Oleh
Alif Rizqullah/P27227019094
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk yang telah di berikan
Isi dari Makalah karya kami ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik
dan saran dari para pembaca yang budiman sangat kami harapkan. Kami berharap, dengan
membaca Makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah
wawasan kita mengenai Arthrologi, khususnya bagi penulis sendiri. Memang Makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
Akhirnya dengan segala kelebihan dan kekurangan mohon maaf , semoga Makalah ini
Alif Rizqullah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar
Belakang....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. Defenisi dan Pengertian arthrologi...........................................................................................2
B. Klasifikasi arthrologi dan persendian.......................................................................................2
C. Macam-macam persambungan dan persendian........................................................................4
D. Kemungkinan gerak
persendian..................................................................................................................................5
E. Faktor yang memperkuat
persendian..................................................................................................................................5
F. Insersio dan origo extremitas
atas...........................................................................................................................................20
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................25
A. Kesimpulan.............................................................................................................................25
B. Saran.......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arthron adalah sendi dan logos adalah ilmu. Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sendi, yaitu hubungan antara dua / lebih komponen. Persendian atau artikulasio adalah suatu
hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat
pada bagian luar dan pada bagian dalam. Terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang
dilapisi oleh tulang rawan. Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari
jaringan rawan,ada juga sebagai pengganti jaringan rawan, pada keadaan tertentu tingkat
pendahuluan tulang rawan diganti dengan tulang pengganti(tulang keras) dan jaringan ikut
sebagai jaringan penutup. Sendi adalah tempat dua tulang atau lebih saling berhubungan baik
terjadi pergerakan atau tidak. Dalam perkembangan jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan.
Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan pengertian dari arthrologi?
2. Jelaskan Klasifikasi arthrologi dan persendian?
3. Apa saja macam-macam persendian extremitas superior ?
4. Apa saja ligamen yang memperkuat persendian ?
5. Apa saja insersio dan origo dari setiap persendian?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari arthrologi
2. Untuk mengetahui klasifikasi arthrologi dan persendian
3. Untuk mengetahui macam-macam persendian extremitas superior
5. Untuk mengetahui ligamen yang memperkuat persendian
6. Untuk mengetahui macam insersio dan origo dari setiap persendian
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
“Arthron adalah sendi dan logos adalah ilmu”. Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sendi, yaitu hubungan antara dua / lebih komponen. Sendi merupakan pertemuan antara
dua atau beberapa tulang dari kerangka yang dihubungkan dengan kapsul sendi, jaringan ikat
fibrosa, ligament, tendon, fascia, maupun otot. Kapsul sendi, yaitu lapisan serabut yang melapisi
sendi dan membentuk persendian. Ligamen, yaitu jaringan ikat yang mengikat ujung tulang
dengan persendian sehingga tidak terjadi dislokasi tulang. Minyak sinovial, yaitu pelumas sendi
yang terdapat pada sendi. Tulang rawan hialin, yaitu jaringan tulang rawan yang membentuk
sendi.
Lig. Sternoclavicularis
lig. Interclavicularis lig. Costoclavicularis
lig.Acromioclavicularis
lig.coracoclavicularis lig.Coracoacromiale
lig.coracohumerale lig.glenohumerale
b. Otot-otot selain turut memperkuat sendi bersama ligament dan capsula, juga
menarik tulang-tulang itu satu terhadap lainnya supaya tetap pada tempatnya.
c. Bentuk extremitas articularis yang bersesuaiaan menambah kekokohan.
d. Kohesi yang disebabkan oleh adanya lendir membasahi extremitas artikularis
yang bersangkutan.
e. Tekanan atmosfiris, menahan agar ligamenta dan otot-otot tetap pada tempatnya.
Ligamen Sterno-Clavicularis
Innervasi : Nervi supraclaviculares ( C3 –4 ), dipercabangkan oleh plexus cervicalis.
Pergerakan : Titik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum
costoclaviculare, yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling
berlawanan. Apabila pars acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis
claviculare akan bergerak turun, demikian sebaliknya pula.
- ROTASI dari clavicula adalah gerakan yang pasif, oleh karena tidak ada otot rotator
yang bekerja pada articulus ini. Gerakan ini merupakan hasil dari gerakan rotasi
scapula yang diteruskan kepada clavisula oleh ligamentum coracoclaviculare. Pada
gerakan anteflexi humerus, dilanjutkan dengan hyperanteflexi dan kemudian extensi,
maka terjadi gerakan pada clavicula sebesar 40 derajat. Pada gerakan rotasi ini ujung
clavicula bersama-sama dengan discus articularis berputar pada manabium sterni.
- ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae merupakan akibat daripada
gerakan pars sternalis claviculae ke arah caudal dan cranial, dan gerakan ini terjadi
antara ujung clavicula dengan discus articularis; axisnya adalah axis sagitalis.
- Gerakan ke ventral dan dorsal terjadi pada bidang horizontalis terhadap sumbu
vertikal, dan dilakukan oleh ujung clavicula bersama dengan discus articularis
terhadap manubrium sterni.
b. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS.
Dibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies articularis
acromii. Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada
scapula. Pada articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi
articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada
prosessus coracoideus, jadi merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas
dua bagian, yaitu (1) ligamentum trapexoideum dan (2) ligamentum conoideum.
Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik dengan apexnya melekat pada
processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum conoideum claviculae.
Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum conoideum, dan
letaknya hampir horizontal.
Ligamen Acromioclavicularis
Innervasi : Nervi supraclaviculares laterales yang dipercabangkan oleh plexus
cervicallis (C4).
Pergerakan : Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang
melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian
ini. Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan
scapula terhadap dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut:
- PROTRAKSI dan RETRAKSI
- ROTASI
- ELEVASI dan DEPRESI
c. ARTICULATIO HUMERI
Tipe articuluc ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat luas.
Dibentuk oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi dengan labrum
glenoidale (suatu fibrocartilago yang berbentuk cincin). Capsula articularis melekat
pada tepi labrum glenoidale, dan di pihak humerus pada tepi caput humeri, kecuali di
bagian inferior perlekatannya berada 2 – 3 cm di caudalis dari tepi permukaan
persendian. Capsula articularis ini longgar sehingga memungkinkan gerakan menjadi
luas (tampak jelas pada posisi adduksi humerus). Bagian anterior dari capsula articularis
menebal dan membentuk Ligamentum glenohumeral. Caput longum m.biceps brachii
berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis.
Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah
lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula
articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada
tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan
adduksi. Pada umumnya kekuatan suatu articulus ditentukan oleh bentuk tulang,
ligamenta dan otot-otot; pada articulus humeri terutama tergantung dari otot. Otot-otot
yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang,
berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya
mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya.
Keadaan ini dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus
ke arah cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus,
ligamentum coraco-acromiale dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk
segitiga dengan apexnya melekat pada ujung acromion di sebelah anterior articulatio
acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral processus coracoideus. Di
antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas
ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini
bersama-sama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah
cranialis. Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis,
membentuk Rotator Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2)
m.infraspinatus, (3) m.teres minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan
(4) m. subscapularis berada di sebelah ventral. Di bagian caudal capsula articularis tidak
diperkuat sama sekali. Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo dari m.triceps
brachii caput longum dan m.teres major menempel pada capsula articularis di bagian
caudal, sehingga memberi stabilitas pada posisi ini.
Innervasi : Capsula articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari nervus axillaries,
nervus musculocutaneus dan nervus supraclavicularis, yang ketiga-tiganya mengikuti
Hilton’ law (= suatu saraf yang melayani persendian, memberi percabangannya kepada
kulit yang menutupi articulus tersebut serta memberi ramus muscularisnya kepada otot-
otot yang bekerja pada articulus bersangkutan).
e. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS
Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio radio-
ulnaris proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c) syndesmosis, di bagian
tengah (membrana interossea antebrachii). Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk
oleh capitulum radii dengan incisura radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam
ligamentum anularea radii (dilingkari) sehingga capitulum radii dapat berputar dengan
bebas. Incisura radialis ulnae merupakan ¼ bagian dari sebuah lingkaran dan
ligamentum tersebut membentuk ¾ bagian selanjutnya. Ligamentum ulnarea radii
berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan mengecil di bagian distal,
sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya. Articulatio
radio-ulnaris proximalis termasuk di dalam articulatio cubiti dengan alasan:
1) Berada di dalam satu cavum articulare yang sama.
2) Ligamentum collaterale laterale melekat pada ligamentum anulare radii.
3) Baik pada flexi-extensi maupun pada gerakan pronasi-supinasi capitulum radii
berputar terhadap dan pada capitulum humeri. Antara corpus radii dan corpus
ulnae terdapat Chorda obliqua dan Membrana Interossea Antebrachii, membentuk
persendian berupa syndesmosis. Chorda obliqua melekat pada tuberositas ulnea,
menuju ke arah infero-lateral dan melekat di bagian caudalis tuberositas radii.
