Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :
1. JUNAIDI
2. TASYA OKDZAN ( 1803101 )
3. YUNISA ASFARINA (1803108)

Akfis Widya Husada Semarang Tahun Ajaran


2019/2020
 De Quervain syndrome merupakan penyakit dengan
nyeri pada daerah prosesus stiloideus akibat inflamasi
kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis longus
dan ekstensor polisis brevis setinggi radius distal dan
jepitan pada kedua tendon tersebut

 De Quervain Syndrome adalah suatu bentuk


peradangan yang disertai rasa nyeri dari selaput tendon
yang berada di sarung synovial, yang menyelubungi
extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus
Inflamasi tendon
abductor pollicis
longus dan ekstensor
pollicis brevis

Gambar 2.1 De Quervain’s


Syndrome Sumber: Adam,
2014
normal

inflamasi
Etiologi Penyebab dari De Quervain’s syndrome
belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa
faktor yang dianggap menjadi penyebab dari
sindrom ini yaitu:
A. Overuse Gerakan yang berlebihan
dan terlalu dibebani pada sendi
carpometacarpal I dapat
menyebabkan ruptur dan peradangan
pada daerah tersebut sebagai akibat
dari pergesekan, tekanan, dan iskemia
daerah persendian.
B. Trauma langsung yang menyerang
pada tendo m. abductor pollicis
longus dan m. extensor pollicis brevis
dapat menyebabkan kerusakan
jaringan serta peradangan yang bisa
menimbulkan reaksi nyeri.

C. Peradangan Sendi Kerusakan persendian


akibat radang dapat mengakibatkan terjadinya
erosi tulang yang terjadi pada bagian tepi
sendi akibat invasi jaringan granulasi dan
akibat resorbsi osteoclast. Dan pada tendon
terjadi tenosinovitis yang disertai invasi
kolagen yang dapat menyebabkan rupture
tendon baik total maupun parsial
Gerakan dan pembebanan yang berlebihan menimbulkan adanya
pergesekan, tekanan, dan iskemia pada sekitar sendi carpometacarpal I, serta
nyeri pada pergelangan tangan tepatnya pada m. abductor pollicis longus dan
m. ekstensor pollicis brevis. Proses peradangan ini juga bisa mengakibatkan 8
timbulnya bengkak dan nyeri
Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk
pembungkus tendon yang menutupi tendon otot abduktor pollicis longus dan
tendon otot ekstensor pollicis brevis pada tepi lateral. Inflamasi pada daerah ini
umumnya terlihat pada pasien yang menggunakan tangan dan ibu jarinya untuk
kegiatan-kegiatan yang repetitif.
Karena itu, de Quervain’s syndrome dapat terjadi sebagai hasil dari
mikrotrauma kumulatif (repetitif). Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau
penggunaan berlebih pada jari-jari tangan (overuse) menyebabkan malfungsi
dari tendon sheath. Tendon sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai
menurun produksi dan kualitas cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari
selanjutnya terjadi pergesekan otot dengan tendon sheath karena cairan
sinovial yang berkurang tadi berfungsi sebagai lubrikasi.
Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa
yang tampak sebagai inflamasi dari tendon sheath.
Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon
menjadi terbatas karena jaringan ikat ini memenuhi
hampir seluruh tendon sheath. Terjadilah stenosis atau
penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal ini
akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot tadi.
Pada kasus-kasus lanjut akan terjadi perlengketan
tendon dengan tendon sheath.
Pergesekan otot-otot ini merangsang nervus yang ada
pada kedua otot tadi sehingga terjadi perangsangan
nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering
merupakan keluhan utama pada penderita penyakit ini.
Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis
longus dan ekstensor polisis brevis menebal dan
melewati puncak dari prosesus stiloideus radius
1. Carpal Tunnel Syndrome: pada carpal tunnel
syndrome, nyeri meluas ke pergelangan tangan.
2. Kienbock disease yaitu osteonekrosis pada os
lunatum.
3. Degenerative arthritis sendi radioscaphoid, cervical
radiculopathy terutama segmen C5 atau C6.
4. Cheiralgia paresthetica atau neuropati sensoris
nervus radialis
5. Fraktur scaphoid: nyeri daerah snuff box pada
kompartemen dorsal pertama.
6. Triger Fingers merupakan suatu keadaan dimana
jari-jari tangan terkunci dalam posisi menekuk.
(Katrina & Scott, 2005).
De quervain
syndrome

