Anda di halaman 1dari 28

Birahi Antara Dua Benua

Perjalanan tali cinta antara aku dan Yonash ini sangat tidak kusangka
sebelumnya, aku merasa bahwa hidup perkimpoianku kuanggap normal saja
bahkan aku merasa 'happy married', namun malang dan untung dari
perjalanan hidup manusia itu tak bisa kita perdiksi sebelumnya.
Pangil saja aku Liana, tubuhku ramping tinggi badan 161 cm dan dadaku
penuh, pinggul dan pantatku bulat keras, kulitku bersih cenderung agak
olive, domisiliku di kota di negara bagian New South Wales Australia. Sejak
aku masih muda usia kota ini telah menjadi tempat tinggalku.
Kepergianku sementara dari kotaku ini adalah karena suamiku minta
ditemani sementara, berhubung suamiku sedang menghadapi masalah
mengenai businessnya di Indonesia, 18 bulan aku tinggal di Indonesia,
hingga meletuslah 'Reformasi' dari mahasiswa dan tergulingnya rezim lama.
Adanya 'geger' ini, anak-anakku di Aussie menangis menginginkan aku
kembali ke Australia saja, mereka meminta aku untuk menemaninya lagi.
Seminggu kemudian aku berangkat kembali ke Australia, seperti biasa
suamiku mengantarkan sampai bagian terdalam dari Airport Cengkareng
atau dikenal dengan nama Airport Sukarno-Hatta, tak terjadi apa-apa
diantara kami semuanya masih biasa, aku dekap suamiku dan kucium pipi
dan bibirnya, tanda rasa kehilanganku melanda, akan 'perpisahan' yang
mungkin akan relative lama ini. Tak lupa suamiku selalu mengingatkanku
untuk mengurus anak-anak dengan baik dan jaga diri baik-baik, seperti biasa
suami memesankan kepada istrinya, semuanya ini aku jawab dengan
anggukan dan linangan airmataku yang tak tertahan.
Segera setelah pemberitahuan dari krew pesawat yang mempersilahkan para
penumpang untuk naik kepesawat, suamiku melepas pelukannya dan
mengecup kening dan bibirku yang terahir saat keberangkatan itu.
Kugenggam tas tanganku dikiri dan satu tas kecil lagi isi oleh-oleh yang
tidak terlalu berat sekali di tangan kananku, aku berjalan menapaki lorong
kecil menuju ke pesawat.
Setelah mendapat petunjuk pramugari dimana aku harus duduk, aku menuju
kenomor yang telah ditentukan, sisi kiri paling depan di bagian kelas
ekonomi, di pinggir jendela.

Aku berjalan lurus, sementara didepanku adalah orang yang agak gemuk,
karena terhalang pandanganku aku berusaha menembus pandang lewat selasela badan sebelah kirinya, tepat didepan tempat duduk yang akan aku tuju
orang lagi2 gemuk itu berhenti, akupun berhenti sambil menerobos
pandanganku kearah bakal tempat dudukku.
Kali ini mataku tertegun beberapa detik, karena melihat orang laki-laki
seumuranku sudah duduk ditempat duduk di sebelah tempat dudukku.
Rupanya diapun memandangku dan beradulah pandangan kita berdua
beberapa saat, sinar yang bening penuh gelombang setrum ber beban watt
yang tinggi tembus ke jantung hatiku, aku terpaku sejenak sambil menunggu
orang gemuk tersebut lewat.
Setelah orang yang gemuk itu berjalan lagi, kembali aku ganti berhenti
ditempat orang gemuk tersebut berdiri sambil mengamati nomorku, tiba-tiba
seorang di depanku, dalam keadaan setengah duduk, menanyakan akan
nomor tempat dudukku, dia menawarkan mengangkat tas oleh-olehku untuk
dinaikkan dikompartmen atas, segera aku ucap kan terima kasih padanya.
Aku berbalik arah dan menuju ke tempat dudukku, langsung aku duduk.
"Permisi saya duduk disebelah anda"
Kemudian aku duduk ditempatku dengan menghempaskan tas tanganku,
dilantai depan kakiku, sambil merilekskan badanku yang agak capek, letih
dan sedikit tegang. Secepat itu juga aku mendengar sapaan orang sebelahku,
dengan ramahnya.
"Waah kayak capek banget ya Dik, namaku Yonash", seraya mengulurkan
tangannya kepadaku, langsung aku jawab sekenaku.
"Iya nih, perjalanan yang panjang dan macet, bikin lelah otot dan tulangku,
namaku Liana" dan kamipun berjabatan tangan.
Sewaktu aku berjabatan tangan dengannya, kembali darahku berdesir, terasa
aliran aneh yang melanda tubuhku, dan sempat dadaku berdetup kencang,
walau aku tahan dan aku simpan tidak aku perlihatkan kepadanya. Setelah
itu kamipun terlibat dalam obrolan yang ringan-ringan, Yonash mengatakan
bahwa kepergiannya keAustralia untuk training selama 6 bulan, sebelum
meneruskan kenegara 'Terbitnya Matahari', untuk belajar mengambil
Phdnya, profesinya adalah sebagai Guru Besar disalah satu Universitas
dikota jawa barat. Aku pun menceritakan akan profesiku dan tujuanku
kembali keAustralia untuk menemani anak-anakku dan mencari kerja
kembali dikotaku.

Perjalanan dari Jakarta keDenpasar hanya terlibat percakapan normal dan


santai, kami menikmati hidangan ringan dan 'Orange Juice', teh atau kopi,
kacang tanah dibalut tepung dan madu sebagai jodoh nya. Selepas dari
Denpasar, Bali, dalam penerbangan selanjutnya kamipun menjadi lebih
rileks dan hangat dalam bercanda, kami saling menceritakan pengalaman,
sendau gurau istrinya dan suamiku bila kita akan berpisahan sementara, juga
segala pengalaman indah dan jenaka keluarga kita masing-masing. Dari situ
juga aku temukan dia sudah berputri yang masih relative kecil di banding
anak-anakku, karena memang aku menikah diumur yang dini untuk zaman
sekarang, sambil bekerja dan kuliah.
Sedari detik perkenalan itu, getaran kecil-kecil bergerak dari dadaku sampai
keseluruh tubuhku, satu atau dua kali dalam percakapan kami, aku rasakan
kegugupan bila mata kami saling beradu, karena tak tahan aku menentang
sinar matanya yang aku anggap ada suatu daya tarik yang melumpuhkan
tenagaku, terasa aku menderita karena meredam rasa aneh kali ini.
Waktu semakin larut, tiba saatnya kami mendapat hidangan makan malam,
Yonash mendapat bagiannya dulu, namun ngak tahu mengapa siPramugari
itu tidak memberikan bagianku langsung padaku, melainkan diberikan
melalui Yonash, dan Yonashpun meletakkan dimeja kecilku, sambil
membelai lengan kananku lembut. Cukup kaget dan berdetup keras dadaku,
berdesir darahku menerima perlakuan yang begitu, sambil aku ucapkan
terima kasih aku sambut nampan makanan itu, kupegang kugeser sedikit
untuk membetulkan letaknya di atas meja kecil tersebut.
Masih dalam keadaan bingung atas perlakuan Yonash tersebut, dia
mengucapkan 'selamat makan' padaku dan akupun mengucapkan hal yang
sama kepadanya, namun tiba-tiba sewaktu dia menyenduk makanannya,
bukannya Yonash memasukkan kedalam mulutnya, namun sebaliknya
disodorkannya sendok penuh makanan tersebut ke mulutku.
Sempat beberapa saat aku bingung tidak keruan dan aku pandangi wajah dan
matanya untuk memastikan perbuatannya kepadaku, dia memberikan
senyum khasnya sambil mengangguk mengiyakan perbuatannya. Sekali lagi
aku terpukau dalam situasi ini, akhirnya secara otomatis aku membuka
mulutku untuk mempersilahkan suapan makanan Yonash masuk kemulutku,
sambil tersipu-sipu aku mengunyahnya dan menelan makanan tersebut.

