Mula-Mula
1. Terkutulah Kau Lana!
2. Acara Setelah Pernikahan
3. Sajian Teh
4. Akhir Dari Serangga
5. Permaisuri
6. Balutan luka
7. Tak ada jalan kembali
8. Dia Dan Keaslian
9. Pura-Pura Tak Tahu
10. Bukan Urusan Kita
11. Tidur
12. Dia Sama Sekali Tidak Melihatku
13. Permaisuri Harus Dihukum
2
14. Hukuman Satu Bulan
15. Bukan Sekedar Perhiasan
16. Secangkir Teh
17. Tuan Tanah Sombong
18. Hari Demi Hari
19. Aku Tak Peduli
20. Damn!
21. Thanks Calix
22. That Night
23. The Sane One Gives Up
24. The Empress's Answer
25. Essays With Perfect Grades
26. A Little Envious
27. A Man With Red Hair
28. One Day Before
29. The Emperor's Nightmare
30. Last Meeting
3
31. Καλύτερα άδεια
32. Μόνο μια στιγμή
33. Část mého
34. Vagues ce jour-là
35. Císařovna
36. He gave me a Hickey
37. Beautiful Everland
38. Close Up Baby 🔞
39. Still Not Enough🔞
40. Let's Party Tonight
41. She's Here With Me
42. Eastern People Are Weird
43. A Week He Hasn't Been Back
44. I Almost Die
45. No One Can Touch Her
46. Last Page
Epilog🔞
4
Transfer of The Devil's Covenant
Ekstra Chapter : After A Thousand Years
Ekstra Chapter : What If Lana's Lullaby
KALAU SEBAR
AWAS KU TOTOK
JARIMU!
⚠
Wmnya gaib !
5
Mula-Mula
6
terbuka ke arah dalam. Kepala seseorang
menyembul guna melihat sejauh apa persiapan telah
dilakukan.
"Baik Nyonya."
7
menghiasnya." Ujar Pelayan wanita yang berdiri di
sebelah kiri.
8
bahkan cenderung muncul di narasi saja. Tidak ada
yang tahu pasti kondisi Lana, apakah dia sakit hati
atau tidak usai mengetahui suaminya mencintai
perempuan lain dan memilih menceraikannya.
9
"Anda pasti merasa sangat canggung ya?" sahut
wanita itu. "Jangan khawatir. Anda lebih dari pantas
untuk menjadi Pendamping dari Kaisar Negeri ini.
Anda sempurna. Masyarakat biasa seperti kami
sangat membutuhkan perempuan tangguh seperti
Anda."
10
Ya, Lana tidak akan ikut campur mengenai Hestia
dan Yohan ke depannya. Lagipula sejak dulu Lana
tidak pernah dianggap dari awal sampai akhir. Satu-
satunya scene kemunculan Lana hanya saat hari
perceraian.
Yohan Haze.
11
Dia tinggi. Kulitnya putih pucat. Bibirnya tipis,
kecil dengan hidung runcing. Garis mata dan
rahangnya tegas. Tatapannya tajam, mengarah lurus
pada sang Pendeta. Dia sama sekali tidak menoleh
atau melirik ke arah Lana, perempuan yang akan
menjadi Istrinya.
12
Pernikahan berlangsung. Hanya perlu menjawab
'aku bersedia, aku bersedia, aku bersedia menerima
Yohan Haze menjadi suamiku' lalu berakhir.
13
"Ah, sial. KAKIKU KRAM!" Lana berteriak dalam
hati seraya mencoba mempertahankan langkahnya
namun wanita paruh baya di sebelahnya nampak
menyadari ekspresi Lana yang seperti menahan
sesuatu.
Srek!
14
"MAMPUS LANA!" rutuknya ketika menyadari
tangannya menggenggam robekan dari pakaian
Yohan.
15
YOHAN HAZE
16
1. Terkutuklah Kau Lana!
17
merunduk sesaat, menarik lengan gadis itu dengan
gerakan yang cukup memaksa agar Lana cepat
berdiri.
18
kambing walau lengan gadis itu sepenuhnya dia
lingkarkan pada tangannya.
"Pelan-pelan dong!" protes Lana dalam hati, dia
cukup waras untuk tidak mengatakannya secara
langsung meski sangat mau.
19
dengan jelas seperti apa bentuk tubuh pria itu di
bagian depan hanya dengan melihat punggung
tegap dan bahu lebar kekarnya itu.
20
tampan tapi tidak penting tapi tampan! Tidak! Tidak
penting. Cari lain saja, Lana!" disaat hatinya mulai
perang batin, sebuah sandal dari bahan kain lembut
yang diisi bulu angsa disodorkan tepat ke depan
wajahnya.
Hening.
21
"Terimakasih." Lirih Lana pelan seraya
mengambil uluran sandal itu dari Yohan lalu
memakainya.
"Sudah?"
Lana mengangguk.
22
saling membenci. Mungkin semua terjadi karena
ketidakmampuan Lana dalam mencairkan hati beku
Yohan.
23
menyeret binatang buas karena langkahnya yang
terlampau kecepatan.
24
yang harus dimakan oleh pengantin baru." Ujarnya
kemudian terlihat mempersiapkan beberapa
hidangan yang masih tertutup.
25
membayangkan daging tiram itu berada di dalam
mulutnya.
26
"Siapa yang tidak akan muntah?" sarkas Yohan.
27
"Bawakan makanan lain." Bisik Yurisia pada koki
istana.
"Terimakasih."
28
Mungkin terikat secara paksa melalui pernikahan
dengan seseorang yang tak dikenal tidak seburuk
yang dia bayangkan?
Mungkin.
29
2. Acara Setelah Pernikahan
30
sibuk memejamkan mata dan memanjatkan doa.
31
dilempar ke wajah Lana hingga bahunya terlonjak
kaget bahkan Yohan sampai mengerutkan dahi
melihat gelagat aneh sang istri.
32
namun tidak menempel sambil menahan kegugupan
luar biasa. Lana mencoba bersikap normal tetapi
tangannya itu tidak bisa diajak kerja sama.
33
Dengan cepat Yohan menangkap tangan Lana ke
dalam tangannya seolah memaksa tangan gadis itu
supaya berhenti gemetar saat biksu kembali
menambahkan rempah ke atasnya lalu meminta
mereka untuk memakannya secara bergantian.
34
Oke, Lana. Yohan itu Pria misterius. Benar-benar
misterius sampai dia merasa pusing sendiri. Tetapi,
dari banyaknya sifat Yohan yang Lana baca dalam
novel satu-satunya yang paling melekat ialah sifat
tak mau ribet yang dimilikinya.
35
"Lagi?" nada bicara Yohan terdengar jengkel. "Aku
masih harus mengurus beberapa pekerjaan istana,
Bu."
36
perayaan."
37
bingung membicarakan apa. Tak lama Yurisia
memanggil seseorang untuk dipertemukan dengan
Lana.
Deg!
38
terdengar amat sangat sopan.
39
dibandingkan tokoh lain walau status gadis itu
sebagai pelayan.
"Lana?"
Deg!
"Ya, ibu?"
40
Lana menggeleng. "Tidak ibu, aku hanya merasa
lelah."
41
Lana belum sempat merespon saat gadis itu
kembali berkata, "saya mengenal beberapa penempa
perhiasan terbaik di Kerajaan ini. Anda pasti puas
dan suka jika memesan disana."
42
dibelakangku lebih baik ku jodohkan saja biar lebih
cepat." Lanjutnya dalam hati. "Toh, lebih cepat lebih
baik."
43
3. Sajian Teh
44
segera menjelaskan. "Ibu Suri yang meminta
Permaisuri dibawa ke Kamar Peristirahatan."
"Oh."
45
"Memberi hormat kepada Yang Mulia, saya
permisi. " Ucapnya lalu berbalik pergi.
Puk!
46
"Jangan bunuh aku!" seru Lana refleks untuk kali
kedua langsung memeluk kepalanya sendiri.
47
ia tak suka dibawakan sesuatu yang bukan
permintaan darinya sendiri.
48
di depan orang lain saja. Toh, ujung-ujungnya yang
akan dapat cinta Yohan adalah Hestia. Mengapa
Lana harus repot?
49
terpaksa yang sulit dibuatnya jadi senyum alami.
Tidak bisa menebak scene apa yang akan terjadi
karena jelas dari awal sampai akhir hanya ada scene
Hestia-Yohan dalam buku, alhasil Lana jadi
penasaran kira-kira apa yang akan diberikan
padanya mengingat Hestia mendapat kalung emas
turun temurun dari ibunya Yohan.
50
tetapi benda lain yang sama sekali tidak
mengandung emas.
51
Tetapi mau tak mau Lana yang ini harus tetap
menerima hadiah berupa benda yang digantung atau
lebih sering disebut sebagai Dreamcatcher di
kehidupannya sebelum ini.
52
Mengingat sikap Yohan yang dingin dan tatapan
datarnya saja sudah mampu membuat Lana
merinding. Apalagi terakhir kali pria itu sepertinya
marah perkara teh yang Hestia antarkan diluar
keinginannya.
"Anu... "
53
Yohan menghela nafas. "Bisa kau berhenti
menggunakan kata 'anu' sebelum memulai
pembicaraan?"
54
tangan Lana. Ia sudah berbalik dan akan memasang
benda tersebut di balkon kamar namun karena
merasa tak nyaman ia berbalik lagi dan berkata.
"Jangan menatapku dengan ekspresi itu."
55
sambil menatap ke arah lantai saat jenis hewan
serangga itu merayap di sana.
56
"Tidak menggigit tapi terbang ke wajah!" seru
Yohan kesal. "Cepat buangkan!"
"Ya! Kau!"
"Haha..." sekilas Lana tertawa seraya
mengibaskan tangannya ke udara. Tetapi sedetik
kemudian ekspresi gadis itu berubah ketakutan dan
berlari naik ke atas meja di dekat kursi tempat
dimana Yohan berdiri.
57
4. Akhir Dari Serangga
58
tetapi Lana tetap tidak mau. Jangankan kecoa, cicak
saja sudah cukup membuatnya histeris. Tak ada
yang bisa diharapkan memang dari gadis itu.
59
dengan laki-laki karena dapat melakukan pekerjaan
laki-laki?" Yohan membalas, tatapannya menyipit
terhadap Lana lalu dagunya menggesturkan gadis
itu ke arah kecoa. "Maka buang itu."
60
"Kau tak masuk akal." Desis Yohan.
61
Kecoa itu—
62
tadi masih merayap di sisi wajah Yohan.
63
dalam kondisi pingsan.
64
mungkin berbohong pada ibu mertuanya meski
alasan dibalik hilangnya kesadaran Yohan sangatlah
memalukan.
65
bersihkan ruangan yang Yohan pakai dua kali sehari,
sekali di pagi dan sekali di sore hari. Kau bisa
melakukan kewajiban itu, kan?"
66
pada Yurisia dan Lana secara bergantian. "Ada hal
yang bisa saya bantu?"
67
Meski begitu entah mengapa Lana merasa kalau
Yurisia jauh lebih menyukai Hestia ketimbang dirinya
sampai muncul spekulasi jangan-jangan Yurisia
memang berniat mendekatkan Hestia pada Yohan
sebab meski tergolong dalam kasta bawahan gadis
itu memiliki kulit seputih susu dan aura kecantikan
murni yang memancar sempurna hampir setara
dengan para Dewi khayangan.
68
panik dan mendekat padanya untuk berpamitan.
69
"Anda tidak perlu membersihkan ruangan Yang
Mulia Kaisar besok, biar saya saja yang kerjakan
setiap hari." Ujar Hestia mengajukan diri.
70
mendukungmu." Diraihnya tangan Hestia lalu
dikecupi bagian punggung tangan gadis itu berkali-
kali. "Mohon bantuan aku, bersihkan segalanya
selamanya tanpa sepengetahuan wanita tua itu."
71
"Pertolongan macam apa, Yang Mulia?"
72
lorong mencari jalan ke arah dapur.
73
gemetar.
Deg!
Hestia tersentak, ia lantas membungkuk hormat
pada Yohan lalu bergegas keluar dari ruangan itu
sebelum hal yang tidak diinginkan menimpa dirinya
akibat kemarahan Yohan.
74
5. Permaisuri
75
muncul di lehernya.
"Yang Mulia?" pelayan wanita tadi sontak menjadi
panik saat Lana perlahan meluruh berjongkok di
lantai. "Yang Mulia! Anda baik-baik saja?"
76
Lana meneguk air tersebut tetapi bukannya
sensasi terbakar tadi panas yang terjadi justru
sebaliknya. Kesakitan Lana pada tenggorokannya
semakin panas, kini dia merasa seperti baru saja
menelan bongkahan silet tajam.
77
membuat dirinya terkena kesialan mengkonsumsi
racun. Padahal dia baru saja memastikan kalau roti
yang hendak dimakannya tidak beracun.
78
"Hah?" beo wanita itu kebingungan.
79
"Pelayan remaja itu menawarkannya pada kami."
Jawab prajurit tersebut. Keduanya bergegas
membawa Lana ke kamar terdekat lalu mengabari
petinggi istana terutama Yohan yang baru selesai
berpakaian sehabis mandi.
80
kondisi Lana.
81
protes, dia memasang wajah khawatir. "Anda
menyuruh semua orang keluar disaat Permaisuri
berada dalam kondisi genting?"
82
keluarkan dari dalam sakunya. Kantung itu berisi
banyak jarum dengan berbagai ukuran yang dibalut
oleh kain kecil supaya tetap berada pada satu
tempat.
83
Namun Lana, gadis dari wilayah kecil di ujung
wilayah istana ini... Yohan tidak tahu bagaimana dia
tumbuh sejak kecil yang jelas pasti hampir mustahil
bagi gadis itu bertahan dalam kondisi teracuni
seperti ini tetapi untunglah seperti yang ahli
pengobatan tadi katakan, racunnya tersangkut di
area tenggorokan sehingga penyebarannya menjadi
lebih lambat akan tetapi Yohan tetap harus siaga
dan bergegas mengeluarkan racun dari dalam
tenggorokan Lana.
84
"Jangan berteriak." Tegas Yohan memerintah
sebelum Lana sempat mengeluarkan pekikan dari
mulutnya yang saat ini dalam kondisi terbuka lebar.
85
Pria itu lantas memberikan pergelangan tangan
kirinya pada Lana, mendekatkannya ke mulut gadis
itu seraya berkata. "Gigit saja tapi jangan berteriak
atau bergerak."
86
Yohan perintahkan tetapi tak sampai menggigit
tangan pria itu walau sudah diperbolehkan, paling
jauh Lana hanya mencetak aliran pulau dari
salivanya yang mengalir menyusuri sudut bibir
disaat berulang kali Yohan mengingatkan untuk
tidak menelan ludah sampai pria itu akhirnya selesai
mengeluarkan seluruh racun yang tersisa dari
tenggorokan Lana.
Kini giliran jarum berukuran besar yang dipegang
pria itu, Lana nyaris pingsan lagi saat melihat
penampakan ukuran jarum tersebut tetapi kemudian
Yohan menggantinya ke jarum yang lebih kecil
karena tak ingin menimbulkan luka baru diatas luka
gadis itu yang sebelumnya ia ciptakan.
87
setelah selesai Yohan memberinya minuman yang
memberi efek ngantuk sehingga tak lama kemudian
kesadaran Lana kembali terenggut tetapi dapat
Yohan pastikan istrinya itu baik-baik saja sekarang
88
terdengar tegas.
89
tatapan dingin yang sama.
Yurisia berdecak, "Nak--"
90
Pria itu menatap satu per satu wajah para
pelayan hari ini. Mencoba mencari kira-kira siapa
dalang yang ada di balik roti yang mengandung
racun tersebut. Bahkan pelayan wanita yang menjadi
saksi sekaligus seseorang yang memberikan roti
kepada Lana dalam kondisi tak tahu jika roti itu
beracun ada di dalam barisan itu.
91
Hening.
92
Tanpa mengatakan apapun Yohan mencengkram
dagu wanita itu, membuat mulutnya terbuka lalu
mencekokinya dengan cairan hitam pekat dalam
mangkuk tersebut.
"Huekkkhh!"
93
meninggal.
Deg!
94
meninggalkan aula.
95
6. Balutan Luka
Tok tok!
96
merasa agak terintimidasi ketika Yohan akhirnya
sampai di dalam sana dan tak langsung mengatakan
apa-apa melainkan menatapnya dengan sorot datar
yang sering membuat orang salah paham karena
lebih cocok disebut sebagai tatapan mengajak
perkelahian.
97
sesekali mengintip ke arah Yohan melalui sudut
mata untuk melihat reaksi pria itu.
98
"Permisi, Yang Mulia. Boleh saya masuk?" Hestia
mengetuk pintu dan menunggu jawaban setuju dari
Lana sebelum melangkah masuk ke ruangan itu
bersama gaun yang dimintakan oleh Yurisia untuk
diberikan pada Lana.
99
"Aku akan seperti karnaval berjalan jika
mengenakan itu!" Protes Lana pada Hestia.
100
sekali dan cocok dipakai di atas kulit anda yang
putih." Lanjut Hestia mencoba menjelaskan pada
Lana.
101
apapun selain tersenyum canggung sesekali lalu
nampak menunduk takut.
"Permaisuri."
102
memotong kalimatnya. Suara tersebut datang dari
arah pintu, nampak seorang pria dalam balutan
jubah keemasan rapih berdiri tepat di depan sana
dengan aura kharisma tampan yang memancar
sempurna.
103
menghela nafas, Lana melihat pria itu mengambil
langkah mundur kemudian berbalik. Berjalan dengan
sangat cepat seolah tertinggal sesuatu yang penting
tetapi dia sama sekali tidak memberi respon atau
menanggapi ucapan Lana.
104
"Aku ingin mengucapkan selamat datang dan
terima kasih atas kehadiran kalian di Istanaku
namun ada kabar buruk yang harus disampaikan
dengan berat hati," Yohan berucap di hadapan orang
-orang tersebut sementara Lana terlihat menguping
dari balik salah satu tiang, mencuri dengar ucapan
pria itu.
105
dirinya yang merupakan seorang Kaisar.
106
Sebuah tangan mendorong pintu tersebut ke arah
dalam. Tampaklah Yohan dengan air muka letih
berdiri dibalik pintu itu, masih belum melangkah
lebih jauh untuk masuk. Kelihatannya pria itu baru
menyelesaikan seluruh pekerjaan sebagai Kaisar
atau mungkin pertemuannya dengan orang-orang itu
baru berakhir beberapa menit lalu.
Entahlah.
"Permaisuri--"
Hening.
107
diucapkannya tetapi tiba-tiba keinginan itu terlintas
dan secara spontan Lana mengutarakannya tanpa
pikir panjang.
108
7. Tak Ada Jalan Kembali
109
Yohan menghela nafas. "Kita baru menikah tapi
kau minta bercerai tanpa alasan logis."
"Lagipula nanti..."
110
"Aku tidak akan pernah memiliki keturunan."
111
berbentuk manusia sebab tak ekspresif sedikitpun.
"Istirahatlah malam ini, besok kau sudah harus
beraktifitas seperti biasa." Ucap Yohan mengabaikan
perkataan Lana kemudian berbalik dan pergi
meninggalkan kamar gadis itu.
112
"Anda sudah bangun, Yang Mulia?"