normal
Pemeriksaan spesifik dilakukan dalam memeriksa hal-hal yang
diperlukan sebagai informasi yang belum jelas pada pemeriksaan
fungsional dasar dalam menegakkan diagnosis tujuan dan
tindakan fisioterapi. Pemeriksaannya antara lain :
Tes finkelstein
cara untuk mengetahui ada atau tidaknya penyempitan
diterowongan ligamentum dorsal pergelangan tangan. Tes ini
dilakukan dengan cara meminta pasien untuk mengepalkan
tangan dengan ibu jari yang didalam kepalan jari-jari lainnya,
kemudian pasien disuruh melakukan ulnar deviasi. Apabila
tedapat nyeri pada tendon abductor pollicis longus dan
ekstensor pollicis brevis maka terjadi de quervain syndrome .
dalam pemeriksaan finkelstein, hasil yang didapat adalah positif
A. Body funtion and body structure
.

body function and body structure adalah adanya ganguuan kapasitas


fisik yang ada hubungannya dengan aktivitas fungsional dasar.
 Body structure : Inflamasi tendon abductor pollicis longus dan ekstensor
pollicis brevis
 Body function :
Pada kasus ini ditemukan :
1. Adanya nyeri diam, nyeri gerak, dan nyeri tekan pada pergelangan
tangan
2. Adanya keterbatasan LGS yang diakibatkan oleh karena adanya nyeri
pada gerak fleksi dan ekstensi IP, fleksi IP, fleksi dan ekstensi MP, serta
abduksi dan adduksi CMC
3. Adanya penurunan kekuatan otot oleh karena adanya nyeri pada
m.fleksor policis longus, m. fleksor policis longus, m. abduktor policis
longus, dan m. adduktor policis brevis.
4. Adanya oedema pada medial wrist
B. Activities
activities adalah suatu problem berupa penurunan atau keterbatasan
dalam melakukan fungsional dasar akibat dari body function and
body structure. Selain itu berhubungan dengan gangguan aktivitas
kemampuan fungsional sehari- hari. Dalam kasus ini didapatkan
pasien mampu melakukan aktivitas mandi, makan, memasak,
mencuci, menyapu, mengepel lantai, dan lain-lain tetapi disertai rasa
nyeri.
C. Participation
merupakan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan sosial yang
diakibatkan dari body function and body structure and
activities,. Dalam kasus ini diperoleh pasien merupakan
seorang ibu rumah tangga yang berkegiatan sehari- hari adalah
memasak, mencuci, menyapu dan lain-lain. Dengan kondisi
tersebut pasien kesulitan untuk melakukan aktivitasnya.
Mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri
yang ringan seperti Ibuprofen untuk
mengurangi nyeri.
Menggunakan modalitas ultrasound underwater.
Hold Relax Stretching merupakan suatu teknik yang menggunakan kontraksi
isometrik yang optimal dari kelompok otot antagonis yang memendek, dengan
melawan tahanan dari terapis ke arah berlawanan (agonis). Dan dilanjutkan
dengan fase rileksasi dari kelompok otot tersebut.Kemudian dilakukan
penguluran otot antagonis.
Hold Relax Posisi pasien duduk dengan tangan dan telapak tangan tersangga
bantal dan posisi tangan pasien pronasi.Terapis memfiksasi sendi wirst dan
tangan kanan terapis menggenggam ibu jari kiri pasien dari persendian
carpometacarpal.Terapis kemudian memberi aba-aba “tahan sebentar” selama
6-8 detik.Pasien rileks.Kemudian terapis menggerakkan ibu jari pasien ke
segala arah (fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi).Ulangi 5-6 kali pengulangan.
Ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang dapat
mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus listrik
yang dialirkan lewat tranduser yang mengandung kristal kuarsa yang dapat
mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang suara yang dapat
ditransmisikan pada kulit serta ke dalam tubuh
A. Indikasi menurut (Arovah, 2010):
1. Spasme otot
2. Kompresi akar saraf dan beberapa jenis neuritis
3. Tendinitis
4. Bursitis
5. Arthritis