Dari mulai itu dia kembali memberikan suapan beberapa kali dan
memberanikan diri membuka mulutnya untuk memberikan kesempatan aku
berbuat hal sama padanya. Yonash terlihat sangat bahagia ketika mendapat
suapan demi suapan dari tanganku, hal ini membuat aku agak canggung dan
tegang sementara.
Selesai makan malam dan mulailah kita mengobrol lagi mengenai hobby
kami, ternyata kami mempunyai beberapa kesamaan hobby, salah satunya
ialah membaca buku, setelah usai makan tersebut dia lebih banyak bercanda
ringan dan berdendang, namun tangan kirinya tak henti-henti nya mengapit
tangan kananku diusap-usap sepuasnya dengan tangan kanannya. Sewaktu
film ditayangkan, lampu mulai dipadamkan, Yonash menelusupkan tanggan
kirinya kebelakang pundakku dan memelukku.
"Lipat saja sandaran tangan tengah ini, biar Liana lebih rileks", katanya.
Tanpa kusadari, dengan gemuruh detup jantungku serta didihan darahku, aku
turuti permintaannya. Terasa enak sekali dipeluknya, tercium bau parfum
'aftershave' di wajahnya, yang lain baunya dari kepunyaan suamiku, namun
enak juga, lembut aku menyukainya, tak sadar aku menyandar didadanya
sebelah kirinya dengan rasa damai, sedang dia masih berdendang kecil
melantunkan lagu-lagu kesukaannya, yang rupanya akupun menyukainya.
Tiba-tiba tangan kanan Yonash meraih daguku dan menariknya kemukanya,
kemudian Yonash merundukan wajahnya, secara tak sadar, akupun
memejamkan mataku, dalam pejaman mataku terasa kecupan bibir
hangatnya mendarat dikening kemudian pipiku, tangan kanan Yonash
membelai pipiku dengan lembut, kemudian dia letakkan lagi kepalaku
didada kirinya lagi.
Selang lima menit lagi, tangannya meraih daguku lagi dan menariknya
kembali, kali ini kecupannya mendarat dibibirku dengan lembut, terasa
kehangatan dan kelembutan bibirnya menggetarkan jiwaku sesaat diiringi
deburan darahku serta detupan jantungku semakin mengencang, walaupun
begitu aku masih tetap menahannya dengan sempurna. Sambil meneruskan
belaiannya Yonash berbisik kembali padaku.
"Liana mau masih nonton film atau mau tidur?"
"Jika ingin tidur, tidur sajalah di pahaku sini biar Liana lebih nyaman",
katanya.

Bersamaan dengan itu ditariknya lagi daguku dengan lembut dan


ditempelkannya lagi bibir hangat Yonash pada bibirku dengan lebih erat dan
memasukan lidahnya dalam mulutku, kali ini kusambut lidahnya yang
menari dalam rongga mulutku lalu kusedotnya lidah serta liurnya kami
berpangutan dengan hangat dan mesranya. Lilitan lidah kami seperti tak
ingin terpisahkan satu dari yang lain, seiring detup dada kami berdua yang
semakin kencang, desiran darah kamipun melaju hangat, mengalahkan
semburan udara dari 'Air Conditioning' didalam kabin pesawat tersebut.
Adapun tangan Yonash tak henti mengusap-usap lengan serta meremasremas lenganku dengan lembut.
Dia berkata, "Liana, thanks ya kau menerima sayangku"
Aku menjawab dengan anggukan lembut pula, tanpa keluar kata-kata dari
mulutku yang terkunci karena rasa bahagia.
Sambil merebahkan tubuhku dipangkuannya menghadap ke atas, kedua
kakiku aku tekuk ke atas supaya muat seluruh tubuhku disepanjang dua
kursi pesawat tersebut. Yonash meneruskan lagi dendang lagunya serasa
membuai jiwaku, rambutku yang panjang sebahu tak luput juga dari sasaran
belaian tangannya kanannya, sedang tangan kirinya mengusap-usap paha
luarku, seolah diriku adalah anaknya sulung yang sedang ditidurkan.
Sesekali dirundukkannya kepalanya lalu dikecupnya keningku, hidung dan
pipiku, bibirnya terus menjalar dan bermuara di mulutku, hingga kita
tertautan, berpangutan kuat.
Menjelang tengah malam keadaan kami semakin terbalut bara asmara yang
menggebu, birahi kami telah menutup sebagian perasaan2 kami yang lain.
Dengan kecupan-kecupannya yang 'intense', tangannya diselusupkan
kedalam jumper yang kukenakan, Yonash meraba-raba dadaku dari luar
bajuku namun dibawah jumperku, kemudian dia lebih berani lagi menelusup
masuk kedalam blus atasku meraba Bra yang kukenakan.
Amboi.., desiran darahku semakin kencang seolah badanku dialiri setrum
listrik kecil-kecil yang semakin menguat menjadi beribu-ribu watt merata di
seluruh tubuhku, bulu kudukku berdiri menerima kenikmatan yang tak
kusangka sangka ini, rasanya tiada pernah aku merasakan perasaan ini
terhadap suamiku sendiri.
Saat aku merasakan perasaan indah, nikmat deburan darahku sendiri yang
mendera badan dan jiwaku.

Yonash berkata, "Liana, tidurlah aku akan menjagamu, percayalah aku


melindungimu"
Sambil tangan kanannya masuk satu lapis lagi kedalam bluse yang aku
kenakan Yonash mengelus elus sembulan buah dadaku yang mencuat
separoh, karena aku mengenakan 'half cup bra style'.
Karena tak tahan menerima rangsangan setrum yang kuat itu, aku secara
otomatis mendongkakkan kepala dan badanku keatas aku mencari bibir
Yonash, aku sambar bibirnya hingga kembali kami berpangutan dalam
selama kira 3 menit, tangan kirinya mengelus-elus bagian vitalku dari luar
celana panjangku, adapun didalamnya terasa lelehan 'magma' dari memekku
yang tak tertahankan lagi.
Pesawat membubung terbang tinggi, dari ketinggian itu kadang kami
menerpa udara yang kosong.
Yonash mengatakan, "Di ketinggian itu udara diluar adalah 15 derajat
Celcius atau lebih kecil lagi, tak ada kehidupan di luar pesawat ini"
Walau aku tak begitu mengerti apa yang dia ucapkan namun aku iyakan
tanda mau mengerti apa yang menjadi statementnya.
Ketika pesawat terbang berjalan bergeronjalan, diberitahukan oleh krew
pesawat bahwa kita diharuskan memakai sabuk pengaman, Yonash
menyelimuti tubuh dan kakiku yang separuh aku tekuk ke atas agak
mengangkang sedikit, setelah itu dia selusupkan tangan kirinya didalam
celana pajangku yang tanpa retsleting, terbuat dari 'elastine cotton', mulailah
dia membelai gundukan kenikmatanku, dalam hitungan menit basahlah
sudah celana dalamku, karena getaran birahi yang melanda tubuhku, dimenit
keempat aku miringkan tubuhku menghadap badan bawah Yonash, spontan
aku elus dari luar kemaluan Yonash yang mengeras, menggunakan bibirku,
karena tegangnya kemaluanya,Yonash menyelimuti badan bagian bawah,
lalu Yonash membuka retsletingnya perlahan lahan, maka aku keluarkan
kemaluan Yonash yang sudah mengeras mendongkak kedepan dari
celananya. Ukurannya kemaluan memang hanya normal saja tak terlalu
besar, jadi tidak terlalu merepotkan suasana kami.
Dengan situasi yang baru ini, aku menjadi lebih leluasa membelai kemaluan
Yonash dengan bibir hangatku, aku pulas dan aku sapu kemaluan Yonash
yang tegang dengan lidahku. Hati-hati sekali kami melakukannya kami
hanya bisa mendesah dengan sangat pelan dalam kegelapan kabin pesawat,
nyaris kita tahan suara desahan kenikmatan kami.

Dengan penuh waspada, tangan kanan Yonash memegang selimutnya,


menjaga bila ada orang lewat, atau salah satu crew lewat, dia akan masih
sempat menarik selimutnya menutupi wajahku dan kemaluannya yang
sedang aku sepong.
Pelan tapi pasti, jari-jari kiri Yonash memainkan klitorisku keatas dan
kebawah, terkadang Yonash memasukan jarinya kepermukaan relung
kenikmatanku, atau masuk sekalian kedalamnya kemudian menari disekitar
G-spotku, hingga aku bisa mencapai orgasme dan mengejang, maka kujepit
tangan Yonash dengan otot vaginaku, terasa denyutan berkali-kali sehingga
keluarlah cairan nikmatku di jari tangannya, disertai dengan erangan,
desahan lembut, kami jaga agar orang-orang disekitar tak terpengaruh
dengan kegiatan dan suara kami.
Adapun Yonash sendiri juga mencapai puncaknya karena kocokan mulutku
dan elusan tanganku pada kemaluannya, hal ini terjadi tak lama setelah aku
mencapai orgasmeku, dia tetap dalam posisi duduk agak memerosotkan
badannya ke bawah sedikit sambil tetap memangku kepalaku yang
menghadap dikemaluannya, dia mengejang sambil mengeluarkan spermanya
dimulutku, kutelan semua spermanya tanpa sisa dan kujilati sisanya yang
tercecer disekitar kemaluannya sampai bersih dan licin kembali.
Dalam keadaan ini kami tak berpikir khawatir lagi akan keadaan pesawat
yang berjalan bergeronjalan, malah kadang terasa nikmat sekali sewaktu
pesawat anjlok turun dari ketinggiannya, terasa seolah aku mendapatkan
ayunan di atas jentera birahi asmara yang bergelora, kenikmatanku pun
menjadi terasa lebih sempurna sewaktu bersamaan waktu Yonash
memainkan tangan Yonash dalam liang kenikmatanku, ngilu, geli dan
denyutan memekku bertambah, dera jantungku semakin berpacu cepat,
obsesiku untuk ingin memuaskan dan dipuaskan semakin besar meronta,
dalam keterbatasan kami.
Akan tetapi walau indah kenikmatan bisa kita tuai bersama, aku akui
kegiatan begini sangat memeras tenaga, karena kita sama-sama menahan
perasaan emosi kita. Semua tenaga yang seharus nya bisa kita buang keluar
dengan lantunan suara erangan, rintihan dari emosi kita supaya meringankan
beban kita, malah sebaliknya kita tahan sekuat tenaga, akibatnya semua
enegy tertahan didalam tubuh, hal ini menjadikan benar-benar badan merasa
lelah sekali setelah kita mencapai puncak kenikmatan.

