SENDI (ARTHOLOGY)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Drs. Sukendro, M. Kes AIFO
Grafitte Decheline, S.Pd., M. Or
Disusun Oleh:
Eka Aprianto (A1H121194)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sendi (ARTHOLOGY) sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh Ibu Grafittie Decheline, S.Pd., M Or. selaku dosen pengampu mata
kuliah Anatomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang ARTHOLOGY ANATOMI bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena pengetahuan
yang kami miliki masih minim, dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita serta dapat dipahami oleh pembaca.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
3.1 Kesimpulan................................................................................................................27
3.2 Saran..........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Lig. Sternoclavicularis
lig. Interclavicularis lig. Costoclavicularis
lig.Acromioclavicularis
lig.coracoclavicularis lig.Coracoacromiale
lig.coracohumerale
lig.glenohumerale
Ligamen Acromioclavicularis
Innervasi : Nervi supraclaviculares laterales yang dipercabangkan oleh plexus
cervicallis (C4).
Pergerakan : Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada
otot yang melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja
langsung pada persendian ini. Gerakan pada clavicula merupakan akibat
daripada gerakan scapula. Gerakan scapula terhadap dinding thorax dapat
dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut:
- PROTRAKSI dan RETRAKSI
- ROTASI
- ELEVASI dan DEPRESI
c. ARTICULATIO HUMERI
Tipe articuluc ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat
luas. Dibentuk oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi
dengan labrum glenoidale (suatu fibrocartilago yang berbentuk cincin).
Capsula articularis melekat pada tepi labrum glenoidale, dan di pihak humerus
pada tepi caput humeri, kecuali di bagian inferior perlekatannya berada 2 – 3
cm di caudalis dari tepi permukaan persendian. Capsula articularis ini longgar
sehingga memungkinkan gerakan menjadi luas (tampak jelas pada posisi
adduksi humerus). Bagian anterior dari capsula articularis menebal dan
membentuk Ligamentum glenohumeral. Caput longum m.biceps brachii
berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis.
Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke
arah lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis
capsula articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan
perlekatan pada tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi
gerakan rotasi lateral dan adduksi. Pada umumnya kekuatan suatu articulus
ditentukan oleh bentuk tulang, ligamenta dan otot-otot; pada articulus humeri
terutama tergantung dari otot. Otot-otot yang berada di sekitar articulatio
humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang, berperan untuk gerakan,
dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya mempertahankan caput
articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya. Keadaan ini dibantu
oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus ke arah
cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus,
ligamentum coraco-acromiale dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale
berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada ujung acromion di sebelah
anterior articulatio acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral
processus coracoideus. Di antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat
bursa subacromialis, yang meluas ke caudal dan berada di antara m.deltoideus
dan tuberculum majus humeri. Bursa ini bersama-sama dengan arcus coraco-
acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis. Ada empat buah
otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk Rotator
Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2) m.infraspinatus, (3)
m.teres minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan (4) m.
subscapularis berada di sebelah ventral. Di bagian caudal capsula articularis
tidak diperkuat sama sekali. Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo
dari m.triceps brachii caput longum dan m.teres major menempel pada capsula
articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas pada posisi ini.
Innervasi : Capsula articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari nervus
axillaries, nervus musculocutaneus dan nervus supraclavicularis, yang ketiga-
tiganya mengikuti Hilton’ law (= suatu saraf yang melayani persendian,
memberi percabangannya kepada kulit yang menutupi articulus tersebut serta
memberi ramus muscularisnya kepada otot-otot yang bekerja pada articulus
bersangkutan).
e. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS
Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio
radio-ulnaris proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c)
syndesmosis, di bagian tengah (membrana interossea antebrachii). Articulatio
radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii dengan incisura radialis
ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum anularea radii (dilingkari)
sehingga capitulum radii dapat berputar dengan bebas. Incisura radialis ulnae
merupakan ¼ bagian dari sebuah lingkaran dan ligamentum tersebut
membentuk ¾ bagian selanjutnya. Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong
yang membesar di bagian proximal dan mengecil di bagian distal, sehingga
dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya. Articulatio
radio-ulnaris proximalis termasuk di dalam articulatio cubiti dengan alasan:
1) Berada di dalam satu cavum articulare yang sama.