B. Kontraindikasi menurut (Hayes dan Hall,


2014) :
1. Pada area anestetik
2. Kerusakan sirkulasi arterial
3. Perdarahan
4. Kanker
5. Adanya infeksi
A. Persiapan alat
1. Ultrasound : cek kabel, cek alat.
2. Wadah berisi air
3. tentukan waktu, intensitas, durasi sesuai dengan kondisi
pasien
B. Pasien :
1. posisi pasien duduk diatas kursi.
2. posisi pasien nyaman (rileks).
3. pasien dicek tes sensabilitasnya oleh terapis (tes panas
dingin).
4. bersihkan tangan pasien dg alkohol / sabun.
5. apabila pasien memaka baju berlengan panjang,
diminta untuk menggulung baju pada area tangan.
C. Prosedur :
1. setelah persiapan alat dan pasien selesai,
2. penjelasan terhadap pasien tentang terapi US dan tujuannya.
3. posisi terapis berhadapan dengan pasien
4. masukkan tangan pasien ke wadah yang berisi air sampai pada area
patologisnya.
5. kemudian nyalakan alat (ultrasound) atur waktu, Timer ditentukan dari =
luas area dibagi dengan luas ERA
• Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi :
• aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²)
• aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²)
• aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²)
• Intensitas/durasi : pada kondisi akut arus intermiten dan pada kondisi
kronik arus continous.
• Akut : diterapi minimal setiap hari.
• Kronis : diterapi 2 – 3 kali perminggu
6. Kemudian tranduser dimasukkan ke dalam wadah yg berisi air dan
diletakkan didaerah yang akan diterapi dengan jarak tertentu.
7. Terapi dilakukan secara dinamis dan ritmis
8. Terapis harus menanyakan ke pasien saat terapi berlangsung
D. Sesudah terapi :
1. Terhadap alat : mesin dimatikan dan semua tombol
dalam posisi nol, bersihkan tranduser dengan alkohol
70%, dan dilap sampa kering.
2. Terhadap pasien : pemeriksaan baik subyektif maupun
obyektif .
de quevain syndrome merupakan peradangan dengan
gejala rasa sakit pada tendon ibu jari sampai pergelangan
tangan ( dikenal dengan istilah tenosynovitis).
De Quervain Syndrome menimbulkan permasalahan nyeri,
oedem, spasme, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot,
Penurunan kemampuan fungsional. Dalam hal ini digunakan
modalitas Ultrasound (US),

maka didapatkan kesimpulan :


1. penurunan nyeri
2. peningkatan LGS
3. penurunan oedem
seiring dengan peningkatan tersebut maka kemampuan
aktivitas fungsional pasien juga akan meningkat.
 http://rsmhhumas.blogspot.com/2016/09/
 http://eprints.ums.ac.id/25524/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
 https://www.kompasiana.com/srisubekti_astadi/56288fcb1e23bd6608aee6ff/de-quervain-
sindrom-membuatku-harus-istirahat-berkompasiana?page=all
 https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1202315002-3-BAB%20II.pdf
 file:///C:/Users/windows7/Downloads/91-181-1-SM%20(1).pdf
 https://www.halodoc.com/sering-pegang-mouse-hati-hati-de-quervain-s-syndrome-
 http://eprints.ums.ac.id/39684/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
 http://indonesiafisioterapi.blogspot.com/2014/06/terapi-ultrasound-sebagai-modalitas.html
 file:///C:/Users/windows7/Downloads/CME-Sindrom%20De%20Quervain-
Diagnosis%20dan%20Tatalaksana%20(3).pdf
 Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi dengan modalittas infra red,
ultrasound, dan terapi latihan pada pada de quervain syndrome oleh Farida Nadia
Nuryani

Anda mungkin juga menyukai