Anda di halaman 1dari 42

W 4 G (1) : Waiting For Gama Yang saya suka, aura mistisnya sangat

mirip dengan rumah Kuncen. Sama-sama


Akhirnya masuk juga saya ke UGM. Tapi kuno, bahkan lay-outnya pun mirip. Ada
yang ini kependekan dari Universitas nisan (meski yang ini jenis bongpai) di
Geblas Maret. Saya tetap menamai depan rumah, ada sumur (tapi jenis timba
kampus di Kentingan Solo itu dengan kerekan), dan ruangannya besar-besar.
nama UGM. Ra matching ya ben! Karena Yang beda, di sini gak dipakai untuk ngaji.
di hati saya, kuliah itu ya UGM. Liyane Selain itu, ada dua kucing hitam
mung "seperti" kuliah... condromowo yang jika malam matanya
Sumpah, susah bener move on dari Gama berkilat-kilat seperti senter. Daann...
yang Bulaksumur. Padahal saya baru letaknya hanya beberapa meter dari
ngambah Sekipnya doang! Gimana yang tungku krematorium (tempat pembakaran
udah ngalamin kuliah di sana, pasti ngethel mayat) Jebres. Jika ada mayat dikremasi,
cintrongnya kayak kerak di silit wajan. suara plethus-plethusnya kedengaran
Wajar lah kalau pada gak lulus-lulus. Lha sampai kamar. Bau sangitnya juga.
wong masuknya aja susah kok dicepetin Soal cari kawan, saya termasuk supel.
keluarnya.. Mendho kan? Hanya dalam dua hari promosi, saya sudah
Awalnya saya kehilangan semua. Terutama punya gerombolan baru penghuni kos
gerombolan si Berat yang asyik-asyik Tegalkuniran. Anggotanya Teguh, Hari,
menggathelkan. Candanya itu lo yang Maryono dan Jayus. Mereka berempat
susah dicari benchmark-nya. Juga segala (lima dengan saya) adalah para gondes
jenis gangguan di rumah Kuncen yang yang semua telah menjadi mantan sebelum
bikin kecanduan. You will never scare me sempat jadian dengan UGM. Sama-sama
anymore, kids! Dan tanpa kalian hidup korban pilihan pertama yang tak tergapai.
terasa terlalu normal belaka, gak ada Hiks...
prindang-prindingnya! Untunglah kami semua tergolong anggota
Tapi urip ki mung mampir ngombe partai Kai Pang (sebutan kami untuk
(sekadar numpang minum. Note: mulane mengganti kata mlarat). Jadi soal selera
rasah kaget yen akeh wong teler!) Bagi yang murah-murah ya satu jiwa.
saya "seperti kuliah" di UNS hanyalah Untungnya lagi, preambule konstitusi yang
spasi, sebelum ketemu titik di UGM. Entah kami anut sama: bahwa ngekek adalah hak
berapa panjang spasi itu, tergantung yang segala bangsa dan oleh sebab itu segala
punya mesin ketik nasib. bentuk keterlaluseriusan harus dihapuskan
Hari pertama yang saya lakukan tentu cari karena tidak sesuai dengan perikelucuan
kos. Sengaja saya cari yang mirip-mirip dan peringisan!
Kuncen: dekat kuburan. Bukan soal sok (Ini adalah thriller an extended version of
berani, tapi ini soal ideologi pengiritan. Kuncen. Mohon masukan apakah menarik
Makin dekat kuburan, biasanya harga kos untuk dilanjutkan? Jika tidak ya stop saja
makin jatuh. Bahkan yang masuk wilayah sampai di sini. Aku ya kesel nulise je,
kuburan, bisa gratis, seperti rumah Kuncen Ndess! Hehehe..)
dulu.
Akhirnya saya dapat juga kos di pinggir
bongpai (kuburan Cina) Tegalkuniran,
masuk wilayah Kec Jebres, Solo kota. Soal
tarif ya murah tenin. Jika tarif kos yang lain
sebulan Rp 7.500 - 10.000 for free (artine
ra entuk mangan-ngombe), di sini cukup
ngrogoh kocek Rp 5.000 sudah inklut
sarapan dan minuman gratis wedang putih
sepanjang hari.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 1


W4G (2) ngeterke, tapi becake diarahkan ke jalan
mokal gang mustahal sampai terjebak
Solo terbuat dari kenangan, angkringan nisan gak bisa keluar.
dan insomnia. Jarene. Tapi khusus wilayah
Tapi yang bikin giris, suara ketawanya
Kentingan, tempat kampus UNS berada,
sering nyekikik kedengaran sampai di
definisi itu harus ditambah dengan kalimat:
Gedung Pusat. Konon pak PR III saat itu
plus mrinding alakadarnya.
pun pamit kalau diminta stay sendirian di
Bagaimana tidak? Tiga perempat wilayah Gedung Pusat.
Kentingan yang luasnya sekitar 100
Weh, yen takpikir-pikir energik, multitalenta
hektare dulunya adalah makam. Campuran
dan kuat tenan ya nyonyahe iki... Mosok
makam Islam, Kristen dan Cina. Tak heran
dulunya dia nyonya meneer yang kuat
berbagai cerita horor terkait tempat itu
berdiri sejak 1918?
sudah berseliweran sejak hari pertama
saya kuliah. Tapi itu kan baru sebatas cerita. Biasa lah..
orang kalau cerita lelembut itu gegedhen
Yang paling legendaris tentu kisah Nyah
empyak kurang cagak. Lebih besar
Rewel, arwah noni cantik yang makamnya
bohongnya daripada nyatanya. Jadi ya
ogah dipindah dari bumi Kentingan.
saya santai saja menanggapinya..
"Waktu makamnya digusur dulu, mesin
Sampai suatu siang sehabis kuliah saya
buldozer langsung mati. Ganti buldozer
mengalami kejadian tak terduga. Saat
lain, operatornya yang nggeblak
menyeberangi koridor ruang kuliah di
kesurupan. Ganti operator, mandornya
tengah gerimis, tiba-tiba saya melihat
yang pingsan. Begitu berulang-ulang,"
sosok perempuan berbaju putih duduk di
kojah Kang Trisno, pengayuh becak tugu
pojok depan sekretariat Mahafisippa
Cembengan Jebres yang mengaku saksi
(Mahasiswa Fisip Pecinta Alam). Awalnya
mata kejadian itu.
saya kira mahasiswi yang lagi nunggu
"Akhirnya makamnya gak jadi dipindah, gebetannya. Sepintas terlihat sangat
malah dibangun bagus, di dekat Fak Sastra cantik. Seperti indo campur Cina gitu.
sana."
Rambutnya panjang ngandhan-andhan.
Menurut cerita para mahasiswa senior, Tapi setelah saya amati dari samping,
wilayah kerewelan Nyah Rewel memang wajahnya yang tertunduk terlihat sangat
sangat luas, meliputi KKS (Kampus pucat bahkan hampir seputih kapas. Baru
Kentingan dan Sekitarnya). Kadang ia saja saya dekati, tiba-tiba plas.. hilang..
menakuti orang yang sedang berkaca di menyisakan bau wangi yang menyengat.
Fak Sastra dan Fisip. Suka ikut tampil di
Dheg! Sadarlah saya bahwa saya baru
bayangan cermin. Ya karena itulah cewek-
saja ketemu dengan legenda kampus ini.
cewek pada gak berani ngaca sendirian di
Sungguh beruntung. Gak semua orang lo
kampus karena takut bayangan. Selain
diberi kesempatan jumpa dengan
bayangan mantan tentu saja. Yang cowok
beliaunya. Di siang bolong lagi!
juga, takut ngaca, kalau ini alasannya
karena khawatir kelihatan jeleknya. Sejak itu saya percaya 100 persen bahwa
Nyah Rewel memang eksis adanya. Soal
Lain waktu belionya dilaporkan tampak
mengapa berkenan menemui saya, wallahu
bergelayut dari pohon ke pohon sekitar Fak
a'lam. Sekadar say hallo, atau ada maksud
Hukum dengan jubah putihnya yang
lain?
nglembreh ke mana-mana. Atau berayun-
ayun santai di pohon beringin dekat FKIP. (To be W4Ginued)
Hadeehh.. Jindul ik! Kok mak prinding ya
aku nulis iki..
Gak cuma itu, ia juga dikabarkan suka
iseng nyasarke tukang becak ke tengah
makam dekat kampus. Pura-pura suruh

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 2


W4G (3) " Kalau pesannya begitu, siap-siap saja
dibikinkan es teh semua!
Solo tanpa hik (angkringan) bagai sayur
"Nih, takgawekke es teh kabeh!" Sudah
tanpa sayuran: artinya gak eksis blas!
gitu masih diancam, "Kalau gak diminum,
Sepertinya, malam Solo memang
awas kalian! Tak bunuh satu-satu! Biar
diciptakan untuk penggemar kulinernya
pengalaman seperti apa rasanya mati!"
para kuli ini. Tak heran begitu matahari
surup, ratusan angkringan sudah tergelar Hahaha.. mati kok buat pengalaman!
di seantero Solo raya. Tapi sumpah, kami sama sekali tidak
marah atau sakit hati dipisuhi begitu.
Tapi hik tanpa mahasiswa, jelas iseng
Hanya ngakak tak berkesudahan. Bahkan
belaka. Karena para mahasiswalah para
ironisnya ada rasa kangen jika sehari saja
hikers sesungguhnya, yang dihidupi dan
tidak dipaido. Seperti ada yang hilang dari
menghidupi hik. Merekalah yang membuat
episode hidup hari itu. Maka kalau sudah
Solo dilanda insomnia. Meski cagak
jam 23.00, sudah pasti ada saja yang
meleknya sekadar segelas kopi yang
ngajak, "Maido sik yuk!"
pesennya jam 21.00 habisnya jam 03.30.
Hahaha.. Malam itu sepulang dari Maido pukul 01.15
saya langsung kembali ke kamar. Saat
Di antara angkringan di KKS, yang paling
mau buka pintu, kucing hitam condromowo
sohor tentu hiknya mbah Maido. Karena
piaraan ibu kos yang nongkrong di depan
cuma di hik inilah pembeli bisa menikmati
kamar saya tiba-tiba menggeram. Matanya
nasi kucing sambel teri, ndhog sambel,
tajam menatap saya. Mulutnya terbuka
gorengan, sate telur plus wedang kopi jos,
memperlihatkan taringnya. Cakarnya
es teh, kopi, susu atau jahe dengan
keluar siap menerkam. Ekornya mencuat
bonus... grundelan dan pisuhan!
ke atas, sementara tubuhnya ditekuk
Yup. Tak seorangpun tahu siapa nama meninggi seperti huruf "n" dan bulu-bulunya
tukang hik yang mangkal di depan pabrik berdiri
Indo Moto Jl Kol Sutarto itu. Nama Maido
Saya tahu, kucing adalah makhluk yang
muncul karena tabiatnya yang suka maido
paling peka terhadap kehadiran lelembut.
(mengomeli) pelanggannya. Bahkan kalau
Tapi mengapa kucing itu menatap saya
sedang PMS (Pas Moodnya Sensi) ia juga
dengan pandangan mengancam? Apakah
suka misuhi siapapun yang datang dengan
di diri saya ada yang menakutkan di
pisuhan khas Solo yang halus bak jelly tapi
matanya? Jujur baru pertama ini saya
menusuk dalam hingga ke tulang.
bergidik ngeri melihat ekspresi seekor
Contohnya kalau dia sedang merokok. Ada kucing.
pelanggan datang bukannya disambut, tapi
Sebelum saya tahu apa yang sebenarnya
malah dicuekin secuek-cueknya.
terjadi, tiba-tiba si pus menerkam saya.
Kalau ada yang order, "Mbah, obongke Refleks saya meloncat masuk kamar
(bakarkan) tahu dong!", langsung sambil menutup pintu. Duer! Tubuh kucing
disambar, "Siiik! Matamu picek (buta) ya, hitam itu pun menabrak pintu.
kan aku sedang udut!".
Slameett! Desis saya sambil mendekap
Gak cuma itu, masih disambung, "Kalau dada yang mengkab-mengkab. Antara
gak sabar, cari hik lain sana! Aku gak terkejut dan kaget. Eh, sama saja ya. Maaf.
patheken kok kalian gak jajan di sini!"
Tapi hati ini bertanya-tanya. Ada apa
Hahaha, tooop!!
dengan saya? Kok kucing saja sampai
Pesan minuman juga harus satu-satu. Tartil menganggap saya sebagai musuh?
kaya baca huruf hijaiyyah.
Saya menduga yang dia serang sejatinya
Gak bisa, "Kopi 1, susu 3, teh 2, jahe 4, es bukan saya, tapi sesuatu yang menempel
teh 3. di badan saya. Tapi apa atau siapa? Wong
saya sendiri gak mudheng, bahwa ada
yang aneh di diri saya.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 3


Tapi sejak kejadian malam itu, saya jadi
gak lagi percaya 100 persen sama kucing!
Bahkan sampai sekarang saya agak-agak
parno kalau ketemu kucing, especially jenis
yang menjadi merk batere eveready.
Jangan-jangan dia agen lelembut yang lagi
menyamar..

(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 4


W4G (4) bukan saya, tapi sosok putih yang tiba-tiba
berkelebat menarik daun pintu hingga
Malam itu Teguh mengetuk pintu kamarku. terkatup.
Wajahnya seperti penuh tanda tanya, titik,
koma, dan tanda seru. Ah, saya jadi ingat saat beliau melecut
semangat saya yang nyaris patah arang
"Ndes.. sakjane wong tuwa sing sok menghadapi Sipenmaru dengan bisikan
nginthil dirimu itu siapa?" tanyanya serius. "lulus". Dan nyatanya saya lulus beneran,
meski bukan di tempat yang saya
"Ha.. orangtua yang mana? Anggur tjap favoritkan. Tentu Allah yang meluluskan
orangtua?" aku balik bertanya heran. saya. Tapi mantra "lulus" yang ia ucapkan
mampu membuat saya pede habis saat
"Orangtua yang ke mana-mana ikut kamu, melahap soal-soal Sipenmaru.
ndes. Takkira bapakmu."
Jujur saya berhutang budi pada sosok
Aku garuk-garuk kepala. "Beja temen putih itu. Tapi saya sendiri tidak bisa
bapakku gelem ngeterke aku kuliah, ndes. melihat dan atau bertanya siapa sejatinya
Aku ini sejak SD dah dilepas seperti beliau? Dan mengapa bersusah-payah
embek. Ke mana-mana sendiri." mengikuti saya sampai Solo? Gak mungkin
lah kalau cuma mau nyari hik, ya kan?
Tapi Teguh berkeras bahwa sosok yang
Rasa penasaran membuat saya mencoba
dilihatnya memang lelaki menjelang sepuh.
berkomunikasi dengan mata batin untuk
Ia lalu menjelaskan detil orang tua yang dia
mencari tahu siapa sejatinya yang
lihat: Pakai peci putih, baju putih, sarung
menginthili saya ini.
putih, rambutnya pun putih..
Jam 01.00 saat yang lain berangkat me-
"Sik.. sik.. kamu serius ta, ndes?" kejarku.
Maidokan diri, saya justru mulai
Teguh manggut pasti. Cah Rembang yang kontemplasi. Saya awali dengan wudlu,
punya indera keenam, ketujuh, kedelapan shalat sunah dua rakaat, lalu disambung
dst ini memang layak dipercaya. Ia kalau dzikir panjang. Lampu kamar sengaja saya
bicara sangat serius seperti Newton. matikan.
Dengan catatan: kalau lagi gak kumat
Awalnya agak mudah memusatkan pikiran.
mencleknya...
Tapi lama-lama ada saja gangguan datang
Mak tratab.. tiba-tiba saya ingat suara menyerang.
bisik-bisik di Kuncen dan di rumah Pakdhe
Gangguan pertama adalah suara Jeff,
Wonosobo. Masya Allah.. benarkah simbah
mahasiswa jurusan Pedalangan Sekolah
penjaga sumur itu mengikutiku sampai ke
Tinggi Seni Indonesia asal Perancis, yang
Solo?
sedang latihan "suluk" di kos sebelah.
"Kowe kok bangeten ndablege ta, ndess. Sumpah, olah vokalnya super berantakan,
Mosok didhereki kok ra mudheng," gerutu ditambah logatnya yang cadel bin pelo,
Teguh. "Sumpah aku ndak tahu, je, Guh." membuat saya tak kuasa menahan tawa.
"Hati-hati saja. Bangsa alus itu nggak
Duh.. latihan ndalang kok jam segini...
konsisten."
Baru semenit suara Jeff berhenti,
Tapi kata-kata Teguh terpaksa saya terdengar suara cowok dan cewek sedang
abaikan. Karena yang saya rasakan, justru mendiskusikan sesuatu dekat jendela.
si embah ini kesannya melindungi saya.
Jindul ik.. tibake sopir truk gudang
Yang masih jelas terbayang ya kejadian
Pedaringan sedang nyang-nyangan rego
semalam, saat saya ditubruk kucing
apem! Tentu yang ini membuat saya
condromowo yang ketempelan makhluk
embuh. Sejatinya yang menutup pintu itu

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 5


misuh-misuh entek-amek kurang golek,
meski cuma dalam batin.

Syukurlah habis itu suasana kembali


kondusif. Mata kembali saya pejamkan.
Madhep suku tunggal nutupi babahan
hawa sanga (menghadap yang satu
menutup seluruh indera yang sembilan).
Tak terasa saya berada di alam layap-
layaping ngaluyup (antara sadar dan tak
sadar).

Sekonyong-konyong saya melihat sesosok


lelaki persis seperti yang digambarkan
Teguh sedang duduk di kursi kamar.
Wajahnya sederhana namun berwibawa.
Kebapakan.