Aku melihat jam ditanganku jam 2:30 malam.


Dan Yonash pun membisik di telingaku,
"Thank you Liana, aku memutuskan untuk menjenguk kamu, bila aku telah
'settledown' di Melbourne, ini teleponku dan tolong berikan teleponmu dan
alamat di kotamu"
Tiga jam kami tertidur, tiba-tiba para anak pesawat telah membangunkan
kami, dan diumumkan bahwa kami segera akan mendarat di Sydney, dan
pesawat akan melanjutkan penerbangannya ke Melbourne.
Begitu selesai pendaratan sempurna akupun merapikan rambut, dan bajuku
siap untuk turun, sebelumnya Yonash sempat memberikan kecupan dikening
dan mulutku, sambil mengatakan,
"Nantikanlah aku dikotamu sayang, akan aku jelang kau adindaku"
"Tak sabar aku menerima kasihmu lagi, jantungku berdetup, sesiran darah
dan setrum sangat kuat melanda diriku sayang"
Katanya sambil melempar senyum khas dan matanya pun sangat sayu, aku
sambut bisikannya dengan senyum dan anggukan dalam dan berlalu.
Kamipun berpisah, sama halnya rasa dalam diriku, getaran setrum ribuan
watt melanda badanku, desiran darahku tak mau padam, pikiranku galau dan
gontai, detak jantungku terasa semakin kuat. Otakku waras dan ingatanku
jelas sadar mengetahui keberadaanku, namun perasaan mendera, emosi dan
getaran dalam tubuhku melonjak-lonjak menghempasku jauh dari
kesadaranku.
Sesampai dirumah, akupun istirahat sebentar, namun sejak saat itu telponku
selalu berdering dan sms selalu berdenting, dan aku selalu menuai rindu dari
technology modern itu. Sementara itu aku melamar pekerjaan kemana-mana,
aku dapatkan kerjaan pada minggu kedua setibaku dikotaku ini, adapun
pekerjaan itu sangat menantang citaku dan aku merasa kerasan bekerja di
perusahaan baru ini.
Kunjungannya Di Kotaku
Saat yang kunantikan tiba, Yonash datang dari Melbourne, aku
menjemputnya dari Airport, bagai dua sejoli yang dimabuk asmara
membara, kami saling mencium dan berpangutan menuju kemobilku,
didalam mobil tangannya dia selalu membelai, cerita yang dituturkan seperti
kita lama tak pernah berkomunikasi, terus sambung menyambung.

Yonash selalu berdendang riang disetiap langkahnya, santai sekali, seperti


orang tidak punya beban dalam kehidupannya, kadang aku sendiri bertanya,
"Apakah yang membuat orang ini santai, periang sekali, seolah tidak ada
yang membuatnya khawatir dalam hatinya"
Kami menuju kehotelnya dijantung kotaku, kedua tangan Yonash selalu
meremas, mengelus tangan kiriku, sementara aku mengatur pemindahan
versneling. Sesampai di kamar, barang-barang bawaannya diletakkan
ditempatnya, langsung Yonash memburuku dan menciumiku dari kening,
pipi, leher, sambil tangan Yonash membuka kancing baju depanku dan
tangannya menelusup kedadaku dan meremas susuku yang padat dengan
penuh nafsu, ketika bibirnya menyentuh bibirku, lidahnya menelusup
kerongga mulutku menari-nari di langit-langitku bahkan kadang
menekan,menghisap dan membelit lidahku.
Tak kalah galakku dalam berpangutan, aku sambut liar lidahnya, aku ganti
menyerang menghisap liur dan lidahnya kuat-kuat, tanganku mulai
membuka baju Yonash dan tercium parfumnya, kegemaranku, hal ini
membuat birahiku bertambah, nafsu bangkit mengebu, badanku terasa mekar
dan buas, seolah aku ingin menelan seluruh tubuh Yonash kedalam diriku.
Kembali aku sedot lidah dalam mulutnya juga air liurnya, kulilitkan lidahku
dan kutekan dalam-dalam, tiba-tiba Yonash memondongku perlahan,
membawanku ketempat tidur dan merebahkan tubuhku. Dadaku terasa sesak
sekali ditindihnya, seolah darahku mengguncang keras ingin muncrat dari
kepalaku, karena menahan rinduku kepadanya, diriku sebagai terbang
diangkasa bersama Yonash, dia yang telah lama aku rindukan.
Yonash berhasil membuka baju atasku dan juga membuka kaitan BHku
dengan cekatan, dia daratkan bibirnya pada payudaraku yang menyembul
kenyal, dimainkannya puntingku dengan lidahnya yang kasar, disapunya,
digigitnya pelan-pelan dengan penuh kasih dan kebuasan lelaki, hal ini
membuatku sangat kegelian, mengelinjang, dan melenguh kenikmatan,
jilatan lidahnya turun senti demi senti, inci demi inci menuju ke perut dan
pusarku, kemudian lidahnya dimasukkannya kepusarku, tangan Yonash
masih asyik memainkan puntingku dengan putaran dan pijitan yang
membuat aliran-aliran nikmat pada diriku, gairahku mendaki dan
melambung ke atas angkasa raya.

Lima menit kemudian jilatan Yonash semakin turun kebawah, tangan


kanannya membuka kancing celana panjangku, dan mendorong celana
panjang serta CDku kebawah yang kubantu dengan mengangkat pantatku
sekedarnya kemudian dengan kaki kananku aku tarik celana itu ke bawah
dan aku tendang nya jauh dari tempat tidur.
Yonash masih membungkuk mencium dan menjilat perut bawahku, akhirnya
sampai juga pada gundukan nikmatku, sambil jongkok dia membuka
memekku untuk lebih lebar,Yonash memperhatikan dan meraba memekku
yang tiada berambut itu. Keadaan kakiku masih menjuntai di luar tempat
tidur, ini memudahkan Yonash mengusap dan menjilatnya dengan mulut dan
lidahnya.
Kumudian dengan pelan-pelan jari tangan kanannyapun menyelinap
kedalam belahan vaginaku, terasa nikmat sekali perlakuannya ini, Yonash
meraba bagian dalam dari vaginaku dan dimasuknya tangan itu ke lobang
vaginaku, terasa sekali dia memporak porandakan ketenangan G spotku, jari
itu bergeser keatas kebawah, kiri dan kanan seolah menari diantara dinding
relung nikmatku, kenikmatan indah yang timbul membuatku mengeliat
seperti cacing kepanasan, sedangkan lidah kasarnya tetap menyapu clitorisku
naik turun ke arah vertical seputar kelentitku.
Yonash agak lama bermain di halaman depan ini, hingga aku terasa ngilu tak
tertahankan, darahku berdesir kencang, dera kenikmatan memukul-mukul
sukmaku, hingga aku tak kuat lagi membendungnya, akupun berteriak
seperti biasa mulutku tak bisa diam bila menerima kenikmatan seperti yang
kurasakan kali ini, denyutannya mencapai ubun-ubunku.
"Yonash aachh sshheett eechh, enak sekali Yonashh"
"Yonash ampun, Liana keluar yaa sayang!"
Aku menggelinjang, berdesis dan mendesah, bahkan aku keluarkan teriakan,
dan teriakan keras sekali karena ku mencapai orgasme yang indah sekali,
karena perlakuan Yonash yang pandai membelai menyapu kelentit, dan
clitorisku juga cara meraba relung kenikmatanku.
Yonashpun menegakkan kepala dan memandangku sambil tersenyum,
merangkulku kuat dan berkata,
"Sayang, kau sangat menggairahkan dengan teriakanmu yang bebas, Liana
aku mencintaimu sayang berusahalah sebebas-bebasnya berekspresi, kita
akan nikmati bersama ya"

Aku merasa lemas dan lunglai, tulangku seperti dicopoti, namun denyutan
vaginaku belum juga reda, hingga kami berpelukan lama sekali sambil
berpanggutan kembali. Yonash membiarkan aku dipelukannya, meredakan
birahi dan kenikmatanku secara natural, selanjutnya dia membelai rambutku
dan menciumi seluruh muka, mulut dan leherku, dengan perlakuannya terasa
aku sangat disayanginya dan diperlakukan seperti seorang 'ratu', terbuai aku
dipelukan tangannya, rasa damai melanda diriku.
"Sayang, gundukan memekmu menantang ke atas, dan memekmu 'Juicy'
sekali, ku ingin memasukkannya kontolku dalam kehangatan relung
nikmatmu sayang"
Selang beberapa saat kemudian, gairahku kembali lagi, kudorong perlahanlahan tubuh Yonash dari badanku, melepaskan pelukannya. Aku bangkit,
kulayangkan pandanganku kecelana panjangnya yang masih belum dibuka,
kulepas retsletingnya dan kuturunkan celana panjangnya juga celana
dalamnya yang berwarna biru muda, kubelai kemaluannya yang sudah
sangat keras mendongkak kedepan, aku pandangi dia dengan kagum, karena
saat itu aku baru bisa melihat dengan jelas kemaluannya yang pernah
memuncratkan spermanya dalam mulutku beberapa minggu yang lalu
dipesawat.
Kemaluan Yonash sangat indah dan kuning langsat, bagai kulitnya Yonash
yang kuning dan bersih, rambut kemaluannya pun tak terlalu tebal, hanya
tumbuh dipangkal kemaluan atasnya saja. Setelah puas memandanginya dan
membelainya, kudaratkan bibirku padanya, terasa kehangatan menerpa
bibirku, maka aku julurkan lidahku dikepalanya kemaluannya yang telah
mengkilat membasah dengan cairan beningnya, tanda birahinya telah
melanda Yonash dengan kuatnya.
Kukulum kepala kemaluan itu dan kujilat sekelilingnya juga urat di bagian
atas yang terasa agak lunak memanjang sejurus dengan lubang kemaluan,
pada bagian atas. Kutahu tentu dia akan mengelinjang dan terasa kengiluan
mendera dirinya. Betul juga dia mengerang dan berdesis keras, sambil
tanganku mengocok nya dengan ritme pelan dan kemudian mempercepat
ritme kocokan.
"Acchh Liana, kau pandai sekali sayang, kau apakan kontolku ini sayang?"
Berulang-ulang kulakukannya dan berulang kali juga teriakan serta erangan
Yonash terlontarkan sambil matanya merem melek.

"Liana sayang, aku suka sekali kau perlakukan seperti ini, kau sangat
memahamiku dan keinginanku"
Merasa terpujilah diriku, makin bersemangatlah aku melakukan sepongan
untuk Yonashku.
Karena birahiku juga sudah melanda diriku makanya kulepaskan kontol
Yonash dari mulutku dan cepat aku bangkit dan jongkok di atas panggulnya
dan menyelipkan kontol Yonash kedalam relung kenikmatanku, aku genjotgenjot kontol tegangnya Yonash dengan irama seperti mengendarai kuda
sembrani, kugoyangkan pantatku kekiri dan kanan, memutar juga naik dan
turun, tak lupa juga dengan kupijit kontol itu dengan gerakan mendenyutan
otot vaginaku dengan sekuat tenagaku, hingga tanpa kontrol Yonash teriak,
mengerang kuat mendapat perlakuan dariku ini.
"Liana memekmu mengempot ayam, kontolku terasa enak sekali, terasa
seperti disedot-sedot, dipijat dan dipilin pilin sayang, enak aacchh aduhh
aachh sshhett"
"Bisa mati aku nanti kau ginikan sayang"
Yonash bangkit dan membalikkan tubuhku, dengan tanpa mencopot
kemaluannya dan bergantilah posisilah kita, dan Yonash mengangkat kedua
kakiku ke pundaknya dan dia jongkok bertumpu kedua lututnya dihadapan
vaginaku, dan dia menggenjotnya lima kali didalam dan ditarik,
memasukkan lagi, genjot lima kali lagi, dengan ritme yang semakin lama
makin cepat.
Dengan perlakuan begini, gesekkan batang kontol Yonash menerpa berulang
ulang pada G-spotku, relung kenikmatankupun ngilu, nikmat melanda
didalam sana, tubuhku mengelinjang dan kepalaku menggelepar, seluruh
badanku gemetar, mulutku mendesah dan melenguh.
"Yonash aku maauu keluar lagi ngak tahaan nih kontolmu enak sekali
Yonash".
"Saayang Liana kita sama-sama keluar ya, spermaku sudah mengumpul
diujung kontolku siap menyemproot, bisa dikeluarkan dimana sayang?"
"Yonash please, lepaskan didalam saja, biar kita bisa menikmati bersama"
Tak lupa kupijit kontol Yonash dengan otot vaginaku.
"Liana, enak empotan memekmu sayang aku nggak tahaann"
Achir nya creett, creet, creet, keluarlah air sperma Yonash didalam relung
kenikmatanku.

Disini ada suatu kehebatan dari pada kemaluan Yonash, walaupun sudah
muncrat spermanya, namun tetap tegang tidak cepat menjadi lembek, sambil
menurunkan kakiku ke posisi mengangkang, Yonash masih terus aktif
bergerak-gerak maju mundur, sedang aku sudah terkapar tergolek tak
berdaya. Tak hentinya Yonash menggoyangkan kemaluannya terus menerus
sambil santai membelai tubuhku, menciumi buah dadaku berlama2 sambil
menikmati tubuhku, dia memelukku.
Sedikit demi sedikit redalah gairahku dan diapun melepaskan kemaluannya
yang masih tetap kencang kemudian direbahkannya tubuhnya di sampingku
sambil menggeser posisiku, dengan memiringkan badanku, kali ini Yonash
mendekapku dari belakang dan memasukkannya kembali kemlauannya itu
dalam relung kenikmatanku dari belakang sambil menciumi punggungku,
membisikkan kata-kata mesra dan terima kasih, bagaikan Yonash berhutang
berjuta-juta pada diriku. Dari perlakuan ini aku merasa sangat dihargai dan
diperlakukan sebagai orang yang betul dia dambakan.
Setelah setengah jam lebih dia puas dengan permainan kontolnya dalam
relung nikmatku untuk yang pertama kali ini, kemudian dia berdiri dan
mengendongku kekamar mandi dan mandi bersama berendam dan saling
menyabuni badan dan kemaluan kita masing-masing dengan penuh kasih
sayang dan damai.
Karena rabaan dan belaian Yonash disekitar kemaluanku, aku tergairah lagi
ingin mengentotin Yonash lagi, dan aku duduki lagi Yonash yang masih
berendam di air hangat itu dan kali ini aku menghadap di kaki nya dan aku
goncangkan badanku dan kupijit lagi kontolnya dengan otot vaginaku, tak
peduli aku akan gelombang air yang memuncrat tumpah di lantai kamar
mandi, terus aku kakukan genjotan karena terasa ada sensasi tersendiri
making love dalam bathtub kamar mandi, enak terbuai, terayun bagaikan di
awang-awang, akupun dapatkan lagi orgasmeku, aku bungkukkan badanku,
aku terkam pergelangan kaki Yonash dan aku gigit kaki betis kakinya,
Yonash pun teriak mengisaratkan dia juga akan memuncratkan spermanya
dan tangannya menggapai pantatku, diremasnya pantatku yang bulat
kencang.
"Liana, aku keluar lagi sayaangg aachh sayaangg!"

Setelah kami reda dari kenikmatan, aku pun bangkit dan jongkong,tepat
memekku berada di atas mulut Yonash, kakiku di atas dua sisi pinggir
bathtub sambil berpegang pada keran besi ditengah bathtub itu.
Lalu aku berkata pada Yonash,
"Yonash tolong bersihkan memekku ini dengan lidah dan bibirmu ya
sayang"
Yonash pun melakukan seperti apa yang ku inginkan dengan senang hati
sambil menepuk-nepuk, mengelus-elus pantatku dengan kedua tangannya.
Beberapa saat kemudian Yonash menarik tubuhku turun dengan pelan dan
mendudukan aku dalam air lagi didepannya, membelakanginya. Yonash
mendekapku erat dari belakang sambil menciumi punggungku, Yonash tahu
sekali bila aku suka diperlakukan begini sehabis ML. Maka tergambar dalam
ingatanku dengan jelas, hal ini tak pernah terjadi dikehidupan
perkimpoianku dengan suamiku, sebaliknya, aku sangat merasa dihargai
sekali oleh Yonashku.
Puas kami bermain cinta di kamar mandi kami pun mandi lagi, selesai mandi
aku keringkan tubuh Yonash, aku bedaki dengan talkum kesayanganku.
Yonash pun senang sekali menerima sentuhan kasih dari mulai
mengeringkan tubuh dan kontolnya kemudian kubedakin tubuhnya sampai
aku pakaikan T shirt dan jubah mandinya, setelah semuanya rapi, kamipun
berajak ketempat tidur dan istirahat.
Terhenyak kami dari tidur, karena deringan telephone dari Hpku, kulirikkan
mata kearah jam tanganku, jam menunjukkan jam 3:15 sore, terbangunlah
kami berdua dan ternyata anakku yang menelphone, melaporkan bahwa dia
mendapat nilai bagus pada assignmentnya. Aku katakan pujian pada anakku
dan pesan bahwa Mama lagi meeting, kira 4-5 jam lagi baru pulang, silahkan
makan duluan, karena Mama mau makan diluar dengan orang kantor.
Setelah kututup Hpku, secepat itu juga Yonash menyambar pinggangku dan
menciumi lagi, dan kamipun making Love lagi dengan berbagai styles kita
coba, kadang aku sandarkan Yonash dengan bantal di'head bed'dan aku
jongkok di atas kemaluannya dan aktive naik turun, atau aku yang bersandar
dan Yonash yang menyodokan kemaluannya dengan bersimpuh didepan
memekku, kakiku diangkat di pinggang nya satu agak miring.

