Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MINGGU KE-8

(ARTHROLOGI UPPER EXTREMITAS)

DISUSUN OLEH:
FUTRI AYU YULANDIA
8883230002
ILMU KEOLAHRAGAAN

DOSEN PENGAMPU:
Ayu Rahayu, M.Pd., AIFO

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2023/2024
1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arthron adalah sendi”, “logos adalah ilmu”. Arthrologi Adalah ilmu yang mempelajari
tentang sendi, yaitu hubungan antara dua / lebih komponen kerangka istilah lain “article yaitu
articulation”.
Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian
dalam. Terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.
Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari jaringan rawan,ada juga
sebagai pengganti jaringan rawan, pada keadaan tertentu tingkat pendahuluan tulang rawan
diganti dengan tulang pengganti(tulang keras) dan jaringan ikut sebagai jaringan penutup.
Sendi adalah tempat dua tulang atau lebih saling berhubungan baik terjadi pergerakan atau
tidak. Dalam perkembangan jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan. Fungsi dari sendi
secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dan pengertian dari arthrologi?
2. Jelaskan Klasifikasi arthrologi dan persendian?
3. Apa saja macam-macam persambungan dan persendian ?
4. Apa saja kemungkinan gerak persendian?
5. Apa faktor yang memperkuat persendian ?
6. Apa saja arthologi pada ekstremitas atas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari arthrologi
2. Untuk mengetahui klasifikasi arthrologi dan persendian
3. Untuk mengetahui macam-macam persambungan dan persendian
4. Untuk mengetahui kemungkinan gerak persendian
5. Untuk mengetahui faktor yang memperkuat persendian
6. Untuk mengetahui arthrologi ekstremitas atas

3
BAB II
URAIAN MATERI

2.1 PENGERTIAN
"Arthron adalah sendi", "logos adalah ilmu". Arthrologi Adalah ilmu yang mempelajari
tentang sendi, yaitu hubungan antara dua / lebih komponen kerangka istilah lain "article yaitu
articulation".
Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka yang dihubungkan
dengan kapsul sendi, jaringan ikat fibrosa, ligament, tendon, fascia, maupun otot. Kapsul sendi,
yaitu lapisan serabut yang melapisi sendi dan membentuk persendian. Ligamen, yaitu jaringan
ikat yang mengikat ujung tulang dengan persendian sehingga tidak terjadi dislokasi tulang.
Minyak sinovial, yaitu pelumas sendi yang terdapat pada sendi. Tulang rawan hialin, yaitu
jaringan tulang rawan yang membentuk sendi

2.2 KLASIFIKASI ARTHROLOGI


1. Berdasarkan Struktural persendian
a.Persendian Fibrosa
Tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa
b. Persendian kartilago
Tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago
c. Persendian synovial
Memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang
membungkusnya

2. Berdasarkan Fungsional Persendian


a. Sendi Sinartrosis
Secara struktural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago
- Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal
-Sinkondrosis: Tulang rawan yang mengisi sendi berupa tulang rawan hialin yang termasuk jenis
ini adalah cakram epifise pada tulang-tulang yang masih tumbuh dan sendi antara costa dengan
sternum.

b. Amfiartosis
Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit
pergerakan sebagai respon terhadap torsi dan kompresi
- Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan denan diskus kartilago, yang
menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah
simfisis pubis antar tulang-tulang pubis dan diskus intervertebralis antar badan vertebra yang
berdekatan.
-Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-
serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak
bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus., seperti pada tulang radius dan ulna,
serta tibia dan fibula.

