Anda di halaman 1dari 5

CATATAN HARIAN SEORANG DEMONSTRAN

Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik.Kira-kira pada umur lima tahun saya masuk sekolah Shin Hwa School.Baru saja dua tahun saya pundah ke gang Komandan.Terus saya naik walaupun dari kelas dua ke kelas tiga ke kelas empat saya dicoba.Pada tangal 1 desember 1945 saya pindah ke jalan Pembnagunan sore.Waktu ujian penghabisan saya lulus dengan angka 8 untuk berhitung,8 untuk bahasa dan 9 untuk pengetahuan umum.Dugaan saya adalah 7-710.Kemudian ketika ditambah angka saya menjadi 9-9-9.Di SMP Strada dari kelas satu saya naik ke kelas dua.Angka-angka saya untuk kuartal pertama rata-rata 5,5 kedua 6 dan ketiga 7. 4 Maret 1957 Hari ini adalah hari dimana dendam mulai membatu. Ulangan Ilmu Bumiku 8 tapi dikurangi 3 jadi tinggal 5.Aku tak senang dengan itu. aku iri karena di kelas merupakan orang ketiga terpandai dari ulangan tersebut.Aku percaya bahwa setidak-tidaknya aku yg terpandai dalam Ilmu Bumi dari seluruh kelas.Dendam yang disimpan,lalu turun ke hati,mengeras sebagai batu.Kertasnya kau buang.Biar aku dihukum,aku tak pernah jatuh dalam ulangan. Kamis,10 Desember 1959 Siang tadi ketika aku sedang momong kera,aku bertemu dengan seorang (bukan pengemis) yang tengah makan kulit mangga.Rupanya dia kelaparan.Inilah salah satu gejala yang mulai nampak di ibukota.Dan kuberikan Rp 2,50 dari uangku.Uangku hanya Rp 2,50 waktu itu (Rp 15,- uang cadanganku). Ya,dua kilometer dari pemakan kulit "paduka" kita mungkin lagi tertawatawa,makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik.Dan kalau melihat gejala pemakan kulit itu,alangkah bangga hatiku."Kita,generasi kita,ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau.Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua,seperti (nama-nama pejabat tinggi,red.).Kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia".Yang berkuasa sekarang adalah orang-

orang yang dibesarkan di zaman Hindia Belanda almarhum.Mereka adalah pejuangpejuangkemerdekaan yang gigih.Lihatlah Soekarno,Hatta,Sjahrir,Ali dan sebagainya.Tetapi kini mereka telah menghianati apa yang diperjuangkan.Soekarno telah berkhianat terhadap kemerdekaan.Yamin telah memalsukan (atau masih dalam zaman romantik) sejarah Indonesia.Hatta tak berani menyatakan kebenaran (walaupun kadangkadang ia menyatakan).Dan rakyat yang makin menderita.'Aku besertamu,orang-prang malang". Indonesia sekarang turun,dan selama tantangan sejarah belum dapat dijawabnya,ia akan hancur."Tanahku yang malang".Harga barang membumbung,semua makin payah.Gerombolan menteror.Tentara menteror.Semua menjadi teror. Siapakah yang bertanggung jawab atas hal ini?Mereka generasi tua: Soekarno,Ali Iskak,Lie Kiat Teng,Ong Eng Die,semuanya pemimpin-pemimpin yang harus ditembak di Lapangan Banteng.Cuma pada kebenaran masih kita harapkan.Dan radio masih berteriakteriak menyebarkan kebohongan.Kebenaran cuma ada di langit dan dunia hanyalah palsu,palsu. Jum'at,27 Mei 1960 Beberapa hari yang lalu aku pernah debat dengan Suparjo,seorang fanatik Katolik tapi bagiku baik.Aku mempertahankan bahwa tujuan perkawinan sebenarnya ialah nafsu.Mereka bukan hendak melanjutkan perkawinan atau tugas dari Tuhan.Tapi hal yang ini dibantah dengan keras olehnya.Dia tidak mau mengakui bahwa manusia tidak lebih tinggi dari anjing.Aku kira tak usah dijelaskanpendirian Suparjo kawanku yang baik itu.Karena pendiriannya umum dan sesuai dengan pendapat Gereja Katolik. Aku kemukakan alasan-alasan sebagia berikut:kalau kita bersetubuh apakah yang dipikir,puas atau keturunan?Aku yakin 99% memikir yang pertama.Bagiku mustahil pendirian yang kedua,walaupun tak aku sangkal.Perkawinan bagiku identik dengan perhubungan kelamin.Jadi identik pula dengan nafsu.Manusia itu sadar akan hal ini.Tapi mereka maludisamakan dengan kemenakannya.Jadi bagiku tak ada tujuan perkawinan buat apa yang disebut cinta dan variasi-variasinya yang nonsens.Jadi perkawinan didorong oleh naluri biologis.Dia tidak mebantah tetapi dia yakin kebenaran pendiriannya.Bagiku cinta bukan perkawinan.Kurang lebih 1-2 tahun yang lalu aku yakinbahwa cinta=nafsu.Tapi aku sangsi akan kebenaran itu.Aku kira ada yang disebut cinta sejati.Tapi itu akan cemar bila kawin. Aku pun telah pernah merasa jatuh simpati dengan orang-orang tertentu, dan aku yakin itu bukan nafsu. Aku jadi ingat omongan si 2

