Hari pertama di vila tidak terlalu melelahkan untuk
Naya. Ayah dan ketiga kakak tirinya benar-benar memberi
waktu untuknya beristirahat. Selama itu vaginanya tidak dipakai oleh empat penis yang biasanya menggempur dengan gerakan kasar dan brutal sampai ia kewalahan juga kehabisan energi.
Ketika mereka datang menyelinap ke kamarnya
pun hanya menyusu, memainkan puting, mengobok-obok vagina beceknya dengan lidah atau jemari, memintanya untuk mengoral atau mengocok penis, mengajaknya berciuman, atau membuat banyak cupangan di bawah tulang selangka, dada, perut, juga paha bagian dalam. Tidak ada yang sampai ke tahap menggempur vaginanya sampai Naya nyaris pingsan.
Saat sarapan juga tidak ada yang
menggerayanginya. Hanya saja Naya dibuat terus menggelinjang dan harus menahan desahan ketika vibrator yang tertanam di dalam vaginanya di bawah kendali Mark, kecepatannya terus ditambah. Celana dalamnya sampai basah karena vaginanya yang diobrak-abrik tidak berhenti mengeluarkan cairan. Naya juga harus sarapan dengan roti yang sudah dibaluri sperma ayah dan ketiga kakak tirinya yang muncrat setelah diberi service kilat oleh tangan atau mulutnya ketika Anne sibuk mencuci piring kotor.
Siangnya Naya tidur bersama Jendral yang begitu
haus akan ASI-nya. Pria itu terus menyusu dan menguasai payudaranya sendirian. Lalu setengah jam kemudian Nathaniel datang dan tiba-tiba menindih dan langsung melahap puting Naya untuk disedot kuat sampai empunya tidak berhenti merintih. Keduanya pun meninggalkannya usai mendapatkan satu kali pelepasan dan muncrat di wajah Naya. Baru istirahat sebentar, pintu kamar kembali dibuka dan muncullah Mark yang ingin dipuaskan juga sampai sore.
Setelah makan malam, hujan deras yang turun
menggagalkan rencana barbeque party di halaman belakang. Sebagai gantinya mereka menonton bersama di ruang keluarga karena hanya itu yang terlintas di pikiran mereka daripada langsung tidur.
Naya duduk di sofa, berada di antara Mark dan Jeff.
Di sebelah Jeff ada Anne yang terus bermanja-
manja pada suaminya. Sementara Jendral dan Nathaniel duduk di karpet bulu.
Sepanjang film diputar, baik Mark maupun Jeff
memanfaatkan posisinya denga sebaik mungkin. Mereka terus saja mencuri-curi kesempatan bermain dengan Naya di tengah cahaya minim tanpa sepengetahuan Anne.
Jeff yang berhasil menyingkap rok pendek anak
tirinya yang sengaja diminta tidak memakai celana dalam, mengusap-usap paha dalam gadis itu dan membelai lembut bibir vaginanya. Klitoris Naya pun ia cubit sebelum dipelintir oleh dua jarinya membuat Naya beberapa kali menggelinjang. Ulahnya itu sukses membuat vagina anak tirinya mulai becek.
Meraih dagu Naya, Mark membawa wajah gadis itu
menoleh hingga berhadapan dengan wajahnya, lalu diajak berciuman panas. Di sela lumatan-lumatannya yang semakin intens, tangan Mark menyusup masuk ke dalam hoodie oversize yang Naya kenakan. Di sana telapak tangannya langsung bertemu dengan payudara padat Naya yang memang tidak memakai bra sesuai perintah.
Sembari berperang, membelit lidah, mengabsen isi
rongga mulut, dan bertukar saliva, Mark memilin-milin puting Naya lalu ditarik kuat sebelum dijepit dan berakhir dipelintir.
Tangan Naya yang dipersilakan masuk ke dalam
celananya juga mulai mengurut penisnya dengan handal.
Kalau saja bibirnya sudah dilepaskan oleh Mark,
mungkin desahan hebat Naya sudah lolos sejak vagina beceknya diobok-obok dua jari sang ayah tiri. Baru dua jari yang masuk, tapi itu sudah cukup membuat Naya tersiksa dan merengkuh lengan Mark kuat-kuat.
Ketika Naya mencapai pelepasannya, Jeff
mencabut jarinya dari vagina becek anak tirinya. Jarinya yang berlumuran cairan ia bawa ke mulut Naya dan meminta gadis itu untuk mengulumnya. "Emmmmm."
Untuk saja suara speaker cukup untuk meredam
suara Naya.