"Nuwun sewu, panjenengan siapa? (maaf,


anda siapa)," sapaku takzim.
Ia tak menjawab sepatah kata pun. Hanya
tersenyum sekilas, kemudian menghilang...
karena terusik suara jegigisan gondes-
gondes yang baru pulang dari Maido. Wah,
rusak sudah permenungan saya..

"Ndeess... tangi, ndess!!" teriak Hari sambil


nggedor-nggedor pintu kamarku.

"Ada apa?" tanyaku bersungut-sungut.

"Kabar baik. Hik Maido ada diskon, all item.


Bakule ulang tahun!" cericitnya. "Memange
berapa diskonnya?"
"Harga tetap. Cuma gak pakai omelan dan
pisuhan."
Woo... lha malah ora payu no. Wong sing
digoleki cah-cah itu pisuhannya kok!

(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 6


W4G (5) PMS "Ndes.. setiap ada kremasi di Tiong Ting
Sekaya-kayanya saya, tetap saja dilanda kan selalu ada pesta penghormatan,"
PMS (post mid-month syndrome). Artinya, ujarnya di suatu tanggal "uwanen" (kami
lewat tanggal 15, hati pasti galau seperti menyebut tanggal 15 ke atas sebagai
mbak-mbak yang lagi "dapet". Bedanya, tanggal uwanen, yang artinya tanggal
galau mbak-mbak diikuti rasa ingin beruban alias tanggal tua).
ngremus kursi, sedangkan galau saya "Betul. Lalu?" kejar Maryono.
disertai mikir pijimana caranya "Wah, gak cerdas blas! Kita pura-pura jadi
menjembreng duit agar bisa sampai akhir kerabat si mati."
bulan.
"Lalu?" saya yang penasaran ikut
Bagaimana tidak? Kiriman saya sebulan nimbrung.
cuma Rp25.000. Itu pun Tempo: tempo-
tempo datang, tempo-tempo kagak. Untuk "Ya.. kita kan bisa ikut makan-makan
bayar kos Rp7.500. Dus tinggal sisa gretongan!"
Rp17.500. Dibagi rata 30, jatah untuk Waah, kok ya lantip betul otak si Jayus ini.
survival per hari cuma Rp583,3, atau Kok gak dari dulu ngomongnya!
Rp194,4 per madhang! "Ya udah, ayo dandan. Tadi kulihat ada
Padahal nasi kucing di mbah Maido saja yang mau dikremasi. Kayaknya tauke kaya.
sudah Rp100 per eksemplar... eh bungkus. Panganane mesthi numero uno. Ayo gek
Maaf salfok, habis bungkusnya koran sih! budhaal! (Ayo segera berangkat)."
Ehh.. iku durung nganggo lawuh lho, Kami pun semburat ke kamar masing-
ndess! Juga belum pake minum. Ya mosok masing. Pakai pakaian terbagus (bukan
setiap makan cuma nasi 1 3/4 bungkus jaket almamater lho ya). Pakai sepatu thok
polosan, karo ceguken berkelanjutan? Rak (resmi) yang kemarin untuk seragam
ya ora lucu ta, ndess! penataran P-4. Tak lupa rambut diciprat
Celakanya bagi cah nggunung, mangan air, lalu disisir mlipis.
sego siji jelas kurang, sementara arep Gak kaya cewek yang dandannya lebih
mangan loro, alarm anggaran pasti lama dari kencannya, dalam waktu lima
berbunyi nyaring. Ini sungguh dilema yang menit kami berlima sudah kumpul di lobby
menggiriskan bagi seorang badoger eh.. emperan kos. Bayangan makan besar
seperti saya. membuat kami bisa priper dengan
Pepatah ibarat makan buah simalakama: manajemen proklamasi: dengan cara
dimakan ibu mati, tidak dimakan ayah seksama dan dalam tempoh yang
meninggal, pun tak ada apa-apanya sesingkat-singkatnya.
dibanding kebimbangan terkait per-sego- Yak, kami berlima benar-benar menjelma
an ini. Di pepatah masih pasti makannya, menjadi Jacky Chan, Liu Tek Hua, Sammo
walau cuma buah. Lha ini nasinya tersedia, Hung, Yuen Biao dan Jet Li. Pendekar film
tapi gak berani makan... Yungalaah... kungfu yang siap menyerbu... hidangan!
Duit Rp25.000 itu kalau saya ibaratkan, Jayus memimpin barisan dengan langkah
seperti sarung kekecilan yang dipaksa tegap. Sampai depan Tiong Ting, 20 meter
untuk kemulan. Ditarik ke atas, kaki dari pos penjagaan, tiba-tiba Jayus
kelihatan. Ditarik ke bawah, kepala berbalik arah.
kedinginan. Yawis, pilihannya yang paling
rasional ya gak usah tidur, atau gak usah "Heh, kenapa, ndess?!" kami serentak
sarungan sekalian. Hehehe... bertanya.
Tapi pada saat kritis seperti itu, the power "Wah kacau ini. Yang hadir semua berkulit
of kepepet biasanya auto on. Ada saja akal putih bersih, bermata sipit!" ujarnya
supaya bisa lolos dari jerat lapar. Adalah dengan wajah khawatir.
Jayus yang punya ide brilian ini.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 7


Kami terdiam. Saling pandang. Lalu Tepat ketika Jayus mendekat, angin di
memandang diri sendiri. Dari ujung rambut lambungku yang kosong mendesak keluar
sampai ujung kaki. Ternyata.. empat orang dengan kecepatan supersonik.
di antara kami berkulit hitam legam dan Semua semburat lari sambil misuh-misuh.
bermata belok. Cuma saya yang agak
putih dan bermata suthup. Itulah hasil lapar yang tertunda!
"Piye ki, ndes?" kata Jayus minta (To be W4Ginued)
pertimbangan.
"Gapapa, masuk aja. Ngaku sopirnya,
pengawal, centeng, atau pembantu si mati
kan bisa!" usulku.
Tapi walau sudah saya dorong sampai
dengkek, semua merasa gak pede. "Wis
kowe wae sing mlebu, Gun. Kami
berempat pulang," kata empat sekawan itu
sambil balik kanan ke arah kos.
Tinggal saya sendirian termangu di
gerbang krematorium. Masuk.. gak..
masuk.. gak... Akhirnya saya putuskan
masuk.
Di portir penjagaan saya lihat tulisan nama
yang meninggal (maaf tidak saya sebut).
Saya hafalkan luar kepala. Saat menemui
wakil keluarga, saya hanya bilang singkat,
"Tanpa koh A (nama si mati), saya tidak
akan seperti ini. Sie sie!"
Wakil keluarga mengangguk dalam sambil
menepuk-nepuk bahu saya.
Setelah penghormatan pada jenazah, mata
saya langsung berpendar mencari di
manakah gerangan jamuan makan
diadakan? Sampai lelah mata ini mencari-
cari, tetap saja tak saya temukan hidangan
istimewa seperti yang dibilang Jayus.
Jindul tenan kok gondes siji iki!
Saya pun ngacir pulang membawa rasa
dongkol.. dan lapar tentu saja! Sampai di
kos saya disambut kawan-kawan yang
ternyata masih bergerombol di depan
rumah dengan seragam "kondangan"-nya.
"Piye ndes.. enak-enak panganane?"
celotah mereka.
"Enaaakk!"
"Banyak ya variannya?"
"Banyaaak!"
"Kok gak mbungkus?" protes Jayus.
"Mau ta kamu? Sini!" ujarku.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 8


W4G (6) TRAGEDI PPO kampung yang mendengar kehebohan itu
Sudah takbedhek sebelumnya, kawan- pun ikut datang merubung.
kawan pasti akan banyak mengalami hil Semua berupaya mengangkat tubuh
yang mustahal di kos Tegalkuniran ini. Meyek ke kamar Jayus. Tapi karena
Ibarat orang kecepit, tinggal nunggu kebanyakan yang ngangkat, malah hampir
njeritnya saja. jatuh terlempar. Melihat itu, Mitro yang
Berdasar survei virtual saya, tempat ini berbadan gempal langsung turun tangan.
sungguh nyalawadi. Mulai beranda sampai "Sudah.. minggir semua! Biar saya saja
dapur, mulai teritis sampai sumur, semua yang angkat!"
mengandung hawa gaib. Metode Nyeng.. sekali cengkiwing badan Meyek
verifikasinya adalah dengan menghitung yang sedang pingsan total itu langsung
seberapa sering bulu lengan saya bergidik. terbang. Terang saja, wong anak
Dan itu sering sekali. Bojonegoro itu beratnya cuma 39 kg. Pasti
Celakanya, hanya saya dan Teguh alias balitanya dulu KMS-nya berada di garis
Tekek yang terbilang tahan jirih. merah karena kurang gizi.
Sementara lainnya semua penakut kelas Wajah Meyek yang tirus itu tampak pias.
parah. Apalagi Hari alias Mitro, busyet... Matanya terkatup rapat. Bibirnya membiru.
ada suara kupu-kupu di jendela saja sudah Eh, ini karena kebanyakan ngisep Gudang
pucet dia.. Garam ding!
Kejadian aneh pertama dialami Maryono "Minyak! Ambilkan minyak angin cepat!"
alias Meyek. Sore itu menjelang maghrib ia ujar Jayus.
sedang siap-siap mandi. Seperti biasa,
sebelum mandi pasti kudu nimba air dulu Saya ingat masih punya Pak Pung Oil
untuk mengisi kolah (bak mandi). (PPO) yang terkenal ampuh mengusir
masuk lesus. Segera saya ambil, saya
Saat masuk bilik yang ada sumurnya, tiba- buka tutupnya, dan isinya saya oleskan ke
tiba ia terjingkat. Di atas palang kerekan hidung Meyek. Saking semangatnya, saat
timba, ia melihat ada benda seperti karung mau mblonyohi dadanya, botol PPO itu
tersampir di situ. Tapi jelas bukan karung, jatuh di perutnya. Isinya luber ke mana-
karena bentuknya lebih panjang dan mana.
warnanya putih.
Kena efek bau PPO yang aduhai, sejenak
Sebelum jelas benar apa yang ia lihat, kemudian mata Meyek kriyip-kriyip.
mendadak benda itu merosot jatuh ke Siuman. Melek. Sadar, lalu duduk. Ia
dalam sumur, lalu berdebum meninggalkan terheran-heran melihat puluhan orang
suara "bluungg!" dan kecopak air yang merubungnya.
menggema di seantero kos.
"Ini ngapain kok pada kumpul di sini?"
Jayus yang kamarnya paling dekat sumur tanyanya polos sambil tolah-toleh.
langsung lari mendekat sambil bertanya
gugup, "Yeeekk, apa yang jatuh?!". "Yaelaaahh... Nonton awakmu, ndess!!"
ujarku spontan.
Tak ada jawaban. Wah, pasti si Meyek
kecemplung sumur! Batin Jayus. Bergegas Para perubung nyekikik sambil pergi satu
ia melompat ke arah sumur. Tapi per satu. Semua lega, karena yang tadi
langkahnya terhenti ketika melihat sesosok tumbang sudah tereliminasi dari daftar
tubuh kerempeng tergeletak di samping calon almarhum.
padasan (gentong untuk wudlu). Tubuh si Saat yang di kamar tinggal kelompok
Meyek! lakon, tiba-tiba Meyek njenggirat bangun,
"Tuluuung! Tuluung! Meyek semaput!!" mendesis, lalu memegangi
teriak Jayus. selangkangannya.

Tak pelak kami pun langsung menghambur "Ssssh.. Panaass! Panaass!" teriaknya.
ke arah suara teriakan. Orang-orang

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 9


Tak lama kemudian ia menyambar diktat
kuliah Pengantar Sosiologi. Memelorotkan
celananya, lalu mengipasi bagian "pesawat
pribadi"-nya dengan diktat itu bertubi-tubi.
"Sshhh... panaaass!! Jinduull.. sopo ki mau
sing minyaki t*t*tku??!!" jeritnya.
Kami bubar sambil menahan tawa.
Sebelum si pemilik tubuh wayang itu
dilanda angkara murka ke si penumpah
bala, mending saya nggendring ke kamar.
Pintu saya kunci. Aman dweeh...
Tapi malam itu saya kepikiran, buntalan
putih apa sebenarnya yang dilihat Meyek?
Mosok pocongan? Kalau iya, kok kurang
kerjaan betul sampai menyampirkan diri di
palang? Lalu ngapain juga bersusah payah
nyemplung sumur? Gak takut kedinginan?
Wis embuhlah. Tinggal tidur gasik saja.
Nanti jam 01.00 bangun untuk ngapeli
Maido. Lumayan juga energi yang keluar
untuk PPPK tadi. Harus diganti dengan tiga
eksemplar nasi kucing nih. Si Meyek pasti
mau mbayari. Tinggal bilang saja, "Besok
setiap mandi saya tunggui," Hihihi...
Belum lagi mata terpejam, tiba-tiba
terdengar Hari Mitro menggedor-gedor
pintu.
"Ndes.. aku tak turu kene (tidur sini) ya.."
ujarnya begitu pintu terbuka.
"Laah... memange ada apa?"
"Anu je, ndess.. kamarku bau darah.."
"Hah.. yang bener?"
"Iya, ndes. Sejak sore tadi. Bau darah
segar yang anyir seperti bau habis
kecelakaan gitu."
Weeh.. kok ya ada-ada saja fenomena di
rumah ini.
"Ya udah gini aja, tukeran. Saya tidur di
kamarmu, kamu tidur di sini," usulku.
"Wah, takut ndes. Tidur bareng kamu
saja..."
Saya cuma bisa menghela napas panjang.
Hhhh..
Dalam batin saya berdoa. Semoga si Mitro
ini tidak jadi Tarso kedua yang suka main
peluk sembarangan. Jijay ndessss!
(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 10


W4G (7) CATATAN "SIPIL" Biyuh. Kalau sudah digitukan, rasanya
Ini urusan akuntansi: catat-mencatat. pengin talak tiga dengan Susi eh.. warung
Pembukuannya rapi. Penulisnya ybs ijo. Tapi niat "mulia" itu tak pernah kuasa
sendiri, ya para gondes penghuni kos dilaksanakan. Alasannya cuma satu: trus
Tegalkuniran. Judul bukunya: Daftar Utang yen ora nyathet arep mangan neng endi,
Makan Anak Kos. Yang punya buku bu ndes? Nggone Maido? No way!
Wardi, pemilik Warung Ijo samping Tugu Jujur kami masih lebih suka ngadepi Susi
Cembengan. yang meski lambene kalo mecucu bisa sak
meter, tapi masih kaya ada manis-
Yak. Nyathet adalah solusi jelang akhir
manisnya gitu. Lha balik Maido, jangankan
bulan yang amat sangat pro "Bani Lafar"
seperti saya. Bagaimana tidak? Aturannya: manis, kecut aja enggak! Salah-salah
siapapun dan kapanpun boleh makan di berani ngutang di hiknya, pulang kos
warung bu Wardi. Yang punya duit, bayar. malah bergelar almarhum, dicucuk pakai
Yang gak punya duit, tinggal bukak buku sunduk sate endhog. Heheheh...
sampul ijo. Nyatet nama, tanggal, dan Siang itu, untuk yang ke sekian kalinya,
harga nominal menu yang masuk perut. saya terpaksa "harus" makan di warung bu
Bayarnya.. sak elinge! Harak jos ta, ndess! Wardi. Sudah tentu pakai metode nontunai
Awalnya saya termasuk spesies anti alias nyathet lagi nanti. Mengingat catatan
saya sudah 14 edisi, maka hati ini jadi
nyathet. Mosok di kampus nyathet, di
warung nyathet juga. Kemlinthi alias gojag-gajig tak karuan.
kemaki bin berlebihan kuwi jenenge. Peh "Lapar ya?" ujug-ujug Tekek muncul di
mahasiswa kabeh dicatat ben ketok hadapanku.
ngilmiah ngono? "Pertanyaan retoris. Gak perlu jawaban.
Tapi belakangan saya terpaksa ikut arus Wong yang nanya juga perutnya kukuruyuk
faham percatatan itu. Salah saya sendiri, dari tadi," sahutku dingin.
eh.. salah ortu ding.. yang sering tidak "Take easy man, take easy... Follow me,
ngirim jatah bulanan. Uang kos kadang tak please.. ayo kita kemon," ujar Tekek
terbayar. Dampaknya, sarapan pagi yang keminggris, sambil menggamit lenganku.
seharusnya inklut paket kamar kadang
diembargo ibu kos. Duit tipis sisa bulan lalu "Ke mana?"
pun terpaksa diincrit-incrit sekadar agar "Madhang!"
bisa survival. "Iya tahu. Tapi di mana?"
Untunglah ada bu Wardi yang baik hati, "Bu Wardi."
suka menabung, dan tidak sombong...
Amalannya menerbitkan buku ijo bagi Hah! Tentu saya terperanjat, karena
kaum dzuafa sungguh mulia. Pasti waktu setahu saya catatan Tekek jauh lebih
kuliah dulu bu Wardi pernah ngrekoso panjang dari milik saya. Kok pede banget
juga. Anyway lah.. Yang jelas kreativitas dia..
beliau telah menyelamatkan generasi muda "Eh, tapi.. anu je ndes..."
Tegalkuniran dari kepunahan!
Tekek membungkam mulut saya sambil
Sayangnya, pelayan warungnya yang menyilangkan telunjuk di mulutnya sendiri.
namanya Susi (lengkapnya Susiyem, asli
"Just... follow me, and never talk anymore!"
Wonogiri) tak seramah induk semangnya.
titahnya.
Judesnya sak alaihim. Ia suka njegadhul
kalau lihat catatan para koster mulai Seperti kerbau dicucuk hidung, saya ikuti
memenuhi halaman buku ijo. saja si Tekek yang memasuki warung ijo
sambil bersiul-siul. Di pintu, Susi
"Itu cathetanmu wis sak meter lho, mas.
menyambut kami dengan mata berbinar
Mbok dicicil. Apa nunggu panjang lagi,
dan wajah segar. Senyumnya merekah
nglawer seperti buntut layangan?"
celetuknya julid.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 11


cerah di bibirnya yang merah. Wow, kok Woohh... saya hanya bisa ngowoh
tumben? menyaksikan Susi menggoceng sambil
"Eee.. mas Teguh. Mau dhahar ta mase?" memiting mesra pinggang Tekek.
Susi menyambut Tekek dengan senyum Jindul ik! Tibake Tekeke wis malih Boyo!
semanis sakarin. Boyo full muslihat. Gak bisa bayar utang,
Wah, jindul.. hanya Tekek yang disapa. pelayane sing digendhaki...
Aku gak dianggep nih.. batinku. (To be W4Ginued)
"Hehe.. ngantar juragan saya. Ni tolong
pak Gundul dilayani dulu!" kata Tekek
sambil menuding hidung saya, tapi
matanya berkedip-kedip seperti lampu
disco sor asem stasiun Balapan.
"Ah, mase bisa aja.." kata Susi.
Mendekatiku sambil membawa piring
dengan nasi munjung. Saya yang masih
terpesona suasana cuma main tunjuk saja.
Wis, pokoke semua lauk saya tunjuk..
Walhasil siang itu saya makan dengan
lahap sampai kemlakaren. Yang
mengejutkan, semua gratis tis. Mimpi apa
saya tadi malam?
"Kok semua gratis? Susi ulang tahun ya?"
Tekek menggeleng.
"Bu Wardi syukuran?"
Lagi-lagi Tekek menggeleng.
Ah, sak karepmulah! Yang penting hari ini
catatan saya mandali. Gak tambah
panjang.
Jam 18.30 terdengar suara pit udug
(sepedamotor) masuk halaman kos.
Tampak sebuah Yamaha 70 warna biru.
Saya hafal betul itu motornya bu Wardi.
Tapi yang nongkrong di atas sadel
adalah... Susi!
"Mas Teguh wonten (ada)?" tanyanya
ramah.
"Nggak. Kalau Tekek ada," jawabku.
"Ya, saya cari mas.. Tekek.. ih, mase..
manggil kawannya kok begitu.." serunya
tersipu.
Sebelum saya tanggapi, Tekek muncul
dengan dandanan mlipis. Bener-bener
sempurna. Tak tampak sedikitpun sisa
kemlaratan dalam dirinya.
"Sik ya, ndes.. aku meh nonton nang Dedy
Theatre karo Susi."

