BAB I PENDAHULUAN
1.1 Anatomi Dan Fisiologi Kasus Terkait .................................................... 2
1.2 Definisi .................................................................................................... 3
1.3 Patofisiologi ............................................................................................ 4
1.4 Etiologi .................................................................................................... 5
1.5 Gejala Klinis............................................................................................ 5
1.6 Prognosis ................................................................................................. 6
1.7 Intervensi Fisioterapi ............................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
I. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien...........................................Error! Bookmark not defined.
II. PENGUMPULAN DATA RIWAYAT PENYAKIT
B. Keluhan Utama...................................................................................... 12
C. Riwayat Penyakit Sekarang................................................................... 12
D. Riwayat Penyakit Dahulu...................................................................... 13
E. Riwayat Penyakit Keluarga ................................................................... 13
F. Riwayat Pribadi ..................................................................................... 14
III. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Umum .............................................................................. 14
B. Pemeriksaan Khusus ............................................................................. 14
C. Test Khusus ........................................................................................... 16
IV. PENGUMPULAN DATA TERTULUS PEMERIKSAAN
PENUNJANG .................................................................................................. 16
V. URUTAN MASALAH & DIAGNOSA FISIOTERAPI
BERDASARKAN PRIORITAS
A. Masalah Fisioterapi ............................................................................... 17
B. Diagnosa Fisioterapi.............................................................................. 17
VI. PROGRAM PELAKSANAAN FISIOTERAPI
A. Pengumpulan data program fisioterapi dari dokter Rehabilitasi Medik 17
B. Tujuan Fisioterapi ................................................................................. 17
C. Metode Pemberian Fisioterapi .............................................................. 18
D. Uraian Tindakan Fisioterapi .................................................................. 25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 30
3.2 Saran ...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Gambar 2. Struktur Kompartement Cross Section Proximal Wrist.
1.2 Definisi
Tangan merupakan bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam
melakukan berbagai aktivitas dari yang paling ringan sampai yang paling berat,
Jika terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk beraktivitas.
Salah satu penyakit maupun gangguan yang dapat timbul di tangan adalah De
Quervain Syndrome.
De Quervain’s syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah
tendon ibu jari di pergelangan tangan ketika menggerakkan ibu jari ke arah
luar.Istilah De Quervain’s syndrome diperkenalkan pertama kali, setelah ahli
bedah dari Swiss Fritz de Quervain, membuat laporan tentang penyakit ini pada
awal tahun 1895. Sebelumnya penyakit tersebut diberi namaWasher woman’s
sprain karena dahulunya belum ada mesin cuci pada tahun 1800-an.
De quervain’s juga bisa diterminologikan dengan de Quervain’s
tenosynovitis.Tenosynovitis merupakan iritasi baik pada tendon dan juga lapisan
sinovial. Resiko tendinitis meningkat dengan bertambahnya usia. Teminologi lain
dari penyakit ini adalah trigger finger. Trigger finger terjadi ketika jari tangan
atau ibu jari pada posisi fleksi dan karena adanya proses peradangan sehingga
terjadi hambatan untuk re-ekstensi. Hal ini mengakibatkan trigger effect, ketika
pergelangan tangan pada posisi snapping atau catching sensation ketika mencoba
untuk reposisi jari atau ibu jari yang kadang disertai suara yang cukup keras yang
berasal dari pergelangan jari tangan.
3
Tenosynovitis dapat dikira sebagai tendonosis, sebuah kondisi
dikarakteristikkan dengan degenerasi dari serat kolagen, ditemukan densitas tinggi
dari fibroblas dan vascular hyperplasia tanpa keterlibatan proses inflamasi.
Diagnosis dari tendonosis biasa dibuat postmortem (data-data fisik setelah
kejadian).
Perhatikan gambar 3 di bawah ini, dapat diamati bahwa pada de
Quervain’ssyndrome, terowongan dari first extensor compartment mengecil
karena penebalandan peradangan dari tendon-tendon otot abductor pollicis longus
dan otot extensorpollicis brevis yang keduanya bersama-sama masuk dalam
selubung tendon.Gerakan pada tangan dan ibu jari dapat menimbulkan nyeri
terutama gerakan grasping atau twisting.