113
Sementara itu Yohan yang telah bersiap sejak
tadi menyempatkan diri mampir ke kamar Lana,
sekedar untuk memastikan apakah Permaisuri
Kekaisarannya itu sudah siap atau belum.
114
"Baru saja, Yang Mulia."
115
sehingga kini posisinya punggung Lana berada tepat
di depan Yohan lalu dengan cekatan pria itu menarik
keseluruhan tali korset hingga Lana tersentak
karena sesak lalu mengikatnya.
116
jadi diundur lebih lama.
"Anu..."
117
Dari atas situ dengan leluasa ia bisa melihat ke
arah bawah lebih tepatnya ke aula tempat dimana
para rakyat berkumpul sambil sorak-sorai
meramaikan acara.
118
masyarakat di depan sana.
119
semakin canggung setelah mendapat teguran, Lana
tetap berusaha sebaik mungkin.
Prok prok!
120
"Kesejahteraan berlimpah bagi Permaisuri dan
Kaisar!" seru heboh masyarakat bersamaan ketika
melihat adegan ciuman bibir penguasa wilayah
mereka secara langsung.
121
memucat pasi lantas ia bergegas memberitahu
Yohan yang berada tepat di samping gadis itu.
122
Yohan nampak maju selangkah dan memulai
pidatonya, entah apa. Lana tidak mengerti dan tidak
ingin tahu juga lalu tiba-tiba seseorang
membawanya menepi dan duduk agak jauh dari
balkon. Itu Calix dengan segelas air hangat yang
didapatnya dari pelayan.
123
Keningnya berkerut, "kain apa itu?" ia bertanya-
tanya dalam hati setelah bisa mengabaikan adegan
ciuman tadi pada akhirnya.
124
panas yang dilewati Yohan bersamanya padahal
nyatanya tidak pernah ada malam panas tersebut
dan tidak akan pernah!
125
"Anda berbohong pada Ibu Suri." Ujar Lana seraya
menunjuk ke arah tangan kiri Yohan. "Kita sama
sekali tidak pernah melakukan hal seperti itu." Lanjut
Lana berucap.
"Lalu?"
Hening.
126
terbentur.
127
ketakutan.
***
128
8. Dia Dan Keaslian
129
datang.
"Aku akan menemuinya." Lana bangkit dari kasur,
terpaksa meninggalkan sarapan lezat buatannya dan
pergi mendatangi ruang tamu kerajaan.
130
Lana rasa itu sebabnya tak ada satupun anggota
keluarga dari kerajaannya yang hadir di hari
pernikahan. Semua sibuk mengurus ibu yang sedang
sakit parah.
131
Maka dari itu dengan modal nekat Lana menemui
Yohan yang tengah berada di ruang kerja bersama
tumpukan kertas-kertas warna cokelat kekuningan di
atas mejanya dan meminta izin supaya dibiarkan
mengunjungi sang ibu walau sesungguhnya Lana
yang ini tak tahu tentang keluarganya sendiri.
"Ibuku sakit--"
132
ini?" tanyanya pada gadis itu dengan nada jengkel.
"Pengantin baru dari Kaisar dilarang pergi keluar
istana sebelum usia pernikahan tiga bulan."
133
keputusanmu Permaisuri?"
134
pergi kembali ke kamar untuk mempersiapkan
barang-barang lagipula hari ini tidak ada acara
kerajaan yang harus ia hadiri dan Yurisia juga
sedang berada di kota jadi tak akan ada yang
mempermasalahkan jika Lana sedikit bersantai
melanjutkan sarapan.
135
bagi Lana, Yohan sangat yakin.
136
Sengaja Lana tidak berpamitan pada Yohan. Toh,
suami fiksinya itu sudah mengizinkan bahkan dia
sendiri yang mempersilakan keberangkatannya.
137
diri dan menutup tirai tadi lalu mencari posisi
nyaman supaya bisa tidur dengan tenang. Lagipula
Lana merupakan tipikal orang yang gampang
terlelap setelah memejamkan mata.
Bruak!
138
malah membuat sebagian tirai terbuka. Detak
jantungnya terasa seperti berhenti seketika.
Tapi, mengapa?
Lana menguping.
139
"Semua pasukan sudah mati. Apa yang harus
saya lakukan setelah ini?"
"Serang Permaisuri."
140
Yohan tak langsung menjawab, dia nampak
merenung sebelum akhirnya dengan asal berkata.
"Entahlah. Mungkin karena hanya ingin...?"
141
9. Pura-Pura Tak Tahu
142
pembicaraan sehingga segera setelahnya Lana
berjalan menuju aula depan istana yang berada di
halaman depan.
143
satunya orang yang mampu membuat merinding
ketakutan itu belum nampak sejak tadi.
Oke, lupakan.
144
halaman utama dan Yurisia tidak mengantar Lana
sampai ke tengah-tengah kerumunan orang-orang
sederhana.
145
perayaan sederhana kami." Ucap salah seorang
wanita bergaun katun sederhana mewakili yang
lainnya.
146
untuk mempersembahkan hadiah masing-masing
kepada Anda?"
"Tentu."
147
"Maaf, ini demi keamanan Yang Mulia." Ucap
Hestia dengan tatapan tegas.
148
Lelaki di sebelahnya itu mengangguk. "Tunggu
sebentar lagi, Yang Mulia. Anda akan melihat sendiri
aksi orang-orang suruhan saya." Ujarnya.
149
Sampai ketika wanita bernama Claire berteriak.
Dia akan dilukai. Teriakannya membuat Lana dan
Hestia saling menatap satu sama lain sebelum
akhirnya satu dari mereka berlari maju untuk
menyelamatkan Claire sementara satu lainnya
berlari kabur menyelamatkan diri.
150
dirinya terluka. Hanya saja kali ini yang membedakan
adalah scene tambahan kaburnya Permaisuri dari
pesta yang dibuat masyarakat untuk dirinya tanpa
ada keinginan menolong mereka, para sandera.
151
"Kepribadian Permaisuri ternyata cukup menarik."
Gumamnya.
152
bagian gaunnya robek namun masih tak kunjung
sampai ke bagian bangunan istana karena tanpa
gadis itu sadari langkahnya memelan.
"Yang Mulia--"
153
"Jangan sentuh Permaisuri!" serunya
mengancam.
154
yang Lana tunjuk sekilas kemudian merangkul leher
gadis itu menggunakan lengan dan menariknya
seperti kambing.
155
10. Bukan Urusan Kita
156
"Yang Mulia, tenang." Ucapnya sambil
menyekakan keringat di dahi Lana menggunakan
kain. "Anda akan segera sembuh, tolong tenang dulu.
Jika anda terus bergerak maka lukanya hanya akan
semakin bertambah sakit."
157
tak ingin kalau sampai Yohan atau Lana tersinggung.
158
dan menghentikan aksi Lana yang baru mau kabur.
159
memekik kesakitan lalu dengan cepat menarik
mundur kepalanya.
160
"Di...?" pria itu masih bertanya. "Dimana kau tidur
semalam, Permaisuri?"
161
pertama ada seseorang yang tak mau menjawab
pertanyaan darinya bahkan membuang wajah ke
arah lain, menghindari tatapannya.
162
lekat tetapi bukan tatapan lembut melainkan tatapan
tajam. "Hubungan kita tidak lebih dari sebuah
perjanjian diatas kertas yang dapat kubatalkan
kapan saja."
163
Lana berkata, "anda tidak perlu khawatir Yang—eh!?"
Bruk!
164
Lantas ia bangkit dan mengambil mangkuk berisi
herbal tumbuk yang gagal dioleskan oleh para
pelayan tadi kemudian berlutut di hadapan Lana
yang masih duduk lalu menyibak gaun gadis itu
sampai ke paha dan langsung mengoleskan banyak
herbal tumbuk ke bagian luka lutut gadis itu.
"Aa..."
165
Yohan tak bereaksi. Dia hanya menatap Lana
tepat di bibir sampai kemudian merasakan gelenyar
aneh dan segera menarik wajahnya menjauh dari
gadis itu. Pun secara kebetulan kedua lutut Lana
telah terbalur sempurna oleh herbal tumbuk jadi tak
ada alasan bagi Yohan untuk tetap bertahan dalam
posisi seperti tadi.
166
Yohan tidak akan menyukainya, kan?
167
11. Tidur
"Aku terja---"
168
pria itu.
169
sampai kulit mengelupas.
170
ada bercak darah dibaliknya.
171
Lana harus bagaimana menghadapi hidup
monotonnya ditempat ini? Ia tak harus melakukan
apa-apa karena sudah ada Hestia yang akan
melakukan segalanya seperti dalam alur cerita.
172
"Ibu tak melakukannya?" potong Yohan bertanya.
173
tertulis di novel Hestia memiliki penawar dari racun
yang harusnya termakan oleh kepala pelayan istana.
Hestia memberikan penawar itu lalu sebagai
gantinya dia diangkat menggantikan posisi kepala
pelayan yang memutuskan undur diri karena trauma.
174
mencurigakan.
175
waras.
176
menakutkan, aku belum siap melihat tumpahan
darah setiap hari. Seumur hidup itu terlalu lama."
177
Lana jadi merasa kasihan. "Sebaiknya aku
memberitahu Hestia." Putusnya bergegas keluar dari
balik pintu sebab dalam novelnya hanya Hestia yang
bisa mengusir kegundahan Yohan sampai-sampai
lelaki itu tidur nyenyak untuk pertama kali.
178
sinting itu.
179
sampai akhirnya Yohan dengan ragu mendekat dan
menerima cangkir keramik yang disodorkan padanya.
180
tiba saja rasanya mengantuk. Bahkan Yohan jadi
bingung sendiri sebab biasanya dia nyaris tak
pernah bisa tidur namun saat ini entah bagaimana
bisa rasa kantuk berat muncul.
181
12. Dia Sama Sekali Tidak Melihatku
182
pergi untuk menemui Kaisar di kamarnya. Beberapa
hari terakhir Hestia mencoba untuk membantu pria
itu namun tidak pernah diterima padahal niatnya
sangat baik yakni membantu mengurangi beban
pikiran Yohan.
183
banyak gejolak kekecewaan tetapi Hestia segera
mengatasinya dengan senyuman senang karena
akhirnya pria itu tak harus bergelut dengan
pikirannya sendiri tiap malam.
184
seorangpun disana. Mereka lalu menepi ke bagian
tengah taman istana yang jarang dilalui sebagai rute
patroli dan merupakan tempat nyaman bagi
keduanya untuk berbicara sebagai teman.
185
"Kapan kau akan hidup untuk dirimu sendiri?"
Calix menanyai, tatapan tulusnya mengarah pada
Hestia namun saat ini tak ada perasaan lebih
daripada kekhawatiran seorang pemuda terhadap
temannya.
Calix diam.
186
Hestia kembali bicara. "Bukankah seharusnya
kau berada di sekitar Permaisuri?"
187
"Selamat tidur."
188
Kecantikan, ketekunan, serta kebaikan Hestia diakui
olehnya.
189
Kemana Permaisuri pergi?
190
"Ini indah tapi aku tak punya uang." Lana
menghela nafas jengkel, "entah dimana mereka
menyimpan emas, uang, atau apapun. Aku sama
sekali tidak menemukannya di kamar." Omel Lana
seraya bergegas menuruni pijakan anak tangga dari
tanah.
191
dirinya dalam rupa nenek-nenek tua renta yang
langsung sekarat hanya karena memijak satu anak
tangga.
192
memberitahu Yang Mulia dan harus menggunakan
pengawalan ketat." Ucap Calix menjawab.
193
Anda mau?"
"Terimakasih."
194
"Ada-ada saja." Batinnya.
HESTIA
195
CALIX
196
YOHAN BLOM CUKURAN
197
13. Permaisuri Harus Dihukum
198
terjadi?" tampak wajah serta rambutnya yang
mengembang seperti roti baru matang membuat
Lana persis seperti gelandangan.
199
"Perdana Menteri?" Yurisia nampak terkejut akan
kedatangan laki-laki berumur empat puluh lima
tahun itu. "Anda sampai datang kemari pagi-pagi,
saya minta maaf."
200
yang dibacanya tak ada satupun etika yang
tercantum ke dalam kepalanya. Padahal ada bagian
dimana Hestia diminta oleh Yohan mengikuti kelas
etika Kerajaan namun tetap saja Lana tidak ingat
karena sengaja melewati bagian yang dianggapnya
membosankan itu setiap kali membaca.
"Kaisar---"
201
"Yang Mulia sedang bersiap." Potong Yurisia
cepat. "Tunggu sebentar lagi, dia akan datang."
202
dalam acara pesta yang diadakan oleh sekelompok
masyarakat untuk Permaisuri?"
203
Perdana Menteri Damian kepada Lana yang
penampilannya lebih mirip seperti zombie dibanding
Permaisuri.
204
"Aku hanya--"
205
Maka artinya seseorang yang membocorkan
informasi itu merupakan orang dalam istana ini dan
untuk mengetahui siapa seseorang itu Yohan harus
menghukum Lana agar melihat pihak siapa yang
paling diuntungkan setelahnya. Sedikit sudut bibir
Yohan terangkat, senyum kecil diam-diam terulas.
206
Yohan mengangkat tangannya yang lain ke udara,
meminta orang itu tidak melanjutkan ucapannya.
Pandangan tajam Yohan menyorot orang-orang yang
ada di bawah, membuat mulut mereka bungkam
seketika.
207
Nasib sialan!
208
"Kenapa diam?" Yohan kembali berkata seolah
mengejek rakyatnya sendiri. "Maju jika salah satu
dari kalian tidak akan melarikan diri jika berada
dalam situasi yang sama dengan yang Permaisuri
alami."
209
pengumuman berakhir." Ia menegaskan empat
kalimat terakhir lalu berbalik dan kembali ke dalam
diikuti oleh Lana yang masih ditarik seperti kambing.
***
210
“Hiduplah seperti Leri” quote Mba Lana 2023
211
14. Hukuman Satu Bulan
212
Air mata mengalir dari masing-masing ekor mata
Lana. "Aku akan lebih menerima takdirku mulai
sekarang." Lalu ia membawa kedua tangannya
mengusap wajah kemudian bangkit dan keluar dari
kuil.
213
oleh anggota pihak kerajaan.
214
bersikukuh supaya Lana tinggal di rumahnya terlebih
dahulu.
215
nampak tak menyukai hal itu.
216
"Meski rumah saya jelek, saya tidak akan
membukakan pintu untuk anggota kerajaan
manapun!" ucapnya tegas.
217
dari hari ini.
218
sepertinya ia cukup yakin Lana sudah tidak berada di
depan rumahnya.
"Tidak perlu--"
"Uhuk! Uhukkk!"
219
yang belum makan sejak tadi siang.
220
memotong dengan kalimat, "aku sudah tahu
namamu. Tidak usah disebut."
221
Katakanlah dia belum begitu terbiasa berbaur
dengan orang lain. Di sepanjang jalan menuju pasar
sesekali ada orang yang berbisik buruk tentangnya
tapi ada juga yang tersenyum ramah dan menyapa.
222
makanan yang ada di pasar, walau hari sudah
malam tapi tempat ini sama sekali tidak pernah sepi.
Seraya merogoh sakunya, Lana mengeluarkan
beberapa keping koin emas yang sebelumnya ia
dapat dari Calix. "Aku hanya punya sebanyak ini,
bisakah aku mendapat makanan?"
223
membungkusnya untuk anda tapi tolong jangan
menolak bonus dari saya. Saya suka
memberikannya pada semua pembeli, tidak hanya
pada Anda." Ujar pria itu tetap rendah hati meski
tahu skandal apa yang sedang menimpa Permaisuri
dan sebanyak apa orang-orang secara terang-
terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada
gadis itu.
"Yang Mulia, tolong!" seorang wanita berlari ke
arah Lana sambil menangis. "Anak saya sedang
sakit, saya tidak punya uang untuk membawanya
pada ahli pengobatan. Mohon berikan pertolongan
pada saya, Yang Mulia... saya mohon..." kedua
tangannya terkatup di depan dada sementara
kakinya berada dalam posisi sujud dihadapan Lana.
224
"Sudahlah Issa! Apa yang kau harapkan dari
perempuan itu!? Bukankah kau sudah mendengar
kabarnya?" pria itu memarahi istrinya yang masih
menangis meminta tolong pada Lana.
225
"Astaga, lihat perempuan itu..." salah seorang
warga mulai berbisik mengomentari kalau yang Lana
lakukan salah lagi.
226
perlahan melunak.
227
"Makanlah setelah selesai menyuapi kakekmu."
Lana berucap pada Cassia yang tak menoleh
sedikitpun lalu ia meletakkan bungkusan itu di atas
meja. "Aku minta maaf atas nama keluarga kerajaan
dan atas sikapku. Aku tahu kau marah tapi jangan
menghukum dirimu dengan menolak makan."
Cassia sedikit melirik ke samping, melihat siluet
Lana yang perlahan menjauh sampai keluar pintu
lalu terdengar suara derit pintu rumahnya yang
ditutup. Cassia menghela nafas.
228
"Sekarang Permaisuri tidak ada di istana sampai
bulan depan," gumam Hestia dengan senyum kecil
terpatri dibibirnya.
"Kak Hestia, mengapa kau tersenyum sendiri?"
anak kecil di sebelahnya berceletuk. "Apa hal yang
membuatmu senang?"
229
Meski cemberut Selene tak punya pilihan selain
berbaring. Satu kecupan Hestia daratkan tepat di
puncak kepala Selene, sebelum benar-benar pergi ia
mengusap puncak kepala gadis itu dan
mengucapkan selamat malam.
230
"Untuk mencoreng namanya sendiri." Lanjut
Hestia dalam hati."
"Aku tak mengerti dengan gadis itu," Yurisia lanjut
memijat pelan pelipisnya. "Dia masih sangat naif dan
belum tahu kalau gelarnya bisa digulingkan kapan
saja. Bahkan orang biasa yang tak memiliki latar
belakang keluarga bangsawan jika mempunyai
sedikit saja empati dari masyarakat akan langsung
mendapat dukungan untuk menggantikan
tempatnya."
231
Yurisia masih serius.
"Bisa." Jawab wanita itu, "jika dapat menarik
perhatian Kaisar dan mencuri hatinya."
***
232
15. Bukan Sekedar Perhiasan
233
menginginkan gadis itu lagi?
Seolah bisa membaca pikiran anak lelakinya,
Yurisia segera meralat maksud perkataannya dan
mengalihkan dengan kalimat lain. Menjadikan
kalimat tersebut seolah penawaran yang cukup
menarik dan mustahil untuk ditolak.
234
"Dan sekarang perempuan itu harus berada diluar
istana selama sebulan untuk mengabdikan hidupnya
pada sampah. Oh, Yang Mulia... bagaimana jika
seseorang mempengaruhi Permaisuri? Itu sebabnya
aku telah menasehatimu berkali-kali untuk jangan
terlalu mendengar suara rakyat."
235
Mulai dari dalang serangan di pesta sampai
kabar kaburnya Permaisuri dari serangan tersebut
karena keegoisan. Secara kebetulan ada seseorang
entah siapa yang juga menyebarluaskan kabar yang
sama sehingga pada keesokan pagi masyarakat
yang ada datang dalam jumlah besar.
