Anda di halaman 1dari 120

PENGENALAN KARAKTER

• Uchiha Sasuke

Memiliki Kekkei Genkai: Sharingan & suami Sakura dari tim 7.

• Uchiha Sakura

Master Ninjutsu medis & Isteri Sasuke dari tim 7.

• Zansūru

Kepala Institut Penelitian Astronomi. Tampaknya dia telah menerima tugas penting dari menteri
rahasia negara Redaku ...

• Menou (agate)

Kadal besar di penjara yang menjaga institut penelitian astronomi

• Jiji

Seorang tahanan yang tinggal bersama Sasuke yang dihukum untuk bekerja di Institut Penelitian
Astronomi.

PROLOG

Lelaki itu tidak dapat tidur. Dia menutupi tubuh kurusnya menggunakan selimut dengan lebih erat.
Nafasnya terlihat di ruangan itu, dan aku tak mampu untuk menghentikan getaran badanku yang
menggigil saat membalut tubuhku dengan selimut. Aku berpikir, apakah sudah sekitar setengah
bulan sekarang, dengan kasur dan kesemek di tempat tidur. Aza (?) Meningkat setiap aku hendak
tidur, membuatku sulit untuk berhenti dan beristirahat. Jika saja aku dapat tidur di tempat dimana
angin tidak berhembus masuk, itu akan menjadi lebih baik. Dengan perasaan jijik, dia membuka
mata dan melihat ruangan yang gelap.

Di dalam ruangan dengan luas hanya 6 tatami, empat orang lelaki dewasa terlelap. Di tempat ini
dimana musim menentukan segalanya, sudah menjadi hal yang alami saat tempat terdingin
diberikan kepada pendatang baru, tanpa adanya keberatan atau protes. Aku pun membalikkan
badanku. Lantai tersebut sama saja kerasnya dan aku mengeluarkan suara mengerang, "sialan...
bagaimana kau bisa masuk ke sini? Dengan mata seperti itu.." sampai setengah bulan lalu, seorang
lelaki ditahan di ibukota Redaku. Walaupun tanpa kebebasan, kondisi minimum untuk hidup tetap
terjamin, itu lebih aman dan lebih nyaman daripada di sini. Saat aku telah menyelesaikan masa
tahanku, aku berpikir apakah aku akan kembali dengan kejahatan yang lebih layak lagi.
Bagaimanapun, aku dipindahkan di antah berantah. Aku hanya mendengar bahwa mereka akan
diperkerjakan untuk mengerjakan pekerjaan yang melelahkan di gunung yang dingin. Karena
membutuhkan kerja fisik, maka hanya tahanan yang muda dan sehat yang dikirim.

Tempat itu adalah fasilitas observasi batuan astronomi yang terletak di puncak gunung yang
terisolasi. Institut Astronomi Tataru. Institut yang telah berdiri sejak lama yang berasal dari Janmarū
Tataru, yang memiliki tradisi hidup yang sama dengan periode Rikudō Sennin, tapi bukan itu yang
penting. Permasalahannya adalah tempat dimana institut itu berada, sangat dingin dan dapat
mencapai titik beku saat awal musim semi. Makanan, pakaian, dan ruangan yang disediakan digali
dari tanah yang dingin dari pagi sampai malam tanpa lingkungan yang memungkinkan untuk
beristirahat. Dalam keadaan seperti ini, bahkan hewan ternak memiliki kehidupan yang lebih baik
dari kami. "Kenapa aku bisa berada dalam keadaan seperti ini?" Aku menggertakan gigiku dan
menggenggam futonku dengan erat. Pekerjaan yang melelahkan di pagi dan malam hari.

Kuku yang dipenuhi kotoran mencengkeram telapak tangan yang juga dipenuhi kotoran hari demi
hari bekerja. Kejahatan lelaki itu dalah pembunuhan sebuah keluarga. Tiga tahun lalu, pada malam
musim dingin, aku masuk ke dalam sebuah rumah untuk mencari sesuatu untuk dimakan dan
dengan santainya mencuri uang milik mereka. Saat aku meninggalkan pasangan suami istri muda
dan kedua anak mereka yang berada di rumah, aku mengikat mereka dengan menggunakan tali dan
berlari menjauh.

Sepertinya mereka membeku karena kedinginan dan tewas setelah dua hari tidak ada yang
memperhatikan mereka. Karena hal itu, aku dijatuhi tuduhan membunuh empat orang. Jadi, itu
bukan hal yang buruk. Itu semua hanyalah kecelakaan, tidak ada niat untuk membunuh mereka.
Hampir sepanjang waktu, tidak ada apapun untuk dimakan, jadi aku harus mencuri dari rumah milik
orang lain, jadi... Hal tersebut bagaikan menjadi pembelaan bagi diriku. Aku berpikir kenapa aku
harus bertemu dengan takdir seperti ini. Aku tidak bangga dengan ini, tetapi, aku akan menerima hal
ini (let it soak in like water idiom). Aku sudah terikat. Lelaki ini memutuskan dengan menatap
mantap ke langit-langit.

"Kehidupan para tahanan diatur oleh dotaku (bell)". Aku merasa lelah saat bunyi yang
membosankan itu berbunyi dan para tahanan mulai bangun seperti zombie. Jika kau tertidur,
mereka akan secara kasar disingkapkan oleh para sipir yang menjaga mereka. Dan para sipir selalu
benar. Aku berjalan keluar dan menguap serta makan dua kali sehari. Dan aku berpikir "aku akan
makan babi atau apapun daging mencurigakan yang mereka sediakan."

Berdiri di barisan sepanjang ruang makan, dia menarik nafas panjang dan menahan perasaannya.
Berkebalikan dari berat tubuhnya yang masih mengantuk, semangat sangat jelas dan berapi-api.
Bahkan apabila ada orang yang memotong barisannya dan menginjak kakinya pagi ini, dia tidak akan
peduli. Bahkan saat lelaki di belakangnya muntah di samping telinganya.

"Aku akan pergi dari sini. Aku akan keluar dari sini."
Setelah mendapatkan sarapannya, lelaki itu melihat sekeliling aula yang dipenuhi para tahanan. Jika
kau ingin melarikan diri, berbicaralah pada lelaki yang mau mengajakmu. Lelaki yang aku cari berada
di tempat dia biasa duduk di samping jendela. Tahanan nomor 487, Sasuke. Apa yang menjadi tidak
biasa adalah penampilannya, selain namanya. Dia memiliki mata dan rambut yang jelas hitam.
Wajahnya terpahat indah dan ramping, dan hidungnya terlihat jelas dari keindahan yang terlihat dari
sisi samping wajahnya. Wajahnya tak terlupakan, menjadi sebuah masterpiece dari sudut manapun
kau pandang. Dari dekat, kau akan mulai berpikir apakah kau dan dirinya merupakan makhluk yang
sama dengannya. Sangat menjengkelkan bahwa dia tidak bersahabat dan seperti kucing, tapi juga
menjadi sebuah gangguan karena dia sangat kuat dan tidak ada yang dapat mengalahkannya dengan
tangan kosong. Peringatan yang keluar dari mulutnya sangat sederhana, "Jangan halangi aku". Bagi
sebagian besar tahanan, Sasuke merupakan suatu ancaman dan sulit dipahami.

BAB I

Taringnya menggantung keluar dari tubuh lelaki tersebut. Monster langka yang mendarat tanpa
mengeluarkan suara apapun. Dengan marahnya membuka mulutnya, tubuh lelaki itu terjatuh ke
tanah. Seorang laki-laki lain berlari untuk menyelamatkan diri. Menghancurkan lelaki tersebut saat
dia berguling di tanah, cakarnya mengait tulang belikat lelaki itu dan menariknya lebih jauh. Monster
itu berhenti di halaman dan membuka mulut merahnya, mulutnya menutup di bahu kanan lelaki itu,
"ahhh!!!" lelaki itu berteriak dan melepaskan badannya. Bagaikan seonggok daging, darah menetes
keluar dari perutnya membentuk kubangan darah di sekitar kakinya. Jika kau ingin melahap manusia
dengan mudah, makanlah secepatnya. Daging di punggung lelaki itu terkelupas dengan cepat.
Ototnya tertarik bagaikan serat benang. Masih dalam keadaan hidup, lelaki itu membenamkan
kepala dan tubuhnya dalam pasir di sekitarnya.

Untuk membuat ciut nyali para tahanan yang tertinggal, monster itu sengaja menarik tubuh lelaki itu
ke tengah-tengah halaman untuk dilihat para tahanan lainnya, "jika kau mencoba lari dari sini, inilah
yang akan menjadi takdirmu."

"Wow....egh.."

"Aku masih hidup! Aku hidup! Maafkan aku!"

Para tahanan yang membawa pangkur (pemecah batu) di pundaknya melihat pemandangan
tersebut dari jauh dan mengalihkan pandangan mereka. Saat monster itu mencabik daging manusia
hanya untuk kesenangan mencapai perutnya, hanya suara darah memercik yang terdengar sejalan
dengan suara teriakan lelaki yang akhirya menjadi keheningan.

"Baiklah. Ini adalah akhir dari kekhawatiran kita, terlalu banyak rasa ingin tahu di keramaian ini.
Ingat, kita harus bangun lebih awal."
Suara berat dan rendah dari belakang keramaian membuat para pekerja gemetar ketakutan. Lelaki
tinggi kurus dengan kacamata berbingkai perak berjalan pelan dari gedung, Direktur Institut
Penelitian Astronomi, Zansūru. Dia adalah kepala sipir di sini. Raja dari tempat ini.

"Berdiri di sini seperti sekumpulan bebek yang sedang berkumpul.. jika kalian tidak bergerak dengan
cepat, kalian akan menjadi makanan penutup monster itu."

Walaupun para tahanan mengetahui bahwa itu hanyalah suatu candaan, mereka tidak dapat
mencegah tubuh mereka menjadi pucat. Nada ringan Zansūru hampir mengerikan. Disaat semua
tahanan berhamburan menuju lokasi mereka, Sasuke diam-diam mengamati monster itu. Monster
kadal itu menggoyangkan ekornya yang panjang dan besar, menyeimbangkan tubuh bagian atasnya
di atas perutnya yang berdaging. Wajahnya yang tertutupi kulit yang keras berubah menjadi merah,
semburat warna kuning muncul di kulitnya.

Karnivora raksasa ini sangat mematuhi perintah Direktur Zansūru.

Kadal raksasa yang berjalan dengan dua kaki, kulit yang tebal ditutupi dengan duri, taring yang
berbentuk kerucut dan cakar yang tajam. Saat berdiri atau berjalan, tingginya sekitar 80 cm, tetapi
jika diukur dari kepala sampai ekor, panjangnya mencapai 2 meter menambah tinggi badannya.
Kekuatan kaki monster ini sangat kuat, dua kaki yang terbentuk di bawah tubuhnya bagaikan sebuah
per, satu hentakan akan membawa monster ini berpuluh-puluh meter. Ini bukanlah penjara yang
sama dengan penjara-penjara lain.

Para sipir yang berpatroli tidak pernah memperhatikan kehidupan para tahanan, tidak pernah
melihat sama sekali. Tidak ada kunci di sel tiap tahanan ataupun di pintu depan tiap gedung.
Walaupun seperti itu, para tahanan sangat mematuhi peraturan dengan sangat patuh. Monster
kadal ini adalah alasannya. Para tahanan yang berpikir bahwa mereka bisa dan ingin melarikan diri
dari penjara itu dengan kemungkinan tidak akan terlihat lagi, monster itu memiliki kebiasaan untuk
mengawasi bagian dalam penjara dengan instensitas yang sangat tinggi dan akan melahap tahanan
manapun yang melanggar peraturan, tanpa menunjukkan rasa belas kasihan.

Di institut astronomi ini, pekerjaan utama para tahanan adalah menggali dan mengangkat tanah.
Lapisan es di atas tanah akan digali dengan menggunakan cangkul untuk pertanian dan perkebunan.
Dengan hati-hati menggali dan memindahkan batuan besar ataupun reruntuhan yang mereka
temukan di tanah. Tidak ada hal lain selain pengulangan pekerjaan yang sama.

Sepertinya merupakan hal penting untuk meletakkan pondasi yang kuat untuk tempat meletakkan
teleskop besar yang diperuntukkan untuk institut. Akan tetapi, para tahanan yang sudah senior
berkata bahwa pekerjaan ini tidak pernah selesai sejak hampir satu tahun.
"Oh.. ayolah..." Jiji bekerja di sekitar, meletakkan cangkul di sampingnya dan mengusapkan kedua
tangannya satu sama lain. Suhu menjadi sangat dingin terutama di pagi hari, suhu hampir mencapai
di bawah titik beku sebelum langit berubah disinari matahari.

"Sasuke, apa kau merasa dingin?"

"Dingin,"

Dengan jujur Sasuke menggosokkan tangannya ke pegangan cangkul, mencoba mendapatkan sedikit
kehangatan dari gesekan-gesekan. Dia terbiasa menjalankan misi di lingkungan yang keras namun
rasa dingin tetaplah dingin.

"Oh aku tidak kuat lagi"

"Aahh... aku tidak kuat lagi. Kenapa mereka membuat institut di tempat sedingin ini? Walaupun salju
telah mencair sejak lama. Jika tetap hidup dalam kondisi ini, aku akan mati kedinginan. Aku tidak
tahu apakah karena aku bukan satu-satunya dengan permasalahan seperti permasalahanku, tapi aku
yakin aku bukan satu-satunya yang punya masalah dengan semua keadaan ini."

Walaupun dia sudah lelah dengan pekerjaan yang monoton, Jiji tetap berbicara tanpa henti. Jiji
adalah teman satu sel Sasuke. Dia dihukum paling tidak 6 tahun penjara dikarenakan mencuri
makanan untuk dimakan. Sasuke, yang seumuran dengan Jiji dan memiliki fisik yang sama sering
dipasangkan berdua mengerjakan pekerjaan yang sama. Hidung Jiji menjadi semakin merah saat ia
menggesekkan ujung-ujung jarinya lebih cepat, tiba-tiba berteriak "Ah! Opps" tambah Jiji, "sial! Ini
sempurna. Sekarang aku punya alasan untuk ke ruang medis dengan ini."

"Apa yang istimewa dengan ruang medis? Apakah ada yang terjadi di sana?"

"Apa kau tidak tahu? Kita mendapat seorang dokter perempuan baru. Semua orang berbicara
tentang kecantikan dan betapa lembutnya dia."

Sasuke tidak yakin dengan rencana Jiji apakah rencana ini baik atau tidak, menambahkan, "cinta
biasanya tidak pernah hadir di dunia seperti ini," mengarahkan kepalanya ke samping.

Jiji berkomentar, "aku paham kenapa kau masih single sampai sekarang."
"Aku tahu bahwa dokter cantik itu juga masih single, aku tidak melihat cincin di tangannya."

"Cincin?" Sasuke bertanya pada dirinya.

Jiji melihat kembali wajah Sasuke, ekspresinya berubah menjadi ekspresi kebingungan. Sesaat Jiji
memahami kebingungan Sasuke, Jiji melanjutkan, "oh! Aku akan menjelaskan padamu. Kau berasal
dari negara lain, tetapi ada kebiasaan di sini. Di Redaku saat kau menikah, pasangan yang menikah
akan saling menukar cincin. Bukan sekedar cincin yang dipasang di jari, cincin itu dipasangkan di jari
manis tangan kiri, itu adalah tanda orang yang sudah menikah. Dokter itu tidak memakai cincin-"
Penjelasan Jiji terpotong oleh dirinya sendiri, "sial! Ada patroli."

Menyadari sipir yang berpatroli, Jiji terdiam dan bertindak alami, berpura-pura bekerja dengan
serius. Seorang sipir yang berpatroli berjalan mendekati mereka dengan baton (Pentungan)
mengarah ke mereka. Walaupun dia menatap ke Jiji, tetapi dia tidak pernah melihat Sasuke. Tidak
sekalipun. Menakutkan. Jiji tahu bahwa ini adalah kesempatannya. Jiji melemparkan cangkulnya ke
samping dan dengan nafas dingin dari paru-parunya, Jiji berseru, "oh!! Sakitnya!! Aku tidak sanggup
lagi!"

'Aku setuju' pikir Sasuke. Sasuke menghela nafas melihat perilaku Jiji dan melihat kembali ke
pekerjaannya. Institut Riset Astronomi Tataru berada di puncak pegunungan, tetapi pegunungan
tersebut tidak memiliki pohon apapun. Tempat ini merupakan penjara yang dijaga dengan ketat
bagaikan penjara bawah tanah yang terbuat dari batu, yang terletak di 5000 meter di atas
permukaan laut. Rikudō Sennin dikatakan pernah berada di area tersebut, tepat di pegunungan yang
sama.

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang berasal dari zaman Rikudō Sennin di Institut Tataru.
Itulah tujuan dari misi Sasuke. Naruto masih menderita penyakit aneh di Negara Api, dan
mengumpulkan informasi tentang Rikudō Sennin di daerah inilah yang dapat Sasuke lakukan pada
saat ini untuk menolong Naruto. Dengan kondisi Naruto yang semakin memburuk tiap waktu, Sasuke
menjadi frustasi dengan kurangnya cara untuk menolong Naruto.

"Ada apa, muka muram?" Pikiran Sasuke terganggu oleh suara Jiji. Sasuke dapat melihat Jiji dari balik
bayang-bayang rambutnya yang menutupi matanya.

"Tidak. Bukan apa-apa"

"Benarkah? Kau terlihat..... sangat serius"


"Jangan khawatirkan tentang hal itu"

Mengalihkan pertanyaan Jiji, Sasuke kembali mengambil cangkulnya menggunakan satu tangan.

Setelah makan malam, Sasuke kembali ke sel nya dengan disambut teriakan melengking saat ia
meletakkan tangannya di pintu yang terbuat dari besi. Di tengah ruangan, seorang lelaki duduk di
lantai, pemalu dan sedikit lebih pendek. Dia adalah Penjira, teman satu sel kedua Sasuke. Di
hadapannya, duduk Jiji, mata mereka saling menatap dan melotot, dan diantara mereka terletak
sebuah mangkok dan sebuah dadu bergulir di sekitarnya.

"Jiji! Kau brengsek! Orang ini!"

"Heh.. aku akan merokok malam ini," Jiji menarik semua rokok di atas lantai di sebelahnya menuju
dirinya. Sasuke menyadari mereka bermain sebuah permainan judi, Chinchirorin.

Dengan kurangnya hiburan di dalam kehidupan yang penuh dengan pengawasan secara terus
menerus, kebanyakan dari para tahanan memilih berjudi, tetapi Penjira memiliki kebiasaan menjadi
seorang penjudi fanatik sepenuhnya. Penjira menemukan kebahagiaan saat menjadi seorang yang
jahat, menumpuk hutang di setiap kekalahan (bermain judi) dan tertangkap beberapa kali menikahi
perempuan untuk mas kawinnya lalu melarikan diri. Penipuan pernikahan, minimal penjara selama 1
tahun.

"Ah Sasuke! Kau selanjutnya!" Penjira menyadari kehadiran Sasuke. Tanpa memberikan waktu luang,
Penjira lalu melempar dadu tersebut ke mangkok.

"Tidak. Aku baik-baik saja"

"Ada apa?" Penjira bertanya, terlihat kurang puas dengan jawaban Sasuke dan senyumnya menarik
wajahnya menjadi cemberut dan muram. Penjira mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan sel,
"Yo Ganno, apa yang membuatmu lama? Berhentilah melukis atau apapun yang kau lakukan di sana
dan datanglah ke sini," perintah Penjira pada teman satu sel ketiga mereka, Ganno. Di sudut ruangan
sel duduklah Ganno dengan punggung menghadap Penjira menunduk di atas sesuatu seperti burung
dengan telur di sarangnya. "Tidak sekarang Penjira," jawab Ganno tanpa pikir panjang. Ganno, yang
sudah setengah jalan menjalani masa hukumannya sekarang berumur sekita 60 tahun, merupakan
yang paling senior di sel mereka. Ganno memiliki cat merah yang tercoret di belakang lehernya yang
mulai kehilangan kelenturan kulitnya.

"Apa kau masih bermain itu? Aku lelah."


"Jangan berbicara padaku sekarang. Aku hampir menang."

Sekitar sebulan yang lalu, Ganno, yang saat itu sedang bekerja, tiba-tiba berkata "aku menemukan
yang bagus!" Dia kembali dengan saku penuh dengan batu merah dan coklat. Dia seakan tidak
mempedulikan kulit di tangannya menjadi licin karena mengumpulkan batu tersebut. Tiap pagi dan
malam dia memukul batu, menghancurkannya. Dia telah menghancurkan setiap batu dalam jangka
waktu lima hari.

Semua orang yakin bahwa dia telah menjadi gila karena sehabis menghancurkan batu, dia
mengelupas bagian luar kulit kakinya dan membiarkan kakinya menjadi merah bagaikan darah.

Ternyata, kulit yang melepuh dan bubuk berwarna merah kecoklatan yang berasal dari batu tersebut
dapat diproses menjadi cat. Hal itu terjadi saat Sasuke masuk ke institusi. Saat para tahanan baru
disambut, Ganno mulai mencampur bahan-bahan yang dia miliki di daun pinus. Melihat tangan lelaki
yang sangat serius terhadap apa yang dilakukannya sampai Sasuke tidak dapat memahami apa yang
dilakukan Ganno, Sasuke benar-benar tercengang. Bubuk yang awalnya kusam berubah menjadi
lebih kental saat dicampur, warnanya berubah menjadi merah cerah. Setelah beberapa menit
mengaduk, cat yang terbuat batu itu akhirnya selesai. Dengan warna merah plum yang cerah.
Setelah itu, Ganno sangat menikmati saat-saat dia melukis setiap malamnya menggunakan jarum-
jarum dari daun pinus sebagai kuasnya dan melukis kukunya bagaikan sebuah kanvas, "baiklah. Aku
akan berhenti sebelum pemeriksaan minggu ini."

Jiji merasa terkesan dengan jawaban Ganno dan berteriak tentang bodohnya Ganno karena nail art
(seni kuku) tidaklah hal yang cocok untuknya. "Aku tahu kau sedang terburu-buru, lihatlah, aku
sudah berada pada jari kelingkingku," jawab Ganno. Suaranya selalu menyenangkan untuk didengar.
Hukumannya adalah 17 tahun penjara di penjara ini, pengkhianatan terhadap negara.

Ganno dinyatakan bersalah karena melukis potret-potret para rival bangsawan dan mengadu domba
mereka dengan satu sama lain. Ayahnya juga merupakan seorang pelukis. Namun, secara perlahan
menjadi terobsesi. Ganno berkata bahwa ayahnya selalu memegang kuas, ntah menyukai ataupun
membenci hal lain. Ganno telah melukis selama 3 minggu, melukis sebuah gambar setiap
minggunya. Sasuke tidak paham kenapa Ganno mau menghabiskan energinya untuk melukis yang ia
tahu akan dihapus dalam seminggu. Hiburan dan hobi merupakan hal yang sangat berharga di
tempat itu.

Dikarenakan penyusunan ruang penjara tersebut untuk dihuni oleh 4 narapidana dengan luas
ruangan sebesar 6 tatami (sekitar 9 meter persegi), perkelahian dipastikan akan terjadi dikarenakan
banyaknya lelaki dewasa berada dalam satu tempat. Sudah menjadi hal biasa bagi mereka untuk
berkelahi sampai terluka, atau dalam suatu kasus dapat menimbulkan kematian. Dalam keadaan
seperti itu, sel penjara Sasuke dapat dikatakan lebih tenang dan damai secara relatif. Dia tidak
pernah menganggap bahwa mereka adalah teman, namun tidak pernah ada perkelahian diantara
mereka. Ganno tenggelam dalam seninya, Penjira dan Jiji tertarik dengan kombinasi judi dadu.

Sasuke melihat ke arah bulan yang menyinari dengan sinarnya yang redup sampai sang bulan hilang
di balik horizon. Ini adalah keseharian di dalam ruangan tempat Sasuke berada.

"Hey, Sasuke juga cukup baik dalam bermain."

"Aku akan memberikanmu kesempatan terlebih dahulu." Di akhir putaran mereka, Jiji dan Penjira
mengajak Sasuke untuk bermain. "Tidak," jawab Sasuke jelas dan pendek. Suara kecil terdengar dari
halaman dan Sasuke melihat dari jendela yang mengarah ke halaman. Cahaya putih dari bulan tiba-
tiba terhalangi beberapa bayangan. Mungkin monster besar itu, Menou berada di halaman. Monster
ini membuat Sasuke khawatir. Sekarang waktunya untuk menginvestigasi, pikir Sasuke. Sasuke
berdiri di hadapan Penjira.

"Aku berubah pikiran. Aku akan bermain."

"Tunggu! Apa? Akhirnya!"

"Aku tidak punya rokok, jadi aku akan bertaruh dengan ini." Sasuke memasukkan tangannya ke saku
dan berpura-pura seperti mencari sesuatu. Ini adalah teknik baru miliknya, mengumpulkan
chakranya di ujung jarinya, menyusun atom menjadi tersusun dengan baik dan mengkristal. Dia
akhirnya mengeluarkan tangannya dan di telapak tangannya terletak sebuah batu merah. Batu itu
lebih besar, hampir sebesar cherry. Semua orang di ruangan itu butuh waktu untuk menyadari
bahwa batu yang Sasuke tawarkan adalah rubi.

"Apa? Permata? Apakah ini asli?"

"Tidak.. tidak.. itu pasti hanya kaca atau hal seperti itu."

Penjira dan Jiji memperhatikan batu di hadapan mereka, mata mereka terpaku pada batu tersebut.
Sasuke hanya diam tanpa mengkonfirmasi tentang keaslian batu di hadapannya. Sementara memang
benar bahwa permata itu asli dan nyata, namun tetap saja itu adalah buatan.

"Walaupun aku memenangkan batu kaca itu, apa yang harus kulakukan dengan itu? Kau tak dapat
bersenang-senang dengan batu tersebut."
"Kau bahkan tidak dapat merokok lagi karena aku memenangkan semuanya di pertandingan
terakhir. Kau seharusnya tidak mempertaruhkan tugasmu untuk mempersiapkan makan juga."

Sasuke mengambil mangkok di tangannya. "Kau tidak butuh rokok dan kau tidak harus mengganti
pekerjaanmu. Aku hanya mau kau melakukan satu hal untukku."

"Oh. Sebuah permintaan."

"Aku akan memberitahukannya. Setelah ini." Sasuke meletakkan kembali mangkok tersebut di
tatami dan 3 dadu bergulir diantara mereka. Sasuke mengangkat wajahnya dan menunggu reaksi
Penjira.

"Apa pilihanmu?" tanya Penjira.

"Tiga satu," sementara tangannya masuk ke dalam sakunya.

Penjira mengocok dadu di tangannya, menunggu Sasuke untuk membuat langkah pertama.

"Lemparkan," perintah Sasuke, memberikannya putaran pertama. Jiji dan Penjira melihat satu sama
lain sementara Penjira melemparkan dadu. Saat dadu berhenti bergulir, dan Penjira melihat ke
Sasuke.

Saat giliran lawannya, tangan Sasuke masih berada di sakunya, mengolah chakra di telapak
tangannya. Dia hampir merasa pusing saat dia melemparkan dadu ke atas tatami, ketiga dadu
terlempar bagaikan angin yang tidak terlalu kentara. Membuat suara bagaikan sebuah kunci
menghantam sebuah metal, dadu yang terbuat dari kayu itu bergulir di tengah mangkok.

"Kau pasti bercanda"

Tiga lingkaran merah menghadap ke atas. Rahang Penjira terbuka lebar. Sesuai dengan apa yang
menjadi pilihan Sasuke. Tiga satu. Jiji, Ganno,dan Penjira duduk dalam kondisi terkejut sementara
Sasuke berdiri dan menyatakan kemenangannya, "aku menang"

"Omong kosong. Kau meletakkan pilihanmu setelah melempar dadu. Itu bukan keberuntungan,"
protes Penjira. Jiji menepuk pundak Penjira seperti ingin berkata, "sudahlah. Menyerah saja."
Ini adalah judi penjara, bermain curang sering terjadi. Ada peraturan tidak tertulis yang menyatakan
bahwa apabila kau tidak tertangkap tangan bermain curang, kau dapat meloloskan diri dari
permainan ini.

"Sekarang, untuk permintaan yang aku ajukan, Penjira."

"Apa itu? Apakah itu sulit? Mustahil?"

"Tenang. Permintaanku mudah." Sasuke berjalan menuju pintu sementara Penjira berdiri dari
tatami, "berjalan keluar dari sel ini bersamaku dan jadilah mataku saat sipir berpatroli."

Penjira tertawa mendengar permintaan Sasuke yang terdengar bagaikan candaan, dan mulai terlihat
cemas saat menyadari bahwa Sasuke berkata serius.

Waktu bebas sebelum tidur bagi para narapidana adalah waktu dimana mereka dapat melakukan
apapun yang mereka inginkan dengan syarat tetap berada di sel. Disaat mereka melangkah keluar
dari sel, saat itulah kau melanggar aturan.

"Aku bilang aku akan melakukannya. Tapi, bagaimana kita akan melakukannya? Kita berdua berjalan
bersama akan menjadi sangat kelihatan dengan jelas."

"Aku akan pergi. Dan aku butuh kau untuk mengalihkan para penjaga"

"Kau tahu kalau kau akan dihukum tanpa alasan apapun apabila kau ketahuan melanggar aturan
kan? Dan jika Menou melihatmu terlebih dulu, kau akan dibunuh dan dimakan."

Sasuke membantah dengan tenang, "kita akan kembali."

"Aku pikir itu tidak akan menjadi suatu masalah," jawab Penjira.

Terdapat dua bangunan. Yang pertama berada di sisi timur halaman, sedangkan sisanya berada di
sisi barat. Di bagian barat, terdapat barak-barak tempat para narapidana tidur. Sasuke membuat
jarak dari jalanan di halaman menuju ke gedung bagian selatan dalam waktu lima menit. Di sisi timur
merupakan gedung utama Institut Riset Astronomi berada. Para narapidana dilarang untuk
memasuki gedung ini. Sasuke bersandar di pintu utama, memasuki ke dalam gedung saat tiba-tiba ia
terjatuh masuk. Tidak ada alasan untuk mengunci pintu, membuat pintu utama tersebut terbuka
lebar bahkan oleh sentuhan lembut. Karpet panjang dengan serat yang mahal menyambut Sasuke.
Gedung utama terlihat sangat berbeda dibandingkan dengan barak yang bagaikan ruang bawah
tanah di sisi bagian barat. Gedung utama dibangun bagaikan sebuah istana, segalanya dalam kondisi
sempurna, bersih dan murni. Dengan ketinggian empat lantai di atas tanah, tempat ini sangat luas
bahkan apabila dibandingkan dengan tempat lain di negara ini. Para narapidana hanya berjarak
dengan menempuh sekitar lima menit dari tempat ini, berbaring di atas lantai yang keras tanpa
dialasi apapun kecuali selembar futon tua dan air mata. Namun, di seluruh koridor gedung utama,
tangga dan setiap ruangan tertutupi oleh karpet yang lembut. Langit-langitnya dihiasi batu bata
yang dipernis menghalau kekuatan alam untuk memasuki gedung tersebut, sebuah perapian besar
menghangatkan seluruh gedung. Sedangkan di tempat para narapidana, saat musim dingin dan
turun salju, para narapidana terkadang mengeluh es bermunculan di sel mereka.

Level Menou berada di atas reptil seperti dinosaurus dalam hal refleks, kecepatan, dan kekuatan.
Mungkin paling baik apabila memperlakukannya seperti hewan peliharaan, karena Menou selalu
mematuhi setiap perintah dari sang direktur, Zansūru. Pada awalnya tidak ada Shinobi di negara ini,
namun ada kabar bahwa perdana menteri merelakan posisinya pada shinobi akibat dari perang. Jika
Zansūru ternyata merupakan seorang Shinobi, kemungkinan ia mengontrol Menou dengan
menggunakan suatu teknik yang menghubungkan Chakra mereka. Sasuke mulai merasa khawatir
apabila dia pergi terlalu lama. Menou selalu berjalan mengelilingi institusi tanpa berhenti setiap
siang dan malam. Merupakan suatu keadaan pengawasan yang konstan bagi para narapidana selama
paling tidak 20 jam setiap hari. Rumor beredar bahwa Menou merupakan hasil dari Jutsu pemanggil
Zansūru. Apakah mungkin bagi Zansūru untuk memiliki Chakra yang cukup besar sehingga dapat
memanggil monster sebesar Menou. Mungkin mekanisme dasar dalam Jutsu pemanggilan telah
diubah oleh shinobi Redaku, walaupun Jutsu pemanggilan berasal dari Negara Api.

*tap* *tap* *tap* Suara langkah kaki berat mendekati Sasuke memenuhi koridor. Suara langkah
kaki, pertemuan Sasuke dengan sepasang mata berwarna kuning yang melayang di kegelapan dari
belakangnya. Dari dalam kegelapan, siluet Menou menunjukkan dirinya. Ada sebuah suara, "kau di
sini" Chakra yang menggelora memenuhi mata Sasuke menunjukkan kemampuan visualnya sesaat
dia membuka mata. Sharingan dan Rinnegannya mulai aktif.

Dalam waktu yang singkat, mata Sasuke yang berwarna merah terang mengaktifkan jutsunya,
dengan cepat menarik Menou dalam genjutsu.

*Gedebug*, Menou terlempar ke tanah, dengan cepat berdiri di atas kakinya menyeret cakarnya
menuju Sasuke. Saat Sasuke dikenal dengan kegesitan dan kecepatannya, Menou juga cukup cepat
untuk menyeimbangi Sasuke, cakar Menou mencakar cukup dekat dengan Sasuke hingga dapat
mencakar beberapa helai rambutnya. Dia tidak terkena genjutsuku, Sasuke menyimpulkan.

