Anda di halaman 1dari 2

Cerita Sufi Sadar Akan Kematian - Rambu Islam, kisah inspiratif kisah sufi dan renungan

islami mengenai maut yang menghadang sufi.

http://rambuislam.com/cerita-sufi-sadar-akan-kematian/

Suati ketika ada seorang raja darwis yang melangsungkan perjalanan melewati laut. Disaat
para penumpang yang lain mulai masuk ke perahu satu persatu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya mereka pun meminta nasehat padanya. Apa yang diperbuat darwis tentu
semua sama saja, yaitu mengingatkan orang-orang itu hal yang itu-itu juga, darwis itu
kelihatannya selalu mengulang salah satu rumusan yang membuat perhatian darwis
sepanjang waktu.

Rumusannya yaitu: Cobalah sadar akan maut, hingga kamu mengetahui apa itu maut.
Cuma beberapa penumpang saja yang secara khusus terkesan dengan peringatan tersebut.

Seketika ada angin topan menerjang. Anak buah kapal juga semua penumpang berlutut,
memohonkan supaya Tuhan memberi keselamatan perahunya. Berteriaklah mereka semua
karena rasa takutnya, menyerah dengan nasibnya, meratap menginginkan keselamatan.
Selama itu sang darwis duduk dengan tenang dan merenung,

Tidak memberikan reaksi sama sekali dengan kejadian yang ada disekelilingnya.

Akhirnya keadaan kacau itu lalu berhenti, lautan serta langit menjadi tenang, dan
penumpang-penumpang kini tersadar begitu tenangnya darwis itu sepanjang peristiwa ribut-
ribut itu terjadi. Kemudian seseoran bertanya kepadanya, Apakah Tuan tidak sadar bahwa
ketika waktu angin topan itu tidak ada yang

lebih kuat dibanding selembar papan, yang dapat menyelamatkan kita dari maut?
Oh, tentu, jawab darwis tenang. Saya tahu, dilaut senantiasa begitu. Namun saya juga
mengerti bahwa, jika saya berada didarat dan memikirkannya, dalam perihal sehari-hari
biasa, pemisah diantara kita dan maut itu lebih rapuh lagi.

Note :

Cerita ini ciptaan Bayazid dari Bistam, suatu tempat sebelah selatan Laut Kaspia. Ia
merupakan salah seorang diantara Sufi Agung zaman dahulu, dan wafat pada paruh kedua
abad ke sembilan. Ayahnya adalah pengikut Zoroaster, dan ia menerima pendidikan
kebatinannya di India. Sebab gurunya, Abu-Ali dari Sind, tidak memahami ritual Islam
seluruhnya, beberapa ahli berpendapat bahwa Abu-Ali beragama Hindu, dan bahwa

Bayazid pastinya mendalami metode mistik India. Namun tidak ada ahli yang berwewenang,
diantara Sufi, yang mempercayai pendapat tersebut. Para pengikut Bayazid termasuk kaum
Bistamia.

Source : jalansufi

cerita islami, kisah inspiratif, cerita inspiratif, cerita sufi, kisah sufi, kisah teladan, sakaratul
maut, ulama sufi, cerita islam, cerita motivasi islam, kisah islami, kisah kisah islami, kisah
islam, cerita inspirasi islam, kisah inspiratif islam, renungan islami, kisah motivasi, nasihat
islam, kisah muslim, nasehat islami, kisah hikmah, cerita hikmah, kisah para wali, kisah wali
allah yang tersembunyi, renungan kematian islam, kata kata renungan kematian

Anda mungkin juga menyukai