Kini giliran jari Mark yang mengobok-obok lubang
becek Naya, keluar masuk dengan gerakan cepat dan masuk semakin dalam. Suara kecipak basahnya pun terdengar jelas membuat Naya was-was lantas menoleh ke arah mamanya, sekadar memastikan wanita itu tidak memergoki vaginanya yang tengah dihajar oleh sang kakak tiri.
Untuk saat ini masih aman.
Anne terlihat serius menonton dengan posisi
bersandar pada Jeff yang tanpa sepengetahuan wanita itu sedang memilin-milin, mencubit, dan memelintir puting sang anak tiri. Desahan Naya pun belum sampai ke telinga Anne lantaran teredam oleh ciuman Mark yang setia mengobok-obok vagina beceknya.
Setengah jam kemudian, Naya terkulai lemas
bersandar di sofa usai mencapai pelepasan berkat bantuan jari Mark dan Jeff yang bergantian mengorek vaginanya. Kondisinya cukup berantakan. Keringat membanjiri dimana-mana.
"Mama tidur," celetuk Nathaniel yang pertama kali
menyadari Anne ketiduran. Wajar jika wanita itu ketiduran mengingat harinya cukup melelahkan. Mereka sengaja membuat wanita itu sibuk saat siang agar malamnya tidak mengganggu kesenangan mereka.
Dengan gerakan sehati-hati mungkin agar tidak
mengusik tidur Anne, Jeff meloloskan lengannya yang direngkuh wanita itu. Selanjutnya ia memindahkan Anne ke sofa lain dan membungkus wanita itu dengan selimut agar tidur nyenyak. Dengan begitu ia dan ketiga anaknya bisa bersenang-senang dan membuat Naya terhentak- hentak mendesah hebat di setiap sodokan kasar.
Mark mengambil peran. Adik tirinya yang masih
berusaha mengatur napas dipaksa untuk duduk tegap. Setelahnya ia pun melucuti hoodie oversize yang gadis itu kenakan dan dilempar ke dekat Anne, disusul yang lain sampai tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh Naya.
Tubuh telanjang Naya pun dibopong oleh Mark
lalu dibaringkan di lantai dekat sofa tempat Anne tertidur.
Beberapa detik kemudian tubuh nikmat dan
memuaskan hasrat gadis itu langsung dikerubungi oleh Jeff, Jendral, dan Nathaniel yang siap menumbuk vagina sempit Naya dan menikmati bagian-bagian lainnya. Mereka kompak melucuti pakaian masing-masing sembari menatap lapar pada Naya.
"Jangan di sini," mohon Naya dengan suara lirih.
Tatapannya tertuju pada Anne yang terlelap. Wanita itu bisa terbangun kapan saja, terlebih jika mendengar suara desahan yang terus bersahutan dan bunyi penyatuan kelamin mengingat penis ayah dan ketiga kakak tiri nya selalu menyodok dengan keras. Naya tidak yakin bisa menahan desahannya. "Nanti Mama bangun."
"Nggak papa. Kalau bangun, kita ajak Mama join,"
balas Nathaniel enteng. Si bungsu yang paling tidak sabaran itu pun mengambil start lebih awal. Bibirnya melahap payudara sang adik tiri, sementara payudara yang satunya ia mainkan.
Sluuuurrrrp
Ahhhh
Gerakan Nathaniel menyedot dengan tenaga penuh
diiringi suara desahan Naya yang mulai merasakan ngilu.
"Pelan-pelan, Kak," pintanya tak ditanggapi oleh
Nathaniel yang menggigit putingnya.
Ahhhh.
Naya mendesah ketika merasakan sesuatu
menerobos masuk lubang pantatnya tanpa permisi. Ketika hendak mengeluarkan benda asing itu, tangannya ditahan oleh Mark. Jendral memakaikan ekor berbulu lebat dan panjang dengan warna putih di pantat Naya yang terus bergerak tidak nyaman. Pria itu menatap puas pada ekor yang mulai bergerak selaras dengan gerakan pantat Naya.
Sangat menggemaskan.
"Ahh ahh ahh kakkk"
Tubuh Naya terus menggelinjang hebat diiringi
desahan saat vibrator dalam kendali Jendral mulai menyapa vagina beceknya. Tubuhnya yang terus meliuk dan ekor yang terus bergerak menjadi tontonan seru ayah dan ketiga kakak tirinya.
Rasanya Naya ingin menangis dalam nikmat ketika
kecepatan vibrator terus bertambah sementara tubuhnya tidak bisa digerakkan.
