Anda di halaman 1dari 13

Aku Bersetubuh dengan hewan singa :

Usiaku 28 tahun dengan tinggi badan 170 cm. Sehari-hari aku magang di Kebun Binatang Surabaya
(KBS) sesuai dengan statusku sebagai dokter hewan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Aku bukanlah satu-satunya dokter hewan di KBS, masih ada empat orang dokter hewan lainnya dan
aku termasuk yang paling muda di antara mereka. Hanya ada seorang dokter hewan cowok di KBS,
dan aku paling cantik di antara ketiga dokter hewan cewek yang bertugas di KBS. Walau usiaku paling
muda di antara mereka namun aku tetap masih kalah lincah bila dibandingkan dengan mereka.
Bukannya karena fisikku cacat namun dikarenakan busana yang kukenakan sehari-hari membuatku
tidak selincah mereka yang menggunakan celana panjang selama bertugas sehari-hari. Aku tidak
terbiasa memakai celana panjang sehingga penampilanku memang jadi terkesan feminin sekali.

Sehari-hari aku terbiasa memakai rok mini yang bawahannya lebar sedangkan bagian atasan aku lebih
suka memakai T Shirt tanpa lengan yang lebih cocok disebut singlet. Namun kalau saat bertugas aku
lebih suka memakai hem longgar lengan pendek, karena kalau aku menggunakan T Shirt tanpa lengan
waktu bekerja, selain terlihat kurang sopan, juga bisa membuat orang lain khususnya cowok rekan
kerjaku tidak bisa bekerja dengan tenang. Kegemaranku berpakaian ini disebabkan karena
keseharianku yang selalu tampil tanpa BH. Memang sejak kecil aku tidak terbiasa dan tidak suka
memakai BH hingga saat ini kebiasaan tersebut masih terbawa-bawa, dan jangan heran kalau sampai
dengan saat ini pun aku sendiri tidak mengetahui ukuran payudaraku yang montok dan sintal, karena
aku memang tidak pernah membeli BH. Bentuk payudaraku memang indah dan ranum walaupun
ukurannya sedang-sedang saja. Warna puting susuku yang merah muda dan sedikit kecoklatan ini
membuatku lebih percaya diri walau tidak pernah mengenakan BH. Koleksi CD-ku cukup banyak
dengan aneka warna, namun modelnya hanya dua macam, yaitu model G String dan model berenda
yang mini sekali. Antara kedua model itu bentuknya sama satu sama lain, hanya saja yang satu
terbuat dari seutas tali nylon dan yang yang satu lagi terbuat dari renda yang lebarnya tak lebih dari
sebuah jari saja. Cara mengenakannya cukup dilingkarkan di pinggangku, kecuali yang G String ada
ikatannya di sisi kanan kiri pinggangku. Selebihnya tersambung di bagian belakang pinggang terus
turun ke bawah melalui celah belahan pantatku, melilit melewati selangkanganku, terus ke depan dan
tersambung dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga yang hanya berfungsi menutupi liang
vaginaku hingga bulu-bulu kemaluanku tidak mampu tertampung semua.

Ujung-ujungnya yang lembut tersembul keluar dan terkadang menimbulkan rasa geli saat aku
melangkah karena ujung-ujung bulu kemaluanku itu tadi menggesek-gesek lipatan pangkal pahaku.
Tak jarang aku juga merasakan kalau lipatan ujung CD-ku agar tergesek ke samping saat kukenakan
dan akibatnya sebelah bibir vaginaku jadi tersembul keluar, untung saja masih ada rok miniku yang
menutupinya. Dengan model penampilanku yang demikian, aku tidak bisa berkeliling area KBS naik
sepeda seperti rekan-rekanku lainnya. Saat mengontrol dari satu kandang ke kandang lainnya, aku
terpaksa harus tetap berjalan kaki saja, sekalian agar sehat, pikirku. Namun apa bila ada panggilan
yang bersifat emergency, dari kandang yang agak jauh dari klinik apa bila ada hewan yang sakit maka
mau tidak mau aku harus bergegas juga dengan menggunakan sepeda yang memang telah disediakan
untuk transportasi petugas di dalam KBS. Tentunya yang senang adalah para pengasuh hewan
(keeper) yang berjaga di kandang-kandang yang kulewati, termasuk para pengunjung dan pemilik kios
dimana aku lewat, karena mereka dapat tontonan gratis melihat pahaku yang mulus terbuka lebar
saat aku mengayuh sepeda melintasi mereka. Itulah sedikit ilustrasi tentang diriku, yang kuceritakan
kembali untuk mengawali kisahku yang baru ini. Sudah tiga bulan ini aku mendapat tugas mengasuh
dua ekor anak singa yang baru saja melahirkan tapi induknya enggan mengasuh anaknya sehingga
kami para tim medis memutuskan agar anak singa tersebut segera dipisah dari induknya dan dirawat
di ruang karantina yang letaknya berhadap-hadapan dengan klinik kesehatan hewan. Mungkin karena
dianggap paling yunior di antara mereka, maka oleh para dokter hewan senior aku ditugaskan
mengasuh dan memberikan susu pada kedua bayi singa tersebut. Tugasku adalah memberikan susu
setiap dua jam sekali, termasuk menggendongnya keluar untuk berjemur setiap pagi. Maka tak
heranlah kedua anak singa ini menjadi sangat manja dan jinak sekali denganku. Saat ini kedua anak
singa tersebut usianya sudah tiga bulan dan frekwensiku memberikan susu pun jaraknya sudah mulai
berkurang, sekarang sudah menjadi setiap empat jam sekali tetapi volume susu yang diminumnya
juga sudah lebih banyak lagi. Keduanya tumbuh sehat dan juga sudah bisa meloncat sana sini sambil
berlari kecil dengan riangnya. Waktuku belakangan ini jadi lebih banyak tersita untuk berada di ruang
karantina merawat kedua bayi singa yang lucu ini. Kalau pada awal-awalnya aku harus memangku
mereka dan memberikan minum susu dari dot, kini mereka sudah bisa minum sendiri dari mangkuk
yang kusodorkan. Keduanya langsung menjilati isi mangkuk dengan rakusnya, tak butuh waktu lama
untuk menghabiskan semangkuk susu yang kuberikan. Pagi ini aku seperti biasanya begitu sampai di
KBS langsung datang ke ruang karantina untuk mengunjungi dua ekor singa anak asuhku. Mereka
meloncat kesana kemari dengan gembiranya menyambut kedatanganku. Langsung saja kubuatkan
susu yang kuseduh dengan air hangat dan kuletakkan dalam mangkuk kemudian kusodorkan pada
mereka. Sambil berjongkok di hadapan mereka, kuperhatikan keduanya melalap habis susu dalam
mangkuk yang kuberikan, dan dalam waktu sekejap saja mereka telah menjilat habis susu itu. Lalu
keduanya memandangku seakan ingin minta tambah. Dan matanya kemudian memandang heran ke
selangkanganku yang terbuka saat aku berjongkok. Mungkin mereka terheran-heran melihat
gundukan daging yang tersembul di tengah-tengah pangkal pahaku.