Juga kita coba style lain dengan aku bersandar tidur miring, dari belakang
Yonash angkat kaki kiriku, dimasukkannya kontol Yonash dari belakang,
sambil tiduran miring dibelakangku seraya menggeser badan dan kepalanya
menjauh dari badanku, Acchh style yang ini sangat aku senangi, style ini
enak sekali rasanya, aku bisa blingsatan karena bergetar semua badan dan
sukmaku mencari pegangan, sensasi yang ditimbulkan sangat berbeda untuk
kami berdua, kami bisa mengerang dan melenguh sama kuat sampai
kepuncak orgasmeku tercapai. Style ini lain dari yang biasa kita lakukan,
dimana kita masih bisa saling berpegangan tangan, bersentuhan kulit sama
kulit atau berciuman untuk meredakan getaran birahi kita yang ditimbulkan.
Paginya adalah hari Jum'at, ku minta ijin untuk 'off', karena bulan itu aku
punya cukup kelebihan jam kerjaku untuk 1 hari 'off'.
Pada jam 7.00 pagi Hpku bergetar ditanganku, sedianya aku yang akan
menelphone Yonash, namun dia telah mendahuluiku. Yonash mengatakan
bahwa dia sudah siap dijemput, menjawab ajakanku kesalah satu Winery
'Hungerford Hill' NSW, diluar kotaku, disana aku sudah membooking
cottage, untuk 2 malam, karena anak-anakku pun akan ikut kamping dengan
kelasnya kepantai selama 2 hari. Kesempatan ini aku gunakan untuk
berwisata dengan Yonash menikmati perkebunan anggur dan pabrik wine di
NSW Australia.
Menuju ke Winery tersebut kami harus menempuh pejalanan 2.5 jam dengan
kendaraan, cottage-cottage didaerah itu dibuat berjauhan jaraknya antara
satu dengan yang lain, adapun pagar mengelilingi tiap cottage tersebut
dengan ketinggian 170 cm.
Di halaman belakang ada meja dari batu yang ditatah sebagai sarana meja
makan bila kita mengadakan BBQ, dengan diatapin pohon anggur yang
tumbuh merambat di atasnya menjadikan suasana ini menjadi asri, nyaman
sangat romantis. Kamipun terbuai, bara asmara kami terbakar lagi, birahi
kami menggelora, keinginan selalu ML disitu semakin menjadi obsesi kami
berdua, sambil melihat kupu-kupu warna warni terbang menikmati
kehangatan udara, bahkan burung bercengkerama, ada juga yang memadu
kasih di atas kami.
Yonash selalu berkata,
"Mari kita coba hidup seperti di zaman purba, buka baju aja yuk"

Aku pun tidak menolaknya, udara saat itu sekitar 21 derajat Celcius,
matahari bersinar bagaikan menumpahkan sinar emasnya, langitpun biru tak
setitik awan menodainya, angin tidak banyak ulah menggangu keindahan
alam saat itu, orang Australia selalu berusaha keluar rumah untuk menikmati
hari indah seperti ini, mereka menyebutnya 'a glorious day'.
Akupun senang dengan suasa ini, karena memang disuasana 'glorious day'
ini, nafsu birahiku selalu bangkit, ingin aku menikmati dakian birahi dalam
bercinta yang menggebu, ingin aku merasakan dengusan nafsu Yonash yang
sedang buas liar ingin menerkamku. Kesempatan ini tidak akan kami
lewatkan, semasa kami sedang dirundung asmara, baranya menghangatkan
tubuh kami, keinginan kami untuk ML sangat kuat, memekku selalu
berdenyut meminta di sambangi oleh kontol Yonash yang selalu mengeras
tegang.
Akhirnya kami putuskan meja batu itu menjadi tempat kegiatan utama kami
memadu kasih dan ML disiang hari itu, sambil membakar keratan-keratan
daging ayam dan kambing, juga sosis-sosis, ditungku pembakaran yang
telah disediakan di dekat meja makan tersebut.
Kadang aku duduk di meja batu itu, Yonash menjilatin memekku dengan
rakus sambil duduk di bangku kayu nya, atau Yonash yang duduk dimeja
dan aku aktif menyepong kontolnya yang hangat dari bawah, bahkan kami
juga betul-betul ML meja itu dengan telanjang bulat, desahan
erangan,lengkingan tak pernah kita tahan lagi, kenikmatan demi kenikmatan
kita gapai,kita renggut dan tuai bersama-sama.
Kami juga bercinta di gudang belakang cottage, hal ini terjadi sewaktu kami
membutuhkan kable perpanjangan digudang, karena sewaktu aku nungging
mengorek tumpukan barang digudang menarik kabel yang ku maksud ada di
bawahnya, badanku dan pantatku bergoyang, Yonash yang ada di
belakangku kontan konak lagi kontolnya, dan menerkamku dari belakang,
nafasnyapun tak bisa dikendalikan. Sempat juga aku kaget karena tak aku
sangka Yonash tiba-tiba menjadi buas, dan setelah ku tenggok ke belakang
matanya yang sayu telah memohon dan mulutnya menyerbu mulutku,
kelumat bibirku.
"Liana, Liana, aku tak tahan lihat pantatmu bergoyang nafsuku memburu,
aku ingin ngentot kamu disini, please let me into your warm body"
"Liana aku ingin merenggut kepuasan denganmu, tolong kamu pegangan
ujung lemari ini akan aku masukkan kontolku ini dari belakang ya?"

Aku dekap dia, aku elus rambutnya aku cium dalam bibirnya yang
menganga.
Lalu kubisikkan kepadanya,
"Yonash sayang, OK, kita ngentot disini, kita nikmati berdua ya, tunggu aku
sampai aku mencapai orgasmeku ya"
Langsung aku memposisikan diriku seperti kemauannya, kemudian Yonash
menusukkan kontolnya di vaginaku dari belakang, aku berteriak kegelian
dan pompaan Yonash sangat enak, dan menyentuh seluruh lorong
kenikmatanku, bahkan sampai dinding rahimku yang terdalam.
Aku pun menjerit,
"Yonash, kau pandai, Yonash kontolmu memberikan kepuasan didalam sana,
pompa lagi Yonash enak sekali, ach Yonash aku keluaar"
Sampailah aku di puncak orgasmeku, langsung Yonash melepas kontolnya
dan meraih pinggangku dan membalikkan badanku berhadapan dengannya,
menggangkat tubuhku dan menjuruhku merangkulnya lehernya kuat-kuat
dan memompa kontol Yonash kembali. Sambil aku dongkakan badanku
kebelakang, aku memompa kontol Yonash keatas kebawah, hingga Yonash
mencapai ejakulasinya.
Diapun teriak sambil memejamkan matanya dan membuka mulutnya,
"Achh Liana aku sampai, enak liana memekmu enak sempit, menghimpit
kontolku, aku keluaar liana.. aach, aku puas"
Kuhentikan pompaanku, namun denyutan memekkupun terasa bahwa aku
akan mencapai orgameku lagi, maka aku pun berteriak kembali, sambil
merangkul erat leher Yonash, kucium kuat mulutnya.
Pagi hari biasanya kita keluar melihat lembah dan ngarai didaerah itu,
kemudian kita melihat pabrik Wine dalam cara memproses anggur menjadi
wine. Setelah kita puas mencobai wine dan melihat-lihat sekitar daerah itu,
kami kembali lagi ke cottage, Yonash memasak dan aku menyiapkan
mejanya, karena Yonash memang senang memasak dan banyak akalnya.
Setelah makan kamipun tiduran sambil bercerita tentang kejadian keseharian
yang aneh disekitar kita sampai tertidurlah kita sejenak. Namun tiba-tiba
Yonash bangun dia menarikku dan menyodorkan kontolnya yang sudah
tegang mengeras, sambil meminta dangan mata sayunya supaya aku mau
menyepongnya, menjilat dan menghisapnya dengan mulutku, kulakukan
semuanya ini dengan suka hati, aku kocok lagi batang kemaluan itu yang
akhirnya dia mengerang menikmati ejakulasinya disertai kenikmatan yang
tiada tara.