Sasuke menghindari serangan Menou memutar tubuhnya untuk menyerang monster tersebut
dengan serangan balik. Tubuh Menou melayang dan menghantam sebuah dinding yang
menghentikan tubuhnya yang menimbulkan suara keras. Dengan kekuatan yang datang dengan
cepat bagaikan sebuah per, Menou memotong jarak antara dirinya dan Sasuke. Mata Menou yang
berwarna kuning berkilauan menatap mata merah Sharingan Sasuke, tetapi hasilnya tetap sama.
Menou kebal terhadap genjutsu.

Sasuke melompat di celah bawah dada Menou. Dengan menggunakan 1 telapak tangan, Sasuke
mendorong telapak tangannya di tubuh sang monster yang menggerakkan Menou mengakibatkan
tubuhnya terbaring telentang di atas lantai, tubuh Menou menghantam lantai dengan bunyi kuat
disertai bunyi tulang yang patah. Tidak ada keuntungan untuk melanjutkan pertarungan ini, akan
sangat berbahaya untuk meninggalkan kehancuran lebih banyak yang dapat memanggil para sipir
yang berpatroli. Menetap lebih lama di gedung utama merupakan hal yang berbahaya pada saat ini.

Bagaimanapun, mata Menou kembali membuka. Sasuke berusaha untuk membuat jarak di antara
mereka, tetapi monster itu melompat dan berdiri di atas kakinya dan mendekatkan jarak di antara
Menou dan Sasuke. Bagaikan sebuah cambuk, ekor Menou memecut ke depan saat Menou
melompat ke arah Sasuke. Sang Shinobi mundur ke belakang, dengan jarak yang tipis menghindari
serangan dari Menou. Serangan Menou merupakan serangan musuh yang paling terdekat
mengancam nyawa bagi Sasuke. Serangan itu terjadi secara tiba-tiba. Menggunakan elemen air,
Sasuke mulai menggabungkan dan memanipulasi chakranya dengan elemen angin membuat sebuah
kunai es dengan cepat. Dengan mata tertutup, Sasuke memotong cakar Menou yang mendekat,
menusuk tubuh Menou berkali-kali saat Sasuke menyayat tubuh Menou menggunakan kunai es
terus menerus.

"Gyah!!" Menou mengaum sembari mundur. Tubuhnya mulai mengeluarkan darah dan cairan dalam
jumlah besar, luka yang parah menganga di sepanjang tubuhnya. Menou terjatuh dalam keadaan
tidak sadarkan diri. Maaf, pikir Sasuke.

Sasuke mulai menyesali pertarungan yang mengancam nyawanya, berada di ujung tanduk, tetapi
sekarang sudah terlambat untuk berpikir seperti itu. Mengejutkan dengan setiap langkahnya, Menou
berlari secepat yang dia bisa melewati jendela dan menghancurkan sebagian besar dinding saat dia
mencoba menerobos keluar. Walaupun dalam keadaan pendarahan hebat, Menou masih cukup kuat
untuk menghilang dalam satu lompatan.

Sasuke menggigit bibirnya. Dia merasa sangat jijik, menurunkan tatapan matanya ke telapak
tangannya. Dia berpikir tentang serangan terakhirnya dan seberapa dalam kunai miliknya memasuki
tubuh Menou. Sasuke khawatir ia telah melayangkan serangan yang fatal.

Keesokan paginya, Sasuke duduk di tempat ia biasa duduk di ruang makan, melihat ke halaman.
Matanya terbuka lebar saat melihat ekor yang sangat dikenalnya bergerak. Apa kau bercanda.. itu
tidak mungkin... Menou menatap ke atas dan menyadari Sasuke dibalik jendela. Bahkan dengan
Sasuke menatapnya dengan tatapan tajam, Menou tidak dapat mengingat kejadian kemarin malam,
dan dengan cepat mengalihkan pandangannya. Menou.. dia masih hidup....Tentu saja, tidak
mungkin baginya untuk tetap bernafas, bahkan tidak ada luka yang tertinggal di tubuhnya. Tidak
mungkin ini semua terjadi, Sasuke berjuang untuk menemukan penjelasan.
Bagaikan Sasuke sendiri yang masuk ke dalam genjutsu. Sebuah suara datang dari belakang Sasuke,
"kau. Kau narapidana yang mencoba menyakiti Menou. Narapidana nomor 487,"suara itu
menggeram dengan nada penuh amarah dan permusuhan. Zansūru. Sasuke dan Zansūru menatap
langsung di mata masing-masing tanpa menghilangkan kontak mata di antara mereka. Tidak ada
gunanya untuk berbohong, ia tahu bahwa Sasuke bertemu dengan Menou. Walaupun begitu, ada
yang ingin Sasuke tanyakan pada Zansūru. Sasuke mengaktifkan Sharingannya. Matanya yang
berwarna hitam kelam berubah menjadi merah, 3 spiral terbentuk di irisnya, menangkap pandangan
Zansūru. Sasuke menghela nafas panjang. Dia tidak menyadari hal ini sebelumnya tanpa
Sharingannya, bola kaca dibalik kacamata Zansūru.

"Mata buatan..."

"Bagus...bagus...," Zansūru menyipitkan matanya pada Sasuke. Ujung bibirnya terpilin menjadi
sebuah senyuman.

"Kau menyadari banyak hal. Bahkan bawahanku yang berada di sini setiap hari tidak menyadarinya,"
Zansūru memanjangkan lengannya dan menyentuh jendela di belakang Sasuke (Hayoo mau ngapain
ini ). Sasuke tidak dapat menyangkal selain menyadari bahwa mata kaca itu terlihat sangat alami,
sekarang, hanya itu yang dapat Sasuke sadari setiap melihat ke mata Zansūru. (Ship baru!!
SasuZansū! )

Kau tidak dapat membedakan mata kiri dan kanannya. Jadi, kau dapat menggunakan sejenis
Ninjutsu. Baiklah. Itu akan selalu kuingat." Zansūru mendekat ke telinga Sasuke (Kyaaa >_<), dia
mulai berbisik dengan bisikan pelan. Mata kiri buatannya memutar dan bergerak bagaikan mata
hewan yang sedang melihat sekelilingnya, "mustahil untuk mengambil Menou dariku. Saat aku..
adalah seorang shinobi."

BAB II

Keesokan harinya, sipir yang berpatroli memberikan Sasuke hukuman pertamanya. Alasan pertama
yang diberikan mereka adalah saat pengabsenan Sasuke mengalihkan pandangannya, membuat
marah para penjaga.

Para penjaga yang berpatroli mengangkat tongkat besi di atas kepala mereka, dan dengan rasa
senang memukulkan tongkat mereka pada bahu Sasuke, menghancurkan tulangnya, para sipir yang
berpatoroli bergantian dalam penyiksaan mereka. Tentu saja, normalnya, tidak mungkin non shinobi
dapat melukai Sasuke separah yang mereka lakukan. Sasuke berusaha semampunya untuk
menerima hukuman, namun masih sangat menyakitkan dan sulit untuk menahan emosi.
Kemampuannya dalam menahan lidahnya untuk berbicara dianggap sebagai suatu tindakan
pembangkangan dan ketidakpatuhan.
Tidak ada seorang pun yang berhubungan dengan Sasuke dapat selamat dari kekerasan yang
dilakukan oleh para sipir. Jiji, tanpa disadari olehnya, saat sedang bekerja, dipukuli oleh para sipir
menggunakan tongkat besi tepat pada perutnya. Sebagai tambahan, Sasuke mendapat pukulan tiga
kali lebih banyak hari itu disebabkan oleh alasan yang tidak bisa dipahami yaitu saat dia
membisikkan sesuatu pada Jiji. Direktur dari penjara memberikan perintah yang sangat jelas bagi
para sipir, jadikan Sasuke target. Dikarenakan Sasuke tidak pernah dihukum di penjara dengan
keamanan yang tinggi, tidak mungkin bagi orang di Konoha untuk membongkar penyamarannya
walaupun jika dia diperlakukan buruk, apalagi berusaha untuk ikut campur.

Sasuke memilih untuk bekerja bersama para tahanan lain, kesendirian tidak lebih produktif baginya.
Beberapa tahanan, tanpa disadari disesatkan oleh orang-orang yang mengetahui apa yang terjadi
pada malam itu terhadap Menou. Jadi, Sasuke mencoba untuk tidak membiarkan kesalahan kecil
terhadap suatu hal yang sangat penting seperti pertarungannya dengan monster itu menganggunya.
Selama ia diperlakukan seperti ini, ia tidak akan menunjukkan rasa sakit di matanya. Kesan sang
direktur pada Sasuke paling tidak mengesankan bahwa Sasuke bukanlah orang yang lemah.

Pada malam hari, Sasuke diteriaki dan telah dipukuli berkali-kali oleh delapan sipir penjara, berakibat
pada progress kerjanya yang melambat. Bahkan saat seseorang memanggil namanya, dia tidak
menjawab. Matanya terlihat menantang dan memusuhi setiap orang yang menatapnya. Untuk
semua alasan yang mereka berikan, sebanyak apapun pukulan yang mereka berikan padanya, ia
tidak pernah menderita cedera apapun, hal ini yang membuat para sipir menjadi semakin marah. Di
akhir hari, sipir yang memeriksa sel sebelum jam tidur, akan menghukumnya bagaikan seorang
murid yang melanggar aturan sekolah. Pernah sekali memukulinya dan berkata "rambutmu terlalu
panjang". Jika bukan untuk Naruto, Sasuke mungkin telah mematahkan satu atau dua tulang tubuh
sipir ini.

"Sasuke, hari ini merupakan sebuah bencana."

"Kenapa semua orang seperti menargetkanmu?" Penjira dan Ganno bertanya bersamaan dan
merasa kasihan pada Sasuke.

Sudah biasa bagi para sipir untuk memukuli para narapidana hanya karena alasan yang omong
kosong. Namun, itu berlaku bagi yang pemalu yang dipenuhi oleh rasa takut, atau narapidana yang
dengan penuh rasa percaya diri dan bertindak pembangkang. Sasuke tidak memenuhi kriteria itu.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu" Walaupun mereka tidak suka saat Sasuke berkata seperti
itu, tetapi mereka merasakan rasa frustasi dibalik suara Sasuke. Jiji mulai ikut campur.
"Aku dengar kalau kepala sipir Zansūru ada hubungannya dengan ini."

"Kau tidak peduli? Kau tidak suka dengan orang yang lebih tampan darimu?"

"Ah, kau lihat? Dia terlalu sombong."

Lampu dimatikan sejenak setelah ada banyak suara. Saat untuk tidur. Saat waktunya tiba, lampu
akan dimatikan tanpa peringatan apapun, dan apapun yang terjadi, apapun situasinya, lampu lampu
tidak akan dihidupkan sampai saat pagi menjelang. Bahkan saat seseorang mati karena sakit jantung,
lampu lampu tidak akan menyala begitu saja. Jiji dan yang lain meraba mencari baju yang akan
mereka gunakan dan untuk tidur dan mulai mengganti pakaian. Bagaikan detak jarum jam, kau tidak
akan mendengar apapun kecuali suara dengkuran. Saat siang hari, pekerjaan sudah sangat
melelahkan. Tubuh Sasuke sudah dapat membiasakan jadwal kerja yang intensif. Saat ia merasa
yakin bahwa semuanya sudah terlelap, Sasuke menarik jeruji besi dengan pelan dan meninggalkan
ruangan penjara.

Di pergelangan tangannya, secarik kain merah dililitkan. Ini adalah tanda bahwa kau dapat izin untuk
keluar dari sel mu untuk semacam kerja lembur atau saat kau menuju ke ruang perawatan medis.
Selama kau mengenakan kain merah, Menou tidak akan menyerangmu, bahkan saat jelas-jelas kau
melanggar peraturan. Ada kemungkinan Sasuke bertemu dengan Menou yang sedang berkeliling.

Saat Sasuke berjalan di koridor yang dingin dan tanpa batas, ia dapat mendengar isakan samar. Saat
Sasuke berjalan ke sumber suara, dia memastikan bahwa kain merah itu terlihat jelas di sekitar
pergelangan tangannya. Diletakkan di ujung dinding, sebuah lemari besi dibuat untuk penyimpanan
barang-barang pembersih. Hampir tidak mungkin untuk dibayangkan apa yang terjadi di sana, tetapi
sulit bagi Sasuke untuk menghiraukannya. Saat Sasuke membuka pintu besi itu, Sasuke menemukan
seorang lelaki kurus dengan rambut acak-acakan, tangan dan kakinya terikat dengan tali tua.

*terisak*

Sesaat dia melihat Sasuke, tubuhnya menjadi kaku. Pergelangan tangannya yang terikat berada di
depan dadanya, dipenuhi dengan ludah dan bekas gigitan di tali yang mengikatnya, sudah jelas
bahwa ia berusaha untuk melepaskan tali itu dengan mulutnya. Sasuke berharap ia tidak membuat
suara apapun. Dengan Menou berpatroli di sekitarnya, lemari itu akan menjadi peti matinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"


"Aku... uh... aku... aku.. sedang berjalan dari toilet menuju kamarku, lalu.. seorang lelaki tua... dia
menjebakku di dalam sini." Kemungkinan merupakan suatu pelecehan.

Sasuke memutuskan tali yang mengikat tangan dan kaki lelaki tersebut. Jika kau menahan orang
yang kejam di lingkungan ini cukup lama, mereka akan mencari berbagai cara untuk melepaskan
tekanan mereka. Dan biasanya menargetkan orang yang lemah, orang yang lemah dan tidak
memiliki teman, atau bahkan orang lemah secara fisik dan hampir mati.

"Apakah karena izin kain merah?"

"Dia telah mengambilnya"

Sasuke melepaskan kain merah di pergelangan tangannya dan memberikannya pada lelaki tersebut.
Jika ia tetap berada di koridor tanpa kain merah tersebut, Menou akan menemukannya dan
membunuhnya. Sasuke hanya merasakan simpati saat melihat lelaki tersebut sembari
memperhatikan ia pergi menjauh, menghilang di ujung lorong.

Untuk Sasuke, ini adalah sebuah misi, tiada lain hanyalah untuk sesaat. Sementara untuk lelaki itu,
penjara ini adalah dimana ia akan mati, dimana ia dikuburkan. Dengan progres mereka yang terlihat
sekarang, tidak ada yang tahu kapan teleskop itu akan selesai dibangun. Kemungkinan untuk tewas
di sini sebelum teleskop itu selesai dibangun, mendekati 100%. Aku tidak mampu melihat orang yang
lemah. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

*suara langkah kaki*

Di belakangnya, terdengar suara cakar yang berat saat menginjak lantai. Tiupan angin dingin
berhembus di belakang leher Sasuke. Semakin mendekat.. semakin mendekat, mengarah pada
punggung Sasuke, sebuah tangan dengan cakar yang panjang mencakar Shinobi tersebut. Menou,
sepertinya kehilangan targetnya. Menggertak dan menggeram, Menou mengangkat kepalanya dan
menyadari Sasuke menempelkan kakinya di langit-langit. Menou mengangkat ekornya sebagai
bentuk pembalasan.

Terjadi kehancuran yang memekakkan telinga. Ujung ekor Menou menghancurkan langit-langit, saat
kayu dan reruntuhan mulai roboh, Sasuke turun menggunakan reruntuhan sebagai pelindungnya.
Sasuke dapat melihat dengan baik perut dari Menou. Tidak ada bekas luka. Aku sudah memotong
perutmu dengan sangat dalam tadi malam.
"Kau memiliki ketahanan yang sangat bagus. Atau apakah kau telah diganti dengan kadal yang
baru?"

Tanpa ekspresi, Menou kembali menyerang Sasuke. Cakar Menou yang terlihat seperti berkilauan,
merobek udara di sekitar Sasuke. Sasuke bergerak cepat dan telah mencapai di bawah perut
monster itu sembari bergerak menyerang ke depan. Sasuke menendang dagu Menou yang
diselubungi sisik keras dan kembali menyerang di daerah manapun yang Sasuke mampu di tubuh
Menou. Sebelum mendaratkan serangan ketiganya, ekor Menou yang panjang bergerak dari sisi
yang satu ke sisi yang lain. Sasuke, dengan kecepatannya, berhasil menangkap ekor Menou, menarik
dan membuat Menou kehilangan keseimbangan, dan terjatuh di punggungnya.

Mata Sasuke berubah warna menjadi merah kembali untuk mencoba kekuatan visualnya sekali lagi,
bahkan menggunakan rinnegannya, tapi, tetap saja tidak berfungsi, genjutsu tetap tidak berfungsi
pada Menou. Sasuke masih tidak yakin apakah itu masalahnya. Menou kembali bergerak untuk
berdiri dengan kakinya, membuka mulutnya untuk mencoba melahap kepala Sasuke dengan amarah.

Dengan mulut yang mengarah pada Sasuke, Sasuke menendang leher Menou, menghindari taring
yang mendekat padanya. Dalam kekacauan itu, cakar kiri Menou sempat menggores pipi kiri Sasuke
saat Sasuke melompat menjauh dari Menou. Kulit di pipi kiri Sasuke terkelupas, namun tidak banyak
darah yang menetes. Sasuke meraih sarung pedangnya yang terlindungi dengan baik oleh dirinya
saat Menou bersiap untuk menyerangnya kembali. Menou berhenti menyerang. Berlari menjauh
dari Sasuke dengan jarak yang semakin menjauh.

Apa yang kau rencanakan? Saat ia bersiap untuk serangan mendadak, semua berubah menjadi
memusingkan, dan semakin memusingkan. Tubuh Sasuke sempoyongan saat kesadarannya mulai
menghilang, tapi Sasuke tetap merasa bahwa Menou yang telah melakukan ini padanya.

Menou balas menyerang. Jika kau dapat memperhatikan dengan baik, Menou memiliki taring di
taringnya, kait tajam yang menonjol dari taringnya yang sudah terlihat tajam. Keempat cakar yang
tertinggal di kelima jarinya telah mampu memotong ujung rambut Sasuke. Dalam keadaan
vertigonya yang semakin memburuk, Sasuke masih dapat menghindari serangan Menou.

Sasuke mencoba dengan sangat untuk fokus dengan apa yang ada di hadapannya saat
pandangannya mulai berputar. Menou kembali menyerang Sasuke menggunakan tangannya,
membuat Sasuke terhempas menghantam dinding.

*crasshh* Sasuke dapat merasakan detak jantungnya di sekujur tubuhnya, lututnya hampir tertekuk
di bawah dirinya.
".....hwaa..ha..ha..." nafasnya yang terengah engah mulai melemah. Seluruh dadanya merasakan
panas bercampur kelelahan. Melalui pandangan yang mulai memutih, mengaburkan pandangannya,
cakar tajam Menou membesar. Sasuke menghunus pedangnya dengan ayunan dan mengayunkan ke
bawah, memotong dengan arah berlawanan. Lantai kayu di bawahnya terpotong, membuat Sasuke
dan beberapa potongan kayu terjatuh di lantai di bawah mereka. Menou melompat turun dari
lubang di lantai mencoba mencari targetnya.

Menou mencari Sasuke sesaat setelah dia mendarat. Namun, figur Sasuke dan bau yang selama ini
dilacak Menou telah menghilang.

"Haaa...ha..ha..ha..."Sasuke bernafas dengan terengah-engah dan semakin berat sembari berlari di


sepanjang koridor.

Sasuke berhasil lari dari Menou, namun rasa mati rasa di tubuhnya menjadi semakin parah. Sasuke
berpikir kembali saat Menou mencakar pipinya. Aku tidak pernah mendengar tentang kadal yang
memiliki racun di cakarnya, tapi aku yakin efek yang kurasakan sekarang dikarenakan racun.

"Haaa... uh..." Tubuh Sasuke mulai kejang, perasaan dingin menerjang tubuhnya bagaikan ombak
tsunami. Sementara di dalam tubuhnya terasa panas bagaikan terbakar, dan di kulitnya terasa
sangat dingin bagaikan es yang membeku. Untuk mencoba meminum sesuatu, Sasuke berlutut dan
mengumpulkan Chakra di tangannya untuk membentuk air. Tangannya bergetar hebat sampai tidak
mungkin baginya untuk mendekatkan tangan ke wajahnya, apalagi untuk mengumpulkan lebih
banyak chakra untuk membentuk air. Semua air yang dibuatnya berakhir di tulang selangkanya dan
membasahi bajunya.

"Haaa.... hv... knn..." Pandangannya mulai bergetar hebat bagaikan ada seseorang yang
melemparkan kembang api di dalam kepalanya. Dia tidak mampu untuk memberhentikan denging di
telinganya sembari telinganya berangsur-angsur menjadi tuli.

Ini sangat buruk. Saat berhadapan dengan racun yang biasa, kekebalan Sasuke sangat luar biasa.
Bertahan beberapa kali saat terkena dosis yang mematikan. Racun ini sangat kuat, mungkin salah
satu kandungannya hanya terdapat di Redaku.

"...h... haa...ha..." Nafasnya berubah menjadi semakin pendek saat tenggorokannya terasa mengecil.
Sasuke menarik tubuhnya yang tidak merespon rangsangan dari otaknya ke dinding dan bersandar di
dinding, nafasnya menjadi sesak.

Jantungnya membuat suara yang sangat buruk, bagaikan menginterfensi dengan kemampuannya
untuk bernafas. Yang diikuti dengan bagaikan terkena serangan jantung dan sindrom hiperventilasi
secara terus menerus. Setiap tetes air yang ada pada telapak tangannya berubah menjadi Chakra.
Bersandar di dinding, Sasuke berharap gejala-gejala pada tubuhnya berkurang. Tiap detik terasa
bagaikan bertahun-tahun.

*clack clack* Benar benar terdiam, suara langkah kaki dari jauh terdengar berjalan bergesekan
dengan lantai. Sialan... seseorang mendekat. Dalam keadaannya seperti ini, dengan musuh yang
sangat bermusuhan dengannya, dia akan mati.

Langkah kaki itu semakin mendekat. Mata Sasuke mencoba fokus pada segala hal yang terlihat kabur
di hadapannya. Tubuhnya menolak untuk bergerak, tidak penting siapa yang berjalan mendekatinya.
Dia menahan nafasnya dan menunggu langkah kaki yang semakin mendekat.

*tak... tak.. tak...* Langkah kaki yang bergesekan dengan lantai batu di aula berhenti. Setelah
beberapa saat, seseorang bergerak di belakangnya. Sasuke mencoba menggerakkan badannya,
tetapi tubuhnya tidak mengikuti perintahnya. Sebuah tangan menjulur dari belakang Sasuke dan
menutup mata sharingannya yang aktif. Tangan itu sangat lembut.

".....!"

Sasuke menahan nafas. Jari-jari yang menutup kelopak matanya. Dia sangat mengenal sentuhan ini.

Tidak bodoh! Dia tidak di sini.

Sasuke sangat mencoba untuk membalikkan kepalanya untuk melihat seseorang di belakangnya,
tubuhnya bahkan tidak cukup kuat untuk melakukan hal itu yang membuatnya terjatuh ke belakang
dan ditangkap dengan tubuh yang sangat dia kenal, tubuh yang membuat Sasuke terbiasa.

"Tenang, Sasuke-kun. Kau akan baik-baik saja." Suara Sakura, istrinya.

Sakura membaringkan tubuh Sasuke di tempat tidur ruang medis, nafasnya yang gelisah masih
tersengal-sengal, detak jantungnya masih berdetak dengan sangat cepat dan menggetarkan seluruh
tubuhnya, gendang telinganya masih bergetar namun pandangan yang menganggunya dan
dentuman di kepalanya sudah mulai mereda. Saat ia mulai terbaring tidur, lengan dan kakinya mulai
kembali normal.

"Bagaimana kabarmu?" Tirai yang mengelilingi tempat tidurnya terbuka dan menunjukkan wajah
istrinya yang melihat padanya, dengan segera memperhatikan dan memeriksa sisi wajah Sasuke.
"Ahh.. sepertinya kau sudah membaik."

Sasuke mengangkat tubuhnya dengan pelan, walaupun dengan sedikit kesulitan, masih ingin bangun
dari tempat tidur.

"Aku masih sedikit pusing, tapi paling tidak, aku sudah mulai membaik," Sasuke menjawab, tetapi
yang paling penting baginya adalah menanyakan kenapa Sakura ada di sini.

"Jika dilihat dari gejalanya, sepertinya racun ini memberikan efek pada tindakan potensialmu. Yang
menghambat keseluruhan sistemmu dan titik chakramu, menyebabkan energimu habis secara
langsung dalam hitungan menit membuat saraf pusatmu menjadi tidak teratur. Aku berpikir apakah
tubuhmu tidak kebal terhadap racun ini, racun ini sepertinya unik di tempat ini. Hal ini yang
membuatnya berbahaya."

Sakura menggulung lengan bajunya diatas lengan Sasuke, sembari mengusap kapas yang dibasahi
alkohol dan memberlakukannya dengan sangat lembut seperti yang biasa ia lakukan dengan anak-
anak.

"Kau akan merasa sedikit sakit" Sakura menusukkan jarum di lengan Sasuke.

"Sakura..."Sasuke melihat saat darahnya memenuhi tabung di suntikan, dan menahan niatnya untuk
bertanya.

"Mengapa kau di sini? Apakah Sarada baik-baik saja?"

"Dia baik-baik saja. Dia saat ini bersama Iruka sensei. Aku datang untuk memberitahumu bahwa
misimu telah berubah."

"Perubahan misi?"

Saat mereka bicara, Naruto menderita penyakit yang tidak ada siapapun yang tahu bagaimana
menyembuhkannya, menurut Kurama, Rikudō Sennin pernah menderita penyakit yang sama, namun
sembuh saat melakukan perjalanan di Redaku. Jadi, di sinilah Rikudō Sennin disembuhkan. Namun,
tidak ada yang tahu bagaimana caranya, jadi Kakashi yang pertama kali memasuki Redaku untuk
mencari petunjuk, tapi Kakashi telah lama pergi dari Konoha, dan mereka tidak mendapat kontak
apapun darinya, sementara itu keadaan Naruto semakin memburuk sepanjang waktu, kebanyakan
dari literatur yang berhubungan dengan penyakit Naruto tertulis dalam bahasa kuno Redaku, bahkan
dengan tim profesional dari akademi untuk memecahkan kode-kode tersebut, akan memakan waktu
yang sangat lama.

Satu-satunya informasi yang diterima bahwa Rikudō Sennin pernah tinggal dan pemulihan di sini, di
Institusi Penelitian Astronomi. Jika kita terlalu lambat dan semua gejala yang telah ditunjukkan
Naruto, semua ini akan terlambat Sasuke, setelah mengetahui semua informasi tentang Naruto,
sesampainya di Institusi Penelitian Astronomi tanpa diperintahkan lagi untuk mencari petunjuk,
sesaat ia tiba di Instituti tersebut, diikuti oleh Sakura.

"Saat Sasuke-kun menuju ke sini, kita menerima elang dari Shikamaru. Elang itu membawa informasi
tentang deskripsi buku yang Kakashi sensei dapat di ibukota Redaku, jadi kita mendapatkan info
tentang Rikudō Sennin."

Sakura memberikan sebuah gulungan pada Sasuke, Sasuke membaca kalimat yang tertulis di
gulungan tersebut: Rikudō Sennin yang tubuhnya telah diserang penyakit yang tidak dikenal,
melakukan perjalanan di Redaku, dimana ia bertemu dengan seorang astronomer, Tataru. Walaupun
kita tahu bahwa Tataru tidak pernah mendapatkan pelatihan mengenai medis, tetapi Tataru dapat
menyembuhkan Rikudō Sennin, menghilangkan penyakit misterius itu. Pada malam saat Tataru
menyembuhkan Rikudō Sennin, ada bintang jatuh yang masuk ke bumi, dari langit, Rikudō Sennin
menangkap meteorit yang jatuh itu menggunakan satu tangan, memecahnya menjadi dua bagian.
Setengah dari meteorit yang berada di tangannya hancur di tangannya, berubah menjadi debu
berbintang yang mengelilingi Rikudō Sennin. Kami hampir yakin bahwa ini adalah cara penyembuhan
yang menyembuhkan Rikudō Sennin dari penyakitnya. Saat kau berasal dari langit dan dapat
memecahkan meteor hanya dengan chakra, kau akan mendapat kekuatan yang sangat besar.

Tataru menyebutkan bahwa kekuatan ini bernama "Yuuri Koshiri atau partikel kutub". Walaupun ada
konflik di antara banyak orang dikarenakan adanya kekuatan ini, kebanyakan dari meteorit/partikel
kutub yang memasuki atmosfir bumi tidak terdeteksi, terlindungi oleh cahaya terang dari bintang,
dan kebanyakan orang tidak memperhatikan akan apa yang terjadi di atasnya.

Jika Rikudō Sennin menderita penyakit dan pergi ke Redaku untuk mencari kekuatan ini, cerita
tentang penyembuhan dari surga ini bukanlah suatu cerita fiksi, karena cerita ini juga memiliki peta
dari bintang yang telah ia gambar, seperti peta harta karun meteorit khusus yang dibutuhkan. Tetapi
tempat ini berada di tempat tertutup yang berada di institut.

"Jika ada seseorang yang menderita penyakit yang sama dengan Rikudō Sennin..."Sasuke membaca
pesan dari Shikamaru sebanyak tiga kali sembari mengucapkannya untuk dirinya. Kunci dari
penyembuhannya adalah "partikel kutub".
Berdasarkan dari catatan yang dikirim Shikamaru, Rikudō Sennin memisahkan partikel kutub menjadi
dua bagian, bagian pertama "yang jatuh ke bumi dan disembunyikan di bintang" dan satu bagian lagi
"bintang yang terus berjalan"....

"Ini hanya tebakanku, hipotesis dari Shikamaru dan diriku, tetapi penyakit ini membuat Chakra
dalam tubuhnya tidak berfungsi yang disebabkan oleh monster berekor yang berada di tubuhnya,
dan iya atau tidak substansi yang berada di di meteorit ini, partikel yang menurut Tataru dapat
menyembuhkan gejala-gejala penyakit Naruto.

"Kita harus memastikan untuk mendapatkannya," ucap Sasuke tanpa berkata-kata lagi, kemudian
Sakura mengangguk dan membalas, "misi yang baru adalah mendapatkan peta astronomi dan
mendapatkan salah satu dari partikel kutub itu, tetapi pertama kita harus mencari tentang peta itu
terlebih dahulu. Sebuah buku, sebuah gambar, atau sesuatu yang lain.."

"Aku setuju. Aku menerima tentang perubahan misi ini, tetapi mengapa kau datang ke sini
sendirian?"

Sakura hampir merasa tersinggung dengan pertanyaan Sasuke dan menunjukkan wajah marahnya
pada Sasuke.

"Aku seorang Shinobi. Aku akan meninggalkan desa jika itu mengharuskanku."

"Kau tidak harus meninggalkan desa jika kau mengirim pesan menggunakan elang, kau tahu kau bisa
mengirimkan pesan sebanyak apapun."

"Aku sudah mencobanya, tapi elang itu membawa kembali pesanku."

"Apa?"

Saat ini wajah Sasuke yang berubah, sangat aneh bagi seekor elang pengirim pesan yang telah dilatih
di desa untuk gagal mengirimkan pesan, terutama di saat-saat damai seperti ini.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kita tidak punya waktu. Lebih mudah untuk masuk ke sini
dengan menjadi seorang dokter dan mengatakan padamu secara langsung. Selain itu, jika aku di sini,
aku dapat menolongmu."
"Itu tidak penting. Kembalilah ke desa secepatnya. Di sini berbahaya."

"Berbahaya?" wajah Sakura berubah serius, "apa kau meragukanku?"

"Aku tahu kemampuanmu, tetapi aku hanya berkata bahwa diriku cukup untuk di sini, dan aku tahu
ada suatu hal yang terjadi di institusi ini, sesuatu yang lebih mengkhawatirkan dan lebih berbahaya.
Menou atau direktur tidak dapat terkena genjutsuku."

"Itu salah satu alasan tambahan mengapa kau membutuhkan partner di sini. Misi dengan peringkat
tinggi dan spesial seperti ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan kekuatanmu."

Sasuke harus mengakui bahwa Sakura memang benar, di medan pertempuran, Sasuke memiliki
kekuatan yang tidak dapat ditandingi kecuali oleh sang Hokage ketujuh, tetapi misi mata-mata ini
melebihi dari sekedar bertarung. Saat kau ingin mendapatkan informasi dari seseorang, lakukan hal
yang tidak diketahui oleh orang lain, ataupun yang dapat melukai orang lain, memiliki partner
seperti Sakura merupakan bantuan yang sangat besar.

"Sebagai tambahan, keadaan di sini sangat buruk. Orang-orang tewas karena kekurangan nutrisi dan
karena bekerja yang berlebihan namun tidak ada yang melihat ini sebagai suatu masalah. Aku sudah
memiliki rencana untuk mengubah ini dan aku akan memberikannya pada Zansūru, karena aku tidak
dapat diam saja saat orang-orang tewas dalam keadaan ini. Direktur dan para sipir menganggap
bahwa kau adalah pekerja yang dapat dibuang saat tidak dibutuhkan lagi."

"Aku harus memperingatkanmu. Direktur itu bukanlah orang yang baik. Apa yang akan kau lakukan
jika kau tidak dapat mundur?"

"Aku seorang dokter. Aku punya kewajiban atas kesehatan seluruh orang di sini, apapun yang
terjadi."

Saat berbicara tentang kerja keras, Sakura bekerja lebih keras, itulah dia. Setelah menatap dengan
tegas pada Sakura, Sasuke menyerah dan menghela nafas.