Naluri ingin tahunya sangat kuat hingga mereka merangkak maju dan mengenduskan hidungnya di
selangkanganku. Hidungnya mendekati dan mencium bagian luar vaginaku hingga dapat kurasakan
hembusan napasnya yang menerpa lipatan pangkal pahaku. Aku sedikit ragu dan ingin segera berdiri,
namun niatku segera kuurungkan saat terasa ada sesuatu yang kasar dan lunak mengelus bagian luar
vaginaku. Rupanya si anak singa tadi menjilati CD-ku sebagai perwujudan rasa ingin tahunya. Hal ini
membuatku terangsang karena jilatan tadi ternyata menyentuh sebelah bibir vaginaku yang
kebetulan menyembul keluar dari ujung lipatan secarik kain sutera yang menutupi bagian liang
vaginaku itu. Pelan-pelan tanganku memasuki rok miniku untuk melepas ikatan CD di samping kiri
kanan pinggangku. Rok miniku dengan bawahan longgar itu terbuka lebar saat aku berjongkok
sehingga tidak menyulitkanku untuk melakukan aktifitas tersebut. Dengan sekali tarik maka
terlepaslah sudah dan penutup vaginaku pun tertanggal begitu saja. Kedua ekor anak singa itu tetap
berebutan menjilati sekitar selangkanganku. Secara bergantian mereka menjilati pangkal pahaku, dan
yang paling disukainya adalah menjilati bagian vaginaku yang langsung membasah karena aku begitu
terangsang oleh jilatannya. Aku sudah tidak mampu untuk berjongkok lebih lama lagi hingga aku pun
terjengkang duduk di lantai. Lama kelamaan aku pun sedikit merebahkan badanku. Pinggangku
kujadikan tumpuan untuk menumpu tubuhku, kakiku kuangkat dengan bantuan tanganku di pangkal
lutut. Kukangkangkan selebar mungkin untuk memberikan sedikit ruang gerak agar kedua ekor anak
singa ini lebih leluasa lagi menjilati sekitar selangkanganku. Cairan bening yang terus mengalir keluar
dari dalam liang vaginaku membuat keduanya lebih rakus lagi menjilati bagian luar vaginaku, mungkin
karena rasanya yang sedikit asin hingga membuat mereka berdua lebih bergairah, karena secara
teoretis semua hewan suka merasakan sesuatu yang rasanya sedikit asin. Kuletakkan kedua kakiku di
lantai dengan posisi tetap mengangkang sedangkan tangan kiriku menopang ke lantai agar badanku
tidak terjengkang di lantai sementara tangan kananku membuka kancing bagian atas hemku yang
longgar. Tanganku kususupkan ke dalam hemku meraih dan meremas payudaraku yang sudah
mengeras pertanda birahiku sudah mencapai puncaknya. Kupilin-pilin puting susuku dengan jari
sehingga aku menggelinjang dan bulu kuduk di belakang leherku seakan berdiri semua rasanya.
Sementara itu kedua ekor anak singa ini terus menerus secara bergantian menjilati vaginaku yang
sudah sejak tadi tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun. Lidahnya yang kasar tetapi lunak itu
menjilati bibir-bibir vaginaku dari bawah hingga ke atas secara teratur. Tak jarang jilatannya yang
mengandung sedikit tekanan ke vaginaku ini mengenai ujung-ujung klitorisku. “Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt!
Hzz.. Zzt!” Hanya suara itu yang bisa keluar dari mulutku berulang-ulang menahan gejolak kenikmatan
yang mengalir dari pangkal pahaku, terus mengalir ke atas sampai ke ubun-ubun kepalaku. Aku sudah
pernah mendapatkan jilatan di vaginaku, namun jilatan yang kurasakan kali ini lain dari pada yang
lain. Lidah-lidah anak singa ini lemas, lunak dan sedikit kasar saat menyentuh bibir vagina dan ujung
klitorisku. Tiba-tiba ada semacam ledakan dahsyat di bagian pangkal pahaku. Badanku tiba-tiba
menggigil dan sedikit kejang, diiringi tumpahnya lahar pelumasku keluar dari dalam rahim menuju ke
liang vaginaku. Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Aku dapat merasakan semburan lahar hangat
yang deras sekali hingga merembes keluar menembus melalui lubang vaginaku. Cairan lendir
pelumasku serta merta langsung saja dijilat oleh kedua ekor anak singa ini bergantian. Dengan
rakusnya mereka menjilati vaginaku hingga tetes terakhir hingga vaginaku menjadi bersih dan kering
kembali. Aku menarik napas panjang melepas sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kualami. Aku tanpa
sengaja mendapatkan suatu pengalaman baru dalam menyalurkan hasrat sex-ku, mungkin tidak
semua wanita di dunia ini beruntung dapat mengalami dan merasakan hal-hal yang pernah kualami
dalam dunia kenikmatan sex. Aku pun tahu bahwa seandainya pengalamanku ini kuceritakan di situs
17Tahun.com pasti banyak pembaca yang tidak akan percaya begitu saja dengan pengalamanku yang
satu ini. Namun bagiku itu tidak penting, yang penting bagiku adalah bagaimana aku bisa berbagi
dengan menceritakan pengalamanku dengan apa adanya lewat situs ini. Aku pun tidak berani
mencoba-coba untuk mengulangi peristiwa itu lagi, karena kedua anak singa ini walau bagaimanapun
juga mereka tetap termasuk dalam golongan binatang buas pemakan daging. Aku khawatir bahwa
pada suatu saat kelak tanpa kusadari akan ada bagian di selangkanganku yang iritasi karena
jilatannya. Hal ini akan berbahaya sekali karena biasanya binatang buas paling tidak tahan mencium
bau darah, mereka akan jadi beringas dan penciuman mereka cukup tajam untuk hal yang satu itu.
Diperkosa Oleh Gurunya Sendiri :

Lhian S, gadis cantik bertubuh tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis berkacamata ini cukup pintar dan
rajin dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya.
Sifatnya yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Lhian dengan
memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang besar. Karena Lhian sangat mudah
bergaul dengan anak cowok. Tinggi Lhian sekitar 168 cm, dan beratnya 55 kg.

Lhian memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran bra 36B, ia
kadang tidak memakai bra untuk menyangga susunya ketika bermain dengan teman-temannya. Para
teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun
pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong susu itu, dan meminum susunya. Meskipun
tidak mengenakan bra, susu Lhian yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena
Lhian rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga susunya pun sangat
padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa
montok. Lhian terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Lhian
selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis
celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya
pantatnya.
Selama proses belajar mengajar, para guru laki-laki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan
payudara Lhian yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga
pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Lhian kadang sengaja membiarkan
beberapa bagian tubuhnya diamati. Lhian mempunyai pinggul yang lebar, pantat yang sekal dan paha
yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang teman-teman cowok dikelasnya yang
nekat masturbasi dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat
Lhian didepannya. Lhian sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di
sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Lhian sekolah di sebuah SMU swasta yang terkenal
dikotanya, sekarang ia kelas 3.

Pagi sekali sekitar pukul 06. 30 dia sudah menunggu angkutan kota menuju sekolahan nya, jarak
sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar 5 km. Apalagi nanti ada upacara. Tiba-tiba ketika Lhian sedang
asyik-asyiknya jalan sendiri sambil baca buku pelajaran, ada seorang naik mobil menghampirinya.
“Halo Lhian kok jalan?”, tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalah Pak Bambang guru
Fisikanya.
“Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?” tanya Lhian spontan.
“Iya saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapak saja”
ajak Pak Bambang.
Karena Lhian sudah kenal benar dgn yang namanya Pak Bambang. Akhirnya mau juga nebeng Pak
Bambang. Tapi Lhian nggak tahu disitulah awal bencana bagi Lhian.
“Dik Lhian nggak keberatan khan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya, soalnya saya baru ingat
kalau buku laporan saya tertinggal di sana?” Pak Bambang membuat alasan.
“Iya Pak tapi cepetan yah, biar nggak telat”
Tiba-tiba Pak Bambang mempercepat kecepatan mobilnya dengan sangat tinggi dan arahnya ke
rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang.
Sesampainya disitu Lhian ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada
Pak Wahyu, Pak Joko yang merupakan wali kelas Lhian yang sudah lama mengamati Lhian dan nggak
ketinggalan kepala sekolah Pak Budi dan wakil kepala sekolahnya yang namanya Pak Dono. Mereka
semua nampaknya sudah menunggu semenjak tadi.
“Halo Lhian, sudah ditunggu dari tadi lho?”, seru salah seorang dari mereka.
“Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?”, Lhian mulai kebingungan.
Lhian menjerit karena dia mulai digerayangi.
“******* tua bangka jangan coba-coba sentuh saya”.
“Diam, kamu pengin lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah”, kata Pak Budi selaku guru
Matematika.
Lhian mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Lhian kalah setelah ia
dihantam perutnya oleh Pak Joko guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Lhian
kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Lhian meringis kesakitan.
“Nah sekarang emut dan hisep ****** saya, ****** Pak Andi, ****** Pak Joko dan Pak Dono yang
kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak Mau?”,
Karena ketakutan akhirnya Lhian mengulum ****** para gurunya. Lhian menyedot penis mereka
satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya
menggenggam penis para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.
“Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter”, seru Pak
Bambang.
“Mmmphh, slerrpp, mmhh” Dengan terpaksa Lhian menghisap ******-****** mereka sampe
mereka semua pada orgasme.
“Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Lhian, lo pasti sudah sering nyepongin ****** temen-
temen lo yah? haa, ha, ha, ha”.
Guru Lhian satu persatu menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Lhian, dan mengalir ke
tenggorokannya. Walaupun Lhian hampir muntah dia memaksakan untuk menelan pejuh kelima
orang itu. Dia masih tak percaya dioral oleh gurunya sendiri. Wajah Lhian mulai terlihat kelenger lagi,
sepertinya ia mabuk sperma, merasakan mual pada perutnya.
Setelah mereka puas memperkosa mulut Lhian ternyata mereka langsung menelanjangi Lhian. Pak
Dono memegang kedua tangan Lhian, Pak Budi memelorotkan rok abu-abunya, Pak Joko merobek
pakaian dan kutang Lhian.
“Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali,
lembut banget Bapak-Bapak” Pak Joko mengomentari payudara Lhian, sambil mulai meremas-remas
payudara Lhian.
Dalam sekejap Lhian sudah dalam keadaan tanpa busana.
“Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi”, seru Lhian sambil teriak.
“Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran
khusus” Seru Pak Budi sambil menjambak rambut Lhian.
Lhian sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja.
Ketika Pak Budi hendak beraksi tiba-tiba Pak Bambang protes, “karena saya yang dapat perek ini
maka saya duluan yang memperkosanya.”
Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Lhian menjadi tengkurap, kedua tangannya yang
ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua
tangan kasar Pak Bambang itu kini mengusap-usap bagian pantat Lhian, dirasakan olehnya pantat
Lhian yang sekal. Sesekali tangannya menyabet pantat Lhian dengan keras, bagai seorang Ibu yang
tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak, Plak.”.
“Wah sekal sekali pantat kamu Lhian, kenyal, gila nih Don, paha murid kita satu ini gede amat.
Putihnya ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya” ujar Pak Bambang sambil terus
mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Lhian sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Lhian
yang putih gempal itu.
Lhian mengaduh kesakitan.
“Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja.”
“Montoknya, ya ampun, gede, kenyal lagi” sambil memijat pantat Lhian yang memerah karena
tamparan tangan Pak Bambang.
Pak Dono lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Lhian.
“Aakhh, *******, keparat, jangan sentuh pantat gue”, Lhian membentak mereka.
“Plakk” sebuah tamparan sangat keras ke pipi Lhian.
“Diam kamu, pelacur pengin gue rontokin gigi putih loe”, Pak Dono balas membentak.
Lhian hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin
keras ketika tangan kanan Pak Bambang secara perlahan-lahan mengusap kaki Lhian mulai dari betis
naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Lhian dan akhirnya menyusup masuk
kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
“Jangan paak, saya mohon, saya masih perawan pakk”, Lhian teriak ketakutan.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Pak Bambang, yaitu jari tengahnya menyusup
masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat
badan Lhian agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Pak Bambang tadi
langsung menusuk lobang kemaluan Lhian.
“Egghhmm, oohh, shitt, shitt”, Lhian menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak Bambang
masuk kedalam liang kewanitaannya itu.
Badan Lhian pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika Pak Bambang
memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Lhian. Nafas Lhian terengah-engah sambil
mengerang kesakitan.
Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah lobang kemaluan Lhian, sementara itu badan Lhian
menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang
keluar dari mulutnya itu Pak Bambang menciumi bibir vagina Lhian sambil sesekali memasukkan
lidahnya kedalam liang vagina Lhian, kepala Pak Bambang menghilang di bawah selangkangan Lhian
sambil kedua tangannya dari bawah meremas -remas pantat Lhian. Sementara Pak Dono meremas
payudara kanan Lhian, dan mulutnya mengulum payudara Lhian satunya lagi.
“Pak Bambang, susu murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu”.
Pak Dono asyik menyantap payudara Lhian, yang ranum padat dan kenyal sekali.
“Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak”.
Lhian terus mengerang kesakitan pada kedua buah dadanya dan kenikmatan pada kemaluannya.
Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Lhianpun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Pak
Bambang kemudian mencabut jarinya.
Melihat Lhian yang meronta-ronta, Pak Bambang semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan
penisnya ke dalam vagina Lhian yang masih perawan. Walaupun vagina Lhian sudah basah oleh air
liur Pak Bambang dan cairan vagina Lhian yang keluar, namun Pak Bambang masih merasakan
kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Lhian yang perawan masih sangat sempit. Lhian
hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini
akan direnggut dengan paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya Pak Bambang
memasukkan batang penisnya lagi.
“Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn”, terdengar suara dari mulut Lhian yang
terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati ****** Pak Bambang yang mengaduk-aduk liang
peranakannya. Terlihat jelas raut wajah Lhian yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.
Lhian sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika penis disodok-sodokkan ke lubang memeknya.
“Huek, hek, hek aah oohh jangan, uh, duh, ampunn pakk”, ternyata Lhian telah orgasme.
Sungguh mengasyikan melihat expresi Lhian yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya.
Pak Bambang terus menggenjot memek Lhian. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan
sekuat tenaga Pak Bambang terus menggenjot tubuh Lhian, Lhianpun nampak semakin kepayahan
karena sekian lamanya Pak Bambang menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah
hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian
putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan
lemah, “Ahh, ahh, oouuhh”.
Lalu Pak Bambang memposisikan tubuh Lhian menungging. Pantat Lhian sekarang terlihat kokoh
menantang, ditopang paha panjangnya yang putih dan tegak. Pak Bambang memasukkan
kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke vagina Lhian hingga terbenam seluruhnya, lalu dia
menariknya lagi dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu ke dalam
rongga vagina Lhian hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak
disertai teriakan panjang.
“Aaahh, Stoop, kumohon jangan”.
Kedua tangan Pak Bambang memegang pantat Lhian, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang
berirama. Sesekali tangan Pak Bambang mengelus-elus pantat Lhian dan sesekali meremas payudara
Lhian dari belakang.
Beberapa menit kemudian, Pak Bambang kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia
menarik kedua tangan Lhian. Jadi sekarang persis seperti menunggangi kuda lumping, kedua tangan
Lhian dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama sodokan penis Pak Bambang.
Karena tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah dada Lhian tergencet di atas tikar tipis sebagai
alas Lhian disetubuhi. Sedangkan wajah Lhian menghadap keatas dengan mulut menganga
mengerang kesakitan. Melihat keadaan Lhian seperti itu, pak Bambang semakin bersemangat
mengebor liang vagina Lhian.
“Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Lhian ngentoott, gue entotin loo”.
Pak Bambang merancau tak jelas. Dan akhirnya Pak Bambangpun berejakulasi di lobang kemaluan
Lhian, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Lhian.
“Aa, aakkhh, oohh”, sambil mengejan Pak Bambang melolong panjang bak serigala, tubuhnya
mengeras dengan kepala menengadah keatas.
“Aoohh, oouuhh, bangsaatt, shitt, shitt”.
Lhian mengumpat sambil mendesah, tubuhnya mengejang merasakan air mani Pak Bambang
membanjiri rahimnya. Puas sudah dia menyetubuhi Lhian, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas
karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menyetubuhi Lhian, puas dalam merobek
keperawanan Lhian dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis nomor satu di sekolah itu.
Lhian menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa gurunya telah
berejakulasi karena dirasakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya.
Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Lhian sampai sampai
meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Lhian yang menyadari itu semua, mulai menangis
namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.
Setelah itu Pak Andi maju untuk mengambil giliran. Kali ini Pak Andi mengangkat kedua kaki Lhian ke
atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah
tegang ke dalam vagina Lhian. Pak Andi masih mengalami kesulitan saat memasukkan penisnya,
meskipun vagina Lhian kini sudah licin oleh sperma Pak Bambang dan juga cairan vagina Lhian. Vagina
Lhian masih sangat sempit. Kembali vagina Lhian diperkosa secara brutal oleh Pak Andi, dan Lhian
lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan.
“Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh, keparaatt”
Namun kali ini Lhian tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat gurunya semakin
bernafsu saja.
Sementara itu Pak Andi terus memompa vagina Lhian dengan cepat sambil satu tangannya meremas-
remas payudara Lhian yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan
mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Lhian.
“Ooohh, makan nih pejuh gue”.
Lhian hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya telentang tidak berdaya di lantai. Walaupun tangan
dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah
masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah
perawan Lhian dan sebagian sperma Pak Andi mengalir lagi keluar dari vaginanya.
“Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh”, Lhian menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Pak
Budi mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Lhian.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Pak
Budi terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain meskipun
sudah dimasuki dua penis tadi, usia Lhian juga masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih
sangat sempit.
Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Pak Budi berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya
didalam vagina Lhian. Tubuh Lhian berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan
sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun terus memohon kepada Pak Budi agar mau
melepaskannya.
“Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa ngerasain jepitan memek kamu sayang”, bisiknya ketelinga Lhian.
“Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn”, rintih Lhian dengan suara yang megap-megap.
Jelas Pak Budi tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memompakan batang
kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Lhian.
“Aakkhh, oohh, oouuhh, oohhggh”, Lhian merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot Oleh Pak Budi,
badannyapun semakin menggeliat-geliat.
Otot-otot dinding vaginanya kuat mengurut-urut batang kemaluan Pak Budi yang tertanam
didalamnya, karenanya Pak Budi merasa semakin nikmat. Sambil memukuli perut Lhian dengan
tangannya, berharap agar vagina Lhian mencengkram penisnya dengan lebih erat karena lobang
vagina Lhian semakin mengendur.
Tiba-tiba Pak Budi mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Lhian. Pak Budi mendempetkan
kedua buah payudara Lhian yang kecil dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya
di antara celah kedua payudara Lhian, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah
Lhian. Lhian gelagapan karena sperma Pak Budi mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Pak
Budi masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan
penisnya ke payudara Lhian dan ke puting susunya. Kemudian Pak Budi menampar payudara Lhian
yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Lhian berwarna kemerahan dan membuat Lhian
merasa perih dan kesakitan.
Selanjutnya dua orang, Pak Joko dan Pak Dono maju. Mereka kini menyuruh Lhian untuk mengambil
posisi seperti merangkak. Kemudian Pak Joko berlutut di belakang pantat Lhian dan mulai mencoba
memasukkan penisnya ke lubang anus Lhian yang sangat sempit.
“Gila nih cewek, bokongnya montok banget kenyal lagi, lihat nih Tin paha si Lhian. Gempal, gede,
Putih banget. Bener kata Pak Bambang” Kata Pak Joko.
“Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya mohoonn”.
Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Lhian mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya
dipegang oleh Pak Dono yang segera mendorong wajah Lhian ke arah penisnya. Kini Lhian dipaksa
mengulum dan menjilat penis Pak Dono. Penis Pak Dono yang tidak terlalu besar tertelan semuanya
di dalam mulut Lhian.
Sementara itu, Pak Joko masih berusaha membesarkan lubang anus Lhian dengan cara menusuk-
nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Lhian.
“Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk”
Sesekali Pak Joko menampar pantat Lhian dengan keras, sehingga Lhian merasakan pantatnya panas.
“Gila nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya kecil banget” Kemudian Pak Joko juga berusaha
melicinkan lubang anus Lhian dengan cara menjilatinya.
Lhian merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Pak Joko menjilati
lubang anusnya. Ia berada dibelakang Lhian dengan posisi menghadap punggung Lhian.
Ketika lobang dubur Lhian agak terbuka, Pak Joko menuang sebotol minyak goreng kedalam lobang
dubur Lhian. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Lhian selebar bahu, dan, “Aaakkhh.”,
Lhian melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Pak Jokol
menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Lhian. Rasa sakit tiada tara kembali
dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Pak Joko berhasil
menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Lhian, meskipun baru masuk setengahnya.
Setelah itu tubuh Lhian kembali disodok-sodok, kedua tangan Pak Joko meraih payudara Lhian serta
meremas-remasnya.
Tidak lama kemudian Lhian kembali menjerit kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh penis Pak
Joko yang berhasil masuk seluruhnya dengan paksa. Kini Pak Joko memperkosa anus Lhian perlahan-
lahan, karena lubang anus Lhian masih sangat sempit dan kering. Ketika Pak Joko menarik penisnya,
mulut dubur Lhian ikut tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu Pak Joko menyodokkan lagi
penisnya, sehingga kini dubur pantat Lhian mengempot.
“Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu, nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt”.
Lhian menjerit keras sekali, ia baru saja merasakan rasa sakit yang teramat-sangat yang pernah
dirasakannya. Pak Joko merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya
dijepit oleh anus Lhian. Pak Joko merasa penisnya lecet didalam pantat Lhian. Kenikmatan yang terus-
menerus dirasakannya ketika menunggangi pantat Lhian. Tak terbayang bagaimana wajah orang tua
Lhian, jika menyaksikan persetubuhan yang tidak manusiawi yang dialami putrinya. Anak perempuan
yang mereka rawat dengan kasih sayang hingga remaja dan dibiayai, sekarang tubuhnya sedang
menungging telanjang bulat, pantatnya disodomi oleh gurunya sendiri.
Seperempat jam lamanya Pak Joko menyodomi Lhian, waktu yang lama bagi Lhian yang semakin
tersiksa itu.
“Eegghh, aakkhh, oohh”.
Dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok, Lhian merintih-rintih, sementara itu kedua
payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Pak Joko. Saat Lhian berteriak, kembali Pak Dono
mendorong penisnya ke dalam mulut Lhian, sehingga kini Lhian hanya dapat mengeluarkan suara
erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Pak Dono. Tubuh Lhian terdorong ke
depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.
Kedua payudara Lhian yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya
diremas-remas dengan brutal oleh Pak Joko. Lhian berteriak-teriak kesakitan.
“Aakkhh, oohh, oouhh, aammp, uunn, pakk”
Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Pak Joko dan Pak Dono mencapai klimaks hampir
secara bersamaan. Pak Joko yang sudah tidak tahan karena seret dan panasnya dubur Lhian
menyemburkan spermanya di dalam anus Lhian, Lhian merasakan perih pada rongga duburnya yang
lecet tersiram sperma Pak Joko. Dan Pak Dono menyemburkan spermanya di dalam mulut Lhian.
Lhian terpaksa menelan semua sperma Pak Dono agar dia dapat tetap bernafas. Lhian hampir muntah
merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Pak Dono
masih berada di dalam mulutnya. Lhian membiarkan saja penis Pak Dono berada di dalam mulutnya
untuk beberapa saat sampai Pak Dono menarik keluar penisnya dari mulut Lhian. Sebagian sisi
sperma Pak Dono yang tidak tertelan meluber keluar bercampur dengan air liur Lhian.
Kemudian Pak Dono memaksa Lhian untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara
menjilatinya. Pak Joko juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Lhian dan sesekali masih
menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Lhian, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang
lebih banyak. Lhian dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara
perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa dirasakan lobang pantat Lhian
yang lecet-lecet.
Setelah Pak Joko mencabut penisnya dari anus Lhian, lalu Pak Dion mengambil kursi dan duduk di
atasnya. Dia menarik Lhian mendekati dan mengangkat tubuh Lhian lalu memposisikan
mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Pak Dion kemudian mengarahkan penisnya ke vagina
Lhian, dan kemudian memaksa Lhian untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Pak
Dion langsung masuk ke dalam vagina Lhian.
“Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu paakk”, Lhian mengerang kesakitan.
Setelah itu, Lhian dipaksa bergerak naik turun, sementara Pak Dion meremas dan menjilati kedua
payudara dan puting susu Lhian. Sesekali Pak Dion menyuruh Lhian untuk menghentikan gerakannya
untuk menahan orgasmenya. Pak Dion dapat merasakan vagina Lhian berdenyut-denyut seperti
memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Lhian yang sudah basah.
Pak Dion masih belum puas. Dia memiringkan tubuh Lhian lalu mengangkat kaki kanan Lhian ke
bahunya dan mulai menyodok-nyodokan penisnya di liang kemaluan Lhian. Lhian menahan sakit
bercampur nikmat itu dengan menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah, wajahnya yang sudah
penuh air mata dan memar bekas tamparan itu tidak membuat iba gurunya itu. Pak Dion tanpa kenal
ampun berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan sepenuh tenaga. Temannya yang gendut itu
juga menjilati payudara Lhian yang bergoyang-goyang akibat irama pinggul Pak Dion, lidahnya
bermain-main di ujung putingnya yang sudah sangat keras. Pak Dion tidak dapat bertahan lama,
karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Lhian diperkosa oleh para rekannya,
sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Lhian. Lhian kembali merasakan
kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.
Selanjutnya, Pak Gatot yang mengambil giliran untuk memperkosa Lhian. Dia menarik Lhian dari
pangkuan Pak Dion, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Lhian disuruh untuk berlutut
dengan kaki mengangkang di atas penis Pak Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik pantat
Lhian turun, sehingga vagina Lhian langsung terhunjam oleh penis Pak Gatot yang sudah berdiri keras.
“Akkhh, aakkhh, oogghh,”. teriakan memilukan keluar dari mulut Lhian.
Penis Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya meskipun tubuhnya pendek
yang memasuki vagina Lhian, masuk semuanya ke dalam vagina Lhian, membuat Lhian kembali
merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Lhian merasa
vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Pak Gatot. Pak Gatot memaksa Lhian untuk terus menggerakkan
pinggulnya naik turun, sehingga penis Pak Gatot dapat bergerak keluar masuk vagina Lhian dengan
leluasa. Kedua Payudara Lhian besar menggantung bebas, naik turun seirama tubuhnya.
Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting susu Lhian dan menariknya ke arah dadanya, sehingga
kini payudara Lhian berhimpit dengan dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar terangsang saat
merasakan kedua payudara Lhian yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya. Melihat posisi
seperti itu, Pak Joko melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung dan bongkahan
pantat Lhian beberapa kali.
“Akkhh, aakhh, damn, shitt”, Lhian kembali merasakan perih luar biasa pada punggung, pantat, dan
pahanya.
Cambukan Pak Joko sangat keras sehingga membuat garis lurus merah di kulit punggung pantat, dan
paha Lhian.
Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Lhian tetap merasakan perih dan panas di
punggung dan pantatnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa
gerakan Lhian terhenti, Pak Gatot marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Lhian
dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Lhian menggerakkan
sendiri pantatnya naik turun secara refleks. Pak Gatot mencengkram pinggul Lhian, lalu membuat
goyangan memutar sehingga ia merasakan sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor Lhian itu.
“Oohh, sshh, shh”, Pak Gatot mendesah kenikmatan, sambil merasakan pantat Lhian yang empuk
basah menduduki selangkanganya.
Ketika Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia memeluk Lhian dan berguling, sehingga posisi mereka
kini bertukar, Lhian tidur di bawah dan Pak Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir Lhian dengan
sangat bernafsu dan meremas payudara Lhian, Pak Gatot terus menggenjot vagina Lhian. Tidak lama
kemudian gerakan Pak Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut penisnya keluar dari vagina Lhian dan
segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Lhian. Kemudian dia menarik tangan kanan
Lhian dan memaksa Lhian untuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya
sendiri.
Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju mengambil giliran memperkosa vagina Lhian. Ia
mengangkat kedua kaki Lhian dan menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru menempelkan kepala
penisnya di mulut vagina Lhian. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan Penisnya dengan keras
kedalam liang peranakan Lhian. Lalu ia mulai menggenjotnya. Hampir sepuluh menit Pak Heru
memompa vagina Lhian dengan kasar, membuat vagina Lhian semakin terasa licin dan longgar.
Sebelum mencapai puncaknya, Pak Heru mencabut penisnya dari vagina Lhian dan memaksa Lhian
untuk membuka mulutnya lebar-lebar untuk menampung spermanya. Setelah itu, Pak Heru memaksa
Lhian untuk berkumur dengan spermanya dan kemudian menelannya. Semua orang disitu tertawa
senang melihat itu, sementara Lhian menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan
dengan hina seperti itu. Kini wajah Lhian terlihat mBLenger oleh sperma milik Pak Heru.
Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para Guru
Lhian terhadap tubuh Lhian. Kali ini Lhian tidak kuat lagi menahan orgasmenya yang ke 20, dan dia
mengalami orgasme hebat, namun tidak sehebat yang pertama. Cairan Vaginanya sudah mulai habis.
Rongga vaginanya mulai mengering, karena cairan vaginanya sudah hampir habis dkeluarkan. Lhian
merasakan sakit luar biasa pada rongga vaginanya. Ditambah penis para gurunya yang tak henti-
hentinya menyodok dan menggesek rongga vaginanya yang kering, sehingga membuat rongga
vaginanya lecet dan sobek. Hanya darah dari luka di rongga vaginanya lah yang membasahi daging
kemaluannya dan burung yang tengah bersarang didalamnya.
Setelah delapan gurunya selesai memperkosa dirinya untuk kesekian kalinya, Lhian akhirnya pingsan
karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus
dan juga kedua buah payudaranya. Lhian telah diperkosa secara habis-habisan selama empat jam
lebih oleh gurunya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Pak Bambang.
lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Lhian yang terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan
menciumi ketik Lhian.
“Mmuuahh, ketek lo montok banget sih, rasanya asin tapi gurih dan baunya haruumm”
Liur pak Andi membasahi ketiak Lhian. Lhian kembali disetubuhi dari 2 arah tentu saja lubang anus
dan vaginanya. Lhian kini hanya bisa menggigit bibir sambil kakinya menendang-nendang ke segala
arah, sambil sesekali seperti orang mengejan.
“Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih, sakiitt, ouughh, aa, akh”
Lhian terus berontak seperti orang kesetanan. Karena dubur Lhian mulai mengering, Pak Andi kembali
membasahi dubur Lhian dan batang penisnya sendiri dengan minyak goreng agar licin. Pak Andi
menyodomi Lhian untuk ke 4 kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Joko lagi, yang senang sekali main
sodomi. Apalagi dapat pantat semontok pantat Lhian, ia semakin bernafsu menghancurkan anus
Lhian (Anal Destruction).
Kemudian mereka kembali menelentangkan Lhian di lantai, lalu mereka maju semua mencari bagian-
bagian tubuh Lhian yang bisa di gunakan untuk memuaskan penis mereka. Pak Joko memasukkan
penisnya ke dalam mulut Lhian, dan memaksa mengulumnya. Pak Bambang menyarangkan Penisnya
ke dalam memek Lhian yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan penisnya yang super besar dan
panjang itu ke dalam lobang pantat Lhian yang sudah hancur. Pak Gatot menjepitkan penisnya di
antara belahan payudara Lhian, kemudian menggosok-gosoknya sambil memelintir dan menarik
puting susu Lhian yang coklat mungil dan membengkak. Pak Dono menaruh penisnya di tengah-
tengah ketiak kanan Lhian yang gemuk putih dengan beberapa helai rambutnya, lalu menjepitnya dan
memaju mundurkan penisnya di dalam jepitan ketiak Lhian. Sedangkan Pak Budi melakukan hal yang
sama seperti yang dilakukan Pak Dono dengan Menjepitkan penisnya ke ketiak Lhian yang sebelah
kiri. Sedangkan Pak Heru Meraih tangan kanan Lhian, kemudian memaksa tangannya mencengkram
penisnya lalu membantu tangan Lhian untuk mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Dion, melakukan
hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Heru dengan tangan Kiri Lhian.
Akhirnya Lhian yang sudah tidak kuatpun pingsan, dengan Vagina dan anusnya yang dalam keadaan
rusak parah, dan terus mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa cairan vagina dan duburnya. Kedua
payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet, puting susunya yang coklat mungil sobek. Darah dan
sperma berceceran dimana-mana. Sudah puas para guru tersebut, mereka membersihkan diri lalu
meninggalkan tubuh Lhian yang bugil dan berlepotan darah dan sperma dalam keadaan pingsan.
******
Setelah para guru Lhian pergi, muncullah beberapa siswa pria di sekolah Lhian yang diam-diam
mengikuti gurunya. Ketika menemui tubuh Lhian yang pingsan dalam keadaan telanjang bulat.
Mereka mulai memperkosa tubuh Lhian yang masih tidak sadar. Satu diantara mereka menelepon
teman-temannya di sekolah. Sekitar 20 menit kemudian datanglah sekitar 40 siswa laki-laki di sekolah
Lhian. Lalu mereka mulai menikmati tubuh Lhian secara bergantian ataupun bersama-sama. Ketika
sadar, Lhian hanya bisa teriak dan memohon, ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan. Ia hanya
bisa menyaksikan dirinya diperkosa oleh teman-temannya sendiri. Teman-temannya yang sudah lama
bermimpi bisa menyetubuhi Lhian, akhirnya tercapai juga.
Setelah puas semua, mereka meninggalkan tubuh Lhian yang pingsan lagi untuk kesekian kalinya itu.
Liang vaginanya sudah menganga sangat lebar, merah membengkak, dan sudah tidak berbentuk lagi.
Dengan darah segar yang terus mengalir dari lobang vaginanya. Lobang duburnya pun sudah sangat
lebar dengan keadaan rusak parah dengan bentuk berantakan, dengan darah, sperma dan cairan
kekuningan yang keluar terus menerus dari liang duburnya. Dan dari sela-sela bibirnya mengalir
sperma dan air liur dari dalam mulutnya. Wajahnya tetap cantik dengan masih mengenakan kacamata
selama ia diperkosa. Tetapi menampakkan penderitaan yang begitu berat.
Karena merasa kasihan, beberapa temannya mengantarkan Lhian ke kostnya. Lhian selalu merasakan
perih dan rasa sakit yang teramat sangat ketika ia harus buang air kecil. Karena liang pengeluaran air
seninya masih bengkak dan agak tertutup lipatan daging mulut vaginanya yang sobek. Dan juga ketika
buang air besar, karena lobang duburnya membuka sangat lebar dan belum mau menutup kembali.
Jadi setiap saat, anusnya mengeluarkan kotorannya tanpa Lhian sadari.
******
Setelah peristiwa tersebut, Lhian terus mengunci diri dalam kamar dan diam membisu ketika ditanyai
oleh teman ataupun keluarganya. Beberapa hari kemudian Lhian pulang ke asalnya, dan tinggal
dengan ortunya. Lhian mengalami shock berat, dan tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sementara
para guru yang memperkosa Lhian, bebas beraktivitas karena Lhian tidak berani memberi kesaksian.
Lhian terperangkap dalam trauma perkosaan itu untuk selama hidupnya. Sedangkan para guru yang
memperkosanya masih sibuk mencari mangsa siswinya yang lain.

Anda mungkin juga menyukai