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 12


W4G (8) MENDADAK ROOM BOY Wuiikk... menarik ini! Bagi saya lunas bayar
Siang itu bu Sri, ibu kos, memanggilku kos adalah skala prioritas nomer wahid..
secara khusus di ruang tamu. Duh.. pasti setelah makan tentu saja! Tiga bulan
urusan penting nih. Karena saya telat ndes.. hemat Rp22.500 + konsumsi tiga
bayar kos dua bulan. bulan (minus maksi) hanya dengan
mbersihin kamar. Why not? Apa susahnya.
"Maaf bu.. kiriman saya belum datang," Soal mistis.. dipikir keri wae!
kataku merasa bersalah.
Jumat siang itu saya jadi room boy
"Ah, bukan itu maksud saya manggil mas beneran. Berbekal kunci tembaga yang
ke mari. Saya mau minta tolong..," ujarnya. bentuknya kayak ikon film Friday The 13-th
Ia menghela nafas. "Mase kan tahu barang dan empat kantong kresek besar, saya
alus, paham dunia gaib dan klenik. Tolong menghampiri pintu kamar almarhum bapak
kamar kos. Sendirian. Bu Sri gak mau ikut masuk,
almarhum suami saya dibuka. Isinya yang takut katanya.
aneh-aneh tolong dikeluarkan. Tolong "Seumur-umur saya belum pernah masuk
sekali ya mas... Sudah setahun lebih gak ke kamar itu. Itu kamar ritual pribadi bapak.
dibuka..." Mendekat saja saya gak berani," tuturnya.
"Waduh... dari mana ibu tahu saya ngerti Weh, makin aneh ini. Masuk ke kamar di
barang alus dan tahu dunia gaib?" selidik rumah sendiri kok gak pernah dan gak
saya. berani. Ada apa di dalam?
"Semua teman-teman bilang begitu. Tolong Saat pintu kamar saya buka, yang pertama
ya mas..." tercium adalah bau kemenyan menyengat
Wooo.. jindul tenan. Kelompok lakon pasti hidung. Lalu ada sriwing-sriwing wangi
seenaknya ngasih info yang menyesatkan minyak tjap Serimpi atau tjap Air Mata
ke ibu kos. Kalau barang alus sebangsa Duyung.
tepung kanji, welut, atau pipi diciprat oli Suasana kamar remang-remang. Pengap.
saya tahu. Dunia gaib juga paham, wong Tak ada jendela maupun ventilasi.
saya sering melamun. Itu gaib juga kan? Penerangan hanya ada lampu plenthong
Wong lamunan gak bisa dipegang. lima watt. Redup. Ini kamar apa goa
Lah ini.. tahu-tahu sekarang disuruh Selarong? Celetuk saya dalam batin.
membersikan barang-barang aneh dari Dari temaram lampu terlihat di sisi kanan
kamar bapak kos yang sudah almarhum. ada tikar pandan. Di atasnya ada tempat
Pora jindul kuwi jenenge. seperti tampah berisi bunga kering dan
"Tapi bu..," elak saya. tulang (?). Ada lagi pedupan, bejana,
tempayan, siwur, boneka nini thowok, kain
"Sekali lagi tolong mas... Hanya mas yang
putih, dan aneka macam benda aneh yang
bisa," bu Sri ngotot.
tidak saya ketahui fungsinya.
Waduuhh.. kok bisa gini ceritanya?
Sementara di sisi kiri ada lukisan bunga
Hambok meng-hire paranormal profesional
teratai cukup besar, potret diri entah siapa,
pa piye gitu lo. La ini malah nyuruh para-
payung motha, dan kotak kayu. Saat kotak
gaknormal.
itu saya buka ternyata isinya pusaka. Ada
Melihat saya ragu-ragu, bu Sri langsung keris, cundrik, trisula, mata tombak.. cukup
mengajukan penawaran. banyak.
"Dah gini saja, mas... Mas keluarin, bila Yang mengagetkan, saat membuka kotak
perlu musnahkan, barang barang mistis itu, bulu halus di lengan saya langsung
yang ada. Sebagai ganti, uang kos mas njegrak serempak. Jelas ini pertanda tidak
selama tiga bulan saya anggap lunas. Mas baik. Tapi mengingat kesanggupan yang
juga boleh makan gratis dua kali sehari, telah saya ucapkan ke bu Sri, rasa miris itu
pagi dan sore..." saya tahan.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 13


Toh, kata Tarso, mana ada setan makan Sore itu, kotak pusaka sudah nongkrong di
orang. Maka saya mantapkan saja untuk kamar Mitro dengan manisnya. Sementara
terus membersihkan kamar itu. Bismillah saya leluasa menikmati hidup yang indah
niat karena Allah.. ini di suite room pribadi.
Saat saya sedang memasukkan benda- Nak-nan. Baru kali ini telung sasi ra mbayar
benda aneh itu ke dalam ras kresek, saya kos. Entuk madhang pisan! Maka nikmat
merasa ada sepasang mata yang mana lagi yang engkau dustakan?
mengawasi gerak-gerik saya. Tapi saya (To be W4Ginued)
cuek saja, wong nyatanya setelah saya
penthelengi gak ada siapa-siapa kok...
Setelah semua benda di atas tikar masuk
kantong kresek, giliran saya menurunkan
lukisan bunga teratai. Ah, baru ingat, kalau
tidak salah, bunga teratai itu simbol salah
satu aliran kepercayaan Kejawen. Tapi
setahu saya gak mengajarkan ritual pakai
alat-alat aneh seperti itu. Kalau ini, menurut
saya, malah lebih mirip voodo?
Entahlah. Tugas saya hanya
membersihkan. Dan jujur, saya ingin tugas
ini bisa segera rampung. Takut saja
tengkuk saya jadi menebal seperti tengkuk
Mike Tyson karena kebanyakan merinding.
Setelah dua jam hankamnas (bertahan di
dalam kamar yang panas), akhirnya
seluruh benda berhasil saya kumpulkan
dalam tiga kelompok besar. Satu kresek
besar berisi peralatan ritual. Satu ikat besar
berisi benda-benda seperti padupan,
payung, bejana dan sebangsanya. Dan
satu kotak berisi pusaka yang belum saya
utik-utik.
Atas saran bu Sri, kresek berisi peralatan
ritual saya larung ke Bengawan Solo tepat
di bawah jembatan dekat Taman Jurug.
Payung, bejana, lulisan, dll akan dijual ke
pasar loak Triwindu. Sedangkan sekotak
pusaka untuk sementara dititipkan ke saya,
sebelum ditawarkan ke famili almarhum
yang mau ngopeni.
Wah, mau ditaruh di mana nih kotak
pusaka? Padahal kamarku terbilang paling
mini. Sudah sesak dengan buku-buku.
(Guayamu, ndess! Kuliah aja cuma bawa
satu buku sekrip levis tjap 555 yang dilipet-
lipet masuk saku sampai kucel). Intinya
sesak, wis ngono wae!
Saya lantas ingat, kamarnya Mitro kan
seluas lapangan futsal. Nah, kenapa tidak
dititip di sana saja?

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 14


W4G (9) PERTEMPURAN TENGAH Cuma si Mitro yang sebelum pergi
MALAM mendekati saya sambil bertanya pelan,
"Ndes, sakjane yang kamu titipkan di
Malam itu badan saya nggregesi. Sendi-
kamarku itu kotak apa, kok wangi?"
sendi terasa seperti mau copot. Kepala
nyut-nyutan. Suhu badan meningkat "P a r f u m , " jawabku lemah setengah
drastis. Cekak-cingkrangnya, saya terkena mengeja.
Friday Night Fever. "Oooo..." tukas Mitro sambil ngendring
Beda dengan film John Travolta dengan menyusul gerombolan. Ke mana lagi kalau
judul mirip yang penuh nyanyian dan tidak hang out ke Maido. Hhhh...
tarian, badan saya justru penuh gigilan. Sambil menahan sakit, otak saya
Demam sungguhan, ndes! berpendar. Benarkah saya kualat? Saya
Entah siapa yang woro-woro, berita yakin tidak! Lha wong saya sudah
kemeriangan saya sontak tersebar ke diizinkan--malah disuruh--oleh sohibul bait
seluruh ruang kos. Gak pakai lama, kok. Artinya pekerjaan saya sah secara
kelompok lakon sudah bergerombol di hukum adat, perdata maupun pidana.
kamar saya dalam formasi pleno. Tapi yang saya bingungkan, kok tiba-tiba
"Bisa sakit juga ternyata kamu, ndes. saya ambruk? Padahal habis magrib tadi
Jarene anti gores?" Jes membuka pidato. saya masih sebugar Stallone! Biasanya
orang sakit itu ada early warningnya. Ya
"Makanya.. jangan sembarangan ngobrak-
sumer-sumer atau gimana gitu. Lha ini
abrik kamar kos orang! Apalagi kamar
langsung akut je..
mereka yang species, genus, ordo, class
dan divisio-nya beda dengan kita," imbuh Apakah kamar yang tertutup bertahun-
Tekek, dengan gaya sok ilmiahnya. tahun itu mengandung kuman, bakteri,
atau virus, yang kesaktiannya mampu
"Jelas kamu itu kualat, karena dapat full
memporandakan benteng imunitas saya?
diskon kamar tiga bulan, tapi gak ngajak
Bisa jadi. Tapi masa iya dampak
kita orang. Itu pengkhianatan," timpal
inkubasinya begitu hebat, langsung bikin
Meyek.
tubuh terkapar?
"Dan menitipkan sesuatu tanpa resi, tanpa
Saking tak kuatnya menahan sakit, saya
tanda terima, di kamar orang yang usianya
terempas ke alam amun-amun. Sebelum
lebih tua, itu juga menimbulken keresahan,"
sadar ini di mana, tiba-tiba saya melihat
Mitro menimbrungi.
berpuluh-puluh makhluk tinggi besar
Jindul ik.. cah-cah ini sejatinya mau bezuk, muncul di depan saya. Tanpa permisi
apa mau menghakimi orang sakit biar langsung berebut mengeroyok dan
cepat mencapai naza' bin sakaratul maut? memukuli saya.
Tapi mau protes, kepalaku terasa amat Tak jelas wajah-wajah mereka, yang saya
berat. Pusing dan sakit tak terkira, apalagi tahu cuma badannya buesaarr. Salah
jika dibawa berkata-kata. Badan juga satunya yang bermata menyala, ganasnya
terasa panas membara. Untung gak ada luar biasa. Jab, hook dan uppercutnya
termometer. Kalau ada dan diukur, pasti air secepat Muhammad Ali bertubi-tubi
raksanya muncrat dari pangkal pemindai menghajar tubuh saya.
suhu itu karena umob. Saking panasnya
Meski saya sudah berteriak-teriak minta
ndes...
ampun, pukulan, cakaran dan tendangan
Melihat saya tidak bereaksi, empat tetap menghujani tubuh saya. Sakit bener.
sekawan itu beringsut pergi satu per satu. Sampai saya berpikir, mungkin inilah akhir
Boro-boro ninggali buah, roti ganjel ril, atau hidup saya...
receh alakadarnya, mendoakan pun tidak.
Di saat kritis itu, tiba-tiba sesosok lelaki tua
Sungguh marai soyo njarem sakite..
berpakaian serba putih muncul dan
langsung melawan makhluk-makhluk aneh

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 15


itu dengan gigih. Sakti juga "beliau" ini. "Wooo.. kalau itu sih gak perlu dibahas!"
Hanya beberapa kelebat, makhluk-makhluk protesku.
itu jatuh terpental. Sisanya lari menjauh "Eit.. nanti dulu. Saya tidur dan bermimpi...
sambil meraung-raung. Entah raungan di rumah ini ada perkelahian hebat antara
kesakitan atau marah.. Gundul melawan orang-orang aneh
Saat suasana kembali sunyi, saya berwajah seram.."
tersentak kaget. Ternyata saya masih "Heh.. kok nyambung? Trus gimana?"
berada di tempat tidur. Keringat kejarku penuh tanda tanya.
membasah sekujur tubuh sampai sprei ikut
basah. Badan terasa hancur lebur seperti "Karena takut, ya mimpinya gak saya
baru digilas sepur tumbuk, lemas tak terusin..."
berdaya, tapi panas sudah menurun. Wooo...
Saat saya menengok sekeliling, hah... Akhirnya saya ceritakan kejadian semalam.
ternyata kamar saya berantakan! Bubrah Dari A sampai Z. Semua terlongong-
seperti kapal pecah. Diktat kuliah longong heran campur ketakutan. Kok
bertebaran seperti habis disebar dari peristiwanya nyambung satu sama lain ya?
helikopter. Bahkan lemari plastik terbuka
Saat sedang pada mengkirig itulah tiba-tiba
lebar dan baju-baju berserakan di lantai. saya ingat kotak yang saya titipkan di
Tapi yang paling mengagetkan adalah saat kamar Mitro.
saya mencopot baju, tampak memar biru "Eh, di mana Mitro.. kok gak kelihatan?"
lebam seperti bekas pukulan terpampang
nyaris di sekujur tubuh saya! Semua, kecuali saya yang masih lempoh,
menyambangi kamar Mitro. Sejurus
Ini mimpi atau sungguhan? Kalau mimpi
kemudian pada balik lagi ke kamar saya.
kok dampaknya nyata begini? Kalau nyata
kok kejadiannya seperti di alam mimpi? "Kamarnya tidak dikunci. Dan orangnya
menghilang entah ke mana!" lapor Meyek.
Tak pelak, malam itu saya harus tidur
dengan tanda tanya besar tersimpan di Waduuuhh...
kepala. Siang harinya barulah Mitro si bocah Cepu
Pagi-pagi benar Tekek, Jes dan Meyek pulang kandang. Dengan murka ia
sudah merapat ke kamar saya. Semua langsung mendatangi kamar saya.
berebut ingin siaran langsung "Kenapa gak bilang kalau kotak itu berisi
menyampaikan pengalamannya--yang pusaka! Eh, tahu gak... semalam
tampaknya berkaitan dengan saya. pusakanya pada hidup. Gerak sendiri
"Tadi malam, sepulang dari Maido, pating klothak..."
terdengar suara gaduh dari kamarmu. "Sik ta ndesss.."
Seperti barang-barang dilempar dan kamu
"No time for loving you! Ngerti gak... aku
mengigau hebat," ujar Tekek.
ketakutan hebat sampai harus ngungsi ke
"Gak cuma itu, saya juga mendengar suara kos-kosan Terik.
gedebak-gedebuk dan gereng-gereng
"Sik ta, cah baguusss..."
seperti orang berkelahi," imbuh Meyek.
"Nobody or yesterday! Sekarang juga ambil
"Lha kok aku ora mbok gugah?" protesku.
itu kotak dan bawa ke kamarmu!!"
"Takpikir awakmu sedang latihan drama.." bentaknya.
sahut Meyek.
"Oh, kamu pengin dengar cerita yang lebih
Wooo.. drama mbahmu kiper tah! seram?" tanya saya sambil menunjukkan
"Trus kamu mau lapor apa, Jes?" tanya luka lebam di sekujur tubuh saya.
saya sambil melirik Jayus. Mitro mendelik melihat kondisiku, lalu
"Saya tidur..." mengipas-ngipaskan tangannya dengan
wajah ketakutan.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 16


"Loooh.. kenek apa kuwi?"
"Serem pokoke.. Takcritani ya..."
"Oh no.. no, ndes.. thank you.." katanya
sambil meloncat pergi. "Tapi kotake
jupuken!" pintanya dari balik pintu.
(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 17