"Aku tahu. Aku paham. Hanya.. jangan bekerja terlalu keras." (Kyaaa Papasuke perhatian)

"Tentu saja," jawab Sakura sembari tersenyum dan melihat ke arah mejanya, "aku akan mengirim
sampel darah Sasuke-kun ke Konoha untuk sekarang. Aku akan meminta bukti lebih banyak jika
Kakashi-sensei ingin memintamu untuk membuat laporan status."
"Bukankah kau bilang bahwa komunikasi menggunakan elang tidak berfungsi?"

"Lihat ini" Sakura bersiul menggunakan bibirnya, sebagai balasan, seekor elang kecil terbang dari
ruang belakang. Di sekitar lehernya terikat kain merah yang digunakan para tahanan sebagai pass.

"Sepertinya Menou mengusir elang yang sebelumnya karena komunikasi eksternal dilarang di sini.
Ini dapat menjadi jalan keluar kita."

"Aku mengerti."

Pada saat itu, mereka mendengar ketukan di pintu kantor dokter, walaupun jam kunjungan untuk
pemeriksaan medis telah lewat beberapa jam yang lalu. Sasuke dan Sakura menatap satu sama lain,
mencoba mencari jawaban bagaimana untuk bereaksi.

"Sensei (dokter) apakah kau masih bangun?" Itu adalah suara Jiji. Sasuke belum pernah mendengar
suara Jiji yang selembut ini. Sakura menyentuh bahu Sasuke, mendorongnya ke tempat tidur dan
dengan cepat menutup tirai di sekitarnya, saat tiba-tiba suara Jiji yang mendekat menjadi lebih
keras.

"Halo.. sensei.. apakah kau di sini?"

Menyadari kakinya dapat terlihat dari balik tirai, Sasuke mengangkat kakinya dengan segera ke atas
tempat tidur melihat bayangan Jiji di tirai.

"Oh! Kau di sini."

"Jiji! Ada apa? Terlebih di saat seperti ini.. ini sudah sangat larut..." Sakura mendengarkan dengan
tenang.

"Lihat.. lihat ini. Aku telah melukai jari-jariku saat pemanasan tadi pagi. Aku mendapat izin untuk
datang ke sini setelah memberitahukan kepada penjaga bahwa aku tidak dapat tidur karena sakit di
jariku ini."

"Duduk di sini. Berapa nomor registrasimu?"


"Tahanan nomor 544"

Kau dapat mendengar pena Sakura bergerak di atas kertas kemungkinan menulis catatan di catatan
kesehatan Jiji. Pengobatan seharusnya tidak memakan waktu lama, bukan? Sasuke melihat Jiji dari
tempat tidur, melihat bayangannya bergerak, memutuskan untuk tetap bersembunyi sampai Jiji
pergi.

"Sensei, apakah kau merokok? Itu merupakan kebiasaan terburukku."

"Aku rasa, aku tidak memiliki alasan untuk melakukan itu. Aku adalah seorang dokter."

"Jika kau bisa mendapatkan rokok untukku, aku akan melakukan apa saja untukmu. Walaupun jika
kau tidak merokok," Jiji mulai memohon.

"Aku akan membersihkan tanganmu."

Sakura menggenggam lengan Jiji dan mulai menggulung lengan bajunya untuk memeriksa tangan
dan pergelangan tangan Jiji, di hadapan Sasuke, saat Sasuke memperhatikan pergerakan bayangan di
tirai tersebut. Tetapi, Sasuke tidak hanya memperhatikan pergerakan dari Jiji, ia juga mendengarkan
perilaku Jiji, tentang bagaimana Jiji merasakan sakit sampai tidak dapat tidur. Sasuke tahu bahwa
pernyataan terakhirnya hanyalah merupakan alasan agar Jiji dapat melihat Sakura. Dengan kata lain,
Sasuke merasa sangat marah karena Jiji datang ke sini dengan niat yang lain. Di sisi lain tirai, Jiji
memohon dengan berbagai cara kepada Sakura untuk diberikan penghilang rasa sakit, untuk rasa
demam yang ia rasakan walaupun berkurangnya rasa sakit, dan Sakura di sana memperlakukan Jiji
dengan ramah dan tenang.

"Hey sensei.. kau tidak berasal dari sini kan?"

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Aku tidak pernah melihat orang dengan nama sepertimu, warna rambut dan hal lain sepertimu. Ini
pertama kalinya aku melihat rambut dengan warna bunga sakura, omong-omong, rambutmu cukup
cantik."
Melihat tangan Jiji bergerak untuk mengusap helaian rambut Sakura, Sasuke tidak dapat untuk
menahan diri dan menahan tangan Jiji dari belakang. Mata Sakura terbelalak terkejut.(papasuke
cemburu!!!)

"Hey. Huh." Jiji terkaget dengan kemunculan teman satu selnya. Jiji pun menggosok matanya.

"Sasuke, kau dari mana saja? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku juga ingin menanyakan pertanyaan yang sama denganmu. Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ingin dokter yang baik ini mengobatiku. Kau tahu kan aku sudah terluka sejak kemarin, tidak
banyak darah yang keluar sekarang, tetapi sekarang sangat terasa sakit."

"Itu kebohongan yang menjijikkan," ucap Sasuke.

"Sulit untuk menghilangkan bengkak atau infeksi dengan cepat," ucap Sakura lalu memberikan Jiji
sebuah gelas obat kecil berisi cairan berwarna hijau.

"Apa ini?"

"Obat. Sari herbal. Obat ini memiliki fungsi antibakteri."

"Ueeeeehhhh.. bau yang sangat tidak enak. Aku akan tetap meminumnya untuk efek antibakterinya,
tetapi aku masih penasaran apakah ada alasan baik untuk meminum ini."

"Untuk menjawab pertanyaanmu yang sebelumnya, dokter ini adalah istriku," Sasuke memotong
pembicaraan.

Jiji menyemburkan obat yang ada di mulutnya dan melihat Sasuke dengan mulut terbuka, matanya
terbuka lebar menatap Sasuke dan Sakura.

"Benarkah? Istri? Istri Sasuke? Sasuke menikahi sensei? Ini candaan kan? Maksudku.. ahh.. kau
menikah?
"Aku tidak pernah berkata bahwa aku single," jawab Sasuke.

"Ya.. aku tahu... tapi.. orang sepertimu bukanlah segalanya."

"Kau selalu berprasangka"

"Tetapi, apa yang dilakukan istri Sasuke di sini?"

"Aku datang untuk menemui Sasuke," Sakura mulai berbohong, "tidak ada sistem kunjungan di
penjara ini, tetapi aku sangat ingin bertemu dengan suamiku, jadi aku memutuskan untuk datang ke
sini sebagai dokter."

"Hmm aku mengerti.. aku paham.."

Jiji melihat Sakura, terlihat percaya dengan Sakura, tetapi Sasuke terlihat terkejut, dia pun berkata.

"Tidakkah kau terkejut?"

"Untuk apa aku terkejut?" Jiji melihat Sasuke dengan heran, "ini terlihat sebagai tindakan pasangan
yang normal, selalu ingin bersama dengan satu sama lain."

"Jiji, tentang hal Sakura adalah istriku, harus tetaplah menjadi rahasia."

Teman satu sel itu meninggalkan ruang medis dan memasuki koridor yang panjang. Saat berjalan,
Sasuke menyucuk Jiji dengan jarinya di pergelangan tangan Jiji, sembari mengikatkan kain merah
yang Sakura berikan.

"Aku paham.. Jika kau berada di penjara yang normal, ini akan baik-baik saja. Tetapi, jika di sini, jika
seseorang mengetahuinya, sensei.. dan kau tidak akan dapat berada di sini lagi. Terlebih, aku tidak
pernah ingat bahwa Sasuke pernah berkata kalau ia telah menikah," senyum Jiji menarik pipinya.

"Kau tidak akan pernah mendengarnya."


"Maksudku, kita selalu berbicara banyak karena kita selalu bersama dengan teman satu sel. Topik
yang biasanya kita bicarakan adalah keluarga, tujuanmu, mimpimu, dan hal-hal lain, selalu ada di
dalam perbincangan kita. Tentu saja, isu tentang pasangan dan pernikahan telah diangkat selama
beberapa waktu, Sasuke yang saat itu sedang menyusup tentu saja menghindari subjek tersebut."

"Jiji, bukankah kau memiliki seorang kekasih?"

Humor Jiji bertambah ringan dan dengan senangnya memberikan senyumannya pada Sasuke

"Ahh.. saat ini dia sedang bekerja di ibukota Redaku."

Sasuke menatap ke kakinya, lantai yang biasanya berwarna coklat berubah menjadi putih terkena
sinar bulan yang masuk melalui jendela besar yang dipantulkan, "tetapi dia telah menikah, dia
berselingkuh dengan seorang lelaki.." kata-kata Jiji terdengar menggerutu.

Sasuke, yang terbiasa untuk pergi dari desa dalam waktu yang panjang untuk melaksanakan misi,
kata-kata dari Jiji membuatnya sedikit takut.

"Jiji, apakah menurutmu pasangan harus selalu bersama?"

"Ya. Itu benar," Jiji menjawab dengan cepat, "sensei pasti sangat mencintaimu atau dia tidak akan
mau untuk bekerja di tempat seperti ini."

"Tidak.. tidak sepenuhnya... aku lebih sering berada jauh dari rumah untuk waktu yang lama."

"Berapa lama kau pergi?"

"Terkadang dalam waktu yang singkat, terkadang dalam waktu yang cenderung lama. Pernah sekali
aku tidak pulang selama beberapa tahun."

"Apa kau serius?" nada Jiji berubah secara jelas, "beberapa tahun.. ya ampun.. kurasa setelah waktu
selama itu, kau tidak bisa marah apabila seorang lelaki menggantikan dirimu di hatinya."

"Kenapa kau berkata seperti itu?"


"Karena itu masuk akal."

Sasuke memalingkan wajahnya pada Jiji dan ekspresi wajahnya menunjukkn keseriusan.

"Ini tidak seperti aku meninggalkan Sakura. Sakura dibutuhkan di desa, dan aku harus berada jauh
dari desa, ini adalah bagian dari pekerjaan kami. Kami juga bertukar pesan secara rutin."

"Ya. Aku paham itu, tetapi apakah kau tidak berpikir ini akan menjadi hal buruk apabila ada banyak
'serangga' sepertiku yang tertarik padanya? Apakah kau tidak mengenakan cincin di negaramu?" Jiji
melihat wajah Sasuke saat wajahnya yang serius berubah menjadi cemas (papasuke takut mamakura
berpaling), "jika pasangan terpisahkan jarak yang terlalu jauh, mereka akan kehilangan ikatan
mereka."

Sasuke tidak paham akan apa yang Jiji coba katakan. Sakura adalah keluarganya, di manapun ia
berada, kenyataan itu tidak pernah berubah, dia tidak pernah mendengar ada anggota keluarga yang
menghilang dari keluarga. Bahkan, walaupun saat ia memiliki emosi negatif yang sangat besar pada
Itachi, itu tidak pernah mengubah fakta bahwa Itachi adalah saudaranya, apapun yang terjadi pada
dunia shinobi, ia akan selalu siap saat dipanggil sebagai adik Itachi.

Untuk Sasuke, Sakura adalah keluarganya, pasangannya, tempat dia kembali saat ia sampai di desa,
mereka tidak butuh hubungan darah; perasaan mereka tidak pernah berubah walaupun mereka
tidak bisa selalu bersama. Sasuke mencoba mencari kata yang tepat untuk mengungkapkan
perasaannya kepada Jiji, tapi itu akan menjadi sangat sulit dan menyebalkan, jadi ia mengganti
subjeknya.

"Aku mengerti. Apakah kau pernah mendengar sesuatu tentang sebuah buku atau apapun tentang
peta astronomi?"

"Peta astronomi?" Setelah mengulang pertanyaan Sasuke, Jiji menundukkan kepalanya dan berkata,
"aku tidak tahu,.. berdasarkan namanya... itu sepertinya berhubungan dengan dokumen astronomi,
mungkin akan berada di arsip. Kau bisa bertanya pada Penjira."

"Kenapa Penjira?" tanya Sasuke, tetapi saat ia mendengar perkataan Jiji, matanya terbuka lebar.

"Penjira bertugas di arsip."


BAB III

Dia memangkas melewati halaman yang tercat merah oleh warna merah sinar matahari yang mulai
terbenam, menuju ke perpustakaan yang terletak bersebrangan dengan gendung utama. Hanya
pada saat ini, saat makan malam, para narapidana dapat memasuki ruang arsip, mereka membuka
pintu yang tertutupi kuningan yang telah berkarat, melihat di hadapan mereka lemari buku yang
tinggi melewati bahu mereka, lemari-lemari itu tersusun sangat rapi, bangunan ini dibangun dengan
menggunakan batu pasir dan laterit, yang membuat ventilasi gedung berlantai ini menjadi tempat
yang tepat untuk menyimpan dokumen, yang terlindungi oleh kulit domba, karena dokumen ini
dapat memudar dengan mudah.

Udaranya sangat dingin, pencahayaan yang temaram terasa suram, sumber cahaya satu-satunya
hanya berasal dari jendela kecil yang bertindak sebagai ventilasi, menyinari lantai yang bermotif
kotak simetris melewati Sasuke, Sasuke sempat berpikir bahwa dia akan sendirian, namun ia dapat
melihat bayangan beberapa narapidana duduk di lantai sembari membalikkan halaman buku yang
ada di tangan mereka.

Sulit untuk dipercaya ternyata sebagian besar narapidana dapat membaca dan menulis, Sasuke
sempat berpikir bahwa mereka hanya melihat-lihat gambar sebagai penghibur diri. Berdasarkan
rencananya, Sakura akan menunggunya di dekat lemari buku di sekitar jendela selatan, Sasuke pun
mulai mendekati tempat pertemuannya dengan Sakura, dengan berpura-pura mencari buku di rak
buku. Sasuke pun semakin mendekat dengan Sakura. Saat dia mencapai rak yang ditentukan, ia
berdiri bersebrangan dengan Sakura, Sasuke menarik buku di hadapannya dan berhadapan dengan
Sakura, tidak ada seorang pun di sekitar mereka.

"Lelaki yang bertugas di arsip adalah teman satu selku," ucap Sasuke.

Menyembunyikan mulutnya dengan sampul buku yang ia pegang. Ada kesunyian selama beberapa
saat sebelum Sasuke menerima balasan dari rak buku di belakangnya.

"Apakah ia yang tertidur di meja? Kurus, berambut pendek."

"Dia sangat suka berjudi. Jika tentang pertaruhan, dia akan menyutujuinya. Aku akan berbicara
padanya, tunggu di sini, lalu pergi ke tempatku dan tolong aku."

"Aku mengerti," balas Sakura sembari menutup buku yang ia pegang untuk merespon Sasuke.

Sasuke berjalan menuju Penjira, wajahnya tertelungkup di halaman buku yang ia baca. Sasuke
menyentuh pundak Penjira.
"Hey, Penjira."

"Uhh! Aku terkejut!" Mata Penjira tiba-tiba terbuka, "ini tidak biasa, Sasuke."

"Aku tidak tahu kalau kau bertanggung jawab terhadap arsip."

"Tidak sepertimu, hukumanku lebih pendek, aku berusaha untuk menjadi kandidat untuk dapat
keluar dari sini dengan berkelakuan baik."

"Jika kau memang narapidana yang dapat dijadikan contoh, kenapa kau tidak mencoba untuk
menjaga buku dengan lebih baik? Dari koleksi buku-buku yang baik ini, buku yang kau tidur terlihat
ternoda."

"Sial!" Lembaran halaman buku tersebut terkoyak saat ia berusaha membersihkannya dengan
lengan bajunya, "aaahh!! Lenganku merobek Kabinaga!"

"Kabinaga?" tanya Sasuke.

"Makhluk ini," Penjira menunjuk ke gambar seekor monster berekor panjang, namanya tertulis
"titan" sulit untuk dibaca, menimbang kubangan lumpur dan wajahnya yang berserabut, tampaknya
monster ini sedang dibandingkan dengan pohon yang berada di belakangnya.

"Buku ini berisi informasi tentang banyak naga dan monster yang telah punah. Walaupun kau tidak
bisa membaca, tapi gambarnya lumayan bagus," ucap Penjira.

Sasuke dengan cepat melirik ke arah buku tersebut. Monster Raksasa: Titan (raksasa). Naga besar
dengan leher yang mengesankan dan ekor yang besar, dengan panjang 30 meter keseluruhan, telah
diangkat dan ditemukan beberapa skeleton yang terdapat di beberapa lapisan yang membentang di
Institut Riset Astronomi Tataru. Walaupun Sasuke tidak terlalu familiar dengan makhluk itu, tetapi
para peneliti telah mengklasifikasikannya menjadi "naga" yang dulu pernah ada di Redaku, beberapa
bahkan menyebutnya sebagai dinosaurus.

Pasti ada lahan basah yang datar pada saat itu, sebelum terjadinya gempa dan pergerakan lempeng
yang membentuk pegunungan. Pada saat itu, naga dan monster besar berjalan dengan bebas di
bumi.
"Kau mau buka yang seperti ini?" tanya Penjira

"Sebenarnya tidak, ada buku yang sangat ingin kucari. Buku seperti peta astronomi."

Wajah Penjira memiliki ekspresi yang mengatakan "aku tidak tahu sama sekali. Aku tidak pernah
mendengar tentang hal itu, tetapi jika kau bisa menemukan orang yang bisa membaca, aku bisa
membantumu menemukannya di katalog."

"Aku bisa membaca," jawab Sasuke.

"Apakah itu benar? Kau sangat berbakat," ucap Penjira terkagum dengan kemampuan Sasuke yang
dapat membaca.

Katalog Penjira yang berada di belakang konter sangat mengagumkan, cukup tebal untuk menjadi
ensiklopedia, ujung dari tiap halaman ditekuk ke atas, benang sutra yang mengikat tiap halaman di
tulang belakang katalog tersebut, hampir hancur berhamburan. Saat kau membuka katalog tersebut
dengan sangat hati-hati, kau menyadari huruf yang ditulis tangan tercetak di seluruh halaman,
goresan tintanya tergores di arah yang berbeda, tiap kalimat tersusun acak tanpa terorganisir,
namun deskripsi peta langsung menarik perhatian Sasuke, bagaikan tertulis di halaman pertama
bagaikan merupakan dokumen yang paling penting di tempat itu.

"Rak buku bawah tanah... 1-24" setelah membaca letaknya di perpustakaan.

"Oh.. perpustakaan bawah tanah," bahu Penjira menurun, "tempat itu tidak dapat dimasuki. Bawah
tanah dipenuhi dengan dokumen penting, setiap buku di sana sangat berharga, jika mereka
mengetahui kau masuk ke sana tanpa izin, walaupun untuk mengambil buku, kau akan diberikan
hukuman terberat yang dapat mereka berikan padamu."

Hukuman terberat adalah hukuman gantung.

"Aku paham. Maaf telah menanyakan. Peta astronomi terdengar sangat menarik," Sasuke
mengangguk pelan merespon Penjira.

Sakura berpura-pura melewati mereka.


"Oh! Sensei!" panggil Penjira setelah melihat Sakura.

"Peta astronomi terdengar menarik. Karena aku berada di institusi astronomi, aku bisa belajar
tentang astronomi sesekali,"98

"Ada banyak buku lain tentang itu. Maafkan aku, sangat mengecewakan ternyata dokumen itu
terlarang."

"Ayo baca dokumen itu saat malam hari. Ini akan menjadi rahasia kita. Bolehkah aku meminjam
kunci?"

Muka Penjira menjadi bingung.

"Aku sangat ingin membaca buku seperti itu, mungkin saja bercerita tentang hal-hal romantis,
mungkin bercerita tentang saat meteor jatuh dari langit..."Sakura berbicara dengan sangat polos.

Penjira mengibaskan tangannya untuk mengatakan tidak.

"Walaupun untukmu, sensei, aku tidak dapat meminjamkan kuncinya. Hukuman akan jatuh padaku
jika aku menolongmu,"

"Benar kah? Lalu? Bagaimana jika kita bertaruh," tanya Sakura dengan pasti.

Saat permainan dihadapkan padanya, wajah Penjira menjadi semangat.

"Kita bisa bermain empat permainan favorit, terserah permainan apapun yang kau inginkan. Bisa
chinchiro atau hanafuda. Tapi, jika aku menang, aku mendapatkan kunci untuk ruang bawah tanah."

"Ya. Tapi, jika penjaga mengetahuinya, bilang pada mereka kau mengambilnya dariku tanpa izinku."

"Jika para penjaga akan datang ke sana. Aku berjanji, setelah aku selesai membacanya, aku akan
memgembalikan kunci itu padamu."
Tangan Sakura berada di posisi memohon di depan wajahnya, "tolonglah.. tolonglah.."

Penjira merasa khawatir untuk beberapa saat, lalu ia bergumam, "ah! Apa yang harus kulakukan?
Apa yang harus kulakukan? Ugh!! Baiklah! Ayo bermain!"

"Itu yang aku tunggu! Apa yang akan kita mainkan?" tanya Sakura cepat.

"Mungkin bukan chinchiro, karena aku baru saja kalah bermain chinchiro dengan Sasuke dan bahkan
dia bukanlah orang yang beruntung. Ayo bermain 'hosinarabe'"

"Hosinarabe?" Sakura dan Sasuke mendekatkan kepala mereka dengan satu sama lain merasa
bingung seperti mendengar permainan yang belum pernah mereka mainkan.

"Permainan yang biasa mereka mainkan di sini. Aku akan membawa permainannya."

Sasuke mengambil kesempatan ini untuk berbicara dengan Sakura saat Penjira menghilang di rak
buku di belakang mereka.

"Sakura, kau hanya harus berpura-pura bermain. Saat permainan bermula, aku akan mengenakan
Genjutsu pada Penjira."

"Aw.. itu menyebalkan. Kau akan bermain curang," jawab Sakura cepat. Sasuke melihat Sakura
dengan heran.

"Kita akan baik-baik saja. Apa kau lupa? Aku adalah murid favorit Tsunade-sama."

"Bukankah Tsunade sangat buruk dalam berjudi?"

Penjira kembali, berpikir bagaimana ia bisa meyakinkannya untuk melakukan ini, di tangannya
Penjira membawa sebuah kotak yang ditutupi dengan lembaran emas yang tertempel di kotak,
penutup kotak itu dibuka, menunjukkan 1 dek kartu dengan gambar di atasnya. Kartu-kartu itu
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan kotak yang menyimpannya.
"Di Hosinorabe, kau memiliki 12 kartu di tanganmu, yang harus kau lakukan hanyalah memiliki 1
kartu dari tiap tipe kartu," Penjira mulai duduk dan menyusun beberapa kartu.

"Beberapa bulan yang lalu, ada beberapa orang yang membersihkan rak menemukan kartu-kartu ini.
Pastikan kau mendengar dengan baik peraturannya."

"Ada 12 ilustrasi yang berbeda di dek, kuda putih berenang di laut; kucing menatap langit; api
unggun yang terbakar dengan api berwarna jingga; monyet yang mengukir gambar di tanah dengan
ranting; gembala yang menatap bintang melalui bola kristal; sapi yang berada di dalam kandangnya
menatap keluar; batang kayu dengan getah dan amber; ogre/raksasa terlahir dari bumi; kura-kura
memanjat bebatuan di gunung; seorang lelaki tua dengan tongkatnya; ayah rakun dengan anak
rakun bermain di gundukan pasir dan yang kedua belas katak dan siput keluar dari rawa. Tema yang
umum dari kedua belas kartu ini adalah seorang manusia, sebuah tanaman atau seekor hewan,
dengan warna yang terang dan banyak, di belakang tiap kartu sepertinya memiliki gambar yang
sama dalam 1 dek.

Setelah diperhatikan beberapa saat, bentuk di belakang kartu terlihat seperti seekor kadal
melingkari sebuah batu

"Berbicara tentang kadal, itu terlihat seperti Menou"

"Maafkan aku, tapi apa hubungan Menou dengan semua ini? Aku merasa rugi tentang subjek itu,
baiklah, ada 12 gambar yang berbeda, lima dari setiap kartu, dengan total 60 kartu. Pertama, aku
akan membagi 6 kartu. Dari sana, kau bisa menukar kartu yang telah dibagikan padamu, lima kali
maximum. Kau menang jika peran yang kau mainkan lebih kuat," aku menerangkan. Penjira
mengeluarkan secarik kertas dari kotak berisi sisa kartu, daftar keseluruhan kemungkinan kombinasi
dari kartu yang membuat sebuah "kertas".

Peran terkuat adalah "bintang" yang terdiri dari kuda putih, gembala, kucing, api unggun, raksasa
dan kura-kura. Ada yang tertulis di bagian bawah kertas tersebut, tetapi tintanya terlalu pudar dan
tidak dapat dibaca. Peran dari "bumi" yang sepertinya menjadi terkuat kedua, terdiri dari kucing, api
unggun, rakun, katak dan siput, kura-kura dan lelaki tua. Sebagai tambahan dari "bintang" dan
"bumi" ada peran lain seperti "matahari tenggelam", "api yang membakar", "cuaca sinar matahari",
"daun" dan lain-lain, tetapi tidak seperti poker, sepertinya tidak ada keteraturan untuk setiap
kombinasi di tiap peran, untuk pemula, suatu kebutuhan untuk memiliki waktu yang cukup untuk
mempelajari.

"Oh, apakah itu saja? Baiklah, ayo kita mulai," Sakura berkata dengan nada yang tenang,
mengembalikan ke Penjira.
"Sensei apakah kau tidak mendengarkan? Ini adalah permainan dimana kau mengkombinasikan
peran, pemula seharusnya benar-benar menyimpan kertas ini untuk mencocokkan dan memeriksa
kartu mereka."

"Aku sudah mengingatnya," jawab Sakura.

"Apa?" tanya Penjira tidak percaya.

Sakura duduk di hadapan Penjira sembari menyibakkan rambut pinknya ke belakang telinga, dan
Sasuke berada di belakang Sakura, memperbaiki postur duduknya dan duduk lebih tegap. Ia sudah
lama mencoba untuk memperbaiki kebiasaan duduknya.

Mata Sakura yang berbentuk almond mengecil seperti mata kucing saat ia melihat wajah Penjira,
bagaikan mencoba untuk memprovokasinya.

"Ayo kita mulai"

"Sensei.. ada yang berbeda denganmu," Sakura tersenyum melihat perubahan pada diri Sakura saat
ia duduk di hadapannya, "aku telah melihat banyak orang mengubah atmosfer saat berhubungan
dengan perjudian, aku selalu berpikir kalau mereka adalah yang bermasalah, dan mereka seharusnya
berhenti berjudi. Bukankah ada aturan untuk tetap menunjukkan wajah serius dan tidak pernah
menunjukkan perubahan emosi?"

Sakura mengambil kartu di hadapannya.

"Ya, biasanya ronde kedua ada yang kalah yang berurusan dengan semua orang, sepertinya itu tidak
relevan dengan tipe permainan seperti ini."

Sakura menghadapi kartu di hadapannya dengan sangat terampil bagaikan dokter bedah.

Penjira mencoba mengobservasi tangan Sakura sebisanya. Dr. Sakura dalam bidangnya kemungkinan
adalah satu-satunya yang memperlakukan narapidana layaknya manusia, pada saat ini, ia telah
mendapatkan hati seluruh narapidana, tidak seperti sang direktur yang menyiksa mereka hanya
karena pekerjaan yang terlalu banyak. Tapi, akhir-akhir ini, sesuatu telah berubah bagi para
narapidana. Sekarang mereka memiliki harapan karena Sakura telah tiba di sana.
Tetapi sekarang, ekspresi wajah wanita yang duduk di hadapannya ini telah berubah sepenuhnya,
bukan lagi wajah dokter yang baik yang biasa Sakura tunjukkan. Penjira mengambil kartunya dari
tumpukan kartu. Tidak buruk, ia mendapatkan peran terkuat kedua, "bumi". Ia melihat kembali pada
Sakura yang melihat tangannya, wajahnya tertutupi dengan senyumannya.

Ada banyak orang yang suka bermain, seorang dokter bukanlah pengecualian.

Penjira mengeluarkan tiga kartu, menyimpan kartu lelaki tua, kucing dan kura-kura, dan mengambil
tiga kartu lagi dari tumpukan kartu, lalu dia mengambil kartu kura-kura kedua, katak, dan api
unggun. Yang merupakan penarikan kartu yang baik, Penjira hampir mengumpulkan seluruh peran
untuk "bumi".

Sekarang adalah giliran Sakura, ia mengeluarkan sebuah kartu dan menukarnya dengan sebuah
kartu. Matanya bergerak cepat melihat setiap kartu yang ia ambil, lalu mengeluarkan kartu lagi dan
mengambil kartu lain. Giliran kedua, ketiga-

Seiring berjalannya waktu, para narapidana yang berada di perpustakaan mulai mengumpul di
sekitar Sakura dan Penjira. Semua orang merasa penasaran dengan pertarungan antara mereka.

Tidak dalam waktu lama, giliran berikutnya menjadi giliran terakhir. Penjira terdiam. Keenam kartu
di tangannya adalah: kura-kura, kura-kura, lelaki tua, kucing, log kayu api unggun, dan katak. Jika dia
mengeluarkan salah satu kartu kura-kura dan mengambil Tanuki (rakun), maka dia akan memiliki
peran "bumi". Satu-satunya pilihannya, ia berpikir kemungkinan untuk mendapatkan kartu yang
belum ia miliki, itu tidak akan ada gunanya.

"Apa yang harus kulakukan?" Pikir Penjira, melihat tangannya.

Penantangnya adalah seorang pemula, Sakura memang mengatakan dia mengetahui peraturannya,
tetapi bagaimana kemungkinan ia memiliki kombinasi kartu kompleks dari "bintang" atau "bumi".
Dia sudah beruntung jika ia memiliki pasangan kartu sederhana seperti pair atau bahkan triplet.

"Keluarkan semua kartu kecuali kura-kura," pikir Penjira. Jika ia mendapatkan 1 lagi kartu kura-kura,
maka ia akan mendapatkan triplet. Walaupun bukan, ia masih akan mendapatkan sepasang pair dan
itu merupakan set poin yang bagus. Sulit untuk memaksakan mendapat "bumi", melindungi point
yang ia miliki sekarang adalah jalan yang terbaik. Penjira hampir mengeluarkan keempat kartu begitu
saja, saat matanya melihat Sakura di hadapannya.
"Kau mungkin ingin berpikir lebih lama untuk melakukan itu," Sakura berkata lembut sembari
mencondongkan kepalanya ke samping.

Penjira berpikir untuk mengganti strateginya. Mengarahkan untuk memperoleh tiga atau dua "pair"
sudah bagus, menyelesaikan permainan tanpa apapun, bukanlah hal yang bagus, dan jika ia dapat
melengkapi peran "bumi", ia yakin bahwa ia akan berteriak. Membuang kura-kura, dan
mendapatkan tanuki, peran "bumi" akan lengkap. Jika ia menarik sesuatu selain tanuki atau sesuatu
yang tidak ada di kartu miliknya, dan permainan ini berakhir. Penjira memutuskan untuk melakukan
pilihan kedua.

Setelah matanya memastikan kartu yang ia ambil, Penjira hampir melompat dari duduknya.

------syukurlah! Sebuah kartu tanuki. Ia telah melengkapi peran "bumi".

"Aku mendapatkan kartu yang aku inginkan."

Sakura sepertinya juga sudah mendapatkan perannya. Ini telah melengkapi keseluruhan 5 putaran.
Akhirnya, waktu penunjukan kartu.

Setiap momen pertarungan yang menentukan dihabiskan untuk melihat tangan lawan dan
menghitung tindakan terbaiknya.

"Senseeiii----- jangan menangis," goda Penjira sembari membuka kartu miliknya di atas meja.
Pandangan para penonton langsung tertarik pada keenam kartu Penjira yang disebar di meja.
Menyadari peran "bumi" yang lengkap dengan terkesiap.

"Aku memenuhi "bumi"

"Apakah itu bagus?" tanya Sasuke pada lelaki di sampingnya. Ia mengangguk.

"Ini adalah peran terkuat kedua. Satu-satunya cara mengalahkannya adalah dengan kau melengkapi
"bintang", tetapi sepertinya tidak mungkin untuk sensei, untuk melengkapi keseluruhan "bintang"
secepatnya, kau kalah."

Sasuke tetap menatap figur istrinya, wajah tanpa ekspresinya tampak tidak goyah.

Jari Sakura membuka kartu pertamanya, Tanuki. Beberapa hela nafas terdengar dari penonton.
Peran "bintang" tidak memiliki tanuki di dalamnya. Pertandingan ini merupakan kekalahan bagi
Sakura. Sepertinya tidak mungkin di permainan kesempatan. Warna merah perlahan memenuhi
mata Sasuke, mempersiapkan dirinya untuk memasukkan ilusi di perpustakaan.

Di saat yang sama, Sakura dengan bangganya menyeringai dan mulai tertawa kecil.

Ujung jarinya membalik kelima kartu secara berurutan. Kura-kura, lelaki tua, kucing, kayu untuk api
unggun, dan katak.

Kombinasi itu-

"Bumi!" Seseorang dari penonton berseru.

Kartu dengan kombinasi yang sama tersusun dalam dua barisan di hadapan mereka. Peran Sakura
sama dengan Penjira "bumi". Sasuke berpikir seberapa mungkin hasil yang seimbang terjadi.

"Kau curang."

"Ah.. kau berpikir seperti itu? Mau memeriksa tubuhku?" Dengan tenang Sakura mengulurkan kedua
tangannya ke hadapan Penjira memajukan lehernya menunjukkan lehernya yang penuh dengan
kelembutan yang menarik. Rambut pinknya menyentuh pipinya saat beberapa helai rambutnya
tertumpah dari belakang telinganya. Sakura menatap dengan provokatif dari balik mata hijaunya
membuat Penjira terdiam dengan kehilangan kata-kata.

