Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MUSKULUSKELETAL

ARTOLOGY

Dosen Pembimbing :

H.Kastubi.S.Kep.Ns.,M.

Disusun oleh:

Arum Dwi Hastuti

Nim : P27820721048

TINGKAT I SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
Daftar Isi

Halaman Judul.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Kata Pengantar.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II ISI
2.1 Penggolongan sendi.......................................................................................................6
2.2 Faktor yang memperkuat sendi......................................................................................8
2.3 Anggota gerak atas........................................................................................................8
2.4 Gerakan pada sendi........................................................................................................9
2.5 Kelainan pada persendian..............................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................13

2
Kata pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MAKALAH ARTOLOGY” dapat
kami selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang osteology. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat saya susun
melalui beberapa sumber yakni melalui buku anatomi fisiologi maupun ebook anatomi
fisiologi.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi saya, dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu saya dalam berbagai hal. Harapan saya, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Ngawi, 16 September 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, Sendi adalah hubungan
antara dua atau lebih komponen kerangka (tulang). Arthrologi berasal dari bahasa Yunani
“arthron” yang berarti sendi dan “logos” yang berarti ilmu.Dari bahasa latin “article” yang
berarti pula sendi, sering disebut “articulatio”. Sendi merupakan pertemuan antara dua
atau beberapa tulang dari kerangka yang dihubungkan dengan kapsul sendi, jaringan ikat
fibrosa, ligament, tendon, fascia, maupun otot. Kapsul sendi, yaitu lapisan serabut yang
melapisi sendi dan membentuk persendian. Ligamen, yaitu jaringan ikat yang mengikat
ujung tulang dengan persendian sehingga tidak terjadi dislokasi tulang. Minyak sinovial,
yaitu pelumas sendi yang terdapat pada sendi. Tulang rawan hialin, yaitu jaringan tulang
rawan yang membentuk sendi.
Terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.
Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari jaringan rawan,ada juga
sebagai pengganti jaringan rawan, pada keadaan tertentu tingkat pendahuluan tulang
rawan diganti dengan tulang pengganti(tulang keras) dan jaringan ikut sebagai jaringan
penutup. Sendi adalah tempat dua tulang atau lebih saling berhubungan baik terjadi
pergerakan atau tidak. Dalam perkembangan jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan.
Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.
Sendi ada yang bergerak dan tak bergerak.Sendi tak dapat bergerak dihubungkan
dengan sutura ( tengkorak,panggul). Sendi yang banyak bergerak dihubungkan dengan
tulang rawan yang dibungkus dengan selaput synovial (selaput ini menghasilkan
cairanyang disebut cairan sinovial). Diluar selaput ini ada dilindungi selaput yang lebih
tebal disebut capsula fibrosa. Diantara selaput ini adabantalan yang disebut selaput
sinovial atau dinamakan bursa.Sendi yang banyak bergerak diikat oleh ligament

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggolongan Sendi?
2. Apa Saja Faktor yang dapat memperkuat sendi?
3. Apa anggota sendi gerak atas?
4. Apa gerakan yang ada pada sendi?
5. Apa saja kelainan pada persendian?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penggolongan sendi

2. Untuk mengetahui faktor yang dapat memperkuat sendi

3. Untuk mengetahui anggota sendi gerak atas

4. Untuk mengetahui gerakan yang ada pada sendi

5. Untuk mengetahui kelainan yang ada pada persendian

1.3 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan bagi penulis dan
para pembaca.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Sendi

