Perjalanan tali cinta antara aku dan Yonash ini sangat tidak kusangka
sebelumnya, aku merasa bahwa hidup perkimpoianku kuanggap normal saja
bahkan aku merasa 'happy married', namun malang dan untung dari
perjalanan hidup manusia itu tak bisa kita perdiksi sebelumnya.
Pangil saja aku Liana, tubuhku ramping tinggi badan 161 cm dan dadaku
penuh, pinggul dan pantatku bulat keras, kulitku bersih cenderung agak
olive, domisiliku di kota di negara bagian New South Wales Australia. Sejak
aku masih muda usia kota ini telah menjadi tempat tinggalku.
Kepergianku sementara dari kotaku ini adalah karena suamiku minta
ditemani sementara, berhubung suamiku sedang menghadapi masalah
mengenai businessnya di Indonesia, 18 bulan aku tinggal di Indonesia,
hingga meletuslah 'Reformasi' dari mahasiswa dan tergulingnya rezim lama.
Adanya 'geger' ini, anak-anakku di Aussie menangis menginginkan aku
kembali ke Australia saja, mereka meminta aku untuk menemaninya lagi.
Seminggu kemudian aku berangkat kembali ke Australia, seperti biasa
suamiku mengantarkan sampai bagian terdalam dari Airport Cengkareng
atau dikenal dengan nama Airport Sukarno-Hatta, tak terjadi apa-apa
diantara kami semuanya masih biasa, aku dekap suamiku dan kucium pipi
dan bibirnya, tanda rasa kehilanganku melanda, akan 'perpisahan' yang
mungkin akan relative lama ini. Tak lupa suamiku selalu mengingatkanku
untuk mengurus anak-anak dengan baik dan jaga diri baik-baik, seperti biasa
suami memesankan kepada istrinya, semuanya ini aku jawab dengan
anggukan dan linangan airmataku yang tak tertahan.
Segera setelah pemberitahuan dari krew pesawat yang mempersilahkan para
penumpang untuk naik kepesawat, suamiku melepas pelukannya dan
mengecup kening dan bibirku yang terahir saat keberangkatan itu.
Kugenggam tas tanganku dikiri dan satu tas kecil lagi isi oleh-oleh yang
tidak terlalu berat sekali di tangan kananku, aku berjalan menapaki lorong
kecil menuju ke pesawat.
Setelah mendapat petunjuk pramugari dimana aku harus duduk, aku menuju
kenomor yang telah ditentukan, sisi kiri paling depan di bagian kelas
ekonomi, di pinggir jendela.
Aku berjalan lurus, sementara didepanku adalah orang yang agak gemuk,
karena terhalang pandanganku aku berusaha menembus pandang lewat selasela badan sebelah kirinya, tepat didepan tempat duduk yang akan aku tuju
orang lagi2 gemuk itu berhenti, akupun berhenti sambil menerobos
pandanganku kearah bakal tempat dudukku.
Kali ini mataku tertegun beberapa detik, karena melihat orang laki-laki
seumuranku sudah duduk ditempat duduk di sebelah tempat dudukku.
Rupanya diapun memandangku dan beradulah pandangan kita berdua
beberapa saat, sinar yang bening penuh gelombang setrum ber beban watt
yang tinggi tembus ke jantung hatiku, aku terpaku sejenak sambil menunggu
orang gemuk tersebut lewat.
Setelah orang yang gemuk itu berjalan lagi, kembali aku ganti berhenti
ditempat orang gemuk tersebut berdiri sambil mengamati nomorku, tiba-tiba
seorang di depanku, dalam keadaan setengah duduk, menanyakan akan
nomor tempat dudukku, dia menawarkan mengangkat tas oleh-olehku untuk
dinaikkan dikompartmen atas, segera aku ucap kan terima kasih padanya.
Aku berbalik arah dan menuju ke tempat dudukku, langsung aku duduk.
"Permisi saya duduk disebelah anda"
Kemudian aku duduk ditempatku dengan menghempaskan tas tanganku,
dilantai depan kakiku, sambil merilekskan badanku yang agak capek, letih
dan sedikit tegang. Secepat itu juga aku mendengar sapaan orang sebelahku,
dengan ramahnya.
"Waah kayak capek banget ya Dik, namaku Yonash", seraya mengulurkan
tangannya kepadaku, langsung aku jawab sekenaku.
"Iya nih, perjalanan yang panjang dan macet, bikin lelah otot dan tulangku,
namaku Liana" dan kamipun berjabatan tangan.
Sewaktu aku berjabatan tangan dengannya, kembali darahku berdesir, terasa
aliran aneh yang melanda tubuhku, dan sempat dadaku berdetup kencang,
walau aku tahan dan aku simpan tidak aku perlihatkan kepadanya. Setelah
itu kamipun terlibat dalam obrolan yang ringan-ringan, Yonash mengatakan
bahwa kepergiannya keAustralia untuk training selama 6 bulan, sebelum
meneruskan kenegara 'Terbitnya Matahari', untuk belajar mengambil
Phdnya, profesinya adalah sebagai Guru Besar disalah satu Universitas
dikota jawa barat. Aku pun menceritakan akan profesiku dan tujuanku
kembali keAustralia untuk menemani anak-anakku dan mencari kerja
kembali dikotaku.
Dari mulai itu dia kembali memberikan suapan beberapa kali dan
memberanikan diri membuka mulutnya untuk memberikan kesempatan aku
berbuat hal sama padanya. Yonash terlihat sangat bahagia ketika mendapat
suapan demi suapan dari tanganku, hal ini membuat aku agak canggung dan
tegang sementara.
Selesai makan malam dan mulailah kita mengobrol lagi mengenai hobby
kami, ternyata kami mempunyai beberapa kesamaan hobby, salah satunya
ialah membaca buku, setelah usai makan tersebut dia lebih banyak bercanda
ringan dan berdendang, namun tangan kirinya tak henti-henti nya mengapit
tangan kananku diusap-usap sepuasnya dengan tangan kanannya. Sewaktu
film ditayangkan, lampu mulai dipadamkan, Yonash menelusupkan tanggan
kirinya kebelakang pundakku dan memelukku.
"Lipat saja sandaran tangan tengah ini, biar Liana lebih rileks", katanya.
Tanpa kusadari, dengan gemuruh detup jantungku serta didihan darahku, aku
turuti permintaannya. Terasa enak sekali dipeluknya, tercium bau parfum
'aftershave' di wajahnya, yang lain baunya dari kepunyaan suamiku, namun
enak juga, lembut aku menyukainya, tak sadar aku menyandar didadanya
sebelah kirinya dengan rasa damai, sedang dia masih berdendang kecil
melantunkan lagu-lagu kesukaannya, yang rupanya akupun menyukainya.
Tiba-tiba tangan kanan Yonash meraih daguku dan menariknya kemukanya,
kemudian Yonash merundukan wajahnya, secara tak sadar, akupun
memejamkan mataku, dalam pejaman mataku terasa kecupan bibir
hangatnya mendarat dikening kemudian pipiku, tangan kanan Yonash
membelai pipiku dengan lembut, kemudian dia letakkan lagi kepalaku
didada kirinya lagi.
Selang lima menit lagi, tangannya meraih daguku lagi dan menariknya
kembali, kali ini kecupannya mendarat dibibirku dengan lembut, terasa
kehangatan dan kelembutan bibirnya menggetarkan jiwaku sesaat diiringi
deburan darahku serta detupan jantungku semakin mengencang, walaupun
begitu aku masih tetap menahannya dengan sempurna. Sambil meneruskan
belaiannya Yonash berbisik kembali padaku.
"Liana mau masih nonton film atau mau tidur?"
"Jika ingin tidur, tidur sajalah di pahaku sini biar Liana lebih nyaman",
katanya.
Aku merasa lemas dan lunglai, tulangku seperti dicopoti, namun denyutan
vaginaku belum juga reda, hingga kami berpelukan lama sekali sambil
berpanggutan kembali. Yonash membiarkan aku dipelukannya, meredakan
birahi dan kenikmatanku secara natural, selanjutnya dia membelai rambutku
dan menciumi seluruh muka, mulut dan leherku, dengan perlakuannya terasa
aku sangat disayanginya dan diperlakukan seperti seorang 'ratu', terbuai aku
dipelukan tangannya, rasa damai melanda diriku.
"Sayang, gundukan memekmu menantang ke atas, dan memekmu 'Juicy'
sekali, ku ingin memasukkannya kontolku dalam kehangatan relung
nikmatmu sayang"
Selang beberapa saat kemudian, gairahku kembali lagi, kudorong perlahanlahan tubuh Yonash dari badanku, melepaskan pelukannya. Aku bangkit,
kulayangkan pandanganku kecelana panjangnya yang masih belum dibuka,
kulepas retsletingnya dan kuturunkan celana panjangnya juga celana
dalamnya yang berwarna biru muda, kubelai kemaluannya yang sudah
sangat keras mendongkak kedepan, aku pandangi dia dengan kagum, karena
saat itu aku baru bisa melihat dengan jelas kemaluannya yang pernah
memuncratkan spermanya dalam mulutku beberapa minggu yang lalu
dipesawat.
Kemaluan Yonash sangat indah dan kuning langsat, bagai kulitnya Yonash
yang kuning dan bersih, rambut kemaluannya pun tak terlalu tebal, hanya
tumbuh dipangkal kemaluan atasnya saja. Setelah puas memandanginya dan
membelainya, kudaratkan bibirku padanya, terasa kehangatan menerpa
bibirku, maka aku julurkan lidahku dikepalanya kemaluannya yang telah
mengkilat membasah dengan cairan beningnya, tanda birahinya telah
melanda Yonash dengan kuatnya.
Kukulum kepala kemaluan itu dan kujilat sekelilingnya juga urat di bagian
atas yang terasa agak lunak memanjang sejurus dengan lubang kemaluan,
pada bagian atas. Kutahu tentu dia akan mengelinjang dan terasa kengiluan
mendera dirinya. Betul juga dia mengerang dan berdesis keras, sambil
tanganku mengocok nya dengan ritme pelan dan kemudian mempercepat
ritme kocokan.
"Acchh Liana, kau pandai sekali sayang, kau apakan kontolku ini sayang?"
Berulang-ulang kulakukannya dan berulang kali juga teriakan serta erangan
Yonash terlontarkan sambil matanya merem melek.
"Liana sayang, aku suka sekali kau perlakukan seperti ini, kau sangat
memahamiku dan keinginanku"
Merasa terpujilah diriku, makin bersemangatlah aku melakukan sepongan
untuk Yonashku.
Karena birahiku juga sudah melanda diriku makanya kulepaskan kontol
Yonash dari mulutku dan cepat aku bangkit dan jongkok di atas panggulnya
dan menyelipkan kontol Yonash kedalam relung kenikmatanku, aku genjotgenjot kontol tegangnya Yonash dengan irama seperti mengendarai kuda
sembrani, kugoyangkan pantatku kekiri dan kanan, memutar juga naik dan
turun, tak lupa juga dengan kupijit kontol itu dengan gerakan mendenyutan
otot vaginaku dengan sekuat tenagaku, hingga tanpa kontrol Yonash teriak,
mengerang kuat mendapat perlakuan dariku ini.
"Liana memekmu mengempot ayam, kontolku terasa enak sekali, terasa
seperti disedot-sedot, dipijat dan dipilin pilin sayang, enak aacchh aduhh
aachh sshhett"
"Bisa mati aku nanti kau ginikan sayang"
Yonash bangkit dan membalikkan tubuhku, dengan tanpa mencopot
kemaluannya dan bergantilah posisilah kita, dan Yonash mengangkat kedua
kakiku ke pundaknya dan dia jongkok bertumpu kedua lututnya dihadapan
vaginaku, dan dia menggenjotnya lima kali didalam dan ditarik,
memasukkan lagi, genjot lima kali lagi, dengan ritme yang semakin lama
makin cepat.
Dengan perlakuan begini, gesekkan batang kontol Yonash menerpa berulang
ulang pada G-spotku, relung kenikmatankupun ngilu, nikmat melanda
didalam sana, tubuhku mengelinjang dan kepalaku menggelepar, seluruh
badanku gemetar, mulutku mendesah dan melenguh.
"Yonash aku maauu keluar lagi ngak tahaan nih kontolmu enak sekali
Yonash".
"Saayang Liana kita sama-sama keluar ya, spermaku sudah mengumpul
diujung kontolku siap menyemproot, bisa dikeluarkan dimana sayang?"
"Yonash please, lepaskan didalam saja, biar kita bisa menikmati bersama"
Tak lupa kupijit kontol Yonash dengan otot vaginaku.
"Liana, enak empotan memekmu sayang aku nggak tahaann"
Achir nya creett, creet, creet, keluarlah air sperma Yonash didalam relung
kenikmatanku.
Disini ada suatu kehebatan dari pada kemaluan Yonash, walaupun sudah
muncrat spermanya, namun tetap tegang tidak cepat menjadi lembek, sambil
menurunkan kakiku ke posisi mengangkang, Yonash masih terus aktif
bergerak-gerak maju mundur, sedang aku sudah terkapar tergolek tak
berdaya. Tak hentinya Yonash menggoyangkan kemaluannya terus menerus
sambil santai membelai tubuhku, menciumi buah dadaku berlama2 sambil
menikmati tubuhku, dia memelukku.
Sedikit demi sedikit redalah gairahku dan diapun melepaskan kemaluannya
yang masih tetap kencang kemudian direbahkannya tubuhnya di sampingku
sambil menggeser posisiku, dengan memiringkan badanku, kali ini Yonash
mendekapku dari belakang dan memasukkannya kembali kemlauannya itu
dalam relung kenikmatanku dari belakang sambil menciumi punggungku,
membisikkan kata-kata mesra dan terima kasih, bagaikan Yonash berhutang
berjuta-juta pada diriku. Dari perlakuan ini aku merasa sangat dihargai dan
diperlakukan sebagai orang yang betul dia dambakan.
