa responden
dalam hal ini mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Elektro paham
dan memiliki pengetahuan tentang konsepsi nikah di bawah umur dan
pengetahuan bahwa batas umur seseorang dikatakan belum siap menikah
adalah 15 tahun.
2. Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa responden
dalam hal ini mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Elektro paham
dan peduli dengan konsepsi nikah di bawah umur yang kini terjadi di
Indonesia. Hal tersebut responden kembali dasarkan pada psikologi anak
di bawah umur yang mentalnya masih belum siap secara fisik dan materil
pun. Pernikahan bukanlah hanya tentang pelampiasan hasrat sexualitas
tetapi tentang kesiapan secara fisik dan psikis. Responden juga memahami
bahwa anak di bawah umur masih berada dalam masa pertumbuhan yang
masih perlu binaan orang tua dan pengawasan orang tua.
3. Pada penelitian pengetahuan dan tingkat kepedulian mahasiswa tentang
konsepsi nikah di bawah umur ini dapat disimpulkan bahwa ada perubahan
sosial yang terjadi tepatnya pada pandangan mahasiswa terhadap konsepsi
nikah di bawah umur. Pada tahun-tahun tempo dulu nikah di bawah umur
merupakan sebuah peristiwa yang lumrah terjadi, biasa terjadi di
masyarakat namun dengan berkembangnya teknologi dan semakin
banyaknya masyarakat yang teredukasi oleh peran pendidikan, konsepsi
nikah di bawah umur kini menjadi salah satu hal yang dianggap tabu dan
tidak patut terjadi di masyarakat kini.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengetahuan dan Tingkat
Kepedulian Mahasiswa tentang Nikah di Bawah Umur”, peneliti memberikan
saran pada pihak-pihak yang terkait berdasarkan permasalahan yang terjadi, antara
lain:
1. Banyaknya pernikahan di bawah umur di Indonesia khusunya di daerah
pedalaman tak lepas dari rendahnya pengetahuan terhadap bahaya
melakukan pernikahan di bawah umur.
2. Mayoritas pelaku pernikahan di bawah umur ini tidak mengerti isi
Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
3. Tingginya pernikahan di bawah umur umumnya disebabkan oleh
pergaulan remaja yang terlalu bebas tanpa ada penyeimbangnya, yakni
pendidikan yang tinggi.
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN