0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
165 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus manajemen fisioterapi tennis elbow pada seorang perempuan berusia 26 tahun. Pasien mengeluhkan nyeri pada siku kanan setelah melakukan pekerjaan rumah tangga. Pemeriksaan fisik menemukan keterbatasan gerakan siku dan pergelangan tangan kanan serta nyeri pada beberapa tes spesifik. Diagnosa awal tennis elbow ditetapkan berdasarkan gejala dan temuan pemeriksaan.
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus manajemen fisioterapi tennis elbow pada seorang perempuan berusia 26 tahun. Pasien mengeluhkan nyeri pada siku kanan setelah melakukan pekerjaan rumah tangga. Pemeriksaan fisik menemukan keterbatasan gerakan siku dan pergelangan tangan kanan serta nyeri pada beberapa tes spesifik. Diagnosa awal tennis elbow ditetapkan berdasarkan gejala dan temuan pemeriksaan.
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus manajemen fisioterapi tennis elbow pada seorang perempuan berusia 26 tahun. Pasien mengeluhkan nyeri pada siku kanan setelah melakukan pekerjaan rumah tangga. Pemeriksaan fisik menemukan keterbatasan gerakan siku dan pergelangan tangan kanan serta nyeri pada beberapa tes spesifik. Diagnosa awal tennis elbow ditetapkan berdasarkan gejala dan temuan pemeriksaan.
Oleh : SARAH PRIYANKA P ( C 131 10 107 ) DIAN NOVITA M( C 131 10 004 ) GRESILIA TAMBING ( C 131 10 251) TRIANA KARNADIPA ( C 131 10 256) APRIANI ( C131 10 260) FADLIAH AMIRUDDIN ( C131 10 257) WILDA MARYADIN ( C131 10 263) KURNIA PUTRI UTAMI ( C 131 10 270)
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013
Anamnesis Nama : Gresilia T Umur : 26 th Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Telkomas Hobby : Bersepeda
C (chief of complain) Nyeri pada siku kanan bagian luar H (history taking) - Nyeri sejak kemarin - Rasa nyeri terasa pada siku bagian luar sebelah kanan. - Rasa nyeri timbul setelah mencuci baju. - Pas memeras pakaian untuk berjemur. Sebenarnya sudah lama nyeri tapi baru kemarin nyeri hebat sekali. - Rasa nyeri kadang terasa sampai tangan (nyeri menjalar). - Rasa nyeri bertambah saat tangan dibengkokkan (dorsal fleksi). - Pasien belum ke dokter. - Pasien belum melakukan pemeriksaan lab. - Pasien merasa stress setelah terkena penyakit, karena menjadi sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari. - Tidak ada keluhan lain.
A (asymmetric) - Vital sign - Inspeksi statis : a. posisi siku kanan pasien semi fleksi b. telapak tangan tergantung c. mimik pasien terlihat kesakitan - Inspeksi dinamis : pasien kurang mampu melakukan pekerjaan yang melibatkan tangan/siku kanan. - Observasi : a. Ada bengkak pada epicondylus lateral kanan, tetapi sangat kecil dan hampir tidak terlihat b. Warna sekitar epicondylus lateral kanan terlihat kemerahan - Palpasi : a. suhu di sekitar epicondylus lateral sebelah kanan terasa hangat daripada epicondylus lateral sebelah kiri b. terasa adanya udem pada lateral sebelah kanan, tetapi sangat kecil c. ada nyeri tekan terutama bagian epicondylus lateral - Pemeriksaan Gerak Fungsi Dasar (Aktif, Pasif dan TIMT) elbow dan wrist : a. Aktif Pada pemeriksaan siku gerakan aktif tidak dilakukan, karena gerakan tersebut tidak menambah informasi yang signifikan. b. Pasif 1. Fleksi elbow dextra (M. biceps brachii, M. brachialis, M. brachioradialis, M. pronator teres) Tidak nyeri ROM normal Pergerakan baik Tidak ada masalah pada elbow joint/ normal. 2. Ekstensi elbow dextra (M. triceps brachii, M. anconeus) Nyeri ROM terbatas Pergerakan kurang baik adanya kemungkinan cidera dan struktur kapsul bagian anterior, ligamen collateral bagien anterior atau tendon m. biceps brachii dan m. brachialis, serta capsular patern. 3. Pronasi elbow dextra (M. pronator teres, M. pronator quadratus) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. pronator teres, M. pronator quadrates normal.
4. Supinasi elbow dextra (M. supinator, M. biceps brachii) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. supinator, M. biceps brachii / normal
5. Fleksi wrist dextra (M. flexor carpi ulnaris, M. flexor carpi radialis, M. Palmaris longus, M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. flexor pollicis longus) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor carpi ulnaris, M. flexor carpi radialis, M. Palmaris longus, M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. flexor pollicis longus) normal.