W4G (10) (,) kompensasi setelah saya jadi sansak hidup
Konon definisi kebahagiaan adalah: muda para lelembut beberapa waktu lalu.
foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk Tekek jelas masih dapat jatah empat sehat
surga. Nyatanya itu bohong belaka. Bagi lima sempurna (nasabulasu dengan su
kelompok lakon, kebahagiaan adalah: cetak tebal) dari Susiyem. Hasil praktek
melihat kartu wesel bertuliskan namanya paper ilmu glembuknya yang berjudul
melambai-lambai di kaca jendela Bagian "Strategi Menaklukkan Jomblowati dengan
Pengajaran FISIP UNS.. Metode Multitrik Gebeting Komprehensif".
Sayangnya untuk mencapai kebahagiaan Jes terbilang gak pernah masalah soal duit.
itu gak mudah, ndes... Memang setiap hari Karena selain kiriman dari ortunya banyak,
ada saja lembaran kartu berwarna abu-abu dia itu pelit alias medhit bin bakhil-nya gak
klewus dipampang di sana. Tapi saat ketulungan. Beli tempe di Yu Jajan seharga
dibaca Kepada Yth-nya, tidak tertuju ke Rp25 saja ditawar menjadi Rp50 dapat
saya dkk. tiga! Pantesan duitnya kayak diformalin:
Heran juga, apa bapak ibu kelompok lakon awet!
belakangan ini pada dilanda demensia Meyek tercukupi dengan laba jualan
alzheimer? Lupa kalau anaknya kuliah di undian permen ndhog cecak-nya. Cah
UGM cabang Kentingan? Atau lupa Bojonegoro ini memang kere-aktif. Tiap
bagaimana caranya ngirim wesel? hari ia menyuplai kemasan plastik isi tiga
Hehehe.. butir permen ndhog cecak yang dibonusi
Siang itu seperti biasa saya lewat di depan gulungan kertas undian. Harga per
jendela kaca yang menjadi "etalase nasib" plastiknya Rp25, tapi ssstt... yang ada
kami. Tentu sambil membaca nama-nama hadiahnya cuma lima, dan itupun diputer di
yang terpampang di sana. Tak dinyana, 10 lokasi seantero Solo! Sementara ribuan
saat serius baca, pak Prapto yang bungkus lainnya cuma berisi kertas
bertuliskan: BELI LAGI! Cerdas!
mbaurekso Pengajaran memanggil saya.
"Mas.. mase. Njenengan mas Nursodik Lha yang kasihan ya cah Cepu ini, apesnya
Gunarjo, kan?" bertubi-tubi. Sudah empat bulan Mitro gak
dapat kiriman. Utangnya sudah pasti
"Nggih, leres pak!" jawab saya semangat. banyak. Nyatetnya sudah puanjaaang..
Waaah.. dipanggil pasti ada kiriman, nih! kayak buntut layangan. Bahkan dia sudah
Batin saya berbunga-bunga. diwarning ibu kos agar get-out dari
"Gini lo mas... saya itu sampai bosen mansion Tegalkuniran.
melihat sampean wira-wiri di depan jendela Sebagai kawan seperkerean, saya putar
kayak setrika. Yang pada dapat wesel aja otak gimana caranya agar Mitro bisa tetap
nggak sesering itu nengok ke sini. Lha makan. Bagaimanapun saya berhutang
sampean yang gak pernah dapat wesel budi karena ia pernah saya titipi benda
kok kayak minum obat saja, nengoknya pusaka yang membuatnya repot.
tiga kali sehari!"
Maka setiap kali disediakan makan, saya
Wasyem ketjut... bukannya dapat duit selalu ambil nasi sepiring munjung beserta
malah dapat omelan! Yoh.. awas kowe, sayur dan lauk sebanyak-banyaknya.
pak! Oleh wesel tenan, taktraktir nggone Setelah itu bilang ke ibu kos, "Bu.. saya
Maido kowe, pak! Aku ambil makanannya, makan di kamar saja ya. Sungkan di sini
sampean yang kebagian paido (omelan)- dilihat teman-teman yang lain."
nya! Fair enough, kan?
Biasanya ibu kos bilang, 'Oh.. monggo
Tapi nasib saya dan tiga teman lainnya mase.."
ternyata masih jauuuhh.. lebih baik dari
Mitro. Saya setidaknya masih dapat Di kamar, nasi itu saya bagi dua dengan
ransum dua kali makan gratis dari ibu kos, Mitro, dan kami nikmati bersama sambil
haha hihi.. melupakan nestapa...

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 18


Duuhh.. nulis ini kok saya jadi mbrebes mili "Wah, kalau itu sih Bab I skripsi!" celetukku.
dhewe.. Oalah Tro, Mitro.. semoga Mitro nyengir kuda. Lalu srat-sret-srot
sekarang dirimu jadi orang sukses, sehat mencoreti kata yang tidak perlu. Hahaha..
dan bahagia.. jadi ingat slogan kuliah Dasar-Dasar
Suatu hari, sehabis kuliah, Mitro Jurnalistik-nya bu Sofiah tentang asas
mengajakku ke Kopma (Koperasi ekonomi kata. Pangkas habis!
Mahasiswa) dekat Gedung Pusat. "Ini, mbak, yang sudah saya koreksi!" ujar
"Aku meh kirim telegram, ndes.. Mitro.
memberitahukan ke ortu bahwa kondisiku "Lho.. kok isi pesannya hanya koma ( , ).
di sini sudah kritis.." Bener nih?" tanya mbake heran.
Aku cuma manggut mengiyakan. Sambil Iya, mbak.. Memang hanya koma."
sejatinya aku pengin tahu kirim telegram itu
caranya bagaimana. Mosok mahasiswa "Jadinya Rp1.010," kata mbake masih
gaptek! dengan wajah tak percaya.
"Tulis alamat yang dituju di sini, alamat Jadilah siang itu telegram terkirim ke Cepu
pengirim di sini, dan isi pesannya di sini," dengan pesan utama: tanda koma! Tapi
kata mbak pelayan Kopma yang wajahnya sepanjang perjalanan pulang ke kos, si
angker melebihi Nyah Rewel itu, sambil koma masih mengganggu otak saya.
menyodorkan secarik kertas dan pena. "Tro.. kok isi pesannya cuma tanda koma ki
Mitro langsung saja ureg-ureg menulis. maksudmu gimana?"
Agak lama. Setelah selesai "Kamu tahu orang yang hidup tidak mati
menyodorkannya ke nyah Rew.. eh mbake. pun tidak selama berbulan-bulan disebut
Si mbak memelototi tulisan Mitro, lalu apa?"
nunul-nunul kalkulator cap Casio. "Koma...."
"Semua Rp3.230, mas." "Naah itu."
"Hah.. kok mahal?" seru Mitro njenggirat Ooo.. saya paham, maksud si Mitro pengin
kaget. memberitahukan ortunya bahwa
"Iya, mas. Kan dihitung per huruf Rp10. kondisinya sekarang sudah "koma." alias
Sampean nulis pesannya 223 huruf hampir dud. Tapi sejatinya, intinya ya tetap
termasuk tanda baca. Ongkos kirimnya saja.. karena gak punya duit untuk bayar
Ro1.000. Jadi total Rp3.230." pesan yang panjang!
"Ndeehh.. Lak padha mbek jajanku sak (To be W4Ginued)
wulan!" gerutunya dengan logat Cepu
njekeknya. "Sini saya revisinya dulu, mbak!"
Sambil njegadhul nyah.. eh mbake..
melemparkan kertas formulir itu ke Mitro.
Saya ikut nglirik kertas itu. Tulisannya
begini:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah putro sehat. Semoga ayah-
bunda di rumah juga demikian adanya.
Mohon maaf, sangu putro sudah sejak 4
bulan lalu habis. Mohon kiranya dikirim
sangu lagi. Sekalian persiapan bayar SPP.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam taklim putro.
Hari Rudianto.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 19


W4G (11) TAKUT DIPIPISI Takut dimarahi kawan-kawan karena
Word of mouth alias celoteh cangkem gudegnya basi. Hehehe..
memang nguweriii... Jika tersebar bisa liar Kata yang ngerti, ngadepi orang kesurupan
tak terkendali. Yang jauh melenceng dari itu yang penting hatinya mantep, tatag.
fakta pun bisa dianggap benar. So, Kalau diajak dialog jangan sampai
fenomena post truth sejatinya sudah ada di merendah. Bila perlu dieyeli atau dibentak
era 80-an. saja. Dah, gitu aja rumusnya.
Contohnya ya saya ini. Tanpa wisuda, Masuk ruang tempat bu In berbaring, saya
tanpa sertifikat, ujug-ujug ditahbiskan langsung uluk salam, "Assalamu'alaikum!"
orang ramai menjadi "paranormal kampus". Tiba-tiba bu In yang dijaga pak Prapto dan
Kan gendheng klelegen sarung ta itu! staf TU berteriak dengan suara berat,
Sing paranormal ki sopo? Po-ra-normal menggelegar. Suara laki-laki!
mungkin. Kalau kendel pada makhluk halus "Kurangajar kamu! Kenapa kamu
memang saya akui. Tapi ya sekadar bondo mengganggu aku!" sambil nuding ke arah
nekat saja. Gak ada ilmu atau keahlian saya.
apapun tentang bangsa alus yang saya
miliki. "Hei, yang ganggu itu kamu! Kamu setan
masuk ke tubuh manusia, itu pelanggaran
Toh meski sudah saya jelaskan panjang kode etik!!!" jawab saya keras meski
lebar kali tinggi, tetap saja orang-orang gak ngawur.
percaya! Tetap saja menganggap bahwa
saya paranormal. Cwapeek deh! Mendengar suara keras saya, makhluk
yang merasuki bu In terdiam. Mungkin
Repotnya, kalau ada peristiwa yang bau- bingung, mikir kode etik ki panganan apa?
bau mistis, sayalah yang disuruh Kapokmu kapan!
nginspeksi atau bahkan menghadapi.
Harak cilaka ta? "Kenapa diam? Kamu merasuki tubuh
orang buat apa?!" bentakku.
Seperti siang itu, saat kuliah Pengantar
Ilmu Hukum, tiba-tiba salah seorang staf "Mau takbawa pulang!"
TU minta izin ke pak Sudihardjo, dosen "Ke mana?!"
PIH, untuk masuk ruangan dan memanggil "Ngoresan (nama tempat dekat Rumah
saya. Sakit Jiwa Solo)."
"Ada apa, pak?" tanya saya tergopoh "Ya bawa saja sana! Memangnya kamu
sambil ke luar ruang kuliah. kuat?! Ayo bawa sekarang!" tantangku.
"Bu In (staf Administrasi, nama saya Lagi-lagi makhluk itu diam. Dalam batin
samarkan) kesurupan di ruang TU, mas. saya tertawa.
Kata pak Prapto suruh manggil mas saja."
"Aku minta diantar!" sambungnya.
Jindul ik.. pak Prapto kan yang tempo hari
nggremengi saya soal wesel. Eh, sekarang "Lah.. kamu ke sini datang sendiri!
malah ngasih tugas suruh ngadepi Sekarang ngancam mau bawa orang, kok
lelembut. Wah, gak bener ini! minta diantar. Enak banget kamu! Tidak
bisa!"
"Kasihan bu In-nya mas. Sudah dua jam
gak sadar-sadar." Ia kembali terdiam. Yak, sudah mulai kalah
set rupanya. Gak boleh dikasih kendor!
Terpaksa, sekali lagi terpaksa, saya iyakan
tugas yang aneh ini. Jujur saya belum "Sekarang kamu harus pulang! Tinggalkan
pernah nangani orang kusurupan. Caranya tubuh ini!!" ancamku makin keras.
bagaimana saya juga tidak tahu. "Aku minta darah!" tiba-tiba makhluk itu
Satu-satunya yang pernah saya tangani ya mulai minta yang aneh-aneh.
Aris waktu di Kuncen dulu. Tapi menurut
saya, Aris sih bukan kesurupan, tapi stress.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 20


"Tidak!! Tinggalkan tubuh ini!! Sekarang!! Entah mengapa keinginan saya untuk
Kalau tidak, tahu sendiri akibatnya!!" pulang seperti tidak bisa dicegah. Apalagi
teriakku sambil saya tuding. bisikan itu terus saja menggelitik telingaku.
"Aku minta daging!" rengeknya agak Feeling saya, pasti ada sesuatu yang tidak
merendah. beres di rumah. Tapi apa?

"Hei! Kamu makhluk astral. Mana bisa Daripada tidak tenang, saya memutuskan
minum darah dan makan daging yang untuk mengikuti bisikan halus itu. Saat
bentuknya fisik. Kamu sekolah gak sih!!" pamitan ke ibu kos, ia bilang mau titip
sesuatu.
Untuk kesekian kalinya makhluk itu diam.
Kesempatan bagi saya untuk melancarkan "Tolong bawakan kotak pusaka itu ke
serangan akhir. Wonosobo, mas. Biar nanti mbah Sudin
mengambil di rumah mas Gun saja. Kan
"Minggat kamu sekarang!!! Kalau tidak, Banjar-Wonosobo dekat," kata bu Sri
saya kencingi kamu!!!" sembur saya sambil sambil mengibaskan selembar uang
berdiri dan pura-pura membuka retsluiting. sepuluhribuan gambar Kartini.
Eh, tiba-tiba tubuh bu In tersentak, Wow.. saya hanya bisa garuk-garuk
kemudian perlahan-lahan matanya kepala. Gak tahu ini musibah apa berkah
terbuka. Sadar. Wah, untung belum namanya.. Yah, jadi kuli angkut bentar gak
telanjur bukak pintu hanggar tadi! papa lah. Toh gajinya uhuiiyy.. Untuk
Pelan-pelan bu In saya bimbing istighfar ongkos Solo-Wonosobo pp saja masih
dan zikir. Sekitar setengah jam kemudian sisa...
bu In sudah stabil. Saya pun pamit pulang. Kotak pun saya gotong ke pinggir jalan Kol
Sambil berjalan ke kos saya merasa heran Sutarto, nyegat bus arah ke Terminal
sendiri. Kok lelembut takut ya diancam Tirtonadi.
mau dipipisi. Layak dulu mbah saya kalau Bus pertama lewat. Melintasi saya
menyadarkan orang kesurupan dengan bukannya berhenti malah ngegas. Bus
cara dipledingi. Ini tadi baru saya ancam kedua lewat. Juga ngegas. Bus ketiga,
saja sudah ngacir. Untuuungg... keempat, dan seterusnya juga demikian.
Coba kalau tadi sudah kebacut buka Semua lewat begitu saja seperti tidak
celana tapi lelembutnya gak mau pergi, melihat saya. Padahal saya sudah ngawe-
kan kewirangan saya. Sekali lagi. awe sampai loncat-loncat... Aneh!
Untungnya.. Putus asa dua jam gak dapat bus, kotak
Sampai di kos saya mendadak kepikiran akhirnya saya bawa kembali ke kos. Uang
kotak pusaka yang belum juga diambil oleh gambar Kartini saya kembalikan ke bu Sri.
mbah Sudin, adik ibu kos yang tinggal di "Lho.. mas?" tanya bu Sri heran.
Kalibening, Banjarnegara.
Tapi saya hanya memberi isyarat
Saya sangat berharap kotak yang penolakan dengan tangan, lalu lari lagi
sementara ini dikembalikan ke tempat nyegat bus ke jalan. Wis kawanen iki,
semula di kamar bapak, segera dievakuasi ndess!
ke Banjarnegara. Kenapa? Karena jika
mbah Sudin ngambil kotak itu, saya bisa (To be W4Ginued)
nunut mobilnya pulang ke Wonosobo.
Rutenya keliwatan. Hehehe...
Pagi itu saya sedang nglaras di teras ketika
tiba-tiba terdengar bisikan, "Bali (pulang)...
bali...." seperti memerintah.
Saya hafal betul, itu suara sosok baju putih
yang kemarin menolong saya. Tapi kenapa
menyuruhku pulang?

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 21


W4G (12) ROAD RACE Padahal pacakan saya ya gak tampak
Laju benar bus Peni yang saya naiki kere-kere amat. Gak mungkin lah orang
membelah jalan menuju Yogya. Woh, jatuh iba karena melihat penampilan.
ternyata di belakangnya diuber bus Sungguh, saya samasekali gak mirip
Suharno. Mungkin karena Peni ogah anggota partai kay-pang (pengemis).
digebet Suharno, maka pilih nggendring Atau.. mereka keder melihat wajah saya
secepat angin. Tak peduli para yang mirip juragan bakpao?
penumpang pada menekan dada, takut Embuh, ndess... yang jelas kejadian yang
jantungnya jatuh tercecer. sama terulang ketika saya naik bus
Ramayana dari Yogya ke Magelang.
Sudah tenar se-dunia dan akherat, kalau
dua PO bus itu lagi saingan nge-race di Kondektur juga ogah dibayar. Bahkan dari
jalanan, balap nascar di sirkuit Indianapolis sikapnya, ia tampak menaruh hormat yang
pun kalah pamor. Mungkin gak secepat amat sangat kepada saya!
nascar sih, tapi yang dheg-dhegan jauh W4Gindul ik.. saya jadi kepo sendiri.
lebih banyak. Takut awarahum.. Hihihi.. Sampai saat ngetem di terminal Muntilan,
Saya sih senang saja, meski ikut ngeri- saya sempatkan turun dan nunut ngaca di
ngeri sedap. Malah kebeneran, bisa cepat toilet. Perasaan gak ada yang berubah.
sampai rumah. Keburu pengin tahu, apa Tetap konsisten... jeleknya. Cuma
sekarang agak lebih hitam dikit.. wkwkwk!
sebenarnya yang sedang terjadi di
Wonosobo sana. Moga saja road-race ini Yawis lah. Ngapain juga harus mbebeki,
gak diselingi adegan senggol-bacok antar wong dikasih gratis kok bingung. Yang
sopir dan kernetnya. harus dipikirkan justru ini sudah jam tiga
Menjelang subterminal Kartasura, eh.. tiba- sore. Kalau jam empat nanti belum sampai
tiba muncul Srimulyo menyalip di tikungan. terminal Magelang, alamat kepancal bus
Suharno tampaknya patah arang, lalu terakhir menuju Wonosobo.
mundur jauh ke belakang. Sementara Peni Harak tenan! Sampai terminal Magelang,
tetap tancap full gas, wuuuss... tanpa bus Padi Daya laste (terakhir) sudah take-
mempedulikan calon penumpang yang off dari lajur pemberangkatan. Duuhh...
telantar di tepi jalan. Mbois tenan, ndess! lemeslah saya...
Di simpang Ketandan, kondektur mulai Kucing plastik tenan! gara-gara ngurusi
menarik sewa jok. Saya siapkan seribuan, kotak wasiat itu, saya jadi telat. Tahu
karena ongkos Solo-Yogya waktu itu begitu, tadi gak usah terbujuk rayuan
Rp600. Ketika kondektur lewat, uang saya gambar Kartini. Tapi gimana lagi, nasi
kibaskan sambil bilang, "Yogya.' Tapi ia sudah menjadi bubur, jadi ya.. dimakan
hanya memandang saya, lalu beringsut saja, ndes!
menarik ongkos penumpang di belakang. Sedang bingung bagaimana caranya bisa
Weh, kok aneh. Mosok gak mau dibayar? sampai rumah, tiba-tiba seseorang yang
Memangnya saya siapa, kok diberi wajahnya sangat saya kenal menyapa
privilage naik bus secara prodeo? Gak saya. Ternyata Oki, teman SMA 1
percaya, waktu Mas Kondek balik ke Wonosobo.
depan saya cegat. Kembali uang saya "Gun, seka ngendi?"
sodorkan sambil mengucap, "Yogya satu."
"Wah Oki! Anu, seka Solo. Ki arep balik
Mas Kondek cuma tersenyum, menatap Sobo tapi kehabisan bus!"
tajam, sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya tanda menolak. "Woh, ikut saya saja. Saya sekarang nyopir
irengan (omprengan plat hitam)," ujarnya.
Astaga, apa yang sedang terjadi pada
saya. Belum lagi setengah hari sudah "Loh.. kamu gak kuliah ta, Ki?"
mengalami dua keanehan dengan bus? "Maunya masuk UGM, rapi gak lolos
Yang pertama tidak mau disetop. Yang ini Sipenmaru. Ini ngompreng dulu ngumpulin
tidak mau dibayar.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 22


sangu buat ndaftar UGM tahun depan," menasihatiku tentang hakikat hidup dan
sambungnya sambil meringis. kehidupan.
Nyooss.. dengar kata UGM, mendadak Usai pemakaman Simbah saya masih
kesumatku tersulut. Bayangan kuliah di tercenung di teras ketika mbah Kyai Soleh,
Bulaksumur kembali bergelora dalam imam masjid kampung, mendekatiku.
kepalaku. Yoh.. sesuk takkancani ngrebut "Mas Gun.. mulai saat ini kamu harus
kursi UGM, Ki! Aku tak melu Sipenmaru sangat hati-hati. Ada yang mencoba
neh tahun ngarep! mengaturmu. Tolong menjauh dari itu.
Bayang-bayangku buyar bersama derak Jangan sampai tinggalkan sholat. Ingat,
roda Suzuki trunthung yang melesat jangan sampai tinggalkan sholat!"
seperti kesetanan. Wah, ternyata cara (To be W4Ginued)
nyopir Oki jauh lebih ugal-ugalan dari
Tinton Suprapto. Jalan di punggung
gunung Sindoro-Sumbing yang penuh
lubang itu ia sasak tanpa pilah-pilih. Tak
pelak nyaris seluruh penumpang muntah-
muntah dengan suksesnya, termasuk saya.
Tak sampai dua jam, mobil sudah sampai
di rumah Pak Lik saya di kampung Stasiun
Wonosobo. Saat saya ulungkan selembar
lima ribuan, Oki menggeleng keras.
"Aku sekarang sudah kaya, Gun. Jangan
menghinaku dengan recehan itu,'
celetuknya sambil ngakak.
Gapleekk! Saya cuma bisa nggablok
punggung dia sekeras-kerasnya.
Baru mau masuk gerbang, tiba-tiba Paklik
dan Bulik keluar membawa tas mbriyut
seperti mau bepergian.
"Loohh.. kamu pulang! Siapa yang ngabari
kalau Simbah seda (meninggal dunia)?"
tanya Paklik terheran-heran.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun," bibir saya
menggeletar.
Saat Paklik bertanya lagi siapa yang
memberi kabar saya tentang sedanya
Simbah, saya cuma menggeleng. Tapi
batin saya bergumam, ooh.. ini ta
maksudnya mengapa sosok putih itu
menyuruh saya pulang.
"Ya wis ayo sekalian ikut ke Wadaslintang!"
ajak Paklik.
Saya cuma bisa nginthil tanpa bisa berkata
apa-apa. Saat naik mobil carteran pun
saya lebih banyak membisu. Jujur,
berpulangnya Simbah sangat membuatku
sedih. Karena sejak balita saya sudah
diasuh Simbah. Beliau pula yang sering

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 23


W4G (13) GODA CAP JIE KIA berbahagia di atas penderitaan penombok
Konon kefakiran (jika tidak tahan uji) akan Cap Jie Kia yang lain. Harus ditegur ini.
mendekatkan ke kekafiran. Dan ujian "Ra mutu.. mahasiswa kok tuku buntutan.
ketahanan mlarat itu bernama Cap Jie Kia, Lama-lama bisa jadi ajudannya Samino
judi tebak nomer buntut berhadiah 10 kali (gambler terkenal Tegalkuniran saat itu)
lipat uang taruhan. kowe, ndes!" saya balas menyindir.
Awalnya saya tidak tahu kalau kelompok "Sekali-sekali kok, ndes.. Ini yang pertama
lakon tertular virus gambling itu. Baru ngeh sekaligus terakhir," janji Jes. "Eh.. tapi
ketika suatu sore Jes masuk kos sambil ngomong-ngomong nanti kamu ikut ke
bersorak-sorai. "Horeee.. tembus! Horee.. Maido gak, ndes?" rayunya.
tembus!" "Ooo.. kalau itu.. wajib," jawabku.
Waow.. napa bocah ini kok tumben "Woo.. kancil!" gerutunya.
berkotek-kotek kayak pitik babon habis
bertelur? Eh, ber-kukuruyuk kaya jago Kami pun mrenges together.
habis menginseminasi babon ding! Sambil melahap nasi kucing beberapa
"Aku menang Rp100.000, ndes!" eksemplar dan mendengarkan omelan
Maido, saya menelisik.
"Wooh, duit kabeh kuwi? Gak campur
kreweng?" sahutku. "Jes, kok kamu tiba-tiba beli nomer 124, itu
ispirasinya dari mana?"
Jes tak menjawab, hanya membeberkan
10 lembaran bergambar RA Kartini dengan Mendengar pertanyaan saya, tiba-tiba
wajah bangga. Duit betulan, bukan duit tawa Jes meledak. Ia terbahak-bahak
monopoli! sampai tersedak. Tentu saja saya kepo
habis melihat keganjilan itu.
"Gak usah ngiri karena kemarin kamu batal
dapat selembar Kartini dari bu Sri. Sudah "Kamu lahir tanggal berapa?" kejar Jes.
nasibmu, ndes! Nasibku juga kalau "12."
sekarang saya dapat 10 lembar tanpa "Bulan?"
harus mikul kotak ke mana-mana,"
sindirnya. "4."
Saya cuma mesem kecut sekecut acar "Jika dirangkai.."
blimbing wuluh. Jindul ik.. baru enak sithik "124..... Bajinduull! Kamu pakai tanggal
wae wis metu sinise. Menungso.. dan bulan lahirku untuk nomboki nomer!?"
menungsooo! seruku.
Ia lalu plodrah. Kemarin habis beli Cap Jie "Tenang, ndes.. Hak cipta tetap ada
Kia di warungnya Cik Hwa. Nomer yang ia padamu. Maka dengan ini, saya hibahkan
beli 124. Nominalnya cuma Rp100 sih. 10% pendapatan saya untuk membayar
Tapi karena tiga nomer yang ia beli sama royalti pada pemilik angka keramat!" ujar
persis dengan buntut tiga nomer yang Jes sambil menyodorkan selembar Kartini
diumumkan salah satu radio swasta niaga kepada saya.
di Solo, maka ia berhak mendapatkan
"Ok, saya terima. Tapi dengan ini saya
hadiah 100 x 10 x 10 x 10 = 100.000.
hibahkan kembali uang ini kepada Hari
Uakiih banget kuwi! Untuk bayar SPP satu Mitro agar dimanfaatkan untuk
semester yang cuma Rp90 ribu saja, kemaslahatan umat," ujarku sambil
selembar Kartini masih bisa balik dompet. menyambar uang itu lalu mengangsurkan
Kalau semua untuk beli dawete Bah Bolon ke Mitro.
Sar Legi, bisa dapat sekolam. So bisa Jes masih terlongong-longong setengah
menerapkan peribahasa "Sambil menyelam
tidak ikhlas melihat uang berpindah
minum cendhol. "Tapi sebagai alumni
secepat kilat ke saku Mitro. Tapi semua
pengajian Al-Kunceniyah, walau sebentar,
hati saya berontak melihat kawan seiring

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 24


sudah terlambat. Keputusan sudah dibuat. Saya acungi jempol dia. Top. Sambil
Tidak bisa diganggu gugat. mendekat saya lihat nomer yang ia beli: 41
"Pren.. kalian memang sahabat sejati. dan 14.
Dalam perang maupun damai. Dalam "Dapat ilham beli nomer bolak-balik ini dari
susah maupun gembira," pidato Mitro. mana?" tanyaku.
Kami semua tertawa. Hanya Jes yang Mendengar pertanyaanku, Meyek diam
melengos sambil memegang sisa uang di membisu. Saya kejar tetap keep silent
sakunya. Kapokmu kapan cah medhiitt! sambil angkat bahu.
Saya kira kalimat "ini yang pertama Sorenya saya dapat kabar dari Tekek
sekaligus terakhir" beli buntutan diucapkan bahwa nomer 41 yang dibeli Meyek
serius oleh Jes. Nyatanya babar pisan! ternyata tembus! Karena ia beli Rp500,
Secara diam-diam ia masih rutin membeli maka dua nomeran ia dapat Rp50.000.
CJK. Bahkan tomboknya gak cuma Badhalaa... Meyek pucat ketika ingat
ratusan rupiah, tapi sudah ribuan bahkan kuponnya sudah dilekatkan di pintu
puluhan ribu ripis. Yungalah... dengan lem super.
Celakanya, Meyek sang juragan ndhog "Hadeuuhh.. piye njupuke? Padahal kalau
cecak mulai terpengaruh. Ia bahkan secara mau ambil hadiah bukti kuponnya harus
khusus mendatangi saya ke kamar untuk dibawa ke warung Cik Hwa," ujar Meyek
minta nomer. Tentu saja saya marah besar. kalut.
"Kamu gila Yek! Memangnya saya dukun!!" Setelah berembug, sepakatlah Cik Hwa-
protes saya keras. nya yang dipanggil untuk memverifikasi
'Sekali ini saja, nda! Wis sak omong- kupon ke kos-kosan. Tak henti-henti tacike
omongmu nomer pira, nanti takbelinya." tertawa melihat kupon yang menang itu
"No way! Get out!!" bentakku sambil bertengger di daun pintu tanpa mungkin
menuding agar Meyek segera oncat dari dicopot lagi.
kamarku. "Padahal ini kudu disetor ke pusat eee..
Melihat saya marah sungguhan, Meyek mosok dijebol sak pintune?" celetuknya
ketakutan, lalu beringsut pergi diam-diam. sambil menyeka air mata geli.

Sekali-sekali para gondes ini memang Kami hanya bisa ngakak sampai sakit
harus di-shock terapi agar gak perut. Untungnya, hadiah untuk Meyek
kebablasan. tetap turun tanpa harus setor pintu ke
agen!
Belajar dari bang haji Rhoma Irama, judi
memang meracuni kehidupan. Jangan Saat menghitung lembaran duit, saya
sampai si Meyek yang pekerja keras ikut- kembali menanyakan hal-ikhwal dari mana
ikutan. Bisa-bisa duit ndhog cecaknya ilham angka 41 itu berasal.
habis untuk beli buntutan. Kan kasihan. "Dari kamu," kata meyek pelan.
Tapi pagi itu saya terkaget-kaget ketika "Laah.. kok bisa???"
melihat Meyek memasang sesuatu di daun "Kemarin kamu kan ngusir aku sambil
pintu dengan lem super Alteco. nuding-nuding menyuruh aku keluar.."
"Apa itu?" tanyaku. "Ya.. lalu?"
"Kupon Cap Jie Kia," jawab Meyek tak "Orang nuding kan empat jarinya ditekuk,
acuh. satu jari lurus. Ya tak beli saja 41. Eh,
"Kok kamu pasang pakai lem super?" malah nembus!"
"Biar gak ilang. Biar jadi monumen. Bukti Saya menepuk jidat sambil teriak,
kalau saya pernah sekali beli dan sesudah "Yasalaaaaaammm!!!"
itu kapok." (To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 25


W4G (14) MALA(S)PETAKA saya pribadi. Pertinyiinnyi: siapa yang
Entahlah, akhir-akhir ini saya malasnya gak berani ngatur? Wong saya ini tipe orang
ketulungan. Penginnya tiduuurr terus. Gak yang ditubruk endha, didhadhung rantas,
siang, gak malam, penginnya molor. dipalang mlumpat (ditangkap ngeles, diikat
Apalagi kalau menjelang senja, duuh.. putus, dipalang loncat).
mata ini seperti kena lem glukol. Dempet "Tapi yang saya lihat kelakuanmu bukan
tak terkira. kamu banget, ndes! Aku sudah setahun
bersamamu, jadi hafal bethithetmu
Saya sering terlelap sebelum magrib, dan
(kelakuanmu) sampai sedetil-detilnya. Dan
baru mendusin alias nglilir jam 23 atau 24.
yang kulihat kemarin, bukan kamu!"
Anehnya setelah itu mata seperti dapat
kekuatan baru, berbinar lebar sampai Dengar apa yang diomongkan, jangan lihat
menjelang fajar. Setelah itu merem lagi siapa yang ngomong. Segondes dan
sampai jam 10 pagi, eh.. siang ding! Mirip sebuaya apapun si Tekek, asal mulutnya
kalong lah.. lagi lempeng ya saya perlu meresapi
"Kamu itu sebenarnya dikirim ke Surakarta nasihatnya. Meresapi = sapi yang diperes.
Hadiningrat untuk kuliah apa untuk nunut Sorenya saya mencoba bertahan agar
tidur, ndes?" tanya Tekek suatu hari. tidak tidur. Jam 15.30 saya sudah mandi,
"Woo.. ya kuliah dong!" berwudlu, lalu disambung sholat Ashar.
Lancar. Sambil nunggu Maghrib, saya
"Tapi seminggu ini kamu cuma masuk dua baring-baring sambil baca Al-Qur'an.
kali. Sisanya ngorok. Itu namanya tidur
nyambi kuliah," tandas Tekek. Mendengar suara sendiri kok mendayu-
dayu menghanyutkan. Tak terasa, less..
Sebelum sempat menjawab, dia sudah saya ketiduran. Baru tergagap-gagap
ngecuwis lagi. "Saya juga heran, kamu bangun saat kawan-kawan menggedor
sekarang gak pernah subuhan. Dzuhur dan pintu, ngajak wedangan ke Maido.
Ashar kadang-kadang. Magrib babar
pisan. Dan Isya kelewatan," tegur Tekek. "Ndess!! Jangan kebanyakan tidur, nanti
matamu gemuk!"
Wah, kalau ini saya gak bisa jawab. Karena
Dengan masih berseragam sholat, saya
apa yang dia sampaikan benar adanya.
Heran juga saya, kok bisa begini? membuka pintu sambil uceg-uceg mata.