Segera aku hisap spermanya yang memuncrat kuat ke mulutku dan kujilati
semuanya tanpa sisa sedikitpun.
Kemudian selanjutnya Yonash memasukkan kemaluannya dalam memekku
dalam posisi tiduran miring dari belakang sambil meremas payudaraku dan
menciuminya dari belakang, tarian dan gerakan kemaluan Yonash hangat
mengenai dinding vaginaku yang terdalam dan aku tak kuat untuk berdiam
diri, dengan lebih membungkukkan badanku ke depan lagi, desahanku
keluar, erangan, lengkingan jeritanku membahana, karena orgasmeku
tercapai lagi.
Sore menjelang malam hari, Yonash yang suka melihat TV itu duduk
dikarpet didepan TV, saat itu aku ingin mencari perhatiannya, dan memekku
sudah berdenyut lagi, aku pengin making love lagi. Tanpa sungkan aku
hampiri dia, dan kusodorkan memekku ke mulutnya sambil berdiri, dengan
begitu dia segera menyambut dengan juluran lidahnya, menyapu dan
melumatnya sepuasnya sampai akupun mengerang lalu kamipun
meneruskan ML kami lagi. Hari itu nyaris kita tidak pakai pakaian, minim
sekali yang kita pakai di malam yang dingin itu, kita tidur di karpet dengan
bara kehangatan heater semalaman.
Kami betul-betul sangat menikmati permainan cinta yang indah yang kita
ciptakan itu, kegiatan ini kami teruskan selama Yonash mengunjungi aku.
Kami ML dihotelnya tiap hari sepulangku dari kerja disore sampai
menjelang malam. Makan malam bersama, cari 'ice cream' yang enak
berdua, belanja makanan dan barang kecil berdua. Kadang kami pergi
kepantai berdua disore hari, menikmati 'sunset' sambil bercumbu, berlarian
dipasir pantai, seperti kita sedang menikmati dunia remaja kembali.
Selama Yonash di Melbourne 6 bulan, aku berkunjung 3 kali keapartemen
Yonash dan Yonashpun menjenguk kekotaku 4 kali. Kami rasanya tak ingin
dipisahkan dan kami benar-benar menikmati permainan gelombang cinta
kami. Bagiku, Yonash adalah orang yang menggugah aku dari tidur nyenyak,
membuka langit biru diatasku, melebarkan cakrawala didepan mataku, untuk
menikmati cinta dan permainan birahi yang penuh gelora di dunia ini.

Di Negeri Sakura

December akhir 1998, Yonash harus pulang ke Indonesia, sebulan kemudian


Yonash tulis surat bahwa dia sudah di Negeri 'Sakura', Negeri 'Terbitnya
Matahari', Yonash akan mengundangku kesana dalam waktu dekat.
Komunikasi antara aku dan Yonash 'intense' sekali , badanku selalu gemetar
seolah gelombang listrik ribuan watt dikirimnya dari jauh menyeberangi
lautan dan benua menerpa diriku, pikiranku tidak bisa focus menghadapi
masalah kerjaan dan hidup keseharianku sendiri. Walau semuanya itu
kutekan sebaik mungkin, namun arus Listrik ini sangat kuat menghempasku
tak berdaya, aku tak dapat menipu diriku, aku terhanyut oleh birahi cinta.
Otakku sadar betul akan keberadaanku, namun perasaanku, badan mencuat
meronta, badanku menggigil panas-dingin tak karuan, meminta semua hasrat
birahiku terpenuhi aku inginkan selalu bersua dan ML dengan Yonashku.
Enam bulan kemudian aku diutus perusahaan dimana aku bekerja untuk
pergi ke 'Negeri Sakura', sebagai wakil perusahaan dalam menghadiri
pameran dagang yang senyawa dengan warna dari perusahaan kami
bergerak, adapun kota tepatnya adalah Kyoto. Bagai anjing yang kena pukul,
serta merta aku menyanggupi kepergian ke kota itu, aku tulis email
kepadanya bahwa aku akan datang selama 2 minggu, Kyoto 4 hari dan
sisanya kekota tempat Yonash belajar.
Benar, pada saat aku mendarat dibandara, Yonash sudah menjemput dengan
senyum khasnya, dan menyapa.
"Mengapa kok tegang sekali sayang lelah ya?"
"Rilekslah nanti aku pijitin dan akan segar sempurnalah tubuhmu lagi"
Sambil mengapit tanganku menyingkir dari keramaian orang-orang,
kecupannya mendarat dibibirku, berpangutanlah kami terasa getaran sukma
dan deburan darahku tak henti melanda diriku, cukup lama kami
berpangutan, melepaskan rindu selama 6 bulan yang tak tersalurkan.
Sesampai di hotel setelah 'check in' dan masuk kamar, langsung Yonash
menelanjangiku, mengendongku ketempat tidur, dibelainya seluruh tubuhku,
dikeluarkannya 'body cream' dari tasnya yang sengaja dibawa dari kotanya.
Dilumurinya tubuhku sedikit dengan 'body cream' dan mulailah dia memijat
sekujur badanku, setelah itu dia menyelimuti tubuhku dan dia pun
merebahkan tubuhnya disampingku sambil meremas-remas payudaraku dan

membelai tubuhku, hingga tertidur lelaplah diriku selama 2.5 jam, rupanya
perjalanan 12.5 jam lebih membuat aku betul-betul penat.
Yonash membiarkan aku tidur, kesempatan itu dia pergunakan untuk
membaca Journal dan material bacaan kuliahnya. Sebangunku Yonash
gendong tubuhku kekamar mandi dengan air hangat yang telah tersedia, dan
dimandikannya diriku.
Spontan ketika dia menyabuni badanku akupun menyabuni badan Yonash,
dari sentuhan mesra ini timbullah gairah syahwatku, segera kutarik Yonash
mendekat kebadanku dalam bathtub penuh air, kaki kita saling menyilang
dan badan kita berhadapan, kumasukkan kemaluan Yonash dalam memekku,
sambil berkata:
"Yonash sayang, kita ngentot lagi yang indah ya, aku rindu ML dengan mu,
kontolmu enak"
Dia terseyum mengiyakan, mulailah aku memeras kontol Yonash dengan
otot vaginaku, dan aku ciumi Yonash dari bibir, pipi, kuping dan lehernya,
sedang Yonash mengayun pantatnya maju dan mundur. Puas dengan gaya
ini, aku bangun dan aku tunggingkan badanku sambil berpegangan kran air,
aku buka dua pahaku kakiku dan aku minta Yonash untuk mengentot aku
dengan 'doggy style', juga 'bull style' dimana Yonash merebahkan badannya
di punggungku dan tangannya meremas-remas payudaraku, Huuh nikmat
sekali kontol Yonash menyentuh dinding terdalam dari liang kenikmatanku,
menggeliat tubuh bagian dalamku, seolah kontolnya menari didalam disana,
tak tahan aku mendapatkan dera nikmat yang tibul dari gesekan kontol
Yonash, ngilu dan nikmat semakin menjadi sensasi hebat timbul dari dalam
sana,hingga Yonash dan aku harus mengerang, desahan dari mulut kita tak
terelakkan, getaran tubuhkupun tak kunjung berhenti, akhirnya akupun
mencapai orgasme. Yonashpun teriak untuk kedua kalinya, dia mencapai
ejakulasinya bersamaan denganku.
Setelah kita selesai dengan styles ini, seperti biasa kontol Yonash belum
lemas dan sambil menyiram dan menyabuni badanku kontolnya masih
menancap dimemekku, diangkatnya badanku dan diputarnya badanku
berhadapan dengannya, tanganku merangkul kuat lehernya, kemudian dia
berdiri sambil membopongku diayun-ayunkannya badanku naik turun, dan
Yonash menahan badanku dengan kedua kakinya agak mengkangkang tegak
sekuat tenaga, hingga terasa nikmat melanda tubuhku kembali.
Dibawanya aku di meja dekat kaca kamar mandi, didudukkannya aku di
'vanity' itu, lalu Yonash mengentotku sambil berdiri, Yonash mendengus,

melenguh dan mengaduh dia keluarkan lagi spermanya divaginaku dan


akupun mulai terasa akan mencapai orgasme, maka aku cenkeram, aku cakar
pundak dan punggung atasnya memakai kukuku, aku jeritkan ngiluku karena
aku betul-betul mencapai orgasme yang sangat tinggi dan lama.
"Yonashh aku keluaarr lagi, enak sekali Yonash kontolmu aku puas sekali
Yonash!"
"Yonash memekku berdenyut-denyut aachh enak Yonash"
"Yonash cium aku Yonash please, Yonash kiss me please!", begitulah
racauanku bila aku merasakan kenikmatanku dikala aku mencapai
orgasmeku.
Esoknya kami pergi nonton pameran dagang undangan dari kantorku
setengah harian, setelah makan siang direstoran didekat gedung pameran itu,
sorenya kita nonton Orchestra, distasiun underground Kyoto, tepatnya
sebelah kanan atas dari pintu masuk stasiun itu, tepat dibelakang Department
Store Takashimaya.
Sepulang dari nonton Orchestra kami kekolam renang campur laki-laki dan
perempuan, dan telanjang bulat. Kami berendam diair panas, kemudian ganti
keair dingin, selang-seling tiga kali, dengan perubahan kondisi air tersebut,
membuat kemaluan Yonash menegang keras lagi.Keadaan tubuhkupun terasa
ada dorongan sensasi yang hebat, ingin dipenuhinya hasrat besar untuk
melakukan ML, ditambah lagi karena dari sentuhan-sentuhan yang kami
lakukan, memekku berdenyut-denyut hebat lagi, ingin merasakan desakan
kontol Yonash didalam sana dan ingin kujepitnya kontol Yonash keras2
dengan otot vaginaku.
Dalam keadaan demikian kami betul-betul terbuai, hasrat untuk ML kami
menjadi sangat menggebu, seolah sukmaku dan sukmanya meronta ronta
ingin keluar, memadu cinta kita berdua diudara bebas. Kemaluan Yonash
kudapati semakin lebih keras menegang, Yonash menarikku dengan kuat
berusaha memasukkan kemaluannya kedalam memekku dengan buasnya,
akan tetapi aku berhasil menahannya.
"Yonash sayang, kau 'wild' sekali kali ini kontolmu konak, kita dikamar saja
ya sayang, kita puasin disana ya"
"Liana 'bidadariku', aku 'wild' sekali saat ini, ingin aku merenggut kepuasan
dari dirimu kali ini lebih lebih".
"Bagaikan aku ketagihan candu Liana, aku ingin ngentot lagi sama kamu
sampai puas sekali sayang", deru nafasnya sangat kencang, matanya redup
sayu namun buas, bagaikan kemasukan dewa birahi dari salah satu kuil