De Quervain’s syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah
prosesus stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abductor
pollicis longus dan otot extensor pollicis brevis setinggi radius distal dan jepitan
pada kedua tendon tersebut.
1.3 Patofisiologi
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada
jari-jari tangan (overuse) menyebabkan malfungsi pada tendon sheath. Tendon
sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai menurun produksi dan kualitas
cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi pergesekan
4
ototdengan tendon sheath karena cairan sinovial yang berkurang tadi berfungsi
sebagailubrikasi.Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak
sebagai inflamasi dari tendon sheath. Proliferasi ini menyebabkan pergerakan
tendon menjadi terbatas karena jaringan ikat ini memenuhi hampir seluruh tendon
sheath. Terjadilah stenosis atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal
ini akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot tadi. Pada kasus-kasus lanjut
akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath. Pergesekan otot-otot ini
merangsang nervus yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi perangsangan
nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering merupakan keluhan utama pada
penderita penyakit ini.
1.4 Etiologi
Penyebab penyakit ini dapat berupa idiopatik tetapi penggunaan yang
berlebihan (overuse) dapat mengakibatkan terjadinya trauma minor yang berulang
ulang. Aktivitas-aktivitas yang mungkin menyebabkan trauma ulangan pada
pergelangan tangan, biasa ditemukan pada operator komputer, musisi, tugas
sekretaris, olahraga golf atau permainan olahraga yang menggunakan raket.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah posisi yang keliru pada
ibu ketika mengasuh bayinya. Banyak aktivitas berulang di kantor juga dapat
berkontribusi menyebabkan kondisi tersebut. Ketika mengetik, gerakan
pergelangan tangan secara terus menerus atau kontraksi otot ibu jari ketika
menekan space bar merupakan salah satu contohnya. Faktor-faktor lain yang
mungkin berhubungan dengan terjadinya De Quervain’s syndrome antara lain:
trauma akut pada tangan terutama ibu jari dan rhematoid artritis.
5
lengan bawah atau punggung tangan sisi radial. Dan dapat semakin memburuk
ketika menggerakkan pergelangan tangan, terutama gerakan seperti grasping,
pinching atau twisting. Karena nyeri dan bengkak, dapat mengganggu aktifitas
gerak dan fungsi tangan, lengan, pergelangan tangan serta jari-jarinya.
1.6 Prognosis
Prognosis umumnya baik. Kasus-kasus dini biasanya berespons baik pada
terapi nonbedah. Pada kasus-kasus lanjut dan tidak merespons baik dengan terapi
non-bedah, maka dilakukan pembedahan dekompresi kompartemen dorsal
pertama pergelangan tangan. Pasien sindrom De Quervain perlu menghindari
aktivitas yang repetitif pada pergelangan tangan atau ibu jari hingga tercapai
pengobatan adekuat.
6
diminta untuk menandai dengan titik pada garis yang mendekati intensitas rasa
nyeri yang dirasakan.
2. Tes Finkelstein
Pada kondisi ini terjadi peradangna pada tendon ekstensor polici brevis
dan abductor lonus yang berada dalam satu selubung tendon.
Hasil negatif: pasien tidak merasa nyeri menjalar sampai bagian
dalamnya/ Lengan dari ibu jari.
Hasil positif: bila timbul nyeri yang hebat pada kedua tendon otot
tersebut tepatnya pada prosesus styloidus radial, yang memberikan
indikasi adanya tenosynovitis pada ibu jari. Dan hasil yang didapatkan
adalah positif nyeri.
7
yaitu menstimulasi serabut afferen berdiameter besar dengna mekanisme
gerbang kontrol dan memodulasi nyeri melalui mekanisme endogenueus
opiate2.TENS mempunyai tiga macam jenis mekanisme yang mampu
mengurangi gejala yang timbul pada kasus DQST, seperti mekanisme
segmental, periver.
