Anda di halaman 1dari 2

Pakaian Baru apakah Suci Atau Najis - Rambu Islam, kebimbangan dalam membeli pakaian

baru suci atau najis yang perlu kita lakukan.

http://rambuislam.com/pakaian-baru-apakah-suci-atau-najis/

Pakaian adalah sebuah kebutuhan utama dalam kehidupan seseorang. Pakaian sering
digolongkan ke dalam jenis kebutuhan primer. Sebagai kebutuhan pokok, pakaian berguna
untuk menutup aurat yang dalam hukum islam adalah wajib. Maka wajib pula untuk setiap
pribadi mempunyai pakaian yang cukup untuk menutupi auratnya. Tidak perlu mewah dan
bermacam-macam, yang paling penting aurat itu tertutup dengan rapat.

Hanya saja di era sekarang ini jenis-jenis pakaian begitu beragamnya. Adapun merk,
kualitas, atau modenya yang terus mengalami perubahan. Sehingga dinamika dalam dunia
mode terus berkembang pesat, baik disebabkan tuntunan nilai guna dan fungsi saja namun
juga tuntutan pasar.

Hal tersebut yang menjadikan salah satu faktor seseorang mempunyai banyak pakaian.
Sehingga mereka bisa bergonti-ganti memakainya. Bila salah satu pakaian sudah dipakai
dan dianggap kotor bisa juga terkena najis maka seseorang akan menggantinya dengan
yang bersih dan suci, seperti itulah kondisi yang kesehariannya dialami seseorang.

Pakaian yang dianggap telah kotor dan terkena najis akan dicuci lagi dengan air tujuannya
agar bersih dan suci kembali kemudian dapat dipakai untuk beribadah seperti sholat juga
ibadah yang lain. Disaat seseorang mempunyai pakaian yang sudah usang atau warna
pakaian itu yang mulai pudar, kecenderungan untuk membeli pakaian baru akan muncul.

Tidak ada larangan membeli pakaian baru meski pakaian yang lama masih layak untuk
dipakai, tentu tidak lain tujuan membelinya ialah guna menutup aurat, supaya tampak rapi
dan menjaga kebersihan. Kebimbangan dan keragu-raguan akan kebersihan dan kesucian
pakaian baru kadang-kadang menjadi suatu beban tersendiri, disebabkan bila seseorang
membeli pakaian baru semisal kemeja, sarung, celana, dan lain sebagainya merasa was-
was akan kesuian pakaian tersebut.

Maka untuk solusi meniadakan rasa keragu-raguan apakah pakaian itu suci ataukah tidak,
bebarapa ulama memberikan keterangan bahwa pakaian yang baru saja dibeli dihukumi
suci sebab asal daripada sesuatu itu suci sepanjang tidak ada sesuatu yang
menjadikannnya terkena najis, misal baju yang dibuat dari campuran kulit bangkai binatang,
atau dibuat dari campuran sesuatu yang najis, maka bila diketahui itu semua, baju tersebut
menjadi najis. Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Kitabnya Al-Asybah Wa Al-Nadloir
menerangkan,

Salah satu Qaidah Fiqhiyah berbunyi: Asal sesuatu itu hukumnya mubah, sampai ada dalil
yang mengharamkannya.

Qaidah Fiqhiyah ini memberikan penegasan bahwa sesuatu seperti hewan atau apa saja
dihukumi mubah dan halal sepanjang tidak ditemui dalil yang menghukuminya haram.
Jikalau Qaidah ini disesuaikan dengan akar perkara diatas, maka seseorang yang membeli
pakaian baru tapi ia mengalami keragu-raguan apakah pakaian itu suci ataukah najis, atau
dibuat dari barang yang suci atau najis, kesucian dari pakaian itu menjadi hukum yang
dimenangkan dalam pengertian pakaian yang baru itu dihukumi suci sepanjang tidak
diketahui adanya sesuatu yang menjadikannya najis.

Bilamana diketahui bahwa pakaian itu didapati sebuah najis yang menempel maka hukum
pakaian itu tidak dapat dibawa kehukum asal, sebab sudah diketahui ada najis yang
menempel. Qaidah ini berlaku bila tidak diketahui asal-usul apakah pakaian itu suci atau
najis, maka bisa dibawa ke hukum asal yang menyatakan bahwa asal sesuatu itu suci
sepanjang tidak adanya dalil atau bukti yang menyebut tentang najisnya pakaian tersebut.

shalat dengan pakaian terkena najis, shalat dengan pakaian kotor, was was najis dimana
mana, hukum tidak memakai celana dalam saat sholat, sebutkan benda kotor yang suci,

Anda mungkin juga menyukai