4
- Gonposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong
tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong tulang rahang. Pada contoh
tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlibat adalah ligamen peridontal.

c. Diartosis
Diartosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas disebut juga sendi sinovial (berasal dari
kata yunani yang berarti "dengan telur"). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial. Suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada
sendi sinovial dilapisi kartilago artikular. Ciri-ciri diarthosis adalah: memiliki facies articularis
yang bersifat licin, facies articularis ditutupi oleh cartilage articularis yang pada umumnya
adalah kartilago hialin, dan mempunyai capsula articularis yang membungkus persendian.
Ruangan di dalamnya disebut cavum articulare berisi cairan synovial

2.3 Macam-macam persambungan dan persendian


1. Sendi Geser
Permukaan sendi biasanya datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan
muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang datar seperti ini
disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contoh: persendian antara tulang-tulang karpal,
antara tulang-tulang tarsal, antara sternum dan klavikula dan antara skapula dan klavikula.

2. Sendi engsel
Permukaan sendi tulang pertama cekung, sedangkan permukaan sendi tulang kedua
cembung dan permukaan cembung tepat dapat masuk ke permukaan cekung. Persendian ini
memungkinkan gerakan hanya pada satu bidang datar, termasuk persendian satu sumbu
(monaksial) dan merupakan gerak fleksi dan ekstensi seperti gerak membuka-menutup pintu.
Gerak fleksi adalah suatu gerakan yang mengacu pada gerak mengecilkan sudut, sedangkan
gerak ekstensi mengacu pada gerak membesarkan sudut. Contoh sendi engsel adalah sendi
pada siku dan sendi pada lutut.

3. Sendi putar
Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing atau berbentuk
kerucut, bersendi dengan lekuk yang dangkal dari tulang lain. Memungkinkan gerak utama
memutar dan merupakan persendian monaksial. Contoh sendi putar adalah persendian antara
tulang atlas dan dasar tulang tengkorak yang menghasilkan gerak menggelengkan kepala,
persendian antara ujung proksimal tulang radius dan ulna yang menghasilkan gerakan
supinasi dan pronasi tapak tangan.

4. Sendi pelana
Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk cekung masuk ke
permukaan tulang kedua berbentuk cembung. Persendian ini memungkinkan gerak
menyamping (kanan-kiri) dan gerak muka belakang, sehingga persendian ini termasuk
persendian biaksial. Contoh sendi pelana adalah persendian antara tulang trapesium dan
metakarpal dari ibu jari.

5
5. Sendi peluru
Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang pertama yang berbentuk seperti bola masuk
ke permukaan cekung seperti mangkuk dari tulang kedua, sehingga memungkinkan
terjadinya gerak triaksial, yaitu gerak fleksi dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta gerak
rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang lengan atas dengan tulang belikat
dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul.

6. Sendi elipsoidal
Pada sendi elipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke cekungan tulang lain
yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan gerak kiri-kanan dan muka-belakang,
sehingga termasuk persendian biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah: persendian antara
tulang radius dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas-bawah
dan ke kanan-kiri.

2.4 Gerakan Persendian


Gerakan pada sendi terbagi menjadi osteokinetik dan arthrokinematik. Gerakan
osteokinetik adalah gerakan pada tulang, dimana gerakan tersebut diwakili oleh perubahan
sudut artikuler dan bersifat volunter. Gerakan ini terdiri dari fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, rotasi interna, dan rotasi eksterna.
1. Fleksi
Merupakan gerakan menekuk antara tulang yang satu dengan yang lain, menyebabkan
kedua bagian mendekat. Biasanya terjadi pada permukaan anterior tulang (kecuali pada
lutut)
2. Ekstensi
Merupakan gerakan meluruskan/ menjauhkan satu tulang dengan yang lain. Gerakan ini
biasanya digunakan untuk mengembalikan bagian tubuh ke posisi anatomis setelah telah
tertekuk. Hiperekstensi adalah kelanjutan dari ekstensi di luar kemampuan secara anatomis.
3. Abduksi dan Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauh dari garis tengah tubuh, sedang adduksi adalah gerakan
menuju garis tengah. Sendi bahu dan pinggul dapat melakukan gerakan abduksi dan adduksi.
Pada jari tengah pada tangan dan kaki, titik acuan untuk gerakan ini adalah jari kedua.
4. Abduksi horisontal dan adduksi horizontal
Gerakan bahu yang tidak bisa terjadi dalam posisi anatomi. Bahu harus fleksi atau
abduksi 90° sehingga lengan sejajar dengan bahu (dan tegak lurus dengan tanah). Dari
posisi ini, gerakan bahu ke belakang adalah abduksi horizontal, dan gerakan bahu ke depan
adalah adduksi horizontal.
5. Deviasi radial dan ulnaris
Deviasi radial adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada abduksi pergelangan
ketika tangan bergerak ke lateral, atau ke arah sisi ibu jari. Deviasi ulnaris adalah istilah
yang digunakan untuk merujuk pada pergelangan adduksi. Ketika tangan bergerak ke arah
medial dari posisi anatomi atau ke arah jari kelingking, gerakan tersebut adalah deviasi
ulnaris.
6. Sirkumduksi
Merupakan sebuah gerakan melingkar; kombinasi dari gerakan fleksi, abduksi, ekstensi
dan adduksi.