Bun Som.Dia pernah bilang bahwa dia punya kawan.Kawan itu jatuh cinta dengan gadis yang merupakan ideal typenya.Llalu dia bilang pada si Bun Som: "Aku tak mungkin mengawininya.Sebab kalau aku kawin,aku tak tega menyetubuhinya.Paling banyak aku cium".Dia tidak mungkin mengadakan hubungan kelamin sebab baginya Ubermensh-nya suci dan mau dikotori.Aku yakin inilah cinta sejati. Aku kira aku pun akan bersikap seperti itu. Kalau aku jatuh cinta aku tak mengawaininya.jadi seperti analisanya A. Gide.Lain kali akan kutulis pendapatku tentang sejarah. Bagiku masyarakat tak mungkin hidup tanpa sejarah. Sabtu,5 Agustus 1961 Hampir setahun aku tdk menulis. Aku malas atau memang sibuk. Aku pun sebenarnya bermalas. Tetapi lebih baik kujelaskan situasiku pada bulan-bulan akhir-akhir ini. Sekolah SMA baru saja selesai. Semua kenangan-kenangan manis terbayang kembali. Dan aku sadar bahwa semuanya akan dan harus berlalu. Tetapi ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan tadi. Aku seolah-olah takut menghadapi ke muka dan berhadapan dengan masa kini dan masa lampau terasa nikmatnya. Tetapi aku mempunyai kesadaran yang teguh bahwa let the dead be dead. There are men and women so lonely they believe, God too is lonely. Pada tanggal 10-13 Juni aku ke Cipanas. Dan di sanalah juga suatu titik akhir. Aku memang berniat menulis tentang pengalaman-pengalaman disana. Tetapi malas dan sibuk sekali dengan pengumuman-pengumuman ujian. Tetapi hari belakangan ini aku membaca kutipan dari surat Van Gogh tentang ketekunannya atau (dan kesadarannya) tentang the lost memory. Karena itu aku akan menulis tentang pengalamanku di Cipanas,selama aku masih ingat dan humor-humornya masih segar. Segera semuanya akan terlupa seperti kata Sara: Let us be forgotten as the flower be forgotten. Rencana itu datangnya tiba-tiba saja,dari pikiran Lie Bun Som jika tak salah.Setelah berunding sebentar maka kami memutuskanjam 05.30 tanggal 10 Juni akan berada di rumah Nikko di jalan Alaydrus.Aku sebenarnya agak berat akan nasib si Kisut selam empat hari aku ga ada.

Pukul 05.15 aku keluar dari rumah menuju ke rumah Niko.Agak berat juga jinjingan koperku .Pagi-pagi aku pikir alangkah celakanya bila dirampok.Mujur malam itu kau tak jadi nonton konser.Sehari sebelumnya (tanggla 18) Si Eng Lay berkata bahwa ia mungkin akan nonton konser dengan karcis (yang tak dipakai) dari Bian Seng.Sejak itu sore-sore aku sudah ke rumah si Bun Som menyelesaikan perundingan tanpa Fredy,Paul dan Niko.Kurang lima menit dari waktu yang ditentukan,aku sudah sampai. "Nik,mana yang lain",maksudku si Parjo dan lain-lain. "Belon datang",dan kemudian dia mengeluh. "Perut gue sakit dan hampir-hampirgue gak jadi.Gue udeh berak-berak,gue serem disentri". Aku diam saja.Kami berjanji datang 05.30 persis dan di depan rumah Niko ada bus Mulia.Jadi langsung ke Cipanas sebaba busnya bus Ekspres. Kira-kira 06.35 datranglah beca."Siapa tuh",kataku pada Niko. Dan terenyata si Paul datang."Dasar jam karetr,lu bawa kebiasaan kelas",kataku walaupun tidak kesal hatiku,"Yang lain mana?"tanyaku. "Wah,brengsek deh mereka",kata si Paul dengan nada suaranya yang khas."Gue datang di rumah si Bun Som pintunya maish ditutup masih gelap.Wah guelupa dia,gue pikir,bangsat nih anak.Lalu gue pergi ke si Jawa (ia selkalu menyebut Jawa).Gue tanya ama tukang becak di depan situ,apa ada yang keluar? 'Enggak" katanya.Terus gue ketokketok.Jo.Jo dan dia bangun.Waduh gue ketiduran.Kelupaan.Udeh 05.30'.Kemudian gue suruh dia lekas,lalu gue ke Si Bun Som dan lampunya sudah terang.Wah udeh bangun.Dia lagi makan.Lalu pergi duluan". Aku pikir si Som memang biasa jam karet.Orang yang tak bisa pegang janji.Aku agak kesal waktu itu.Lalu si Niko mengeluh lagi tentang perutnya.Setelah barang-barang baweaan diturunkan,kami bertiga mengobrol sambil bergurau. "Lu lihat selimut gue,Sep?" tanya Niko dan ia memperlihatkan selimutnya yang panjang.Buat dua orang juga cukup."Selimut timpean dari PELNI"kata si Paul,"Lu liat",katanya. Memang suami adik Niko bekerja di PELNI.

Jum'at,20 Oktober 1961 Pengumumam ujian sudah selesai.Kami dari (SMA) Kanisius lulus semua.Lalu menyusul masa test.Aku ikut FIKIP (lulus).Psikologi (cadangan,lalu ditolak) dan Sejarah (lulus).Masa perpeloncoan diadakan dari tanggal 27-1 (September-Oktober).Ketika baru dipelonco kami dibentak-bentak,ditendang tas kami dan dimaki-maki.Baru-baru terpikir olehku,apalah gunany asemua ini.Di mana kadang-kadang manusia disuruh menjadi binatang.

Anda mungkin juga menyukai