236
Yohan menoleh tepat bersama tatapan tajam
yang langsung menghunus Yurisia tepat di matanya.
"Karena aku ingin." Lalu ia menjawab demikian, "aku
tidak tahu tapi rasanya aku ingin sekali
menyingkirkan Permaisuri."
237
membuatmu jatuh hati?" tanyanya penuh selidik.
238
mengambil kendali atas dirinya. Sedikit-sedikit ia
kasihan pada Lana, sedikit-sedikit ia ingin
menyingkirkan Lana. Rasanya seperti kekang kuat
yang terus-menerus mengendalikan dirinya dan
Yohan tidak bisa menghindar, itu sebabnya.
Tok tok!
239
mempersilakan seseorang dibaliknya masuk dan itu
adalah Calix. Yurisia mengerti waktunya sudah habis
karena itu dia pergi bersamaan dengan Calix yang
masuk ke dalam untuk memulai sesi berbicara
empat mata dengan Yohan.
240
lain untuk dijual ke tempat para penempa perhiasan
namun saya berhasil menebusnya kembali karena
merasa benda berharga milik Istana tidak pantas
berada di tempat kumuh." Ujarnya.
"Lakukanlah."
241
kembali bicara, Yohan yang akan beranjak jadi
mengurungkan niat dan menjawab dengan gestur
gerakan tangan lalu Calix melanjutkan.
Tiba-tiba sekali...
242
Tidak tahu saja kalau itu merupakan sifat Yohan
persis seperti yang digambarkan dalam narasi novel.
Pria itu kikuk dan tak berpengalaman dalam perkara
percintaan dan cenderung menutup diri. Jika sedikit
saja dia merasa aneh dengan lawan jenis maka
segera setelahnya Yohan akan membentengi diri
entah dengan menjauh atau dengan membuang
orang itu dari hidupnya.
243
"Yang Mulia..." Cassia menatap Lana dengan
senyum kecil di bibirnya. "Maaf atas sikapku
sebelumnya, kebencianku terhadap keluarga
kerajaan membuatku jadi memandang semua orang
yang berasal dari istana adalah orang yang sama
tapi setelah semalam bersamamu... aku pikir kau
orang yang cukup baik."
244
telinganya kelihatan memerah sementara Lana
memakai kalung berbandul emas yang dipahat
menyerupai buah apel separuh tergigit.
"Kau--"
245
Lana mengangguk. "Baiklah-baiklah, setelah
kembali ke Istana aku akan menjanjikan tempat
tinggal lebih layak untuk kakekmu." Ucapnya
sebelum sempat Cassia menolak, Lana lebih dahulu
menambahkan. "Untuk kakekmu, bukan untukmu."
Membuat Cassia jadi tidak bisa menolak.
246
Sosok Lana yang tidak beruntung menikah
dengan Yohan, diselingkuhi, dan bahkan tidak ada
yang tahu perasaannya saat diceraikan. Apa yang
bisa diharapkan? Untuk saat ini Lana harus
menyelesaikan hukuman satu bulannya terlebih
dahulu.
247
16. Secangkir Teh
248
"Anda terlihat kelelahan. Saya tahu beberapa
teknik pijatan kepala jika anda mempersilakan."
Ucapnya lagi menunggu Yohan menanggapi.
"Siapa namamu?"
"Hestia, Hestia Avolire. Itu nama saya Yang
249
Mulia." Hestia menjawab dengan lemah lembut,
setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya terdengar
begitu sopan sehingga enak didengar.
250
memikirkan cara untuk menceraikan Permaisuri tapi
ingin dibuat seolah-olah karena terpaksa oleh
keadaan bukan karena keinginan Yohan.
"Hm."
251
Begitu yang diinginkan oleh Yohan.
252
Sebulan... kini tinggal dua puluh sembilan hari
lagi masa hukuman yang harus Lana jalankan. Hari-
hari terasa berat baginya, membantu warga sekitar
tanpa fasilitas dari Kerajaan rasanya seperti berjalan
diatas duri. Lelah dan menyakitkan tetapi sebagai
gantinya banyak orang-orang yang mulai menaruh
kepercayaan pada Lana bahkan terus terang
mengungkapkan kekagumannya.
253
"Ya! Kami mendukung Permaisuri!" respon
lainnya kompak, membuat senyum lebar terpatri di
wajah Lana walau kondisi gadis itu cukup terlihat
kelelahan sehabis membantu membuat masakan.
"Merebut?"
254
"Disini masih sering terjadi hal seperti itu Yang
Mulia. Jika warga tidak mampu melunasi pajak
dalam kurun waktu yang ditentukan maka hasil
pertanian kami akan diambil. Tolong kami Yang
Mulia..." seorang wanita entah darimana datang dan
menyahuti respon Lana barusan kemudian satu per
satu orang-orang yang tadinya memperhatikan dari
jauh mulai mendekat untuk meminta bantuan yang
sama.
255
yang harus dilakukannya sebab terlalu beresiko jika
ia menghadapinya sendirian namun sebelum
hukuman sebulannya berakhir Lana tidak
diperbolehkan menyentuh istana atau mendekatinya.
256
mengatasinya. Untuk sekarang kalian bersabarlah
dan beritahu dimana aku bisa menemui Tuan Tanah
itu?"
257
eropa klasik mewah dengan banyak sekali pahatan
gambar di bagian keramik dindingnya. Membuat
bangunan itu terkesan mahal dan berkelas bahkan
Lana terpukau melihat bangunan dua lantai itu.
"Siapa?"
258
"Silakan masuk, Tuan." Sambutnya ramah namun
kentara akan nada takut.
"Kau mengikutiku?"
259
"Mereka butuh pembuktian, hanya ini yang bisa
kulakukan." Ucap Lana masih berbisik, tak mau
kalah begitu saja sebab nanti kalau ia tak bertindak
malahan timbul lagi rumor buruk tentangnya. Sudah
menumpang hidup di rumah orang beban pula!
260
mereka ingin melakukan pemeriksaan."
261
MAS-MAS TUKANG KORUPSI
262
17. Tuan Tanah Sombong
263
"Bokongnya terlalu hina untuk duduk di kursi
mahal." Pria itu tertawa pada bagian yang
menurutnya lucu dari kalimat barusan.
264
"Kaisar?" Alan tersenyum lebar mendengar gelar
dari seseorang yang tak disukainya baru saja
disebut.
265
Pria tambun, tua, dan lain-lain sama sekali tidak
identik dengan pria dihadapannya yang kalau
diperkirakan mungkin usianya sekitar dua puluh lima
tahunan ke atas tapi belum mencapai tiga puluh.
Mungkin. Lana hanya menebak dari penglihatan fisik,
entah kalau semisal pria ini berumur lima puluh
tahun namun awet muda karena perawatan.
266
Alan mengangguk. "Baiklah, aku bersalah atas hal
itu. Lainnya?"
267
kunciran di belakang kepala. "Ada hal lain lagi?"
268
"Sebaiknya kita kembali." Calix berbisik merasa
ada yang tidak beres karena biasanya Alan tidak
pernah bersikap sebaik ini padanya namun tiba-tiba
pria itu menjadi sangat baik pada Lana, mustahil jika
tak ada udang dibalik batu.
269
sehingga Calix mau tak mau tetap menunggu di
ruang tamu sampai Lana selesai.
270
"Hukuman ini mengajarkanku untuk jadi orang--"
271
Lana mengalihkan pandangannya ke arah lain
kemudian memuji. "Anda punya banyak furniture
indah."
272
"Dimana ruang makannya?" Lana menoleh
menatap Alan dan mendapati wajah pria itu cukup
dekat dengan wajahnya, jelas saja hal itu membuat
Lana refleks mengambil langkah mundur dan
menjauh.
273
membawa beberapa emas batangan pada keesokan
harinya sebagai hadiah.
Plak!
274
Menampar Alan lalu mendorong dada bidang pria
itu sehingga langkahnya mundur sedikit jauh darinya.
275
"Yang Mulia, biar saya antar--"
276
Penolakan baru pertama kali didapat olehnya.
Bahkan sampai malam hari disaat Alan seharusnya
menghabiskan waktu dengan wanita kesukaannya
khusus di malam ini Alan tidak bisa melakukannya.
"Hei..." wanita itu cemberut saat lagi-lagi Alan
kedapatan melamun padahal mereka sudah berada
diatasnya ranjang. "Apa yang kau pikirkan sejak
tadi?"
277
Alan menatap Leya cukup dalam lalu mendorong
bahu wanita itu menjauh darinya. "Kurasa tidak
malam ini, kembalilah lain kali." Ujarnya tak
berselera.
278
menyentuh pipi.
279
18. Hari Demi Hari
280
Kalau sudah begini tega sekali apabila suatu hari
Lana terkena masalah namun masyarakat bukannya
mendukung malah menyudutkan, entah harus
bagaimana lagi Lana menghadapi mereka.
281
baik!" pujinya sembari memutar-mutar sapu tangan
itu di atas telapak tangan, memeriksa motif bunga
anggrek yang dirajut diatasnya.
"Sama - sama."
282
mengalami hal tersebut tetap saja itu tidak adil. Aku
senang kalian mendapat ganti rugi dari mereka."
283
kurang nyaman.
284
"Tidak ada." Calix menjawab ringan.
285
Kening Calix mengernyit, dia merasa tak asing
dengan nama yang disebut oleh Lana tapi tak mau
langsung berprasangka ke arah sana. Bisa saja
seseorang memiliki nama serupa.
286
"Apa kau keberatan, Tuan Calix?" mendengar tak
ada respon langsung membuat Lana curiga, mengira
kalau ucapannya mungkin menyinggung laki-laki ini.
287
Hestia dan Lana mengerti itu. Lana tidak
membahasnya lagi.
288
bicara dengan Permaisuri."
289
Titah Calix mengusir dengan penuh penekanan serta
tatapan tajam kala Alan mendesis ke arahnya
seperti ular berbisa menakutkan.
"Saya menyesal!"
290
"Kubilang minggir!" serunya dengan nada tinggi
sampai terdengar bunyi gemeletuk giginya.
291
"Yang Mulia..." dia ingin bertanya tentang kalung
yang sangat dikenalinya itu namun saat Lana
menatapnya, Calix menggeleng.
292
terakhir yang dia miliki demi bergabung dalam
kemiliteran istana dan mendapat jabatan tinggi.
Panglima Kerajaan, itu tujuannya sejak awal.
293
Benar. Lana tidak ada di Istana selama sebulan
jadi ia tak tahu perubahan apa yang terjadi di dalam
sana dan mungkin saja sekarang Yohan... Hestia...
mereka sudah.. Haruskah Lana membiarkan Calix
mati hanya karena cinta?
294
CALIX
295
19. Aku Tak Peduli
Hari ini.
296
dan tidak meliriknya bahkan selama dua detik.
Mengapa pria itu menjadi begitu dingin dan sulit
ditaklukkan padahal Hestia sudah setiap hari
membuatkan teh dan memijat kepalanya. Apa masih
kurang?
297
Menyadari sang istri menatap, Yohan
menurunkan pandangannya tetapi bukan untuk
membalas tatapan Lana melainkan untuk
mengambil mahkota dari atas baki yang dipegang
oleh Hestia.
298
sementara Lana mengambil tempat disisinya. Berdiri
berdampingan dengan Yohan sambil tersenyum tipis.
299
pakaiannya.
300
"Ibu, mengapa semua barangku dipindahkan ke
kamar Kaisar?"
301
Menyedihkan.
"Permaisuri?"
Deg!
302
"Sekarang aku harus menghadapinya setiap hari."
Hela nafas berat terdengar keluar dari sela bibir
Lana sebelum gadis itu menyeret langkahnya
berbalik menuju kamar Yohan.
303
"Ada karpet tebal, gunakan itu sebagai alas."
Ucap Yohan tanpa melihat ke arah Lana karena saat
ini dia sedang berada di balkon, menikmati suasana
senja disertai angin sepoi yang menerpa wajahnya.
304
Lana menangis untuk pertama kalinya di tempat
itu. Dia sudah mencoba untuk menahan diri tapi
rasanya sedih sekali belum lagi ia terbayang scene
dalam novel ketika Lana diceraikan begitu saja,
maka makin menjadikan tangisan tanpa suaranya.
305
menyudahi kegiatan memeriksa berkasnya.
306
mengangkat kakinya, ia cukup bisa menebak hewan
jenis apa yang berada tepat di bawah sana.
307
Diraihnya bantal itu perlahan, diangkat cukup tinggi
lalu dilemparkan ke arah Lana.
Tidak kena.
308
"KECOAAAAA!" Pekik Lana nyaring sambil
berbalik menghadap Yohan dan mengibas hewan
tersebut ke arahnya.
"ARGHHHHH!"
309
LANA VERSI BELUM MAKE UP
310
HESTIA…UHM
311
20. Damn!
312
dan masuk melalui balkon di siang hari." Hestia
kembali berkata, "saya memiliki ramuan dari
beberapa tanaman herbal yang ampuh mencegah
kecoa masuk. Mau saya buatkan?" sebenarnya dia
hanya basa-basi dan tidak berharap Lana atau
Yohan merespon.
313
merasa semakin jengkel sendiri.
314
"Aku akan cari angin di luar." Celetuk Lana
sekedar memberitahu karena sepertinya dia sadar
Yohan masih syok berat akibat kecoa.
315
padanya.
316
sambil mengepalkan tangan erat bersiap
melayangkan tinju pada meja yang berada di sisinya.
317
"Bukankah itu yang kau inginkan?" Lana balas
menatap Yohan walau seluruh tubuhnya gemetaran
terutama bagian bahunya yang dicengkram kuat
oleh pria itu.
318
mengatakannya entah mengapa dia sangat tidak
suka mendengarnya.
319
Dorongan itu berhasil membuat Yohan mundur
sejauh dua langkah tapi kemudian pria itu berlari ke
arahnya lalu mendorongnya jatuh ke kasur.
320
"Permaisuri!" pekik Yohan berseru, Lana menoleh
sekilas ke arah belakang dan mendapati Yohan
berlari menuju dirinya.
321
Tatapan tajamnya bertemu dengan tatapan tenang
milik lelaki itu lalu saat akan mendekati Lana, Calix
mengulurkan tangannya menghalangi jalan Yohan.
322
sudah pasti Calix menjadi samsak tinju dalam
sekejap.
323
"Maafkan saya Yang Mulia, tapi anda tidak bisa
menyentuh Permaisuri tanpa persetujuan darinya."
Calix berucap dengan tatapan memperingati.
Brak!
324
YOHAN LAGI KAMBUH
325
21. Thanks Calix
326
"Hestia, Panglima Istana mencarimu." Ujar
rekannya yang merupakan kakak dari Selene tepat
saat Hestia baru akan menutup diri dengan selimut
sebab gadis itu baru saja berbaring.
327
penasaran terlebih karena Calix nampak terburu-
buru. "Untuk apa semua itu?"
328
lipat lebih penasaran.
329
bisa mengatakan apapun soal itu pada orang lain.
Mengapa kau mengatasnamakan pertemanan kita?"
330
dalam hubungan pernikahannya walau sampai saat
ini Yohan masih belum menunjukkan tanda-tanda
akan membuka diri padanya.
***
331
"Yang Mulia, pakailah untuk menutupi punggung
anda." Ucap Calix pada Lana.
332
"Aku tidak apa-apa." Mendongak ke arah Calix,
Lana tersenyum tipis. "Kau melanggar perintah
Kaisar. Apa itu baik untuk jabatanmu?"
333
bengkok ke arah luar. Rasanya sangat sakit tetapi ia
bahkan baru menyadarinya beberapa saat lalu. Dan
ketika Calix mengulurkan tangannya, Lana benar-
benar ragu. Takut kalau pria itu akan
mematahkannya.
"Aku--"
334
Krek!
335
arahnya. "Saat aku keracunan karena memakan roti,
ada seorang pelayan di dapur waktu itu. Apa kau
bisa beritahu padaku identitasnya?"
336
tertulis jelas Yohan pergi bersama Hestia jadi
seharusnya ia tidak perlu mempersiapkan diri atau
memikirkan perjalanan itu.
337
dari jauh, melihat bagaimana Calix berinteraksi
dengan Lana meski tak dapat mendengar atau
menebak apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya
perbincangan itu cukup serius.
***
338
CALIX
339
22. That Night
340
Saya mengundurkan diri setelah kejadian anda
memakan roti beracun yang sebenarnya disediakan
untuk saya."
341
"Dari mana saja kalian? Mengapa tidak ada yang
berjaga di sekitar!?"
Hestia.
342
Sementara itu ucapan Calix kembali terngiang.
Beberapa saat lalu Calix juga memberitahu hal lain
yang terjadi malam itu saat Lana tak sadarkan diri
karena pengaruh racun.
343
Artinya seseorang yang ada di depannya ini?
344
"Tidak ada siapa---"
Bugh!
"Akhhh!"
345
Tepat setelah Lana pergi seorang pria muncul
dari balik kegelapan, tepatnya dari arah lorong
menuju gudang. Sontak perempuan tadi segera
membungkuk hormat dan meminta maaf.
346
kesempatan untuk menculik Permaisuri tapi semua
hancur gara-gara kau!"
347
"Ada apa?" tanyanya. "Hal penting apa yang kau
maksud?"
348
menguping!?" tudingnya membentak.
"Ibu, hiks..."
349
menangis di kakinya. "Apa yang terjadi padamu?"
350
"Maksudmu Hestia?"
351
"Aku tidak meminta ibu memecatnya atau
mengusirnya dari istana," Lana menjawab perkataan
Yurisia sambil menatap mata wanita itu lekat-lekat.
"Aku hanya meminta ibu untuk tidak terlalu
mempercayainya. Bisakah ibu melakukan itu?"
352
Yurisia terdiam.
353
dalam buku atau dalam kehidupan sekarang tapi
tetap saja Lana akan merasa bersalah... Lana akan
merasa sangat bersalah jika tidak bisa
menghentikannya, dia menyadari perasaan itu
semenjak menerima jati diri dan gelarnya ditempat
ini serta mulai bertekad untuk mengubah akhir kisah
ini menjadi lebih baik tanpa Hestia di dalamnya.
354
darinya sesuai permintaanmu."
355
Lana tertegun mendengar jawaban tak terduga
yang tidak pernah disebut dalam narasi atau dialog
novel. "Hah... Lana, nasibmu sungguh menjijikan.
Sungguh... sepertinya aku benar-benar butuh
psikiater sekarang."
356
23. The Sane One Gives Up
357
"Kau salah minum obat?" Yohan berkata sinis.
"Menjauhlah dariku." Desisnya seraya menghindari
Lana dengan mengambil langkah ke kiri tapi gadis
itu sengaja mengambil langkah ke arah yang sama.
358
"Atas sikapku yang sebelumnya; yang sempat
memintamu bersama perempuan lain atau
semacamnya... tolong lupakan itu, aku minta maaf
karena sempat meremehkanmu." Lana kembali
berkata membuat Yohan merasa agak tidak nyaman
karena sebelumnya dia tidak pernah disambar
dengan banyak kalimat semacam ini oleh Lana
bahkan istrinya itu terbilang penyendiri.
359
Yohan tidak tahu bagaimana cara menanggapi
Lana, ini terlalu tiba-tiba dan lumayan mengganggu
tapi Yohan akui ia tidak seberapa membencinya.