Jepang.
Kubelai rambutnya yang basah, kusambut ciumannya yang hangat
menyalurkan setrum listrik beribu watt kembali padaku. Aku bimbing
Yonash keatas dan aku tarik handuk dari pinggir kolam untuk menutupi
kemaluan Yonash yang menegang.
Namun diluar dugaanku, Yonash malah menggendongku menuju ke salah
satu kamar disitu yang kebetulan memang tersedia kamar untuk pasangan
laki-perempuan menyalurkan hasrat syahwatnya, maka Yonash langsung
meletakkan aku di tempat tidur dan Yonas mengentotiku sambil berdiri dan
kedua kakiku lurus di dua sisi pinggangnya, dua tangan dia memegang
kedua paha atasku, kita ngentot, dengan 'Rickshaw style' atau gaya 'gerobag
dorong', Yonash melenguh, mendesah dan mendengus, akupun melengking
keenakan karena kebuasan Yonashku, aku meleguh dan teriak keras bila
kontol konak Yonash menyentuh G-spotku, dinding vaginaku yang terdalam
tersasa tergesek-gesek, dihempas-hempaskannya dengan kontolnya yang
tegang keras sekali.
Tiba-tiba Yonashpun teriak menyambut ejakulasinya, yang aku susul juga
teriakanku yang panjang karena aku mendapatkan orgasmeku. Yonash
terpuruk ambruk di dadaku sambil kontolnya masih menanjap di memekku,
kami berpelukan. Maka aku belai rambut Yonash yang masih basah itu,
dengan penuh kasih sayang.
"Yonash kontolmu kuat, dan gagah sekali, enak menerpa dan menari
didalam sana"
Yonash tak menjawab hanya senyumannya dan redup matanya, yang
menerangkan bahwa dia masih mau lagi bertarung denganku. Sepuluh menit
kemudian Yonash mengangkatku, dengan kontolnya masih menancap di
memekku, dan duduklah dia di pinggir tempat tidur, dan meminta aku
memompanya naik turun. Aku berusaha memuaskan Yonash dengan senang
hati, aku lakukan pemompaan kontol Yonash sambil badanku agak condong
kebelakang dijaga dengan kedua tangan Yonash yang kuat memegangi
pinggangku supaya aku tidak terbalik jatuh kebelakang.
Setelah kami daki nafsu asmara kita selama 3 menit, kamipun mencapai ke
puncaknya, kami berdua melantunkan kepuasan aku mencapai orgasme dan
ejakulasinya Yonash hampir bersamaan, maka melengking, berteriak
bebaslah kita berdua. Rupanya pelayan-pelayan situ sudah memahami

keadaan kami dan merekapun berlagak tuli dan tak perduli.


Setelah kami membersihkan diri lagi kamipun cari makan malam kemudian
kembali pulang ke Hotel, terasa lelah sekali badanku dan tertidurlah aku.
Dibiarkannya aku tertidur, Yonash mengambil buku untuk belajar lagi,
setelah 3jam dia belajar, dibangunkannya diriku dan kami ML lagi dibalkon
dengan 'doggy style' juga dikursi, yang terbuat dari besi, aku duduki Yonash
yang sedang duduk dikursi balkon itu, aku masukkan kemaluan Yonash ke
memekku posisiku membelakanginya, dengan agak condong ke depan
kakiku mengkakang diantara dua kakinya, aku pompa kontol Yonash naik
turun terus menerus, sambil Yonash memegang pinggangku.
Enak sekali rasanya dengan style ini memekku seolah digesek dan diaduk2
di tempat G-spotku, rasa ngilu tak terperikan seluruh relung kenikmatanku
bergetar hebat, hingga akupun teriak histeris seperti macan betina melolong
karena kena luka dari lawannya, hal ini tak bisa kutahan bila mendapatkan
orgasmeku yang sangat mikmat, akupun memanggil namanya,
"Yonash, Yonash! Gila kau, enak sekali kontolmu sayang!"
Sambil aku jepit, pijit kontol Yonash memakai otot vaginaku kuat-kuat,
maka Yonashpun melengkikkan suaranya rupanya dia sampai kepuncak
pendakiannya dan menyeprotkan spermanya yang terkumpul diujung
kontolnya kedalam memekku.
Pagi harinya, biasa Yonash bangun pagi, mandi terus belajar, dengan lampu
mejanya. Sesegera Yonash melihat aku mengeliat, langsung dia naik lagi ke
tempat didur dan mencari gundukan nikmatku dan di jilatinnya gundukan
segitiga nikmatku dengan buas dan rakusnya, cepat sekali dia membuka
bajuku dan baju dia sendiri, dalam hitungan menit Yonash udah
membalikkan badanku di atas badannya dengan kontol yang sudah
menantang siap untuk di sepong, jadilah kita memainkan 69 kesukaan kami
untuk ber"foreplay".

Setelah kami puas dengan raungan, teriakan ngilu dan geli berganti kita
rasakan, dengan sigap namun penuh hati-hati Yonash membalik tubuhku,
memposisikan tubuhku nungging dengan kepala miring di tempat tidur,
Yonash menusukkan kontolnya dari belakang sambil menekuk kakinya ke
belakang di tempat tidur, style ini selalu menjadikan badanku gemetar

karena Yonash pandai sekali menyentuhkan kontolnya dalam relung


nikmatku yang terdalam hingga menerpa G-spotku berulang kali, sangat
ngilu rasanya bila terkena hentakan kontol Yonash, hingga kami sampai pada
puncak nikmat kami masing-masing.
Setelah puas bermain cinta pagi itu, kami membersihkan diri, aku segera
menyiapkan sarapan Yonash. Kemudian dia kembali belajar, akupun
membaca bukuku novelku, sambil duduk bersandar bantal di 'Head bed'
dengan kedua pahaku aku tekuk keatas terbuka tanpa CD, tak jarang
Yonashpun menghampiriku dan mencium memekku dengan buasnya. Aku
suka sekali diperlakukan begini, dan Yonashpun suka melihat aku seperti ini
duduk tanpa CD didepannya sambil belajar.
Demikianlah tiap hari selama kami di Kyoto, pagi bangun tidur kami sudah
tergairah untuk making love sepuasnya, kemudian Yonash meneruskan
belajarnya. Jam 8:15 kami pergi ke pameran sampai siang hari, selanjutnya
kami melihat kuil-kuil dan paviliun-paviliun kuno. Setelah puas pesiar, kami
pulang istirahat, akan tetapi banyak sebab yang selau membuat kita tergairah
untuk kita terhanyut 'makinglove' lagi, entah karena tiba-tiba aku minta
ciuman Yonash yang kuat dan dalam, atau kadang hanya karena pandangan
kita beradu, ataupun dengan sengaja Yonash meraba, mengeluarkan tetekku
untuk di hisapnya sambil dia mengerjakan sesuatu di hotel itu. Tak lelahnya
kita ML, kadang 3-4 kali dari sore sampai malam hari, mulai oral sex sampai
beberapa styles ML bisa kita lakukan. Tak jarang kita tertidur lupa tidak
memakai baju, karena udara sangat mendukung di 'spring' mau menuju ke
'summer'itu.
Hari kelima kita naik kereta cepat ke kota Yonash belajar, Yonash menyewa
apartemen di daerah tidak jauh dari kampusnya, kami leluasa sekali ML di
apartemennya dari mulai di teras belakang, di kamar, dikamar mandi dan
meja makan, di atas meja dapur, sambil tiduran ataupun berdiri, aku akui
stamina Yonash sangat tinggi, dia mampu ML berdiri sambil memondongku
berlama-lama, sambil dia menciumi bibirku tak henti hentinya.
Bila aku merasa capek dibiarkannya diriku tidur adapun Yonash kemudian
memasak nasi dan lauk atau dia mengerjakan tugasnya, dan bila aku bangun
dia sudah siap menyuapkan makanan dimulutku, apa saja yang dekat
dengannya entah itu makanan kecil atau hanya sekedar 'jelly fruits in the
cup' kesukaannya.