Kecurangan bukanlah suatu hal yang pantas dipertanyakan di penjara, selama sang lawan tidak
mampu membuktikan trik yang digunakan. 30 menit berlalu saat mereka melanjutkan permainan.
Punggung Penjira telah basah oleh keringat. Dibalik kartu yang terbuka seperti kipas, bulu mata
Sakura yang berwarna hijau menatap balik ke Penjira. Setetes keringat dari dahi Penjira menetes di
kartunya. Mereka telah bermain sebanyak 5 permainan, 0 kemenangan dan 0 kekalahan. Semua
permainan berakhir dengan imbang. Sakura yang dalam posisi menyerang membuat peran yang
sama dengan Penjira selama 5 kali berturut-turut.

"Ini tidak mungkin, seseorang bermain curang di sini."

Sasuke sempat berpikir bahwa Sakura bermain curang, memfokuskan pandangannya ke arah Sakura
saat Sakura menyentuh kartu di hadapannya. Dia tidak terlihat mencurigakan, tetapi keraguan masih
menyelimuti.

"Sekarang.. waktunya pertunjukan untukmu...," suara sakura bergema, "ayo selesaikan permainan
ini."
Sembari berdoa, Penjira membuka kartu di hadapannya. Lelaki tua, penggembala, tanuki, tanuki,
kura-kura, kura-kura. Kombinasi pair hewan disebut "Soujo Teia". Penjira sudah tidak peduli
terhadap kekuatan tiap role (peran). Role apapun dia dapat, yang terpenting dia memenangkan
pertandingan.

"Satu lagi hasil imbang, bagaimana bisa dengan kemungkinannya.." Sakura tersenyum dan
menyebarkan kartu di hadapannya untuk menunjukkan semuanya. Tubuh Penjira menurun lega.
Lelaki tua, gembala, tanuki-tanuki, kura-kura, kura-kura. Kartu milik Sakura bagaikan mencerminkan
kartu milik Penjira. Dada Penjira menurun dipenuhi dengan helaan nafas.

"Suatu kebetulan yang sangat hebat".

Permainan ke 6. Sakura mengacak sekumpulan kartu, tersenyum dan tertawa sembari mendengar
suara kartu yang teracak.

"Lanjut?"

"Tidak. Aku mengaku kalah," ungkap Penjira sembari berdiri.

Mereka dapat bermain sebanyak apapun tetapi hasilnya akan tetap sama. Ia tidak dapat menang
ataupun kalah terhadap wanita di hadapannya ini. Dia merasa bagaikan seekor anjing, merasa lelah
hanya karena bermain.

"Akhirnya, aku telah menunggu."

Setelah mengatakan kata-kata kekalahannya, Penjira berjalan menuju rak buku dan kembali
membawa sebuah kunci kuningan terlingkar di jarinya.

"Ini kunci untuk ke perpustakaan bawah tanah. Jika kunci ini hilang, maka hukuman terberat akan
diberikan di semua orang yang ada di perpustakaan ini."

"Aku berjanji, aku akan mengembalikannya. Terima kasih."


Saat Sakura mencoba mengambil kuncinya, Penjira menarik tangannya kembali dan menambahkan,
"bahkan jika judulnya terdapat di katalog, buku tentang astronomi tidak terjamin berada di sana."

"Apa maksdunya? Di katalog dikatakan buku itu ada di sana."

"Itu alasannya kenapa katalog tidak selalu akurat, aku tahu beberapa koleksi diatur di Istana
Kerajaan sampai keadaan kerajaan stabil, beberapa buku pada saat itu hilang."

Kau bisa mengatakan itu sebelumnya, pikir Sasuke sembari menatap Penjira.

Penjira mengangkat bahunya dan berkata, "itu cerita yang buruk," menyalahartikan pandangan
Sasuke.

"Aku berpikir apakah Istana Kerajaan tidak pernah berpikir bagaimana berharganya koleksi buku itu.
Beberapa puluh tahun yang lalu, ada catatan yang menuliskan ada seorang perwakilan dari suatu
negara yang mencari buku itu, dan ia tidak mengembalikannya."

"Apakah buku yang tertentu?" Sakura mendengarkan.

"Beberapa buku terlarang dan seharusnya tidak pernah melewati pintu keluar, tetapi raja
sebelumnya sangat menyukai lelaki itu. Aku rasa ia bernama Orochimaru."

Nama yang tidak terprediksi itu membuat Sasuke dan Sakura mengangkat kepala mereka. Tidak
mungkin nama itu dimiliki oleh orang lain selain sang ular yang mereka kenal. Iblis sepenuhnya
dalam bentuk manusia ular, bahkan ia berjalan sampai ke negara sejauh ini dari negara api. Jika itu
yang terjadi, untuk apa mereka pergi mencari sejauh itu ke Redaku.

Malam itu, Sasuke menunggu Jiji dan yang lain tertidur, diam-diam keluar dari selnya dan menuju ke
halaman. Ia bertemu Sakura di depan perpustakaan.

"Kau membawa kuncinya?" tanya Sasuke pada Sakura. Sakura menggerakkan kunci perak yang
dipegang di samping wajahnya dan mengangguk, "tentu saja". Mereka berjalan menuju ruang bawah
tanah untuk mencari peta astronomi dan berharap dapat menemukannya tanpa terjadi apa-apa.

Dengan mendorong pintu kuningan yang telah berkarat dan mereka mulai memasuki perpustakaan.
Pintu tertutup di belakang mereka dan membuat mereka diliputi dengan kegelapan mutlak
perpustakaan tanpa sumber cahaya apapun. Keduanya menyalakan chakra di telapak tangan
mereka. Bergantung pada cahaya dari chakra mereka, mereka mulai berjalan memasuki arah
belakang perpustakaan.

"Hey, Jiji tidur dengan baik kan?" suara Sakura memecah keheningan.

"Saat aku berjalan keluar sel, dia tidur dengan nyenyak. Kenapa kau bertanya?"

"Dia sering datang ke ruang medis. Sakit kepala, sakit perut, selalu ada alasan. Aku tidak pernah
melihat keanehan saat memeriksanya, jadi aku berpikir mungkin itu alasannya untuk pergi dari
pekerjaannya. Aku tidak bisa berhenti untuk sedikit khawatir tentang keadaannya."

"Dia berpura-pura. Dia sangat sehat." Saat berkata seperti itu, Sasuke merasakan suatu perasaan
yang tidak biasa di dadanya. Sebanyak apapun Jiji mencoba, dia tetap tidak percaya bahwa Sakura
adalah istri Sasuke. Itu yang Sasuke percaya, paling tidak. -----------Tidakkah kau berpikir bahwa
serangga buruk sepertiku akan selalu berada di sekitarnya? Kata-kata Jiji terngiang di pikiran Sasuke
disertai perasaan menjijikkan, membuat Sasuke berhenti di jalannya.

"Hmm. Apa kau baik-baik saja?" tanya Sakura. Sasuke memutar badannya menghadap Sakura,
menggenggam jari Sakura. Menyentuh pangkal jari manis Sakura dan memberikan chakra di
sekitarnya. Chakra yang berada di sekitar pangkal jari manis Sakura mulai terbentuk, dan berubah
bentuk menjadi butiran pasir saat mengelilingi jari Sakura bagaikan cincing saturnus, butiran pasir itu
berubah menjadi berwarna perak seiring dengan suara bergerinda. Perubahan chakra tersebut telah
selesai.

"Tetap pakai ini," ucap Sasuke masih dengan wajah yang muram, sembari melepaskan tangan
Sakura.

"Ini..." Sakura membuka jari-jari tangannya, menatap cincin di jari manisnya yang baru saja
terbentuk yang saat ini melingkar di jari manisnya. Lingkaran perak itu berkilau. Sebuah permata
merah menarik perhatian Sakura. Di tengan cincin, sebuah rubi terletak di puncak cincin yang ia
kenakan. Keseluruhan bahan di cincin Sakura terbentuk dari meningkatkan kemurnian substansi
yang ada di tanah di sekitar mereka sampai batasnya. Sasuke sepertinya telah membuat cincin yang
terbuat hanya dari keahliannya dan manipulasi elemen tanah.

Cincin yang mengelilingi jari manis Sakura, sebuah saksi pernikahan mereka. (Kyaaaa fangirling dulu)

"Terima kasih banyak."


Sasuke mulai berjalan pelan, bagaikan tidak mendengar perkataan Sakura. Sembari berjalan di
belakang Sasuke, Sakura mengusap pipi merahnya dengan kedua telapak tangannya. Cincin buatan
seperti ini biasanya selalu terdistrosi (mudah berubah), tetapi cincin di jari Sakura terlihat lebih jelas,
lebih berkilau dan lebih indah dibandingkan semua bintang di langit malam. Cincin itu hampir lebih
indah dibandingkan dengan cincin yang dibuat dengan bahan yang ditemukan secara alami, hasil dari
keseriusan Sasuke dalam pengontrolan chakra.

------Sasuke-kun, apakah kau cemburu? Sakura ingin berkata seperti itu dan berkata dengan keras.
Aku tahu Sasuke-kun akan kurang suka apabila mengatakan secara terus terang seperti ini, lebih baik
aku menyimpan di hatiku. Sakura menatap batu merah yang menghiasi jari manisnya, matanya
mengecil menunjukkan kebahagiaannya.

Setelah berjalan beberapa saat di dalam kegelapan dengan hening, mereka mencapai pintu di bagian
belakang perpustakaan. Sakura memasukkan kunci yang diberikan Penjira ke dalam lubang kunci,
pegas di dalamnya memutar dan dengan cepat membuka pintu di hadapan mereka.

"Kemarin... saat kau dan Penjira bermain Hoshinarabe....." Sasuke mulai pembicaraan dengan
canggung, "bagaimana kau melakukannya?"

"Oh! Itu.. uhm.." Sakura yang pada saat itu menatap cincin di jarinya, dengan cepat menarik
tangannya ke sisi badannya.

"Aku tidak curang, aku benar-benar mencoba melakukan yang terbaik," "dengan mengingat."

Dibalik pintu terdapat tangga menuju ruang bawah tanah, disejajarkan dengan ubin yang menurun.
Sakura melanjutkan perkataannya, "kartu-kartu itu sudah sangat tua. Jika ada ujung kartu yang
rusak, goresan yang terlihat, atau gambar yang sedikit berbeda, aku mengingat semuanya yang ada
di kartu saat aku memeriksa pola kartunya."

"Keseluruhan dari 60 kartu?"

"Ya. Tapi putaran pertama aku memang curang, aku mempelajari kemampuan itu saat aku bekerja
bersama Tsunade-sama." Ucap Sakura merasa bernostalgia.

"Tsunade-sama sangat buruk dalam berjudi, tetapi dia benci kekalahan. Jadi, saat pertama aku
membiarkan dia menang, tetapi kemudian ia tetap meminta bermain.. tetapi, menjadi sedikit
menarik saat aku memenangkan permainan dengan hasil seri, melihat wajah Tsunade-sama
memucat dan mengakhiri permainan." ----Sakura bukan merasa bosan, tetapi takut apabila Tsunade-
sama kalah olehnya. Mereka telah sampai di dasar anak tangga sebelum Sakura berhenti
mempertimbangkan untuk mengatakan hal itu.

Rak-rak buku terhiasi oleh sarang laba-laba, gulungan besar dan kecil terselip diantara buku-buku
dan dokumen-dokumen yang terikat dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Untuk sebuah
kumpulan dokumen yang sangat penting dalam pengawasan ketat, koleksi buku, gulungan dan
dokumen di sini terlihat tidak terurus dengan baik.

Untuk mengantisipasi adanya jebakan, Sakura menyentuh dinding ruang bawah tanah, melepaskan
chakra di permukaan bangunan. Dengan mengikuti pergerakan chakranya yang dimasukkan ke
dalam dinding, Sakura mendapatkan penggambaran kasar dari struktur bangunan mereka berada.

"....apakah itu..."

"Ada apa?"

"Sepertinya ada bangunan lain di balik dinding itu."

Sakura mengalihkan pandangannya ke dinding belakang, menuju arah gedung utama. Menutup
matanya untuk memfokuskan pada aliran chakra. Sebuah teknik untuk mengeksplor struktur sebuah
bangunan dengan mengikuti aliran chakra melalui material-material anorganik merupakan suatu
yang unik bagi Sakura, seorang ahli dalam pengontrolan chakra.

"Ada tangga memutar yang terhubung dengan ruangan direktur, lantai empat."

"Tangga di gedung utama tidak mungkin lebih rendah dibandingan lantai satu.. apa menurutmu ada
ruangan tersembunyi, tertutupi oleh dinding di ruang bawah tanah ini?"

Ruang bawah tanah kedua itu hanya dapat dimasuki dari ruangan direktur, inti dari ruangan yang
tersembunyi.

"Sangat mencurigakan, mungkin untuk menyimpan sesuatu yang sangat penting."

"Kita akan menginvestigasi itu nanti, ada banyak hal yang tersembunyi di sini."
Sasuke penasaran dengan keadaan ruang bawah tanah kedua yang misterius, tetapi sekarang adalah
waktu untuk mencari peta astronomi. Tangan Sakura meninggalkan dinding rung bawah tanah disaat
ia berjalan diantara rak-rak buku, mencari rak buku yang tertulis di katalog.

"Ini dia! Ini peta astronomi."

Di dalam rak berlabel "I", Sakura menarik buku besar berwarna biru tua. Sampulnya diwarnai dengan
pigmen kuno dari suatu mineral, membuatnya menjadi kasar saat disentuh. Sampul belakangnya
terhiasi 4 karakter yang dapat dibaca.

"Peta Astronomi," ditulis dengan warna emas.

"Aku berharap buku ini dapat memberikan kita beberapa petunjuk." Tangan Sakura mulai
membalikkan sampul tebal sembari bergumam. "......Sai?"

Sasuke refleks melihat ke halaman yang Sakura baca dari belakang Sakura, saat Sakura secara tidak
sengaja menggumamkan nama seorang teman dari desa. Di halaman tersebut terdapat gambar yang
digambar dengan tinta. Sebuah gambar Tanuki dewasa dan Anak tanuki bermain di gundukan pasir
digambar dengan sapuan kuas yang mengalir bagaikan air.

Saat wajah Sakura semakin mendekat ke halaman tersebut, ia dapat mencium aroma perekat
dicampur dengan minyak. Ia mengetahui aroma itu saat menjalankan misi dengan Sai. Gambar tinta
milik Sai dibuat dengan mengencerkan tinta dengan minyak dan air, metode melukis dari Konoha.
Sepengetahuan Sakura, metode melukis seperti itu tidak mungkin ada di Redaku.

"Apa buku ini.. sebenarnya dibuat di luar negara ini? Apa mungkin seseorang yang berasal dari luar
Redaku datang ke sini dan mengilustrasikannya?"

"Orang yang berasal dari luar, ia tinggal di sini pada dahulu kala..."

Orang yang sama muncul di pikiran mereka. Rikudō Sennin. Dia melukis gambar itu disini, lalu
membawa teknik melukis itu ke negara api untuk diturunkan sampai saat ini. Melihat fakta yang
terdapat di institut astronomi ini, bukan tidak mungkin adanya teori ini. Lukisan tinta tanuki bermain
di gundukan pasir berada di halaman pertama. Halaman selanjutnya terdapat raksasa, lalu diikuti
kayu api unggun, lalu kucing, monyet, manusia, gembala- Setelah membalikkan sampai halaman
terakhir, Sasuke memastikan dengan bergumam, "gambar yang sama dengan Hoshinarabe."
Tanuki dewasa dan tanuki anak-anak bermain di gundukan pasir, raksasa yang muncul dari bumi,
kayu api unggun berwarna jingga, kucing yang menatap api lentera, monyet yang menggambar
menggunakan ranting, sapi yang melihat dari kandang, lelaki tua berambut abu-abu, gembala
menatap langit, kura-kura di gunung berbatu, kuda putih berenang di laut, kodok dan siput muncul
dari rawa, batang kayu yang tertutupi getah. Tidak ada keraguan bahwa ilustrasi tinta tersebut
sesuai dengan gambar kartu di Hoshinarabe.

"Tapi aku tidak paham, apa hubungan antara kedua belas gambar ini dengan keberadaan tentang
partikel kutub?"

Tangan Sakura yang sejak awal mengusap gambar tinta, berhenti.

Setelah melihat lebih jelas, titik-titik kecil tersebar di setiap gambar yang digambarkan dengan
menggunakan ujung kuas. Beberapa gambar, seperti tanuki dan kura-kura, digambar dengan tujuan
titik dan garisnya tumpang tindih, seperti gambar tersebut berhubungan seperti puzzle
"sambungkan titiknya".

"Ini bukan hanya lukisan tinta. Ini adalah rasi bintang."

"Rasi bintang?"

"Susunan bintang. Mereka tersusun untuk terlihat seperti sebuah tanaman atau seekor binatang.
Lihat. Seperti di Konoha seperti Aries dan Leo. Sasuke-kun lahir di tanggal 23 Juli, jadi Sasuke-kun
adalah leo." Sembari menjelaskan, Sakura membuka halaman dengan gambar siput. Lima titik
tersusun dalam pola zig zag di antenna siput.

"Lihat di lima titik ini"

Hokuto Gosei adalah nama dari lima rasi bintang yang dapat dilihat di musim semi dan sampai
musim panas. Dan sepertinya konsisten dengan garis dan titik yang digambarkan di gambar.

"Aku mengerti..... dari musim semi sampai musim panas. Siput ini, apakah rasi bintang ini
mempresentasikan suatu tempat?"
"Karena ada 12 rasi bintang, aku berpikir bahwa setiap rasi bintang ini menggambarkan apa yang
dapat dilihat di langit di setiap bulan, Januari sampai Desember. Jika kita menyusun gambar ini
sesuai dengan urutannya, mungkin kita akan mendapatkan petunjuk."

"Menyusun? Itu akan memakan waktu."

Redaku terletak sangat jauh dari Konoha, langit di atas Redaku terlihat sangat berbeda dengan
Konoha. Sasuke mengernyit sementara Sakura mengatakan dengan santai, "oh. Tenang saja," dan
melihat tumpukan materi yang tersusun di ruangan tersebut.

"Ada banyak data tentang observasi astronomi di sini. Jika kau dapat memberikanku waktu selama 2
hari, kurasa aku dapat memberikan urutan gambar-gambar ini dari data observasi berdasarkan
bulan, aku cukup dapat diandalkan."

Sasuke benar-benar terkesan, lalu meletakkan peta astronomi tersebut di podium. Jika ia
menyerahkan permasalahan ini pada Sakura, ia tahu bahwa Sakura akan dapat menyusun gambar
tersebut sesuai dengan urutannya. Lebih penting lagi, ia mengingat kembali setiap gambar yang ada
di kartu, mengingat setiap hewan yang tergambar di kartu.

Raksasa.

Tanuki.

Kucing.

Monyet.

Sapi.

Kura-kura.

Kuda putih.

Katak dan siput.

Ada juga gembala dan lelaki tua, yang lain adalah batang kayu bergetah dan kayu api unggun.

Sasuke merasa ia telah melihat gambar-gambar ini sebelumnya. Telah melihatnya selain di kartu
Hoshinarabe. Di suatu tempat di masa yang telah lampau, dia seperti telah melihat sesuatu seperti
lelaki tua, kucing, kura-kura atau monyet.

"Sasuke-kun, apa kau menemukan sesuatu?"

"Tidak. Bukan apa-apa."

Saat Sasuke menutup buku, ia menyadari sesuatu terselip dibalik sampul.


"Hmm.."

Secarik kertas terlipat. Sebuah kalimat pendek dengan beberapa karakter tergores.

Xbulanxhari. Ada lebih banyak bintang. Suatu deskripsi yang misterius dan samar.

Namun, bukan kalimat tersebut yang menarik perhatian mereka, tetapi figur yang tergambar di
bawahnya. Itu adalah sebuah figur dari karakter yang biasa mereka lihat. Di Konoha, siapapun yang
menggunakan emblem ini dikenal sebagai shinobi yang matang bahkan mengenakannya di tempat
yang paling menonjol di tubuh mereka.

Sasuke mengingat mempelajari arti dari simbol itu di akademi, berasal dari shinobi yang berlatih
dengan meletakkan daun di kepala mereka untuk memusatkan energi. Simbol dari desa Konoha yang
melambangkan putaran dari daun yang jatuh.

"Apa... kenapa simbol Konoha ada di sini?"

Mereka saling memandang satu sama lain, tidak dapat berkata apapun.

Emblem desa mereka ditemukan di tempat yang terpencil dan jauh di institusi astronomi, bahkan di
dokumen astronomi yang tertulis di waktu yang telah sangat lama berlalu. Kalimat yang
menceritakan bertambahnya bintang, emblem Konoha, institusi Astronomi. Sasuke dan Sakura tidak
dapat menemukan penjelasan apapun yang mengikat, ketiga hal ini memiliki elemen yang sangat
berbeda.

Keesokan harinya, di koridor menuju ruang makan, Sakura membawa beberapa lembar kertas
dengan erat di tangannya. Ia bergerak menyebrangi ruang makan menuju ke meja kosong untuk
menyebarkan semua kertasnya untuk Sasuke. Peta astronomi yang mereka dapat kemarin, telah
dipilah berdasarkan bulan. Sakura telah berhasil mempelajari waktu observasi dan tiap rasi bintang
dalam satu malam.

Januari : Tanuki yang bermain di gundukan pasir

Februari: Kucing yang menatap lentera

Maret: Kura-kura di gunung berbatu

April: Monyet yang menggambar di tanah menggunakan ranting

Mei: Kuda yang berenang di laut

Juni: Kodok dan siput di rawa


Juli: Batang pohon tertutupi getah

Agustus: Sapi menatap dari balik kandang

September: Kayu api unggun jingga

Oktober: Raksasa muncul dari bumi

November: Gembala yang melihat langit

Desember: Lelaki tua berambut abu-abu dengan tongkatnya

Hewan ditandai bulan dari Januari hingga Agustus, September ditandai dengan api unggun, Oktober
Raksasa, November dan Desember keduanya ditandai dengan manusia.

Dibalik secarik kertas, ada catatan kecil: Besok, ruang arsip, 1400.

BAB IV

Seperti biasa, para narapidana menuju ke daerah kerja mereka dengan muka lelah. Setiap hari aku
terbangun dengan sinar mentari, memakan makananku, dan saat sang surya tenggelam, setelah
menyelesaikan makan malam dan mandi, aku kembali ke selku. Dari sisi lain, kehidupan ini bagaikan
kehidupan tanpa kebebasan, tetapi di waktu luang diantara jadwal yang sangat ketat, setiap orang
dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Bagi Penjira, itu adalah berjudi. Dan bagi Jiji, suatu
permainan menebak jadwal patroli Menou.

"Oh ya!!! Kemenangan lain hari ini"

Lantai kayu koridor mulai berderik, Jiji mengangkat tangannya ke udara dan berteriak

"INI SUDAH HARI KE SEPULUH SECARA BERTURUT TURUT!"

"Jiji, persepsimu tidak mungkin lebih bodoh lagi. Ini baru tiga hari sejak aku melihat Menou di malam
hari, " Ganno berkata saat punggungnya menegang dan ia kembali fokus mengecat kukunya.

Di malam hari, Jiji merenung apakah Menou akan datang untuk berpatroli di barak para narapidana
atau tidak, datang untuk memastikan para narapidana tetap berada di tempat mereka. Ganno dan
Penjira pada akhirnya tanpa sadar memperhatikan kebiasaan patroli Menou. Tidak seperti para sipir
yang wajahnya muncul di waktu-waktu tertentu, Menou terlihat lebih tidak konsisten.

"Hewan itu tenang, itu kepastiannya. Aku pernah memliki seorang kekasih yang memiliki hobi
menunggang kuda jadi aku bisa memberitahumu banyak hal."
Tanda kemunculan Menou mulai muncul, mulut Penjira mulai berubah menjadi mengerut.
Walaupun ia senang bermain permainan terhadap Menou, tetapi dia membenci kehadiran Menou.

"Jiji, kau sering bermain permainan terhadap Menou, apa kau tidak takut?"

"Bodoh. Tenang saja. Selama aku tidak melanggar aturan, Menou tidak akan menyerangku."

Bayangan besar menutupi lentera yang berada dalam sel. Terlihat seperti penjaga, tetapi figur
Menou yang besar berjalan pelan mendekat.

"Lihat.. perhatikan ini."

Jiji mengambil sebatang ranting yang digunakan Ganno untuk melukis, lalu mengeluarkannya melalui
sela-sela jeruji besi, membuat ujungnya bergoyang ke arah Menou. Mata kuning bergerak searah
dengan gerakan daun yang berada di ranting.

"Ayo..." Jiji berbisik lembut.

Menou mendekati sel dengan pelan, ia menelan ludahnya saat ujung hidungnya tersentuh dengan
daun yang bergoyang. Menou seakan bertindak seperti kucing yang manja.

"Ia benar-benar datang.."

Tercengang dan terkagum, Penjira berbisik, "Huh.. bagaimana bisa?"

"Kadal ini selalu berbaring di bawah pohon almond, sejujurnya aku berpikir ia tidak makan buah,
tetapi ia selalu tercium seperti buah. Mungkin ia telah menyentuh beberapa buah."

Penjira melompat mengalihkan pandangannya, "apa?"

"Kau gila! Tidak mungkin dia dapat menahan dirinya... dan, aku ingin menjaga keutuhan tanganku."

"Sasuke, cobalah ke sini."


"Aku akan mendapat masalah jika kehilangan tangan kananku juga."

"Aku tidak akan kesana."

Dengan helaan nafas, Jiji melihat Ganno, "aku yakin ini baik-baik saja."

Ganno mengesampingkan kuasnya dan berdiri dari tempat duduknya. Dengan pelan menjulurkan
lengannya yang terbakar matahari dan kurus melalui sela-sela jeruji besi, ujung jarinya yang lancip
menyentuh dahi Menou. Setelah beberapa sentuhan di kulitnya yang tertutupi sisik kasar, mata
lancip Menou berubah menjadi besar dan membulat.

"Oooohhh... mengagumkan." Penjira berdiri dengan mata terbuka lebar dan terkagum.

"Ayo Sasuke. Kau harus mencobanya juga."

"Tidak. Hentikan itu," Sasuke menggelengkan kepalanya terhadap paksaan dari Ganno. Jika Menou
mengingat bahwa ia sedang lapar, ia akan memakan Sasuke atas dasar balas dendam.

Melihat keberhasilan Ganno, Penjira berdiri sembari berkata "aku akan mencoba sebentar," ingin
mencoba untuk dirinya.

"Lihat."

Ganno memberikan tempat untuk Penjira, Penjira menggenggam jeruji besi dan ranting tersebut lalu
mengeluarkan tangannya, jari kakinya sedikit menonjol keluar dari pembatas yang tidak terlihat
antara ruangan sel mereka dan lorong di hadapan mereka.

Dengan cepat, mata Menou berubah menjadi normal.

"Kembali!"
Sebelum Sasuke dapat bergerak, Jiji yang berada terdekat dengan Penjira menarik bahu Penjira dan
menarik Penjira ke dalam saat Menou melompat ke depan, menabrak jeruji besi pintu sel. Di dekat
celah jeruji besi, cakar Menou menjatuhkan lentera yang terletak di lantai.

"Gyaaa..hn."

Menou berteriak melengking, tertutupi minyak panas dari lentera yang ada di lantai. Dengan cepat
berlari di lorong untuk melarikan diri. Sementara itu, lentera yang terkena Menou hancur berkeping-
keping. Untungnya api yang timbul dari lentera tersebut tidak membakar lantai yang membeku.

Penjira berdiri kembali menuju jeruji besi masih dengan wajah pucat pasi, "Ya ampun... tadi sangat
mengerikan.."

"Aku yang harusnya ketakutan, idiot!"

Penjira mulai gemetar ketakutan, Jiji memukul kepala Penjira.

"Kadal itu. . Kenapa dia melompat? Dia tenang sampai beberapa saat lalu,"

"Kakimu.. kakimu meninggalkan sel kita" Sasuke merespon, mengumpulkan serpihan serpihan piring
lentera yang telah hancur. Kau bebas melakukan apapun sebelum tidur selama kau tidak
meninggalkan selmu. Saat kau melangkah keluar dari sel, kau telah melanggar aturan.

"Ee... benarkah? Bagaimana bisa aku dapat mengeluarkan tanganku tetapi tidak dengan kakiku?"

"Tidak baik untukmu untuk keluar dari sel. Bagian manapun itu. Kurasa menurut Menou, batasnya
untuk 'keluar' adalah saat kau melangkahkan kakimu dari sel." Saat Jiji berkata seperti itu, Penjira
menjawab "aku paham" sembari menganggukkan kepalanya menyetujui Jiji.

"Terima kasih, Jiji. Jika bukan karenamu, Menou mungkin sudah merobek mukaku."

"Jangan meminta maaf padaku, meminta maaflah pada Menou. Kau menumpahkan minyak pada
tubuhnya dan ia berlari sambil berteriak."
"Jangan meminta maaf padaku juga, membuang-buang minyak yang sangat berharga."

Ganno menutupi minyak yang tertumpah dengan menggunakan kayu bakar, sisa dari minyak yang
terhapus dari lantai menggunakan kertas beras. Sasuke menyalakan kembali piring lentera dengan
menggunakan percikan chidori. Tidak bisa melihat dengan beban yang hampir sama besarnya
dengan menggunakan batu untuk menyalakan kembali lentera. Ujung dari jilatan api berwarna
jingga berkedip, inti dari minyak bergerak. Kenangan-kenangan yang berasal dari nyala api, Sasuke
teringat akan Naruto di desa. Begitu juga dengan Kurama.

"Apa kalian melakukan sesuatu? Kami mendengar suara yang keras," Para penjaga datang untuk
menginvestigasi suara yang tercipta dari insiden dengan Menou tadi. Mata Sasuke tetap tertuju pada
nyala api, sementara Jiji dan Penjira berbohong pada para penjaga. Berpura-pura bahwa mereka
baru saja bertengkar dengan satu sama lain.

Salah satu dari rasi bintang yang terdapat di peta astronomi adalah kayu api unggun. Terdapat di
lukisan di peta astronomi, di kartu, hanya sebuah kayu api unggun dengan nyala api yang
menggambarkan rambut Kurama. Bentuk dari nyala api terlihat seperti tersebar menjadi sembilan
arah.

Bisa jadi...? Sasuke berkedip, membawa dirinya kembali dari menatap nyala api. Sebuah sumber
kehangatan yang kecil yang membutuhkan oksigen yang membuatmu hidup. Nyala api kecil di
hadapanmu tidak sama dengan yang di gambar. Semua api berwarna orange, tetapi yang satu ini
berbeda. Api adalah reaksi kombusi dari kombinasi oksigen.

Api bukanlah hal satu-satunya yang berwarna orange yang ada di bumi. Mungkin gambar kayu api
unggun merupakan gamabar rasi bintang yang muncul di bulan september?

Lalu, bagaimana kalau itu bukanlah api unggun? Melainkan.... Kyūbi?

"Bijū"

1400. Arsip.

Pekerjaan yang menghilang, Sasuke bertemu dengan Sakura di rak buku yang berdiri di bagian barat
bagian arsip.
"...........huh?" Melewatkan kata pengantar ataupun pendahuluan dan langsung menuju pada inti
masalah benar-benar mengganggunya. Sakura sudah sangat mengenal kebiasaan Sasuke untuk
bertindak langsung dan keterusterangannya, Sakura pun merespon untuk kedua kalinya setelah
menghela nafas.

"Ini adalah tujuan rasi bintang peta astronomi. Sepuluh dari dua belas rasi bintang merepesentasikan
monster berekor (bijū)."

".....ah."

Ichibi direpresentasikan dengan tanuki dewasa dan anak tanuki yang bermain di pasir. Bijū yang
terlihat seperti tanuki setelah bertransformasi.

Kucing yang menatap nyala api. Nibi (ekor dua)

Kura-kura yang memanjat gunung berbatu. Sanbi (ekor tiga)

Monyet yang menggambar di tanah. Mempresentasikan Yonbi (ekor empat).

Kuda putih berenang di laut adalah Gobi (ekor lima).

Katak dan siput yang berasal dari rawa adalah Saiken, Rokubi (ekor enam).

Rasi bintang yang ketujuh direpresentasikan dengan batang pohon. Nanabi (ekor tujuh) adalah
serangga, Choumei.

Sasuke membentangkan peta astronomi di podium untuk melihat kembali. Jika kau melihat lebih
dekat di lubang yang berada di tengah pohon, serangga mengerumuni getah yang menggantung di
pohon.

"Ah. Rasi bintang itu tidak direpresentasikan dengan batang pohonnya sendiri, melainkan serangga
yang mengerumuninya."

Sapi yang berada di kandang mempresentasikan ekor delapan. Gyūki sebagai pencampuran dari
lembu raksasa dan gurita. (Ia adalah Ushi-oni, makhluk mitologi Jepang)
Kayu api unggun dengan nyala api yang bagaikan ekor terlihat seperti kyūbi. Bagaikan melihat ekor
Kurama yang terbuka dari belakang.

Akhirnya, rasi bintang bulan Oktober- raksasa yang terlahir dari bumi, jūbi.

"Itu berarti.. dua rasi bintang lainnya.."

Yang tersisa adalah lelaki tua dengan tongkatnya dan seorang gembala yang menatap langit.

"Rikudō sennin dan astronom Tataru."

"Sepertinya."

Dikatakan bahwa Rikudō sennin memisahkan chakra jūbi menjadi sembilan entitas yang berbeda
sesaat sebelum ia tewas, tetapi itu terjadi setelah peta astronomi digambarkan.

Mereka masih belum yakin apakah sembilan monster yang berbeda benar-benar terelasi dengan
binatang yang berada di rasi bintang.