"Aku tukang pacaran, ndes.. tapi soal "Weh, kok masih sarungan ma kuplukan.
sholat gak pernah lupa. Lha kamu mantan Baru tahajud ya?" celetuk Mitro.
guru ngaji kok malah ndlodor begitu," Saya menggeleng lemah. Bagaimana mau
semprot Tekek. tahajud, sholat Magrib dan Isya saja
Ampun Esmeralda! You are so right. Would belum!
you mind to give me a piece of time to Huaduuh.. ini pasti situasinya gak normal.
change my attitude... halaahh... Pokoke Sepertinya saya sengaja disirep agar gak
intine... nasihatmu taktompo, ndess! sholat. Tapi siapa yang nyirep? Pembaca
Cling... tiba-tiba saya ingat pesan mbah jangan nanya gitu, wong aku sendiri juga
Kyai Soleh: Jangan pernah tinggalkan gak ngerti je, ndes!
sholat. Tapi ironisnya, meski sudah Walhasil jam 01.00 saya baru sholat
diwarning begitu, saya enteng saja Magrib, jamak sama Isya. Mbuh diterima
meninggalkan kewajiban yang menjadi apa tidak, yang penting saya gak mau
tiang agama itu. Hiiks.. ampuni saya ya lowong sholat. Memang sih orang tidur gak
Allah.. wajib sholat. Tapi kalau keseringan itu
Kalau mengingat, menimbang, dst... dari namanya dhemen, bukan alpa.
pesan mbah Kyai bahwa ada yang Tak mau kecolongan, saya pinjam jam
mencoba "mengatur" saya, sepertinya wekernya Mitro. Saya setel alarm jam
benar. Rasanya semua ini bukan kemauan 04.00. Biar berisik maksimal, weker saya
letakkan di kasur, tepat di atas ubun-ubun.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 26


Kalau wekernya ngerik dan saya tidak Mbah Maido tampak kaget. Mungkin
bangun, itu namanya kebacut! karena selama ini gak ada yang berani
Pagi itu Mitro menggedor pintu kamarku, sama dia. "Lah, sing Maido ki aku. Kok
ngajak kuliah. Saya meloncat dari kasur. malah kowe sing..."
Wah, sudah jam 09.00. Lah, kok tadi pagi "Gantian! Mosok saya njajan di sini setahun
saya gak dengar weker bunyi? dipisuhi terus. Sekali-sekali boleh dong
Saya cek, puteran dering weker merk Five saya yang ngroweng! Wis mbah, iki aku
Rams sudah kendor. Artinya tadi pasti lagi bludreg. Gawekna kopi pait gelas gede
sudah derdentang-dentang gak karuan. loro, dibungkus!" samberku masih dengan
Tapi sumpah, suaranya gak masuk persneling tinggi.
gendang telingaku. Klintrih-klintrih Mbah Maido mengambil
"Dasar kuping ember kesumpelan gelas. Meracik kopi secepatnya, lalu
lempung! Tetangga kamar saja pada memberikan padaku. "Monggo, mase.."
bangun semua dengar wekermu, eh katanya lirih.
wekere Mitro. Lah kamu malah bikin alarm Saya tinggalkan angkringan hik itu dengan
sendiri dengan dengkur tenggorokan!" rasa puaaass... Meskipun malam itu tugas
semprot Jes seperti mitraliur. besar masih menghadang di depan mata...
Saya cuma diam dengan kepala penuh (To be W4Ginued)
tanda tanya. Saya yang biasa tengen
(gampang terbangun jika mendengar
sedikit suara) kok bisa sebudek itu.
Entahlah! Yang jelas pagi itu saya (lagi-
lagi) tidak sholat subuh. Sebuah prestasi
yang benar-benar tidak bisa dibanggakan!
Kurangajar betul lelembut yang bermain
enjot-enjotan di bulu mata saya, yang
membuat kelopak terasa berat. Kelakuan
itu sudah tergolong extraordinary crime,
kejahatan luarbiasa terhadap ibadah
seseorang. Saya tidak boleh tinggal diam.
Pelakunya harus ditangkap dan diadili.
Harus saya prihatini malam ini. Biar jelas
siapa sesungguhnya oknum yang
mengintervensi hidupku selama ini.
Berbekal rasa mendongkol itulah, malam
itu saya sengaja beli kopi pahit dua gelas
besar di Maido.
"Kopi pait loro, mbah, gelas gajah," ujarku.
"Arep nggo apa kopi pait? Kopi itu ya
manis. Gak gableg duit ta untuk beli kopi
manis. Dasar mlarat kowe!" jeplak Maido
mulai kumat uring-uringannya.
Entah kenapa, mendengar kata "mlarat"
kok tiba-tiba kepalaku mak prempeng.
"Urusanku ta! Aku mintanya kopi pahit dua
gelas. Titik. Mau takpakai untuk nyuci
sandal kek, mau takpakai untuk nggebyur
kucing kek, itu urusanku!" jawabku ngegas.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 27


W4G (15) SERIGALA BERBULU suara rintihan kecil, gerengan tertahan,
MARMUT dehem-dehem dan detak langkah tak jelas,
meningkahi gerimis yang tlethik sejak sore.
Dua gelas kopi pahit cap Maido sudah
Suara siapa?
amblas ke perut. Khasiatnya sungguh
nyata: saya melek total. Tapi bukan hanya Saya baru ingat bahwa malam ini adalah
mata yang saya siapkan, jiwa pun saya malam tepat setahun saya membersihkan
samaptakan. Ibaratnya, bagiku malam ini kamar bapak kos. Apakah para penghuni
memang malam puputan margarana. mau ngamuk lagi dan meremuk-redam
badan saya? Saya rasa tidak, karena
Sekira jam 00.00, saya sengaja mandi
tintrim yang mengiris ini rasanya sangat
besar. Berwudlu lagi. Setelah itu sholat
dekat. Bahkan tak berjarak dengan saya.
sunnah, lalu duduk di sajadah sambil wirid
tanpa putus. Memang cuma itulah amalan Ajaibnya, saya tidak mampu
yang saya tahu. Saya berharap dengan mempermanai.. rasa apa yang sejatinya
cara itu Gusti Allah akan menolong saya sedang melanda tubuhku saat ini. Gigrik
dengan kuasa-Nya. tidak, tapi kekes. Takut tidak, tapi
merinding. Jauh di lubuk sana ada rasa
Terus terang saya sudah tidak tahan
semedhot seperti campuran kecewa dan
dengan gangguan itu. Awalnya hanya
khawatir.
meninabobokan saya pada waktu-waktu
sholat, sehingga saya absen menyebut Ya.. saya khawatir gangguan yang saya
asma Allah. Tapi belakangan ini terornya hadapi ini akan abadi. Dan jika itu tak
semakin menjadi-jadi, menghilangkan teratasi, maka sudah pasti ibadahku akan
mushaf Al-Qur'an dari kamar saya! terberai seperti jerami diterbang badai dan
kuliahku di UNS akan panen nilai D.
Kekuatan itu juga mengiming-imingi saya
dengan nomor-nomor cantik, yang selalu Maka malam ini adalah waktu ujianku.
jitu keluar secara presisi saat pengumuman Waktu untuk memilih pasrah bongkokan
Porkas atau Cap Jie Kia. Untung saya tidak kepada yang tak kasat mata, atau
tergoda untuk menjadi dukun nomer. berontak dengan segala risiko, termasuk
Padahal jika saya lakukan, pasti sudah mungkin saja... kehilangan nyawa. Dan
kaya-raya. saya memilih opsi kedua.
Tapi yang paling membuat saya galau Saya ingat ketika mau berangkat ke Solo,
adalah saya sangat sering mimpi basah ibuku meniup kepalaku tiga kali sambil
yang frekuensinya di luar nalar. Itulah yang berkata, "Suatu ketika kamu akan
membuat saya kelelahan sehingga menghadapi semua kenyataan sendiri,
penginnya molor berkepanjangan. dengan kekuatan sendiri. Karena hanya
kamu yang bisa. Dan hanya kamu yang
Saya sadar, sepertinya jeda waktu saya
tahu apa itu. Tapi aku yakin, kamu akan
untuk bersabar telah usai. Jika dibiarkan,
berhasil."
gangguan ini tidak hanya membuat ibadah
saya berantakan, namun juga mengancam Saat itu aku berpikir ibuku nglantur. Kata-
prestasi akademik bahkan hidup saya. katanya absurd dan tak bisa dimengerti.
Maka keputusan bulat sudah, kekuatan Maklum pinisepuh yang sudah uzur kadang
negatif ini harus saya lawan! bicara di luar logika.
Dinihari itu sungguh tintrim. Suara kesiur Sekarang aku tahu, bahwa aku sedang
angin yang kemrosak di atas seng jelas menghadapi sesuatu yang tak terindera,
bukan angin sebaene (biasa). Karena namun kekuatannya sangat terasa.
pusarannya lokal saja, dan tepat midid di Kekuatan yang membuatku terombang-
wuwungan kamar saya. ambing dalam bimbang yang tak
berkesudahan.
Wangi melati yang ngambar berulang lalu
hilang, menandakan ada yang wira-wiri di Di saat pikiranku nglambrang, tiba-tiba
sekitar kamar saya. Kadang seperti ada kesiur angin yang cukup besar masuk
melalui ventilasi. Saat itulah aku

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 28


merasakan bulu lenganku njegrak berwibawa penuh senyum, wajah di
maksimal. Aku tahu ada yang hadir di hadapanku terlihat dingin menggiriskan.
dekatku, tapi mataku tak bisa menangkap Matanya menyiratkan kebencian luar
sosoknya. biasa!
Dengan segera aku berdiri untuk 'Nduull! Nduull!! Bukak lawange! Bukak
mengambil niat sholat dua rakaat. Sesaat lawange!" terdengar suara orang ramai
setelah takbiratul ikhram, tiba-tiba saya memukul-mukul pintu kamarku.
rasakan sesosok makhluk menyekap Bersamaan dengan itu, sosok putih di
badanku dengan erat. Sangat erat, sampai depanku hilang entah ke mana.
saya kesulitan bernafas.
Ketika pintu saya buka, tampak Jes, Mitro,
Saya teruskan bacaan al-fatikhah. Meyek, Tekek, bahkan bu Sri, berdiri
Sekapan itu makin erat. Sampai saya dengan sikap siaga membawa senjata
selesai membaca surat Al-Falaq dan An- masing-masing. Ada yang bawa
Nas, sekapan itu tak kunjung mengendor. pentungan, potongan besi, arit kethul dan
Bahkan ketika saya mau ruku" makhluk itu lain-lain.
menahanku dengan tenaga yang lebih
besar. Sepertinya dia tidak rela saya "Enek apa, Ndul, kok bengok-bengok
melakukan gerakan sholat. nyebut asmane Allah?" tanya Meyek.
Tubuhku dikunci, sehingga samasekali tak "Ngg.. anu.. aku ngimpi," jawabku
bisa bergerak. Terpaksa sholat saya sekenanya.
teruskan dengan isyarat. "Woo.. jindul ik. Nglindur kok marai tangi
Bacaan demi bacaan saya ucapkan setartil wong sak Indonesia raya!" cericit Meyek.
mungkin dan semua sengaja saya baca Saya hanya pura-pura mesem sambil
jahr (bersuara). Toh sampai salam, tak ada menutup pintu.
tanda-tanda dia mau melepaskan saya.
Di dalam kamar saya merasa gemes,
Saya mencoba melepaskan diri dengan karena selama ini saya dibohongi oleh
segala upaya, tapi sia-sia belaka. sosok yang sudah saya anggap sebagai
Sekapannya begitu kuat. Nafas saya dewa penolong saya. Ternyata dia serigala
sampai tersengal-sengal, nyaris putus. berbulu marmut!
Di tengah ketidakberdayaan itu, saya Benar kata Tekek, jangan pernah percaya
hanya bisa memusatkan pikiran sambil sama lelembut, karena tidak konsisten!
berdoa, "Ya Allah.. sekuat-kuat makhluk Tapi.. saya gak habis pikir... kok bisa-
adalah dalam kuasa-Mu. Maka hanya bisanya ya dia ngikut saya?
kepada-Mu-lah aku memohon pertolongan.
La haula wala quwwata illa billah!" begitu (To be W4Ginued)
terus saya ulang dan saya ulang.
Saat bacaan saya semakin khusuk, saya
rasakan sekapan di tubuh saya
mengendor. Kesempatan itu saya gunakan
untuk berontak. Saat tubuh saya lepas,
saya layangkan pukulan ke kepala makhluk
itu sambil berteriak, "Allahu akbar!!"
Makhluk itu terpental. Saat pandangan
berjarak itulah, saya terperanjat luar biasa.
Ya Allah.. Ternyata dia adalah lelaki tua
berbaju putih yang oleh kawan-kawan
dibilang sering mengikutiku!
Berbeda dengan yang kulihat saat
menolongku dahulu, yang wajahnya

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 29


W4G (16) OPERASI LANJUTAN mahal harganya! Mbayare wae direwangi
Saya masih pinisirin, bagaimana ceritanya ra madhang barang owg! Karena mahal
si kakek bisa nempel di tubuh saya? Mosok pulalah, ada dosen yang jadi diktator, jual
mak bedunduk, tiba-tiba muncul tanpa diktat untuk beli motor!
sebab, kan tidak mungkin. Pasti ada Gak sampai setengah jam saya bongkar,
lantarannya. seluruh daftar inventaris sudah tercentang.
Konon, biasanya makhluk seperti itu sih Tapi sama sekali gak ada barang
nyalawadi seperti yang dikhawatirkan
khadam dari benda pusaka atau batu aji.
Mitro. Yang saya temukan cuma beberapa
Tapi saya kan gak pernah ngoleksi akik
kecoa yang naik pitam karena saya gusur
dan batu-batuan seperti punyanya mbah
Tung atau mbah Joyo. Pusaka, saya juga paksa saat lagi kelonan.
gak punya, selain tombak senggol modot Saat milang-miling apa yang belum saya
yang limited edition itu, hehehe... cek, mata saya tertumbuk pada tas Alpina
"Ra mungkin, ndes! Pasti ada benda tua yang teronggok di dasar lemari plastik.
pusaka yang kamu miliki. Ra ketang sithik," Dulu saya beli di sektor loak pasar
ujar Mitro meyakinkan saya dengan wajah Beringharjo, tapi pensiun dini lantaran gigi
dua rius.. ritsluitingnya sudah gak mau saling gigit.

"Ndeehh.. Sejak kapan awakem (dirimu Dengan ogah-ogahan saya ambil tas itu.
dialek Cepu) jadi paranormal, Tro. Kok Males aja, karena selain bulukan juga
main tuduh begitu?" sudah jamuran, eh sama saja ya... Dan
baunya.. gak patek wangi, ndes!
"Lha kan baru saja dikukuhkan jadi
pengurus IKPTK." Saya rogoh, seluruh anak tas kosong
melompong. Ya kan semua isinya sudah
"Apa kuwi?" saya remove sejak pindah dari Kuncen
"Ikatan Keluarga Paranormal Tegal dulu. Tapi saat saku tas sebelah dalam
Kuniran! Tapi aku bagian keluarganya. saya cek ulang, loooh... kok ada kantung
Bagian paranormalnya dirimu!" kecil bertali terbuat dari kain mori di situ!
"Ra kacek, ndess!" potongku sambil Saat saya lihat isinya, ternyata batu akik
mringis. berwarna putih bersih tembus pandang
yang di dalamnya ada warna merah seperti
Tapi analisis Mitro kok ya masuk akal
bercak darah segar. Wah, bikin curigation
bagiku. Akik.. pusaka.. hmm.. kok saya jadi
ini! Siapa yang memasukkan akik beserta
kepo sendiri! Jangan-jangan memang ada
kantungnya itu ke dalam tasku? Sejak
barang-barang nyalawadi yang katut
kapan?
(terbawa) atau sengaja ngatut di
propertiku? "Naah.. gue kate juge ape.. pasti itu biang
keroknye!" ujar Mitro saat saya tunjukkan
Tak ada jalan lain untuk membuktikannya,
batu seukuran ujung telunjuk itu.
kecuali harus mbongkar ulang seluruh
harta kekayaan, eh.. harta kemiskinan.. Belum lagi saya ajak diskusi, Mitro sudah
yang kumiliki satu per satu. Saya pengin menyingkir dari pintu kamar sambil bilang,
masalah ini tuntas tas tas.. kayak iklan M "Tapi.. tapi.. itu urusanmu ya. Aku gak ikut-
Kapsul. ikutan lo, ndes!!" lalu lari terbirit-birit entah
ke mana. Wealaahh..
Operasi lanjutan ini gak menyita waktu kok.
Wong harta saya cuma celana panjang 4, Setelah batu akik dalam genggaman,
kaos 3, baju 2, jaket almamater 1, celdam ingatan tentang kerugian-kerugian yang
3 yang dipakai side A dan side B, dan saya alami mendadak muncul. Emosiku
sepatu 2. Plus dompet yang selalu kosong kembali tersulut. No mercy! Batu ini harus
dan... setumpuk diktat kuliah! dimusnahkan!
Lho, jangan salah. Justru di antara barang
yang kumiliki, diktat inilah yang paling

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 30


Segera saya melangkah ke bengkel lasnya "Dasar setan belang. Sudah kalah saja
Om Taruno Wagiyo yang berada persis di masih ngerjain!" gerutu saya gemes
depan kos. segemes-gemesnya.
"Om, punya palu besar?" tanyaku. Saat melangkah, tiba-tiba Jes si raja medit
"Oi.. oi.. ada. Mau lu pake buat apa ha itu berkotek. "Ndess.. kalian sadar gak, berkat
palu?" kita semua bengkel si Om jadi bersih
cemerlang tanpa noda!"
"Mau saya pake untuk ndheplok ini,"
jawabku sambil menunjukkan akik putih Kami semua njuwowos...
pembawa masalah itu. "Wah, iya. Kita dikerjain. Gak bener ini!"
"Hayaa.. itu barang bagus... Kasih owe saja celetukku sambil melangkah balik ke
la, nanti owe ganti duit.." bengkel.