6
7. Rotasi internal dan eksternal.
Rotasi adalah gerakan tulang di sekitar sumbu longitudinal. Rotasi internal (rotasi medial)
terjadi ketika permukaan anterior melakukan rotasi ke arah dalam menuju garis tengah.
Rotasi eksternal (rotasi lateral) terjadi ketika permukaan anterior melakukan rotasi ke arah
luar, menjauhi garis tengah.

2.5 Faktor Yang Memperkuat Persendian


a. Ligamenta & capsula mengikat & membungkus tulang2 menjadi suatu persendian &
mengontrol gerakan agar tdk berlebihan.
b. Otot-otot selain turut memperkuat sendi bersama ligament dan capsula, juga menarik
tulang2 itu satu terhadap lainnya supaya tetap pd tempatnya.
c. Bentuk extremitas articularis yg bersesuaiaan menambah kekokohan.
d. Kohesi yang disebabkan oleh adanya lender membasahi extremitas artikularis ybs.
e. Tekanan atmosfiris, menahan agar ligamenta dan otot2 tetap pd tempatnya

2.6 Arthologi Ekstremitas Atas


1. ARTICULUC CINGULU MEMBRI SUPERIORIS
a. ARTICULATIO STERNOCLAVICULARIS.
Dibentuk oleh ujung pars sternalis calviculare, manubrium sterni dan ujung pars
cartilaginis costa I. Ujung clavicula terletak menonjol di cranialis menubrium sterni.
Cavum articulare dibagi menjadi dua bagian oleh suatu discus articularis, yang di satu
pihak melekat pada ujung clavicula di bagian cranialis dan di pihak lain melekat pada
ujung costa I. Discus articularis berfungsi untuk membuat kedua permukaan sendi lebih
serasi dan juga berfungsi untuk menahan dorongan clavicula ke arah medial. Capsula
articularis diperkuat oleh ligamentum sternoclavicularis anterius dan ligamentum
sternoclavicularis posterius. Ligamentum lainnya yang juga memperkuat capsula articularis
adalah ligamentum interclaviculare, yang melekat pada kedua ujung
clavicula, dan ligamentum costoclaviculare (=rhomboid ligament) yang mengikat osta I
pada clavicula, dan berada di sebelah lateral capsula articularis. Ligamentum
costoclavicularis sangat kuat, merupakan faktor stabilisasi yang kuat bagi articulus
bersangkutan. Pada posisi protraksi dan hyperabduksi ligamentum ini menjadi tegang.
Di bagian ventral dari articulatio ini terdapat tendo caput sternalis
m.sternocleidomastoideus; di bagian dorsal terdapat tendo m.sternohyoideus dan
m.sternothyreoideus.
- Innervasi : Nervi supraclaviculares ( C3 –4 ), dipercabangkan oleh plexus cervicalis.
- Pergerakan : Titik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum
costoclaviculare, yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling
berlawanan. Apabila pars acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis
claviculare akan bergerak turun, demikian sebaliknya pula.
- Rotasi dari clavicula adalah gerakan yang pasif, oleh karena tidak ada otot rotator
yang bekerja pada articulus ini. Gerakan ini merupakan hasil dari gerakan rotasi
scapula yang diteruskan kepada clavisula oleh ligamentum coracoclaviculare. Pada
gerakan anteflexi humerus, dilanjutkan dengan hyperanteflexi dan kemudian extensi, maka
terjadi gerakan pada clavicula sebesar 40 derajat. Pada gerakan rotasi ini ujung
clavicula bersama-sama dengan discus articularis berputar pada manabium sterni.
- ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae merupakan akibat daripada