2. Terapi Ultrasound (US)
Terapi ultrasound biasanya dilakukan pada rentang frekuensi 0.8 sampai
dengan 3 megahertz (800 sampai dengan 3,000 kilohertz).Frekuensi yang lebih
rendah dapat menimbulkan penetrasi yang lebih dalam (sampai dengan 5
sentimeter).Frekuensi yang umumnya dipakai adalah 1000 kilohertz yang
memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 sampai 5 cm dibawah kulit. Pada
frekuensi yang lebih tinggi misalkan 3000 kilohertz energi diserap pada
kedalaman yang lebih dangkal yakni sekitar 1 sampai 2 cm. Karakter dari
gelombang US adalah longitudinal, dengan kata lain arah penyebarannya searah
dengan arah getaran. Untuk dapat menyebarkan getaran longitudinal ini
membutuhkan medium.
a. Terapi Latihan
Terapi latihan merupakan suatu usaha pengobatan fisioterapi yang dalam
pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh secara aktif maupun
pasif.Dengan diberikannya terapi latihan dapat menjaga dan meningkatkan
kekuatan otot, melancarkan peredaran darah, meningkatkan lingkup gerak sendi,
mencegah kontraktur, serta mencegah atrofi otot. Terapi latihan meliputi:
1. Latihan penahanan (Hold relax)
Hold relax merupakan teknik menggunakan otot secara isometrik
kelompok antogoni dan diikuti rileksasi otot tersebut. Hold relax
bermanfaat untuk rileksasi otot dan menambah kekuataun otot. (Kisner,
2007)
2. Latihan perenggangan (Stretching),
Adalah istilah umum yang digunakan utntuk menggambarkan/
menguraikan beberapa manuver gerakkan yang ditujukan untuk
memperpanjang pemendekkan soft tissue secara patologis dan untuk
8
menambah luas gerak sendi (Kisner, 2007).Latihan-latihan yang diberikan
pada De Quarvein Syndrome Tenosynovitis adalah:
Static stretchin thenar muscle group
Tendon gliding exercise
Thumb extensor muscle exercise
Thumb abduction exercise
Wrist extensor exercise
Wrist flexi exercise
Latihan deviasi ulnar & radial
9
Therra band Eccentric Forearm Therra band Eccentric Forearm
Pronation Supination
10
Wrist extensor exercise
Wrist flexsi
11
BAB II
PEMBAHASAN
FORMULIR FISIOTERAPI
Nama Fisioterapi : Peminatan : FT
Nama Dokter : Ruangan : Poli Umum
Nomer Register : Tgl Pemeriksaan
12
dengan es, dan saat ini Pasien mengkonsumsi Nsaid Ibuprofen. Pasien
tidak merokok ataupun konsumsi minuman alkohol
13
E. Riwayat Pribadi
Pasien adalah seorang atlit yang melakukan latihan 6 hari seminggu, 6
jam pada pagi hari dan 3 jam pada sore hari, setiap bulan selama 1 tahun.
A. Pemeriksaan Khusus
Kepala dan leher: Tidak ada keluhan
Sistem kardiovaskuler: Tidak ada keluhan
Sistem respirasi: Tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal: Tidak ada keluhan
Sistem urogenitalis: Tidak ada keluhan
Sistem musculoskeletal: Adanya nyeri pada pergelangan tangan kanan
sepanjang ibu jari.
Sistem nervorum: Tidak ada keluhan
a. Inspeksi
Inspeksi statis: Radial styloid process dextra
Atrophi otot (-)
Oedema (+)
Memar (-)
Deformity (-)
14
Inspeksi dinamis: Pasien terlihat menahan rasa sakit saat
menggerakkan tangan kanannya.
b. Palpasi
Tenderness (Anatomical snuffbox)
Temperature: meninkat sedikit
Crepitus (-)
Tekstur kulit: Normal
Otot spasm: (-)
c. Perkusi - Tidak dilakukan
d. Auskultasi - Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Gerakkan pergelangan tangan bagian dextra secara aktif
lingkup gerak sendi (LGS) dan resisted isometric contraction terasa
sakit dan penahanan pada gerakkan fleksi pergelangan tangan dan
gerakkan deviasi radial at end range gerakkan LGS.
Gerakan Pergelangan Tangan Kanan Penahanan Kontraksi Isometric
Fleksi Ada rasa sakit
Ekstensi Baik dan ada rasa sakit
Deviasi radial Ada rasa sakit
Deviasi Ulnar Baik dan ada rasa sakit
Gerakan Ibu Jari
Abduksi Baik dan ada rasa sakit
Fleksi Ada rasa sakit
Ekstensi Baik dan ada rasa sakit
Oposisi Baik dan tidak ada rasa sakit
Gerakan MCP
Fleksi Baik dan tidak ada rasa sakit
Ekstensi Kuat dan tidak ada rasa sakit
Gerakan IP
Fleksi Kuat dan tidak ada rasa sakit
Ekstensi Kuat dan tidak ada rasa sakit
15
B. Test Khusus
a. VAS (Visual Analog Scale)
Cara pengukuran derajat nyeri yaitu pasien menunjuk langsung
titik nyeri yng dirasakan. Dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil:
Aktivitas rasa nyeri skala nilai 8 dari 10
Tidak aktivitas rasa nyeri skala nilai 2 dari 10.
Rasa sakit yang kronik (terus menerus) dirasakan ketika melakukan
gerakkan mencubit, menggenggam dan mengangkat beban.
16
V. URUTAN MASALAH & DIAGNOSA FISIOTERAPI BERDASARKAN
PRIORITAS
Masalah Fisioterapi
Adanya nyeri gerak pada akhir gerakkan ekstensi dan abduksi pada Hyper
thenar.
Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi sendi pada thenar saat gerakkan
ekstensi dan abduksi.
Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari hari.
17
Tujuan jangka panjang
Menguatkan otot-otot disekitar persendian pergelangan tangan dan otot
ibu jari.
Program latihan dirumah
Kembali dapat melakkukan kegiatan olah raga
- Durasi (pulse)
stimulasi 100 - 200
µs : 100
- Amplitudo (pulse)
stimulasi :
Naikkan intensitas
secara perlahan
untuk menciptakan
18
denyutan stimulasi
yang kuat namun
tetap terasa nyaman
bagi pasien.
Durasi 10 menit
2x seminggu
3 Icing Kontak 20 menit Di lakukan
langsung 3 kali sehari apabila sakit
4 Wrist band Pemakaian Digunakan pada saat Digunakan
berkala melakukan gerakan pada aktifitas
diluar sesi motorik yang sehari hari
fisioterapi menanggung beban pasien.
dan atau berat.
sebagai
edukasi
home
program
untuk
pasien.
2. Exercise
19
program
untuk
pasien.
2 Eccentric Latihan IV 3 set 8-10 Pada psosisi
hammer curl dengan repetisi (tiap-tiap kembali concentric
tanpa beban supervisi peregangan). (radial deviation),
dari V 15-20 detik. dibantu dengan
fisioterapisVI 5x /minggu. tangan yang
dan atau satunya lagi
sebagai
edukasi
home
program
untuk
pasien.
Minggu ke 2
1. Modalitas
No. Jenis Metode Dosis Keterangan
1 Ultrasound Kontak I: 3MHz, gelombang Dilakukan
langsung continuous. Daya 0.8 sebelum
watt/cm2 pelaksanaan
T: 6 menit latihan
F: 1x /minggu sebagai
pemanasan.
2 Ice Kontak 20 menit Di lakukan di
langsung 3 kali sehari apabila sakit
3 Wrist band Pemakaia Digunakan pada saat Digunakan
n berkala melakukan gerakan pada aktifitas
diluar sesi motorik yang sehari hari
fisioterapi menanggung beban pasien apabila
dan atau berat. terasa sakit
20
sebagai
edukasi
home
program
untuk
pasien.
2. Latihan
21
fungsi gerak Flexora carpi
dasar dengan ulnarisl dan Flexor
supervisi carpi radialis
i
fisioterapi Palmaris longus
dan atau s
sebagai
e
edukasi
h
home
a
program
r
pasien.
i
6 Wrist Latihan 3 kali sehari Melatih otot
extensor fungsi gerak Extensor carpi
dasar dengan radialis longus
supervisi ECRB
fisioterapi Extensor carpi
dan atau ulnaris
sebagai
edukasi
home
program
pasien.
7 Thumb Latihan 3 kali sehari Melatih otot
extensor fungsi gerak ekstensor thenar
dasar dengan dan hipothenar.
supervisi
fisioterapi
dan atau
sebagai
edukasi
home
program
22
pasien.
8 Thumb Latihan 3 kali sehari Melatih otot
Abductors fungsi gerak abduktor thenar
otot dasar dengan dan hipothenar.
supervisi
fisioterapi
dan atau
sebagai
edukasi
home
program
pasien.
Minggu ke 3
1. Modalitas
No. Jenis Metode Dosis Keterangan
1 Ultrasound Kontak I: 3MHz, gelombang Dilakukan
langsung continuous. Daya 0.8 sebelum
watt/cm2 pelaksanaan
T: 6 menit latihan sebagai
F: 1x /minggu pemanasan.
2 Icing Kontak 20 menit Di lakukan di
langsung 3 kali sehari apabila sakit
3 Thumb Pemakaia Digunakan pada saat Digunakan pada
spica n berkala melakukan gerakan sesi latihan
disaat dan motorik yang bersama
diluar sesi menanggung beban fisioterapi atau
fisioterapi berat. pada saat
dan atau aktifitas sehari
sebagai hari pasien
edukasi apabila terasa
home sakit
23
program
untuk
pasien.
2. Latihan
No. Jenis Metode Dosis Keterangan
1 Deviasi ulnar Latihan fungsi 3 kali Melatih otot
gerak dasar sehari Flexor carpi
dengan supervisi ulnaris
fisioterapi dan
atau sebagai
edukasi home
program pasien.
2 Deviasi Radial Latihan fungsi 3 kali Melatih otot
gerak dasar sehari Flexor carpi
dengan supervisi radial
fisioterapi dan Extensor carpi
atau sebagai radials longs
edukasi home
program pasien.
Minggu ke 4
1. Modalitas
No. Jenis Metode Dosis Keterangan
1 Ultrasound Kontak I: 3MHz, gelombang Dilakukan
langsung continuous. Daya 0.8 sebelum
watt/cm2 pelaksanaan
T: 6 menit latihan sebagai
F: 1x /minggu pemanasan.
2 Icing Kontak secukupnya Di lakukan
langsung setelah latihan
24
3 Thumb Pemakaia Digunakan pada saat Digunakan pada
spica n berkala melakukan gerakan sesi latihan
disaat dan motorik yang bersama
diluar sesi menanggung beban fisioterapi atau
fisioterapi berat. pada saat
dan atau aktifitas sehari
sebagai hari pasien
edukasi apabila terasa
home sakit
program
untuk
pasien.
2. Latihan
No. Jenis Metode Dosis Keterangan
1 Eccentric Latihan kontraksi 3 set Melatih otot-otot
wrist eksentrik @8 repetisi ekstensor wrist.
extension (memanjang)
dengan supervisi
fisioterapi.
2 Eccentric Latihan kontraksi 3 set Melatih otot-otot
wrist eksentrik @8 repetisi fleksor wrist.
flexion (memanjang)
dengan supervisi
fisioterapi.
25
Hubungkan dengan stop kontak
Nyalakan tombol on/off
Persiapkan tissue, handuk dan gel.
Kemudian mesin dipanaskan terlebih dahulu selama ± 15 menit.
Persiapan pasien
- Sebelum dilakukan terapi, terlebih dahulu melakukan anamnesis
yang diarahkan pada terapi Ultrasound dan menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan kontra indikasi kemudian pasien
diberitahu tentang langkah-langkah terapi yang diberikan beserta
tujuannya.
- Pasien diposisikan senyaman mungkin, rileks, dan tanpa adanya
rasa sakit yaitu posisi dengan duduk kemudian tangan
pronasi diletakan di atas bantal.
- Tangan yang akan diterapi harus terbebas dari pakaian dan segala
asesoris.