Bagaimanapun, Rikudō Sennin menambahkan dirinya dan Tataru ke dalam motif dari seluruh
monster berekor, dengan sengaja menyesuaikan jumlah ilustrasi dari sepuluh menjadi dua belas.

Apakah kalender yang kita gunakan sekarang sama dengan yang digunakan saat Rikudō Sennin
masih hidup, dan apakah ini memang disesuaikan dengan jumlah bulan dalam setahun? Atau apakah
ada signifikansi lain dari jumlah dua belas....

"... Jadi, Sakura, apa yang kau tahu apa yang harus kulakukan di sini?"

Sakura mengangkat wajahnya dari peta astronomi, wajahnya bersinar karena antusiasmenya.

"Uh. Jadi, aku dapat kesempatan untuk masuk ke kantor Zansūru hari ini. Pembawa pesan dari
ibukota akan datang ke institusi hari ini." Sakura melanjutkan, "ibukota.. apakah kau ingin bertemu
dengannya?"
"Yeah"

Informasi apapun yang kudapat tentang pemimpin politik di Redaku, aku dapatkan dari Kakashi. Ia
pasti sudah berkolaborasi terhadap rencana dengan ratu Manari untuk berperang di negara lain.
Mungkinkah kepala negara mengirimkan utusan integral kepada sang direktur?

"Ini adalah kesempatanmu. Meniru utusan untuk bertemu Zansūru."

Kemudian, di gerbang utama Institut Astronomi, Fundaru melepaskan jubahnya yang telah kotor. Di
hadapannya, sebuah dinding berbatu-bata berdiri menghalangi pandangannya di gerbang utama.
Desain gerbang utama tidak dapat dikatakan menarik. Selalu disinari sinar matahari yang
memutihkan batu bata menjadi warna abu-abu yang membosankan, ditutupi dengan jeruji besi yang
berlapis. Dandelion mulai tumbuh di sekitar ibu kota, namun awal mula musim semi tidak ada
hubungannya dengan daerah ini.

Aku merasa depresi hanya dengan menghirup udaranya. Fundaru berencana untuk kembali pulang
setelah ia menyampaikan pesan perdana menteri, setelah meminta untuk berbicara kepada
perantara yang pasti.

"Selamat datang di institut, terima kasih telah berkunjung."

Fundaru sempat berpikir bahwa ia akan disambut oleh penjaga yang kuat dan mengintimidasi,
namun seorang wanita muda yang muncul. Rambutnya yang berwarna sakura dan matanya yang
berwarna cerah membuat perasaan menakutkan yang tertinggal hilang dalam sekejap.

"Ah.. aku berasal dari ibukota Redaku. Aku membawa pesan dari Perdana Menteri, Minoru-sama,
untuk tuan Zansūru."

Fundaru dengan ceroboh mengayunkan kepala tongkatnya kepada wanita di hadapannya. Tongkat
itu adalah ukiran rumit berbentuk elang, sebuah bukti untuk misi resmi.

"Kami telah menunggu untuk mendapat berita dari anda." Wanita ini tetap tersenyum sembari
melanjutkan, "terima kasih telah melakukan perjalanan yang panjang, tapi maafkan saya telah
bertanya, Zansūru adalah orang yang sibuk. Tidak bisakah anda mengatakannya secara langsung?
Kita memiliki waktu bebas untuk saat ini."
"Tentu saja. Bukan masalah."

Dipandu oleh wanita ini, ia mulai memasuki gedung utama.

"Pesan dari Minoru-sama, apakah itu?" tanya Sakura bagaikan itu hanyalah perbincangan kecil,
bahkan tidak mencoba untuk menutup-nutupi. Fundaru memutar kepalanya.

"Aku tidak mengetahui secara jelasnya, namun Minoru-sama memintaku berbicara tentang proges."

"Progres? Progres apa?"

"Aku tidak tahu apakah aku bisa mengatakan itu padamu." Merupakan suatu protokol dasar untuk
menghindari pertanyaan mengenai barang yang mereka bawa dan surat khusus apa yang mereka
bawa.

"Apakah ini pertama kalinya anda bertemu dengan tuan Zansūru?" Sakura tahu bahwa tetap diam
akan terlihat mencurigakan, jadi ia berhati-hati untuk berbicara menanyakan beberapa pertanyaan.

"Secara formal, iya. Tetapi aku telah melihatnya beberapa kali saat ia mengunjungi istana."

"Benarkah? Kapan terakhir kali tuan Zansūru mengunjungi ibukota?"

"Pada musim panas kemarin. Saat ia mengunjungi ibukota dan bertemu dengan perdana menteri
Minoru-sama. Istriku bekerja sebagai pelayan di kuil istana kerajaan, dan aku bertugas untuk
mengawasi tuan Zansūru."

Mereka berjalan sepanjang koridor sementara sang utusan berbicara tanpa tujuan. Memasuki
ruangan besar di lantai ketiga, aroma debu memasuki hidung mereka. Ruangan ini kemungkinan
diperuntukkan pembelajaran observasi astronomi di waktu-waktu tertentu. Sebuah model bagaikan
surgawi berbentuk bintang misterius yang mengelilingi sebuah bintang tengah berwarna merah,
bagaikan jarum jam yang dikombinasikan dengan roda gigi.

"Itu.. Tuan Zansūru...?" Rasa khawatir mulai meningkat, Fundaru melihat kembali pada wanita yang
memandunya.
"Aku akan pergi sekarang."

TO-N! Fundaru dibuat pingsan seketika.

--------------------------------------

"Sepertinya ini akan baik-baik saja" Sakura yang saat ini terlihat seperti Fundaru dengan
menggunakan henge no jutsu, berbalik melihat Sasuke dengan tangan di pinggulnya.

"Sekarang! Sasuke, giliranmu."

"Aku juga harus berubah?"

"Aku yakin cara ini akan lebih baik."

Strateginya sangatlah mudah. Sakura, berpura-pura menjadi Fundaru, utusan perdana menteri,
mengulur waktu sembari mencari informasi tentang kerjasama licik antara institusi astronomi dan
perdana menteri. Hal ini sementara Sasuke kembali ke ruang bawah tanah untuk menyesuaikan
terhadap keadaan yang tidak terduga. Setelah mereka mengirim kembali Fundaru ke ibukota untuk
melaporkan tentang pertemuannya dengan Zansūru, sebuah pertemuan yang hanya ilusi genjutsu
semata.

"Bagaimanapun, untuk inilah henge no jutsu diciptakan."

Sakura mengangkat tongkat yang dibawa Fundaru. Lebih baik untuk menyesuaikan dengan benda
yang tingginya hampir sama dengan Sasuke, karena jutsu ini membutuhkan chakra untuk mengubah
ukuran.

"Ini...."

Mengubah diri menjadi suatu yang anorganic lebih sulit dibandingkan mengubah diri menjadi
seseorang. Aku pernah mengubah diriku menjadi shuriken dan kunai, tetapi menjadi tongkat adalah
hal yang pertama kali. Itu pantas untuk dicoba. Sasuke membutuhkan beberapa detik untuk
memeriksa materi pembentuk tongkatnya. Sasuke mulai menempa dan membentuk chakranya.
POOF! Terdengar ledakan kecil.

Sasuke telah mengubah dirinya menjadi tongkat kayu, suara kayu kering bergulir saat ia terjatuh di
lantai.

"Ini sempurna!"

Sakura mengangkat tongkatnya, situasinya memang sedikit aneh, namun persiapannya sudah
selesai. Rencana selanjutnya akan lebih mudah. Sakura berjalan menaiki tangga meniru gerakan
Fundaru, menggunakan tongkat di setiap langkahnya. Dengan lembut mengetuk pintu kantor
direktur. Saat Zansūru melihat wajah Sakura yang berubah, Zansūru mengundang Sakura masuk
tanpa ada rasa curiga.

Bagi Sasuke, yang biasa bekerja sendiri jauh dari desa, strategi seperti ini yang mengharuskan untuk
bergantung pada teman (nakama 仲間 ー teman yang lebih cenderung mendekati keluarga ) terasa
menyegarkan.

Zansūru memaksa Sakura untuk duduk di kursi yang dekat dengan dirinya, tetapi Sakura bersandar di
depan pegangan kursi. Bagian belakang ruangan dipenuhi dengan meja dan desain yang modern
yang tidak terlihat biasa di Redaku. Tempat ini adalah ruang belajar Zansūru.

Sakura telah memeriksa tata letak ruangan Zansūru menggunakan chakranya, seharusnya ada ruang
tidur tersembunyi dibalik partisi di ruang belajar, dan di dalam ruang tidur itu terdapat tangga yang
menuju ke ruang bawah tanah kedua.

"Bagaimana kabar perdana menteri? Sudah lebih dari setengah tahun aku belum melapor." Zansūru
duduk bersandar di kursinya dengan santai, memulai perbincangan setelah melihat elang di tongkat
yang Sakura genggam.

"Dia baik-baik saja. Begitu juga dengan Ratu Manari."

"Itu yang terpenting di atas segala-galanya. Aku selalu berpikir hal itu di pekerjaan ini."

Sekarang, setelah Zansūru selesai menyapa Sakura dengan santai, ia mengalihkan pandangannya
dan menatap ke jendela.
"Oh. Lihatlah itu. Sepertinya sudah mulai hujan."

"Huh"

Zansūru berdiri untuk melihat lebih baik dari jendelanya. Saat ia sudah benar-benar teralihkan,
Sakura menggulirkan tongkatnya tanpa mnegeluarkan suara apapun ke arah bersebrangan dengan
ruangan, berhenti tepat sebelum pembatas rahasia antara ruang belajar dan kamar tidur.

"Sepertinya itu bukan hujan, terlihat seperti hujan tadi. Kesalahanku."

Zansūru duduk kembali ke kursi berlengannya dan menatap berlawanan dari tongkat.

Sasuke mengubah dirinya kembali tanpa mengeluarkan suara ataupun getaran. Memasuki titik buta
di sudut dinding, ia menyelinap ke bagian belakang ruang tidur dan memindai penampakan dari
keseluruhan ruangan. Sebuah rak buku kayu dan tempat tidur. Mungkin jalan masuk untuk menuju
ruang bawah tanah kedua, tetapi sayangnya berdiri di depan pintu dapat terlihat keseluruhan dari
ruang belajar. Sasuke menatap kembali ke ruang belajar.

"Kekurangan air di ibu kota, aku dengar sudah serius."

"Ya. Sepertinya sudah serius, walaupun tidak terasa seperti itu, karena makanan di istana kerajaan
merupakan prioritas utama."

Zansūru berbicara pada Sakura, punggungnya menghadap Sasuke. Sasuke dengan berani berjalan
menuju pintu perunggu, terlihat di pandangan terbuka, Sasuke menarik pegangan pintu berharap
Zansūru lupa untuk menguncinya, tetapi pintu itu tidak terbuka. Tidak dapat dipungkiri. Mungkin
pintu ini dapat dibuka dengan paksa.

Ada banyak shinobi yang menggunakan ninjutsu untuk membuka kunci, metodenya berbeda-beda
tergantung tiap individu. Kakashi terkadang menggunakan teknik melelehkan besi dengan panas
ataupun api untuk membuka paksa sebuah kunci. Jika itu Shikamaru, bayangan kecil dapat bertindak
bagai anak kunci. Naruto bahkan dapat memutar lubang kunci menggunakan putaran angin, sebuah
hasil dari rasengan kecil. Sasuke memiliki kemampuan lebih dalam elemen api, katon. Ia sering
menggunakan teknik seperti Kakashi menggunakan metode melelehkan, tetapi untuk saat ini,ia
memutuskan untuk mencari jalan lain. Melelehkan akan meninggalkan banyak bukti.

Sasuke melihat kembali ke Sakura memberikan tanda untuk memberikan waktu lebih banyak.
Merespon tanda dari Sasuke, Sakura bersiap untuk mendapatkan sisi baik Zansūru.
"Sebenarnya, Tuan Zansūru, kita pernah bertemu sebelumnya. Anda datang ke istana kerajaan pada
musim panas lalu. Pada waktu itu, saya menyapa anda."

"Benarkah? Musim panas lalu, itu setelah kematian raja terakhir. Ratu Manari masih muda, aku
yakin semua yang bekerja di bawah perdana menteri pasti sangat sibuk... berbicara tentang perdana
menteri, ceritakan kenapa anda sampai di sini?"

"Saya paham.. tetapi.. satu hal lagi yang ingin saya tanyakan pada anda. Pelayan kuil yang menjaga
anda pada saat anda melakukan kunjungan, sebenarnya adalah istri saya. Apa kau mengingat
tentang dia?"

Saat Sakura mengulur waktu dengan perbincangan santai, Sasuke memasukkan ujung jarinya ke
dalam lubang kunci dan membentuk chakranya, membuat kunci instant. Dia tidak dapat membuat
sesuatu yang kompleks seperti kunci untuk ruang arsip, tetapi untungnya ia pernah membuat kunci
untuk pintu yang sama dengan yang sekarang.

Teknik ini tidak sama dengan pembentukan cincin untuk Sakura. Sasuke harus mengoperasikan
chakranya dengan hati-hati ke dalam setiap lekukan dari dalam lubang kunci, membuat sebuah kunci
dari tanah yang dingin dan keras, tetapi material itu akan mudah untuk hancur dalam keadaan
tertekan jika tidak dipadatkan dengan cukup baik.

".......- sepertinya merupakan kebetulan yang baik dengan istriku yang bertugas dalam kunjunganmu,
tuan Zansūru. Saya merasa sangat senang."

"Katakan saja padaku jika ada yang kau inginkan sebagai balasannya, tetapi untuk sekarang, aku
ingin mendengarkan tentang bisnis dari perdana menteri."

"Ya.. ya.. anda benar. Maafkan saya karena berbicara terlalu panjang. Berbicara yang panjang dalam
tipe komunikasi seperti ini lebih membuat perdana menteri menunjukkan rasa iba yang lebih.
Sepertinya hal ini berasal dari masa kecilku dan pertumbuhanku karena aku tumbuh dengan enam
orang saudara perempuan dan ibu dan nenekku. Mereka senang berbica-"

"Tuan Fundaru"

Suara Zansūru menjadi tegas, "izinkan aku mendengarkan urusanmu."


"Ahh.. ya... tentu saja"

Sakura, dengan menyamar menjadi Fundaru mengangkat bahunya, "ini terdengar aneh, tapi aku
diberikan satu kata. 'Progres'. Apakah progresnya berjalan baik?... Aku tidak tahu ada apa dengan ini
semua."

"Heh.. terdengar seperti perdana menteri. Progressnya berjalan baik. Tolong sampaikan padanya
bahwa kami dapat mengirimkan kekuatan yang diminta ke ibukota dan desa Nagare dalam beberapa
jam, kapanpun dibutuhkan."

"Aku mengerti. Izinkan aku bertanya, dan.. berapakah kekuatan itu?"

"Bukankah kau hanya utusan pembawa pesan? Informasi ini sangat rahasia. Dalam hal tertentu,
Minoru-sama mengetahui apa yang kumaksudkan."

Dengan waktu yang diberikan Sakura, Sasuke mampu membuat replika dari kunci. Tidak ada masalah
saat kunci tersebut dimasukkan ke dalam lubang kunci, tetapi saat kunci tersebut diputar, terpatah
menjadi dua, meninggalkannya hanya memegang pegangan dari anak kunci buatannya. Apakah itu
tidak cukup kuat? Ia menahan dirinya untuk berkomentar sembari menarik sisa yang patah keluar
dan mulai mengolah chakranya kembali sekali lagi.

Dalam keadaan seperti ini, aku sedikit kurang sabar. Potensi yang berbahaya tidak akan menjadi
masalah jika aku sendirian, tapi sekarang aku bersama Sakura.

"Aku bertanya terlalu banyak, maafkan atas kelancanganku."

"Tidak.. tidak.. ngomong-ngomong, Tuan Fundaru, apa yang terjadi dengan tongkatmu?"

"Tongkat?"

"Bukankah kau berjalan menuju ruangan ini menggunakan tongkat? Aku tidak melihatnya di
manapun."

Dengan perubahan chakra menjadi tanah yang sangat kuat dan padat sekali lagi, Sasuke memutar
kunci tersebut. Sekarang dengan kepercayaan diri bahwa pegangan yang patah telah tersambung
dengan bentuk yang baru. Sekarang, kunci itu tidak patah, tetapi.... Suara pegas dan suara roda
pegas yang berbunyi menggema.

"Hn?" Zansūru mulai memutar kepala untuk melihat di belakangnya, suara dari kunci yang terbuka
bergema di ruangan yang tenang.

Sakura mengeluarkan tongkat yang asli dari balik jubahnya, dan dengan lantang mengetukkan ke
lantai.

".......jika anda bertanya-tanya tentang tongkatku, ada di sini."

Sasuke menggunakan kesempatan saat Sakura menarik perhatian Zansūru untuk membuka pintu
dan dengan cepat masuk ke balik pintu. Ruangan itu sangat gelap, berdebu dan tercium seperti
lumut. Aku menyalakan percikan di tanganku untuk melihat di sekelilingku, sebuah tangga
berbentuk spilar menjulur dari bawah kakiku. Apakah ini jalan masuk menuju ruang bawah tanah
kedua?

Ia tidak memiliki banyak waktu. Sasuke berlari menuruni tangga dengan langkah kaki yang tenang
dan sunyi. Dari yang ia ingat, tangga ini menurun hingga lima lantai, di lokasi paling bawah,
menghentikannya adalah sebuah pintu besi yang ia kenal. Membuka kuncinya dengan menggunakan
metode yang sama dengan sebelumnya. Saat ia mendorong pintu tersebut dengan pelan, gelombang
angin dingin menerpa wajahnya. Disaat yang sama, ia dapat mendengar kepakan sayap.

"....burung?" Dia mendengar suara seekor burung. Ada beberapa ayam. Mereka berkumpul di kaki
dan sepatu Sasuke, dan dengan cepat mematuk dan menggoyangkan ekor mereka.

Apakah semua ini berjumlah 40? 50?

Kenapa ayam? Ditempat seperti ini?

Tidak seperti tangga yang berdebu dan gelap di ruang bawah tanah, tempat ini memiliki ventilasi
yang membuat udara menjadi segar, ventilasi terbuka. Sayuran tertinggal untuk ayam yang
ditempatkan di kotak dan tersebar di bawah mereka, jauh lebih segar dibandingkan dengan yang
harus dimakan para tahanan. Air bersih bukanlah suatu masalah juga, segalanya dijauhkan dari
tangan-tangan manusia.
Di dekat dinding, batu-batu yang sudah digali tertumpuk. Permukaan batu-batu tersebut, memiliki
pola yang berbeda terdiri atas titik cekung dan cembung seperti seseorang telah mencoba untuk
mencongkel sesuatu dari batuan tersebut, tanah berlapis kotoran di permukaannya. Saat aku
bekerja diluar, aku melihat batu yang sejenis.

Sasuke merasa bingung dan berpikir saat bulu-bulu berterbangan di kakinya di ruang bawah tanah.
Puluhan ayam, tumpukan batu... Tempat..tempat apa ini?

BAB 5

Empat hari setelah utusan dari Perdana Menteri berkunjung, Sakura mendapatkan elang dari
Kakashi. Sepertinya perdana menteri Redaku menginvasi desa Nagare dengan bantuan ratu Manari.
Disisi lain, saudara dari sang ratu, Nanara, menentang perbuatan ini, dan memutuskan untuk
melakukan kudeta untuk mengambil alih administrasi. Kakashi berkata bahwa ia akan mendukung
Nanara.

Seorang perwakilan dari perdana menteri datang untuk berbicara dengan Zansūru membicarakan
tentang "progres". Dengan Zansūru menjawab pesan dari perdana menteri yang dapat ia sampaikan
dengan "kekuatan" dengan cepat. Secara alami, kata-kata Zansūru dimaksudkan untuk membantu
perdana menteri.

Tetapi, dimana kekuatan ini, di institut, di sisi utara yang ia bicarakan? Dalam hal apapun, aku
mengumpulkan rangkuman pendek dari apa yang kami dapatkan dari Kakashi saat ini, balasan
diikatkan di kaki elang yang lehernya diikatkan kain merah. Paruh elang tersebut terbuka, seakan
mengatakan ketidakpuasannya karena tidak dapat beristirahat. Ia diberikan daging kering sebagai
imbalan atas kerja kerasnya dan kemudian kembali ke Kakashi. Dengan itu, Sakura kembali berjalan
menuju ruang makan. Waktunya makan malam. Sebuah barisan para tahanan berdiri dimulai dari
makanan terletak sampai koridor yang menuju ruang makan.

Sakura ingin memanggil Sasuke tentang informasi yang ia terima dari Kakashi, tetapi ia tidak melihat
Sasuke di manapun. Menghiraukan pandangan para tahanan, ia duduk di bangku yang terletak di
samping jendela, menyenderkan pipinya di sisi jendela. Ada banyak hal yang tidak ia pahami.
Hubungan antara Zansūru dan perdana menteri. Kekuatan Zansūru yang ia bicarakan. Arti dari peta
astronomi dengan dua belas rasi bintang. Ayam yang ditemukan di ruang bawah tanah oleh Sasuke
dan tumpukan batu di sisi tembok.

Bahkan saat ia telah mengumpulkan potongan-potongan informasi dari kejadian-kejadian ini, secara
keseluruhan, sulit untuk dipahami. Mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan di ruang bawah
tanah kedua. Mungkin pembiakan ayam dan membuat ukiran memang merupakan hobi Zansūru.
Nah.. itu tidak mungkin.
"Aku tidak tahu. "

Saat Sakura bersender ke kursi, suara seorang lelaki lebih tua terdengar, "sensei, boleh aku duduk di
sini?" dari sisi lain meja.

"Tentu. Silahkan." Ganno. Seseorang yang memiliki hobi mengecat kukunya yang berada satu sel
dengan Sasuke. Ganno menatap pemandangan yang terletak di luar sembari menuangkan secangkir
teh untuk dirinya dari teko berwarna gelap untuk membasahi bibirnya.

"Matahari sudah tenggelam."

Merespon dari pembicaraan kecil, "yea," Sakura memandang matahari yang sedang tenggelam
melalui meja. Biasan warna dari merahnya matahari yang tenggelam dari jendela yang memasuki
ruangan dan mengenai meja terlihat sangat cerah, bagaikan kau dapat meraihnya dengan tanganmu.

"Aku pernah berpikir panjang bahwa senja adalah hasil dari tenggelamnya matahari," ucap Ganno
sembari menatap jendela, "kurasa aku sangat salah. Bumi yang kita tinggali, berotasi dengan bebas
menjauhi matahari. Aku dulu berpikir bahwa langit yang mengelilingi bumi."

"Aku juga terkejut saat pertama mempelajarinya. Sayangnya, di dunia, manusia berpikir bahwa
mereka adalah pusat segala-galanya."

Ganno dengan lembut mengecilkan matanya melihat tangan Sakura.

"Sensei, hari ini kau mengenakan cincin. Apakah kau sudah menikah?"

"Yeah. Aku sering melepaskannya saat bekerja. Cincin ini cenderung menghalangiku saat bekerja."

"Jika aku bekerja di tempat seperti ini, akan sulit untuk tidak pulang."

"Yeah."

Kami juga tidak dapat bertemu satu sama lain sesering sekarang jika aku tidak bekerja di tempat ini.
Pikir Sakura.
"Orang seperti apakah suamimu?"

"Dia orang yang baik." Sakura berniat untuk memberikan jawaban yang aman dan jujur, tetapi
dengan banyaknya hal yang ingin ditambahkan, Sakura menambahkan, "dia orang yang sangat tulus.
Sakura mengucapkan dengan bangga tentang bagaimana berartinya Sasuke untuk dirinya,
melupakan bahwa Ganno tidak mengetahui siapa suaminya.

"Terkadang, ia terlalu jujur dan blak blakan, membuat masalah pada dirinya dan orang-orang di
sekitarnya. Saat ia berpikir, ia selalu berpikir tentang hal yang ekstrim yang satu dan ke hal ekstrim
lainnya.. tetapi hal yang disukainya. Dia selalu terlihat keren dan tampan, tetapi dia tidak pernah
memanfaatkan hal itu. Karena alasan itu, dia tidak pernah menyadari tentang bagaimana orang-
orang senang padanya, bahkan disini. Walaupun sekarang dan terulang lagi. Aku selalu khawatir."

"Aku tahu. Sasuke adalah orang yang beruntung."

GONN! Dagu Sakura meluncur dari tangannya, wajah Sakura menghantam meja. Ganno merasa
senang dengan yang terlihat di wajah Sakura, sampai tertawa.

"Huh...aa...ap-...apa? Sasuke-ku- oh.. tunggu.. tunggu. maksudku, suamiku?"

"Heh... lelaki itu, dia selalu duduk di bangku itu dan selalu melihat keluar. Sejak kau datang, dia
sudah tidak melakukan itu akhir-akhir ini. Aku selalu berpikir apa yang Sasuke lihat. Tetapi akhirnya
aku tahu, bahwa Sasuke berpikir kapan bunga di pohon itu akan mekar."

"Huh? Bunga? Sebenarnya, lebih dari itu, kenapa suamiku.. adalah Sasuke-kun.."

"Kau memiliki warna rambut yang indah... peliharalah dengan baik." Ganno tersenyum bagaikan
seorang ayah yang bangga dengan anaknya dan menjauh tanpa penjelasan lebih jauh.

Sakura masih bertanya-tanya.Rambutku? Rambutku? Sembari menatap dengan heran ke arah pintu,
Sakura melihat ke jendela dan mencari pohon yang dibicarakan Ganno. Hanya ada satu pohon yang
memiliki bunga. Sebuah bunga kecil yang tumbuh di pucuk pohon yang sederhana. Kelopak bunga
berwarna pink pucat terlihat sangat kecil dan akan menghilang saat kau berkedip.
Sakura menatap bunga itu sejenak dan akhirnya menyadari apa yang Ganno katakan, dan wajah
Sakura memerah sampai telinganya. Sasuke menunggu sang bunga Sakura untuk bersemi. Lebih
tepatnya, pohon itu adalah pohon almond yang manis yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi,
bukanlah pohon sakura. Berpikir lebih jauh, itu memang bukanlah pohon sakura, karena sakura tidak
mungkin dapat tumbuh di cuaca dan iklim seperti ini.

Sakura kembali ke ruangan medis dengan wajah penuh senyuman bahagia, tertawa kecil saat
melihat pantulan wajahnya di kaca tempat ia meletakkan penekan lidah. Mungkin itu hanya
kesalahpahaman Ganno, tetapi jika Sasuke-kun memikirkanku saat melihat bunga sakura, aku akan
sangat... sangat senang. Dengan alasan yang sama, Sakura selalu meletakkan bunga kesukaannya di
mejanya. Setangkai kamelia yang tumbuh di botol kosong yang diambil dari pagar tanaman di
halaman.

Aku teringat Sasuke saat melihat bunga kamelia. Bunga yang hanya memiliki dua pilihan: mekar
dalam ketahanannya terhadap musim dingin atau layu. Aku pikir, itu sama dengan pikirannya yang
selalu berpikir secara ekstrim. Botol yang dihiasi dengan strawbery terbungkus dengan warna jingga
dari sinar matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat. Sang matahari akan tenggelam
sepenuhnya. ---Tidak.. mungkin seperti apa yang dikatakan Ganno, mungkin kitalah yang tenggelam.

Walaupun Sakura berpikir kalau itu tidak mungkin, ia mulai berpikir kalau mataharilah yang
tenggelam. Sakura menertawakan dirinya, berpikir seperti itu akan membuatnya didiskualifikasi dari
gelar dokternya. Untuk seorang ilmuwan, termasuk seorang dokter, sangat penting untuk melihat
suatu keadaan secara objektif tanpa adanya subjektifitas.Karena alasan itu, perilaku Tataru yang
menggambarkan rasi bintang berdasarkan dengan tanuki atau monyet dari Hoshinarabe, sangat
tidak ilmiah. Tidak ada arti secara astronomi hanya karena susunan bintang yang terlihat di bumi
terlihat seperti tanuki atau monyet.

Namun, Sakura dapat merasa mungkin dapat memahami perasaan astronom yang menghubungkan
bintang-bintang dengan satu sama lain dengan cara yang menyenangkan dan terkait dengan bentuk
binatang. Mungkin perasaan yang sama yang Sakura rasakan saat ia menghubungkan titik-titik sel
yang dikultur dalam cawan petri seperti bintang.

Saat itu yang kau hadapi sehari-hari, untuk menyelamatkan dirimu dari kegiatan yang monoton, kau
mungkin ingin sedikit bersenang-senang.

Walaupun yang kau hadapi adalah materi inorganik, merupakan hal yang manusiawi dengan
subjektivitas yang membuat observasi seperti ini.

Mungkin alasan yang sama saat segel shinobi terkait dengan dua belas gambar zodiak. Sakura
mencoba menggabungkan tangannya di depan dadanya untuk membentuk segel "tikus". Segel
tangan ini tidak ada hubungannya dengan hewan tikus sendiri. Namun, tidak biberikannya nama
untuk segel-segel tangan ini akan sangat merepotkan, jadi shinobi pertama menamakan ini sebagai
"ne" untuk memudahkan.
Ada 12 segel tangan dasar untuk membentuk suatu jutsu, jadi terlihat benar saat menyesuaikan
dengan kedua belas hewan dalam zodiak dengan kedua belas segel tangan. Berpikir tentang ini,
Sakura mengangkat pandangannya. Zodiak... dua belas...

"Ah!"

Pergerakannya dari duduk ke berdiri terjadi dengan cepat dan cukup keras sampai menendang kursi
di belakangnya, Sakura berlari keluar dari ruang medis.

------------------------------------------------------

Langit di saat senja dipenuhi dengan awan berkabut berwarna violet. Sasuke telah diberikan tugas
untuk memanen anko dari aprikot dan buah-buahan lain, ia diperbolehkan untuk duduk di ubin bata
yang berada di atap.

"Jika patroli yang bertugas melihatmu bersamaku, tidak dapat dihindari kalau kau akan terlibat
dalam penyiksaan yang akan mereka lakukan."

Jiji mengambil buah dari tumpukan ranting dan daun di hadapannya. Memutar buah yang sudah
matang, dengan hati-hati memetiknya dari ranting agar kulit buahnya tidak terkelupas. Jiji memetik
buah, sementara Sasuke dengan satu tangan yang cekatan mengelap kulit buah yang berdebu
menggunakan sehelai kain.

Jiji dan Sasuke yang berada di atap gedung utama. Mereka sedang melakukan pekerjaan tertinggal
yang diperintahkan petugas patroli. Sasuke yang masih menjadi target para petugas, tidak dapat
menghindari tugas ini, di sisi lain, Jiji yang sering dipasangkan dengan Sasuke, dipilih sebagai
tambahan.

"Ini buah yang didatangkan dari ibukota, karena pohon aprikot tidak dapat tumbuh di sini."

"Oh benar, aku penasaran apakah buah ini didistribusikan secara teratur di istana kerajaan."

"Aprikot. Bukan sesuatu yang akan mereka letakkan di makanan kita. Kurasa ini hanya untuk direktur
ataupun para penjaga. Bulshit."
"Makan itu sekarang"

Sasuke mengambil sebuah aprikot dari tumpukan yang sudah dibersihkan dan memasukkan ke
mulutnya.

"Kau- kau tidak menyerah. Jika kau ketahuan memakan aprikot ini, kau mungkin tidak akan pernah
makan apapun."

Sasuke tidak memperhatikan nasehat Jiji, menghaluskan buah yang telah digigitnya dengan gigi
belakangnya. Rasa asam terasa lebih menggigit dengan cuaca saat ini, namun itu bukan masalah bagi
Sasuke yang tidak terlalu menyukai makanan manis.

Jiji berdiri dan meregangkan bahu dan lengannya yang kaku. Sasuke mengalihkan pandangannya ke
arah pemandangan yang jauh. Pegunungan yang dalam. Bagaikan diorama yang hanya terbuat dari
pasir, bebatuan yang tidak tertutupi apapun melintasi pegunungan bagaikan geometris arabasque
(ornamen seni dengan gaya arab). Aku berpikir bahwa pemandangan yang dipenuhi warna akan
bertahan selama aku melihatnya, tetapi aku menyadari bahwa warna jingga dari matahari yang
bagaikan permata akan tenggelam di kaki bukit dimana institusi ini dibangun.

Tidak.. permata tidak akan memantulkan langit dengan sangat jelas.

"Apakah ada danau di sekitar sini?"

Jiji melihat ke arah Sasuke memandang.

"Oh. Ada danau kecil, tidak banyak orang yang mengetahui tentang danau itu. Danau itu terlihat
transparan, tanpa ikan dan tidak untuk dikunjungi. Air hujan memenuhi kawah yang tercipta di
batuan dahulu kala. Dan sepertinya sekarang air terkumpul kembali."

Kawah... seperti yang tercipta karena meteorit? Sasuke berjalan menuju ujung atap dan melihat ke
danau.

".............."
Danau tersebut dikelilingi dengan lekukan bagaikan sebuah pir, bersinar di saat sore hari,
memantulkan warna langit di malam hari, dan memantulkan awan yang bergerak dengan tenang di
atasnya. Bagaikan langit yang berada di atas danau telah diraup dan diletakkan di bumi.

....... langit?

"Terlihat memerah saat matahari tenggelam, namun saat kau melihatnya di siang hari yang cerah,
danau tersebut berwarna biru murni dan terlihat sangat indah. Kau tidak akan dapat
membedakannya dengan langit."

"Jiji" Sasuke menekan ranting aprikot yang masih berada di tangannya kepada Jiji.

"...aku ingin kau menyelesaikan tugasku, perutku sakit."

"Apa?"

"Aku akan melakukan tugas memasakmu."