7
gerakan pars sternalis claviculae ke arah caudal dan cranial, dan gerakan ini terjadi
antara ujung clavicula dengan discus articularis; axisnya adalah axis sagitalis.
- Gerakan ke ventral dan dorsal terjadi pada bidang horizontalis terhadap sumbu
vertikal, dan dilakukan oleh ujung clavicula bersama dengan discus articularis terhadap
manubrium sterni.

b. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS.
Dibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies articularis
acromii. Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada
scapula. Pada articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi
articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada
prosessus coracoideus, jadi merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas
dua bagian, yaitu
(1) ligamentum trapexoideum
(2) ligamentum conoideum.
Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik dengan apexnya melekat pada
processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum conoideum claviculae.
Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum conoideum, dan
letaknya hampir horizontal.
Innervasi : Nervi supraclaviculares laterales yang dipercabangkan oleh plexus
cervicallis (C4)
Pergerakan : Gerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang
melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian
ini. Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan
scapula terhadap dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut:
- PROTRAKSI dan RETRAKSI
- ROTASI
- ELEVASI dan DEPRESI

c. ARTICULATIO HUMERI
Tipe articuluc ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat luas.
Dibentuk oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi dengan labrum
glenoidale (suatu fibrocartilago yang berbentuk cincin). Capsula articularis melekat
pada tepi labrum glenoidale, dan di pihak humerus pada tepi caput humeri, kecuali di
bagian inferior perlekatannya berada 2 – 3 cm di caudalis dari tepi permukaan
persendian. Capsula articularis ini longgar sehingga memungkinkan gerakan menjadi
luas (tampak jelas pada posisi adduksi humerus). Bagian anterior dari capsula articularis
menebal dan membentuk Ligamentum glenohumeral. Caput longum m.biceps brachii
berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis.
Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah
lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula
articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada
tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan
adduksi. Pada umumnya kekuatan suatu articulus ditentukan oleh bentuk tulang,
ligamenta dan otot-otot; pada articulus humeri terutama tergantung dari otot. Otot-otot
yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang,