Kedua kakinya yang dibuka lebar, ditahan oleh
Jendral dan Jeff. Sementara tangannya ditahan oleh Mark dan Nathaniel.
Naya benar-benar tersiksa oleh gairahnya sendiri.
Kolaborasi wajah tersiksa, desahan yang lepas
tanpa bisa ditahan lagi, dan ekor yang terus bergerak menjadi tontonan memuaskan untuk Jeff, Mark, Jendral, dan Nathaniel.
"Ahh ah ahh." Lolong desahannya semakin keras.
Kali ini bukan hanya vibrator dengan kecepatan
penuh yang membuatnya menjerit dalam nikmat, tapi juga karena belaian lidah panas Jeff di klitorisnya, permainan lidah Nathaniel pada putingnya, serta remasan Mark pada payudaranya. Gelombang gairah menghantam begitu hebat sampai Naya merasakan pusing sendiri.
"Ahh ahh ahh"
Naya bisa gila karena permainan gila ayah dan
ketiga kakak tiri yang bejatnya. Gadis itu menggeleng tegas meminta mereka menyudahi kegiatannya. Ia sudah sangat kewalahan menghadapi gairahnya sendiri yang mereka bangunkan.
Ayah dan ketiga kakak tiri nya semakin menjadi
ketika melihat Anne yang meringkuk di sofa bergerak tidak nyaman. Sepertinya tidur wanita itu terusik oleh suara berisik desahan Naya yang tengah mereka garap. Melihat itu, Naya memohon dengan wajah memelas. Bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat agar desahannya tidak lolos. Sekuat apapun Naya menahannya jika permainan empat pria itu tidak berhenti, sia-sia.
"Ahh ahh ahhh."
"Berisik banget, sih, Nay," ejek Nathaniel lalu
kembali menjilati payudara sang adik tiri. Lidahnya berhenti di puncak puting Naya, bergerak memutar di sana, sebelum melahapnya untuk digigit kecil mengundang erangan empunya. "Nggak takut Mama bangun, Nay?" sambung pria itu begitu mengeluarkan puting Naya dari mulutnya.
"Berhentihh ahhh ahhh."
Setiap kali Naya meminta mereka berhenti, mereka
justru semakin tidak terkendali. Itu membuatnya semakin cemas dan terus menatap ke arah mamanya yang tidur dengan posisi miring menghadapnya. "Kak Mark...."
"Hmmm."
Tidak ada cara lain untuk menahan desahannya
ketika tidak ada yang mau berhenti mengerjainya. Naya pun meminta Mark memasukkan penis ke mulutnya untuk meredam desahan.
"Oh sekarang udah doyan kontol?" ejek Mark.
Setelahnya pria itu pun mengangkang di atas
kepala Naya dan menyumpal mulut gadis itu dengan penis besarnya. Pinggulnya mulai bergerak maju mundur dengan tempo pelan menumbuk mulut hangat Naya yang tidak kalah memuaskan dengan vaginanya yang selalu sempit.
Pelepasan Naya kembali datang. Lidah Jeff dan
Jendral berebut cairan di vagina becek itu, menyedot kuat lalu membelai klitoris dan berakhir mendesak masuk ke dalam. Dua pria itu sukses menyiksa Naya dari bawah.
Dari atas, Mark masih setia menumbuk mulut Naya
dengan tempo yang dipercepat dan diperdalam. Sementara Nathaniel masih berkuasa pada dua payudara gadis itu. Satu payudara berada dalam mulutnya untuk disedot asinya sementara payudara yang lain ia pilin-pilin putingnya.
"Ahhhh."
Desahan Naya lolos begitu Mark mencabut penis
dan menyemburkan sperma di wajahnya. Sembari vaginanya diobok-obok Jendral dan Jeff, Naya menjilati kepala penis Mark sebelum beralih ke penis Nathaniel yang ingin diservice juga.
Jeff yang begitu menyukai sensasi bersetubuh
dengan anak tirinya yang ketakutan pun memposisikan Naya untuk menungging bertumpu pada sofa tempat Anne tidur. Dengan begitu wajah damai istrinya berhadapan dengan wajah tersiksa anak tirinya yang siap digempur bergilir oleh empat penis.
"Paaaah," mohon Naya menoleh ke belakang
menatap Jeff agar melakukannya di tempat lain yang lebih aman. Dalam satu kali hentakan, penis Jeff sudah tertanam sempurna dalam vagina Naya yang menggigit tepi sofa untuk meredam desahan agar tidak lolos.
Plak plak plak
Jeff menampar pantat Naya berkali-kali di sela
sodokan kerasnya sampai tubuh Naya terhentak-hentak membentur sofa.