2) Ligamentum collaterale laterale melekat pada ligamentum anulare radii.
3) Baik pada flexi-extensi maupun pada gerakan pronasi-supinasi capitulum
radii berputar terhadap dan pada capitulum humeri. Antara corpus radii
dan corpus ulnae terdapat Chorda obliqua dan Membrana Interossea
Antebrachii, membentuk persendian berupa syndesmosis. Chorda
obliqua melekat pada tuberositas ulnea, menuju ke arah infero-lateral dan
melekat di bagian caudalis tuberositas radii. Membrana interossea
antebrachii melekat pada crista interossea radii dan pada crista interossea
ulnea, arahnya dari cranio-lateral menuju ke infero-medial. Pada
membrana interossea ini terdapat perlekatan dari otot-otot flexor dan
extensor lapisan profunda antebrachium. Articulatio radio-ulnaris distalis
(inferior) dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia
articularisnya di satu pihak dengan incisura ulnaris radii di pihak lain.
Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah
discus articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada
ossa carpalia. Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus
styloideus ulnae, dan basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris
radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari pemisahan ujung radius
daripada ujung ulna. Dibagian ventral dan dorsal discus articularis
mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari Wrist Joint.
Innervasi : Nervus medianus (Hilton’ Law)
Pergerakan : Gerakan radius terhadap ulna menghasilkan gerakan rotasi
dari antebrachium, yang terjadi pada axis longitudinalis. Pada gerakan
rotasi ini radius berputar terhadap ulna dan humerus, gerakan yang
dimaksud adalah pronasi dan supinasi. Kedua gerakan ini berada di antara
135 – 180 derajat, dan bervariasi secara individual. Axis dari gerakan ini
dinamakan axis pronasi-supinasi, yang letaknya miring (oblique) melalui
capitulum radii dan processus syloideus ulnae. Gerakan Pronasi dilakukan
oleh m.pronator teres dan m.pronator quadratus. Gerakan Supinasi
dilakukan oleh m.biceps brachii dan m.supinator. manus mengikuti gerakan
dari radius.
f. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)
Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os
lunatum dan os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di
pihak lain adalah ujung distal radius bersama-sama dengan discus
articularis yang membentuk permukaan konkaf. Capsula articularis melekat
pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak lain melekat pada
permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal.
Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus
ulnae sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale
carpi radiale melekat pada processus styloideus radii dan pada os
naviculare manus.
Pergerakan : Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis.
Gerakan Abduksi (=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi
terhadap axis antero-posterior. Abduksi ulnaris lebih luas daripada Abduksi
radialis oleh karena processus styloideus radii lebih jauh menjulang ke
distal daripada processus styloideus ulnae. Gerakan Extensi pada wrist joint
biasanya kurang luas daripada gerakan Flexi (extensi sebesar 60 derajat dan
flexi sebesar 80 derajat) dan disertai dengan gerakan ke ventral dari os
scaphoideum, os trapezium dan os trapezoideum sehingga tuberculum ossis
navicularis lebih mudah dapat dipalpasi. Otot-otot yang berperan pada
Extensi adalah m.extensor carpi radialis longus, m.extensor carpi radialis
brevis dan m.extensor carvi ulnaris. Gerakan Abduksi lebih terbatas
daripada gerakan Adduksi, oleh karena processus styloideus radii terletak
lebih ke arah distal daripada processus styloideus ulnae, sehingga celah
yang berada di antara processus styloideus ulnae dan os triquetrum adalah
lebih besar daripada celah yang terbentuk di antara processus styloideus
radii dengan os naviculare. Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.flexor carpi
radialis, m.extensor carpi radialis longus dan m.extensor carpi radialis
brevis. Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.flexor carpi ulnaris dan
m.extensor carpi ulnaris.
g. ARTICULATIO INTERCARPALIS
Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia
deretan distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada
articulus ini permukaan persendian yang konveks dibentuk oleh os
hamatum dan os capitatum, permukaan yang cekung dibentuk oleh os
scaphoideum, os lunatum dan os triquetrum, sementara itu permukaann
yang konveks dari bagian distal os scaphoideum membentuk persendian
dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk oleh os trapexium dan os
trapezoideum.