8
berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya
mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya.
Keadaan ini dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus
ke arah cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus,
ligamentum coraco-acromiale dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk
segitiga dengan apexnya melekat pada ujung acromion di sebelah anterior articulatio
acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral processus coracoideus. Di
antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas
ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini
bersama-sama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah
cranialis.
Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk
Rotator Cuff, terdiri dari
(1) m.supraspinatus di sebelah cranial,
(2)m.infraspinatus,
(3) m.teres minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal,
(4) m. subscapularis berada di sebelah ventral.
Di bagian caudal capsula articularis tidak diperkuat sama sekali. Pada posisi abduksi
humerus maka tendo-tendo dari m.triceps brachii caput longum dan m.teres major
menempel pada capsula articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas pada
posisi ini. Innervasi : Capsula articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari nervus
axillaries, nervus musculocutaneus dan nervus supraclavicularis, yang ketiga-tiganya
mengikuti Hilton’ law (= suatu saraf yang melayani persendian, memberi percabangannya
kepada kulit yang menutupi articulus tersebut serta memberi ramus muscularisnya kepada
otot-otot yang bekerja pada articulus bersangkutan). Ligamen Glenohumeral Ligamen
Coracohumerale
Pergerakan : Banyak kali gerakan pada articulus ini diikuti oleh gerakan scapula pada
dinding thorax serta gerakan clavicula. Ada tiga gerakan dasar, yaitu: (1) Flexi dan
Extensi, (2) Abduksi dan Adduksi dan (3) Rotasi. Gerakan circumductio adalah
kombinasi dari gerakan-gerakan tersebut tadi.
Facies articularis caput humeri mempunyai luas yang empat kali lebih besar daripada
permukaan cavitas glenoidalis. Untuk kepentingan klinik dapat dicatat bahwa
epicondylus medialis humeri letaknya searah dengan caput humeri (medio-caudal). Luas
pergerakan pada articuluc ini selain ditentukan oleh ligamentum yang menjadi tegang dan
kontraksi otot, dipengaruhi juga oleh facies articularis yang saling bertemu.
Bilamana tepi permukaan persendian daripada kedua ujung tulang bersangkutan sudah
saling bertemu, maka gerakan selanjutnya tidak dimungkinkan lagi, terkecuali kalau
disertai dengan dislokasi. Melakukan gerakan Abduksi dari Posisi Anatomi hanya dapat
dilakukan sampai 90 derajat, gerakan selebihnya dihambat oleh:
1) Tertumbuknya tuberculum majus humeri pada acromion )=Arcus
coracoacromialis)
2) Facies articularis caput humeri tidak mendapatkan ruang gerak lagi pada cavitas
glenoidalis. Bilamana gerakan Abduksi dipaksakan, maka dapat terjadi
dislokasi dari humerus. Gerakan hyperabduksi dapat dilakukan kalau disertai
dengan gerakan rotasi lateral dari humerus. Menempatkan humerus tegak lurus
disamping kepala dapat dicapai melalui gerakan flexi – hyperflexi, tanpa rotasi

9
dari humerus, dan melalui gerakan abduksi – hyperflexi, tetapi disini disertai
dengan rotasi dengan rotasi lateral dari humerus. Sebenarnya gerakan abduksi
sampai 120 derajat adalah semata-mata terjadi pada articulatio humeri, dan
selanjutnya abduksi 60 derajat berikutnya (mencapai 180 derajat) adalah akibat
dari berputarnya scapula.
Gerakan abduksi terutama dilakukan oleh m.deltoideus, dibantu oleh
m.supraspinatus (kedua-duanya bertindak sebagai prime mover). Bertindak
sebagai antagonist adalah m.subcapularis, m.infrapinatus dan m.teres minor,
yang mencegah caput humeri tertarik ke cranial dan bahkan mempertahankan
posisi facies articularis caput humeri agar tetap berkontak dengan cavitas
glenoidalis. Gerakan Adduksi yang dilakukan dari posisi abduksi kembali
kepada posisi Anatomi dipengaruhi oleh gaya gravitasi, relaksasi otot-otot
abductor dan kontraksi m.deltoideus pars posterior, m.pectoralis major,
m.coracobrachialis, m.teres major, m.latissimus dorsi dan m.triceps brachiio
caput longum. Gerakan flexi terjadi terhadap axis transversalis dan dapat mencapai 180
derajat tanpa kesulitan; otot-otot yang berperan adalah m.deltoideus pars clavicularis,
m.pectoralis major pars clavicularis,m.coracobrachialis dan m.biceps brachii. Gerakan
extensi dilakukan oleh m.deltodeus pars posterior, m.teres major, m.latissimus dorsi,
m.triceps brachii caput longum dan dibantu oleh m.pectoralis major pars sternocostalis.
Gerakan
Rotasi dari humerus dapat dilakukan pada setiap posisi, dilakukan terhadap axis
longitudinalis; gerakan ini dihambat oleh capsula articularis yang menjadi
tegang dan keadaan permukaan persendian yang saling bertemu (luas
permukaan persendian yang semakin berkurang). Terdiri dari Rotasi lateral dan
Rotasi Medial. Gerakan Rotasi Lateral dilakukan oleh m.infraspinatus, m.teres
minor dan m.deltoideus pars posterior. Gerakan Rotasi Medial dikerjakan oleh
m.pectoralis major, m.deltoideus pars anterior, m.subscapularis, m.teres major dan
m.latissimus dorsi