Membrana interossea antebrachii melekat pada crista interossea radii dan pada
crista interossea ulnea, arahnya dari cranio-lateral menuju ke infero-medial. Pada
membrana interossea ini terdapat perlekatan dari otot-otot flexor dan extensor
lapisan profunda antebrachium. Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior)
dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia articularisnya di satu pihak
dengan incisura ulnaris radii di pihak lain.
Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus
articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia.
Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan
basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis
adalah menghindari pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral
dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari
Wrist Joint.
Innervasi : Nervus medianus (Hilton’ Law)
Pergerakan : Gerakan radius terhadap ulna menghasilkan gerakan rotasi dari
antebrachium, yang terjadi pada axis longitudinalis. Pada gerakan rotasi ini radius
berputar terhadap ulna dan humerus, gerakan yang dimaksud adalah pronasi dan
supinasi. Kedua gerakan ini berada di antara 135 – 180 derajat, dan bervariasi secara
individual. Axis dari gerakan ini dinamakan axis pronasi-supinasi, yang letaknya
miring (oblique) melalui capitulum radii dan processus syloideus ulnae. Gerakan
Pronasi dilakukan oleh m.pronator teres dan m.pronator quadratus. Gerakan
Supinasi dilakukan oleh m.biceps brachii dan m.supinator. manus mengikuti
gerakan dari radius.
f. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)
Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os lunatum dan
os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung
distal radius bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan
konkaf. Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak
lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal.
Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus ulnae
sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale
melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus.
g. ARTICULATIO INTERCARPALIS
Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia deretan
distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada articulus ini
permukaan persendian yang konveks dibentuk oleh os hamatum dan os capitatum,
permukaan yang cekung dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os
triquetrum, sementara itu permukaann yang konveks dari bagian distal os
scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk
oleh os trapexium dan os trapezoideum.
Pergerakan : Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan
gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan
distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio
mediocarpalis. Pada posisi flexi jari-jari, maka kemungkinan flexi pada wrist joint
menjadi terbatas, yang disebabkan oleh insufficiensi pasif dari otot-otot extensor
dari jari-jari.
h. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis
ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk
persendian dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum.
Basis metacarpalis III membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis
IV membentuk articulus dengan os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya
terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya.
Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang
dapat melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-
reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio
carpometacarplis lainnya.
Pergerakan :
- Gerakan Flexi-Extensi dari ibu jari terjadi pada bidang yang sama dengan
gerakan Abduksi-Adduksi jari-jari lainnya. Extensi adalah gerakan jari I ke arah
lateral, sedangkan gerakan Flexi adalah sebaliknya. Gerakan Abduksi-Adduksi
dari jari I terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan flexi-extensi dari jari-
jari lainya. Gerakan Abduksi jari I dapat juga disebut Abduksi plamaris dan
gerakan Extensi adalah sama dengan gerakan Abduksi radialis.
- Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.abduktor pollicis longus dan m.abductor
pollicis brevis. Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.adduktor pollicis.
- Gerakan Flexi dan Rotasi Medial dilakukan oleh kontraksi m.flexor pollicis
longus, m.flexor pollicis brevis dan m.opponens pollicis. Yang dimaksud dengan
gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi, rotasi medial dan adduksi
sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari
lainnya.
Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak,
sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi
yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-benda dalam genggaman
dengan sempurna.
i. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan konkaf
dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.
j. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS
Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis
phalangis dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada articulatio
metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada keempat jari yang
mesial adalah gerakan flexi dan extensi.
Pergerakan : Gerakan Flexi jari-jari yang dilakukan secara lambat dan tidak begitu
kuat adalah hasil dari kontraksi m.flexor digitorum profundus pada kedua
persendian tersebut tadi. Dan apabila gerakan Flexi dilakukan secara cepat dan kuat
maka m.flexor digitorum superficialis turut ambil bagian. Pada kontraksi yang kuat
m.lumbricalis turut berperan. Gerakan Extensi jari-jari yang dilakukan dari posisi
fleksi dikerjakan oleh m.extensor digitorum communis, m.extensor indicis proprius,
m.extensor digiti quinti minimi dan mm.lumbricales.
Origo dan Insersio Bagian Bahu
1. M. Deltoideus
Origo: Spina + Acromion Scapula
Insertio: Tuberositas Deltoideus
Fungsi: Membengkokkan Articulatio Scapulohumeralis, Adduksi lengan atas
2. M. Supraspinata
Origo: Fossa Supra Spinata
Insertio: Tuberculum Mayor (Humerus)
Fungsi: menegangkan articulatio scapula humeralis
3. Infraspinata
Origo: Fossa Infra Spinata
Insertio: Tuberculum Mayor
Fungsi: membengkokkan articulatio scapula humeralis, Adduksi lengan atas
4. M. Teres minor
Origo:Tuberculum Infraglenoidale (Scapulae)
Insertio: Tuberositas Deltoideus
Fungsi:membengkokkan articulatio scapulo humeralis, abduksi lengan atas.