360
daripada berdebat dengan gadis itu Yohan memilih
berjalan melewatinya menuju ruang kerja pribadinya.
361
sama, membuat Yohan yang baru akan memeriksa
gulungan berisi data keuangan berdecak.
362
Lana lalu menarik sebuah kursi terdekat dan
duduk berhadap-hadapan dengan Yohan. Nampak
tangannya yang terkepal berada diatas meja
gemetar, dia takut tapi sebisa mungkin tidak
memperlihatkannya pada pria itu. Menutupinya
dengan senyuman.
363
potongan daging lain dengan belatinya dan kali ini
diarahkan ke mulut Lana. "Makan atau kurobek
mulutmu." Ancamnya sukses membuat Lana
membuka mulut dan menerima suapan itu.
364
benar ingin melumat Lana hidup-hidup karena gadis
itu terlalu banyak protes dan bertanya.
365
jadi teringat hari dimana mereka menikah lalu
berdoa bersama dan pada waktu itu Lana juga
melakukan hal sama. Memegang tangannya yang
gemetaran dengan tangan lain.
"Tidak, aku--"
366
"Cukup untuk hari ini." Lana berkata pada diri
sendiri.
367
sejak awal?
368
"Akan saya lakukan, Yang Mulia." Jawab pelayan
itu.
369
"Disini?"
"Luka itu..."
370
"Ini karena latihan." Jawab Calix cepat.
"Barusan?"
371
hadapannya ini teman baik Hestia dan tidak bisa
terlalu dipercaya, Lana tetap harus berhati-hati.
372
24. The Empress's Answer
373
"Dimana lemarinya?"
374
sesuatu yang berkaitan dengan racun itu.
375
menggertakan gigi, ia tahu Hestia tidak mungkin
ceroboh dan membuang botol itu begitu saja
terlebih peraturan tidak mengizinkan pelayan istana
keluar melewati gerbang selama masa kontrak kerja
belum habis.
376
"Yang Mulia, mengapa anda membongkar tempat
tidur dan lemari penyimpanan pakaian saya?" Hestia
bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya lalu
sekilas terkejut ketika melihat Lana memegang
botolnya.
377
bergantian. "Aku harus memeriksanya terlebih
dahulu."
378
"Saya tahu mengenai hal itu, tapi tindakan anda
tidak dibenarkan karena melanggar privasi dan hak
asasi manusia. Bagaimana jika masyarakat---"
379
"Kau yang membocorkan serangan itu pada
masyarakat?" tuding Lana bukan tanpa alasan tetapi
ucapan Hestia sendiri yang menjadi bumerang bagi
dirinya.
380
tidak tahu?"
Lana menghembuskan nafas dari mulut sambil
meremas botol di tangannya. "Tak heran sih, pria itu
memang kadang tidak berguna sepertimu."
381
Hestia tersentak saat Lana menyiramkan isi botol
itu pada pakaiannya. Refleks dia langsung
menjauhkan tangannya dari bagian kain yang
terkena isi botol tersebut.
382
Segera setelah melihat Lana pergi, Hestia berlari
menuju kamar mandi. Membuka penyumbat lubang
air lalu melepaskan pakaian luarnya kemudian
membilas tubuh di bawah pancuran yang ada seraya
menggosok-gosok permukaan kulitnya terutama di
bagian atas dada yang sempat terkena sedikit
cipratan cairan tadi dan mulai terasa melepuh.
Prang!
383
Yurisia akan memastikan hanya orang-orang
pantaslah yang menjadi kandidat dan yang terbaik
diantara yang baik akan menjadi Kepala Pelayan
berikutnya.
384
Benua tetangga.
385
pria itu.
Agak berbeda.
386
Setelah Yurisia berkedip Hestia melanjutkan
ucapannya.
387
"Anda menjawab pertanyaan yang seharusnya
dijawab oleh Permaisuri dengan begitu indah."
Celetuk Perdana Menteri Damian.
388
"Itu salah!" Lana berseru lantang, membuat
Hestia terdiam dan orang-orang berpaling menatap
ke arahnya termasuk Yohan, seseorang yang
merasa evaluasi kandidat Kepala Pelayan menjadi
sangat menarik.
389
Hestia dengan senyum meremehkan. Gadis itu
dapat menebak seburuk apa jawaban yang akan
Lana berikan.
390
YOHAN HABIS CUKURAN
391
25. Essays With Perfect Grades
"Kejujuran."
392
penasaran dengan lanjutan penjelasan dari Lana
sampai-sampai bertanya dan menyela gadis yang
belum selesai memaparkan jawabannya itu.
393
Semua orang dalam ruangan itu bungkam,
mereka seolah sedang bersama-sama mencerna
perkataan Lana dan penasaran dengan penjelasan
lanjutan macam apa yang akan gadis itu berikan.
Mereka ingin tahu dan mendadak tidak sabaran
terutama ketika Lana mendekat pada Hestia.
394
boleh sampai diketahui oleh pihak luar terutama jika
tidak ada persetujuan dari Kaisar. Tetapi, melihat ke
belakang ketika masyarakat menuntut agar aku
mendapat hukuman atas insiden yang seharusnya
hanya diketahui oleh pihak dalam... bukankah berarti
ada seseorang diantara kita ditempat ini yang telah
membocorkannya padahal dia memegang sumpah
pengabdian?"
395
pertama kalinya dia merasa bersalah karena sempat
meragukan Lana tetapi hari ini gadis itu
menunjukkan kualitas dalam dirinya dengan
memberi jawaban segar yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
396
selanjutnya.
"Biarkan saya menjawab sisa pertanyaannya
disini." Permintaan Lana sukses membuat Hestia
panas dada.
397
ditakuti oleh kerajaan-kerajaan disekitarnya
sedangkan dua sisanya hanya kerajaan kecil biasa.
Untuk meminimalisir terjadinya penyerangan atau
peperangan suatu hari langkah apa yang sebaiknya
diambil oleh Kekaisaran Sirasea?"
398
"Terimakasih Yang Mulia." Balas Hestia
tersenyum sebab masih ada harapan baginya untuk
mencuri hati semua orang di ruangan itu dengan
menjawab pertanyaan yang satu ini.
399
jawaban untuk pertanyaan kedua sekaligus terakhir
ini cukup tinggi.
400
"Bagaimana Perdana Menteri?" Yurisia bertanya
dengan nada sombong.
401
tangannya ketika dirasa kuku-kuku jarinya melukai
permukaan telapak tangan sendiri. Benar-benar
mengesalkan!
402
Bahkan saat membaca novel Hestia dulu, Lana
sempat memikirkan jawaban lain yang bertentangan
dari jawaban Hestia hanya untuk iseng belaka tapi
siapa tahu kini jawaban itu benar-benar terpakai dan
berhasil memukau semua orang. Hestia tidak akan
mengalahkannya dalam hal ini, tidak akan pernah.
403
menyahut, "b-baik Yang Mulia."
404
pria itu laporkan. Lana ingin tahu siapa seseorang
yang mencoba untuk menjebaknya di gudang karena
jika semalam dia lengah maka mungkin hari ini Lana
sudah tidak ada entah dibuang kemana.
405
akan saya lakukan." Jawabnya mengangguk lalu
mulai mengoleskan herbal tumbuk pada luka di
punggung tangannya.
406
"Apa?" Lana melotot saat Calix hanya
menatapnya. "Ulurkan tanganmu!"
407
Calix mengerti dan melakukannya sendiri lalu
Lana mengambil alih perban dari bahan kain
berwarna putih itu lalu mengikatkannya pada luka
Calix dannnnn selesai!
"Tuan Calix..."
"Ya?"
408
menutup luka di punggung tangannya.
409
26. A Little Envious
410
"Aku mengajakmu sarapan." Ujar Lana sesuai
kenyataan kalau seandainya Yohan mendadak lupa
ingatan.
411
dan sangat menyayangkan hal tersebut padahal
bagus kalau di tempat ini ada pendingin udara
seperti AC... mungkin.
412
Seolah bisa membaca isi pikiran Lana, Yohan
menembak dengan kalimat. "Aku tak ingin
mendengar alasan tak masuk akal seperti mendadak
kenyang darimu, Permaisuri."
413
Bruschetta.
414
cukup lebar seperti raksasa lapar.
415
sempat menyadari betapa miripnya mereka saat ini
sangking sibuk memaksakan diri untuk makan menu
pembuka yang terbuat dari bahan pangan yang
mereka benci.
416
ke mulut.
417
racun atau sejenisnya, mungkin saja tetapi daripada
semua kemungkinan itu... Lana tidak suka makan
daging muntah.
418
Lana tersenyum sambil membekap mulut Yohan,
memaksa pria itu mengunyah dan menelan salmon
yang tadi sudah sempat berada di dalam mulutnya.
Hening tercipta.
419
tidak ada yang benar-benar enak sesuai
ekspektasinya?
420
Alan cemberut. "Mengapa anda menjauhi saya?
Apa saya bau?" ujarnya seraya mencium pakaian
sendiri. "Saya sudah mandi."
421
SENYUM ALAN KE LANA
422
27. A Man With Red Hair
423
dari kebun. Kebun istana, bukan kebun saya."
424
Lana mendengkus. "Melakukan korupsi,
penjarahan, dan--"
425
Alan berdehem lalu bertanya. "Seperti apa tipe
pria idaman anda? Ah, saya tahu yang pastinya tidak
seperti suami anda. Saya benar?"
426
gadisnya.
427
Lana, menghadang Alan yang ingin mendekat.
428
Ya, kabarnya sudah diumumkan pada seluruhnya
masyarakat. Kaisar akan pergi bersama Permaisuri.
Benua Everland.
429
"Yang Mulia, gaun mana yang akan anda bawa?"
"Yang Mulia?"
"Ah!" Lana mengerjap, ia melamun rupanya.
430
membawa beberapa gaun dari jenis bahan yang
berbeda." Ucapnya.
431
Kriet~
432
Alhasil Lana menelan kembali pertanyaan dan
duduk diatas karpet. Masih belum mengantuk. Ini
juga masih sekitar pukul tujuh. Seharusnya Lana
turun untuk makan malam tapi ia terlalu malas dan
semenjak berada di satu ruangan dengan Yohan,
Yurisia jarang menemuinya mungkin karena sangat
berharap segera menimang cucu.
"Itu mustahil!" gumam Lana membantah
pemikiran Yurisia.
433
"Alan?" Lana menyebut nama pria yang Yohan
maksud dan seketika terdengar deheman sahutan.
"Oh, entahlah. Tidak ada kurasa."
Hanya saja…
Hanya saja…
Hanya saja...
434
mengutarakan isi pikirannya. "Kau seorang
Permaisuri, jaga martabatmu dihadapan orang lain.
Aku tak ingin sampai mendengar rumor
perselingkuhan berkeliaran di istana."
"Apa?"
"Tidak."
"Aku bisa."
435
"Lantas mengapa kau mengobrol denganku, Yang
Mulia?"
436
Bukankah sebelumnya anda ingin menceraikan saya
setelah turut berusaha membuat citra saya buruk di
depan masyarakat?"
437
Kening Lana mengernyit usai mendengar
tanggapan Yohan yang sama sekali tidak berkaitan
dengan ucapannya. Apakah ini yang dinamakan
ditanya apa jawabnya itu?
438
28. One Day Before
439
sampai kemudian Yohan yang lebih dulu menarik diri
karena lagi-lagi merasa panas pada bagian belakang
telinga yang rupanya sudah berubah warna jadi
memerah.
440
"Apa kau melihat seseorang?" tanya pria itu
padanya dengan penuh penekanan dan wajah yang
begitu dekat sampai-sampai Lana tak fokus dan
malah terdiam.
Brak!
441
Kriet~
Brak!
442
pada bagian gagang besar pintu kamar sehingga
dapat dikatakan secara singkat bahwa Yohan
menguncinya di dalam kamar.
443
Calix menundukkan kepala, menyampaikan rasa
hormat lalu menjawab. "Permaisuri ada di dalam dan
saya mendengar keributan."
444
"Ikutlah bersamaku." Pinta Yohan, Calix
mengangguk dan berjalan mengekor di belakang.
445
Ah, Calix tidak boleh gegabah. Tujuannya adalah
menghabisi Yurisia sebab karena wanita itu ia jadi
harus kehilangan kedua orang tua di usia kanak-
kanak.
446
genggaman. Membuktikan kalau mereka berada
dalam tingkat kemampuan berpedang yang hampir
sama.
"Benarkah?"
Klang!
447
dengan mudah tapi tidak dengan tebasan ketiga.
Calix gagal menghindar alhasil satu goresan panjang
tercipta di lengan kanan atasnya hingga mengoyak
pakaiannya.
448
perlahan Hestia membawa Calix menepi dan duduk
lalu melihat sekeliling, mencari kain untuk mengikat
luka di lengan pria itu.
449
Ditengah kondisi terluka samar-samar Calix
mendengar suara Yurisia sedang berbincang dengan
Perdana Menteri Istana. Mereka membicarakan
tentang keberangkatan Kaisar dan Permaisuri
mewakili wilayah Sirasea.
"Hestia."
450
"Apa maksudmu?" nada bicara Yurisia terdengar
menuding, dia nampak tak sependapat dengan
Perdana Menteri Damian.
451
29. The Emperor's Nightmare
452
Ada seorang pria berdampingan dengan seorang
gadis. Yohan mengenali pakaian yang dikenakan
pria itu persis seperti miliknya, pakaian Kekaisaran
milik Kaisar. Jadi, dia beranggapan kalau pria itu
adalah dirinya sedangkan perempuan disisinya…
Siapa?
453
berpedang dengan Calix tapi.
"Permaisuri,"
454
"Anda yakin? Anda lebih memilih bercerai
daripada menerima selir Yang Mulia di sisi anda?"
"Ya."
Deg!
455
Yohan memang sering berpikir demikian, untuk
menggantikan gadis itu tetapi Yohan tidak pernah
membayangkan suatu hari ia akan benar-benar
melakukan hal tersebut.
456
masuk dan tak mendapati Lana berada diatas kasur.
457
Perlahan tangan Yohan bergerak hendak
menyentuh bahu Lana tetapi kemudian jemarinya
perlahan mengatup menyisakan satu telunjuk yang
bergerak mendekat pelannnnnnn sekali menyentuh
bahu Lana sebanyak dua kali, seperti ketukan yang
amat pelan persis seperti anak kecil yang tengah
berusaha membangunkan ibunya tapi tak mau
sampai membuatnya terkejut.
458
karena kondisi kamar lumayan gelap, hanya ada
cahaya dari arah luar balkon sebab seluruh lampu
telah Lana matikan dan biasanya Yohan memakai
lampu kecil berwarna kebiruan yang menyala di
samping kasur.
"Ibunya kecoa?"
459
"Menurutmu apa?" tiba-tiba saja nada ketus
Yohan kembali. "Jangan berpikir aku mendatangimu
karena habis bermimpi buruk." Celetuknya sembari
menarik diri, menjauh dari Lana.
460
dia akan benar-benar melakukan itu suatu hari?
Memikirkannya membuat perasaan bersalah itu
muncul lagi.
461
menyentuh bahunya.
Yohan Haze.
462
Takut jika sebuah mimpi yang seharusnya bunga
tidur menjadi sebuah kenyataan suatu hari.
Mengerti tidak?
Disaat Yohan sedang gundah memikirkan mimpi
yang didapatnya, Lana tengah mati-matian berusaha
untuk tidak menimbulkan gerakan mencurigakan
sedikitpun terlebih ketika sesekali nafas hangat
Yohan singgah pada bagian dahinya bahkan
463
terkadang sampai ke wajahnya. Rasanya begitu
amat menegangkan seperti sedang menonton film
paling horor sepanjang masa.
464
30. Last Meeting
"Apa itu?"
465
keterkejutan dan bingung juga terdapat kebahagiaan
disana. "Maksudmu? Kau serius?"
466
sebab Yurisia beralibi Lana butuh hiburan dan jalan-
jalan.
467
Calix merasa aneh seperti ada skenario yang
sedang ditutup-tutupi oleh Yurisia dan Lana seolah
diminta menjauh dari istana supaya tidak tergabung
atau terlibat dalam skenario tersebut. Tapi, apa?
468
"Sekarang sama saja seperti kau meletakkan pasir di
atas lukamu, rasanya menjadi tiga kali lipat lebih
menyakitkan."
469
"Ada apa, Bu?" Yohan langsung bertanya pada
Yurisia begitu sampai di ruangan tersebut.
"Mengapa tiba-tiba mengadakan rapat?"
470
"Aku tahu Permaisuri adalah orang bijak,
jawabannya begitu memukau tapi kita perlu
seseorang yang mampu mengambil resiko--"
471
gadis ini memiliki potensi yang dapat
menghancurkan kita jika sampai jatuh ke tangan
lawan."
472
"Jaga cara bicaramu, Yang Mulia." Yurisia
menghela nafas, "mengertilah kalau ini yang terbaik
untuk kita semua."
473
"Menikahlah dengan gadis ini." Perintahnya
mutlak dengan tatapan berkaca menahan emosi
marah kalau sampai Yohan nanti berkata tidak.
***
474
aneh sebab sedari dari hampir keseluruhan toko di
tempat ini tak ada yang tahu benda itu sampai
kemudian seorang pria tua baik mencoba membaca
daftar belanja milik Lana.
475
Lana menggeleng. "Kurasa seseorang sedang
menulisku dalam sebuah buku lalu tertawa."
"Bukan apa-apa."
476
semula. "Biarlah yang akan terjadi, terjadi terlebih
dahulu baru aku akan kembali."
477
"Diizinkan."
478
Hening.
Deg!
479
YOHAN
480
31. Καλύτερα άδεια
481
Perlahan Yohan meletakkan tubuh bersimbah
darah dengan kepala nyaris copot itu ke lantai agar
tak menimbulkan suara sedikitpun lalu ia berpindah
menghampiri Perdana Menteri yang berada tepat di
samping sang ibu dan melakukan hal serupa tanpa
membuat seorang pun merasa curiga.
482
tetapi sebelum Yohan melakukan serangan fatal,
terlebih dahulu dia mengendap ke belakang wanita
itu lalu menggunakan sepasang jarinya untuk
memukul titik syaraf sensitif di bagian leher wanita
itu sehingga kesadarannya menghilang dan segera
Yohan tahan tubuhnya sebelum jatuh terkapar ke
lantai.
483
kepala terpisah. Dua dari kepala tersebut mati
dengan mata melotot, membuat Hestia bergidik
ketakutan melihatnya.
484
kedua telapak tangannya sambil terus memohon
belas kasih ditengah tangis penuh ketakutan.
485
saya akan pergi... saya mohon..."
"Terima---"
Jleb!
486
Baru Hestia akan berterima kasih dengan
senyum sumringah di wajahnya tetapi semua itu
sirna dalam sekejap ketika Yohan kembali
mendorong pedangnya dengan gerakan cepat dan
menusuk mata kanan Hestia sampai bolong.
487
Jangan tanyakan sesakit apa matanya saat ini
dan sudah dipastikan Hestia tidak akan pernah bisa
melihat lagi dengan mata kanan. Penglihatannya kini
hanya akan mengandalkan satu mata saja belum
lagi sekarang Hestia harus pergi sebelum Yohan
kembali.
Jleb!
488
mengerang kesakitan, Yohan ingin mengakhiri gadis
itu tapi tak jadi. Mungkin lebih baik dia berjuang
kesakitan terlebih dahulu.