d. ARTICULATIO CUBITI
Articulus ini termasuk tipe Ginglymus, yang hanya memberi kemungkinan gerakan
Flexi dan Extensi. Articulus ini dibentuk oleh tiga buah tulang, yaitu
(a) ujung distal humerus,
(b) ujung proximal radius dan
(c) ujung proximal ulna. Secara structural
terbentuk tiga buah articulus, masing-masing
(1) articulatio humeroradialis,
(2)articulatio humeroulnaris dan
(3) articulatio radioulnaris proximalis.
Ketiga-tiganya berada dalam satu capsula articularis. Articulatio humeroradialis dibentuk
oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii. Articulatio humeroulnaris dibentuk oleh
trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnea. Articulatio radioulnaris proximalis
dibentuk oleh capitulum radii (circumferentia articularis) dengan incisura radialis ulnea.
Capsula articularis dari persendian ini bentuknya tipis di bagian anterior dan di bagian
posterior, ditutupi oleh m.brachialis dan m.triceps brachii, mengadakan perlekatan di
bagian anterior pada humerus di sebelah cranialis dai fossa radialis dan fossa

10
coronoidea, dan di bagian caudal melekat pada ligamentum anulare radii dan pada
processus coronoideus. Di bagian dorsal capsula articuralis melekat pada tepi cranialis
olecranon. Di bagian medial dan lateral capsula articularis diperkuat oleh ligamentum
collateral ulnare (mediale) dan ligamentum collaterale radiale (laterale). Ligamentum
collaterale ulnare berbentuk segitiga, pars anterior adalah bagian yang paling kuat,
melekat dari epicondylus humeri menuju ke tepi medialis processus coronoudeus,
sedangkan pars posterior melekat pada processus coronoideus dan pada tepi medialis
olecranon; bagian ke tiga atau pars intermedia menghubungi kedua bagian tersebut tadi
satu sama lain, terletak agak ke profundus dan menutupi (melindungi) nervus ulnaris
Ligamentum collaterale radiale berbentuk datar, melekat pada humerus di bagian
distalis dari tempat origo otot-otot “common extensor” dan di pihak lain melekat
(bergabung) dengan ligamentum anulare radii. Ligamentum anulare radii melekat pada
tepi inicura radialis ulnae, membungkus capitulum radii dan collum radii; ligamentum
ini tidak melekat pada radius sehingga memberi kebebasan bagi radius untuk bergerak
di dalamnya.
Innevarvasi : N.musculocutaneus, n.medianus, n.ulanaris dan n.radialis (Hilton’s Law).
Pergerakan : Gerakan yang mungkin hanyalah Flexi dan Extensi. Gerakan Flexi
dibatasi oleh tebalnya otot-otot brachium. Gerakan extensi dibatasi oleh tertumbuknya
olecranon pada fossa olecranii. Gerakan Flexi dihasilkan oleh kontraksi m.brachialis,
m.biceps brachii dan m.brachioradialis. Gerakan Extensi dilakukan oleh m.triceps
brachii dan m.anconeus. Pada Posisi Anatomi sumbu antebrachium membentuk sudut
sebesar 165 derajat pada wanita dengan sumbu longitudinal brachium, sehingga pada
wanita kelihatannya antebrachium lebih bengkok ke lateral daripada pria. Sudut ini
dinamakan “carrying angle”. Apabila dilakukan gerakan flexi dari posisi Extensi, maka
antebrachium bergerak ke cranial dan medial. “Bringing the Hand to the Mouth” berarti
terjadi flexi penuh pada articulatio cubiti disertai rotasi medial humerus pada articulatio
cubiti dan pronasi pada articulatio radio-ulnaris proximalis.

