Dosen Pengampu:
David Iqroni, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Muhammad Alhafid (A1H121119)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dimensi Perkembangan Remaja” sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas Pertumbuhan
Perkembangan Fisik, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bapak David Iqroni,
S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
pengetahuan yang kami miliki masih minim, dan masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita serta dapat dipahami oleh pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Perkembangan Remaja ........................................................................................... 3
2.2 Dimensi Remaja Menurut Perkembangannya ........................................................ 7
2.3 Dimensi Masa Remaja ............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
3.2 Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa saja pendukung perkembangan remaja.
b. Mengetahui dimensi remaja menurut perkembangannya.
c. Mengetahui dimensi pada masa remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perkembangan Fisik
Dalam masa remaja maka fisik anak tumbuh menjadi dewasa. Secara skematis
pertumbuhan tadi dilukiskan sebagai berikut. Hipofisa yang menjadi masuk
mengeluarkan hormonoe, yang penting diantaranya adalah hormon tumbuh yang
dikeluarkan oleh lobus frontalis, hormon gonadotrop, dan hormon kartikatrap.
b. Perkembangan Kognitif
Menurut piaget (dalam Yusuf, 2005), masa remaja sudah mencapai tahap operasi
formal. Remaja telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.
Remaja sudah mampu memecahkan masalah secara benar, tetapi tidak seterampil
remaja yang lebih tua usianya yang menunjukan wawasan atau perspektif yang luas
terhadap masalah tersebut (Siegleman & Shaffer, 1995).
3
Kaeting (dalam Yusuf, 2005) merumuskan lima hal pokok yang berkaitan
dengan perkembangan berfikir operasi formal, yaitu sebagai berikut:
c. Perkembangan Emosi
4
2. Melarikan diri dari kenyataan: melamun, pendiam, senang menyendiri, dan
meminum minuman keras atau obat-obat terlarang.
1. Adekuasi emosi: cinta kasih, simpati, altruis (senang menolong orang lain),
respek (sikap hormat atau menghargai orang lain), dan ramah
2. Mengendalikan emosi: tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis
dan tidak pesimis (putus asa) dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.
d. Perkembangan Sosial
5
e. Perkembangan Moral
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan tingkat
moral orang tua (Haan, Langer & Kohlberg, 1976).
2. Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal dan remaja yang
tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar
moralnya daripada remaja yang nakal (Hudgins & Prentice, 1973).
3. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau
remaja, yaitu (a) orang tua yang mendorong anak untuk berdiskusi secara
demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu, dan (b) orang tua yang
menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berfikir induktif (Parikh,
1980).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan perkembangan yang terjadi dalam remaja
adalah perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, dan perkembangan moral.
6
2.2 Dimensi Remaja Menurut Perkembangannya
Berdasarkan Aristotle, nilai-nilai moral menggambarkan, sungguh-sungguh
menegaskan karakter individu dan dapat diajarkan dan diperoleh dengan memberi
pelatihan kepada mereka. Aquinas berpendapat bahwa nilai kebaikan adalah sebuah
kebiasaan dimana setiap orang dapat berkembang dengan memilih mana yang baik dan
bertindak sesuai dengan hal tersebut. Maudsley (1898) juga menegaskan bahwa karakter
mengembangkan secara berangsur-angsur secara keseluruhan kehidupan dan tidak
hanya berpikir dan berbicara belaka. Jadi, tidak seperti keputusan moral yang sadar
karakter ditambahkan dengan kemampuan emosional dan tingkah laku.
Perbedaan individu dalam beberapa komponen dari karakter yang baik ada di
kalangan anak muda. Hal ini mungkin didasari oleh perbedaan watak seperti
kemampuan bersosialisasi dan mereka mempelajari makna moral sejak dini dalam
hidup. Contohnya, hubungan ibu dan bayi, perlindungan kasih sayang mungkin akan
mengatur tingkat komponen karakter sebagaimana kita identifikasikan sebagai kapasitas
mencintai dan dicintai. (Ainsworth et al. 1978), dan hubungan saudara kandung
mungkin sebagai percobaan kekuatan karakter dari kebaikan ( Dunn dan Munn 1986).
Komponen lain dari karakter yang baik seperti keterbukaan dan keadilan memerlukan
tingkatan kedewasaan, sebagai dokumen ahli perkembangan jiwa. (cf. Kohlberg 1981,
1984; Piaget 1932). Ini adalah sebuah pertanyaan empiris bagaimana remaja terlalu
muda untuk menunjukkan variasi komponan dari karakter yang baik. Ada beberapa hal
yang mendasari kerangka pemikiran untuk perkembangan karakter-salah satunya
diinformasikan dengan perkembangan teori dan penelitian- untuk memandu mendesain
program. Studi empiris untuk memancarkan cahaya pada perkembangan karakter
komponen individu, walaupun tidak ada pemeriksaan terhadap perkembangan karakter
sebagai nilai-nilai positif keluarga sebagai sebuah gagasan multidimensional.
7
2.3 Dimensi Masa Remaja
Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada
dimensi- dimensi tersebut. Adapun beberapa dimensi yang menjadi tolak ukur pada
masa remaja, yaitu:
1. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis
dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-
tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang
menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau
gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1)Follicle-
Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).
2. Dimensi Kognitif
8
berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir
multi-dimensi seperti ilmuwan.
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.
Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan
kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan
lingkungan sekitar mereka.
3. Dimensi Moral
Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang
diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan
keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya.
9
Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya.
Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari
yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek
dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Kemampuan berpikir
dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai
melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai
dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu
mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.
Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap “pemberontakan” remaja terhadap
peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Peranan orang tua atau
pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang
dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih
dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih
yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan
bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan
mencari jawaban di luar lingkaran orang tua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi
berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau
bertentangan dengan yang diberikan oleh orang tua. Konflik dengan orang tua mungkin
akan mulai menajam.
4. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana
hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luarbiasa” ke “sedih luar
biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.
Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan
beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski
mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu
merupakan gejala atau masalah psikologis.
10
Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan
yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan
terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat
mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik
diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka
dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri
mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan
kesuksesan dan ketenaran. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba
mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan
mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa hal yang mendukung terjadinya perkembangan dalam remaja
yaitu: Perkembangan Fisik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Emosi,
Perkembangan Sosial, Perkembangan Moral. Untuk dapat memahami remaja, maka
perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi- dimensi tersebut. Adapun beberapa
dimensi yang menjadi tolak ukur pada masa remaja, yaitu:
a. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.
b. Dimensi Kognitif
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri
dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
c. Dimensi Moral
d. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood
(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat.
3.2 Saran
Orang tua dan pendidik memiliki peranan yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan remaja. Bimbingan dan pengetahuan dari orang tua
dan pendidik sangat diperlukan para remaja untuk menghadapi pengaruh negatif yang
ada di masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://ruangguruku.com/dimensi-remaja-menurut-perkembangannya/
http://hendriputra23.blogspot.com/2016/04/dimensi-masa-remaja.html
https://www.academia.edu/37598365/MAKALAH_PERKEMBANGAN_REMAJA
13