Jleb!
489
Tusukan lain mendarat di perut kanan Hestia dan
sukses membuatnya tumbang tapi belum menyerah
untuk menyelamatkan diri, Hestia masih berusaha
walau harus menyeret tubuhnya sendiri.
Sungguh, haha!
490
Tidak seorangpun.
491
membalut tubuhnya dengan pakaian baru, aroma
darah sesekali tercium. Tidak terlalu kencang, tetapi
ada. Darah manusia memang sangat sulit untuk
dibersihkan, itu fakta. Sebenarnya ini bukan kali
pertama Yohan melakukan pembunuhan dengan sisi
dirinya yang belum pernah dilihat oleh siapapun, ada
banyak tapi tidak terungkap. Singkatnya berada
diluar narasi.
492
tusukan yang berasal dari makanan yang dibelinya di
pasar kota.
493
Yohan. Dahi Lana berkerut, merasa bingung karena
seharusnya keberangkatan mereka masih besok di
sore hari.
494
Dengan ragu Lana mengulurkan tangannya pada
Yohan, membiarkan pria itu menggenggamnya
dengan lembut lalu menariknya mendekat untuk
diarahkan menuju pintu masuk kereta kuda.
495
menyapa telinga Lana, memberi efek merinding
pada keseluruhan bulu kuduk gadis itu sehingga
dengan cepat dia menggeleng.
"Duduklah." Pintanya.
Lana merasa ada perubahan yang telah terjadi, ia
tidak tahu karena apa dan kenapa tetapi ia yakin
kalau Yohan bertambah jadi lebih dingin dan auranya
menggelap tak seperti biasanya. Itu menakutkan.
496
"Apa yang terjadi?" ia bertanya-tanya dalam hati.
"Sesuatu yang buruk atau baik?" yang jelas pasti
sudah melenceng jauh dari alur cerita atau mungkin
sudah kembali ke alur semula, antara kedua itu.
Yohan naik ke atas kuda hitamnya, sudah lama
sekali dari terakhir kali Calix melihat pria gagah itu
menunggang kuda. Beberapa waktu lalu saat
mereka bersama-sama melakukan perburuan di
hutan, itupun sebelum Yohan menikah dan kini pria
itu menunggang kuda yang sama lagi.
497
dana pembangunan istana. Jika dia menjadi pemilik
kuda sebelumnya sudah pastikan akan langsung
kaya raya setelah mendapat bayaran dari Yohan.
498
Yurisia. Wanita itu sudah meninggal duluan
sebelum Calix sempat mengotori tangannya.
Hestia sudah tidak berada disana, entah kemana
dia pergi tetapi Calix melihat bekas seretan tubuh
yang berjejak darah milik seseorang di lantai.
499
kebrutalannya di tempat ini dari Lana?
500
32. Μόνο μια στιγμή
501
jam bagi mereka untuk beristirahat sejak dimulainya
perjalanan di jam tujuh malam tadi. Yohan tidak mau
kalau sampai ada tragedi serombongan prajuritnya
pingsan karena kelaparan dan kehausan akibat tidak
beristirahat selama perjalanan, jadi dia memberi
lima jam kebebasan untuk digunakan para
prajuritnya entah untuk makan, minum, tidur,
terserah.
502
detail wajah istrinya itu.
Sorot matanya bertambah gelap tatkala mencium
aroma manis dari parfum dan wewangian yang
gadis itu gunakan. Indah, manis, harum. Yohan
bukan lagi tersenyum tapi menyeringai persis seperti
hewan buas kelaparan lalu membawa hidung
runcingnya bergerilya di sekitar leher mulus milik
Lana.
503
raksasanya membelai surai panjang Lana lalu
membawa ujungnya mendekat ke hidung kemudian
menghirup dalam-dalam aroma manis ceri yang
menyeruak dari sana.
504
Alhasil Yohan mundur, tidak kali ini, belum bisa.
Dia takut pada serangga kecil berwarna cokelat yang
sedang melihatnya dari ujung kayu jendela. Mungkin
saja serangga yang selalu berjenis kecoa itu sedang
menunggu waktu yang pas untuk terbang ke
wajahnya. Jadi, Yohan memilih keluar dan pergi.
505
entah ada dimana lalu ia memutuskan bertanya.
"Dimana Kaisar?"
506
sedang dilakukan oleh Yohan sepagi ini di sungai.
Jika ia yang tidur di dalam kereta kuda saja merasa
dingin, apa pria itu tidak merasakan hal serupa?
507
kepala hingga hancur sehingga darahnya mengalir
ke bawah lengan pemilik tangan itu.
508
"Kau takut, Permaisuri?" kekeh Yohan. "Bukankah
kau pernah bilang padaku bahwa kau menyukai
penindasan?"
"Aku... aku..."
509
"Permaisuri," Yohan menahan ucapannya,
membiarkan Lana merasa penasaran dan menebak
apa yang selanjutnya akan ia katakan padahal tidak.
Yohan tidak mengatakan apapun setelahnya. Dia
hanya menatap Lana.
Byur!
510
"Mandilah, kita akan berada di kapal seharian
dengan pasokan air terbatas. Jadi, selama satu hari
ke depan, mungkin kau tidak akan sempat mandi."
511
memberat." Batin Lana mengeluh sementara kedua
tangannya kesulitan memegang masing-masing sisi
gaun sambil berjalan menuju tepian. Yohan memang
sialan!
512
Sudut bibir Yohan berkedut menahan senyum,
ekspresinya masih tetap datar bahkan saat ia
memutuskan untuk kembali ke dalam air dan
mendekat tapi bukan untuk membantu Lana secara
sungguh-sungguh melainkan berniat membuat
pakaian gadis itu jadi malfungsi.
513
"Aku membantumu agar dapat berjalan lebih
ringan." Sambungnya terkekeh.
"Anda--"
514
Berusaha mendorong Yohan, tengkuk Lana justru
dicengkeram dan ditarik kencang sehingga dia tak
dapat menghindari dari sebuah lidah basah kecil nan
menggemaskan yang dijejalkan masuk ke dalam
mulutnya oleh pria itu.
"Hmph!"
515
rakus dan haus.
516
Lana meneguk saliva, entah milik siapa tetapi
yang jelas dadanya mulai sesak dan tak ada pilihan
selain membalas lalu tersentak tatkala lumatan
Yohan menjadi dua kali lipat lebih ganas.
517
Pria menyebalkan itu bersikap seolah tak terjadi
apa-apa padahal dirinyalah yang memulai duluan.
Menyebalkan!
518
YOHAN SAAT INI
519
33. Část Mého
520
disana bersama dengan rombongan yang menaikan
peti-peti berisi pakaian dan perlengkapan lain ke
atas kapal.
521
"Berapa lama kita akan sampai?"
522
Mirip seperti kapal dalam film Titanic, bedanya
tidak ada Jack si pelukis tampan disini.
523
langit hari ini sangat cerah sehingga saya cukup
yakin anda dan rombongan bisa sampai di Everland
hanya dalam waktu delapan jam." Ujarnya.
524
"Kau yakin kita akan sampai tujuan tanpa
kendala?" Lana bertanya pada awak kapal berjenis
kelamin laki-laki itu.
"Kau mengacau?"
525
wajah ke arah lain, dia punya hak untuk melakukan
itu. Menolak menjawab pertanyaan dari Kaisar. Dia
bisa melakukannya sebagai Permaisuri.
526
"Kau berpikir aku akan melemparmu keluar dari
kapal?" celetuk Yohan horor.
527
"Kuakui ucapanmu benar, tapi tidak secara
keseluruhan." Yohan membalas singkat, "bukankah
kau yang bilang akan merawatku dengan baik?"
"Dengar--"
528
"Carilah seorang jalang atau apapun atau
siapapun! Gunakan mereka untuk memuaskan
nafsumu." Desis Lana dengan suara kecil namun
menusuk dan masih bisa di dengar jelas.
529
itu berani sekali menjawab setiap kalimat yang
keluar dari mulutnya.
530
sedang membayangkan sesuatu yang lain dari
dirinya berada di dalam mulut gadis itu dan dihisap
kencang.
"Ssshh..."
Lana terpaksa melakukannya, pada awalnya,
tetapi setelah lama-lama menghisap pikirannya
sedikit kemana-mana, larut dalam kegiatannya
sampai ia tersadar kalau ini mengarah pada sesuatu
yang kotor dan dewasa. Segera ia berkedip dan
menjauhkan tangan pria itu darinya, mengakhiri sesi
imajinasi suami gilanya itu.
531
maksudnya coba?
532
"Mudah saja, aku selalu mendengar segalanya."
Sahut pria itu sombong.
533
Krek!
"Sshh... Ahh!"
534
nanti." Ujar pria itu memerintah lalu sebelum pergi
terlebih dahulu ia mendaratkan dua kali tepukkan
ringan tepat diatas puncak kepala Lana kemudian
berlalu.
535
SSuami kita ❤
536
34. Vagues Ce Jour-là
537
masih berusaha menarik pintu ke arah dalam supaya
terbuka. "Sial! Pintunya macet
538
"Emily!" seorang anak buah kapal berseru
memanggil nama rekannya yang sedang membantu
membentangkan layar manual.
539
dengan posisi yang sama, menatap lurus ke arah
laut dan membelakangi semua orang.
540
"BADAINYA SUDAH DATANG!" Kapten kapal
berteriak memberitahu, semua orang kembali
dilanda panik dan memegang masing-masing tali
layar untuk mempertahankan keseimbangan kapal.
541
Saat itu umurnya masih sepuluh tahun ketika
dipaksa ikut berlayar bersama sang ayah, hanya
berdua saja. Lebih tepatnya sang ayah memaksa
Yohan mendapat pelajaran tentang pelayaran lebih
awal, di usianya yang terbilang masih sangat kecil
tetapi alasannya selalu sama.
542
"Kau bisa! Kau harus melakukannya, Yohan!
Jangan mempermalukan diriku!" tegas sekali
ayahnya berkata. "Kendalikan dengan benar!"
"Ayah--"
543
Segera setelahnya dengan kedua tangan yang
masih nampak mungil, Yohan mencoba memegang
setir kapal yang berputar hilang kendali. Dia
kesulitan bahkan bagian menonjol dari setir kapal itu
sampai merobek telapak tangan kirinya,
memunculkan sebuah luka besar yang membuat
keseluruhan tangannya menjadi berlumur darah.
544
keberhasilanmu di percobaan pertama ini." Ucapan
sang ayah terasa seperti baru kemarin terdengar.
"Selanjutnya jadikan ini sebagai latihan rutin,
mengerti?"
545
putranya sendiri demi memastikan suatu hari tak
akan ada seorangpun yang bisa mengalahkan
keturunan dari keluarga Haze.
546
mendengar suara ayahnya. Yohan benar-benar benci,
dia tidak suka setiap kali ayahnya itu bicara dan
menghakimi.
547
Byur!
548
BERIKAN TALINYA PADAKU, YOHAN!"
"YOHAN---ARGHHHHH!"
549
Sekarang Yohan bisa terkekeh dan menarik
sedikit sudut bibirnya membentuk lengkungan
senyum setiap kali mengingat hari itu. "Kuharap
ayah membusuk di neraka." Timpalnya menggumam
kecil lalu berbalik, melihat kekacauan yang terjadi
diatas kapal.
"Yang Mulia..." seorang lelaki mendekat, dia
merupakan anak buah kapal. "Dua orang rekan saya
terjatuh, kita harus menyelamatkan mereka."
550
di belakang sana ekspresi wajah rekan-rekan
sesama awak kapal lelaki itu seketika nampak lega.
551
B-bejirlah Yohan
552
35. Císařovna
Permaisuri.
553
mulai mengenang di lantai, masuk dari jendela lain
yang baru saja pecah.
Prang!
554
Yohan tak mengatakan apapun tetapi melalui
gestur gerakan tangan, dia meminta Lana minggir
dan menjauh dari pintu sementara dirinya
melangkah mundur kemudian berlari seraya
menghantamkan tubuhnya mendobrak pintu
tersebut.
555
selimut supaya meminimalisir air yang masuk ke
dalam sementara di depan sana masih ada Yohan
yang berusaha mendobrak pintu sampai bahunya
mulai terluka.
Bruak!
556
bagian bahu.
557
"Kalian akan menguras air yang masuk?" Yohan
bertanya seperti orang linglung dan lagi-lagi
ekspresinya biasa saja, datar dan seperti tak
memiliki gairah hidup.
558
Yohan masih mengamati dan tahu betul
perjalanan mereka ke Everland masih panjang
bahkan baru mencapai setengah perjalanan jika
mereka tidak salah jalur karena pengaruh badai.
559
pria itu menjauh lalu menghampiri lelaki yang
sempat mencoba menenangkan Lana tadi. Mengikis
jarak menjadi sangat dekat sampai-sampai Yohan
menempatkan tangannya memegang bahu pria
tersebut.
560
"Begini." Cengkraman Yohan pada bahu pria itu
mengerat bahkan terasa seperti ingin
mematahkannya lalu mendorong tubuh pria yang tak
siap itu dengan kencang ke arah bagian besi kapal
yang menonjol.
Jleb!
561
supaya pengorbanan yang dilakukan mereka ini akan
menghantar mereka pada surga.
562
masih memohon belas kasihan.
563
berkedip tetapi pria itu langsung menutup kedua
mata Lana menggunakan tangan seraya berkata.
"Permaisuri, jangan melihat kemanapun. Tetaplah
berada dalam tanganku karena kau mungkin tidak
akan bisa mengatasinya."
564
memastikan tidak akan ada kejadian pintu macet
untuk kali kedua kemudian mendatangi Lana yang
didudukkannya di tepi kasur.
565
chocochips kembar yang nampak lebih indah
dibanding miliknya dulu, di kehidupan sebelumnya.
566
proses apa yang akan dilakukan Yohan untuk
menghentikan pendarahan pada lukanya yakni
menempelkan belati panas itu pada kulit.
567
Tapi kemudian Lana menyusul, menyembulkan
kepalanya sedikit keluar pintu lalu bertanya.
"Mengapa kau melakukannya di luar? Lilinnya ada di
dalam."
568
"Sebelum ini?" dahi Lana berkerut dalam sekali,
dia berpikir keras untuk mencermati kalimat Yohan
yang selalu singkat dan kadang membuatnya sulit
mengerti.
569
Ya kira kira gini deh dalemnya Yohan
😋😋😋😋😋
570
36. He Gave Me a Hickey
571
"Wajahmu terlihat sempurna." Celetuk Lana jujur.
572
"Seharusnya iya." Lana mengangguk-angguk
setelah berpikir cukup panjang sambil curi-curi
pandang mengamati paras tampan sempurna bak
ukiran dewa Yunani atau mungkin lebih di
hadapannya.
573
menghadap ke arah lain.
574
wajah pria itu, bisa-bisa seluruh wajah Lana berakhir
memerah nanti.
575
sehingga membuat apinya semakin menyala-nyala.
Hening.
576
"Apa kau bisa menahan rasa sakit hati ketika
orang lain menyentuhku seperti ini, Permaisuri?"
sembari menempatkan tangan Lana menangkup sisi
wajahnya, Yohan kembali berkata. "Entahlah tetapi
suatu malam aku bermimpi melihat dirimu yang
sangat menyedihkan, mungkin karena mimpi itu aku
jadi merasa agak kasihan dan memutuskan untuk
tetap berada dalam hubungan ini."
577
keturunan." Tutur Yohan menjelaskan.
578
marah. Sekalipun tak ada perasaan semacam itu
aku tetap membutuhkanmu disisiku."
579
"Kenapa tidak kau saja?" Lana iseng berkata
demikian, dia tidak serius menginginkan Yohan ada
disisinya dan–
"Permintaan terkunci."
"A-apa?"
580
kepala ranjang.
"Mmpsshhh..."
581
Decapan bibir keduanya mulai mengisi seluruh
ruangan seiring mengganasnya lumatan bibir Yohan
terhadap bibir Lana, membuat gadis itu nyaris tidak
bisa mengatasinya terlebih saat lidah pria itu
berulang kali membelit lidah miliknya dan bermain di
sekitar langit-langit mulut.
582
menyerupai benang tipis diantara bibirnya dan bibir
pria itu.
583
nikmat maka Lana akan menganggukkan kepala.
584
dan mengakhiri kegiatannya yang baru akan dimulai
tadi. Daripada perjalanan mereka tersesat dan
terombang-ambing di tengah laut dalam kondisi
kapal setengah rusak lebih baik Yohan menahan diri
untuk saat ini.
585
"Salam hormat Yang Mulia,"
586
sensasi karena takut mati untuk kedua kali. Ya,
perasaan berdebar itu timbul karena pengaruh
dirinya masih berada di dalam kapal yang
terombang-ambing.
587
seksi ketika bibir ranumnya terbuka seraya terengah
mengumpulkan nafas, dan permukaan leher mulus
miliknya. Oh, Tuhan... Yohan benar-benar ingin
menghabisinya.
***
588
37. Beautiful Everland
589
"Salam hormat, Yang Mulia. Untuk
memperkenalkan diri, saya Edward Van Lucien,
Grand Duke wilayah Carthion." Ujarnya menjelaskan
identitas sendiri lalu membungkuk hormat.
590
berkuda ditemani rombongan pasukan dari
Kekaisaran Everland.
591
ucapan hangat. "Anda baru sampai, tapi anda
langsung marah. Jangan seperti itu Kaisar,
ketampanan dan keagungan anda nanti berkurang."
592
Harold terlihat mendekat pada Malik lalu berbisik.
"Kapal dari kita dibilang sampah, kau percaya?"
593
"Masuk ke dalam dan periksa." Pinta Malik pada
Harold atau lebih tepatnya disebut sebagai sebuah
ajakan karena ia juga ikut masuk.
594
namun awak kapal lainnya sama sekali tidak terlihat.
Tunggu! Bagaimana keduanya baru menyadari hal
itu?
595
menghela nafas kasar sambil menghitung kerugian
biaya servis kapal ini nantinya dalam hati kemudian
mendekat pada ruangan tak berpintu itu untuk
mengecek keadaan di dalamnya.
Deg!
596
"Malik..." Harold meneguk ludah untuk kali kedua
dengan kepayahan. "Kau melihat apa yang kulihat?"
597
Namun Harold sendiri mengakui pemandangan
tadi adalah pemandangan paling mengerikan yang
pernah dilihatnya seumur hidup. Bahkan lebih
mengerikan dibanding melihat tumpukan mayat di
medan perang.
598
Lana meneguk ludah kemudian menggelengkan
kepala. "Mereka hanya memberi salam hormat."
"Hanya itu?"
"Hanya itu."
"Kau mengajakku?"
"Lalu?"
599
"Aku memberitahu." Jelas Lana kemudian
berbalik, berjalan menuju ruangan yang dirasa
sebagai tempat kolam pemandian pribadi.
600
"Seperti..." Yohan menempatkan satu tangannya
di bahu Lana, perlahan-lahan tangannya itu turun
mengusap bagian punggung gadis itu yang sedikit
terbuka lalu ia mendekat... menempatkan hidungnya
pada bagian itu, mengendus-endus seperti kucing
berbulu imut.