e. ARTICULATIO RADIO-ULNARIS
Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu
(a) articulatio radio-ulnaris proximalis,
(b) articulatio radio-ulnaris distalis dan
(c) syndesmosis, di bagian tengah (membrana interossea antebrachii).
Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii dengan incisura
radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum anularea radii (dilingkari)
sehingga capitulum radii dapat berputar dengan bebas. Incisura radialis ulnae merupakan ¼
bagian dari sebuah lingkaran dan ligamentum tersebut membentuk ¾ bagian selanjutnya.
Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan
mengecil di bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas
daripadanya. Articulatio radio-ulnaris proximalis termasuk di dalam articulatio cubiti
dengan alasan:
1) Berada di dalam satu cavum articulare yang sama.
2) Ligamentum collaterale laterale melekat pada ligamentum anulare radii.
3) Baik pada flexi-extensi maupun pada gerakan pronasi-supinasi capitulum radii
berputar terhadap dan pada capitulum humeri. Antara corpus radii dan corpus
ulnae terdapat Chorda obliqua dan Membrana Interossea Antebrachii, membentuk

11
persendian berupa syndesmosis. Chorda obliqua melekat pada tuberositas ulnea,
menuju ke arah infero-lateral dan melekat di bagian caudalis tuberositas radii.
Membrana interossea antebrachii melekat pada crista interossea radii dan pada
crista interossea ulnea, arahnya dari cranio-lateral menuju ke infero-medial. Pada
membrana interossea ini terdapat perlekatan dari otot-otot flexor dan extensor
lapisan profunda antebrachium. Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior)
dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia articularisnya di satu pihak
dengan incisura ulnaris radii di pihak lain.
Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus
articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia.
Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan
basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis
adalah menghindari pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral
dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari
Wrist Joint.
Innervasi : Nervus medianus (Hilton’ Law)
Pergerakan : Gerakan radius terhadap ulna menghasilkan gerakan rotasi dari
antebrachium, yang terjadi pada axis longitudinalis. Pada gerakan rotasi ini radius berputar
terhadap ulna dan humerus, gerakan yang dimaksud adalah pronasi dan
supinasi. Kedua gerakan ini berada di antara 135 – 180 derajat, dan bervariasi secara
individual. Axis dari gerakan ini dinamakan axis pronasi-supinasi, yang letaknya
miring (oblique) melalui capitulum radii dan processus syloideus ulnae. Gerakan
Pronasi dilakukan oleh m.pronator teres dan m.pronator quadratus. Gerakan
Supinasi dilakukan oleh m.biceps brachii dan m.supinator. manus mengikuti
gerakan dari radius.

f. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)


Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os lunatum dan
os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung
distal radius bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan
konkaf. Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak
lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal.
Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus ulnae
sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale
melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus.
Pergerakan : Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis. Gerakan
Abduksi (=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-
posterior. Abduksi ulnaris lebih luas daripada Abduksi radialis oleh karena
processus styloideus radii lebih jauh menjulang ke distal daripada processus
styloideus ulnae. Gerakan Extensi pada wrist joint biasanya kurang luas daripada
gerakan Flexi (extensi sebesar 60 derajat dan flexi sebesar 80 derajat) dan disertai
dengan gerakan ke ventral dari os scaphoideum, os trapezium dan os trapezoideum
sehingga tuberculum ossis navicularis lebih mudah dapat dipalpasi. Otot-otot yang
berperan pada Extensi adalah m.extensor carpi radialis longus, m.extensor carpi
radialis brevis dan m.extensor carvi ulnaris. Gerakan Abduksi lebih terbatas
daripada gerakan Adduksi, oleh karena processus styloideus radii terletak lebih ke

12
arah distal daripada processus styloideus ulnae, sehingga celah yang berada di antara
processus styloideus ulnae dan os triquetrum adalah lebih besar daripada celah yang
terbentuk di antara processus styloideus radii dengan os naviculare. Gerakan
Abduksi dilakukan oleh m.flexor carpi radialis, m.extensor carpi radialis longus dan
m.extensor carpi radialis brevis. Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.flexor carpi
ulnaris dan m.extensor carpi ulnaris.

