OLEH :
D3 FISIOTERAPI/Tk 2
Dosen Pembimbing :
Sudaryanto,SST.Ft.,M.Kes
JURUSAN FISIOTERAPI
2019-2020
A. Patologi Kasus
1. Definisi
Cedera meniscus adalah salah satu cedera lutut yang paling umum. Cedera ini yang
sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berputar, squat/fleksi sendi lutut yang
berlebihan seperti pada bolabasket, sepakbola atau bulu tangkis.
Meniscus medialis lebih sering mengalami cedera daripada meniscus lateralis, dan hal
ini disebabkan oleh perleketan yang erat meniscus pada ligamentum collaterale medialie sendi
lutut, yang membatasi geraknya. Cedera terjadi bila femur berputar terhadap tibia, atau tibia
terhadap femur, dengan sendi lutut dalam keadaan sedikit fleksi & menyanggah berat badan.
Tibia biasanya dalam keadaan abduksi terhadap femur, & meniscus medialis ditarik ke dalam
posisi abnormal antara condylus femoralis & tibialis. Gerakan mendadak di antara condylus
mengakibatkan terdapatnya gaya menjepit yang hebat pada meniscus, & keadaan ini
membelah meniscus dalam arah panjangnya. Bila bagian meniscus yang robek menjapit
terjepit di antara permukaan sendi, tidak mungki dilakukan gerakan lagi, dan dikatakan sendi
tersebut dalam keadaan terkunci.
Cedera meniscus lateralis lebih jarang terjadi, karena meniscus lateralis tidak melekat
pada ligementum collaterale laterale sendi lutut & karena itu lebih bebas bergerak.
M.popliteus memberikan sebagian dari serabutnya ke meniscus lateralis, & serabut ini dapat
menarik meniscus ke dalam posisi yang lebih mengunutngkan pada gerakan mendadak sendi
lutut.
2. Etiologi
Traumatology olahraga dengan traumatis langsung atau berulang
Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan dan memanjat tangga melibatkan gerakan berputar
yang mendadak, berhenti tiba-tiba dan bergantian, tiba-tiba berlutut, jongkok dalam atau
mengangkat suatu beban yang berat
Pada orang dewasa yang lebih tua, dapat disebabkan oleh penuaan atau degeneratif.
Resiko cedera meningkat seiring usia karena tulang rawan mulai berdegenerasi,
kekuranganan suplai darah dan ketahanan
Meningkatnya berat badan
3. Patogenesis
4. Tanda dan Gejala
Sensasi popping (sendi terasa bergerak-gerak sendiri)
Pembengkakan atau kekakuan
Nyeri, terutama ketika memutar lutut, berjalan jauh atau berlari
Sulit meluruskan lutut secara sepenuhnya, sulit digerakkan atau tidak dapat dilipat
Lutut terasa seolah terkunci/block saat menggerakkan lutut atau akan terkunci pada posisi
tertekuk 15 & 30 derajat dan tidak bisa kembali meluruskannya.
B. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat)
Hubungkan power cord (steker) unit ke adaptor lalu hubungkan power ke adaptor unit.
Tekan tombol ON yang ada di belakang unit
Menjalankan unit dengan menekan tombol on/off yang ada di panel depan unit (tekan
tombol selama 3 detik sampai unit aktif)
Tekan tombol manual yang ada di panel depan unit TENS
Pad dibasahi terlebih dahulu, dan diletakkan pada permukaan pad yang akan di
kontakkan dengan kulit pasien.
2. Persiapan Pasien :
Pasien dipersilahkan telentang dalam keadaan relex dan nyaman
Periksa area yang akan di terapi dalam hal ini : kulit harus bersih dan bebas dari lemak,
lotion.
Letakkan pad pada knee
Periksa sensasi kulit. Lepaskan semua metal diarea terapi.
Sebelum memulai intervensi, terapi memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek
yang dapat ditimbulkan dari TENS
3. Teknik Pelaksanaan :
Kasus : Kronik Lesi Meniskus Knee
Nilai VAS : 5,4 1. Posisi pad elektrode : Bipolar paralel
3. Pemilihan dosis :
a. Bentuk arus TENS : Burst tens
c. Frekuensi : 70-110 Hz
d. PulseWidth : 300 µs
f. Waktu : 25 Menit
C. Evaluasi
Setelah memberikan modalitas tens pada kasus kronik lesi meniscus knee pasien akan
merasakan nyaman dan rasa nyeri lebih berkurang.