601
Saat wajah Yohan semakin dekat Lana berpikir
pria itu akan menciumnya lagi seperti yang sudah-
sudah sehingga ia menutup mata, memejamkannya
erat-erat selama beberapa saat namun tak ada yang
terjadi bahkan sampai Lana memutuskan untuk
membuka matanya kembali dan menemukan Yohan
yang tersenyum.
Ter-se-nyum!
602
"Haha..."
603
"Kau tahu Permaisuri..." Yohan menjeda sedikit,
tangannya yang lain menangkup sebelah pipi Lana
yang satu lagi kemudian ia lanjut bicara. "Aku sangat
ingin menempatkanmu di bawahku, berada di bawah
kekuasaanku. Ah, berhenti mengacaukan segalanya.
Aku jadi selalu memikirkanmu. Jangan menatapku
seperti itu, Permaisuri."
604
Hening.
605
dia mengangkat peti-peti tersebut lalu
membuangnya keluar. Sekarang Lana tidak memiliki
pakaian yang cukup tertutup untuk menghadapinya
sebab pakaian para perempuan di Everland
tergolong sedikit terbuka.
606
38. Close Up Baby 🔞
Setengah jam Lana membongkar peti-peti yang
dibawanya dari Sirasea tetapi tak ada satupun peti
yang berisi pakaiannya. Ini aneh sekali padahal Lana
sendiri yang menyaksikan para pelayan menyiapkan
pakaiannya dan saat keberangkatan yang bisa
dibilang tiba-tiba, Lana masih melihat beberapa peti
miliknya dalam kereta bahkan ketika peti tersebut
dipindahkan ke kapal Lana juga masih melihat
keberadaannya tetapi sekarang... peti itu seolah
menghilang dibawa hantu.
607
Lana mulai panik ditambah lagi saat ini ia hanya
menutupi tubuhnya dengan lilitan kain putih tipis
yang membelit tubuhnya sebanyak dua kali, itupun
harus ia pegangi setiap saat supaya tidak melorot
dan lepas karena kainnya keterlaluan pendek.
608
istri membuat Lana merasa agak bersalah karena
menghindari dari Yohan padahal seharusnya tidak
begitu. Tetapi, mau bagaimana lagi? Lana tidak siap
dan tidak akan mau melakukannya bersama pria itu.
"Permaisuri~"
609
Lana menggigit bibir bawah saat sensasi hawa
panas nafas Yohan sukses membuat seluruh
tubuhnya meremang. "Pakaianku menghilang..."
610
"Tolong jangan seperti ini." Pinta Lana dengan
suara kecil, sejujurnya ia juga sangat terdistraksi
ketika mendapati Yohan tak mengenakan pakaian
atas dan bagian bawah tubuhnya hanya berbalut
lilitan kain putih serupa dengan yang ia kenakan.
611
"Sama sekali tidak!" bantah Lana tegas tetapi hal
itu hanya semakin membuat wajahnya bertambah
merah terutama ketika sempat melihat bagian
puting merah tua milik Yohan.
612
mengepal kuat, menggenggam pusat lilitan kain
yang berada tepat di depan dadanya lalu tanpa basa-
basi Yohan menarik tangan gadis yang tak siap itu
sehingga dengan mudah kain tersebut melorot ke
bawah.
613
"Tidak ada aturan yang melarang seorang suami
berdekatan dengan istri sendiri." Tutur Yohan
seratus persen sangat benar dan sudah dipastikan
Lana tidak memiliki alasan untuk membantah
kalimat tersebut.
614
"Yang Mulia, tolong berhentilah memandang ke
arah situ." Lana berkata dengan nada lemah, saat ini
sudah dua kali pula ia meneguk ludah ketika
mendapati remasan pada sisi pinggangnya
kemudian tangan pria itu menariknya sehingga paha
Lana bersentuhan sesuatu miliknya yang keras dan
terasa mengganjal.
"Yang Mulia..."
615
membulat, terbuka lebar karena terkejut tetapi
sialnya dia tidak bisa melakukan apa-apa karena
Yohan terlanjur meremasnya.
616
ketika bokongnya tanpa sengaja bergesekkan
dengan sesuatu yang mengeras di balik sana, yang
tak lain dan bukan ialah miliknya Yohan.
617
"Mmmhh~"
618
Tak hanya itu, tangan Yohan kembali bergerak.
Bergerilya di sekitar dada Lana, meremas, serta
mencubit bagian putingnya sesekali sampai-sampai
Lana menggelinjang kecil merasakan sensasi geli
sedikit nyeri yang timbul dan mempengaruhi sesuatu
diantara kedua kakinya yang terasa sedikit basah.
619
"Shhh.... Permaisuri, tidak adakah seseorang
yang memberitahu bahwa kau sangat cantik dan
indah ketika berada di bawahku?"
620
juga menginginkannya.
"Tapi--"
621
Bahkan sangking gemasnya Yohan sampai
menyatukan kedua payudara Lana dalam satu
genggamannya kemudian menghisap putingnya
bersamaan.
"Ahhh!"
622
Merasa masih kurang, Yohan memainkan
lidahnya menjilati puting Lana yang nampak lebih
memerah dan bengkak sekarang. Sesekali masih
menghisap dan menyedot kuat kekenyalan itu di
dalam mulutnya sebab Yohan sendiri mengakui
kecanduan terhadap kegiatan itu.
623
Lana yang selalu sukses menggodanya.
624
memerintah dengan amat sangat lembut sambil
memegangi masing-masing lutut Lana kemudian
melebarkannya.
625
benar-benar gatal dan geli terlebih saat lidah Yohan
bermain di bagian lubang kecil milik Lana. Gadis itu
sampai harus meneguk ludah berkali-kali dan
menggelengkan kepalanya ke sana kemari, merasa
resah dan gelisah saat sensasi ingin buang air
kecilnya semakin menjadi.
626
"Yohan... ahh..." Lana yang tak tahan, ia semakin
ingin buang air kecil tetapi masih ditahan karena
malu. Lana tahu seharusnya ia membiarkannya
tetapi tetap saja, Lana belum siap.
627
basah dengan ibu jari lalu menghisapnya sambil
menatap jejak-jejak pelepasan hebat Lana yang
sedikit menodai sprei kasur.
628
Bahkan tanpa sadar Lana menatap
kesempurnaan Yohan dengan mata berbinar lalu pria
itu mendekat seraya menempatkan miliknya. Bukan,
bukan ditempatkan pada kewanitaan Lana tetapi
ditempatkan ke dalam mulut Lana.
Jelas saja hal itu membuat Lana tersentak, ia
tidak menyangka kalau Yohan akan memintanya
menghisap benda itu. Dari ukurannya yang terbilang
sangat besar, untuk menghisap kepalanya saja Lana
kewalahan tetapi ia berusaha sebab mau
bagaimanapun juga kalau sudah berada di posisi
sama-sama bergairah... semua akan terjadi.
629
setengah bagian dari batangnya. Lana sungguh
kewalahan sampai nyaris muntah tetapi ia berusaha
dan terus menghisap sampai pria itu mendesah
manja.
"Ahhh!"
630
menyembur deras keluar dari lubang kecil yang
berada di tengah kepala kejantanannya. Masuk
memenuhi seisi rongga mulut Lana. Muncrat
sebanyak empat kali dalam jumlah banyak sampai
keluar melalui celah sudut bibir Lana.
Merasakan cairan hangat itu tumpah di dalam
mulut, Lana hampir memuntahkannya begitu Yohan
hendak menarik batang miliknya tetapi kemudian
pria itu tak jadi melakukannya lalu meminta Lana
untuk menghisap semuanya.
631
Yohan terkekeh. "Kau menyukai rasanya,
Permaisuri?" ia sama sekali tak merasa bersalah
padahal tahu Lana hampir menangis karena cairan
itu.
632
mencoba membuat anak."
633
"Ah, sakit..." Lana meringis.
"Tahan sedikit, Permaisuri. Ini memang harus
sakit." Ujarnya mengingatkan Lana bahwa dirinya
masih perawan.
Jleb!
634
Yohan berhasil masuk. Sedikit cairan merah
terlihat membaluri batang kejantanannya, melihat itu
Yohan tersenyum bangga kemudian mendekati
wajah Lana dan mengecupi permukaan pipi gadis itu
berkali-kali sambil mengelus kepalanya.
635
Lana belum sempat bertanya tetapi Yohan sudah
lebih dulu menarik diri, memegang masing-masing
sisi pinggang Lana lalu mulai menghentak
pinggulnya. Membawa kejantanannya besar miliknya
keluar-masuk dalam liang kewanitaan sempit milik
Lana.
636
Mau tak mau Lana menurut, mencoba lebih rileks
saat Yohan menghentaknya ulang. Walau agak
skeptis tetapi lama kelamaan ucapan pria itu
berubah jadi kebenaran.
637
Yohan menggeleng lalu mendekat dan berbisik.
"Membayangkan aku memanggilmu dengan sebutan
wanitaku, tapi sepertinya tidak akan kulakukan
karena terdengar menjijikan."
Blush!
638
Yohan menghela nafas lega. "Syukurlah, aku juga
tidak menyukainya." Atau mungkin ia sebenarnya
suka tapi malu mengakui.
639
keluar.
640
menoleh ke arah kiri bertepatan dengan pelepasan
miliknya dan milik pria itu.
641
Ah, sial. Semua imajinasi tentang hal-hal dewasa
sekarang telah menjadi kenyataan dan yang narasi
novel romansa katakan ternyata benar. Pria-pria
dewasa seperti Yohan salah satunya adalah tipe pria
alpha yang tak akan langsung lemas setelah
mendapat pelepasan pertama atau kedua, tak
seperti pria kebanyakan pada umumnya.
642
"Permaisuri, milikmu longgar karenaku." Yohan
terkekeh nakal lalu menarik miliknya yang baru
mendapat pelepasan ketiga keluar dari liang
kewanitaan perempuan itu sambil menatap sisa
cairan putih miliknya yang mengalir keluar dari sana.
643
Yohan menjilat-jilat sampai tubuh gadis itu
menggelinjang dan cairan pelepasannya meleleh
deras. Mengalir keluar lalu cepat-cepat Yohan hisap
seluruhnya.
Cup!
644
Yohan malah tertawa. "Jangan lakukan!"
645
"Bukan urusanku." Sahut Yohan ringan. "Aku akan
minta dibawakan pakaian baru untukmu nanti."
646
"aku seorang Kaisar dan aku bisa melakukan apa
saja yang kumau."
647
Yohan berdecak, tanpa pikir panjang ia bangkit
lalu menempatkan miliknya masuk ke dalam liang
kewanitaan Lana disaat gadis itu sedang tidur.
Nampaknya ucapannya tadi benar-benar harus jadi
nyata.
648
kau bisa pingsan." Dilanjutkan dengan milik pria itu
yang kembali memompa kewanitaannya.
649
39. Still Not Enough 🔞
Plok! Plok! Plok!
650
"Y-Yang Mulia, kau--hmmh!?"
651
Entah makanan jenis apa yang dikonsumsinya
selama ini.
652
puncaknya yang kesekian. Tidak terhitung sangking
bersemangatnya.
Plak!
653
Lana meringis, kedua kakinya gemetar hebat
bahkan saat tidak ia pakai bergerak. Semua gara-
gara Yohan, pria itu sinting!
654
"Aku jauh-jauh ke sini bahkan sampai
mempertaruhkan nyawa hanya untuk pindah tempat
tidur?" omel Lana semakin kesal.
655
Mata Lana menyipit. "Yang Mulia, tolong jangan
bicara padaku."
656
aku mencoba selesai lalu tidur, wajah dan tubuhmu
terngiang sehingga aku tegang lalu bangun lalu...
aku tidak bisa berhenti masuk ke dalammu."
Blush!
657
"Baiklah." Balas Yohan lalu bangkit, menarik
dirinya dan pergi ke ruangan mandi tanpa
mengatakan apapun lagi sebab baginya setelah
dimaafkan maka masalah selesai dan tak ada lagi
perbincangan bujuk membujuk, itu terasa agak aneh.
658
"Permaisuri," pria itu beranjak merangkak
mendekati Lana yang berbaring membelakanginya.
"Pelayan akan datang membawakan sarapan, aku
ingin sekali menyuapimu langsung dengan tangan
tapi sayangnya aku harus pergi. Ada investasi yang
harus aku lakukan bersama mereka pagi ini."
Penjelasan Yohan lebih terdengar seperti ancaman
belum lagi tatapan tajamnya yang mengarah pada
kepala belakang Lana seperti ingin membolongi
bagian itu.
659
Yohan tersenyum, senyum yang lebih cocok
disebut seringaian. "Apa yang kukatakan tadi? Coba
ulangi, Permaisuri." Titahnya dingin.
"Aku akan?"
660
"Kuberi waktu satu menit, ingat dan ulangi atau
kuberi hukuman." Ancam Yohan serius, dia tak
pernah main-main dengan ucapannya sedikitpun.
661
Sampai dia akhirnya berdiri seraya melempar
senyum sinis, berbalik dan pergi meninggalkan Lana
sendiri di ruangan itu. Tidak benar-benar sendiri
karena selang beberapa menit ada tiga orang
pelayan yang datang dan menawarkan perawatan
serta membawakan sarapan pada Lana.
662
semalam Yohan menghantamnya habis-habisan
sampai pagi.
663
"Baiklah jika anda tetap menolak tetapi saya
mohon segera beritahu jika terjadi sesuatu pada
anda."
664
"Kami membuka harga pertama senilai dua puluh
juta keping emas. Ada yang tertarik membayar dua
kali lipat?"
665
"Berikan aku satu." Yohan menyambar di tengah-
tengah perbincangan. "Aku ingin yang letaknya dekat
dengan pegunungan."
666
bersedia menunggu beberapa waktu... kami akan
mencarikan yang terbaik untuk anda sesuai
keinginan anda."
667
permainan yang belum pernah dimainkan
sebelumnya.
668
"Pesta seks." Celetuk Harold tepat ketika semua
orang sudah tidak ada di ruangan tersebut.
"Pastikan semua orang minum-minum sampai
mabuk lalu kita lakukan pesta seks. Tidak akan ada
yang bisa menghindar."
669
Malik mengangguk walau hatinya dipenuhi
keraguan. "Sebaiknya jangan terlalu gegabah, Harold.
Kau jelas mengetahui siapa dia dan seberapa
mengerikannya."
670
40. Let's Party Tonight
671
aula tempat pesta berlangsung. Beberapa saat lalu
ia berbohong pada Malik dan bilang ingin buang air
kecil, nyatanya alasan itu digunakan Harold untuk
mengambil obat yang dipesannya. Tidak perlu
disebut untuk siapa bubuk obat itu diberikan.
672
busuk itu.
673
Harold tersenyum. "Bahkan jika anda ingin
minuman anggur kami yang ada di seluruh gudang
penyimpanan dengan senang hati saya akan
memberikan pada anda, Yang Mulia."
674
"Omong-omong apa Permaisuri tidak datang?"
tanya Harold berceletuk memilih untuk bertanya
pada suami dari wanita yang menjadi incarannya.
675
"Ah, ucapan anda ada benarnya. Saya seharusnya
tidak perlu mencari yang tidak ada, hehe." Harold
terkekeh ringan dibalik ucapannya lalu meletakkan
botol tadi ke atas nampan yang dipegang oleh
pelayan terdekat kemudian mengambil tempat
duduk di sisi Yohan guna menunggu obat bubuk tadi
bereaksi.
Harold menunggu.
676
sudah berlalu tetapi Yohan sama sekali tidak
bereaksi seperti orang mabuk atau orang yang
sangat lemas pada umumnya.
677
ekspresi tetap terkendali seraya menuangkan
minuman tadi sampai mengisi penuh gelas kosong
Yohan lalu dengan mata kepala sendiri Harold
menyaksikan pria itu meneguk isi gelas hingga
tandas.
678
"Semua ini disajikan khusus untuk anda dari saya,
Yang Mulia Kaisar." Ucap Harold tersenyum.
679
pelayan.
680
yang kau tunggu? Kau menolak pelayanan baik
dariku?"
681
kembarannya itu menoleh sementara Yohan nampak
menikmati gelagat aneh yang dilakukan oleh Harold
sendiri.
682
Prok! Prok!
683
"Yang Mulia Kaisar, sayang sekali kembaranmu
nampaknya mencoba menyabotase minuman yang
diberikan padaku."
684
"Mengapa pestanya dihentikan?"
685
tersebut pada Malik, membiarkan pria itu mencium
aroma menyengat persis seperti yang dijelaskannya
barusan. Bahkan hidung Malik terlihat sampai
berkerut sangking tak kuasa menahan aroma manis
namun terlalu pekat dari dalam botol tersebut dan
sudah sangat jelas bahwa itu bukan aroma dari
minuman anggur.
686
"Apakah diundangnya Kaisar dan Raja dari
berbagai daerah ke tempat ini sebenarnya untuk
diracuni seperti saya?" Yohan sengaja mengeraskan
suaranya sehingga semua yang ada di ruangan itu
mendengar dan mulai membenarkan opininya
tersebut.
687
kembar saya, Harold Arnaout."
688
Harold-lah yang satu-satunya berhasil, berhasil
mempermalukan diri sendiri. Beri tepuk tangan
untuk kelebihannya yang satu itu.
689
yang dirasa memiliki efek cukup mematikan?
Terlebih pria itu mengkonsumsinya dalam dosis
berlebihan.
Bagaimana mungkin dia bisa bertahan dan
berjalan senormal sekarang tanpa merasa pusing
sedikitpun?
690
41. She's Here With Me
691
Tetapi kali ini Yohan tidak mendekatinya
melainkan membuang wajah ke arah lain kemudian
bergegas memasuki ruang mandi, sepertinya pria itu
merasa gerah atau semacamnya, mungkin? Lana
tidak tahu.
692
"Permaisuri," Yohan memanggil Lana sembari
menempatkan diri duduk di tepi kasur. "Maukah kau
kembali lebih awal?"
693
secara berlebihan." Lana menuturkan bukan tanpa
alasan, dia sudah membaca novel lain yang bisa
dibilang menjadi universe setelah novel Hestia dan
Yohan, sangking sibuknya menebus dosa Lana
sampai lupa apa judul novel ini.
694
memerah.
695
membalas Lana dengan kalimat ini tatapan Yohan
menyasar pada keranuman bibir wanita itu tetapi dia
sadar seluruh tubuhnya sedang mengandung obat
berkat Harold jadi, Yohan menahan diri.
696
Yohan membawa kepalanya menoleh ke arah
Lana, menatap perempuan itu dari posisi berbaring.
"Apa hubunganmu dengan si rambut merah?"
"Maksudmu Alan?"
697
"Tipe?" kening Yohan semakin berkerut
mendengar penjelasan barusan. "Kau punya tipe?"
698
Yohan menyeringai lalu menjawab. "Akan kucari
orang dengan tipe semirip mungkin lalu
membunuhnya." Aura gelap menguar segera setelah
ia mengatakan hal tersebut.
"Kurasa tidak."
"Baguslah."
699
berada tepat di sebelahnya.
700
melihat tangan Yohan kembali menepuk bantal yang
berada tepat di sebelah kepala pria itu alhasil Lana
akhirnya memilih untuk berbaring seperti yang pria
itu inginkan.
"Ya?"
701
"Aku mengerti, kau bisa mengambil gadis lain
untuk dinikahi." Sahut Lana.
