ARTHOLOGY
Kelompok 1
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang materi pembelajaran arthology.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah arthology ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman sekalian.
BAB I PENDAHULUAN
1.2.TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a.Memenuhi tugas mata kuliah ILMU URAI II
b.Mampu memahami tentang PERSENDIAN (ARTHROLOGI)
BAB II PEMBAHASAN
PERSENDIAN (ARTHROLOGI)
Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya
pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut
struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang – tulang yang berartikulasi dan
jenis jaringan yang berhubungan dengan persendian tersebut): dan menurut fungsi persendian
yang membungkusnya.
C. Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus dengan jaringan
Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada
tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut
dimanakan sinostosis.
2. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit
serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak
bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna,
serta tibia dan fibula.
c.Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong
tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh
tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
3. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi sinovial (berasal dari
kata yunani yang berarti “ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia,
suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular.
a.Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna putih yang
terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam
hialuronat), protein, dan lemak.
2.Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada kartilago artikular. Cairan ini
juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi
yang cidera atau terinfeksi.
3.Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus artikular
(meniskus) fibrokartilago.
a.Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk mempermudah
gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam goncangan
b.Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago
4.Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan ditemukan diluar rongga sendi.
Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area
percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar
pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
D. Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
1. Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan
pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi
traksial atau multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah.
Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu.
2. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf
tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal sebagai sendi
uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam
cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial
yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitaar prosesus odontoid aksis, dan persendian
antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna.
4. Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas
kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang
memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara
tulang radius dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
5. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks
pada sisi lainnya: sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang
kedua yang berbentuk konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana
yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi sehingga
memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh
adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari.
6. Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang
lainnya. Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligamen
yang membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial: misalnya,
persendian intervertebra, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
E. Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada
tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai
pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
1. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan bagian tubuh, seperti
saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai
kearah belakang), atau juga menekuk torso kea rah samping.
Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan
(meninggikan bagian dorsal kaki)
Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
2. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian
pada siku dan lutut setelah fleksi.
Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh
melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan
berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari
kaki.
4. Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh
mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan “tidak”.
a.Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kebelakang.
b.Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan
menghadap ke depan.
6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang
berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini
dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan
persendian lutut.
7. Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap ke
dalam atau kea rah medial.
8. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea
rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas daerah yang
rusak dan berbatu-batu.
9. Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan, atau
memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
10.Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi
girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11.Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan mulut
(mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12.Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.
tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat berputar dengan tiba-tiba atau
tubrukan pada sendi. Terkilit jarang terjadi pada lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan
kaki. Terkilir adalah cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
2. Dislokasi Juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi kesalahan letak
permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu merupakan sendi rawan
terhadap terjadinya dislokasi.
3. Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi yang
berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada bursa subakromial di bahu
dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara
Prosesus olekranon dan kulit (tennis elbow). Bursitis prepatelar (biasa disebut “ housemaid’s
metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian
tertentu.
Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian
dan mengakibatkan peradangan.
1. 1.Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab
gonore ke dalam sendi.
2. 2.Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.
BAB III PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat diketahui tentang klasifikasi umum persendian suatu artikulasi
atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak
bergantung pada sambungannya.Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan
yang berartikulasi. Pergerakan sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada
tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai
pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
LAMPIRAN