Pergerakan : Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan
dengan gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa
carpalia deretan distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang
terjadi pada articulatio mediocarpalis. Pada posisi flexi jari-jari, maka
kemungkinan flexi pada wrist joint menjadi terbatas, yang disebabkan oleh
insufficiensi pasif dari otot-otot extensor dari jari-jari.
h. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh
basis ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis
II membentuk persendian dengan os multangulum majus, os multangulum
minus dan os capitatum. Basis metacarpalis III membentuk articulus
dengan os capitatum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan
os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara
basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya. Articulatio
carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang dapat
melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-
reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio
carpometacarplis lainnya.
Pergerakan :
- Gerakan Flexi-Extensi dari ibu jari terjadi pada bidang yang sama
dengan gerakan Abduksi-Adduksi jari-jari lainnya. Extensi adalah
gerakan jari I ke arah lateral, sedangkan gerakan Flexi adalah
sebaliknya. Gerakan Abduksi-Adduksi dari jari I terjadi pada bidang
yang sama dengan gerakan flexi-extensi dari jari-jari lainya. Gerakan
Abduksi jari I dapat juga disebut Abduksi plamaris dan gerakan Extensi
adalah sama dengan gerakan Abduksi radialis.
- Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.abduktor pollicis longus dan
m.abductor pollicis brevis. Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.adduktor
pollicis.
- Gerakan Flexi dan Rotasi Medial dilakukan oleh kontraksi m.flexor
pollicis longus, m.flexor pollicis brevis dan m.opponens pollicis. Yang
dimaksud dengan gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi,
rotasi medial dan adduksi sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah
(bertemu) dengan ujung-ujung jari lainnya.
Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak,
sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan
gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-
benda dalam genggaman dengan sempurna.
i. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan
konkaf dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.
j. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS
Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan
basis phalangis dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada
articulatio metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada
keempat jari yang mesial adalah gerakan flexi dan extensi.
Pergerakan : Gerakan Flexi jari-jari yang dilakukan secara lambat dan
tidak begitu kuat adalah hasil dari kontraksi m.flexor digitorum profundus
pada kedua persendian tersebut tadi. Dan apabila gerakan Flexi dilakukan
secara cepat dan kuat maka m.flexor digitorum superficialis turut ambil
bagian. Pada kontraksi yang kuat m.lumbricalis turut berperan. Gerakan
Extensi jari-jari yang dilakukan dari posisi fleksi dikerjakan oleh
m.extensor digitorum communis, m.extensor indicis proprius, m.extensor
digiti quinti minimi dan mm.lumbricales.
1. M. Deltoideus
Origo: Spina + Acromion Scapula
Insertio: Tuberositas Deltoideus
Fungsi: Membengkokkan Articulatio Scapulohumeralis, Adduksi lengan atas
2. M. Supraspinata
Origo: Fossa Supra Spinata
Insertio: Tuberculum Mayor (Humerus)
Fungsi: menegangkan articulatio scapula humeralis
3. Infraspinata
Origo: Fossa Infra Spinata
Insertio: Tuberculum Mayor
Fungsi: membengkokkan articulatio scapula humeralis, Adduksi lengan atas
4. M. Teres minor
Origo:Tuberculum Infraglenoidale (Scapulae)
Insertio: Tuberositas Deltoideus
Fungsi:membengkokkan articulatio scapulo humeralis, abduksi lengan atas.