Hari ke 3 dikotanya, Yonash dimintai tolong supervisornya untuk tidur


dirumahnya, karena dia mau pergi ke Taiwan untuk tugas disana seminggu,
dan dia boleh bawa temannya, dan kamipun pindah kesana. Rumah itu lebih
besar dari apartemen Yonash, juga kebun di belakang sangat yaman, kami
lakukan Ml didalam rumah dan diudara terbuka dibawah pohon-pohon
cemara normal besar yang di pangkas seperti bonsai.
Disiang yang yaman 19 derajat Celcius itu kami ada di halaman belakang
dibawah pohon cemara tersebut membaca Novelku, ditariknya diriku,
dilepaskannya celanaku dan bajuku, di dekapnya aku sambil Yonash
bersandar di batang pohon cemara itu.
"Liana kita ngentot di udara terbuka ya, aku pengin kepuasan darimu saat ini
dibawah pohon ini, Liana tinggal disini dampingi aku disini sayang, kita
ngentot disini terus menerus ya!"
Aku tak menjawab, hanya senyum saja, karena aku tahu itu racauan Yonash
bila ingin melampiaskan nafsu birahi asmaranya bersamaku, dia sadar
bahwa aku harus kembali di asalku, aku hanya mengelus rambutnya dan
menciumi mulut, pipi dan lehernya.
Segera kami making love sambil berdiri berlama-lama sambil menikmati
burung-burung bernyanyi di atas kita, mungkin malah burung-burung itu
melihat dan menikmati suasana indah kita yang sedang 'hot' ngentot di
halaman belakang itu, acchh rasanya dunia ini hanya milik kita berdua.
Esokannya kami bangun jam 8:30, karena spring time, humiditi udara disitu
agak tinggi, artinya kita agak banyak berkeringat. Maka kamipun
memutuskan untuk mandi dikamar mandi belakang, dimana bak mandi
tersebut bentuknya seperti bak mandi di indonesia akan tetapi letaknya
dibawah permukaan tanah, kedalam, sedangkan kamar mandi yang depan
bermodel "bathtub" dan "shower", seperti di barat.

Kami berdua turun dalam air hangat yang sudah kita sediakan. Karena
sempitnya bak tersebut yang hanya memang bisa untuk dua orang, maka kita
tidak sabunan badan dulu, hanya saling meraba dan mencium, dari sentuhan
itu nafsu birahi kami bangkit lagi kemudian kami saling mendekap.
Aku mulai meraba kemaluan Yonash yang ternyata memang kemaluan

Yonash sudah berdiri menentang dan keras. Aku elus-elus batangnya, juga
dua buah zakarnya yang menjadi agak mengecil karena membesarnya batang
kemaluan Yonash tersebut. Aku suruh Yonash duduk di pinggiran bak mandi
tersebut dan aku mulai menyepong kepala kemaluannya sambil berdiri
didalam bak mandi, jilatanku menjalar terus ke batang kemaluan dan sampai
ke kedua buah zakarnya, kuhisap buah zakar itu, kumainkan dalam mulutku.
Yonashpun kegelian dan mulai mendesah, mengerang, dengan sedikit
mengangkat kaki kanan Yonash aku jilati semua paha dalam Yonash hingga
Yonash menggigil kegelian.
"Liana enak Liana, teruskan liana, enak sekali ingin aku mendapat sepongan
tiap hari begini"
"Tinggallah bersama aku disini terus, Liana sayang, aku membutuhkanmu"
Sekali lagi aku tak menjawabnya, hanya terus melirik keatas dan terus
melakukan jilatanku ke arah batang dan kembali kekepala kemaluannya.
Yonas memegang kepalaku dan menjambaknya kuat-kuat dia berusaha
merunduk untuk menciup keningku tapi terlalu jauh untuk dijangkaunya,
kemudian aku tepuk pantatnya untuk Yonash turun kedalam bak mandi lagi.
Sesampai didalam bak mandi lagi, langsung saja Yonash diselipkan kontol
tegangnya itu kememekku dan dengan agak menggendongku dia goyangkan
pantatnya maju dan mundur sampai kami mencapai kenikmatan masingmasing. Gerakan Yonash yang semakin kencang itu terasa tak membutuhkan
tenaga banyak karena kami berada didalam dalam air, badan kami terasa
ringan tidak menjadikan kami lelah, karena gerakan kami yang kuat, bak
mandi dibawah permukaan lantai itu memuntahkan air nya ke permukaan
lantai dan airpun mengalir keselokan yang telah disediakan.
Kemudian Yonash mengangkatku agak tinggi lagi, dan menyuruhku
memompa naik turun, Aku sangat menikmati permainan ini, denyutan
memekku menjepit kontol Yonash yang agak pasive saat ini, namun Yonash
membantu badanku untuk bergerak naik turun, dua tangannya menopang
pantatku untuk membantu gerakanku.
Tiba-tiba Yonash berkata lirih padaku, nafasnya memburu buas, sambil
menegadahkan kepalanya serta matanya agak redup.
"Lianaa, aku sudah siap mau keluar, ujung kontolku udah berdenyut denyut,
apa kamu juga udah siap kita keluaar sama-sama ya?"
"Tahan sebentar Yonash, aku pun ingin menikmati orgasmeku disini bersama

kau sayang tunggu sebentar lagi"


Kemudian dalam detik-detik berikutnya aku lebih focus pada rasa gesekan
kontol Yonash yang menerpa dinding rahimku terasa ngilunya tak
terperikan.
Kemudian akupun berkata agak lantang, "Yoonash, keluarkanlah aku sudah
siap aachh aachh sshhtth"
Segera setelah itu Yonash memuntahkan spermanya ke memekku tanda
ejakulasinya tercapai sempurna, diiringi lengkingan ngilu dan kepuasannya.
Sekian menit Kamipun tidak bergerak, hanya berpelukan erat sambil
berpangutan, sampai betul-betul reda birahi kami.
Selanjutnya kami mandi cepat-cepat karena kami ingin melihat gugusan
rumah-rumah kuno di zaman Meiji, yang jumlahnya tidak sedikit, dibutuh
waktu hampir seharian, untuk melihat kesemuanya. Esoknya lagi, kami pun
mengulangi hal yang sama, sebelum kami pergi ke sebuah 'castle' kuno
dipinggir kota, juga melihat kuil-kuil jepang disekitar kota itu.
Kenangan indah yang kami lakukan ini kami lanjutkan terus walau kami
terpisahkan beribu-ribu mill jauhnya. Kami saling kunjung mengunjung
setiap 4 bulan sekali Yonash kekotaku di Australia atau aku kekotanya di
Negara Sakura, hal ini sangat memungkinkan bagiku karena diAustralia
dalam 1 tahun setiap karyawan berhak mendapatkan liburan sejumlah 1
bulan kerja sebagai 'annual leave' nya Yonashpun tak segan-segannya selalu
membuatkan aku surat sponsor untuk Departemen Imigrasi Negera Sakura
itu, untuk memudahkan aku keluar masuk ke negeri tersebut.
Hubungan cinta yang erat, indah dan panas ini tersendat saat ini, karena
keberhasilannya Yonash menyandang Phd, Yonash harus pulang ke
Indonesia tentunya istri dan anaknya membutuhkannya, juga pekerjaannya,
namun hati kami tetap tertaut, SMS dan ICQ berjalan terus melantun sebagai
media cinta kami.
Yonash selalu bilang bahwa dia selalu akan menemuiku bila ada kesempatan
baik. Betul juga sewaktu aku harus kembali keIndonesia, Yonash tetap
menemuiku, kami bertemu untuk berbagi rasa rindu kita yang sudah
mendidih dan meluap.
Sewaktu kami berpelukan, sukmaku bergetar, badanku bergoyang, serta

melelehlah airmata kebahagianku tanpa kusadari, kamipun segera


melampyaskan kerinduan kami yang telah menyesak didada kami, rasanya
kami betul-betul bisa menuai cinta birahi kita masing masing dengan indah
diwaktu yang singkat itu.
Aku merasakan hubunganku dengan Yonash adalah merupakan kisah kasih
yang sejati, hal ini tentu saja susah sekali aku lupakan, karena memang
Yonashlah pembuka pelangi keindahan cinta dalam hidupku dan samudra
luas dimana aku bisa menimba segala ilmu yang kubutuhkan, dari mulai
pengetahuan umum, tehnik komputer, kesehatan, bahkan bila aku mendapat
kesukaran dalam pekerjaan kantor diapun selalu siap memberi saran dan
bimbingan bagaimana aku harus bersikap untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Yonash juga menularkan ilmu yang dia perlajari sedikit-sedikit
untuk aku ikut mengerti.
Indah rasanya hidupku setelah mengenal Yonash, aku akan selalu respect
terhadapnya sebagaimana dia juga respect kepadaku dan semua yang ada
padaku.

Anda mungkin juga menyukai