"Apa maksudmu?"
702
apa yang membuatnya merasa lucu, mungkin karena
selera humornya yang agak lain.
703
dingin. "Mengapa? Apa kau tidak suka? Aku juga
bisa membunuhmu sekarang juga." Desisnya
mengancam dengan penuh penekan di setiap kata.
704
42. Eastern People Are Weird
705
benar menyuruhku pulang?"
706
apa maksud pria itu sebenarnya tetapi sepertinya
Lana tidak diberi pilihan. Ia menghela nafas, berbalik
namun menubruk seseorang secara tidak sengaja
sampai isi gelas minuman yang dipegangnya
tersiram ke pakaian Lana.
707
Lana jadi canggung sendiri. "Ini salahku, aku tidak
melihat jalan dan menabrakmu."
"Aku--"
708
sedang bicara dengan Lana.
709
Catarina mengangguk. "Ya, kami akan kembali ke
Raven karena kekacauan yang terjadi semalam...
rasanya benar-benar tidak nyaman untuk berada
lebih lama disini."
710
"Kebetulan sekali aku juga ingin pergi sekarang."
Ucap Lana sependapat dengan Catarina.
711
sangat amat lega. Jujur saja diminta kembali hanya
bersama rombongan cukup membebani isi
kepalanya.
712
orang wilayah Sirasea di sekitar kapal termasuk
Kaisar mereka."
713
serunya saat kejadian itu berlangsung.
714
memiliki bernegosiasi dengan Malik di sebuah
ruangan khusus. Mereka hanya berdua saja dalam
ruangan itu, berbincang cukup lama sampai akhirnya
Malik bersedia memberikan sebuah tanah di dekat
pegunungan Everland pada Yohan.
715
hari terakhir, kuharap kau tidak mengecewakanku
untuk kali kedua."
716
tidak mudah mempercayai siapapun termasuk
Harold.
717
tersambar api dan hangus.
718
Satu hal yang tidak mereka ketahui, Permaisuri
tidak ada di dalam kapal itu dan Yohan juga tidak
tahu. Sehingga ketika melihat kekacauan
mengerikan itu terjadi di depan matanya, di dalam
kondisi ia terlambat datang sehingga seluruh api
telah membakar kapal... tak ada lagi yang bisa
dilakukan selain mengepalkan tangan erat sampai
seluruh urat tangannya menonjol, seakan ingin
pecah.
719
perlahan telah remuk redam, hancur, dan amat
menyakitkan. Benar. Sakit. Kalian tidak salah baca.
Yohan merasa seperti baru saja dihantam oleh besi
seberat satu ton atau bahkan lebih, dia sendiri tak
tahu bagaimana harus mendeskripsikan
perasaannya saat ini.
720
ya... hati. Hatinya hancur bersamaan dengan
kejadian itu.
Bugh!
Pukulan kencang Yohan membuat Harold
mundur beberapa langkah sambil memegangi
pipinya. Lebam singkat muncul disana, sudut
bibirnya juga mengeluarkan darah. Melihat Yohan
mendekat maju, Harold mundur dan meminta
seluruh pasukan untuk menghentikan pria itu.
721
seluruh pasukan prajurit yang ada mengepung
Yohan dari segala sisi. Hari ini sejarah baru akan
terukir, sesuatu yang belum pernah ada dalam novel
atau bahkan tidak pernah sama sekali Lana
perkirakan.
722
"Sebagian besar orang mengatakan kalau kami,
orang-orang dari timur adalah orang aneh." Catarina
menjeda, menyesap tehnya lebih dulu lalu
menjelaskan. "Kami masih percaya sihir dan
semacamnya karena itu kami dianggap aneh dan
jarang sekali ada kerajaan dari wilayah lain yang
menjalin kerja sama dengan Kerajaan kami."
723
"Ehmm... kau tidak mungkin datang ke sini
sendiri kan?"
724
akan khawatir jika tidak diberitahu."
725
Yohan : 😓*krek patah hati
726
43. A Week He Hasn't Been Back
727
ia mengambil langkah. Bisa dibilang sebagian besar
hidupnya mulai terasa hampa, Calix perlu alasan lain.
Tapi, apa?
"Calix..."
Deg!
728
Kalimat Calix terhenti saat bungkusan kain yang
dipegang Yohan sengaja pria itu buka dan sebuah
kepala terlihat menggelinding ke arah depan.
Berhenti depan di dekat ujung sepatu Calix,
membuatnya refleks mengambil satu langkah
mundur.
729
satunya warna mata yang dimiliki oleh Kaisar
Everland, berarti...?
730
tenggorokannya yang terasa amat kering dan seperti
memiliki duri tajam di dalamnya.
731
itu ke atas kasur sementara ia pergi keluar untuk
meminta bantuan pelayan guna di panggilkan ahli
pengobatan.
"Yang Mulia..."
732
Lana bergegas menepi, "tolong obati luka-lukanya
dan periksa dia."
733
jahitan perutnya. Untuk tiga hari ini tolong pastikan
beliau istirahat total di ranjang." Jelas wanita
tersebut pada Lana.
734
dan kosong, tak ada Yurisia disana bahkan tirai
balkon sama sekali tidak disibak. Lana memutuskan
masuk lebih dalam, menyibak tirai lalu mengecek
ruang mandi pribadi tetapi hasilnya tetap sama.
735
Lana tertegun, ia lalu berlari tergesa-gesa menuju
ruang peristirahatan khusus para pekerja istana dan
mencari-cari keberadaan satu orang yang tak lain
dan tak bukan…
"Kemana dia?"
736
Alis Lana terangkat satu, ia bingung mendengar
penuturan Serena. "Cerita kejadiannya dari awal,
tolong."
737
Lana meninggalkan ruang peristirahatan para
pelayan. Langkahnya mengambang hendak kembali
ke kamar namun ditengah perjalanan ia berpapasan
dengan Calix. Pria itu sedang membenahi sebuah
bungkusan kain hitam sambil membuang
pandangannya ke arah lain.
Deg!
Tak!
738
"Maafkan saya." Calix langsung mengambil
langkah di depan Lana dan menutupi mata
perempuan itu dengan tangannya sedangkan
dagunya menginterupsi prajurit yang ada disekitar
untuk membungkus kepala tersebut lalu
membawanya pergi.
739
milik siapa itu. Saya tidak punya wewenang untuk
memberitahu sekalipun saya memiliki pendapat
sendiri." Ujarnya.
740
lebih awal supaya Lana tidak mengetahui kengerian
yang terjadi di ruang pertemuan tertutup. "...harus
kembali bekerja sekarang."
741
akan mendapat akhir yang sama? Walau Yohan
belum mengakuinya tetapi dari gelagat dan
perhatiannya, Lana peka jika pria itu memiliki rasa
terhadapnya.
742
menatap ke arahnya, tepat begitu masing-masing
sisi pintu terbuka.
743
44. I Almost Die
Bruk!
744
kecil berwarna kecokelatan mendekat. Kedua
matanya membulat dan seketika Yohan sadar
bahwa ini bukan surga. SURGA MANA YANG
MEMILIKI KECOA?
745
dan tersandung kaki hingga bokongnya mendarat
lebih dulu di lantai, menciptakan nyeri yang bisa
dibilang sangat menyakitkan. Untungnya tak ada
seorangpun yang menyaksikan.
746
"Ehmm," dahi Lana berkerut. "Aku haus."
747
memperjelas pandangannya.
748
kapal dari mereka." Ia agak takut menjelaskan
karena mungkin Yohan akan marah atau
semacamnya tetapi nyatanya pria itu hanya menatap
dalam diam seolah sedang mencerna penjelasan
Lana.
749
"Permaisuri..."
750
"Kau lupa dengan ucapanku waktu itu,
Permaisuri?" Yohan mencoba membuat Lana ingat
lalu ia sendiri yang memperjelas. "Aku sudah lama
tidak merasakan sakit."
"Tapi--"
Brak!
751
begitupun sebaliknya.
752
Calix dan Eros saling menatap mereka lalu
membungkuk hormat, pamit akan melaksanakan
perintah Yohan.
753
Mendapati kenyataan tersebut dari jauh Hestia
yang mendengar hal itu memutuskan untuk pergi
keluar dari wilayah Sirasea seraya merapatkan kain
yang digunakannya untuk menutupi kepala dan
sebagian wajah.
754
Bruk!
755
segera menemui putriku! Dia... dia dalam bahaya
bersama pria itu... aku..." gumaman wanita tersebut
terjeda oleh batuk, ia lalu mempercepat langkah
gontainya berharap cepat sampai ke istana.
756
45. No One Can Touch Her
757
"Jawaban yang sesuai dugaan." Lana cemberut,
ia merasa panas jadi mungkin sebaiknya mandi dulu
dan berganti pakaian ada benarnya lalu bicarakan
segalanya pada Yohan.
758
tetapi sebelum ia sampai pria itu lebih dulu
menangkap tangannya kemudian ditarik hingga
tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Yohan.
"Tidak boleh."
759
Lana menggigit bibir bawah, Yohan sudah
menolak tetapi ia tetap keras kepala dan bertanya.
"Kemana Ibu?"
"Begitukah?"
760
"Dugaanmu?" alis Yohan terangkat sebelah
seraya merangkul Lana dia membawa gadis itu
keluar dari kamar menuju paviliun belakang. "Apa
yang kau duga?"
"Uh, maksudku..."
761
"Kepala? Apa maksudmu?" Yohan sengaja pura-
pura tidak tahu, "kau pasti hanya salah lihat saja,
Permaisuri."
762
"Yang Mulia, sadarlah!" seru Lana mencoba
mengingatkan. "Kau tidak bisa begini..."
763
"Permaisuri, jangan seperti itu..." Yohan berusaha
membujuk terlebih ketika Lana membelakanginya.
"Baiklah, aku tidak akan berubah menjadi seperti itu."
764
"Bagaimana mungkin aku mengambil janji
semacam itu?" Lana mengerutkan dahi, ia heran lalu
menghela nafas. Benar juga, ini Yohan dan segala
tingkah gilanya.
765
"Aku berjanji."
"Apa janjimu?"
"Apapun."
766
"Kau sungguh tidak mau memberitahuku apa-
apa?" Lana kembali bertanya memastikan dan
Yohan lagi-lagi mengangguk.
"Yang Mulia--"
767
Lana walau perempuan itu tetap menatap curiga
tetapi pada akhirnya luluh juga.
768
makan. Alhasil Yohan pun melakukan hal serupa
yakni lanjut menatapnya, semakin intens malahan.
769
mencium aroma herbal yang membalut lukaku." Ujar
Yohan menjelaskan singkat.
770
"Siapa?"
771
"Mengapa kau bersikap begitu pada Permaisuri?"
772
"Bersabarlah, Nyonya." Eros menjawab datar. "Dia
berjalan menggunakan kaki bukan terbang memakai
pesawat."
773
mengamuk pada Eros selagi menunggu putrinya
datang ke sini dengan penuh perasaan cemas.
Kriet~
Pintu di belakangnya terbuka, seolah seperti
mendapat mimpi durian runtuh saat wanita itu
langsung berbalik dengan senyum sumringah lebar
tetapi ketika melihat siapa yang muncul dari balik
pintu senyumannya luntur seketika.
Deg!
774
melihatku." Sarkas Yohan sadis.
775
Eros meneguk ludah susah payah untuk sekedar
merespon pertanyaan Yohan. "M-maafkan saya,
Yang Mulia. Saya telah melakukan kelalaian."
"Ya, sangat fatal." Kembali menatap wanita itu
Yohan lalu memerintahkan tanpa sedikitpun belas
kasihan dalam hatinya. "Jebloskan dia ke penjara
bawah tanah. Aku tak ingin wanita ini membuat
keributan apalagi sampai bertemu dengan
Permaisuri. Kurung dia di sel paling dalam!"
776
Plak!
"Akhh! Kau pria bejat!" ringisan kencang
terdengar setelah wanita itu menerima hadiah
tamparan di pipi kanan sampai tubuhnya tersungkur
ke lantai.
777
46. Last Page
778
Yohan mendekat ke arah sel, mencengkram
salah satunya dengan kencang. "Dengar, jika kau
berani berulah maka aku bisa saja membunuhnya.
Aku bisa membunuh kalian berdua."
779
"AKU PASTI AKAN MEMBAWA PUTRIKU PERGI
DARI SINI!" wanita itu berseru lagi sehingga
kekesalan Yohan yang sempat reda mendadak naik
lagi.
780
Yohan menoleh cepat dengan tatapan tajam,
membuat wanita itu bungkam seketika karena
merasa terintimidasi dan ketakutan. "Biarlah
hukumanku menjadi urusanku dengan Tuhan,
manusia sepertimu tidak layak menasehatiku."
781
"Dia sangat cantik tanpa ada cela cacat
sedikitpun, dia juga pendiam dan patuh, kau bisa
membawanya segera setelah membayar mahar
yang kutetapkan."
782
mendandaninya." Wanita itu tersenyum, "dia putriku
yang paling berharga. Omong-omong bukankah
Kaisar ada disini?"
783
"Jelas-jelas kau menjual putrimu pada kami lalu
tiba-tiba kau ingin mengambilnya kembali?" Yohan
tersenyum sinis, tatapan kesalnya mengarah pada
wanita itu sebelum ia kembali ke dalam istana dan
mempercayakan sisanya pada Calix.
784
berbahaya dan aku akan menjadi salah satu bahaya
yang akan memburumu sampai mati jika kau berani
melakukan itu."
"Tapi, ibu--"
785
sisi lehernya kemudian mendekat, mendaratkan satu
kecupan ringan diatas bibir perempuan itu.
"Kau menghabisinya."
786
membuat mataku sakit, bagaimana aku tidak kesal?"
Lana terdiam.
787
untuk lari dari tempat ini, tetapi Yohan meskipun dia
jahat... dia memperlakukan aku sebagai Lana
dengan cukup baik, kurasa. Lagipula tidak ada
jaminan jika aku kabur aku tidak akan tertangkap
dan kalau tertangkap aku pasti mati." Lana berucap
dalam hati selagi Yohan menunggu jawaban darinya,
pria itu terus menatap seperti anak anjing
menggemaskan. "Mungkin benar satu-satunya jalan
terakhir adalah damai."
"Aku hanya perlu patuh maka pria di hadapanku
ini akan memberikan alam semesta dan seisinya
padaku."
788
merangkul pinggang Lana, bermanja dengan
perempuan itu di sepanjang jalan menuju kamar.
Kekhawatirannya tentang kepergian Lana seketika
hilang.
789
berlagak sok pahlawan dan menyelamatkan semua
orang. Itu bukan tipeku. Aku ingin seminim mungkin
terlihat masalah tetapi orang-orang sialan itu... aku
tahu jika kisahku ditulis dalam buku maka yang
paling banyak mendapat hujatan adalah aku."
790
dengan mati."
791
berulang tetapi kemudian akhirnya aku berhenti
merasakan itu di hari pernikahan ketika kau menarik
pakaianku sampai robek."
792
"Apapun pengertian tentang itu yang terpenting
aku sudah tidak merasakannya lagi sekarang."
Perasaan lega itu ikut terasa oleh Lana, meskipun
Yohan sangat kejam tetapi rupanya pria itu juga bisa
merasakan betapa monotonnya kehidupannya
selama ini. Berpacu pada alur cerita.
793
hanya ada tiga hal penting mulai sekarang; harta,
tahta, Permaisuriku Lana. Akan kuhabiskan seluruh
sisa hidupku hanya untuk bersamamu saja."
794
Epilog 🔞
"Sshhh..."
"Ahhh!"
"Ahh... Yohan..."
795
miliknya sudah sangat kencang sekali. Membesar
dan memanjang dari ukuran semula.
"Yohan, aku..."
"Bersama-sama!"
796
Selang beberapa detik milik Yohan dan milik Lana
menyembur banyak di waktu yang sama. Lelehan
cairan keduanya beradu, mengalir keluar lewat celah
penyatuan pusat tubuh mereka di bawah.
"Aaah~!"
797
Sisa-sisa lelehan pelepasan Lana mengalir keluar
dan langsung dihisap habis oleh Yohan, pria itu
rakus sekali. Entah apa yang membuatnya jadi
sangat mesum, Lana tidak mengerti tapi dari seluruh
novel dewasa yang dibacanya semua pria normal
pasti begitu. Nafsu, seks, segalanya.
798
"Boleh aku ikut?" tiba-tiba saja Lana menjadi
dekat dengan Yohan, ya mungkin sekitar sebulan
setelah pernyataan cinta yang tidak bisa ia klaim
sebagai pernyataan cinta juga sebenarnya.
799
Akses menuju Sirasea nyaris tidak ada, tetapi
Lana mendapatkan segalanya disini. Pakaian,
makanan, kehangatan, dan Yohan. Dapatkah Lana
menyebutnya begitu?
800
dia dia menunggu sampai Yohan kembali
membukakan pintu satu jam setelahnya.
"Bagaimana pertemuannya?"
801
masih mencoba melewati batas tembok." Papar
Yohan menceritakan singkat.
"Wajahku peduli?"
802
"Maka itulah yang terjadi." Sahut Yohan
menyeloroh.
803
Ditengah kesunyian pagi itu langkah seseorang
membuat Cassia berhenti menyemprotkan air
melalui selang, ia belum menoleh tetapi firasatnya
seperti merasa seseorang yang ditunggunya selama
ini akhirnya kembali.
"Aku pulang."
804
"Pergilah." Desis Cassia ketus memotong ucapan
Calix. "Aku tak sudi melihatmu lagi, aku bahkan tidak
ingin mendengar suaramu yang menjijikan!"
805
lebih baik dan kuharap kau tidak berusaha
merusaknya."
806
“Ekstra Chapter Lana's Lullaby : Born
To Be Loved”
807
Namun meski cukup dapat dikatakan terisolir,
Sirasea memiliki benteng pertahanan tangguh berkat
dinding itu sehingga jika sewaktu-waktu terjadi
perang entah dari mana, mereka sudah dipastikan
akan menang mudah sebab tinggal hujamkan panah
atau senjata tajam apapun dari atas dinding tanpa
perlu terjun langsung ke medan perang.
"Yang Mulia--"
808
Lana menyengir. "Aku masih belum terbiasa,
maaf."
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa." Dengan cepat
Yohan merengkuh tubuh Lana ke dalam pelukan
hangat dan mengusap-usap puncak kepala wanita
itu penuh kasih sayang. "Aku tidak memaksamu,
sayang."
"Terimakasih."
809
lembut lalu ia sendiri berlutut di lantai tepatnya di
hadapan Lana yang saat ini sedang duduk di tepi
kasur. "Aku membawa sesuatu untukmu." Ucapnya
seraya mengeluarkan sebuah cincin ukir berbahan
emas dengan beberapa permata kecil sebagai
hiasan.
"Berikan tanganmu..."
810
padaku, Permaisuri." Senyum seringai Yohan
mengembang lalu ia membawa sepasang tangan
Lana untuk dikecupi secara bergantian dengan
penuh semangat lalu diletakan menangkup pipinya
sendiri.
811
tanpa sebab. "Aku tidak bisa menjadi pasangan yang
terbaik untukmu."
"Masalah anak lagi?" Yohan menghela nafas,
masih menggenggam masing-masing tangan Lana
dalam kehangatan. "Aku tidak memperdulikan itu."