Saya tidak pedulikan suara si Om. Palu Sampai di tempat, si Om yang sedang
besar saya ambil. Akik saya letakkan di plat merakit ranjang besi saya semprot.
besi tebal yang biasa dipakai tatakan "Om, yang bener aja! Om sengaja
tempa. mengerjai kami untuk membersihkan
Sekali ayun.. prak!! Huaduuhh... ternyata bengkel secara gratis kan!?"
meleset! Cuma kena ujung, dan barang itu "Hayaa.. itu masih ringan laa.. Coba kalau
meluncur secepat peluru melewati ujung mata owe sampai bolong kena batu yang
hidung Om Taruno. Untung ia sigap lu pukul, bisa milyaran lu orang bayar owe!"
merunduk dengan gerakan kung fu. sergahnya.
"Hayaaaa.. hampir ilang saya punya mata Saya cuma nyengir. Jindul ik.. Babahe
haa..." celetuk si Om marah sambil dilawan!
menyeka keringat. (To be W4Ginued)
Saya hanya bisa minta maaf berkali-kali.
Walang wadung walang ataga. Barang wis
kadhung, arep dikapakna? (Sudah telanjur
mau bagaimana lagi). Termasuk
kecerobohanku yang gagal
menghancurkan akik sialan itu adalah
ketelanjuran.
Saya dibantu Om Taruno dan geng
Tegalkuniran mencoba menyisir akik itu
hingga ke sudut-sudut bengkel. Tapi
barang ajib itu seperti lenyap ditelan bumi.
"Coba disilak pakai sapu la... Mungkin itu
barang kena tumpuk sampah sama tahi
bubut (sayatan logam sisa mesin bubut),"
usul Om Taruno.
Kami pun berbagi mengeroyok setiap
jengkal bengkel dengan sapu lidi. Dalam
waktu singkat sisa dedaunan dan sayatan
logam terkumpul. Kami sortir lagi sampah
itu seteliti mungkin. Tetap saja batu putih
itu nihil eksis.
Setelah lelah mencari, kami pun balik
kanan ke kos dengan langkah gontai.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 31


W4G (17) KANGEN YANG TERTUNDA Hancuriitt!! Arep utang wae kok omongane
(LAGI) muuteeeerr... kayak gangsingan. Pakai
bawa-bawa Maslow segala!
Sejak ketemu Oki, hasrat untuk bertemu
Yujiem kambuh lagi. Pletik kangen yang "Lha kok sampai utang? Kan kamu
semula laten, kembali kobong membara pengusaha undian ndhog cecak terbesar
api. Menjelma menjadi tekad yang se Asia Tenggara?" tanyaku heran.
meledak-ledak dan sulit dikendali: pengin "Tragedi itu terjadi gara-gara dua hal.
Sipenmaru sekali lagi! Pertama, daganganku dirampas polisi
Yo-i. Ingatasnya cuma nyambi nyopir, karena dianggap mengandung muatan
semangat Oki masih bergelora pengin perjudian. Tuduhannya serius: berupaya
menjelajah Bulaksumur secara kaffah. memasyarakatkan judi dan menjudikan
Mosok saya yang sudah latihan kuliah masyarakat!"
setahun di UGM cabang Jebres kalah "Hadeuuhh.. lha yang kedua karena apa?"
sama dia. No.. no, Ferguso!
"Duitku habis untuk beli kupon CJK yang
Mendekati Juni 1988, hati ini makin dag- sampai sekarang dibiarkan beroperasi,
dig-dug. Bukan karena ketar-ketir gak bisa meskipun jelas itu judi!"
garap soal Sipenmaru, tapi karena..
formulirnya belum juga terbeli! Padahal Mendengar penjelasan Meyek, kok kepala
garis finish pembelian formulir sudah saya jadi puyeng sendiri. Lha terus
membayang di depan mata. sebenarnya siapa yang judi kalau begini?
Wis embuh lah! Anak ini kalau lagi lapar ya
Harga formulirnya sih cuma Rp25.000. gitu... Ngomongnya seperti sinyal radio SW
Majalahnya, duitku kurang, kurang sak kemakan cuaca. Kemrosok keras tapi
rego! Iya kalau dulu, kawan-kawan Kuncen sama sekali gak jelas.
bisa diajak patungan. Mereka urun duit,
saya yang urun patungnya. Lha sekarang, "Iki enek duit nyaris Rp15.000, tapi arep
gondeser Tegalkuniran semua para ahli taknggo tuku formulir Sipenmaru
jual beli: jual celana, beli nasi. Diajak Rp25.000. Dus, masih kurang Rp10.200."
patungan ya mung metu patunge thok... "Tapi sepengetahuanku, belum pernah ada
Sebenarnya, hasil pengetatan anggaran laporan orang mati karena gak beli
tiga bulan kemarin sudah terkumpul formulir. Kalau orang mati karena gak
Rp9.800. Tapi hampir tiap hari ada saja makan, banyak, ndes," sambungnya
yang nembung butuh. Meyek salah dengan pasang wajah nyremimih.
satunya, yang pagi itu sowan ke kamarku Mantap benar pledoinya! Maka gak pake
dengan wajah sekusut kain jumputan. lama selembar gambar Sisingamangaraja
"Kenapa dhapurmu bruwet begitu ndes? terpaksa keluar dari dompetku! Timbang
Semangat dong!" sapaku. ana sing mati kaliren, malah repot nanti!

"Orang tidak akan termotivasi untuk Jindul ik.. neraca debet-kredit kas scontro-
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi ku jadi njomplang lagi. Mau cari pinjaman
seperti aktualisasi diri, jika kebutuhan dari mana lagi untuk beli formulir?
dasarnya tidak terpenuhi. Begitu menurut Jes pasca menang tiga nomeran dulu itu,
teori Hierarki Kebutuhan Maslow," duitnya bisa dipastikan masih banyak. Tapi
plodrahnya. daripada minjam ke dia, saya mending
"Kebutuhan dasar itu apa?" tanya saya putus cinta deh. Karena hasilnya sama
yang memang ketinggalan sepur di saja: sama-sama sakit hati!
perkuliahan. Mitro jelas sedang krisis moneter, malah
"Makan, misalnya..." plus hiper inflasi dan devaluasi. Tekek juga
sedang gak baik ekonomi makronya pasca
"Oh... lalu?" kredit macetnya ditagih pak Wardi (karena
"Enek sewu, ndes? Durung sarapan je!" ditagih bu Wardi tidak mempan). Hihihi...

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 32


Harapan saya satu-satunya tinggal ibu kos. mereka yang cowong-cowong karena
Semoga beliau mau memberi kredit ringan malnutrisi saja rasanya pengin nangis
tanpa agunan. Cuma belakangan ini raut sendiri. Hikkss...
muka si ibu sedang keruh melulu. Harus Dan dua hari kemudian saya benar-benar
pakai strategi nih... larut dalam kepedihan, saat loket penjualan
Maka siang itu ketika bu Sri sedang formulir Sipenmaru di Kopma tutup
menyapu halaman saya samperin. beneran. Sedih karena saya tak pernah
"Bu, biar saya saja yang menyapu.." ujar bisa membeli kertas idaman itu. Gagal
saya sambil meminta sapu lidi yang ia sudah mimpi saya untuk mendampingi Oki
pegang. merebut kursi UGM.

Bu Sri memandang saya dengan tatapan Yang menyesakkan dada, uang saya
setajam silet. Lalu bicara dengan nada sebenarnya kurang sedikit, kurang
tinggi. Rp8.000 saja. Tapi begitulah. Jangankan
delapan ribu, kurang satu sen juga tetap
"Kalau mau pinjam uang, bilang saja terus kurang namanya.
terang!"
"Gak jadi ndaftar UGM kan?" celetuk ibu
"Hah.. kok ibu tahu kalau saya mau pinjam kos saat kebetulan nyuci bersebelahan di
uang?" seruku kaget. sumur.
"Saya itu jadi ibu kos sudah 19 tahun. Jadi "Gak, bu. Kehabisan formulir," jawab saya.
sudah hafal betul, wajah dan kelakuan
anak kos butuh uang itu seperti apa," Dalam batin saya heran tak kepalang, kok
celetuknya dingin. update banget ya ibu ini dengan info
terbaru para kosternya?
"Seperti apa, bu?"
"Alhamdulillah kalau gak jadi ikut
"Ya seperti mase tadi. Pura-pura bantu Sipenmaru lagi!" sambungnya.
nyapu sambil pasang wajah manis.
Jiaaann... Gak kreatif blass! Mosok dari "Loh.. kenapa kok ibu malah bersyukur?"
jaman saya bukak kos abad 19 sampai kejar saya heran.
sekarang kok modusnya begitu terus!" "Kan sampean jadi tetap kos di sini. Saya
Saya cuma njuwowos mendengar omelan ayem kalau mas di sini, karena rumah saya
bu Sri. Begitu ya?? Tapi saya belum jadi tenang. Para lelembut gak berani
menyerah. ganggu."

"Jadi, saya tetap boleh mbantu nyapu kan, "Sik tah bu.. jadi itu alasan ibu tidak mau
bu?" ngasih utangan ke saya. Karena tahu mau
saya pakai untuk beli formulir?"
"Nyapu boleh. Utang tidak!" jawabnya
ketus. Bu Sri mengangguk lemah. Memandang
saya dengan pandangan bersalah. Lalu
Sayur bayam, sayur lodeh. Wassalam menunduk sambil terus nguceki pakaian di
deh... ember besar sampai busanya terbang ke
Sebenarnya, uang saya yang beredar di mana-mana.
bursa efek, maksud saya efek kelaparan Sungguh saya tak tahu harus sedih atau
kawan-kawan Tegalkuniran lumayan bahagia saat itu. Sedih karena tidak jadi
banyak. Kalau saya hitung, lebih dari cukup menjajal remidi ujian masuk kampus idola.
untuk menambal kekurangan beli formulir. Bahagia karena ternyata di sini keberadaan
Kenapa tidak ini saja yang ditagih? saya dibutuhkan orang lain.
Sayangnya, saya seperti es krim meleleh "Ndes.. aku ada perlu. Ke sini sebentar!"
karena kelamaan tidak dimakan, jika sudah tiba-tiba suara Tekek memecah
berhadapan dengan para gondes yang tak kecanggungan suasana.
lain adalah kawan sak kruntelan.
Jangankan menagih utang, melihat mata "Enek apa?"

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 33


"Isih duwe duwit ora? Aku pinjam Rp15
ewu saja. 1 x 24 jam saya kembalikan.
Emergency ini," ujarnya serius.
"Sik.. arep nggo apa?"
"Pokoke pinjemi dulu. Ceritanya nanti!"
Seluruh uang yang ada di dompet saya
serahkan ke Tekek. Dengan sigap ia
merebut uang itu, lalu berlari ke arah jalan
dengan wajah gugup.
(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 34


W4G (18) TERCITA CAPE-CAPEMU "Tul! Mendengarkan mulutmu yang bunyi
Kejarlah asa sejauh mungkin, niscaya akan terus kayak toa orang sunatan, juga
tercita cape-capemu. Begitulah saya emergency!" tukasku kesal.
mengejar Gama, yang ternyata harus Jes terbahak.
berakhir dengan lelah ha(ya)ti. Tapi itu Saat kesal itulah, tiba-tiba Tekek muncul.
semua tak mampu menghapus hasrat di Hhh... kebiasaan. Dasar pendekar tanpa
jiwa yang dari sononya sudah tertulis bayangan! Lakon satu ini selalu muncul di
"UGM" dengan huruf kapital. injury time, dan selalu dengan wajah tanpa
Seperti rotasi bumi yang tak kenal istirah, dosa. Anehnya, kali ini ia membawa
hidup pun harus senantiasa berpolah: sebuah map warna merah.
bergerak, berdinamika. Malam akan "Untung orangnya bisa kukejar. Nyaris.
berganti, cuaca berubah. Pun nasib akan Nih, ini untukmu, Ndul!" celetuknya tanpa
cakra manggilingan. Ora UGM saiki, ya harus kutanya.
sesuk. Ora isa sesuk, ya suk emben. Ora
isa suk emben, ya jarke wae. Mengko lak Saat map saya buka, tiba-tiba mata saya
tuwek karepe dhewe.. hahaha! terbelalak. Ternyata isinya formulir
Sipenmaru tahun 1988 yang sangat saya
Sik, sik, sik.. kok malah berpuisi koyo wong dambakan!
mabuk topi miring ki piye? Cerita tentang
mbah baju putih mana kelanjutannya? Batu "Sori, ndes. Adanya tinggal IPA. IPC-nya
akik yang mencelat di bengkel Om Taruno sudah habis."
akhirnya gimana? Trus si Tekek yang bawa "Ini kamu beli di mana?" tanyaku masih gak
lari duit molas ewu gimana? percaya.
Duh Gusti, paringana mbois.. "Di.. Solo!"
Ternyata sulit betul jadi pribadi "Iya, tahu! Kita kan memang tinggal di
bergelimang request.. Tak terkecuali saya Solo, mosok di bun binatang!" cerewet Jes.
yang pontang-panting direquest-i
penggemar W4G... "Sudahlah.. di mana dan bagaimana saya
beli, gak penting. Yang penting kawan kita
Baiklah.. menunggu memang ini anaknya nanti gak ngeces, karena
membosankan. Waktu 1 x 24 jam hanya ngidamnya pengin formulir Sipenmaru bisa
sak liyepan. Tapi jadi puanjaaang dan kelakon!" khotbah Tekek sambil ketawa-
luaamaaa.. jika dipakai untuk menunggu ketiwi.
duit balik ke celengan. Celakanya, yang
ditunggu adalah Tekek, orang yang tak "Trus.. uangnya kurang dong?" kejarku
pernah paham arti kata komitmen, baik khawatir.
konotatif maupun denotatif. "Gak kok. Pas."
"Jindul ik.. ini sudah 24 jam lewat 14 menit, "Kok bisa?"
tapi gak ada tanda-tanda si Tekek bakal
"Aku kan masih punya hutang Rp11.500
menampakkan batang hidungnya,"
padamu. Gak papa kan kalau saya bayar
gerutuku.
pakai formulir?"
"Lha kemarin pamitnya mau ke mana?"
Oh, my God! Dengan sukacita kupeluk si
tanya Jes sambil ikut khawatir.
Gondes Tekek penuh rasa haru. Tapi yang
"Mene ketehe... bilangnya cuma bersangkutan malah menjauh sambil
emergency kok," jawabku. memekik, "Jiaah! Memange aku hombreng
"Emergency itu luas, ndes! Bisa nabrak pa!?"
orang, keluarga sakit, sumurnya luber, Huahaha.. kok deja vu ya? Kayaknya dulu
kucingnya beranak, ikan koinya batuk, itu pernah dengar makian itu. Tapi di mana??
juga termasuk emergency!" cerocosnya.
Tanpa buang waktu, formulir saya isi
selengkap-lengkapnya. Kebetulan karena
PUML-nya 44 (Solo), maka bisa

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 35


dikumpulkan di UNS. Tesnya besok juga di mata batu akik putih bening dengan noktah
UNS. Jadi gak usah keluar ongkos. merah di tengahnya!
Siang itu bu Sri memepet aku saat W4Gindul... ternyata barang yang kemarin
mencuci bersebelahan. Kali ini wajahnya saya cari-cari dia kekepi sendiri! Hampir
tampak segelap awan cumulonimbus. saja saya rebut barang itu. Tapi ketika
Tampaknya petir kata-kata akan segera ingat betapa ribetnya hidup saya dengan
berkilatan. akik sialan itu, akhirnya saya ikhlaskan.
"Jadi beli formulir juga rupanya!" ujarnya Biarlah... tampaknya si akik sudah
tajam. menemukan tuan rumah yang pas
sekarang!
"Ya, bu... dibelikan Tekek.."
Kawan-kawan yang sedang ngethimel
"Mau ndaftar di UGM lagi kan!?" tentu tidak paham, apa hubungannya
"Ya, bu, salah satunya. Teknik Mesin martabak dengan senyum si Om yang baru
UGM." nembus CJK. Tapi saya sangat mahfum
"Pokoknya saya doakan tidak lulus! Awas apa yang sesungguhnya telah terjadi.
Dalam batin saya hanya bisa berdoa,
kalau ke UGM betulan nanti!!" sambar bu
semoga besok-besok order las-lasan Om
Sri sambil melengos pergi.
Taruno tidak mangkrak karena ditinggal
Woo.. kok gitu? Kan saya tidak utang molor!
dirimu, bu. Aku juga tidak lagi berminat
menyapukan halamanmu. Kok masih Pagi di bulan Juli 1988 itu terasa
menyengat, saat mata saya bersirobok
marah?
dengan pengumuman hasil utul (ujian tulis)
Ah, biarlah. Biar kafilah menggonggong, Sipenmaru. Ternyata untuk kedua kalinya
anjing tetap berlalu. The show must go on. saya... tidak lolos!
Kali ini saya akan pakai formula Meyek,
Tekek adalah gondeser Tegalkuniran yang
"Beli sekali, sesudah itu kapok." Semoga
saja saya tidak kecanduan beli formulir paling terpukul oleh kenyataan itu, sampai-
seperti Meyek beli CJK! sampai ia bercucur air mata.