Tulang-tulang anggota tubuh satu terhadap lainnya dapat digerakkan oleh karena
adanya persendian. Sebagian dapat digerakkan dalam ruang gerak yang luas sebagian lagi
hampir atau sama sekali tidak dapat digerakkan. Arthrologi sebagai bagian dari ilmu urai
khusus yang mempelajari hal-hal yang bersangkut paut dengan berhubungan atau
persendian antara tulang-tulang yang satu dengan tulang atau beberapa tulang lainnya atau
dengan tulang rawan sehingga merupakan alat gerak yang lengkap. Persendian ialah
tempat perhubungan antara tulang-tulang atau antara tulang dengan tulang rawan. Sistem
tulang hanya dapat dibengkokkan atau diputar di area sendiri saja karena tulang sendiri
terlalu keras untuk dibengkokkan tanpa patah. Adanya sendi memungkinkan tulang-tulang
disatukan dengan bantuan Jaringan ikat yang lentur, sehingga terbentuklah rangka dan
gerakan-gerakan tulang menjadi mulus.
Secara Fungsional sendi dapat dibedakan menjadi tiga macam golongan, yaitu :
1. Synartthrosis
Synarthrosis, yaitu persendian yang menyerupai perhubungan terus
menerus.berdasarkan golongan.syanthrosis dapat dibagi menjadi:
A. Syndesmosis yaitu perantara untuk menyatukan pengikat. Pengikat dibedakan
synarthrosis berupa
1. Sulture atau jahitan ialah untuk penghubung kedua ujung tulang disambungkan
sehingga terbentuk seperti gerigi. Persambungan semacam ini terdapat pada
tulang kepala (sutura coronalis)
2. Membran atau selaput ialah persambungan jaringan ikat antara selaput.
Contohnya selaput yang menghubungkan os radius dengan os ulnae, yang
disebut membrane-interossea
3. Ligamenta atau tali pengikat ialah persambungan jaringan ikat antara tali
pengikat padat. Misalnya pada ligamentum interspinalis, ligamentum plava, dll
B. Synchondrosis yaitu jaringan perantara menyatukan tulang rawan, baik tulang
tulang berserabut, maupun tulang rawan hyaline. Contohnya terdapat pada antara
bagian diaphyse dan epiphyse, rawan iga atau cartilago costalis

6
C. Synostosis yaitu jaringan perantara menyatukan terdiri dari tulang rawan rawan
berserabut atau rawan hyaline. Misalnya rawan yang terdapat antara bagian
diaphyse dan epiphyse, rawan cartilage

2. Amphyarthosis
Amphyarthosis adalah yang memungkinkan bergerak sedikit dan hanya berupa
menggesekkan saja. Symphysis merupakan persendian yang mirip dengan
amphyarthosis dan mempunyai permukaan sendi datar dalebar. Persendian semacam
ini terdapat pada persambungan antara os publis kiri dengan os pubis kanan,
persambungan antara os sacrum dengan os illium

3. Diarthrosis
Pada diarthrosis perhubungannya tidak terus-menerus karena terdapat ruang
pemisah yang disebut cavum articuralis, sehingga hubungan antara ujung tulang yang
satu dengan yang lain lomggar, maka golongan ini merupakan persendian yang
sebenarnya

Luas atau tidaknya pergerakan pada sendi dapat dipengaruhi oleh :


a. Bentuk permukaan ujung tulang diperhubungkan
b. Jumlah sumbu gerakan terdapat pada sendi yang bersangkutan. Sendi yang
bersumbu dua kemungkinan geraknya lebih luas daripada sendi yang bersumbu
satu
c. Tingkat kekenyalan atau elastisitas tali-tali pengikat sendi (ligamenta), selaput
pembungkus sendi (capsula articuralis) dan otot-otot (masculi) yang ada di
sekitarnya

anggota tubuh dapat melakukan gerakan bervariasi, gerakan ini pada umumnya berpangkal
pada gerakan dasar sebagai berikut :

1. Gerakkan begeser atau menggelincir, yaitu gerakan menggerakkan ujung tulang yang
satu terhadap yang lain pada persendian dan hanya dapat dilakukan pada sendi tang
tergolong dalam amphyarthrosis
2. Gerakan Angular yaitu gerakkan membentuk sudut maupun memperkecil sudut,
sehingga terjadi perubahan sikap atau kedudukan seperti pada sendi siku
- Flexie; ante flexie; latero flexie
- Extentie; -adductie; -abductie
7
3. Gerakan Rotasi yaitu berputar pada sumbu longiditudinal atau hampir dengan sejajar
dengan bagian yang digerakkan
4. Gerakan circumductie yaitu gerakkan yang menggabungkan antara anguler dan
gerakkan rotasi, gerakkan circumductie dapat dilakukan dengan sempurna pada sendi
bahu dan sendi panggul