Mm.Triceps brachii
Origo: Tepi caudal Scapula(Longum) , Proksimal Humerus (kedua caput yang
lain)
Insertio: Tuber Oleocrani dari Oleocranon
Fungsi: Menegangkan articulatio Cubiti, membengkokkan articulatio Scapulo
Humeralis (Longum)
1. Otot otot lengan bawah
a. M.Pronator teres:
O: caput humerale: epicondylus medialis humeri
Caput ulnare: prossesus coronoideus
I: tuberositas pronatoria pada pertengahan pinggir lateral radius
c. M. Palmaris longas:
O: epicondylus medialis humeri
I: aponeurosis palmatis
h. M. pronator quadratus:
O: facies volaris ulnae bagian distal
I: facies volaris radii bagian distal
i. M. Brachioradialis:
O: pinggir radial humerus,,Septum intermuscularis lateral
I: prosessus styloideus radii
l. M. supinator:
O: epicondylus lateralis humeri,,Lig. Collateraleclaterale,,Lig.
Anularevradii,,Crista supinatoria ulnae
I: radius di atas insersi m. pronator teres
m. M. anconeus:
O: epicondylus lateralis humeri. Permukaan belakang simpai sendi art. Cubiti
I: permukaan lateraloceclanon,,Facies dorsalis ulnae
r. M. ekstensor poilicis:
O: facies dorsalis radii,,Membrane interorocea
I: basis phalang pertama ibu jari
6. Otot-otot tangan
a. M. abductor pollicis brevis:
O: lig. Carpi transverses,,Tuberositas ossis navicularis, m. abductor pollicis
longus
I: sisi lateral basis phalanx proximal ibu jari
b. M. opponens pollicis:
O: lig. Carpi transverses,,Os multangulum majus
I: sisi lateral os metacarpalea
d. M. adbuctor pollicis:
O: caput obligum: basis pada ossa metacarpia II dan III os capitatum ikat-ikat
disekitar os capitatum, Caput transversum: facies volaris ossis metacarpalis III
I: basis phalanx proximal ibu jari os sesamoideum mediale
e. M. palmaris brevis:
O: aponeurosis palmaris bagian medial
I: jaringan bawah kulit didaerah hyphotenar
f. M. abductor digiti V:
O: os pisiforme
I: basis phalanx pertama kelingking
h. M. opponent digiti V:
O: hamulus ossis hamati,,Lig. Carpi transversum
I: margo medialis ossis metacarpal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi yaitu hubungan antara
dua atau lebih komponen kerangka. Klasifikasi arthrologi dibedakan berdasarkan
structural persendian dan fungsional persendian. Sendi dibedakan atas sendi geser,sendi
peluru,sendi engsel,sendi pelana,sendi putar dan ellipsoidal.
Gerakan pada sendi terbagi menjadi osteokinetik dan arthrokinematik. Gerakan
ini terdiri dari fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi,rotasi interna dan rotasi eksterna.
Persendian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dan didalam persendian terdapat
arthrologi khusus,arthrologi ini menjelaskan tentang Articuluc cingulu membri superior.
3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis mencoba untuk memeberikan beberapa materi
tentang arthrologi atau persendian. Semoga dengan makalah ini kita lebih bisa
mengetahui tentang persendian dan dapat menambah wawasan kita tentang arthrologi
atau ilmu persendian.
DAFTAR PUSTAKA
Ross dan Wilson. 2018. Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika
Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23, EGC,
Jakarta
3LeMonne, Pricilla, dkk. 2019. Panduan Sistem Anatomi Tubuh Dan Terapan. Jakarta:
Salemba Medika
Noor Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuluskeletal, Salemba Medika, Jakarta
Selatan
M. Black, Joike, dkk. 2018. Anatomi Klinis Kedokteran UI. Jakarta: EGC
Putz, R dan Pabst R. 2005. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Dialihbahasakan oleh
Indiarti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bajpai. 1991. Osteologi Tubuh Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara. Hal 6-10