812
kalimat romantis seperti 'aku mencintaimu, aku
sangat mencintaimu, atau apapun yang membawa
kata cinta didalamnya.' Yohan lebih sering
melakukan banyak pembuktian dibanding pujian.
813
menyukainya." Celetuk Yohan memberi penjelasan
ringan lalu mengarahkan potongan daging berbalut
bumbu masuk ke dalam mulut Lana, menyuapi
perempuan kesayangannya itu.
"Aku setuju."
814
Makan malam keduanya berlanjut, sesekali
obrolan ringan terselip di tengah-tengah sampai
perut keduanya merasa sudah cukup penuh dan
terasa kenyang. Lana yang lebih dulu meletakkan
peralatan makannya di atas piring.
"Sudah?"
815
wilayah perbatasan, dari laporan mata-mataku
mereka mencoba masuk ke Sirasea melalui
pembuatan lubang galian."
816
"Kapan kau kembali?" pertanyaan Lana berganti,
ia tahu Yohan adalah sosok yang tidak terkalahkan
dan mengerikan jadi tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.
817
akan menangis karena merindukanku."
"Yang Mulia!"
Bruk!
818
"Sekarang aku yakin kau benar-benar marah."
Ucap Yohan seraya bangkit lalu merangkak naik ke
atas kasur berukuran besar itu, menempatkan
dirinya di sisi Lana.
819
Yohan mengerucutkan bibir. "Kau menjadi lebih
menakutkan dibanding aku saat marah."
820
seorangpun yang bisa mengalahkanmu," Lana
berucap lalu memberi sedikit jeda, entah mengapa
dia menjadi emosional belakangan ini pada hal-hal
kecil. "Tapi, bukan berarti kau bisa mengatakan
kalimat tadi seolah lelucon!"
821
bersama Lana.
822
dua puluh menit sampai Lana lebih dulu menarik diri
dan mengakhiri ciuman tersebut kemudian
mengusap bibirnya yang basah akibat saliva Yohan.
823
"Aku harus turun tangan langsung untuk
membuktikan pada mereka bahwa aku tidak
sepengecut itu sampai membangun dinding dan
menutup Sirasea dari di dunia luar. Banyak yang
salah paham atas niatku." Tutur Yohan bercerita.
824
"Berhati-hatilah." Lana menyandarkan kepalanya
di dada bidang Yohan saat pria itu duduk berpindah
di sebelahnya. "Aku ingin kau kembali tanpa luka
sedikitpun."
825
Lana heran.
"Kau bercanda!?"
"Aku serius," Yohan kembali cemberut. "Kau tidak
peka, ya?"
826
lalu menjilatnya menggunakan bagian ujung lidah.
"Dan aku yang akan menghabiskan semua susu."
"Yang—uhh..."
"Yo-Yohannn..."
827
kepala Yohan menjauh saat hisapan pria itu terasa
agak berlebihan serta menyisakan sedikit rasa perih
dan tanda ungu kebiruan. "Yohan sakit!"
828
dadanya sambil memainkan lidahnya disana.
Dadanya yang satu lagi juga tidak dibiarkan
menganggur, Yohan memainkannya dengan tangan
terutama bagian puncaknya. Berulang-ulang pria itu
memilinnya dengan ibu jari dan telunjuk lalu menarik
-nariknya gemas sampai Lana mendesah tak karuan.
"Yohannnn... ahhh!"
829
Tak berhenti di satu pusat, seluruh sisi tubuh
Lana digerayangi nakal oleh tangan besar Yohan.
Sekali tangan itu meremas pinggangnya, sekali turun
ke paha, sekali mencoba mencapai pusat tubuh
Lana kemudian mengelusnya.
830
Tubuh polos Lana menggeliat sementara Yohan
masih berpakaian lengkap tetapi sekarang pria itu
benar-benar menggila. Dia sedang menghisap, dan
menusuk-nusukkan lidahnya pada inti tubuh Lana
sampai pemiliknya berulang kali memukul-mukul
kasur sambil menahan sensasi ingin buang air kecil.
831
menggemaskan milik Lana. Cairan itu berwarna
putih dan lumayan kental. Yohan menghisapnya
guna mencicip lalu sisanya mengalir guna dijadikan
pelumas.
832
sebagai bentuk aba-aba supaya Lana bersiap, tidak
tegang.
Satu tangannya menahan paha Lana agar tetap
terbuka sedangkan satunya lagi memegang
bendanya, mengarahkannya menusuk Lana tepat
dibagian pusat.
833
Mengabulkan permintaan Yohan, Lana memeluk
pria itu erat. Sesekali dengan sengaja ia merapatkan
miliknya, membuat pria itu mendesah kenikmatan
sama sepertinya. Benar-benar menakjubkan.
834
"Nghhhh..." wanita itu mendesah gelisah, kedua
kakinya semakin lebar terbuka.
835
Yohan takut kalau meninggalkan Lana dalam
keadaan tak berdaya walau sangat ingin memenuhi
milik perempuan itu dengan miliknya, sangat ingin
memuncratkan seluruh cairannya sampai tetes akhir
penghabisan. Toh, minimal esoknya Yohan lemas
seharian.
"Kau mencintaiku?"
836
"Apa berjanji untuk menghabiskan hidupku
sampai mati bersamamu tidak bisa disebut 'cinta'
bagimu?" balas Yohan pelan.
837
perilaku dan sikapnya yang sangat meratukan
perempuan itu sudah membuktikan seberapa
berharga Lana dalam hidupnya?
838
"Yang Mulia..." ini pagi-pagi sekali sebelum
keberangkatan Yohan untuk membasmi sekelompok
bandit yang mencoba meremehkan Sirasea.
839
"Kau mau makan ikan mentah?" celetuk Yohan
mengingat wilayah perbatasan merupakan laut dan
pantai.
840
"Sayang, jangan seperti ini. Kau tahu aku tidak
ada waktu lagi untuk membujukmu."
841
Lana meradang, ia kesal dengan Yohan tetapi
masih melihat kepergian pria itu bersama
rombongan prajurit dan Calix melalui balkon kamar
lalu berakhir cemberut.
Tok! Tok!
842
"Entahlah, kurasa dia memang tidak peduli
padaku." Lana kembali berdecak lalu minta
diantarkan menuju ruang aula istana.
843
mereka berbondong-bondong datang dan mengantri
dengan tertib.
844
"Untuk siapa?" tanya kepala pelayan pada gadis
itu. "Untuk kakak, maksudku—"
845
"Salam hormat pada Yang Mulia," Cassia
membungkuk. "Senang bisa bertemu langsung
dengan anda setelah sekian lama."
846
"Baik, Yang Mulia."
"Aku tahu."
847
Alan.
848
Alan mendengkus. "Aku ingin bertemu Permaisuri,
aishh! Dia pergi, semua ini salah kau!" omelnya kesal
sendiri.
"Biar saya—"
849
"Aku saja." Potong Yohan cepat lalu membongkar
semak dengan brutal tapi kemudian kedua matanya
melebar, ia refleks mendorong tubuhnya ke belakang
sampai jatuh terduduk ketika mendapati seekor ulat
kecil merayap disemak.
850
Yohan mendekat dan lagi-lagi yang Calix katakan
benar. "Calix dan lima prajurit ikut turun denganku
menyusuri lorong ini. Sisanya berjaga di sekitar sini."
851
Sementara itu di dekat Istana, Yohan baru ingat
Lana minta dibawakan sesuatu yang segar tetapi ia
lupa dan sudah terlanjur kembali ke istana. Alhasil
kudanya mendadak ia hentikan.
852
rombongan untuk kembali duluan ke istana
sedangkan Yohan tetap disana.
853
ujarnya dramatis lalu terkekeh.
854
"Yang Mulia!" seru Lana bergegas menuruni
tangga teras dan menghampiri Yohan.
855
Tepat ketika kata mati disebut, Lana pingsan ke
arah Yohan. Entah apa yang membuat perempuan
itu hilang kesadaran tetapi Yohan panik detik itu juga.
Untungnya ahli pengobatan datang. Dia yang tadinya
seharusnya mengobati luka lengan Yohan beralih
jadi memeriksa kondisi Lana.
"Maksudmu?"
856
"Aku tidak bercanda."
857
Wajah Yohan yang semula tegang perlahan
melunak, ia berterimakasih kemudian beringsut
mendekati Lana yang masih berada dalam kondisi
tak sadarkan diri.
"Permaisuri..."
858
kau pingsan tadi ahli pengobatan istana bilang kau
sedang mengandung delapan minggu."
"Kau bercanda."
"Aku serius."
859
Lana tersentak ketika Yohan menegur sambil
meniup wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" cebik
Lana sebal.
"Aku tahu!"
860
Ujung bibir Lana berkedut, walau ia sedang
marah tetapi Yohan sukses mengembalikan
keceriaan suasana hatinya dalam sekejap.
861
Lana mengangguk. "Kau selalu tahu jawabannya."
Hening.
862
Gagal romantis.
863
Eros dan Calix yang melihat dari jauh kompak
membuang wajah ke arah lain dan salah satu dari
mereka membatin.
864
Sang adik memaafkannya.
865
Ekstra Chapter After A Thousand Years
866
bayi di dalam ranjang gantung tersebut.
"Ada apa?"
867
"Cicit?" timpal Yohan menambahkan dengan
cengiran tanpa dosa yang terlihat menyeramkan.
868
"Lalu nama untuk anak kita mana?"
869
"Maka dia akan menjadi seorang Kaisar
perempuan." Sahut Yohan tak mau ambil pusing.
"Jangan khawatir, Permaisuri. Aku sudah menulis
segalanya dalam wasiat dan mengutuk siapa saja
yang tak mau menuruti wasiatku nanti."
870
"Itu karena kau pencemburu." Ledek Yohan
tertawa geli saat Lana melotot.
871
meroasting sebenarnya.
872
kemarin.
873
yang tampan sudah lahir."
874
"Aku tidak peduli dia bayi atau dewasa tapi, tetap
kau harus lebih memperhatikan aku. Itu
kewajibanmu sebagai istriku." Rajuk Yohan
mengerucutkan bibir manja seraya menempatkan
kepalanya bersandar di bahu Lana.
875
lembut, tetapi sukses membuat mata gadis itu
melotot.
876
rasa kesal dan iri timbul di dalam hatinya.
877
Alan tersenyum miring. "Jika dia tidak bisa
menjadi milikku, alangkah baiknya dia membusuk di
neraka."
"Maksud anda?"
878
Salah seorang kepala daerah mendekat untuk
melihat bayi dalam gendongan Yohan lalu berkata,
"Yang Mulia, putra anda tampannn sekali~"
879
alunan nada yang dibuat-buat itu berasal dari pria
berambut merah panjang yang dikuncir satu, Alan.
880
mendengar tuduhan Yohan. "Saya sungguh hanya
ingin memberi salam pada Permaisuri."
881
dari balik pakaiannya.
Jleb!
882
Alan yang akan menusuk Lana dengan pisau lain
kalah sigap dari Calix yang lebih dulu mendorongnya
kuat hingga jatuh terguling menuruni anak tangga
teras.
883
Racun dari selatan tidak bisa didapat oleh orang
biasa yang tidak memiliki hubungan kelahiran
dengan daerah tersebut, itu sebabnya mendiang
ayah Yohan tidak pernah memberikan racun dari
selatan untuk dikonsumsi oleh putranya tetapi Alan
diberi oleh sang ayah yang notabennya berasal dari
wilayah selatan.
Owekk~ Owekk~
884
"Permaisuri bawa Matteo ke dalam terlebih
dahulu!" seru Eros menginterupsi supaya Lana tak
bingung. "sembunyikan Matteo!"
885
Di depan istana kekacauan semakin menjadi
sebab orang-orang dari kalangan preman dan bandit
anak buah Alan ikut menyerang istana. Meski hanya
terhitung puluhan orang tetap saja para prajurit agak
kewalahan karena diserang dengan metode satu
lawan tiga.
"Mirela, tolong..."
886
kemarin. "Jaga putraku sampai aku kembali."
887
Sementara itu di depan, Eros menempatkan
dirinya sebagai kusir kuda sekaligus pelindung jika
terjadi penyerangan dalam perjalanan mereka
menuju selatan.
***
888
889
Ekstra Chapter “Lana's Lullaby Special
EPS” What if : Vacation to Another
World
890
"HALOW!" seorang pria asing turun dari portal
langit tepat di hadapan Lana dan Yohan yang sedang
sarapan di paviliun.
891
"Kau pasti gembel yang mencuri pakaian dari
jemuran orang lain." Ketus Yohan membalas.
892
"Makan saja kotoran." Yohan berceletuk di waktu
yang sama dengan istrinya.
893
apa. Lalu dia menjauh dari membuka sebuah
pusaran angin yang perlahan membentuk sebuah
portal tepat diatas kepalanya. Ini terasa tidak masuk
akal tetapi belum sempat berpikir dan menduga
situasi macam apa ini, lengannya ditarik Lana
sehingga tubuhnya terbawa masuk ke dalam portal
bersama gadis itu.
Tinnnnn! Tinnnnn!
894
"Yang Mulia!" seru Lana langsung sigap mengapit
lengan Yohan dan membawa pria itu berlari menuju
kontrakan tingkat tempatnya menyewa dulu.
895
"Kau yang gila!" balas Lana memekik cukup
kencang.
896
pintu dan masuk ke dalam, membawa Yohan juga
tentu saja.
"Tidak."
897
"Tidak, aku sibuk memandang wajahmu." Jawab
Yohan jujur. Ia selalu jujur jika bersangkutan dengan
Lana. "Itu membuatku terpukau setiap saat, kau
cantik sekali. Aku juga sebenarnya tidak terlalu
peduli ada dimana kita sekarang, asalkan kau
bersamaku sudah lebih dari cukup."
898
"Itu senter." Ucapnya menjawab pertanyaan pria
itu.
899
"Berarti aku boleh mencolok mata semua orang
sesukaku?"
"Jangannnn!"
900
"Baju? Ganti?" senyum seringai kecil muncul di
bibir Yohan. "Kau mau buka baju di hadapanku?"
901
berteriak seperti tadi.
902
"Jangannnn!"
"Permaisuri..."
903
yang hobi marah dan mengamuk padahal sendirinya
dia suka sekali menyalakan musik dengan volume
kencang seolah berniat memecahkan telinga orang.
904
"Kau pasti menyembunyikan seorang pria di dalam!
Aku mendengarnya tadi, kau akan berbuat mesum!"
905
"Wah... wah... tampannya..." wanita tersebut
memandang ke arah Yohan dengan mata lapar dan
mulut terbuka. "Siapa namamu, nak?
Ketampananmu seolah membawa kedamaian
tersendiri dalam hatiku." Puji wanita itu memandang
terpukau ke arah Yohan seakan telah melupakan
berapa usianya saat ini.
906
kembali ke dalam setelah menutup pintu serta
menguncinya.
907
"Permaisuri, tinggalkan semua itu. Perhatikan aku,
aku disini..." Kalimat berupa bisikan disertai
hembusan nafas berat itu membuat Lana terbuai
sesaat tapi kemudian ia berusaha melepaskan diri
dan melanjutkan tujuannya.
908
"Yohan, aku kesini untuk mengambil kalung
peninggalan ibuku—ahhh!" meski sudah mengulang
tujuannya pada pria itu, Yohan tetap tidak berhenti
menggoda Lana terutama bagian kedua dadanya
yang selalu terlihat menggiurkan dari tampak luar.
909
"Aku... aku tidak melakukan apa-apa loh!"
910
"Tidak dengar~"
911
"Tidak mau." Tolak pria itu beralih menghisap
dada Lana yang satunya lagi dan meninggalkan
puting gadis itu yang sebelumnya telah ia hisap
sampai basah dan memerah.
912
"Ahh..." walau pada akhirnya tetap saja ada
desahan-desahan kecil yang tergaung oleh bibir
Lana, tapi setidaknya tak terlalu kencang.
913
yang suka dipaksa terlebih dahulu lalu sisanya akan
pasrah seperti saat ini. Pada akhirnya Lana
membiarkan dirinya berada dalam kukungan tubuh
gagah Yohan dan menikmati setiap sapuan bibir
lembut pria itu pada bagian permukaan kulitnya.
914
"Awhhh!" tubuh Lana jelas tersentak, ia kaget.
Rasanya tidak sakit tapi tidak terlalu nyaman juga,
ada sedikit —ah, banyak. Ada banyak sensasi geli
yang timbul dari pergerakan jari pria itu di dalam
kelembutan pusat tubuhnya.
"Y-Yohannhh..."
915
Lana meremas sprei erat, menekuk kakinya yang
terbuka lebar selagi pria itu melumat liang
kewanitaannya dengan rakus. Tak hanya itu, satu
jarinya pun sibuk memainkan benda sekecil kacang
yang berada tepat di depan matanya. Menarik-
nariknya lembut lalu menjilatnya berkali-kali.
"Ahhhh!" desahan lainnya terbebas, Lana
menggelengkan kepala gelisah.
"Yohan... aku..."
916
dalam. "Jangan menahannya, Permaisuri. Lepaskan
saja, lepaskan perlahan-lahan... ikuti iramanya dan...
lepaskan, ah... begitu."
917
Menggerakkannya maju mundur dengan cepat
hingga terdengar bunyi kecipak basah sampai wajah
Lana terlihat memerah, tentu saja gadis itu merasa
malu terlebih saat sisa-sisa lelehan puncaknya
kembali mengalir membalur sepasang jemari pria itu.
Cup~
918
Dalam posisi tubuh telah polos sepenuhnya,
Yohan berupaya menempatkan miliknya masuk ke
dalam milik Lana. Menempatkan kekerasan raksasa
itu memenuhi seluruh celah sempit milik Lana,
sungguh... lagi-lagi Yohan akui rasanya sangat
menakjubkan. Entah karena Lana yang masih terlalu
sempit atau ukuran batangnya yang kelewat sangat
besar sampai-sampai setiap kali berada di dalam
gadis itu selalu saja muncul sensasi luar biasa.
919
"Sshh... Yohan, pelan—uhhh!" kedua mata Lana
mendelik, terbelalak saat milik pria itu masuk
sampai ke bagian paling dalam yang bisa dicapai
oleh kepala bendanya.
920
cengkraman mencekik melainkan cengkraman
lembut disertai usapan ibu jari pada permukaan kulit
leher Lana.
921
maksudmu?"
922
Lana setelah memberi tiga hentak dahsyat
sebelumnya lalu mendorong jauh-jauh seperti biasa.
923
gedoran kencang.
924
memberi ancaman padanya.
"Tapi, Permaisuri—"
925
Yohan meraih sebuah kursi kecil terdekat lalu
melemparnya tepat ke kepala petugas keamanan
pria itu hingga berdarah.
926
menunjukan pada Malaikat Maut. "Aku dapat
kalungnya, terimakasih."
927
"Sama-sama."
928
"Tidak perlu pamit, kau bisa langsung
menghilang." Seloroh Yohan ketus.
929
"Yang Mulia, kurasa aku ingin ke kamar..."
930
sebelum mereka memasuki kamar dan pintu
tertutup cukup kencang.
931
Seketika itu Lana langsung tahu bahwa ini akan
berakhir sangat lama. Yohan itu selalu saja tidak
pernah puas melakukannya sekali. Dasar
menyebalkan!
😌
Inget wm gaib loh
932