Dia akan melakukan apa yang diperintahkan, dengan persetujuan itu, Sasuke kembali.

"Hey! Kau mau ke mana?"Jiji melanjutkan protesnya, berbagai pikiran melintas di kepalaku. Aku
harus memberitahu Sakura secepatnya. Salah satu misteri di peta astronomi telah dipecahkan.

--------

AH

Sesaat mereka mencapai dasar tangga, Sasuke menabrak Sakura yang memegang beberapa lembar
kertas di tangannya. Keduanya tidak melihat satu sama lain, membuat mereka hampir menabrakkan
kepala satu sama lain, mereka berhenti dengan refleks masing-masing di saat terakhir.

"Sasuke-kun, kau benar." Sakura terlihat sangat bersemangat dan menarik lengan Sasuke.
"Misteri tentang peta astronomi telah terpecahkan."

"Apa?" Sakura menarik tangan Sasuke dan membawanya ke ruangan kosong. Hanya mereka berdua
di ruangan itu.

Sakura memulai pembicaraan, "kau ingat? Rikudō Sennin membagi partikel kutub menjadi dua
bagian. Satu bagian disembunyikan di bintang yang mengorbit tanpa meninggalkan dan sisanya
berada di langit yang turun ke bumi. Kata-kata itu."

Aah. Sasuke mengangguk. Ada penjelasan di buku yang didapatkan Kakashi -setengah dari partikel
kutub disembunyikan di langit yang jatuh ke bumi, dan setengahnya lagi disembunyikan di bintang-
bintang yang terus bergerak. Jika kau ingin tahu dimana partikel itu berada, bermainlah dengan peta
astronomi.-

"Rikudō sennin adalah leluhur dari chakra. Untuk berpikir bahwa ninjutsu digunakan untuk
menyembunyikan partikel kutub, sudah sangat jelas. Dan untuk menggunakan ninjutsu, kau harus
menggunakan segel tangan. Dengan kata lain, tersembunyi di peta itu, adalah tanda yang harus kita
gunakan untuk membentuk segel untuk mendapatkan partikel kutub."

Setelah mengatakan hal itu, Sakura mengeluarkan secarik kertas dari sakunya dan meletakkan di
meja. Sebuah catatan tertulis dalam tulisan tangan Sakura.

"Lihat ini. Angka ditetapkan sesuai dengan zodiak dan rasi bintang disusun berdasarkan urutan
kronologis dari awal sampai akhir.

1. Tikus / tanuki

2. Lembu/ kucing

3. Harimau / kura-kura

4. Kelinci / monyet

5. Naga / kuda putih

6. Ular / kodok dan siput

7. Kuda / batang kayu

8. Domba jantan / sapi

9. Monyet / kayu api unggun

10. Burung / raksasa


11. Anjing / gembala

12. Babi hutan / lelaki tua

"Aku paham. 12 rasi bintang dan 12 hewan zodiak."

Aku menelusuri barisan-barisan huruf dengan mataku dan Sasuke mengangguk dengan kepercayaan.
Alasan kenapa penggembala dan lelaki tua ditambahkan ke dalam sepuluh spesies hewan di dalam
ilustrasi adalah untuk menyamakan jumlahnya dengan kedua belas zodiak.

"Tetapi, itu saja tidak cukup untuk memberikanmu segel yang spesifik."

"Aku memiliki petunjuk lain. Hoshinarabe."

"Hoshinarabe?"

Sakura melanjutkan dengan memberikan anggukan.

"bermainlah dengan peta astronomi'... tidakkah kau berpikir kata-katanya agak aneh? Peta
astronomi hanya memiliki gambar-gambar rasi bintang di dalamnya, tetapi itulah alasan kenapa kau
dapat bermain dengannya.. mungkin.. pada awalnya Hoshinarabe merupakan bagian dari peta
astronomi. Kau lihat, kotak tempat Hoshinarabe terlihat sangat besar, ada banyak ruang tersisa di
kotak itu. Sakura benar tentang kotak Hoshinarabe terlihat besar. Peta astronomi yang besar, dapat
muat ke dalam kotak tersebut.

"Bintang merupakan peran terkuat di Hoshinarabe dan peran terkuat kedua adalah bumi. Mungkin,
'bintang' yang dimaksud adalah 'bintang yang tidak pernah meninggalkan' sedangkan 'bumi' adalah
'yang turun ke bumi.'"

"Itu masuk akal....." Sasuke mengingat kembali ingatannya saat menyaksikan pertandingan Sakura
dan Penjira.

"Tentu saja. Peran 'bintang' adalah peran yang terdiri dari enam kartu yaitu kuda putih, gembala,
kucing, kayu api unggun, raksasa dan kura-kura. Kau dapat mendapatkan partikel kutub dengan
menggunakan kedua belas segel tangan yang melambangkan keenam gambar ini, benar begitu?"
Kuda putih, gembala, kucing, kayu api unggun, raksasa, kura-kura- jika kau menerapkan kedua belas
hewan zodiak berdasarkan catatan yang dibuat Sakura, dihubungkan dengan keenam gambar di
kartu yang menyusun peran (role) 'bintang' menjadi, naga• anjing • lembu • monyet • burung •
harimau. Dalam hal untuk peran 'bumi', "lembu • monyet • tikus • ular • babi" kemungkinan inilah
kombinasi untuk mendapatkan partikel kutub.

"Ini memecahkan permasalahan tentang peta rasi bintang. Sudah jelas apa yang harus kita lakukan
sekarang."

Catatan Sakura ditelusuri dengan jari jemarinya yang lentik, sementara Sakura melanjutkan
penjelasannya dengan wajah serius.

"Tapi, aku tidak tahu harus pergi kemana. 'Turun ke bumi' dan 'bintang yang tak pernah
meninggalkan', apa yang ditunjukkan dari dua kalimat ini?"

"'Turun ke 'bumi', aku mendapat ide bagus tentang keberadaannya."

"Eh? Benarkah itu?"

Karena Sasuke berbicara tanpa keraguan, ekspresi Sakura melembut sembari mengambil waktu
untuk memikirkan yang diucapkan Sasuke, dengan kesadarannya yang agak terlambat, dia
menaikkan suaranya dengan nada panik.

"Kau punya ide?"

Aku menatap Sakura kembali, dengan mata membesar kaget.

"Malam ini, aku akan menjemputmu setelah lampu dipadamkan."

Perbincangan mereka selesai, Sasuke dengan cepat meninggalkan ruangan.

--------------------------
Malam terlihat sangat cerah dan aku dapat melihat bintang-bintang. Disaat waktu yang mereka
janjikan, Sasuke mengetuk kaca di ruang medis.

"Ikuti aku."

Dengan kata-katanya, Sasuke melompat menuruni gedung tinggi tersebut, mendarat hanya dengan
dua lompatan. Dengan cepat ia melihat Sakura. Tanpa menanyakan apapun, Sakura dengan cepat
melepaskan mantel lab nya dan melompat turun dari jendela, mengikuti Sasuke.

Sakura melompati pagar dan menuruni tebing di belakang gedung, ia terdiam di bebatuan sejenak.
Pemandangan di hadapannya terlihat jelas. Di hadapan mereka, terhampar sebuah danau kecil yang
terbuat di cekungan kawah.

Sakura berhenti dan menahan nafas.

"Uwaahh.."

Permukaan danau yang tenang memantulkan langit malam dengan sempurna bagaikan cermin.
Sakura hampir lupa untuk bernafas melihat keindahan cahaya yang tersebar di permukaan air.

"Danau ini disebut danau Rokuriku. Dinamakan dari Rikudō Sennin. 'Jatuh ke bumi.'.. secara harfiah,
dalam membicarakan langit yang berbintang, tidak ada lagi tempat yang lebih tepat selain di sini."

Penjelasan Sasuke menyadarkan Sakura. Saat air berwarna biru yang datar dan tenang memeluk
keseluruhan langit malam, sang rembulan dan bayangannya dalam bentuk kelinci terdiam di danau
dengan bentuk seperti jangkar. Air danau menggoyang dengan lembut tiap tepi danau. Segalanya di
tempat ini terlihat tenang dan sederhana, hal itulah yang membuatnya menjadi pemandangan yang
menakjubkan.

Berpikir adanya tempat seperti ini di belakang institusi. Sebagai permulaan, tidak banyak
kesempatan untuk meninggalkan ruang medis, jadi aku bahkan tidak tahu bahwa ada danau di sini,
terlebih malam yang berbintang seperti ini yang terbentang di atas kepalaku setiap malam.

"Sangat indah.."

Sasuke tersenyum dan memandang figur Sakura, mata Sakura berkilau bagaikan seorang anak kecil.

"Aku ingin menunjukkan ini ke Sarada juga."


"Benarkah? Anak itu... akhir-akhir ini, ia semakin penasaran tentang keberadaan alam semesta.
Beberapa waktu lalu, aku membawanya ke pameran di institusi sains. Tetapi, ia selalu membaca
tentang bulan dan bintang. Ia sangat menyukainya."

Apakah ada hal seperti ini?

Sasuke meraih tangan Sakura.

Aku merasakan jari jemari Sakura, yang terkena udara malam dan menjadi semakin dingin, jari-
jarinya menjadi semakin ramping dari yang kuingat. Banyak momen yang aku rindukan, hanya
dengan tidak bersama dengannya. Bahkan, jika kau tidak memakai cincin dan kami tidak bisa selalu
bersama, Sakura, kau adalah istriku dan keluargaku. Aku jelas berpikir seperti itu, karena sahabatku
telah mengajariku sejak dulu. Yang terpenting adalah ikatan. Dengan ikatan Sakura dan diriku, jarak
bukanlah suatu permasalahan. Walaupun... kita tidak bisa bertemu setiap hari,......

Kau adalah pasanganku yang tak tergantikan...

Tetapi, walaupun aku berpikir seperti itu, terkadang, sewaktu-waktu, aku masih merasakan
kesendirian. Terlebih saat aku melaksanakan misi yang lama dan tidak dapat kembali ke rumah
dalam waktu yang lama. Aku tidak dapat mendengar suaranya saat aku ingin mendengarnya, kau
tidak berada di sisiku saat aku ingin menyentuhmu. Dalam situasi seperti ini, dengan sebuah cincin,
saat orang-orang yang berada di sekitarnya melihat ikatan kami dalam bentuk yang lebih nyata,
mungkin perasaan ini akan menjadi sedikit lebih mudah.

"Sakura" Sasuke berbicara dengan canggung.

"Cincinnya, Iruka. Bukan yang terbuat dari chakra. Saat aku kembali ke desa... yang biasa." Walaupun
kata-kata Sasuke dibicarakan dengan tata bahasa yang berantakan, namun Sakura memahami
maksudnya. Sakura berpikir sejenak, "hmm... aku selalu menginginkannya... tetapi.. hal itu mungkin
tidak cocok dengan tanganku."

Sembari tertawa canggung dan senyumannya terlukis saat Sakura mengarahkan tangannya ke sinar
bulan. Penggunaan sterilisasi secara terus menerus membuat tangan Sakura menjadi kasar, sebagai
bukti bahwa Sakura telah menyelamatkan banyak pasien. Tangan Sakura adalah kebanggaan
tersendiri bagi Sasuke. Saat ia pergi kerja, aku sangat menyukai saat mata Sakura berubah menjadi
serius tanpa adanya peringatan. Tangannya selalu lembut saat ia mengobati area yang terinfeksi,
dan cara Sakura menggulung lengan bajunya sebelum ia memasukkan chakra. Setelah pemeriksaan,
ia selalu meninggalkan catatan untuk dirinya sendiri sebagai tambahan untuk catatan medis. Setiap
saat aku melihat penampilannya yang antusias setelah melakukan beberapa riset, aku merasa
bahagia mengetahui bahwa ia juga bekerja untuk perkembangan desa dengan cara yang berbeda
denganku.

"Aku.."

Sasuke mengucapkan dengan pelan, sambil menatap danau yang tenang di hadapannya.

"Aku tidak pernah merasa khawatir tentang seseorang dapat menggantikanku saat aku jauh darimu.
Tidak sekalipun."

Yeah, Sakura mengangguk pelan.

"Tetapi.. terkadang.. membingungkan saat dipikirkan. Saat aku kembali setelah sekian lama dan
Sarada telah tumbuh tinggi atau gaya rambutmu yang sudah berubah."

"Aku juga berpikir seperti itu. Seperti, kapan Sasuke-kun mendapatkan kerutan di wajahnya?"

"Aku punya kerutan?"

"Aku sedikit melihatnya saat Sasuke-kun tertawa."

"Kau tidak berubah"

Sasuke mengusap sekitar mata Sakura.

"Tidak apa-apa jika kau mendapat kerutan."

"Eh?"

Sakura tertawa seakan jika hal tersebut semudah itu, pandangan matanya menurun.
"Apa yang terjadi padamu? Apakah ada seseorang yang berkata sesuatu?"

"Tidak. Aku hanya ingin mengatakannya."

"Benarkah?"

Sakura tertawa sambil menunduk.

"Tidak apa-apa, Sasuke-kun. Aku sangat memahami seutuhnya."

Berada di samping Sakura dan melihatnya tertawa seperti ini, adalah keinginanku satu-satunya. Aku
khawatir selama peran kami berbeda-beda, berada di samping dan melihatnya tertawa adalah hal
yang tidak mungkin terjadi. Sakura dibutuhkan di desa, dan Sarada memiliki mimpi yang hanya dapat
diwujudkan selama ia berada di Konoha. Aku tidak tahu bagaimana lagi membantu desa selain
membantu Naruto dari bayang-bayang misi di sebuah tempat yang tak terjamah.

Sakura mengeluarkan kartu Hoshinarabe dari sakunya. Enam kartu yang memenuhi peran 'bumi'

"Sekarang, ayo dapatkan partikel kutub ini lalu pulang."

"Yaa"

Sembari mencari pola di kartu gambar, Sakura mengkonfirmasi tanda yang berada di sana. Tiba-tiba
pandangan Sasuke menuju terhadap pola yang berada di belakang kartu. Sebuah gambar seekor
kadal seperti Menou menjerat sebuah batu. Gambar yang sama juga terdapat di penutup bagan
astronomi

"Kenapa gambar kadal?"

"Huh?"

"Tidak ada kadal di dalam gambar rasi bintang."


Setelah memastikan bagian belakang dari kartu, Sakura mengangguk seakan yakin.

"Mungkin itu bukan kadal dan batu. Itu adalah naga dan meteorit."

"Naga dan meteorit?"

"Dahulu kala, ada banyak naga di sekitar sini, dan dikatakan bahwa kepunahan mereka dikarenakan
adanya meteorit yang terjatuh di sekitar sini. Karena itu terjadi puluhan ribu tahun lalu, mungkin
tidak ada hubungannya dengan Rikudō Sennin."

Berbicara tentang hal itu, buku yang Penjira baca juga menyatakan bahwa fosil juga ditemukan di
sekitar sini.

......fosil?

Pikiran Sasuke kembali ke ruangan bawah tanah kedua, tumpukan batu. Bagaimana jika ternyata
fosil naga yang selama ini digali oleh para tahanan? Dan jika seseorang yang bernama Orochimaru
yang mengambil buku dari negara ini adalah orang yang sama dengan sang lelaki ular yang ia tahu?

Sakura menggabungkan tangannya di depan dadanya. Dengan pelan membuat simbol tiap segel
sembari memeriksa gambar di tiap kartu. Naga dihancurkan oleh meteorit. Fosil dan ayam
dikumpulkan di ruang bawah tanah. Dan teknik yang dipelajari Orochimaru - Edo Tensei.

Berdampingan, Sasuke merasakan getaran yang semakin besar dan membesar. Bagaimana jika
Zansūru ingin membangkitkan dinosaurus dari fosil? Berdasarkan DNA yang dikumpulkan dari fosil,
keturunan langsung dari burung-burung dikorbankan, lalu naga-naga dibangkitkan- secara teori,
memungkinkan.

Langit berbintang tiba-tiba menghilang dari danau, permukaan danau mulai bergetar, saat Sasuke
melihat kembali ke arah Sakura dengan cepat, Sakura telah menyelesaikan segel tangannya.
Permukaan danau bersinar dengan terang, dan pilar-pilar cahaya memancar dari dasar danau
dengan cahaya yang akan membuat matamu selalu terbuka. Muncul perlahan dari tengah pilar-pilar,
sebuah wadah bambu yang disegel dengan amulet.

"Apakah ada partikel kutub di sini?"


Saat Sakura meraih amulet dengan ragu-ragu, pilar-pilar cahaya menghilang dan kembali menjadi
keadaan semula dalam seketika. Sakura menyentuh permukaan amulet tersebut dan dengan cepat
menarik kembali tangannya.

"Chakra yang sangat besar."

"Apa?"

Hanya dengan menyentuhnya dengan pelan, kulitku mulai terasa nyeri di ujung jariku, memasuki
kulitku. Jika kau bukanlah shinobi yang sangat terampil, kau tidak akan bisa menempatkan chakra
sebanyak ini ke dalam sebuah amulet. Sasuke tidak akan membuka penyimpan hanya untuk
memeriksa isinya, tetapi ini mungkin adalah partikel kutub yang disegel oleh Rikudō Sennin. Mereka
akhirnya menyelesaikan misi mereka untuk mendapatkan partikel kutub. Kepala Sasuke dipenuhi
dengan pikiran lain.

"Sakura, apa perbedaan antara karakteristik fisik naga dan kadal?"

"Eh? Naga?"

Aku menanyakan pada Sakura tanpa maksud apapun, sembari menggenggam tempat berisi partikel
kutub, Sakura merasa ragu akan pertanyaanku.

"Aku ingin mengetahui karakteristik fisik antara naga dan kadal."

"Oh.. perbedaan terbesar antara kadal dan reptil seperti naga adalah kaki belakang kadal tumbuh di
bawah badannya. Tetapi seekor naga terlihat berjalan dengan dua kaki dengan menjaga
keseimbangannya dengan menggerakkan pusat dari gravitasi maju mundur."

Sasuke teringat saat ia berkelahi dengan Menou. Figur dengan wajah yang panjang ke arah depan
dan berlari sambil menggoyangkan ekornya. Bagaimanapun kelihatannya, sudah jelas Menou
berjalan dengan dua kaki dengan menggerakkan pusat gravitasi di tubuhnya maju dan mundur.
Menou bukanlah kadal, melainkan naga yang dibangkitkan menggunakan fosil yang ditemukan di
bumi. Alasan kenapa genjutsu tidak bekerja pada Menou adalah karena Menou sudah dikendalikan
oleh orang lain. Zansūru mengumpulkan fosil dan ayam di ruang bawah tanah kedua. Dia tidak akan
berhenti hanya dengan Menou. Dia akan membangkitkan naga-naga lain.

"Sakura, kembali ke institusi."


Saat aku mengatakan untuk kembali ke institusi, suara auman terdengar bagaikan bulan memecah
bergema di sekelilingku. Jika kau melihat ke arah lereng, keseluruhan dari institusi dan laboratorium
dikelilingi dengan tanah yang besar.

"Apa?! Ledakan?"

"Tidak... itu hal yang berbeda."

Dari debu tanah bagaikan asap, makhluk- makhluk raksasa melompat keluar dan terbang ke langit
menyusul satu sama lain.

"Itu.... naga?"Sakura menarik nafas "bagaimana bisa? Mereka harusnya sudah punah."

"Zansūru membangkitkannya dengan Edo Tensei."

Sedikit terlambat untuk menyadarinya. Zansūru telah membangkitkan monster naga kuno dengan
menggunakan teknik reinkarnasi modern.

BAB 6

GYA GYA!!

Teriakan dengan nada tinggi terdengar saat monster yang terlihat seperti pterosaurus (pterodactyl:
dinosaurus yang bisa terbang seperti burung besar) terbang melintas di atas Sasuke. Paling tidak ada
10 makhluk seperti itu yang terbang, mendecakkan lidah mereka bagaikan menggeram dan
menggertak, walaupun jumlah mereka tidak perlu dianggap cemas. Sasuke berlari menuju
laboratorium tiba-tiba berhenti.

"Sakura, pergi ke laboratorium dan cari Zansūru."

"Sasuke-kun?"

"Aku akan pergi mengejar mereka."


Prioritas utama adalah untuk menangkap pterodactyl itu secara keseluruhan sebelum mereka
menyebar dari kawanannya. Jika mereka telah menyebar dan terbang ke arah yang berlainan,
Sasuke tidak akan mampu untuk menangkap mereka sendirian. Sakura berlari menuju institusi.
Sasuke mencoba mengaktifkan Susanoo miliknya untuk terbang ke langit, tetapi sebuah suara
terdengar dari belakangnya.

"Kau di sini, 487"

Di belakang Zansūru, sayap kuat seekor naga mengepak ke tanah. Zansūru tetap menjaga senyuman
misteriusnya.

"Zansūru..." Sasuke menatap dingin kepada lelaki di hadapannya.

"Kau... kau yang membangkitkan para monster itu. Apa tujuanmu?"

"Heh.. aku tidak bisa memberitahukanmu. Lebih penting lagi, ada yang harus kutanyakan padamu."

"Kau tidak menjawab pertanyaanku, tapi kau berharap aku akan mendengarkanmu?"

Sasuke terus mencoba mengulur waktu dengan memperpanjang perbincangan mereka untuk
mencari cara bagaimana melepaskan segel milik Zansūru. Mata buatan milik Zansūru yang menjadi
masalah. Seberapa banyakpun Sasuke mencoba untuk memfokuskan matanya di mata kaca Zansūru,
jutsunya tetap tidak bekerja. Mata Sasuke mulai terasa sakit. Apakah ada cara yang dapat mengikat
Zansūru melawan keinginannya sendiri? Apakah dia akan menghentikan siksaannya, tergantung
dengan kesetiannya terhadap perdana menteri.

"Kau sepertinya paham dengan posisimu. Kau adalah seorang shinobi yang jauh dari desanya.
Sedangkan aku adalah salah satu kekuatan dari suatu negara."

"Edo Tensei adalah jutsu yang terlarang. Walaupun kau sendiri adalah perwakilan dari suatu negara,
kau tidak akan bebas tanpa hukuman apapun."

"Edo Tensei?" Zansūru menaikkan alis matanya, "di negaramu, jutsu terlarang untuk membangkitkan
monster ini disebut Edo Tensei?"
Sepertinya, jutsu yang ia gunakan tidak sama dengan jutsu Edo Tensei yang Sasuke tahu.

BOOM!

Tiba-tiba, sebuah ledakan besar datang dari belakang, bagaikan sesuatu yang besar telah runtuh.
Sebagian dari dinding institusi sepertinya telah dihancurkan.

Apakah Sakura telah sampai dengan selamat?

Sasuke menatap kembali ke arah tebing, mata Zansūru bergerak merespon Sasuke. Ada beberapa
gerakan yang terlihat. Ia melihat sekelilingnya untuk mencari suatu penjelasan, tanpa menggunakan
kemampuan matanya. Sasuke melihat kembali ke Zansūru.

"Apakah tujuanmu membangkitkan monster itu adalah sebagai senjata? Untuk membantu rencana
perdana menteri dalam konspirasi?"

"Wow.. kau belajar dengan cepat. Mengetahui hal itu... apakah kau memiliki teman di desa
Nagare?"

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Akan menjadi kesempatan yang bagus, untuk menghabiskan mereka dengan cara melindungi
perdana menteri secara langsung."

"Heh" sudut bibir Sasuke terangkat, "apakah ini semua rencana perdana menteri? Untuk membunuh
mereka semua?"

"Apakah itu suatu masalah?"

Dengan cepat, wajah Zansūru berubah dari tersenyum santai menjadi serius, "tentu saja. Untuk
mati. Negara memutuskan orang-orang mana yang melanggar hukum yang dapat hidup. Sejujurnya,
monster-monster itu terlalu berharga, aku sebenarnya enggan untuk membiarkan mereka memakan
orang, tetapi begitulah seharusnya Jutsu itu bekerja. Mereka dikontrol oleh orang yang mereka
makan, dibangkitkan kembali oleh tubuh-tubuh yang ada di dalam perut. Jika bukan karena rencana
perdana menteri, siapa yang mau bekerja di sini? Aku adalah kekuatan negara! Aku seharusnya
menjadi otak negara ini! Tidak seperti mereka, para tahanan di sini hanyalah tangan dan kaki yang
bisa dibuang."

Zansūru menjadi semakin bersemangat saat dia berbicara. Bingkai kacamatanya menurun ke
bibirnya saat ia berteriak dengan semangat. Ia pun mendorong lensa kacamatanya ke tempat
semula.

"Jika bukan untuk perdana menteri, siapa yang akan mau datang ke sini?"

Sepertinya kesetiaannya tidak perlu dipertanyakan kembali. Kemungkinan untuk menggunakan


kekuatan mata Sasuke untuk melawan Zansūru sepertinya tidak memungkinkan, membuat matanya
menjadi semakin menyakitkan.

*****di sisi lain, ada suatu hal lagi******

Sasuke mengaktifkan Sharingannya dan mengarahkan langsung ke Zansūru. Sasuke memeriksa


Chakra di tubuh Zansūru. Sasuke merasa tidak yakin sembari matanya memindai tubuh Zansūru
kebingungan. Jumlah chakra yang mengalir di tubuh Zansūru tidaklah berbeda dengan orang awam
lainnya. Dia bukanlah seorang shinobi. Dia bukanlah yang menggunakan Edo Tensei itu.

Apa maksudnya?....

Jika bukan Zansūru, siapa yang membangkitkan monster-monster itu?

"Ada apa? Ada apa dengan muka murung itu?"

Muka Zansūru berubah menjadi menghasut. Untuk sesaat, Sasuke dapat merasakan rasa haus darah
di belakangnya. Taring Menou menancap di bahu Sasuke, menahan Sasuke dan membawa Sasuke
pergi.

"Menou, kuserahkan padamu! Singkirkan dia!"

Alasan Zansūru datang bersama Menou adalah untuk menghentikanku. Sasuke menghadapi Menou
dengan Sharingannya. Orochimaru dan Kabuto mengontrol target mereka dengan menanamkan
sejenis jimat di dalam kepala target mereka, tetapi kepala Menou tidak terdapat hal seperti itu.
Lagipula, sepertinya jutsu yang digunakan Zansūru memiliki sedikit perbedaan dengan jutsu Edo
Tensei yang Sasuke ketahui. Dapat dibilang, bukankah jutsu tersebut dikembangkan oleh
Orochimaru, dan diciptakan oleh Hokage Kedua?

Walaupun, fakta bahwa orang yang dibangkitkan tidak merasakan rasa sakit, jutsu ini kemungkinan
tidak berbeda jauh dengan Edo Tensei. Menghentikan Menou berarti ia harus menahan diri untuk
tidak membunuh Menou. Sebagai contoh, menggunakan api hitam yang tidak akan hilang sampai
objek yang dibakar habis terbakar -Amaterasu. Namun, jika ia akan melakukan itu, Menou akan
tersiksa tanpa bisa mati sementara tubuhnya terbakar dalam api yang tidak dapat padam. Itu
merupakan situasi yang tidak dapat dihindari, dan cara yang tidak dapat dihindari, tetapi Sasuke
mencoba untuk menghindari menggunakan cara itu jika memungkinkan.

Sebelumnya, kakakku mengalahkan teknik Edo Tensei (pembangkitan) Kabuto pada dirinya sehingga
ia dapat terbebas dari Edo Tensei dengan menggunakan Genjutsu, menggunakan Mangekyou
Sharingan milik Shisui. Dengan cara yang sama, akan sangat mudah jika kau dapat melakukannya
untuk menghapus jutsu secara paksa, tetapi targetnya adalah seekor binatang. Apakah cara itu
dapat bekerja dengan makhluk dengan kepintaran yang jauh di bawah manusia?

"----Menou"

Merespon kata-kata Sasuke, Menou menjatuhkan Sasuke. Selaput mata Menou yang berwarna
hitam mengecil saat mata kuningnya yang cerah bersiap untuk bertarung.

-------------

"Jangan bergerak-------tenang, dengarkan aku....."

Saat Sasuke melangkah maju, Menou membuka mulutnya ke arah Sasuke . Sasuke menarik katana
dari sarung pedangnya, menahan taring Menou dengan pedangnya. Menou bertahan, Menou
menggerakkan kaki depannya mencoba meraih sarung pedang milik Sasuke untuk mematahkan
pedang Sasuke. Di perut Menou, terdapat luka bakar, luka bakar dari minyak. Tidak seperti bekas
luka potongan atau tusukan, luka yang ia Menou dapatkan dari luka bakar membutuhkan waktu
lebih lama untuk sembuh.

"Kita lihat apakah kau ingat..."

Sasuke menjatuhkan katananya dan dengan pelan meraih perut Menou. Dengan cepat menyadari
apa yang terjadi, Menou menghancurkan katana Sasuke dengan gigitan taringnya.
"Tenang saja. Aku tidak akan melukaimu." Tangan Sasuke menyentuh bagian perut Menou,
mengolah chakranya ke arah Menou. Menggunakan elemen air dan mendinginkannya sampai titik
beku dengan menggunakan elemen angin membentuk es.

Sentuhan dingin dari es yang dibuat Sasuke mengagetkan Menou, membuat tubuhnya meringkuk.
Sasuke menutupi luka bakar di tubuh Menou dengan menggunakan lapisan tipis dari es. Es mengikat
kulit di sekitar luka bakar, melindungi luka bakar di tubuh Menou dan mendinginkan bagian yang
terinfeksi.

Menou menggoyangkan badannya, dan membalikkan kepalanya untuk melihat ekspresi Sasuke.
Tatapan penuh permusuhan telah menghilang seutuhnya dari mata kuning Menou.

"Menou, maafkan aku telah memotong perutmu saat itu." Sasuke memindahkan tangannya dengan
pelan dari perut Menou ke arah hidung Menou yang basah.

"Aku tidak dapat membayangkan betapa sakitnya itu. Aku berjanji, itu tidak akan terjadi lagi."

Sesaat kemudian, Menou membuka mulutnya kembali. Sasuke tentu saja dapat menghindarinya,
tetapi dia menantang Menou dengan cepat untuk menggigit lengan kirinya. Menou terdiam,
mengatupkan mulutnya, membuat dirinya marah. Menou meraba-raba di sekitarnya, melompat ke
belakang untuk menghancurkan lengan Sasuke sebagai pembalasan.

"Menou..." Sasuke menarik lengannya ke sisinya. Taring Menou tertancap di kulitnya.

"Tentu saja kau marah. Jika aku dipaksa masuk ke dalam keadaan yang tidak aktif secara mental
seperti ini, setelah aku beristirahat panjang, aku akan sangat marah. Jika aku adalah kau, aku sudah
mengoyak tubuhku setelah apa yang aku lakukan padamu."

Menou menggeram rendah, mempertahankan cengkramannya di lengan Sasuke.

"Hey.. aku dapat membantumu kembali ke peristirahatanmu, tapi aku membutuhkan bantuan
darimu."

Nafas dari hidung Menou tiba-tiba terlepas. Mata yang pada awalnya setajam jarum pinus berubah
menjadi bulat saat ia berhadapan dengan Sasuke. Disaat mereka bertatapan, Sasuke memfokuskan
chakranya ke matanya.
------Sharingan!

Menou telah dimanipulasi oleh jutsu pembangkitan. Namun, Sasuke memaksakan kemampuan
visualnya (Dōjutsu/teknik mata) ke tubuh Menou. Jutsu itu bekerja, Sasuke memompa chakra ke
lengannya, menumpahkan energi tersebut ke rahang Menou dan langsung menuju ke lidah Menou.
Rahang Menou melonggar, tubuhnya menjadi lebih tenang saat ia terhuyung ke belakang. Menou
berhenti bergerak. Sasuke berpikir apakah segel jutsu itu benar-benar telah dihancurkan.

---Apakah Genjutsuku berhasil menghapuskan segel yang mengikatnya?

Sasuke merasa ragu dengan efek Genjutsunya. Ada beberapa kemungkinan untuk menggunakan
Genjutsu pada makhluk hidup yang bukan manusia. Menou kembali mendapatkan keseimbangan
tubuhnya, ekornya bergerak dari satu sisi ke sisi lain.

"Menou."

Menou membuka matanya pelan. Ekornya menegang kaku bagaikan sebuah jarum saat mata
kuningnya yang kabur terfokus pada wajah Sasuke.

BRAAK!

Menendang ke tanah, Menou melompat ke Sasuke. Sasuke terlebih dulu meraih kunai, tetapi setelah
menyadari perubahan yang lebih tenang pada mata Menou, Sasuke menarik kembali tangannya ke
sisinya. Kaki depan Menou melompat ke bahu Sasuke, berat dari tubuh Menou yang besar memaksa
Sasuke terjatuh ke tanah.

Lidah panjang Menou mulai menjilati luka dan pendarahan kecil di lengan Sasuke di tempat gigi
Menou menggigit sebelumnya.

BAB 7

"HYA.... lepaskan! Hentikan! Ah!"

"Apa makhluk-makhluk ini? Darimana mereka berasal?"


"Hentikan! Tetap di sana! Jangan... jangan mendekat.. tetap di sana!"

Monster-monster besar yang belum pernah mereka lihat merangkak dari retakan besar di halaman,
menyerang dan membunuh secara acak. Diantara pembantaian yang terjadi, beberapa tahanan
dimasukkan ke dalam bagaikan sebuah kandang, dengan cepat terjadi sebuah kepanikan.

"Apa mereka ini? Mengapa mereka di sini?"

Monster-monster tersebut dibangkitkan dari ruang bawah tanah di bawah halaman, melepaskan diri
dari atap dan menarik para tahanan ke bawah. Para tahanan merasa kebingungan dengan apa yang
terjadi. Tanpa ada pengetahuan mengenai hal ini, yang mereka tahu hanyalah mereka harus
melarikan diri.