Setelah setengah jam lebih dia puas dengan permainan kontolnya dalam
relung nikmatku untuk yang pertama kali ini, kemudian dia berdiri dan
mengendongku kekamar mandi dan mandi bersama berendam dan saling
menyabuni badan dan kemaluan kita masing-masing dengan penuh kasih
sayang dan damai.
Karena rabaan dan belaian Yonash disekitar kemaluanku, aku tergairah lagi
ingin mengentotin Yonash lagi, dan aku duduki lagi Yonash yang masih
berendam di air hangat itu dan kali ini aku menghadap di kaki nya dan aku
goncangkan badanku dan kupijit lagi kontolnya dengan otot vaginaku, tak
peduli aku akan gelombang air yang memuncrat tumpah di lantai kamar
mandi, terus aku kakukan genjotan karena terasa ada sensasi tersendiri
making love dalam bathtub kamar mandi, enak terbuai, terayun bagaikan di
awang-awang, akupun dapatkan lagi orgasmeku, aku bungkukkan badanku,
aku terkam pergelangan kaki Yonash dan aku gigit kaki betis kakinya,
Yonash pun teriak mengisaratkan dia juga akan memuncratkan spermanya
dan tangannya menggapai pantatku, diremasnya pantatku yang bulat
kencang.
"Liana, aku keluar lagi sayaangg aachh sayaangg!"
Setelah kami reda dari kenikmatan, aku pun bangkit dan jongkong,tepat
memekku berada di atas mulut Yonash, kakiku di atas dua sisi pinggir
bathtub sambil berpegang pada keran besi ditengah bathtub itu.
Lalu aku berkata pada Yonash,
"Yonash tolong bersihkan memekku ini dengan lidah dan bibirmu ya
sayang"
Yonash pun melakukan seperti apa yang ku inginkan dengan senang hati
sambil menepuk-nepuk, mengelus-elus pantatku dengan kedua tangannya.
Beberapa saat kemudian Yonash menarik tubuhku turun dengan pelan dan
mendudukan aku dalam air lagi didepannya, membelakanginya. Yonash
mendekapku erat dari belakang sambil menciumi punggungku, Yonash tahu
sekali bila aku suka diperlakukan begini sehabis ML. Maka tergambar dalam
ingatanku dengan jelas, hal ini tak pernah terjadi dikehidupan
perkimpoianku dengan suamiku, sebaliknya, aku sangat merasa dihargai
sekali oleh Yonashku.
Puas kami bermain cinta di kamar mandi kami pun mandi lagi, selesai mandi
aku keringkan tubuh Yonash, aku bedaki dengan talkum kesayanganku.
Yonash pun senang sekali menerima sentuhan kasih dari mulai
mengeringkan tubuh dan kontolnya kemudian kubedakin tubuhnya sampai
aku pakaikan T shirt dan jubah mandinya, setelah semuanya rapi, kamipun
berajak ketempat tidur dan istirahat.
Terhenyak kami dari tidur, karena deringan telephone dari Hpku, kulirikkan
mata kearah jam tanganku, jam menunjukkan jam 3:15 sore, terbangunlah
kami berdua dan ternyata anakku yang menelphone, melaporkan bahwa dia
mendapat nilai bagus pada assignmentnya. Aku katakan pujian pada anakku
dan pesan bahwa Mama lagi meeting, kira 4-5 jam lagi baru pulang, silahkan
makan duluan, karena Mama mau makan diluar dengan orang kantor.
Setelah kututup Hpku, secepat itu juga Yonash menyambar pinggangku dan
menciumi lagi, dan kamipun making Love lagi dengan berbagai styles kita
coba, kadang aku sandarkan Yonash dengan bantal di'head bed'dan aku
jongkok di atas kemaluannya dan aktive naik turun, atau aku yang bersandar
dan Yonash yang menyodokan kemaluannya dengan bersimpuh didepan
memekku, kakiku diangkat di pinggang nya satu agak miring.
Juga kita coba style lain dengan aku bersandar tidur miring, dari belakang
Yonash angkat kaki kiriku, dimasukkannya kontol Yonash dari belakang,
sambil tiduran miring dibelakangku seraya menggeser badan dan kepalanya
menjauh dari badanku, Acchh style yang ini sangat aku senangi, style ini
enak sekali rasanya, aku bisa blingsatan karena bergetar semua badan dan
sukmaku mencari pegangan, sensasi yang ditimbulkan sangat berbeda untuk
kami berdua, kami bisa mengerang dan melenguh sama kuat sampai
kepuncak orgasmeku tercapai. Style ini lain dari yang biasa kita lakukan,
dimana kita masih bisa saling berpegangan tangan, bersentuhan kulit sama
kulit atau berciuman untuk meredakan getaran birahi kita yang ditimbulkan.