- Sebelum pemberian terapi dilakukan tes sensibilitas di daerah
tangan bagian pergelangan tangan.
- Posisi terapis duduk di depan/ samping pasien.
- Pasien diberi penjelasan tentang tujuan pengobatan yang
diberikan dan juga rasa panas yan akan pasien rasakan.
- Apabila pasien merasakan seperti kesemutan atau pegal yang
berlebihan saat terapi berlangsung diharapkan pasien langsung
memberitahukan kepada terapis.
Pelaksanaan Terapi
- Intensitas: 1,5 watt/ cm²
- Lamanya terapi: 3 menit (Luas Area dibagi ERA = 4x3 dibagi 4)
- Intensitas terapi: 3 MHz (dengan arus continues).
- Alat diatur sedemikian rupa sehingga tranduser dapat
menjangkau tangan yang akan diterapi. Kemudian area yang
akan diterapi diberikan coupling media, setelah itu tranduser
ditempelkan lalu mesin dihidupkan kemudian tranduser
digerakan circumduksi (memutar) dengan irama yang teratur di
26
atas pergelangan tangan selama alat masih hidup/jangan berhenti
sebelum alat mati.
- Selama proses terapi berlangsung harus mengontrol panas yang
dirasakan pasien.
- Jika selama pengobatan rasa nyeri dan ketegangan otot
meningkat, dosis harus dikurangi dengan menurunkan intensitas.
Hal ini berkaitan dengan overdosis.
- Setelah terapi kemudian alat dirapikan seperti semula.
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Persiapan Alat
- Persiapan alat dan cek kabel
- Persiapkan pet elektroda
- Persiapan pasien
Persiapan Pasien
- Kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotsion, krim
- Periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi
- Jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg
baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.
Pelaksanaan Terapi:
- Tekan tombol ON / OFF.
- Atur / pilih arus yang akan digunakan.
- Durasi pulsa >150 mikrodetik.
- Frekuensi 150 Hz.
- Lama terapi 10 sampai 15 menit.
- Arus intensitas.
- Setelah selasai matikan alat tekan tombol ON / OFF.
- Rapikan alat.
b. Latihan
1. Peregangan grup otot thenar & flexor dan ekstensor pada lengan
bawah
27
Posisi pasien duduk dengan tangan disanggah dengan bantal.
Lalukan 3 set 8-10 repetisi untuk masing-masing peregangan, durasi
latihan 15-20 detik. Frekuensi latihan 5 kali dalam seminggu.
2. Latihan eksentrik hammer curl dengan dan tanpa beban
Latihan eksentrik hammer curl dilakukan dengan beban
maupun tanpa beban. Pasien memulai latihan dengan tangan tanpa
membawa beban dalam posisi hammer curl. Pergelangan tangan
kemudian dibawa secara eksentrik dengan perlahan menurunkan
tangan ke posisi deviasi ulnar. Pasien kembali ke posisi awal
menggunakan tangan yang tidak terpengaruh kontralateral untuk
menghindari beban konsentris (radial deviasi). Latihan dilakukan
sebanyak 3 set 10-15 repetisi, dibantu dengan tangan satunya pada
saat deviasi radial. Frekuensi latihan 5 kali dalam semingggu.Beban
1 pon ditambahkan apabila toleransi fungsional pada 15 repetisi
tercapai.
3. Latihan eksentrik ekstensi dan abduksi ibu jari.
Latihan eksentrik ekstensi dan abduksi ibu jari menggunakan
karet elastis. Dosis latihan yaitu 2 set dengan 10-15 repetisi pada
tiap-tiap latihan. Latihan dilakukan dengan dibantu tangan satunya
pada fase gerakan konsentrik. Progres menuju 3 set 15 repetisi diberi
penambahan tahanan (resistance) apabila toleransi fungsional
tercapai.
4. Latihan eksentrik fleksi dan ekstensi pada wrist
Latihan eksentrik ini dilakukan dengan menggunakan
dumbell, dengan dosis 2 set 10-15 repetisi, frekuensi latihan 5 kali
dalam seminggu. Penambahan beban dilakukan ketika toleransi
fungsional pada 15 repetisi tercapai.