2.2 Faktor yang Memperkuat sendi

Tubuh memiliki sendi synovial yang memungkinkan kita melakukan berbagai macam
gerakan. Gerakan-gerakan ini dapat dikelompokkan berdasarkan bidang tubuh.
Fleksibilitas sendi sangat dipengaruhi jenis kelamin, usia, dan kondisi-kondisi tertentu
seperti kehamilan. Wanita terutama ibu hamil fleksibilitasnya lebih bagus dari pria dan
anak-anak fleksibilitasnya lebih bagus dari orang dewasa. Gerakan sendi dipengaruhi oleh
2 faktor, yaitu faktor statis dan faktordinamis. Faktor statis, yaitu faktor yang dimiliki oleh
sendi itu sendiri,seperti bentuk anatomi sendi, struktur tulang, jaringan sekitar sendi, otot,
tendon dan ligamen. Faktor dinamis merupakan faktor yang berasal dari luar sendi, seperti
gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi otot atau gaya berat (gravitasi)
Berikut merupakan factor statis yang memperkuat sendi
1. Ligamenta dan capsula mengikat dan membungkus tulang-tulang menjadi satu
persendian dan mengontrol gerakan agar tidak berlebihan.
2. Otot-otot selain turut memperkuat sendi bersama ligamenta dan capsula, juga menarik
tulang-tulang itu satu terhadap lainnya supaya tetap pada tempatnya.
3. Bentuk extremitas articularis yang bersesuaian menambah kekokohan (congruent).
Bandingkan articulatio coxae dengan articulatio humeri.
4. Kohesi yang disebabkan oleh adanya lender yang membasahi extremitas articularis
ybs.
5. Tekanan atmosfiris menahan agar Ligamenta dan otot-otot tetap pada tempatnya

2.3 Anggota Sendi Gerak Atas

Sendi anggota gerak atas terdiri dari :


1. Sendi Sternoklavikular, sendi yang dibentuk oleh ujung besar sternum dan klavikula
2. Sendi Akromioklavikular, dibentuk oleh ujung luar klavikula yang bersendi dengan
prosesus akromion dari scapula

8
3. Sendi bahu humeroscapular, sendi putar kepala humerus membentuk sepertiga bola,
pembatasan gerak ditentukan oleh otot yang mengelilinya, bebas bererak ke seluruh
arah (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, eksorotasi dan endorotasi)
4. Sendi siku atau sendi engsel, membentuk sendi humeroradialis dan empat permukaan
persendian yang berada dalam kapsul sendi, gerakan yang terjadi adalah fleksi dan
ekstensi
5. Sendi Radioulnari, sendi antara radius dan ulna. Radius berputar dalam ligament
pembatas sendi dan ujung bawah radius berputar diatas keapla ulna serta dalam
gerakan pronasi dan supinasi
6. Sendi tangan dan jari tangan
a. Sendi karpalia, persendian antara tulang karpalia yang saling bergeser dan
membentuk gerakan terbatas dan cukup banyak
b. Sendi karpometakarpalia, sendi meluncur yang terbentuk antara sisi distal dari
baris bawah tulang-tulang karpal
c. sendi metakarpo-falangeal, sendi kondiloid kepala sendi dari lima tulang
metakarpalia diterima dalam permukaan persendian pada basis dari falang
proksimal dengan gerakan fleksi, ekstensi, dan adduksi
d. Sendi interpalangeal, sendi engsel yang terbentuk oleh kepala falang proksimal
yang diterima dalam permukaan prsendian diatas basis falang distal.

2.4 Gerakan pada sendi

Gerakan gerakan pada sendi bisa terjadi apabila :

1) Bergeser, berupa pergeseran antar tulang contohnya gerakan pada sendi-sendi


diantara tulang carpalia dan tarsalia terjadi pada sendi geser
2) Extensi, berupa gerakan peluru sendi. ini bisa terjadi pada sendi engsel contohnya
extensi sendi lutut
3) Flexi, berupa berupa gagah pembengkokan sendi.Flexi terjadi pada sendi engsel
contohnya flexi sendi jari-jari
4) Abduksi, berupa gerakan yang menjauhi sumbu tubuh ini terjadi pada sendi peluru,
contohnya mengangkat lengan ke samping atau gerakan ibu jari dan jari telunjuk oleh
sendi pelana di antara metacarpal 1 dan Os carpal
5) Adduksi berupa gerakan yang mendekati sumbu tubuh, gerakan ini berlawanan dengan
gerak abduksi
6) Rotasi, berupa perputaran terjadinya pada sendi putar
9
7) Circumduksi berupa gerakan dimana ujung distal satu tulang membentuk satu
lingkaran sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti memutarkan lengan tangan
yang mengitari sendi bahu
8) Pronasi gerakan memutar lengan bawah untuk membalikan telapak tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke bawah bila lengan bawah ditaruh atas
9) Supinasi adalah gerakan yang berlawanan dengan pronasi
10) Protaksi adalah kata mendorong mandibula ke luar
11) Retraksi adalah kakak menari mandibula ke dalam