Paginya adalah hari Jum'at, ku minta ijin untuk 'off', karena bulan itu aku
punya cukup kelebihan jam kerjaku untuk 1 hari 'off'.
Pada jam 7.00 pagi Hpku bergetar ditanganku, sedianya aku yang akan
menelphone Yonash, namun dia telah mendahuluiku. Yonash mengatakan
bahwa dia sudah siap dijemput, menjawab ajakanku kesalah satu Winery
'Hungerford Hill' NSW, diluar kotaku, disana aku sudah membooking
cottage, untuk 2 malam, karena anak-anakku pun akan ikut kamping dengan
kelasnya kepantai selama 2 hari. Kesempatan ini aku gunakan untuk
berwisata dengan Yonash menikmati perkebunan anggur dan pabrik wine di
NSW Australia.
Menuju ke Winery tersebut kami harus menempuh pejalanan 2.5 jam dengan
kendaraan, cottage-cottage didaerah itu dibuat berjauhan jaraknya antara
satu dengan yang lain, adapun pagar mengelilingi tiap cottage tersebut
dengan ketinggian 170 cm.
Di halaman belakang ada meja dari batu yang ditatah sebagai sarana meja
makan bila kita mengadakan BBQ, dengan diatapin pohon anggur yang
tumbuh merambat di atasnya menjadikan suasana ini menjadi asri, nyaman
sangat romantis. Kamipun terbuai, bara asmara kami terbakar lagi, birahi
kami menggelora, keinginan selalu ML disitu semakin menjadi obsesi kami
berdua, sambil melihat kupu-kupu warna warni terbang menikmati
kehangatan udara, bahkan burung bercengkerama, ada juga yang memadu
kasih di atas kami.
Yonash selalu berkata,
"Mari kita coba hidup seperti di zaman purba, buka baju aja yuk"
Aku pun tidak menolaknya, udara saat itu sekitar 21 derajat Celcius,
matahari bersinar bagaikan menumpahkan sinar emasnya, langitpun biru tak
setitik awan menodainya, angin tidak banyak ulah menggangu keindahan
alam saat itu, orang Australia selalu berusaha keluar rumah untuk menikmati
hari indah seperti ini, mereka menyebutnya 'a glorious day'.
Akupun senang dengan suasa ini, karena memang disuasana 'glorious day'
ini, nafsu birahiku selalu bangkit, ingin aku menikmati dakian birahi dalam
bercinta yang menggebu, ingin aku merasakan dengusan nafsu Yonash yang
sedang buas liar ingin menerkamku. Kesempatan ini tidak akan kami
lewatkan, semasa kami sedang dirundung asmara, baranya menghangatkan
tubuh kami, keinginan kami untuk ML sangat kuat, memekku selalu
berdenyut meminta di sambangi oleh kontol Yonash yang selalu mengeras
tegang.
Akhirnya kami putuskan meja batu itu menjadi tempat kegiatan utama kami
memadu kasih dan ML disiang hari itu, sambil membakar keratan-keratan
daging ayam dan kambing, juga sosis-sosis, ditungku pembakaran yang
telah disediakan di dekat meja makan tersebut.
Kadang aku duduk di meja batu itu, Yonash menjilatin memekku dengan
rakus sambil duduk di bangku kayu nya, atau Yonash yang duduk dimeja
dan aku aktif menyepong kontolnya yang hangat dari bawah, bahkan kami
juga betul-betul ML meja itu dengan telanjang bulat, desahan
erangan,lengkingan tak pernah kita tahan lagi, kenikmatan demi kenikmatan
kita gapai,kita renggut dan tuai bersama-sama.
Kami juga bercinta di gudang belakang cottage, hal ini terjadi sewaktu kami
membutuhkan kable perpanjangan digudang, karena sewaktu aku nungging
mengorek tumpukan barang digudang menarik kabel yang ku maksud ada di
bawahnya, badanku dan pantatku bergoyang, Yonash yang ada di
belakangku kontan konak lagi kontolnya, dan menerkamku dari belakang,
nafasnyapun tak bisa dikendalikan. Sempat juga aku kaget karena tak aku
sangka Yonash tiba-tiba menjadi buas, dan setelah ku tenggok ke belakang
matanya yang sayu telah memohon dan mulutnya menyerbu mulutku,
kelumat bibirku.
"Liana, Liana, aku tak tahan lihat pantatmu bergoyang nafsuku memburu,
aku ingin ngentot kamu disini, please let me into your warm body"
"Liana aku ingin merenggut kepuasan denganmu, tolong kamu pegangan
ujung lemari ini akan aku masukkan kontolku ini dari belakang ya?"
Aku dekap dia, aku elus rambutnya aku cium dalam bibirnya yang
menganga.
Lalu kubisikkan kepadanya,
"Yonash sayang, OK, kita ngentot disini, kita nikmati berdua ya, tunggu aku
sampai aku mencapai orgasmeku ya"
Langsung aku memposisikan diriku seperti kemauannya, kemudian Yonash
menusukkan kontolnya di vaginaku dari belakang, aku berteriak kegelian
dan pompaan Yonash sangat enak, dan menyentuh seluruh lorong
kenikmatanku, bahkan sampai dinding rahimku yang terdalam.
Aku pun menjerit,
"Yonash, kau pandai, Yonash kontolmu memberikan kepuasan didalam sana,
pompa lagi Yonash enak sekali, ach Yonash aku keluaar"
Sampailah aku di puncak orgasmeku, langsung Yonash melepas kontolnya
dan meraih pinggangku dan membalikkan badanku berhadapan dengannya,
menggangkat tubuhku dan menjuruhku merangkulnya lehernya kuat-kuat
dan memompa kontol Yonash kembali. Sambil aku dongkakan badanku
kebelakang, aku memompa kontol Yonash keatas kebawah, hingga Yonash
mencapai ejakulasinya.
Diapun teriak sambil memejamkan matanya dan membuka mulutnya,
"Achh Liana aku sampai, enak liana memekmu enak sempit, menghimpit
kontolku, aku keluaar liana.. aach, aku puas"
Kuhentikan pompaanku, namun denyutan memekkupun terasa bahwa aku
akan mencapai orgameku lagi, maka aku pun berteriak kembali, sambil
merangkul erat leher Yonash, kucium kuat mulutnya.
Pagi hari biasanya kita keluar melihat lembah dan ngarai didaerah itu,
kemudian kita melihat pabrik Wine dalam cara memproses anggur menjadi
wine. Setelah kita puas mencobai wine dan melihat-lihat sekitar daerah itu,
kami kembali lagi ke cottage, Yonash memasak dan aku menyiapkan
mejanya, karena Yonash memang senang memasak dan banyak akalnya.
Setelah makan kamipun tiduran sambil bercerita tentang kejadian keseharian
yang aneh disekitar kita sampai tertidurlah kita sejenak. Namun tiba-tiba
Yonash bangun dia menarikku dan menyodorkan kontolnya yang sudah
tegang mengeras, sambil meminta dangan mata sayunya supaya aku mau
menyepongnya, menjilat dan menghisapnya dengan mulutku, kulakukan
semuanya ini dengan suka hati, aku kocok lagi batang kemaluan itu yang
akhirnya dia mengerang menikmati ejakulasinya disertai kenikmatan yang
tiada tara.
Segera aku hisap spermanya yang memuncrat kuat ke mulutku dan kujilati
semuanya tanpa sisa sedikitpun.
Kemudian selanjutnya Yonash memasukkan kemaluannya dalam memekku
dalam posisi tiduran miring dari belakang sambil meremas payudaraku dan
menciuminya dari belakang, tarian dan gerakan kemaluan Yonash hangat
mengenai dinding vaginaku yang terdalam dan aku tak kuat untuk berdiam
diri, dengan lebih membungkukkan badanku ke depan lagi, desahanku
keluar, erangan, lengkingan jeritanku membahana, karena orgasmeku
tercapai lagi.
Sore menjelang malam hari, Yonash yang suka melihat TV itu duduk
dikarpet didepan TV, saat itu aku ingin mencari perhatiannya, dan memekku
sudah berdenyut lagi, aku pengin making love lagi. Tanpa sungkan aku
hampiri dia, dan kusodorkan memekku ke mulutnya sambil berdiri, dengan
begitu dia segera menyambut dengan juluran lidahnya, menyapu dan
melumatnya sepuasnya sampai akupun mengerang lalu kamipun
meneruskan ML kami lagi. Hari itu nyaris kita tidak pakai pakaian, minim
sekali yang kita pakai di malam yang dingin itu, kita tidur di karpet dengan
bara kehangatan heater semalaman.
Kami betul-betul sangat menikmati permainan cinta yang indah yang kita
ciptakan itu, kegiatan ini kami teruskan selama Yonash mengunjungi aku.
Kami ML dihotelnya tiap hari sepulangku dari kerja disore sampai
menjelang malam. Makan malam bersama, cari 'ice cream' yang enak
berdua, belanja makanan dan barang kecil berdua. Kadang kami pergi
kepantai berdua disore hari, menikmati 'sunset' sambil bercumbu, berlarian
dipasir pantai, seperti kita sedang menikmati dunia remaja kembali.
Selama Yonash di Melbourne 6 bulan, aku berkunjung 3 kali keapartemen
Yonash dan Yonashpun menjenguk kekotaku 4 kali. Kami rasanya tak ingin
dipisahkan dan kami benar-benar menikmati permainan gelombang cinta
kami. Bagiku, Yonash adalah orang yang menggugah aku dari tidur nyenyak,
membuka langit biru diatasku, melebarkan cakrawala didepan mataku, untuk
menikmati cinta dan permainan birahi yang penuh gelora di dunia ini.
Di Negeri Sakura
membelai tubuhku, hingga tertidur lelaplah diriku selama 2.5 jam, rupanya
perjalanan 12.5 jam lebih membuat aku betul-betul penat.
Yonash membiarkan aku tidur, kesempatan itu dia pergunakan untuk
membaca Journal dan material bacaan kuliahnya. Sebangunku Yonash
gendong tubuhku kekamar mandi dengan air hangat yang telah tersedia, dan
dimandikannya diriku.
Spontan ketika dia menyabuni badanku akupun menyabuni badan Yonash,
dari sentuhan mesra ini timbullah gairah syahwatku, segera kutarik Yonash
mendekat kebadanku dalam bathtub penuh air, kaki kita saling menyilang
dan badan kita berhadapan, kumasukkan kemaluan Yonash dalam memekku,
sambil berkata:
"Yonash sayang, kita ngentot lagi yang indah ya, aku rindu ML dengan mu,
kontolmu enak"
Dia terseyum mengiyakan, mulailah aku memeras kontol Yonash dengan
otot vaginaku, dan aku ciumi Yonash dari bibir, pipi, kuping dan lehernya,
sedang Yonash mengayun pantatnya maju dan mundur. Puas dengan gaya
ini, aku bangun dan aku tunggingkan badanku sambil berpegangan kran air,
aku buka dua pahaku kakiku dan aku minta Yonash untuk mengentot aku
dengan 'doggy style', juga 'bull style' dimana Yonash merebahkan badannya
di punggungku dan tangannya meremas-remas payudaraku, Huuh nikmat
sekali kontol Yonash menyentuh dinding terdalam dari liang kenikmatanku,
menggeliat tubuh bagian dalamku, seolah kontolnya menari didalam disana,
tak tahan aku mendapatkan dera nikmat yang tibul dari gesekan kontol
Yonash, ngilu dan nikmat semakin menjadi sensasi hebat timbul dari dalam
sana,hingga Yonash dan aku harus mengerang, desahan dari mulut kita tak
terelakkan, getaran tubuhkupun tak kunjung berhenti, akhirnya akupun
mencapai orgasme. Yonashpun teriak untuk kedua kalinya, dia mencapai
ejakulasinya bersamaan denganku.
Setelah kita selesai dengan styles ini, seperti biasa kontol Yonash belum
lemas dan sambil menyiram dan menyabuni badanku kontolnya masih
menancap dimemekku, diangkatnya badanku dan diputarnya badanku
berhadapan dengannya, tanganku merangkul kuat lehernya, kemudian dia
berdiri sambil membopongku diayun-ayunkannya badanku naik turun, dan
Yonash menahan badanku dengan kedua kakinya agak mengkangkang tegak
sekuat tenaga, hingga terasa nikmat melanda tubuhku kembali.
Dibawanya aku di meja dekat kaca kamar mandi, didudukkannya aku di
'vanity' itu, lalu Yonash mengentotku sambil berdiri, Yonash mendengus,
Jepang.
Kubelai rambutnya yang basah, kusambut ciumannya yang hangat
menyalurkan setrum listrik beribu watt kembali padaku. Aku bimbing
Yonash keatas dan aku tarik handuk dari pinggir kolam untuk menutupi
kemaluan Yonash yang menegang.
Namun diluar dugaanku, Yonash malah menggendongku menuju ke salah
satu kamar disitu yang kebetulan memang tersedia kamar untuk pasangan
laki-perempuan menyalurkan hasrat syahwatnya, maka Yonash langsung
meletakkan aku di tempat tidur dan Yonas mengentotiku sambil berdiri dan
kedua kakiku lurus di dua sisi pinggangnya, dua tangan dia memegang
kedua paha atasku, kita ngentot, dengan 'Rickshaw style' atau gaya 'gerobag
dorong', Yonash melenguh, mendesah dan mendengus, akupun melengking
keenakan karena kebuasan Yonashku, aku meleguh dan teriak keras bila
kontol konak Yonash menyentuh G-spotku, dinding vaginaku yang terdalam
tersasa tergesek-gesek, dihempas-hempaskannya dengan kontolnya yang
tegang keras sekali.
Tiba-tiba Yonashpun teriak menyambut ejakulasinya, yang aku susul juga
teriakanku yang panjang karena aku mendapatkan orgasmeku. Yonash
terpuruk ambruk di dadaku sambil kontolnya masih menanjap di memekku,
kami berpelukan. Maka aku belai rambut Yonash yang masih basah itu,
dengan penuh kasih sayang.
"Yonash kontolmu kuat, dan gagah sekali, enak menerpa dan menari
didalam sana"
Yonash tak menjawab hanya senyumannya dan redup matanya, yang
menerangkan bahwa dia masih mau lagi bertarung denganku. Sepuluh menit
kemudian Yonash mengangkatku, dengan kontolnya masih menancap di
memekku, dan duduklah dia di pinggir tempat tidur, dan meminta aku
memompanya naik turun. Aku berusaha memuaskan Yonash dengan senang
hati, aku lakukan pemompaan kontol Yonash sambil badanku agak condong
kebelakang dijaga dengan kedua tangan Yonash yang kuat memegangi
pinggangku supaya aku tidak terbalik jatuh kebelakang.
Setelah kami daki nafsu asmara kita selama 3 menit, kamipun mencapai ke
puncaknya, kami berdua melantunkan kepuasan aku mencapai orgasme dan
ejakulasinya Yonash hampir bersamaan, maka melengking, berteriak
bebaslah kita berdua. Rupanya pelayan-pelayan situ sudah memahami
Setelah kami puas dengan raungan, teriakan ngilu dan geli berganti kita
rasakan, dengan sigap namun penuh hati-hati Yonash membalik tubuhku,
memposisikan tubuhku nungging dengan kepala miring di tempat tidur,
Yonash menusukkan kontolnya dari belakang sambil menekuk kakinya ke
belakang di tempat tidur, style ini selalu menjadikan badanku gemetar
Kami berdua turun dalam air hangat yang sudah kita sediakan. Karena
sempitnya bak tersebut yang hanya memang bisa untuk dua orang, maka kita
tidak sabunan badan dulu, hanya saling meraba dan mencium, dari sentuhan
itu nafsu birahi kami bangkit lagi kemudian kami saling mendekap.
Aku mulai meraba kemaluan Yonash yang ternyata memang kemaluan
Yonash sudah berdiri menentang dan keras. Aku elus-elus batangnya, juga
dua buah zakarnya yang menjadi agak mengecil karena membesarnya batang
kemaluan Yonash tersebut. Aku suruh Yonash duduk di pinggiran bak mandi
tersebut dan aku mulai menyepong kepala kemaluannya sambil berdiri
didalam bak mandi, jilatanku menjalar terus ke batang kemaluan dan sampai
ke kedua buah zakarnya, kuhisap buah zakar itu, kumainkan dalam mulutku.
Yonashpun kegelian dan mulai mendesah, mengerang, dengan sedikit
mengangkat kaki kanan Yonash aku jilati semua paha dalam Yonash hingga
Yonash menggigil kegelian.
"Liana enak Liana, teruskan liana, enak sekali ingin aku mendapat sepongan
tiap hari begini"
"Tinggallah bersama aku disini terus, Liana sayang, aku membutuhkanmu"
Sekali lagi aku tak menjawabnya, hanya terus melirik keatas dan terus
melakukan jilatanku ke arah batang dan kembali kekepala kemaluannya.
Yonas memegang kepalaku dan menjambaknya kuat-kuat dia berusaha
merunduk untuk menciup keningku tapi terlalu jauh untuk dijangkaunya,
kemudian aku tepuk pantatnya untuk Yonash turun kedalam bak mandi lagi.
Sesampai didalam bak mandi lagi, langsung saja Yonash diselipkan kontol
tegangnya itu kememekku dan dengan agak menggendongku dia goyangkan
pantatnya maju dan mundur sampai kami mencapai kenikmatan masingmasing. Gerakan Yonash yang semakin kencang itu terasa tak membutuhkan
tenaga banyak karena kami berada didalam dalam air, badan kami terasa
ringan tidak menjadikan kami lelah, karena gerakan kami yang kuat, bak
mandi dibawah permukaan lantai itu memuntahkan air nya ke permukaan
lantai dan airpun mengalir keselokan yang telah disediakan.
Kemudian Yonash mengangkatku agak tinggi lagi, dan menyuruhku
memompa naik turun, Aku sangat menikmati permainan ini, denyutan
memekku menjepit kontol Yonash yang agak pasive saat ini, namun Yonash
membantu badanku untuk bergerak naik turun, dua tangannya menopang
pantatku untuk membantu gerakanku.
Tiba-tiba Yonash berkata lirih padaku, nafasnya memburu buas, sambil
menegadahkan kepalanya serta matanya agak redup.
"Lianaa, aku sudah siap mau keluar, ujung kontolku udah berdenyut denyut,
apa kamu juga udah siap kita keluaar sama-sama ya?"
"Tahan sebentar Yonash, aku pun ingin menikmati orgasmeku disini bersama