g. ARTICULATIO INTERCARPALIS
Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia deretan
distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada articulus ini
permukaan persendian yang konveks dibentuk oleh os hamatum dan os capitatum,
permukaan yang cekung dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os
triquetrum, sementara itu permukaann yang konveks dari bagian distal os
scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk
oleh os trapexium dan os trapezoideum.
Pergerakan : Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan
gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan
distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio
mediocarpalis. Pada posisi flexi jari-jari, maka kemungkinan flexi pada wrist joint
menjadi terbatas, yang disebabkan oleh insufficiensi pasif dari otot-otot extensor
dari jari-jari.

h. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis
ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk
persendian dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum.
Basis metacarpalis III membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis
IV membentuk articulus dengan os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya
terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya.
Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang
dapat melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-
reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio
carpometacarplis lainnya.
Pergerakan :
- Gerakan Flexi-Extensi dari ibu jari terjadi pada bidang yang sama dengan
gerakan Abduksi-Adduksi jari-jari lainnya. Extensi adalah gerakan jari I ke arah
lateral, sedangkan gerakan Flexi adalah sebaliknya. Gerakan Abduksi-Adduksi
dari jari I terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan flexi-extensi dari jari-
jari lainya. Gerakan Abduksi jari I dapat juga disebut Abduksi plamaris dan
gerakan Extensi adalah sama dengan gerakan Abduksi radialis.
- Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.abduktor pollicis longus dan m.abductor
pollicis brevis. Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.adduktor pollicis.
- Gerakan Flexi dan Rotasi Medial dilakukan oleh kontraksi m.flexor pollicis
longus, m.flexor pollicis brevis dan m.opponens pollicis. Yang dimaksud dengan
gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi, rotasi medial dan adduksi
sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari

13
lainnya.
Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak,
sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi
yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-benda dalam genggaman
dengan sempurna.

i. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan konkaf
dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.

j. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS
Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis
phalangis dari phalanx berikutnya (distalis). Pergerakan pada articulatio
metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada keempat jari yang
mesial adalah gerakan flexi dan extensi.
Pergerakan : Gerakan Flexi jari-jari yang dilakukan secara lambat dan tidak begitu
kuat adalah hasil dari kontraksi m.flexor digitorum profundus pada kedua
persendian tersebut tadi. Dan apabila gerakan Flexi dilakukan secara cepat dan kuat
maka m.flexor digitorum superficialis turut ambil bagian. Pada kontraksi yang kuat
m.lumbricalis turut berperan. Gerakan Extensi jari-jari yang dilakukan dari posisi
fleksi dikerjakan oleh m.extensor digitorum communis, m.extensor indicis proprius,
m.extensor digiti quinti minimi dan mm.lumbricales.

14
BAB III
KESIMPULAN

Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi yaitu hubungan antara dua atau
lebih komponen kerangka. Klasifikasi arthrologi dibedakan berdasarkan structural persendian
dan fungsional persendian. Sendi dibedakan atas sendi geser,sendi peluru,sendi engsel,sendi
pelana,sendi putar dan ellipsoidal.
Gerakan pada sendi terbagi menjadi osteokinetik dan arthrokinematik. Gerakan ini terdiri
dari fleksi,ekstensi,abduksi,adduksi,rotasi interna dan rotasi eksterna. Persendian dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dan didalam persendian terdapat arthrologi khusus,arthrologi
ini menjelaskan tentang Articuluc cingulu membri superior dan Articulatio membri inferioris..

15
DAFTAR PUSTAKA

SYAIFUDDIN,2006.ANATOMI

Evelyn C.Pearce.1979.ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS,JAKARTA.

Ross dan Wilson. 2018. Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika.

Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23, EGC,
Jakarta.

LeMonne, Pricilla, dkk. 2019. Panduan Sistem Anatomi Tubuh Dan Terapan. Jakarta:
Salemba Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai