Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM SHOCKWAVE THERAPY (SWT)

“Kronik Spondylosis Cervical (VAS 6,2)”

OLEH:

BALKIS SRI LESTARI

PO714241181010

PRODI D.IV FISIOTERAPI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2019
LAPORAN PRAKTIKUM TRANSCUTANEUS ELECTRICAL
NERVE STIMULATION (TENS)

A. Patologi Kasus Kronik Spondylosis Cervical (VAS 6,2)


1. Definisi :
Spondilosis cervical merupakan suatu penyakit degeneratif yang umum pada tulang
cervical. Hal ini paling sering disebabkan oleh perubahan pada diskus intervertebral akibat
perubahan usia. Secara klinis ditemukan adanya nyeri pada leher dan bahu, nyeri suboccipital,
radicular gejala, dan cervical spondylotic myelopathy (CSM). Ketika terjadi degenerasi
diskus, stress mekanik menghasilkan osteophytic bars yang terbentuk pada aspek ventral dari
spinal canal.
2. Etiologi :
Spondylosis adalah penyakit degeneratif tulang belakang. Spondylosis ini disebabkan
oleh proses degenerasi yang progresif pada diskus intervertebralis, yang mengakibatkan
makin menyempitnya jarak antar vertebra sehingga mengakibatkan terjadinya osteofit,
penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebralis dan iritasi persendian posterior.
Rasa nyeri pada spondylosis ini disebabkan oleh terjadinya osteoartritis dan tertekan radiks
oleh kantong durameter yang mengakibatkan iskemik dan radang.
3. Patogenesis :
Kondisi patologi persendian akibat degenerasi pada discus intervertebralis dan jaringan
pengikat persendian antara ruas vertebra cervical. Dimulai degenerasi ketika integritas serabut
kolagen berkurang kekentalan serta kandungan air atau matriks yang terdapat didalamnya.
Keadaan ini menyebabkan diskus berkurang kemampuannya sebagai bantalan sendi yang
berfungsi menahan dan menyesuaikan beban. Dengan berkurangnya matriks menyebabkan
kemampuan diskus menyerap air kedalam tulang berkurang, sehingga nukleus menjadi sedikit
kering dan mengkerut serta terjadi ketidakseimbangan penumpuan beban akan menyebabkan
sendi facet bergesekan, apabila terjadi secara terus menerus menyebabkan timbul osteofit
yang mengakibatkan tertekannya akar saraf, spasme otot, dan nyeri pada kondisi Spondylosis
Cervical. Adapun parese yang jarang didapatkan kecuali bila terdapat penekanan yang hebat
pada radik saraf atau medulla spinalis yang menyebabkan terjadinya myelopati. problematik
lain yang dapat terjadi pada kasus yang disertai dengan penekanan mendadak pada arteri
vertebralis yang bisa mengakibatkan nyeri kepala, vertigo dan tinnitus.
4. Tanda dan Gejala
Gejala yang utama biasanya berupa nyeri pada bagian belakang leher atau daerah
sekitarnya (trapezius). Timbulnya nyeri terjadi secara perlahan-lahan walaupun terkadang
timbul mendadak. Rasa nyeri sendiri biasanya bersifat kronik dan dihubungkan dengan
adanya aktivitas yang berat atau keadaan umum yang menurun. Terkadang rasa nyeri
menjalar ke bahu atau lengan atas dan juga bisa mengenai daerah cervical atas yang
menyebabkan nyeri occipital.

B. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat) :
a. Hubungkan power cord (steker) unit ke adaptor lalu hubungkan power ke adaptor unit
b. Tekan tombol ON yang ada di belakang unit
c. Menjalankan unit dengan menekan tombol ON/OFF yang ada di panel depan unit (tekan
tombol selama 3 detik sampai unit aktif)
d. Selanjutnya,tekan tombol manual yang ada di panel depan unit TENS
e. Selanjutnya,pad dibasahi terlebih dahulu, dan diletakan pada permukaan pad yang akan di
kontakan dengan kulit pasien.
2. Persiapan Pasien :
a. Posisikan pasien pada posisi terlentang dan usahakan dalam keadaan senyaman dan
serileks mungkin.
b. Periksa area yang akan di terapi dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak,
lotion.
c. Letakkan PAD pada area sekitar M. Trapesius.
d. Periksa sensasi kulit, Lepaskan semua metal diarea terapi.
e. Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek
yang dapat ditimbulkan dari TENS.

3. Teknik Pelaksanaan :

Kasus kronik Spondylosis Cervical


1. Posisi pad elektrode : Bipolar Series
Nilai VAS 6,2
2. Metode pemasangan pad elektrode : Pad diletakkan
dalam posisi pad bipolar series dan diletakkan pada
area M. Trapesius

3. Pemilihan dosis :
a. Bentuk arus TENS : High Frekuensi TENS

b. Bentuk gelombang : Asymmetric

c. Frekuensi : 100 Hz

d. Pulse Width : 70 µsdz

e. Frekuensi Burst : -

f. Intensitas arus : 35.0 mA (sensorik)

g. Waktu : 30 Menit
C. Evaluasi

Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kronik spondylosis cervical dengan modalitas TENS
(Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation). Diharapkan dapat Terjadi penurunan nyeri diam, tekan
dan gerak kearah flexi-extensi, lateral flexi kanan-kiri, rotasi leher kanan-kiri. Terjadi penurunan
spasme otot scalenus dan trapezius. Peningkatan LGS untuk flexi-extensi cervical, lateral flexi kanan-
kiri cervical dan rotasi leher kanan dan kiri cervical. Serta peningkatan kekuatan otot leher untuk
flexor, latero flexor kanan, rotator kanan dan kiri.

Anda mungkin juga menyukai