5. Latihan eksentrik pronasi dan supinasi lengan bawah dengan
theraband
Latihan eksentrik lengan bawah dengan menggunakan
theraband dilakukan dengan dosis 2 set 10-15 repetisi. Frekuensi
28
latihan 5 kali per minggu, Penambahan tahanan (resistance), ketika
toleransi fungsional pada 15 repetisi tercapai.
d. Edukasi
1. Pasien diminta melakukan latihan- latihan yang diberikan terapis
secara rutin
2. Pasien diminta tidak melakukan aktivitas yang memberi beban berat
pada tangan terlebih dahulu.
3. Pasien dapat menggunakan kompres dingin saat pergelangan
tangannya terasa sakit.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Fisioterapi selama 6 kali kepada pasien dengan
diagnosis De Quervain Syndrome, maka kesimpulan yang dapat kami berikan
adalah:
1. Problem pada De Quervain Syndrome sinistra pada kasus tersebut yaitu
nyeri tekan, nyeri gerak, serta terbatasnya kekuatan otot. Dari hal tersebut,
maka tujuan dari penatalaksanaan Fisioterapi yaitu mengurangi nyeri dan
meningkatkan kekuatan otot.
2. Intervensi Fisioterapi yang diberikan yaitu electro therapy berupa Ultra
Sound (US), TENS dan latihan pada ibu jari dan pergelangan tangan.
3. Pemberian gelombang Ultra Sound pada jaringan tubuh dapat
menimbulkan adanya peregangan akibat adanya perlengketan jaringan di
area tersebut. Oleh karena itu terjadi variasi tekanan yang menimbulkan
efek mekanik yang disebut efek mikromassage.
4. Terapi latihan yang diberikan pada pasien De Quervain Syndrome baik
secara pasif maupun aktif dapat melancarkan peredaran darah sehingga
zat-zat penimbul rasa nyeri dapat terbuang dan nyeri berkurang serta
menjaga kekuatan otot, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien
terutama kegiatan yang menggunakan pergelangan tangan.
3.2 Saran
Keberhasilan program Fisioterapi sangat dipengaruhi oleh adanya
kerjasama antara pasien, terapis, dan keluarga pasien serta mengikuti saran
dari dokter. Untuk mendukung lancarnya program fisioterapi yang telah
ditetapkan, maka diharapkan kepada pasien untuk:
1. Melaksanakan latihan-latihan di rumah secara rutin sesuai yang telah
diajarkan oleh terapis seperti latihan Thenar muscle group stretch,
perenggangan flexor dan ekstensor pada lengan bawah, latihan eksentrik
hammer curl apabila sudah lebih kuat menggunakan beban, latihan
30
eksentrik ekstensi dan abduksi ibu jari dengan menggunakan karet gelang,
latihan eksentrik fleksi dan ekstensi pada wrist dengan menggunakan
dumble apabila pasien sudah mampu dengan beban, latihan eksentrik
pronasi dan supinasi lengan bawah dengan theraband.
2. Saat di rumah, pasien merasa nyeri itu muncul, pasien dapat menggunakan
kompres dingin untuk mengurangi nyeri tersebut.
3. Mengurangi aktivitas di rumah yang terlalu membebani pergelangan
tangan dan ibu jari pasien.
4. Jika pekerjaan seorang pasien dituntut untuk menggerakan pergelangan
tangannya secara terus-menerus, maka edukasi yang diberikan adalah
memberi splint atau elastic bandage atau NMS tapping selama
pergelangan tangannya bergerak saat melakukan pekerjaannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Kutsumi, Keiji et. al. 2005. Finkelstein’s Test: A Biomechanical Analysis. The
Journal of Hand Surgery, 30(1), 130-135.
Pal, Sajjan et. al. 2018. De Quervain’s Tenosynovitis in Weight Lifter: A Case
Report. International Journal of Health Sciences and Research.
32
Virzi, Alison. 2010. Positioning Techiques to Reduce the Occurrence of
DeQuervain’s Tendonitis in Nursing Mothers. Pages 9.
33