Plok plok plok
Ahh ahh ahh
Jika Naya berusaha keras agar desahannya tidak
lolos, Jeff justru sengaja mendesah agar anak tiri nya semakin panik. Pria itu sama sekali tidak takut jika istrinya bangun dan melihat tindakan bejatnya. Kalau memang Anne terbangun, dengan senang hati Jeff menunjukkan kehebatannya menggagahi sang anak pada istrinya. Ia juga akan buat Naya berteriak kenikmatan di depan ibunya sendiri.
"Mmmmmmmmmm."
Di setiap sodokan Jeff, Naya tidak berenti berdoa
agar mamanya tidak bangun.
Plok plok plok
"Ahh ahh Nayaaahh"
Di tiga sodokan terakhir Jeff menyemburkan sperma, menghangatkan rahim anak tiri nya yang ambruk di lantai. Mundur, Jeff mempersilakan Mark untuk mengambil jatah tanpa memberi waktu untuk Naya beristirahat sejenak.
Berbeda dengan Jeff, Mark suka gaya bersetubuh
lain. Mengangkat tubuh lemah Naya, ia membawanya menghampiri Jendral dan Nathaniel yang bersiap membantunya juga mendapat kenikmatan.
Mark meminta Naya menungging menghadap
Jendral. Setelahnya Mark menyuruh Jendral memasukkan penis ke mulut Naya bersamaan dengan penisnya yang masuk ke vagina gadis itu.
Satu tangan Naya berada di penis Nathaniel yang
tengah meremas-remas payudaranya yang menggantung. Sementara tangannya yang satu menjadi pegangan Mark.
Plok plok plok
Ahh ahh ahh
Suara penyatuan kelamin, desahan tiga pria yang
tengah menggarap Naya terdengar saling bersahutan membuat mereka semakin bersemangat. Mencengkeram pundak kecil Naya, Mark menyodokan penis kuat-kuat dan dalam dengan gerakan cepat. Bersamaan dengan itu, Jendral menggerakan pinggul ke depan agar penisnya dilahap habis oleh mulut Naya.
Nathaniel sendiri masih menikmati service dari
tangan halus adiknya, walaupun gerakan sang adik mulai tidak teratur.
Tubuh Naya ambruk ketika Mark mencabut penis
dari vaginanya dan Jendral mencabut penis dari mulutnya. Begitu telentang, Mark jongkok di sisi kiri kepalanya dan Jendral di sisi kanan. Keduanya pun meminta Naya mengurut penis mereka dengan tenaga yang tersisa.
Melihat vagina menganggur, Nathaniel pun
memasukkan penis dengan sekali hentakan dan langsung bergerak cepat membuat tubuh Naya terhentak-hentak ke atas.
Jeff yang tidak mau kalah pun bergabung dengan
anak-anaknya. Ia menyusu pada anak tiri nya dengan buas. Begitu puas, sepanjang kulit dada sampai perut Naya ia tinggali karya berupa jejak-jejak kemerahan.
Tidak lama kemudian sperma Mark dan Jendral
tercecer di wajah Naya yang tengah ditepuk-tepuk oleh penis mereka.
Penis Mark dan Jendral dalam genggaman Naya.
Secara bergantian, gadis itu menjilati kepala penis itu lalu dilanjut mengulumnya sebentar. Kegiatannya terus dilakukan berulang-ulang sampai mereka kembali muncrat. Kali ini sperma tidak terbuang sia-sia. Naya melahap habis sampai tidak tersisa dan merasakan kehangatan di bawah sana. Rupanya Nathaniel baru saja menyemburkan sperma ke rahimnya.
Sudah penuh, sperma pria itu mengalir keluar dan
langsung diseka oleh lidah Nathaniel yang mulai mengobok-obok vagina becek Naya.
"Gimana boys? Lanjut atau udahan?" tanya Jeff
pada ketiga anaknya yang kompak menjawab lanjut. Tenaga mereka masih cukup untuk menggempur Naya, kalau perlu sampai gadis itu tak sadarkan diri.
"Mas?"
Tubuh Naya menegang hebat mendengar suara
Anne memanggil Jeff. Gerakannya menjilat penis Jendral dan Mark pun berhenti, begitu juga dengan gerakan Nathaniel. Meski cahaya penerangan begitu minim namun Naya yakin mamanya bisa melihat jelas tubuhnya yang dipenuhi lelehan sperma dan jejak kemerahan.
Saat itu Naya hanya bisa menutup mata dan pasrah
kalau pada akhirnya mamanya tahu.