2. M. Sub scapularis
Origo: Fossa Sub Scapularis
Insertio: Eminentia posterior dari Tuberositas Medialis Os Humerus
Fungsi: Mengadduksi kaki (pada art. Scapulohumeralis)
3. M. Teres Mayor
Origo:Tepi Caudal Scapula
Insertio: Tuberositas Teres
Fungsi: Membengkokkan Articulatio Scapulo humeralis
2. M. Bicep Brachii
Origo: Tuber Scapulae
Insertio: Tuberositas Radialis
Fungsi: Membengkokkan Articulatio Cubiti, Menegangkan Art. Scapulohumeralis
3. M. Brachialis
Origo: 1/3 Proksimal muka posterior Humerus
Insertio: Proksimal Radius + Ulna
Fungsi: Membengkokkan Articulatio Cubiti
Mm.Triceps brachii
Origo: Tepi caudal Scapula(Longum) , Proksimal Humerus (kedua caput yang lain)
Insertio: Tuber Oleocrani dari Oleocranon
Fungsi: Menegangkan articulatio Cubiti, membengkokkan articulatio Scapulo Humeralis
(Longum)
1. Otot otot lengan bawah
a. M.Pronator teres:
O: caput humerale: epicondylus medialis humeri
Caput ulnare: prossesus coronoideus
I: tuberositas pronatoria pada pertengahan pinggir lateral radius
c. M. Palmaris longas:
O: epicondylus medialis humeri
I: aponeurosis palmatis
h. M. pronator quadratus:
O: facies volaris ulnae bagian distal
I: facies volaris radii bagian distal
i. M. Brachioradialis:
O: pinggir radial humerus,,Septum intermuscularis lateral
I: prosessus styloideus radii
l. M. supinator:
O: epicondylus lateralis humeri,,Lig. Collateraleclaterale,,Lig. Anularevradii,,Crista
supinatoria ulnae
I: radius di atas insersi m. pronator teres
m. M. anconeus:
O: epicondylus lateralis humeri. Permukaan belakang simpai sendi art. Cubiti
I: permukaan lateraloceclanon,,Facies dorsalis ulnae
r. M. ekstensor poilicis:
O: facies dorsalis radii,,Membrane interorocea
I: basis phalang pertama ibu jari
6. Otot-otot tangan
b. M. opponens pollicis:
O: lig. Carpi transverses,,Os multangulum majus
I: sisi lateral os metacarpalea
d. M. adbuctor pollicis:
O: caput obligum: basis pada ossa metacarpia II dan III os capitatum ikat-ikat disekitar os
capitatum, Caput transversum: facies volaris ossis metacarpalis III
I: basis phalanx proximal ibu jari os sesamoideum mediale
e. M. palmaris brevis:
O: aponeurosis palmaris bagian medial
I: jaringan bawah kulit didaerah hyphotenar
f. M. abductor digiti V:
O: os pisiforme
I: basis phalanx pertama kelingking
h. M. opponent digiti V:
O: hamulus ossis hamati,,Lig. Carpi transversum
I: margo medialis ossis metacarpal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi yaitu hubungan antara dua atau lebih
komponen kerangka. Klasifikasi arthrologi dibedakan berdasarkan structural persendian dan
fungsional persendian. Sendi dibedakan atas sendi geser,sendi peluru,sendi engsel,sendi
pelana,sendi putar dan ellipsoidal.
Gerakan pada sendi terbagi menjadi osteokinetik dan arthrokinematik. Gerakan ini terdiri dari
fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi,rotasi interna dan rotasi eksterna. Persendian dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Dan didalam persendian terdapat arthrologi khusus,arthrologi ini
menjelaskan tentang Articuluc cingulu membri superior.
B. Saran
Melalui makalah ini penulis mencoba untuk memeberikan beberapa materi tentang arthrologi
atau persendian. Semoga dengan makalah ini kita lebih bisa mengetahui tentang persendian dan
dapat menambah wawasan kita tentang arthrologi atau ilmu persendian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ross dan Wilson. 2018. Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika
2. Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23, EGC,
Jakarta
3. LeMonne, Pricilla, dkk. 2019. Panduan Sistem Anatomi Tubuh Dan Terapan. Jakarta:
Salemba Medika
4. Noor Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuluskeletal, Salemba Medika, Jakarta
selatan
5. M. Black, Joike, dkk. 2018. Anatomi Klinis Kedokteran UI. Jakarta: EGC