Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi
Kontraksi merupakan suatu proses yang normal pada proses penyembuhan
luka, sedangkan Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari
suati kontraksi, umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik berlebihan
dari proses penyembuhan luka. Kontraktur adalah pemendekan jarak 2 titik anatomis
tubuh sehingga terjadi keterbatasan rentang gerak (range of motion).
Kontraktur adalah kontraksi yang menetap dari kulit dan atau jaringan
dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan gerak. Kontraktur yang
banyak dijumpai adalah akibat luka bakar (Perdanakusuma, 2009). Kontraktur adalah
hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena
keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit.
B. ETIOLOGI
Banyaknya kasus penderita yang mengalami kontraktur dikarenakan
kurangnya disiplin penderita sendiri untuk sedini mungkin melakukan mobilisasi dan
kurangnya pengetahuan tenaga medis untuk memberikan terapi pencegahan, seperti
perawatan luka, pencegahan infeksi, proper positioning dan mencegah immobilisasi
yang lama. Efek kontraktur menyebabkan terjadinya gangguan fungsional, gangguan
mobilisasi dan gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari. (Hallar, 1995).
Kontraktur diakibatkan karena kombinasi berbagai faktor meliputi: posisi
anggota tubuh, durasi imobilisasi, otot, jaringan lunak, dan patologis tulang.
Individu dengan luka bakar sering diimobilisasi, baik secara global maupun fokal
karena nyerinya, pembidaian, dan posisinya. Luka bakar dapat meliputi jaringan
lunak, otot, dan tulang. Semua faktor ini berkontribusi terhadap kejadian
kontraktur pada luka bakar (Schneider et al, 2006). Berbagai hal yang dapat
menyebabkan kontraktur adalah sebagai berikut (Adu, 2011):
1. Trauma suhu
2. Trauma zat kimia
3. Trauma elektrik
4. Post-trauma (Volkmann’s)
5. Infeksi ulkus buruli
6. Idiopatik (Dupuytren’s)
7. Kongenital (camptodactyly)
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi dari jaringan yang menyebabkan ketegangan, maka
kontraktur dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Kontraktur Dermatogen atau Dermogen
Kontraktur yang disebabkan karena proses terjadinya di kulit, hal tersebut
dapat terjadi karena kehilangan jaringan kulit yang luas misalnya pada luka
bakar yang dalam dan luas, loss of skin/tissue dalam kecelakaan dan infeksi.
2. Kontraktur Tendogen atau Myogen
Kontraktur yang tejadi karena pemendekan otot dan tendon-tendon. Dapat
terjadi oleh keadaan iskemia yang lama, terjadi jaringan ikat dan atropi,
misalnya pada penyakit neuromuskular, luka bakar yang luas, trauma,
penyakit degenerasi dan inflamasi.
3. Kontraktur Arthrogen
Kontraktur yang terjadi karena proses di dalam sendi-sendi, proses ini
bahkan dapat sampai terjadi ankylosis. Kontraktur tersebut sebagai akibat
immobilisasi yang lama dan terus menerus, sehingga terjadi gangguan
pemendekan kapsul dan ligamen sendi, misalnya pada bursitis, tendinitis,
penyakit kongenital dan nyeri.

Klasifikasi kontraktur berdasarkan derajat keparahan (Adu, 2011)

1. I: gejala berupa keketatan namun tanpa penurunan gerakan ruang lingkup


gerak maupun fungsi.
2. II: sedikit penurunan gerakan ruang lingkup gerak atau sedikit penurunan
fungsi namun tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan,
tanpa penyimpangan arsitektur normal daerah yang terkena.
3. III: terdapat penurunan fungsi, dengan perubahan awal arsitektur normal
pada daerah yang terkena..
4. IV: kehilangan fungsi dari daerah yang terkena.

DAFTAR PUSTAKA

Adu EJK. (2011). Management of contractures: a five-year experience at komfo anokye


teaching hospital in kumasi. Ghana Medical Journal 45(2):66-72.
Perdanakusuma, DS. (2009). Surgical management of contracture in head and neck.
Annual Meeting of Indonesian Symposium on Pediatric Anesthesia & Critical care, JW
Marriot Hotel Surabaya.

Schneider JC, Holavanahalli R, Helm, P, Goldstein R, & Kowalske K. (2006).


Contractures in burn injury: defining the problem. Journal of Burn Care Research
27(4):508-514.

Schwarz RJ. (2007). Management of postburn contractures of the upper extremity.


Journal of Burn Care Research 28:212-219.

Halar EM, Bell KR. Contracture and other deletrious. In : DeLisa JA. Rehabilitation
medicine, principles and practices. Second ed. Philadelphia, Lippincott Co. 1993, 681-9.

Anda mungkin juga menyukai