Tidak terjadi seperti apa yang ia pikirkan, Naya
pun membuka kelopak mata dan mendapati Jeff sudah berada di atas tubuh Anne. Rupanya pria itu berusaha menahan Anne agar tidak beranjak dari sofa dengan mengajak wanita itu bersetubuh.
Bersamaan dengan Jeff yang mulai menggempur
Anne, lidah Nathaniel kembali mengorek vagina Naya dan Naya pun kembali menjilati penis dua kakak tirinya yang merem melek penuh nikmat. Mereka sepakat untuk tidak mengeluarkan desahan.
Hanya ada suara desahan Jeff dan Anne yang dibumbui
rintih kesakitan karena Jeff suka sex kasar.
Mark, Jendral, dan Nathaniel kembali
menyemburkan sperma.
Meraih ekor lebat mainannya, Mark kembali
memasangkan itu di pantat Naya. Tidak hanya itu, ia juga menanam vibrator di dalam vagina gadis itu yang mengobrak-abrik dengan cepat.
Pria itu pun menjauh dan berbaring dengan posisi
kaki dibuka. Penisnya mengacung butuh dipuaskan. Ia pun meminta adik tirinya datang dengan berjalan merangkak agar semakin mirip kucing. Naya yang sekarang memiliki ekor pun menuruti perintahnya.
Merangkak dengan ekor yang bergerak seperti ekor
kucing dan menahan gairah dari vibrator di dalam vagina, Naya menghampiri Mark. Sepanjang langkah, pantatnya terus ditampar oleh Jendral dan Nathaniel. Untung saja permainan hebat Jeff bisa membuat Anne melupakan segalanya sampai tidak sadar kalau tiga anak tirinya sedang menyetubuhi anaknya.
Berbeda dengan Naya, bagi Jeff, perfoma Anne
sangat kurang memuaskannya untuknya yang sudah kecanduan sex dengan sang anak tiri. Ia bahkan sudah ingin menyudahi persetubuhan ini dan bergabung untuk bersenang-senang dengan anaknya.
Meminta Anne berbaring miring menghadap
sandaran sofa, Jeff mengundang Mark untuk datang dan menggantikannya. Jeff sudah tidak bisa menahan diri lagi. Pria itu ingin menyodokkan penisnya ke vagina Naya yang bisa membuatnya puas.
"Ahh ahh ahh."
Anne mendesah keras ketika vaginanya disodok
lebih kuat dari sebelumnya. Wanita itu tidak tahu kalau penis yang tengah menyodok itu bukan penis suaminya melainkan penis anak tirinya.
"Ahhh massshh pelan-pelan ahhh."
"Ahh iyaahh di situu. Masssshh ahhh."
"Ahhh masssshh enak banget."
Anne melenguh penuh nikmat ketika pantatnya ditampar di tengah sodokan dari belakang yang brutal dan payudara yang diremas kuat.
"Ahh ahh ahh."
Dalam beberapa menit kemudian, Anne yang sudah
kewalahan dan tidak mampu mengimbangi pun meminta permainan dihentikan. Wanita itu kehabisan tenaga dan langsung tertidur setelahnya.
"Payah," gumam Mark lirih melihat ibu tiri nya
yang sudah tumbang padahal baru permulaan. Bagaimana jika ibu tiri nya menjadi Naya yang harus digempur empat penis dalam jangka waktu lama.
Meninggalkan Anne setelah menyelimuti wanita itu,
Mark kembali bergabung dengan manusia kucingnya yang tengah memanjakan penis ayah dan saudara- saudaranya. Tanpa permisi, Mark memasukkan penis ke dalam vagina Naya yang tengah mengulum penis Jeff, dari belakangan.
"Mama gimana Mark?" tanya Jeff sembari
membantu kepala Naya bergerak.
"Payah," jawab Mark dengan nada mengejek lalu
menghentakkan penis kuat-kuat ke dalam vagina adik tiri nya. Usia memang tidak bisa bohong. Stamina Jeff sudah terkuras habis walaupun pria itu masih menginginkan dipuaskan vagina anak tirinya lebih lama lagi. Ia pun mundur dan menyerahkan Naya sepenuhnya pada ketiga anaknya yang masih memiliki stamina penuh untuk menggagahi Naya.
Duduk di sofa, Jeff yang kelelahan menonton tiga anak
kandungnya yang tengah menggempur anak tirinya.
Plok plok plok
Ahh ahh ahh
Suara penyatuan kelamin dan desahan mereka
menjadi alunan nada erotis yang begitu menyenangkannya.