2.5 Kelainan pada Pesendian

1. Fraktur Columna Vertebralis


Sering terjadi pada tulang punggung dorsal sampai L2 karena terjatuh dari tempat
tinggi dan mendarat dengan kaki atau pantat.Tidak jarang di sertai dislokasi dan
kerusakan medula spinalis ataupun syaraf –syaraf atau ligamen-ligamen,dengan akibat
kelumpuhan.Sedangkan,pada vertebrae cervix karena sendi- sendinya teeletak lebih
horizontal jarang terjadi fraktur tetapi lebih sering dislokasi misalnya karena kepala
terbentur,karena kepala terdorong ke depan secara kuat pada kecelakaan kapal terbang
atau tabrakan.Pada kecelakaaan kadang-kadang processus odontodeus dari axis
terdororng kedepan sehingga menusuk medulla oblongata otak dan menyebabkan
kematian.

2. Hernia nukleus pulposus


Discus intervetebralis di bawah L4 dan L5 sering terkena tekanan berat misalnya
kerana mengangkat beban yang berat sambil membungkuk.Hal ini sering
menyebabkan bagian inti discus yang di sebut nukleus pulposus(yang bersifat elastis)
menonjol, mwenerobos lapisan luar tulang rawan fibrosa dan bila ke arah posterior
dapat menekan medulla spinalis dan sering menekan syaraf spinal sciatis
menimbulkan sakit punggung yang hebat menjalar sepanjang syaraf ke arah kaki
(sciatica).Pengobatan dapat dengan istirahat , traksi (columna vetebrae di tarik)
ataupun dioprasi.

3. Kyphosis (Bungkuk)
Dapat terjadi karena infeksi TBC vertebrae ataupun proses ketuaan(osteoporosis,
osteomalasia)
10
4. Lordocus
Sebaliknya dari kyphosis, disini lengkung lumbar melengkung ke dalam.Terjadi
karena perut besar dan berat pada obesitas ataupun kehamilan.

5. Scoliosis
Columna vvertebralis membungkuk ke arah samping membentuk hurud S.

6. Arthiritis
Peradangan sendi (tulang rawan , synovia, dan ligamen)dengan tanda-tanda umum
memerah , sakit, bengkak, pana dan gangguaan fungsi dari sendi tersebut, bisa terjadi
secara akut ataupun cronis.
Arthiritis dapat terjadi sebab, antara lain karena:
a) Infeksi mikroorganisme
b) Terjadinya deposit asam urat pada sendi(gout)
c) Gangguan imunitas tubuh(rheumatic fever dan rheumatoid arthiritis)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka yang
dihubungkan dengan kapsul sendi, jaringan ikat fibrosa, ligament, tendon, fascia, maupun
otot. Kapsul sendi, yaitu lapisan serabut yang melapisi sendi dan membentuk persendian.
Ligamen, yaitu jaringan ikat yang mengikat ujung tulang dengan persendian sehingga tidak
terjadi dislokasi tulang. Minyak sinovial, yaitu pelumas sendi yang terdapat pada sendi.
Tulang rawan hialin, yaitu jaringan tulang rawan yang membentuk sendi. Setelah mengetahui
berbagai macam sendi, bisa ditarik kesimpulan bahwa bagian ini begitu krusial perannya
sebagai bagian dari sistem gerak tubuh. Persendian yang sehat membantumu untuk mudah
beraktivitas dan menjalani mobilitas fisik secara leluasa.

3.2 Saran
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran bahwa seharusnya kita
betul – betul memahami tentang osteologi ini dan semoga dengan susunnya makalah ini
semua pembaca merasa tersadar akan pentingnya sistem osteologi ini.

12
Daftar Pustaka

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC.

Marwan. Iis. ANATOMI MANUSIA (UNIT OSTEOLOGY, ARTHOLOGI, DAN


MIOLOGI)

http://repositori.unsil.ac.id/1340/1/Anatomi%20Manusia.pdf.

13

Anda mungkin juga menyukai