Mengikuti gelombang pertama monster yang dapat terbang, jenis lain monster ikut keluar. Monster
yang menggambarkan Spinosaurus (dinosaurus yang memiliki tulang belakang menonjol dan seperti
duri) tetapi tidak lebih tinggi dari manusia. Mendapatkan keuntungan dari tubuhnya yang lebih kecil
dan fleksibel, rahang-rahang mereka menggigit para tahanan dengan mudahnya. Satu gigitan sudah
cukup memuaskannya, jadi para tahanan yang telah mati dibiarkan begitu saja dan tewas kehabisan
darah.

Saat monster-monster itu muncul dari tanah, menghancurkan pondasi dari pilar-pilar penopang,
barak tempat tinggal para tahanan runtuh. Masih ada banyak yang gagal untuk melarikan diri,
terhimpit di bawah reruntuhan yang jatuh. Terlihat seperti kematian yang lebih baik dibandingkan
kematian yang menyakitkan disebabkan oleh para monster.

Monster-monster lain muncul. Monster dengan tengkorak kepala tebal berbentuk kubah
(Pachycephalosaurus). Monster itu menundukkan kepalanya lalu berlari menyerang menuju
mangsanya. Salah satu tahanan terjatuh tersandung kaki-kaki yang berlarian dengan panik. Beberapa
tahanan lain ikut terjatuh mengakibatkan terjadi reaksi berantai. Menciptakan tumpukan manusia
berjumlah lusinan orang, monster itu berlari menuju mereka. Mereka yang terinjak dan mereka yang
tertabrak monster itu dan terlempar di udara, mati seketika, namun mereka yang masih hidup telah
dikejar sampai batas kematian mereka, monster itu menyudutkan mereka di pagar.

"Sial..."

Pagar bagian selatan telah hancur sepenuhnya karena serangan monster, namun yang di bagian
utara masih terhubung dengan baik. Monster bertengkorak kepala yang tebal tersebut menginjak-
injakkan kakinya ke tanah untuk mengintimidasi mangsanya dan semakin menundukkan kepalanya
ke bawah untuk menyeruduk mangsanya.
"Aa...ah... ah. Cukup! Tidak lagi!"

"Tolong... tolong aku..." Salah satu dari para tahanan terjatuh dengan penuh putus asa, yang lain
berteriak dan bergelantungan di pagar. Monster berkepala tebal itu, dengan kepala yang lebih keras
dari besi, berlari ke arah mereka. Semua orang bersiap untuk menghadapi akhir dari hidup mereka.

"SHANNNNAROOO!!!"

Sebuah teriakan perkelahian terdengar dari belakang pagar, pagar itu bergetar dan akhirnya runtuh.
Dokter dari ruang medis berlari memasuki halaman dari balik asap yang timbul dari runtuhnya pagar.

Para tahanan berlari menuju lubang dimana pagar tersebut runtuh. Teriakan dan jeritan terdengar
dari kerumunan yang melarikan diri. Monster itu tidak memperhitungkan hal itu, mendapatkan
pukulan telak di rahangnya, lalu terjatuh tidak sadarkan diri. Sakura menolong membimbing para
tahanan yang telah terjatuh untuk melewati pagar lalu berjalan menuju gedung utama. Monster-
monster lain tetap akan mengejar para tahanan, namun mereka memiliki kesempatan hidup yang
lebih panjang apabila tidak terjebak di dalam pagar.

Banyak tubuh bergelimpangan, mengerang, dan tersiksa menunggu kematian mereka. Untuk
seorang ninja medis, melewati mereka sungguh merupakan hal yang sulit bagi Sakura, tetapi ada
yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan sebanyak orang yang ia bisa. Jika ia dapat menemukan
Zansūru secepat mungkin dan melepaskan jutsu tersebut, kerusakannya tidak akan seburuk ini.

Tidak ada waktu untuk berlari ke dalam gedung utama dan menggunakan tangga, Sakura pun
menyalurkan chakranya ke kakinya dan berlari di dinding langsung menuju kantor sang direktur.
Memecahkan jendelanya dengan menendang kaca. Tidak ada tanda siapapun di sana. Sakura
memeriksa meja dan rak buku tidak ada materi tentang jutsu pembangkitan.

"Dimana.... dimana bahan itu-"

Sakura berencana akan memeriksa semuanya, dari lantai empat sampai ruang bawah tanah. Di
dalam perjalanan menuruni menuju lantai tiga disepanjang tangga, dia bertemu dengan kumpulan
tahanan yang bersembunyi di tangga paling bawah. Dia berasumsi bahwa mereka adalah para
tahanan yang mencoba melarikan diri dari kegaduhan di luar.
"Sangat berbahaya berada di dalam gedung ini. Ada jalan keluar melewati pagar, cepatlah lari
secepat mungkin."

Sakura mengarahkan para tahanan yang ketakutan menuju ke luar dan pergi untuk memeriksa
ruangan yang berada di ujung lantai tiga. Ruang observasi, ruang data, ruang pribadi para sipir, dan
ruangan-ruangan lainnya, tetapi tidak ada tanda-tanda Zansūru. Jika ia tidak segera menemukan
Zansūru, akan lebih banyak para tahanan yang tewas. Sakura berbalik di sudut lorong, tiba-tiba
menabrak seseorang.

"Jiji"

"Sensei! Kau baik-baik saja, syukurlah!" Jiji menghela nafas lega, "apa yang terjadi? apa yang berada
di luar itu?"

"Hasil kerja dari sang direktur," Sakura menjelaskan dengan cepat, "ia menggunakan fosil untuk
membangkitkan yang telah mati. Aku harus menemukan sang direktur untuk menghentikan jutsu
ini...

"Zansūru berada di halaman beberapa saat lalu."

"Eh? di luar?"

Sebuah kondisi yang stabil dibutuhkan untuk menggunakan jutsu yang sulit dan maju seperti Edo
Tensei. Sepertinya ia melakukannya di luar.

"Jiji, terimakasih. Kau harus pergi dari sini secepat mungkin"

"Aa. aku akan melakukannya."

Jiji mengangguk dan dengan cepat menarik lengan Sakura. Terjatuh karena tarikan kuat itu, Sakura
terjatuh di dada Jiji. Dan tiba-tiba merasakan rasa sakit menjalar di punggungnya.

"eh?"
Sakura terjatuh berlutut. Kunai yang menusuk punggungnya terjatuh dengan kuat di lantai.

"Sensei... maafkan aku."

Dum.. dum... Sakura mendengar detak jantungnya, menggetarkan tubuh Sakura sampai tulang
punggungnya. Detak jantungnya terdengar seperti drum, ujung jari tangan dan kakinya menjadi
dingin. Disaat yang sama, tubuhnya terasa panas dari dalam dan terasa keram. Terasa bagaikan sel-
sel di tubuhnya mendidih.

'Gejala ini..'

Ini merupakan racun yang sama dengan yang Sasuke dapatkan dari Menou.

"Zansūru...dan Jiji.." Pandangan Sakura mengarah ke Jiji.

"Yeah. kau benar. Bahkan setelah aku mengetahui bahwa Sensei berada di sini bersama Sasuke, aku
tidak berniat untuk melepaskanmu. Bahkan aku tidak dapat menyelesaikan teka-teki peta
astronomi."

Jiji berjongkok dan menarik penyimpanan partikel kutub dari saku Sakura, "itu...berikan..berikan
kembali." Sakura mencoba dengan putus asa menarik pergelangan kaki Jiji, tangannya bergetar dan
menjadi kebas. Dia tidak dapat membiarkan Jiji mengambil partikel itu. Ia telah berjanji pada Naruto.
Ia dan Sasuke bersama-sama akan membawanya kepada Naruto.

Jiji memberikan sedikit "ck", lalu menendang wajah Sakura. Tubuhnya terlempar ke dinding lorong,
membuat retakan besar. Rasa sakit yang menusuk dari tabrakan itu menjalar dari kepalanya ke
tulang belakangnya. Ia tidak dapat bergerak sama sekali, terelebih untuk berdiri. Ia fokus untuk
bernafas pada saat itu.

Jiji menatap mata Sakura. mata Jiji terlihat gelap.

"Kau tahu, sensei, sebenarnya aku menganggapmu cukup manis. Suara dan tingkah lakumu
mengingatkanku kepada pasanganku. Agak menyedihkan bagi dirimu untuk tewas di tempat seperti
ini.." Saat Jiji meminta maaf, Sakura mencoba menarik tangannya di hadapannya dan membuat
sebuah segel.
Di luar, tanah di bawahnya mulai bergetar, retakan di halaman menjadi semakin besar. Pohon
almond yang berada di halaman, yang bunganya mulai berkembang, patah di akarnya dan jatuh.
Seekor monster seperti ular besar terbalut sisik keluar.

"apa... makhluk ini.."

Para tahanan yang tengah melarikan diri mendengak menatap monster yang menutupi bulan.
Mereka melihat leher dari ular tersebut menjulur lebih dari 10 meter ke langit dari tubuhnya, dan
dari kakinya yang pendek, muncul ekor dengan panjang yang sama. Salah satu monster terbesar
dalam sejarah: Titan , menatap institut berlantai empat. Monster raksasa ini terbangun dari jutaan
tahun tidurnya. Disaat ia mengangkat kepalanya ke arah langit, ekor panjangnya bergoyang
menghancurkan sisa-sisa bangunan yang telah runtuh. Reruntuhan berterbangan menuju langit
bagaikan kerikil dan menjatuhi tanah di bawahnya.

"Monster itu sangat besar, hanya satu gerakan kecil dan ia telah menghancurkan segalanya."

Monster besar itu mengangkat kaki depannya dan berjalan maju. Saat kakinya menyentuh tanah,
ada suara besar, menggetarkan seluruh institusi sampai miring. Pondasi dari gedung institut runtuh
karena berat dari monster itu. Seluruh lorong menjadi bengkok, seluruh atap menjadi retak. Saat
Sakura melihat sekelilingnya, ia dapat melihat retakan mulai berjatuhan di ujung lorong. Dinding
berplaster itu tidak dapat menahan beban dari gedung itu lagi, runtuh menjadi berlapis-lapis.

Jiji melangkah ke bingkai jendela, monster besar itu menjulurkan kepalanya untuk menyambut yang
telah memanggil dirinya. Melompat di kepala sang monster, Jiji melihat kembali ke Sakura.

"Sampai jumpa, sensei."

Serpihan-serpihan atap berjatuhan di atas Sakura. Sakura menarik nafas. Tubuhnya masih tidak
dapat bergerak. Sakura tertelan oleh papan lantai, melemparkannya ke lantai di bawahnya. Puing-
puing berjatuhan di atasnya saat ia terbaring di bawah dinding yang telah runtuh, saat ia menutupi
wajahnya, segalanya menjadi gelap. Disaat dinding-dinding yang berjatuhan menjebak Sakura,
institusi itu runtuh dengan suara keras.

Jiji merupakan kaki tangan Zansūru. Sasuke dan Menou berlari menuju gelombang para tahanan
yang melarikan diri dan berlari masuk ke dalam institusi, memangkas jalan monster-monster yang
mereka temui.
Zansūru memanggil Kakashi "salah satu temanmu di desa Nagare." Hanya Jiji yang mengetahui
bahwa Sasuke memiliki teman-teman. Zansūru bukanlah Shinobi. Jiji adalah orang yang
menggunakan jutsu kebangkitan itu. Ia tersembunyi diantara para tahanan, tanpa memberitahukan
bahwa ia adalah Shinobi, menguasai jutsu terlarang cukup untuk mengontrol beberapa monster
yang dibangkitkan.. jadi, tidak ada keraguan lagi bahwa ia adalah seorang Shinobi yang handal.

Lokasi dimana institusi itu berada terlihat mengerikan. Pagar dan gedung para tahanan telah hancur
seluruhnya. Hanya gedung utama yang tersisa. Ada tumpukan mayat dimana-mana. Monster-
monster menggerogoti mayat-mayat yang ada sampai tidak dapat dikenali kembali. Ada kumpulan
orang-orang yang melarikan diri dan berlari kebingungan, Sakura pergi ke gedung utama untuk
mencari Zansūru, tetapi di pekatnya malam terselimuti kabut dari reruntuhan......tidak ada tanda-
tanda dirinya.

"Menou, aku harus melakukan sesuatu di sini. Kau pergilah tolong para tahanan untuk melarikan
diri. Selamatkan sebanyak orang yang kau bisa." Sasuke menginstruksikan Menou dan melihat
kembali ke gedung utama.

Disaat yang sama, terjadi getaran yang hebat. Halaman yang telah terbelah akhirnya runtuh dan dari
30 meter di bawahnya, seekor monster besar seperti naga muncul. Dengan pondasi yang berada di
dalam tanah hancur, dan gedung utama mulai retak, yang tersisa hanyalah gedung yang runtuh.

Wajahku berubah pucat, istriku masih berada di dalam gedung.

"Sakura!"

Aku melompat ke dalam asap debu dan melempar bebatuan di hadapanku secara acak.

"Sakura! Kau dimana?"

Sebanyak apapun aku memanggilnya, tidak ada jawaban.

Tidak peduli berapa kalipun ia mencari dengan Sharingannya, ia tidak dapat merasakan chakra
Sakura. Tidak mampu untuk mendapatkan Sakura membuat Sasuke frustasi, ia mulai kehilangan
dirinya dalam pikirannya. Dia ingin menerbangkan semua reruntuhan di hadapannya untuk
menemukan Sakura. Sakura bukanlah Shinobi biasa. Berada di bawah reruntuhan sejumlah ini
bukanlah masalah bagi dirinya, namun jika ia berada di dalam kondisi tidak mampu menggunakan
chakra, itu merupakan permasalahan lain. Sasuke teringat racun yang berasal dari cakar Menou,
racun yang sangat ia ketahui. Jika Sakura terkena racun yang sama, tidak mungkin bagi Sakura untuk
melarikan diri sendirian.

"Sial...." Sasuke menjadi gusar, menggigit bibir bawahnya dengan frustasi.

Apakah ada cara? Cara apapun untuk menemukan Sakura. Ia mencoba berpikir, tetapi yang tersisa di
pikirannya hanyalah depresi dan frustasi. Apalagi yang bisa ia lakukan kecuali tetap menggali dan
memisahkan reruntuhan di hadapannya.

"Jawab aku! Sakura!"

Sakura membuka matanya, dinding yang berplaster berada di atasnya. Ujung dari paku yang
mencuat berada 2 cm dari mata kanannya.

"Aku....apa.. apa yang terjadi.." Kabur dan redup, Sakura berusaha untuk mengingat apa yang terjadi
sebelum ia terjebak di reruntuhan institusi.

Sakura, menjadi seorang ninja medis, tahu cara terbaik untuk menjaga agar tubuh yang terkena
racun dapat tetap bertahan hidup adalah dengan cara mengatur energinya. Bulu matanya yang
berwarna pink mulai menutupi pandangannya. Kesadarannya mulai menurun pada batas bawah
otaknya.

"--Sakura!"

Suara yang terdengar familiar terdengar di telinganya, membawa Sakura kembali sadar. Kelopak
matanya menggantung, membuka dengan pelan. Matanya menatap ke atas, kepada orang yang
telah mencarinya dengan putus asa. Dia tidak merasakan saat beban yang menimpa tubuhnya
menghilang. Dengan semua reruntuhan yang menutupi tubuhnya menghilang, Sasuke mengangkat
Sakura, menyangga bahunya. Sakura mencoba mengatakan sesuatu, "Sasuke-kun", tetapi dadanya
masih terasa sakit, dia tidak dapat berbicara. Masih ingin menyatakan informasi yang ia miliki pada
Sasuke saat ia berusaha untuk mengeluarkan suara dari tenggorokannya.

".........Ji...ji.. pen....ting"

"Jangan berbicara" Dengan jawaban pendek, Sasuke menyentuh punggung Sakura yang terluka.
Chakra yang dikirimkan Sasuke ke telapak tangannya mengalir menjadi warna hangat yang bersinar.
Gejala-gejala yang ditimbulkan dari racun mulai menghilang, rasa hangat kembali memasuki
tubuhnya yang dingin. Disaat yang sama, disaat suhu tubuh Sakura menjadi stabil, rasa sakit
memasuki tubuhnya.

"Bisakah kau bergerak?"

"uhn..." Tenggorokannya masih tidak merespon sesuai dengan apa yang ia inginkan. Namun, Sakura
memberikan anggukan kecil. Ekspresi Sasuke perlahan-lahan berubah menjadi lebih tenang.

"Sasuke-ku...n... terima kasih, telah datang..."

Ketenangan pikiran Sasuke kembali, air mata mulai mengalir dari mata Sakura.

"Maafkan aku... aku tidak bisa menghentikan Jiji...ataupun melakukan hal yang berguna..."

"Jangan meminta maaf untuk hal seprti itu, terlebih dalam kondisimu seperti ini."

Sakura merasa frustasi saat ia memikirkan tentang betapa khawatirnya Sasuke dengan melihat
ekspresi wajah Sasuke. Lebih dari itu, Sakura merasa lega mengetahui bahwa Sasuke berada di
sampingnya. Sakura tidak takut untuk mati, namun, ia lebih takut untuk tidak dapat melihat Sasuke
atau Sarada lagi.

Luka di punggungnya perlahan menutup. Ujung jari Sasuke terasa sangat nyaman dan dikenal oleh
Sakura saat Sasuke menyeka air mata Sakura dari pipinya.

___________________

"Ini sangat spektakuler" Berdiri di punggung monster besar itu, Zansūru melihat ke bawah kepada
para tahanan, sembari tertawa keras. Di samping dirinya, berdiri Jiji.

"Aku hampir tidak dapat menahannya. Rencana yang membutuhkan waktu lama, akhirnya dapat
dijalankan."

"Aku juga berpikir seperti itu."

Jiji hanya mengangguk pelan, melihat ke penderitaan yang berada di bawahnya.


Seekor monster yang memiliki kekuatan besar dari kaki belakangnya yang panjang dengan tinggi dua
kali tinggi manusia, mengejar para tahanan, melewati kabut dari reruntuhan bangunan. Cara
berjalan monster itu bagaikan memotong orang-orang yang berada di bawahnya, membersihkan
jalanan di depannya dari orang-orang yang berlarian. Tubuh seorang tahanan mendapat serangan
keras dari monster itu. Tubuhnya hancur keseluruhan bagaikan balon air yang terisi penuh dengan
darah, dan dalam waktu singkat, merubahnya menjadi tumpukan daging. Wajah Zansūru mengernyit
saat ia melihat ke bawah, melihat seorang lelaki dengan cakar yang tertancap di punggungnya,
menggeliat dalam kubangan darahnya sendiri.

"Itu pemandangan yang sangat tidak mengenakkan, Jiji.. cepat habisi dia."

Jiji dengan tenang mengalihkan pandangannya ke arah monster tempat ia berdiri. Monster Titan itu
mengangkat kaki depannya bagaikan sebuah batang pohon besar, lalu berjalan maju dan
menghancurkan lelaki tersebut, mengakhiri penderitaannya. Bagian-bagian dari tubuh tahanan itu,
menyebar di beberapa meter menutupi halaman. Beberapa tahanan dalam keadaan sekarat saat
mereka terjatuhi bagian-bagian tubuh. Zansūru melihat semuanya saat darah segar menutupi
halaman institut.

"Ksatria yang mengesankan. Aku yakin perdana menteri akan sangat puas." Zansūru menatap ke
kepala monster itu dan berbicara pada Jiji.

"Setelah kau membunuh semua tahanan, pergi ke ibukota. Bertemulah dengan perdana menteri."

"Terdengar menarik, tapi jangan lupa dengan perjanjian kita."

"Tentu saja. Setelah kau menghabisi mereka semua, kita akan pergi ke desa Nagare untuk mencari
tubuh pacarmu. Aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah kau lakukan untukku. Satu-
satunya cara aku dapat mendapatkan kekuatan ini hanyalah dengan chakramu yang kau gunakan
untuk membangkitkan jutsu pembangkitan ini."

Monster yang seperti burung berjalan di sekitar halaman, menjulurkan lehernya ke bawah untuk
mencium. Hidungnya bergerak saat ia mendapatkan bebauan, mencapai tumpukan reruntuhan dan
puing-puing bangunan. Membengkokkan kakinya ke depan dan dengan gesit menggali puing-puing
yang berada di depannya dengan menggunakan cakarnya. Bersembunyi di balik puing-puing itu,
Ganno terduduk dengan menggigil ketakutan.
"Oh hey.. orang itu berada satu sel denganmu." Zansūru melihat ke bawah, mempersiapkan diri atas
kesenangan yang akan terjadi. Jiji tetap diam, menatap ke arah Ganno dengan tangan terlipat di
depan dadanya.

"...pergi...pergi jauh dariku!"

Ganno mengangkat tubuhnya, berjalan mundur untuk melarikan diri. Kaki kirinya kehilangan
sepatunya saat ia tengah mencoba melarikan diri. Ditengah-tengah kekacauan berdarah di
sekitarnya, rambutnya yang berwarna merah terang sangat mencolok bagaikan jari yang sedang
sakit, kuku-kukunya yang diwarnai juga terlihat sangat menonjol. Monster seperti burung itu
bergoyang dari sisi ke sisi saat berlari, mengangkat kaki kirinya dan menginjak tubuh Ganno.

"UWAAAAA"

Teriakannya perlahan menghilang saat tetesan darah segar menetes. Keadaan tenang dan damai
terle kemudian monster itu terjatuh ke tanah, pergelangan kakinya telah hancur.

"......huh?" Zansūru mengernyitkan dahinya.

Menou melompat di hadapan Ganno, menusuk monster yang telah terjatuh itu dengan taringnya.

"GYAA" Monster itu berteriak kuat sembari mencoba melepaskan gigitan Menou. Menou dengan
keras menekan taringnya ke leher monster itu. Mendengar teriakan dari sesama spesiesnya, lebih
banyak monster berlari menuju Menou dan melompat di hadapannya.

"Jiji.. apa maksudnya ini.. mengapa Menou berpihak pada para tahanan?" Zansūru menyalahkan Jiji
sembari Jiji memeriksa status dari jutsu pembangkitan, menyadari apa yang telah terjadi di hadapan
mereka.

"Pengaruhku kepada Menou telah... dihilangkan."

"Apakah itu Sasuke?"

"Sepertinya."
Saat para monster teralihkan oleh Menou, Ganno memanfaatkan hal itu untuk melarikan diri.
Zansūru mulai kehilangan kesabarannya. "oh, baiklah" ia berkata sembari memperbaiki posisi
tubuhnya, ia mulai menahan senyuman yang mulai terbentuk.

"Paling tidak,Menou akan mendapatkan serangan yang menyakitkan."

"Lebih baik seperti itu"

Menou kesulitan untuk melawan monster-monster yang memiiliki tubuh lebih besar dari dirinya.
Para tahanan berlarian melewati monster-monster yang sedang bertarung sembari melompati
tubuh Menou yang lebih kecil. Pertarungan dengan cepat menjadi lebih besar, awalnya satu lawan
satu, dan saat lebih banyak monster seperti burung yang datang, pertarungan berubah menjadi dua
lawan satu, tiga lawan satu, dan bahkan lima lawan satu.

Menou terkepung sampai batas ia telah kehilangan kesempatan untuk melarikan diri, musuh datang
ke arahnya dengan cakar yang kuat.

Slash!

Pedang Sasuke menahan cakar yang yang mengayun ke arah Menou. Sasuke mendorong tepat di
tumit monster itu, memaksanya untuk terjatuh ke tanah.

"Kau memberiku banyak waktu"

Menou menggoyangkan tenggorokannya menghasilkan suara "guru guru" menyatakan


kesenangannya terhadap pujian Sasuke. Sasuke berdiri di punggung Menou saat monster yang lain
menatapnya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan, Menou? Ada banyak monster seperti mereka, bisakah kita
mengalahkan mereka?"

Menou menendang-nendang tanah seakan ingin berkata "jangan bodoh". Sasuke tertawa kecil
melihat respon dari Menou.

"Aku akan berada di belakangmu". Dengan cepat Sasuke dan Menou melompat dari tanah, cakar
dari monster monster yang mengelilingi mereka yang ingin menyerang mereka hanya menyakar
tempat kosong.
"Walaupun kita memukul mereka langsung, itu tidak akan cukup. Tetap jaga jarak, namun tetap
bersiap untuk bertarung, tunggu sampai kau melihat kesempatan untuk menyerang."

Salah satu monster dengan bodohnya lari menyerang ke arah Sasuke. Cakarnya terangkat ke langit di
atas kepala Menou. Karena momentum itu, monster itu kehilangan keseimbangan.

"Sekarang!"

Menou menyerang musuh di hadapannya, memasuki daerah teritori mereka sembari memegang
leher musuhnya, merobek dan mengoyak tenggorokan musuhnya. Kepala monster itu terpisah dari
tubuhnya, monster itu terjatuh di tanah dengan tubuh yang terbagi dua. Tubuhnya berusaha untuk
menyembuhkan dirinya, luka di tubuhnya tertutupi debu. Sesaat Sasuke melihat apa yang terjadi, dia
menusukkan pedang panjangnya tepat di kepala dan badan monster itu menancapkannya di tanah.
Setelah menarik beberapa tarikan nafas, seekor figur berwarna merah dan coklat melompat di atas
Menou. Seekor monster karnivora bernama Tairano, salah satu spesies terkuat dan terganas dari
fosil yang pernah ditemukan.

Tertahan dengan kekuatan yang sangat besar, Menou mencoba untuk memutar tubuhnya, tetapi
dengan semua beban di atas tubuhnya, kemungkinannya sangat kecil untuk melepaskan diri.
Zansūru menyipitkan mata kegirangan melihat sang monster karnivora berada di atas Menou.

"Pertunjukan yang telah dinantikan antar spesies. Kita bahkan belum mencapai klimaks."

"Spesies?" Jiji tiba-tiba bertanya, "Menou dan Karnivora?"

"Ya. Menou juga seekor monster karnivora. Dia hanya masih kecil."

Dilihat lebih dekat, terlihat jelas bahwa skeleton mereka terlihat sama. Warna kulitnya juga
berwarna abu-abu yang sama dengan Menou, hanya terlihat berwarna merah dan coklat
dikarenakan tubuhnya telah tertutupi oleh darah dari mangsa yang ia temui. Jiji tidak memiliki
pengetahuan apapun tentang paleontologi (ilmu tentang kehidupan bumi dan tanaman serta hewan
purba berdasarkan fosil yang ditemukan). Kerjasamanya dengan Zansūru hanya dikarenakan
kemampuannya sebagai seorang Shinobi. Kebalikannya, Zansūru tidak familiar dengan apapun yang
menyangkut tentang dunia shinobi.
"Membuat Menou bertarung dengan hewan yang lebih dewasa terlihat kejam. Bahkan dengan
Sasuke, sebuah pedang tidak akan menolong apapun."

"Nah.... monster karnivora itu mungkin berada dalam posisi yang tidak menguntungkan."

Dahi Zansūru berkerut saat Jiji berkata sepeti itu, "apa maksudmu?"

Bagi Jiji, Menou terlihat kecil dibandingkan dengan monster karnivora itu. Sepertinya pemenang dan
yang kalah ditentukan saat pertarungan itu dimulai, mereka spesies yang sama, tetapi fisik mereka
sangat berbeda. Tetapi...

Menou mendorong ke arah monster karnivora itu.

"A...apa?"

Monster karnivora itu hampir terjatuh saat kekuatan Menou menjadi lebih besar. Zansūru terkejut
melihat apa yang terjadi di hadapannya, Menou menggigitkan taringnya ke tubuh monster karnivora
itu. Monster Karnivora itu berguling dari Menou, mencoba untuk menjatuhkan Menou tetapi taring
Menou tetap menancap di tubuhnya.

"Dasar bodoh....Menou melawan kembali"

"Jutsu yang digunakan dapat memberikan chakra kepada hewan yang dipanggil kapanpun mereka
inginkan."

Jiji dengan tenang menjelaskan, "Menou dipanggil dengan chakra Sasuke. Tentu saja, sangat normal
apabila Menou lebih kuat daripada monster lain."

Disaat jutsu Jiji hanya berada pada satu pihak, hanya untuk menolong salah satu dari mereka. Jutsu
pemanggilan diperuntukkan untuk mengikat hubungan yang menguntungkan antara pengguna Jutsu
dan hewan yang dipanggil. Pengguna Jutsu meminjam kekuatan hewan yang dipanggil, dan hewan
itu bisa mendapatkan chakra dari pemanggilnya untuk berubah menjadi bentuk yang lebih kuat.

"Kekuatan bertarung Sasuke tidak diketahui. Jika ia mencoba untuk mengalahkan mereka semua,
aku tidak berpikir bahwa ia dapat menang."
"Bukankah kau terlalu cepat untuk berbicara?" Zansūru berbicara pada Jiji, menatap kembali
padanya, mereka mendengar teriakan datang dari institusi di belakang mereka.

"Shannaro!!!"

BOOM!

Udara dipenuhi dengan suara batu-batu yang runtuh. Bagian barat yang pada awalnya berdiri kokoh,
runtuh dalam keributan yang terjadi. Semua dinding yang pada awalnya berdiri kokoh sekarang telah
runtuh secara keseluruhan.

"Sepertinya ada tikus lain. Kau mempercayakanku dengan tanggung jawab ini, jadi tinggalkan
masalah ini padaku. Kau tetaplah di sana."

"Ah itu benar. Sekarang, waktunya untuk membereskan ini."

Seekor monster yang terbang, melayang turun saat Jiji melihat ke atas, menaikinya secepat mungkin.
Jiji mengejar Sakura saat Sakura berlari keluar dari pagar.

"Aku merasa telah digigit oleh anjingku sendiri." Zansūru bergumam pahit sembari menatap
Menou.

Naga kecil ini menatap balik ke arah mantan tuannya dengan mata kuning yang dingin, darah
menetes dari taringnya. Di belakang Menou, Sasuke berdiri-----Tahanan nomor 487.

"Kau akan menyesali perubahan kepemilikan ini."

Zansūru mengangkat tangan kanannya. Dengan sinyal itu, mata semua monster berubah. Sembari
mengaum, Titan yang raksasa berjalan melangkah menujunya. Monster-monster yang terbang
berputar-putar di langit mengecilkan sayap mereka dan terbang meluncur ke bumi. Bahkan monster
yang saat itu sibuk dengan mayat-mayat para tahanan berlari ke arah mereka. Semua monster
memiliki target yang sama, Menou dan Sasuke.

BAB 8
Sasuke berencana untuk menebas kepala monster-monster yang ada dengan Susanoo atau Chidori
miliknya. Namun, ia mengurungkan niatnya setelah melihat Menou berdiri di hadapannya,
melindungi Sasuke.

"Menou,aku akan mengalihkan yang kecil, kau akan melawan yang terbesar diantara mereka."

Menou menaikkan ekornya dengan penuh percaya diri.

Sasuke melemparkan Menou ke arah Titan dan mendarat dengan rahangnya terlebih dahulu tepat di
belakang ekor titan. Menou lanjut berjalan mulai dari ekor titan menuju ke arah Zansūru berada
bagaikan berjalan di tali kecil.

"Oi..jangan biarkan Menou mendekat." Zansūru berteriak pada titan, tetapi Menou berada di titik
buta dari monster besar itu. Secara fisik, leher Titan tidak dapat mencapai Menou yang berada di
ekornya.

"Pterousaurus! tolong aku!"

Pterosaurus terbang turun dari langit menuju Zansūru setelah mendengar perintah dari Zansūru.
Dalam waktu singkat, Zansūru telah menghilang di langit. Cakar Menou mengayun dari atas
mencakar tulang belakang Titan.

Monster Titan itu mengaum, memutar tubuhnya dan mencoba menjatuhkan Menou dari tubuhnya.
Sebelum terjatuh, Menou melompat turun ke tanah dan berlari kembali ke Sasuke. Zansūru
mendorong kacamatanya ke tempat semula sembari menarik nafas.

"Menou, seandainya kau tidak menambah masalah."

Zansūru merasa kesal karena tidak lagi dapat mengontrol Menou. Sasuke tetap berdiri tegap di atas
tanah, menghabisi kekuatan perang milik Zansūru. Zansūru berdecak kesal. Setelah ia turun dari
sayap monster yang ia duduki, Zansūru berteriak lantang.

"Apa yang kalian tunggu? Aku perintahkan! Bunuh Sasuke!"

Setelah ia berkata seperti itu, semua yang berada di jarak pandang Sasuke berubah menjadi medan
perang. Sasuke mengalihkan monster-monster itu kepadanya, dengan sigap menghindari monster-
monster di sekitarnya yang berakibat monster-monster itu menimbulkan kekacauan bagi mereka
sendiri.

Dinosaurus ptesaurus sangat menyadari bahwa jumlah mereka yang banyak akan memberikan
keuntungan bagi Sasuke, tetapi mereka tidak mampu untuk melawan perintah Zansūru. Kilat
menyambar monster tempat Zansūru berada, menjatuhkannya sebelum mencapai Sasuke.

"Aku tidak akan memaksakan menggunakan rahang monster-monster ini, tidak akan ada hal baik
yang datang dari itu," Zansūru berbicara seakan memprovokasi Sasuke saat Sasuke menggunakan
elemen angin untuk menangkap monster yang terjatuh itu.

"Jiji yang menggunakan jutsu pembangkit ini. bukan dirimu."

"Omong kosong apa itu.." Garis biru muncul dari dahi Zansūru.

Menou telah menarik monster Titan menuju Sasuke.Melangkah dengan lincah di atas batu-batu saat
mereka melewati tebing miring. Titan bukanlah tipe monster yang dapat beradaptasi untuk
mengubah arah dengan mudah. Setiap langkahnya meruntuhkan bebatuan yang ada di bawahnya,
membuatnya sempoyongan saat mengejar Menou. Sasuke melompat ke atas Tairano, untuk
memastikan Menou telah mencapai danau di bawah sebelum berteriak pada Menou.

"Potong tendonnya!"

Merespon terhadap suara Sasuke, Menou mengubah arahnya. Berlari di bawah Titan menuju kaki
belakang Titan, lalu menggitinya dengan kuat menggunakan taringnya. Tanpa memberikan waktu
pada Titan untuk merespon, pergelangan kakinya robek sampai menunjukkan tulangnya. Titan
tersebut terjatuh karena tidak mampu menahan beban tubuhnya. Hempakkan besar naik sampai ke
langit saat Titan terjatuh di dalam danau.

"Terima kasih atas bantuanmu, keluar dari sana secepat mungkin!"

Monster besar itu berhasil mengangkat tubuhnya kembali, namun dasar dari danau bagaikan rawa
berlumpur yang tak mampu menahan beban dari titan, menenggelamkannya ke dasar yang
berlumpur. Hanya kepalanya yang muncul dari atas danau.

"Sial! Tubuh besarnya tidak dapat keluar.."


Zansūru benar-benar terganggu. Dia pun meneriakkan perintah pada pterosaurus.

"Oi! Turun dan angkat titan keluar!"

Zansūru tidak menyadari bahwa ia baru saja memberikan perintah yang fatal. Mustahil bagi para
monster untuk menerima banyak perintah dari orang yang bukan pengguna Jutsu.

"AHHHHH!!"

Tubuh Zansūru hancur bagaikan bunga merah tua saat tubuhnya dihantamkan ke
bebatuan. Tubuhnya terguling menuruni tebing. Semua terjadi karena Zansūru menghiraukan
tentang Jutsu pembangkitan. Dengan kematian Zansūru, monster-monster lain mulai mengincar
para tahanan.

"Menou, kembali ke institut."

Seekor burung terbang turun ke arah Sasuke tepat saat Menou pergi. Elang Kakashi. Ada sebuah
gulungan kecil yang terikat di kakinya.

"Sebuah pesan... disaat seperti ini."

Sasuke tidak menghabiskan waktu lagi. Tulisan tangan yang sangat ia kenal menuliskan bahwa
kudeta yang dilakukan Kakashi telah berhasil dan ia akan menuju ke ibukota dengan raja yang baru.
Kakashi bahkan terkesan tenang setelah menyelesaikan situasi ini, ceritanya tentang Nanara dan
gadis kuil yang selalu menemaninya tertulis di bawahnya.

"Apakah permasalahan di desa Nagare telah diselesaikan?" Sasuke bergegas menuju institut sembari
memasukkan pesan dari Kakashi ke sakunya.

-------------------------------

Sakura menyerang monster-monster yang datang di hadapannya tanpa henti untuk memberikan
waktu pada para tahanan untuk melarikan diri. Saat seekor monster berbentuk burung menaikkan
kakinya ke udara, Sakura meraih kaki monster itu dan melemparkannya ke tanah di belakangnya.
Dua tahanan datang berlari ke tubuh monster yang terjatuh itu, mencoba untuk menaiki tubuh
monster tersebut bagaikan menaiki punggungnya. Mereka adalah Ganno dan Penjira. Ganno dan
Penjira menahan tubuh monster itu sembari memukulkan cangkul ke tubuh monster itu.

"GYA!"

Monster itu bereaksi dengan mencoba untuk membalas, namun tak mampu untuk berdiri saat
lututnya dihancurkan. Lutut yang sudah dihancurkan itu tertutupi kabut dan dengan cepat
meregenerasi. Dengan putus asa untuk menghentikan regenerasi itu. Ganno dan Penjira dengan
marah memukulkan cangkul tersebut ke monster itu.

"Jangan! Menyembuhkan! Berhenti! Jangan sembuh!"

Mulut Penjira tertutup saat Sakura mengatakan bahwa itu berlebihan. Bagi para tahanan, naga-naga
tu merupakan monster yang kuat, namun monster-monster itu berusaha untuk menghindari
kematian yang tidak dapat dihindari. Banyak monster, yang seperti burung dan yang berkepala
seperti kubah adalah herbivora, mereka bahkan tidak memiliki kemampuan untuk memburu para
tahanan. Mereka masih belum mampu untuk menahan perintah sang direktur untuk membunuh
para tahanan bahkan saat mereka ingin menahan perintah itu.

"Haaaa!" Sakura meneriakkan teriakan penuh dengan energi bertarung, lalu menangkap tubuh
pterosaur yang terbang ke arahnya. Hal yang sama juga dapat dikatakan terhadap ptesoaur. Tubuh
mereka sangat ringan dengan berat tidak lebih dari 10 Kg dan tingginya tidak lebih dari 10 meter,
tubuh mereka berevolusi untuk terbang. Senjata mereka hanyalah paruh runcing mereka, yang telah
tumpul sampai tidak dapat digunakan kembali setelah memecahkan tempurung kepala beberapa
tahanan.

Namun, mundur tidak diperbolehkan. Hanya kematian. Jiwa yang terperangkap dalam edo tensei,
patuh secara sepenuhnya terhadap pemanggilnya. Sakura dan pterosaur bertarung untuk beberapa
saat. Sakura mendapat keuntungan karena monster itu berusaha untuk melarikan diri. Beberapa
tahanan melompat di atas monster itu dan menahan sayapnya, membuatnya tertahan di tanah.
Pterosaur itu menyerang secara mematikan. Dengan keras mematuk kepala para tahanan, tetapi
tidak ada yang melepaskan pegangan mereka walaupun telah berdarah. Monster itu mulai melolong
untuk meminta tolong, tetapi itu tidak berguna. Tulang punggungnya yang telah hancur akibat
pukulan para tahanan memaksanya untuk berhenti bernafas.

Para tahanan berusaha untuk menahan penyembuhan dari monster itu, sementara monster itu tidak
dapat mati dan terus menyembuhkan diri. Untuk kedua pihak, itu adalah siksaan yang tiada henti,
kecuali Jutsu itu dibatalkan.
Aku harus menemukan Jiji dan melepaskan Jutsu ini. Setelah ia berpikir untuk menemukan Jiji,
Sakura menjadi pusing. Ia dapat merasakan haus darah dari belakangnya saat ia terjatuh di
sampingnya. Sebuah kunai menusuknya dengan dalam.

"Jiji...."

Sakura melemparkan reruntuhan seukuran dirinya ke arah Jiji. Jiji mengeluarkan sebuah pedang dan
memotong reruntuhan itu dengan satu kali ayunan. Melihat kembali ke arah reruntuhan yang telah
terjatuh, Sakura sudah tidak berada di sana.

"Apa kau melarikan diri? "

Jiji menggelengkan kepalanya. Pertarungan ini... menghabiskan waktu.

Seekor pterosaur di langit melihat Sakura berada di sisi tebing, memberikan sinyal ke Jiji ke arah
Sakura. Pergerakan Sakura menjadi lambat, tidak jelas bagaimana ia bisa keluar dari institusi
tersebut, sedangkan Sakura masih merecover dirinya dari luka.

Jiji membentuk sebuah segel tangan sembari berlari lalu meletakkan tangannya ke tanah.

"Doton: Doryūheki" Jiji berhasil mengejar Sakura. Sakura lalu menatap Jiji.

"Apa maksud semua ini?"

Ada teriakan dari kejauhan. Tidak dapat dibedakan antara teriakan manusia atau monster.

"Manusia dan para monster itu! Mereka semua menderita. Kenapa kau melakukan ini?"

"Sensei.. aku tidak akan menahan diri untuk menusukmu untuk kedua kalinya."

Kata-kata itu merupakan perasaan Jiji yang sesungguhnya. Dia ingin Sasuke dan Sakura menderita.
Bahkan jika diharuskan, ia akan membunuh mereka.
Seperti yang kukatakan pada Sasuke, jangan tinggalkan istrimu sendirian. Sakura berdiri tegak.
Punggungnya menyentuh dinding. Jiji berjalan mendekati Sakura.

BAM!

Ada suara, bagaikan sesuatu yang meledak. Tiba-tiba Jiji merasakan bahwa dirinya tidak dapat
bergerak. Jiji terjebak di segel jebakan yang telah dibuat oleh Sakura.

"Sial.."

Jiji mencoba mengeluarkan kunai dari lengan bajunya dan mencoba memotong benang chakra,
tetapi benang tersebut hanya mengeluarkan chakra yang tersimpan di dalam segel itu, membuatnya
tidak dapat dirusak. Sebuah segel dalam bentuk kelopak bunga sakura muncul di pergelangan tangan
Jiji.

"Kapan.. aku mendapatkan segel ini?"

"Saat kau datang ke ruang medis sebelumnya. Hanya untuk berjaga-jaga."

Sakura mengatakan dengan tenang, "Aku adalah seorang dokter, aku bisa melihat apakah kau
pengguna chakra atau bukan." Jiji mencoba untuk melepaskan diri. Dengan segera, Jiji menyadari
bahwa mustahil bagi dirinya untuk melarikan diri dengan kekuatannya, akhirnya ia berhenti
bergerak.

Jiji berusaha untuk mencari strategi memenangkan ini tiba-tiba ia merasakan keberadaan chakra
besar dibalik kekacauan yang terjadi di belakangnya. Lututnya menjadi lemas dengan tekanan dari
chakra yang berada di belakangnya, kemungkinan dirinya untuk mencapai kemenangan menjadi
hilang dalam sekejap.

"Jiji, pengguna dari Jutsu pembangkit.. itu adalah kau." Sebuah suara yang rendah berbicara dari
belakangnya. Menou berdiri di belakangnya bersama dengan teman satu selnya, Sasuke.

Sasuke menjulurkan tangannya menuju saku milik Jiji, mengambil kembali tempat berisi partikel
kutub. Lebih jauh di dalam saku, terdapat tempat penyimpanan plastik dengan cairan berwarna
kuning.
"Apa ini racun yang kau gunakan pada Sakura dan diriku?" Rasa amarah memasuki Sasuke, Sasuke
mengangkat wajahnya dan mengaktifkan Sharingannya. Jiji menarik nafas melihat mata Sasuke.

"Mata itu... kau.. kau Uchiha. Tentu saja, Zansūru tidak dapat mengalahkanmu. Apakah hal yang
sama akan terjadi padaku? Siapa yang akan menang?"

"Aku akan memasukkanmu dalam Genjutsuku. Kau akan menyukainya. Aku tidak ingin kau
terbangun sampai kehidupan ini berakhir."

"Aku tidak peduli dengan neraka apa yang akan menungguku di Genjutsumu. Aku pantas
mendapatkan apa yang terjadi, tapi aku punya satu hal yang aku minta sebelum kau
menampatkanku dalam ilusimu."

Sasuke menonaktifkan Sharingannya. Menurunkan nadanya dan bertanya, "Apa tujuanmu? Zansūru
akan menggunakan monster-monster itu untuk berperang, tapi itu bukan tipe dirimu."

"Tipe diriku?"

"Tipe yang akan bertindak untuk kepentingan suatu negara."

Jiji tertawa.

"Walaupun ini terlihat subjektif, mungkin kau setuju dengan kepercayaan Zansūru dan
bekerjasama."

Sasuke lanjut bertanya, "lalu, kenapa kau menolong Penjira saat Menou menyerangnya? Jika kau
ingin membunuh semua tahanan, kenapa kau menolong Penjira? Apakah perasaanmu terhadap
Penjira berubah? Apakah kau gagal menjadikan Menou senjata pembunuh?"

"Bukan keduanya. Menou bereaksi secara insting. Walaupun Penjira dan aku berada di satu sel yang
sama, bukan berarti aku memiliki perasaan apapun padanya. Bahkan, beberapa saat yang lalu, aku
melihat dengan diam saat Ganno hampir mati. Tapi..."

Sasuke menatap Jiji


"Tubuhku bergerak dengan sendirinya."

Sewaktu-waktu, perasaan yang tak dimaksudkan dapat membuat seseorang melakukan tindakan
yang tidak terduga. Sasuke teringat kembali saat ia berdiri di hadapan Naruto untuk menahan jarum-
jarum dari Haku. Sasuke tidak berpikir bahwa Jiji memilik emosi yang sama dengan Sasuke dan
Naruto dengan Menou, Ganno ataupun Penjira, namun Jiji mungkin memiliki suatu ikatan dengan
mereka.

"Zansūru telah mati. Kami akan menyerahkanmu ke pihak Redaku,lalu kembali ke negara kami,
tetapi sebelum itu, katakan permintaanmu."

Jiji memandang Menou dan kembali melihat Sasuke.

"Rencana ini juga sudah gagal. Sebenarnya, aku merupakan Shinobi Sunagakure. Tetapi perdana
menteri Redaku mengundangku untuk ke ibukota. Itu terjadi saat sang raja masih hidup. Perdana
menteri berniat untuk membuat suatu daerah khusus untuk shinobi yang telah pergi dari desanya.
Jadi, mereka memintaku untuk mengajarkan Ninjutsu. Saat tinggal di istana kerajaan, Perdana
Menteri bahkan memberikan pelayan untukku. Berjalannya waktu, aku jatuh cinta padanya.
Dibandingkan terlibat dalam perang, aku lebih memilih untuk bersamanya, untuk tinggal bersama
dengannya selamanya di Redaku."

"Apakah perdana menteri mengetahui itu?" Sakura bertanya, Jiji memberikan anggukan kecil.

"Aku berpikir apakah ada yang melihat kami saat kami bersama."

"Sebagai gantinya, kau harus bekerjasama dengan Zansūru?"

"Yeah. Zansūru merupakan arkeolog di istana kerajaan. Dia berhasil memecahkan buku yang berisi
tentang bagaimana untuk membangkitkan yang telah tiada. Walaupun ia tahu bagaimana untuk
menggunakan Jutsu ini, tetapi ia tidak memiliki Chakra untuk melakukannya. Untuk itulah aku
dipanggil, untuk melakukan Jutsu pembangkitan. Jika aku bekerjasama dengan Zansūru, dia berkata
bahwa aku akan dapat bersama dengan orang yang aku cintai. Aku berjanji padanya.... setelah aku
menyelesaikan misiku yang jauh, aku akan bertemu dengannya di ibukota lagi.. tetapi... setahun
kemudian, dia tewas."

Jiji menatap tanah di bawahnya dengan ekspresi penuh dengan kesedihan sebelum melanjutkan.
"Aku bersalah. Tidak seharusnya aku meninggalkan apa yang penting bagiku. Aku tidak seharusnya
meninggalkan dia sendirian. Sasuke... itu yang aku coba katakan padamu. Kau tidak bisa
meninggalkan istrimu. Itu merupakan perasaanku yang sesungguhnya. Manusia.. pasti akan
meninggal."

Menou membuat suara rendah dari tenggorokannya. Jiji melihatnya, apakah dia mengerti cerita Jiji
atau tidak, Menou duduk mendengar cerita Jiji.

"Pada awalnya, Menou dibangkitkan hanya untuk mengawasi para tahanan. Mereka hanya
menyampaikan tujuan mereka setelah aku mengetahui bahwa kekasihku telah tewas. Menggunakan
monster sebagai senjata. Tentu saja, pada awalnya aku menolak melakukannya. Lalu, Zansūru dan
Perdana Menteri berjanji untuk memberikanku bayaran."

"Bayaran?"

"Jika aku mau melakukan Jutsu pembangkitan itu, dan jika tubuh kekasihku dapat ditemukan, aku
dapat membangkitkannya dengan Jutsu ini."

"Kau akan membangkitkan kekasihmu dengan jutsu pembangkitan ini?" Sakura bertanya dengan
ekspresi sedih.

"Sensei, jangan memandangku seperti itu. Aku sangat ingin bertemu dengannya, untuk terakhir kali.
Walaupun itu dengan menggunakan Jutsu terlarang. Sasuke... jika kau berada di posisiku, akankah
kau melakukan hal yang sama?"

".........................."

Sasuke tetap diam, dia benar-benar tidak dapat menjawab kalau dia tidak akan melakukan hal yang
sama.

Aku teringat saat aku bertemu kembali dengan Itachi, saat ia dibangkitkan dengan Edo Tensei
merupakan memori yang tak dapat tergantikan. Hanya beberapa saat berbicara dengannya dapat
menghapuskan kesalahpahamanku. Walaupun itu hasil dari Edo Tensei.
Jika aku kehilangan istriku.......siapa yang dapat memastikan aku tidak akan melakukan kesalahan
yang sama dengan yang dilakukan Jiji.

"Yeah... aku juga akan melakukan hal yang sama," Sakura menjawab, "jika aku kehilangan Sasuke-
kun dan kesempatan untuk menggunakan Edo Tensei ada di hadapanku. Aku mungkin akan
mecobanya. Apapun hanya untuk bertemu dengannya."

"...begitukah?..." Kau menyadari perasaanku.

Perkataan Jij terhenti dengan kata-kata Sakura, "tetapi"

"hanya karena kami tidak dapat bersama lagi, bukan berarti aku sendirian. Teman-temanku akan
menghentikanku dan mengatakan betapa bodohnya aku. Kami menghentikanmu untuk alasan yang
sama. Memaksanya menggunakan Jutsu pembangkitan... Margo tidak akan menginginkannya."

"Margo?"

Sasuke bereaksi mengangkat wajahnya. Margo adalah nama kekasih Jiji. Surat yang baru kudapatkan
berada di sakuku.

"Jiji.. kau berada di sini selama lebih dari satu tahun. Bagaimana kau tahu bahwa Margo telah
tewas?"

"Surat kematiannya diantarkan padaku. Suatu penyakit epidemic telah membunuhnya.


Diitandatangani oleh perdana menteri sendiri."

"Perdana menteri sendiri adalah sekutu dari Zansūru," Sasuke menunjukkan surat Kakashi pada Jiji.

"Tertulis di surat ini yang aku terima dari temanku. Raja baru Nanara mengalahkan kediktatoran
perdana menteri menyerahkan kewenangannya kepada ratu di ibukota. Ada keterangan di
bawahnya. Seorang wanita bernama Margo telah membantu dan menemani raja baru itu, dia adalah
pelayan di istana kerajaan, membuatnya menjadi orang yang dapat dipercaya. Dia sangat memahami
keadaan sesungguhnya."

"huh?"
"Informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Mata Jiji mengikuti setiap huruf yang tertulis,
tubuhnya mulai bergetar mendengar informasi yang didapatnya. Akhirnya, Jiji menyadari bahwa
dirinya telah dikelabui selama ini. Margo masih hidup. Bagaimana mungkin ia tidak menyadari
bahwa dirinya telah digunakan oleh Zansūru?

Air mata Jij menetes di tanah. Lalu, tiba-tiba terdengar suara geraman. Jiji mengangkat wajahnya.
Seekor monster karnivora berjalan pelan di belakang Sakura, menyadari itu. Jiji merendahkan
tubuhnya dan dengan keras menendang tanah membuatnya berada di udara.

"Sensei!"

Jiji membuat beberapa segel tangan di depan dadanya. Tikus. Lembu. Monyet. Harimau. Babi. Naga.
Segel untuk menggunakan jutsu pembangkitan. Saat Jiji selesai membuat segel, Sakura telah
bereaksi dengan mengarahkan tinjuannya ke rahan monster itu.

BAM!

Monster itu berdiri dari tanah dengan cepat, tetapi kulit di ujung hidungnya mulai mengelupas.
Monster-monster itu tidak lagi terjebak di dalam Jutsu pembangkitan.

Menou mengeluarkan suara dari tenggorokannya untuk mengucapkan selamat tinggal.


Menenangkan dan mengusapkan kepalanya di perut Sasuke sambil menggoyangkan ekornya.

"Pulanglah Menou."

Sasuke menggosok dagu Menou saat ia mengecilkan matanya kesenangan dan mengeluarkan
hembusan nafas terakhirnya. Ia berusaha untuk tetap dekat dengan Sasuke saat tubuhnya mulai
menghilang.

"Selamat malam."

...............

Monster karnivora yang sebelumnya menyerang Sakura mencoba bertahan dari kematiannya.
Setengah dari tubuhnya telah menghilang, tapi dia belum menyerah. Memanjangkan ekornya dan
memaksa tubuhnya untuk bergerak. Monster itu menendang tanah di bawahnya dan mendarat di
Jiji. Apakah itu pembalasan atas jutsu itu, atau itu hanyalah insting dari seekor predator? Jiji menjadi
tidak waspada setelah melepaskan jutsu, reaksinya melambat.

Darah segar keluar dari tubuhnya. Cakar tajam monster itu menembus dada Jiji, ujung dari cakar itu
berakhir di tenggorokan Jiji.

"Jiji!"

Monster karnivora itu telah berhasil membalaskan dendamnya, saat tubuhnya telah menghilang.

Sakura bergegas memotong benang chakra, Sasuke menahan tubuh Jiji yang terjatuh dari belakang.
Tangan Sakura mencoba untuk mengobati luka Jiji dihentikan oleh tangan Jiji yang tertutupi darah.

"jangan....sembuhkan...aku"

"Diamlah!"

Sakura menggunakan chakra walaupun Jiji melarangnya.

"Kau ingin bertemu dengan Margo, kan? Bagaimana kau akan melakukannya jika kau mati?"

"ini...semua... yang bisa.. kau lakukan.."

Pandangan Jiji menjadi gelap.

"paling tidak.... aku.. tidak memiliki... pesaing.. lagi."

Darah menutupi tenggorokannya. Jiji bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengeluarkannya. Jiji
bagaikan tenggelam dalam air. Jiji tidak menahan lagi saat tubuhnya menjadi semakin berat dan
berat, dan akhirnya menutup matanya.

Untuk berpikir bahwa dia akan mati sendirian, semua yang ingin ia lakukan adalah tertawa.
Saat ia mengetahui bahwa Margo telah tewas, dia merasa ingin tewas juga. Meninggalkan Margo
sendirian, tidak mampu bersamanya. Dia berpikir Margo tewas karena dia tidak ada di sana
bersamanya untuk melindunginya. Tapi, itu semua hanya keangkuhannya. Disuatu tempat, dari
kejauhan ia masih mendengar Sasuke dan Sakura memanggilnya. Pasangan ini, dia tidak dapat
merasakan apapun kecuali rasa iri. Jika ia memiliki sedikit kekuatan dari yang mereka miliki, dia tidak
akan melakukan ini. Apa yang nyata, bukanlah hanya apa yang dapat dilihat. Sekarang sudah terlalu
terlambat untuk menyadari itu. Di dasar dari kesadarannya yang sekarang telah menjadi gelap.
Margo memanggil.

EPILOG

Di monumen peringatan, Raja baru Nanara meletakkan sebuah buket bunga terdiri dari poppy
berwarna merah dan biru, jari jemarinya tersambung saat ia mengatupkan kedua tangannya.

Nama dari 62 tahanan terukir di granit yang telah dipoles. Orang-orang yang tewas, di tempat ini
pada peristiwa tahun lalu.

Bayangan menutupi tempat yang dulunya terdapat institut astronomi. Bangunannya masih berupa
puing-puing. Alat-alat astronomi yang berharga, literatur dan karya kuno, serta reruntuhan masih
berada di sana tak tersentuh.

Nanara melihat kembali ke dua pelayannya.

"Bagaimana dengan kakak anda?"

"Aku akan kembali ke sini besok, setelah menyelesaikan pemeriksaan di bagian selatan."

Nanara mendengarkan jawaban pelayannya, Margo. Nanara mengangguk sembari Margo menjawab,
"aku paham."

"Aku mengatur untuk memperbaiki Nagare dan ibukota, pembangunan disini menjadi tertunda.
Astronomi merupakan bidang yang sangat penting di Redaku. Kita tidak hanya bisa mempelajari
tubuh makhluk luar angkasa, tetapi jika kita bisa mengangkat seluruh fosil ini.... bagaimana jika kita
menambahkan institusi riset paleontologi? Apakah kau pikir kakakku akan memarahiku?"

"Aku akan menjadi sedikit marah, kau pikir darimana kita akan mendapatkan dana untuk
membangunnya? Kau harus berpikir untuk menggunakan pajak lebih baik." Margo berbicara
menirukan Manari, pelayan lain di sampingnya tertawa.
"Walaupun mereka marah, aku tidak akan terlalu mengkhawatirkannya. Jadi.. ayo kita buat proposal
yang bagus."

"Ide bagus! Margo, kau benar."

Setelah menganggukkan kepalanya, Nanara berjalan menuju kudanya, dia melompat menuju sadel
kudanya dan melihat ke kedua pelayannya. Salah satunya adalah wanita yang tidak pernah berhenti
menolong dan menjaganya. Yang lainnya, adalah seorang tahanan teladan yang mendapatkan remisi
karena berkelakuan baik, yang dibawa untuk memandu mereka.

"Aku ingin melihat danau selanjutnya. Ayo cepat, Margo, Jiji!"

------------

Sebuah kafe yang terkenal, "Toko Manisan Tami", bertempat di kota tua yang tenang di sekitar
Konoha. Ino bertemu dengan Sakura, mereka berdua duduk di teras kafe yang terkena sinar mentari.
Walapun mereka selalu sibuk setiap harinya, mereka masih menyempatkan waktu untuk bertemu
paling tidak satu bulan sekali. Ada banyak hal yang ingin Ino tanyakan dengan sahabatnya. Tentang
suami mereka, pekerjaan mereka, dan anak-anak mereka.

"Akhir-akhir ini aku mencoba untuk mengikalkan rambut Inojin."

"Eh? Inojin tidak menolaknya?"

"Oh, aku sedikit memaksanya, tapi dia membenci itu. Dia mendapatkan rambutnya yang sangat lurus
dari Sai. Aku mencoba banyak hal untuk mengubah gaya rambutnya, tetapi tetap saja kembali
lurus."

"Benarkah? Jika ia tidak memiliki rambut baru bangun tidur yang buruk, aku mungkin akan menjadi
sedikit iri. Oh! Berbicara tentang rambut saat kau baru saja terbangun, aku mendegar dari Temari
kalau rambut Shikamaru saat bangun tidur benar-benar mengerikan."

"Oh! Aku tahu..aku tahu. Aku pernah melihatnya saat menjalankan misi. Shikamaru terlihat seperti
landak."
Mereka melanjutkan memakan dango di hadapan mereka.

"Oh!"

Ino mengubah topik dan memalingkan wajahnya pada Sakura.

"Sasuke-kun"

Apakah dia dalam perjalanan pulang dari kantor Hokage? Dia berjalan dengan tangan kosong, tetapi
dalam segala hal, dia berjalan dengan postur tubuh yang sangat baik, wajah dan gayanya, dia terlihat
sangat menawan kemanapun dia pergi. Sakura menjulurkan tangannya ke atas kepalanya,
meregangkan otot punggungnya. Tiba-tiba Sakura meletakkan kepalanya ke meja, "Sasuke kun...
masih terlihat..sangat...sangat sangat sangat keren. "

"Oh? Bahkan sampai sekarang?" Ino mengalihkan pandangannya ke Sakura dengan ekspresi takjub.

"Yeah, tidak ada yang berubah dari wajah Sasuke yang keren. Kau telah menikah dengan Sasuke-kun
selama berapa tahun? Dan kau masih merasakan bingung dalam hatimu?"

"Karena...."

"Bukankah kalian berdua baru saja kembali dari misi panjang kemarin?"

"Yeah, itu benar. Tapi, disaat menjalankan misi, bukan saatnya terpana akan Sasuke-kun... Saat aku
menjadi shinobi, itu menghentikanku untuk menghayal, setiap aku kembali ke desa seperti ini... aku
merasa lebih segar."

"Yeah..yeah.. aku paham. Terima kasih atas makanannya," Ino berkata menggoda Sakura, "kau
mengenakan aksesoris, itu sangat jarang. Ada apa dengan cincin itu?"

"Oh.. ini.."
Sakura menurunkan pandangannya ke cincin di jari manisnya. Dia terpana melihat batu merah yang
ada di cincinnya, tersenyum pada dirinya sendiri. Ino melihat senyuman Sakura, mengecilkan
matanya dan berkata, "aku senang melihatmu. Itu bagus untukmu."

Bagi Sakura, cincin ini telah menjadi hal yang berharga baginya. Chakra Sasuke yang bercampur di
dalam elemen yang dia kontrol dengan elemen tanah, yang membuat cincin ini. Karena cincin ini
Sasuke dapat menemukan Sakura saat Sakura terjebak di bawah reruntuhan yang membuat Sakura
tidak dapat bergerak. Mencari jumlah Chakra yang sedikit yang berada di cincin itu, ia dapat
menemukan Sakura. Cincin itu adalah penyelamat hidupnya.

...tetapi... karena pekerjaannya sebagai medis...

Di perjalanan pulang setelah mengucapkan selamat tinggal pada Ino, Sakura melepaskan cincin itu
dan meletakkannya di sakunya.

"Suatu saat, saat aku telah menjadi seorang nenek, aku yakin aku akan pensiun dari pekerjaan ini.
Dan aku bisa menggunakannya."

Sampai saat itu tiba, dia akan menghargai cincin itu. Membuat keputusan tersebut, Sakura dengan
lembut mengusap cincin yang ada di dalam sakunya. Saat Sasuke-kun menjadi seorang kakek, aku
membayangkan....apakah ia ingat cincin yang dia berikan ini?

--------

Sarada membuat makan malam sendiri. Sarada kembali dengan tas belanjaan di tangannya.

"Aku akan membuat semuanya sendiri hari ini," Sarada mengatakan dengan antusias. Saat berada di
rumah Iruka, sepertinya Sarada menjadi ketagihan memasak.

"Aku membuat banyak dengan Iruka-sensei, sepertinya aku telah menjadi lebih baik."

Di saat malam, meja makan kediaman Uchiha telah dipenuhi dengan banyak makanan.

"Woah.. kau membuat banyak makanan yang papa suka!"


"Yeah.. aku beruntung, aku mendapat tomat dengan harga murah."

Anggota keluarga Uchiha duduk mengitari meja makan, makan bersama setelah beberapa lama.
Sasuke lanjut makan dengan tenang tanpa berkomentar mengenai rasanya, Sakura menendang
pergelangan kaki Sasuke dengan lembut dari bawah meja.

"hm?" Sasuke mengangkat wajahnya, melihat tatapan Sakura. Setelah beberapa saat, Sasuke
menyadarinya. "ini enak." Sasuke menyatakan kesan yang pendek.

"Benarkah?"

"Yeah.. ini enak, sungguh."

Kata-kata suami Sakura memang sangat terbatas seperti biasa, tetapi pesan yang ingin disampaikan
telah dapat disampaikan.

"Papa tidak harus mengatakannya hanya karena aku yang membuatnya," Sarada berbicara dengan
makanan di mulutnya, tetapi Sarada terlihat sangat bahagia.

Mereka telah duduk di meja makan selama beberapa saat, saat bel rumah berbunyi, "oh, aku akan
membukanya."

Mereka berdiri bersamaan, tetapi Sakura mendahului Sasuke menuju pintu depan.

"Maaf telah datang disaat makan malam."

"Tidak apa-apa. Apa kau terburu-buru?"

"Yeah.. Suara Sarada terdengar bahagia."

Shikamaru berkata sembari melihat ke belakang Sakura menuju lorong.

"Tidak hanya Sarada, Sasuke-kun juga bahagia. Sudah lama sejak kami bertiga dapat bersama."
Shikamaru mengeluarkan sebuah file, memberikannya pada Sakura.

"Dari departemen intelijen. Hasil dari analisis partikel kutub."

"Terima kasih."

Sakura mengambil file sambil menunjukkan rasa terima kasihnya. Walaupun rencana Zansūru telah
digagalkan, masih banyak masalah yang akan datang. Seperti frasa "bintang-bintang berlipat ganda"
yang terdapat di deskripsi peta astronomi dan tentang simbol Konoha. Arti dari 'bintang yang
mengorbit tanpa meninggalkan', bagaimana Zansūru mendapatkan ketajaman visual dari mata
buatannya. Dalam banyak hal, walaupun tidak berhubungan dengan penyakit Naruto dan perilaku
dari Rikudō Sennin, aku masih ingin mendapatkan setiap informasi yang bisa aku dapatkan. Selama
targetnya masih belum diketahui.

"Bagaimana keadaan Naruto?" Setelah Sakura bertanya, Shikamaru menggelengkan kepalanya.

"Tidak baik. Mereka mencoba untuk membuatku istirahat, tetapi aku tetap pergi ke kantor Hokage
setiap hari, walaupun mereka mencoba untuk mengurangi pekerjaanku, aku selalu menemukan
pekerjaan untuk kulakukan."

"Kau mungkin dapat kehilangaan kesadaranmu dengan membuat dirimu tetap sibuk... tetapi sekali
lagi... sepertinya beristirahat tidak membuatmu lebih baik."

"Yeah..aku tahu."

Selama mereka berbicara, Shikamaru tetap melihat lorong rumah dengan rasa cemas. Dia cemas
apabila Sarada akan datang.

Jangan membuat anak-anak cemas, dan jangan biarkan situasi keluar kepada publik, itu adalah
perintah Naruto... saat Shikamaru dan teman-temannya memaksa Naruto untuk membiarkan
mereka membantu Naruto.

"Aku akan mempercepat proses analisis di departemen intelijen," mengatakan itu, Shikamaru
menghela nafas dengan menguap. Di situasi seperti ini, bahkan mengucapkan 'mendokusai' terkesan
merepotkan.
"Jika situasi berlanjut seperti ini, Naruto tidak akan mampu untuk menggunakan Chakra seumur
hidupnya."

Selesai...

Ini bukanlah terjemahan resmi dan lengkap. Jadi, apabila anda ingin membaca terjemahan yang
lebih pasti agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pengartian suatu kata atau frasa, belilah
novel ini apabila sudah diterbitkan di kota anda.

Terima kasih.

Diterjemahkan dari bahasa inggris ke indonesia oleh: Openchat NaruBoruIndo (line)

Anda mungkin juga menyukai