Sekira jam 15.00 saya sedang "Sedih aku, ndes! Takrewangi golek
utangan nggo nglunasi formulirmu, malah
membongkar soal-soal Sipenmaru yang
ora katut!" ucapnya sambil mimblik-
saya pinjam dari kamar Mitro, ketika
sekonyong-konyong Om Taruno Wagiyo mimblik.
datang bertamu sambil menenteng Saya pun tak sanggup berkata apa-apa.
bungkusan martabak. Toh manusia hanya bisa berusaha. Allah
yang menentukan hasilnya.
"Apa itu, Om?"
"Hayaa.. ini oleh-oleh owe buat lu olang "Kegagalan adalah sukses yang tertunda,
Kek!" ujarku sambil menepuk bahu Tekek.
semua!" ujarnya dengan wajah bersinar.
Waah, tumben.. Padahal si Om terkenal "Betul, Ndul. Tetapi kegagalanmu adalah
pelitnya dari pelit masih ke sana lagi. Ada makan yang tertunda. Karena kita berdua
sekarang sama sekali gak punya uang!"
apa ini?
"Syukuran ya, Om?" "Jindul, ik! Kamu aslinya sedih karena saya
gak diterima Sipenmaru, atau karena gak
Ia cuma mengangguk. bisa makan?"
"Dapet nomer?" tebakku. "Dua-duanya," jawab Tekek sambil nyengir.
Sekali lagi ia mengangguk. Benar juga ya.
Saat si Om beringsut pergi, sepintas saya Saat sedang bingung, tiba-tiba muncul bu
lihat sesuatu menyembul di jari manisnya. Sri dengan wajah secerah mentari pagi.
Setelah saya amati, olala... ternyata ia
memakai cincin perak mengkilat dengan "Gak diterima di UGM kan?" tanyanya
renyah.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 36


Saya menggeleng lemah.
"Jos! Ternyata doa saya diijabah!"
Sebelum saya sempat membela diri, bu Sri
menoleh ke Tekek sambil berkata, "Mas
Teguh, tolong semua kawan dikabari, nanti
malam kita kita syukuran dengan makan
bersama!"
"Siap, bu!" sambut Tekek dengan wajah
banar.
Malam itu kami benar-benar dijamu
makmal ala kenduri. Saya sendiri yang
disuruh ndongani. Kawan-kawan dan bu
Sri mengamini. Duhh.. baru kali ini,
kegagalan dirayakan dengan suka hati.
"Tahu begini, sering-sering aja kamu gagal,
Ndul!" bisik Mitro sambil nyekikik.
Gondes tenan owg!!
(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 37


W4G (19) KERONCONG ANTI Ditonton para tamu dan turis asing pula?
KERONCONGAN Gemrobyos, ndes!
Sipenmaru tidak hanya menguras emosi, "Tenang wae. Londo-Londo itu juga gak
tapi juga finansial: Saldo ATM (Anti Tilepan mudeng keroncong. Kita ngawur, sana
Maling) sor bantalku mendadak minus. juga gak tahu, kok!" nasihat pak Ed sambil
Tapi menurut buku primbon karangan Hari nggejig sepatuku.
Gondes Sumitro, "ana dina ana upa, ana Aku manggut sambil nyengir kecil. Wis,
obah ana gabah" (ada hari ada nasi, ada pokoke ngetutke wae. C, A minor, D minor,
gerak ada gabah). Maka saya sama sekali ke G, ke C lagi. Pokoke kalau jaman
gak kuatir soal asupan bahan pokok. sekarang ya kayak krip lagunya Kuburan
Sudah ada yang ngatur! lah. Tapi rasanya lagu demi lagu mengalun
Seperti sore itu, ujug-ujug Pak Edy (lulusan demikian pelan, panjaaang... gak
Senirupa yang dulu tugas akhirnya separo rampung-rampung. Efek dari grogiku..
saya garapkan) ngajak saya main Jam 22 pas, pertunjukan usai. Saya
keroncong di Kusuma Sahid Prince Hotel langsung lari ke toilet. Perut saya mules
(KSPH), tempatnya bekerja. terdampak stres selama dua jam penuh.
"Ini keroncong beneran, bukan Keringat membasah kaus Rollingstone-ku
keroncongan?" tanyaku. sampai bisa diperas. Wah, jindul... aku
diplonco pak Ed yen ngene iki!
"Iyalah. Kalau keroncongan kan perutmu.
Eh, kamu bisa pegang gitar, kan?" "Mainmu unik. Jumat depan ikut lagi ya!"
kata salah seorang pegawai KSPH sambil
"Bisa!"
memasukkan amplop kecil ke saku jeans-
"Pegang ukulele?" ku.
"Bisa!" Amplop, ndes! Hambok sumpah, seumur
"Maksudku memainkan..." hidup belum pernah sekalipun saya dikasih
amplop. Moga-moga isinya signifikan.
"Oh.. nek iku gak pati enjos, pak!"
Amiin..
"Woh.. ra kacek! Yen mung nyekel thok,
Ngomong-ngomong dia bilang mainku
bayi ya isa! Tapi gak papa, ikut saja sambil
unik. Wong Solo itu kalau ngomong
kenalan dulu," ujarnya meyakinkan.
memang bahasanya ajib. Saya tahu,
Wis embuh. Tahu-tahu sore itu saya sudah sebenarnya dia pengin bilang "hueleek".
nggonceng Vespa warna telur bebek Pak Tapi siapa peduli. Yang penting mingdep
Edy sambil membopong gitar menuju hotel! aku diajak lagi!
Weh, setil tenan, kayak seniman!
Setelah ngobrol dan kenalan dengan
"Tukang melodinya lagi sakit. Nanti kamu pemain lainnya dan mbak penyanyinya
saja yang menggantikan," ujar Pak Ed. yang dari cakep masih ke sana lagi, kami
"Waah... Tapi saya kan belum tahu, melodi dijamu makan malam oleh pihak hotel.
keroncong itu seperti apa," ujarku khawatir. Menunya.. ya Allah.. dari mewah masih ke
"Pak Ed tahu?" sana lagi. Sangat mewah menurut ukuran
saya. Tangan saya sampai gemetar,
"Ora!" pengin ngambil semuanya, sebanyak-
Week.. bul ra kacek juga! banyaknya. Untung otak warasku masih
Sampai di lokasi, ternyata keroncong bekerja, hehehe..
sudah main, minus melodi. Pak Ed Surprise-nya lagi, saat pulang masing-
langsung memberi isyarat agar saya join masing diberi bingkisan yang entah isinya
saja. apa. Wah, jan.. uenak tenan kerja beginian.
Waduuh.. kalau sekadar genjrengan sih Disuruh seneng-seneng, sangu dapat,
biasa. Lha ini, langsung action di hotel! makan terjamin, bekal mantap. Sungguh
selaras dengan ideologi the koster.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 38


Sampai di kos, bingkisan dibuka rame- "Bukan seberapa banyak dan seberapa
rame oleh para gondes. Isinya kue basah baik yang kita berikan, tapi seberapa ikhlas
dan makanan kecil aneka rupa. Semua kita memberikannya. Bukankah begitu
tampak senang dan bahagia, bisa jamaah.." kata Ustadz Meyek Al-
menikmati makanan kelas hotel bintang Bojonaghori yang baru sembuh total dari
lima. napza jenis CJK.
"Untung kamu gak keterima di UGM, ndes. Karena kata itu sering diucapkan berulang-
Kalau di Jogja, kamu ngamennya di ulang, maka biasanya kami jawab bareng-
Ambarukmo, snack-nya gak bakal sampai bareng, "Bukaaaaaaann!" Hahaha...
ke sini," ujar Tekek sambil terus Tapi benar belaka bahwa makanan adalah
mengunyah. sumber konflik utama sejak zaman Adam-
Entah kenapa, mendengar kalimat itu hati Hawa. Ada saja ganjalan yang muncul di
saya merasa teriris-iris. Sedih, iba dan luar intensitas ibadah: jengkelnya Maido.
nelangsa campur aduk menjadi satu. Ya, tukang hik yang pernah saya ingatkan
Duuhh... agar tidak selalu marah itu suatu malam
Masuk kamar, jantung saya dag-dig-dug mengajukan komplain.
berdebar tak karuan menggagas amplop "Gara-gara kamu, setiap Kamis teman-
yang tadi diberikan staf hotel. Berapa ya temanmu absen wedangan. Daganganku
isinya? Sedikit gak papa, yang penting bisa dadi ora payu. Mbok cekoki apa ta
untuk ngisi ATM saya... sakjane?!" protesnya.
Perlahan amplop putih itu saya buka. Isinya Saya cuma diam. Bukan karena gak mau
saya tarik pelan-pelan. Badhalaaa.. jawab, tapi karena malas bertengkar
ternyata isinya.. kartu nama! Ora lucu dengan orang yang lebih tua.
tenan! Mosok kertu nama diamplopi! Wong Bagaimanapun, mbah Maido punya
Solo nyat kreatif tenan, ndesss!!! kontribusi optimal terhadap tumbuh-
Tapi setidaknya keroncong telah kembangku.
membawa berkah: membuat gondeser "Kalau mau bikin bangkrut orang, jangan
Tegalkuniran tidak keroncongan. Meski begitu caranya. Terus terang saja bilang ke
hanya untuk sementara waktu. saya biar kita selesaikan secara jantan!"
Maka setiap malam Jumat, saat yang lain tantangnya.
menjadi jamaah yasinan masjid Al Hikmah Saya tatap mata mbah Maido, lalu dengan
Kentingan, saya justru ngembul di majelis pelan saya tanggapi omelannya, "Maaf,
Kusumasahiddiyah. mbah. Saya betina!"
Jujur saya merasa iri dengan kawan-kawan Mendengar jawaban saya, tiba-tiba tawa
yang bisa aktif ngibadah. Tapi para gondes mbah Maido meledak keras. Ia ngakak
selalu membesarkan hati saya tentang hal berkepanjangan sampai terjongkok-
ini. jongkok, hampir pipis di tempat.
"Tenang, ndes. Nanti saya pamitkan pak "Bajinduulll!! Guendheeeng!! Edaaan!!!
Kyai bahwa dirimu juga sedang "jihad" Lucu tenan kowe! Anake sapa kowe,
mencarikan makan bagi kami-kami. Saya leee!!??" teriaknya sambil menyalamiku
yakin Gusti Allah maha paham, betapa erat-erat.
jerih payahmu telah membuat kami (To be W4Ginued)
terhindar dari bahaya malnutrisi."
Wallahu a'lam. Yang pasti setiap Kamis
pukul 23.00, wajah cerah para gondes
pasti sudah menyambutku di portiran kos.
Sambutan yang penuh penghargaan tulus,
polos, tidak dibuat-buat. Meski hanya
dipicu kehadiran sebungkus kue.

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 39


W4G (20) KETIBAN AWU ANGET "Nih, pah.. papah omong sendiri dengan
Cik Yin menggedor-gedor pintu kamarku yang punya akik!" bentak Cik Yin.
dengan keras. Saat saya buka, tampak istri "Eh, e.. anu.. itu akik owe kembalikan ke lu
Om Taruno itu berkacak pinggang di olang. Maaf, mah, itu batu owe ambil,
depan pintu, didampingi bu Sri. Wajahnya bukan beli.. Hayya.. owe kilaf.. Maaf juga
sangar. Bulu ketiaknya berkibar-kibar dari mas Gun...," ujar si Om terbata-bata sambil
balik baju lekton (keleke katon) yang dia memegang dada, hormat ala Shaolin.
pakai. "Hah, jadi gak beli ya!? Lalu uang Rp100
Tapi, sumpah, bukan bulurah (bulu warna kemarin papa kasih ke siapa?! Jangan
merah) itu yang bikin galfok. Melainkan bohong ya!!" teriak Cik Yin sambil menarik
wajahnya yang tampak murka level 9. kuping suaminya. Si Om cuma mengaduh-
Galfok lagi, mengapa kemarahan itu aduh minta ampun.
ditumpahkan ke saya? Apa urusannya? Waduuhh.. kalau gak dicegah, bakal ada
"Hei mas! Kalau jual barang yang bener! perang Manchu Jilid III ini. Maka sebelum
Gara-gara akik yang mas jual ke suami korban berjatuhan, saya putuskan untuk
saya, dia sekarang bawaannya males menengahi.
melulu. Kerjaan numpuk tidak tergarap. "Sudah, gini saja. Saya gak akan tuntut Om
Pokoknya sampean harus Taruno, masalah kita anggap selesai. Tapi
bertanggungjawab!" cerocosnya seperti tolong, Om harus bantu saya
senapan mesin. memusnahkan batu keparat ini."
Wuiik.. rupanya si putih bintik merah sudah "Hayyaa... setuju. Tapi owe takut laa...
makan korban lagi. Tapi kalau saya dituduh Kalau penunggunya yang baju putih
jadi biang keroknya, ya salah alamat. ngamuk, bagaimana?"
Apalagi tiba-tiba bicara soal jual-beli? Wah,
ketiban awu anget ini namanya. Gak ikut Wah, makin trawaca sekarang. Kalimat
perkaranya, tapi dapat masalahnya.. "baju putih" yang diucapkan Om Taruno
sudah menjelaskan segalanya. Rupanya si
"Maaf, Cik, memangnya berapa uang yang lelembut itu sudah menampakkan diri di
Om bayarkan ke saya? Kok saya lupa ya!" depan tuan barunya.
jawab saya sekenanya. Kura-kura dalam
perahu. "Ya kalau ngamuk, itu risiko Om, lah. Salah
sendiri ngambil punya orang tanpa permisi!
"Kan Rp100 ribu. Itu banyak sekali! Sudah Tapi kalau Om gak mau, ya terpaksa akan
gitu, barangnya bawa sial!" saya pidanakan dengan pasal pencurian!"
"Oh, baik. Tolong kembalikan akiknya ke gertak saya.
saya. Soal duit, gampang deh nanti. Saya Om Taruno memegang jidat sambil
bayar nanti, plus ganti ruginya." menoleh istrinya. Cik Yin mengangguk,
Cik Yin mengeluarkan sesuatu dari isyarat agar eksekusi dilanjutkan.
sakunya. Wuaah.. ternyata barang sialan "Sudah, sekarang ambil las karbit, tang
itu sudah ia bawa sekalian meski tanpa tempa, sama palu besar!" titah saya.
cincinnya! Sip inih...
Tanpa banyak tanya, Om Taruno
Tanpa buang waktu, saya ajak Cik Yin ke menyiapkan peralatan yang saya minta.
bengkel Om Taruno, eh.. yang notabene Dengan segera, akik saya jepit dengan
adalah rumah dia sendiri. Tak lupa kawan- tang tempa.
kawan saya ajak sebagai saksi.
"Bakar dengan las karbit!"
Om Taruno pucat pasi melihat saya datang
bawa pasukan lengkap sak bergada. Si Om menutul ujung las dengan korek,
Tapi... sesungguhnya saya tahu setahu- lalu menyentrongkannya ke batu putih
tahunya, bahwa ia jiper kaliber super pada bercak merah itu. Semenit kemudian, batu
emak baju lekton yang ada di samping itu mulai menghitam, disusul bau sangit
saya. Hihihi... meruap ke angkasa. Bukan bau batu,

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 40


bukan bau logam, tapi sangit wering Adalah Eyange, ibunya ibu kos, yang baru
seperti bau daging terbakar! datang dari Kalibening, yang mendadak
Setelah lima menit, saya kasih isyarat agar maghrib itu bikin geger seantero kos. Ia
si Om melaksanakan prosesi terakhir. Ia keluar dari pintu dapur sambil menenteng
mengambil palu besar. Mengangkatnya sesuatu yang menggiriskan: bangkai
tinggi-tinggi, lalu menghantamkannya ke kucing hitam di tangan kiri dan arit besar di
akik itu dengan kekuatan penuh. tangan kanan, yang keduanya bersimbah
darah segar!
Bersamaan dengan bunyi praak!! dan batu
hancur berkeping-keping, tiba-tiba "Mas Gun.. tulung bangke kucing ini dirukti.
terdengar suara jerit panjang yang dalam Dimandikan, dibungkus kafan, dan dikubur
bergema ke seluruh ruangan bengkel. seperti layaknya mengubur jazad manusia,"
Berbareng dengan itu, tubuh Om Taruno pesannya.
terempas ke lantai. Badannya mengejang. Aku mengangguk, meski tak bisa lepas
Pupil matanya berbalik memutih. Waduuh.. dari rasa bergidik. Penasaran, tapi gak
dia kesurupan! berani menanyakan ke Eyang lebih dalam,
Melihat kejadian itu, Cik Yin bukannya apa yang sesungguhnya telah terjadi.
menolong, tapi malah lari lintang-pukang Saya tahu itu kucing candramawa yang
masuk rumah diikuti nggendringnya para menubruk saya saat awal masuk kos dulu.
gondeser ke arah kos. Sungguh gak ACI Tapi mengapa ia sampai dibunuh?
namanya meninggalkan sohib seiring yang Mengherankan lagi, apa iya di usia Eyang
sedang kerepotan! yang sudah mendekati 90 tahun masih
Langsung saja saya ingat peristiwa waktu mampu mengayunkan arit sampai
bu In semaput di Ruang Administrasi dulu. membuat kepala kucing itu terbelah?
Mungkin perlu aksi yang sama. Kebetulan Benarkah beliau yang melakukan?
kantung kemih saya perlu dikosongkan Kemungkinan besarnya kecil!
nih... Terpaksalah malam itu saya beli mori,
Untungnya, sebelum saya ambil tindakan, memandikan, mengkafani dan
Om Taruno sudah kriyip-kriyip bangun dan menguburkan si kucing nahas itu. Sempat
tersadar. Ia duduk sambil memeluk lutut, bingung juga mau dikubur di mana, tapi
lalu menghela nafas panjang. Eyange bilang, "Di mana saja boleh. Wong
dulu, sini ini kuburan semua kok!" katanya.
"Om barusan pingsan.." kata saya Woalah, layak...
mengingatkan.
Kedatangan Eyange yang menurut
"Iya.. owe takut.. takut sekali.." rencana mau tinggal di Tegalkuniran
"Memang lelembut begitu, suka bikin hingga saksedane, ternyata membuat
masalah..." gundah para gondes.
"Hayya.. owe bukan takut ke lelembut laa.." "Eyange sering omong sendiri, seperti
"Laaah.. lalu takut ke siapa?" menghardik sesuatu suruh pergi!" lapor
Mitro.
"Istli owe..."
"Kadang menyabeti sudut-sudut ruangan
Jinduull! Saya tepok jidat keras-keras. dengan sapu penebah, sambil musuh-
Takpikir si Om kesurupan si baju putih ki misuh!" sambung Meyek.
mau.. Tibake kesambet si baju lekton!!
"Kemarin waktu mau wudlu juga berteriak-
Tapi harus kuakui, sejak peristiwa destruksi teriak, minggat! minggat! gitu," tambah
itu perasaanku jadi lebih tenang. Jes.
Kekhawatiran diganggu makhluk dari
dimensi lain seperti yang diwanti-wanti "Saat itu ada siapa di situ?" tanyaku.
mbah Sholeh mulai sirna. Namun bukan "Cuma aku."
berarti urusanku dengan dunia halus di "Naah.. jadi jelas kan siapa yang suruh
Tegalkuniran selesai. minggat!"

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 41


"Hajindul kowe, ndess!!"
Kami pun tertawa. Meski dalam batin tetap
penuh syak-wasangka, pasti ada yang
tidak beres di rumah ini!
(To be W4Ginued)

Kompilasi W4G/Kagama/Nursodik Gunarjo 42

Anda mungkin juga menyukai