6. Ekstensor wrist dextra (M. ekstensor carpi radialis longus, M. ekstensor carpi radialis brevis, M. ekstensor carpi ulnaris, M. ekstensor digitorum, M. extensor indicis, M. ekstensor digiti minimi, M. ekstensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. ekstensor carpi radialis longus, M. ekstensor carpi radialis brevis, M. ekstensor carpi ulnaris, M. ekstensor digitorum, M. extensor indicis, M. ekstensor digiti minimi, M. ekstensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis normal.
7. Ulnar deviasi wrist dextra (M. flexor carpi ulnaris, M. extensor carpi ulnaris) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor carpi ulnaris, M. extensor carpi ulnaris normal. 8. Radial deviasi wrist dextra (M. flexor carpi radialis, M. extensor carpi radialis longus, M. extensor carpi radialis brevis, M. abductor pollicis longus, M. extensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor carpi radialis, M. extensor carpi radialis longus, M. extensor carpi radialis brevis, M. abductor pollicis longus, M. extensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis normal. 9. Fleksi fingers dextra (M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. lumbricals, M. flexor digiti minimi brevis) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. lumbricals, M. flexor digiti minimi brevis normal. 10. Ekstensi fingers dextra (M. extensor digitorum, M. extensor digiti minimi, M. extensor indicis, M. interossei, M. lumbricals) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. extensor digitorum, M. extensor digiti minimi, M. extensor indicis, M. interossei, M. lumbricals normal.
c. TIMT 1. Fleksi elbow dextra (M. biceps brachii, M. brachialis, M. brachioradialis, M. pronator teres) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. biceps brachii, M. brachialis, M. brachioradialis, M. pronator teres normal. 2. Ekstensi elbow dextra (M. triceps brachii, M. anconeus) Nyeri ROM terbatas Pergerakan M. triceps brachii, M. anconeus noramal. 3. Pronasi elbow dextra (M. pronator teres, M. pronator quadratus) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. pronator teres, M. pronator quadrates normal. 4. Supinasi elbow dextra (M. supinator, M. biceps brachii) Nyeri ROM terbatas Pergerakan terbatas Kemungkinan M. supinator, M. biceps brachii ada gangguan 5. Fleksi wrist dextra (M. flexor carpi ulnaris, M. flexor carpi radialis, M. Palmaris longus, M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. flexor pollicis longus) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor carpi ulnaris, M. flexor carpi radialis, M. Palmaris longus, M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. flexor pollicis longus normal.
6. Ekstensor wrist dextra (M. ekstensor carpi radialis longus, M. ekstensor carpi radialis brevis, M. ekstensor carpi ulnaris, M. ekstensor digitorum, M. extensor indicis, M. ekstensor digiti minimi, M. ekstensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis) Nyeri ROM terbatas Pergerakan terbatas Kemungkinan M. ekstensor carpi radialis longus, M. ekstensor carpi radialis brevis, M. ekstensor carpi ulnaris, M. ekstensor digitorum, M. extensor indicis, M. ekstensor digiti minimi, M. ekstensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis mengalami gangguan
7. Ulnar deviasi wrist dextra (M. flexor carpi ulnaris, M. extensor carpi ulnaris) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor carpi ulnaris, M. extensor carpi ulnaris normal. 8. Radial deviasi wrist dextra (M. flexor carpi radialis, M. extensor carpi radialis longus, M. extensor carpi radialis brevis, M. abductor pollicis longus, M. extensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis) Nyeri ROM terbatas Pergerakan terbatas Kemungkinan M. flexor carpi radialis, M. extensor carpi radialis longus, M. extensor carpi radialis brevis, M. abductor pollicis longus, M. extensor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis mengalami gangguan
9. Fleksi fingers dextra (M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. lumbricals, M. flexor digiti minimi brevis) Tidak nyeri ROM tidak terbatas Pergerakan baik M. flexor digitorum superficialis, M. flexor digitorum profundus, M. lumbricals, M. flexor digiti minimi brevis normal.
10. Ekstensi fingers dextra (M. extensor digitorum, M. extensor digiti minimi, M. extensor indicis, M. interossei, M. lumbricals) Nyeri ROM terbatas Pergerakan terbatas Kemungkinan M. extensor digitorum, M. extensor digiti minimi, M. extensor indicis, M. interossei, M. lumbricals mengalami gangguan.
R (restrictive) - Keterbatasan ROM wrist kanan - Keterbatasan gerak fungsional wrist - Keterbatasan aktifitas olahraga - Keterbatsan ADL dan rekreasi
T (tissue impairment) Setelah pemeriksaan, maka ditemukan kemungkinan masalahnya: - Origo musculus Extensor Carpi Radialis Longus - Origo musculus Extensor Carpi Radialis Brevis S (specific test) - Visual Analogue Scale (VAS) a. Instrument : kertas VAS b. Posisi Pasien : duduk dan fokus c. Posisi Fts : berhadapan dengan pasien d. Prosedur : pasien diminta menunjuk garis sesuai tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien e. Interpretasi : 0-3 menyatakan nyeri ringan. 4-6 menyatakan nyeri sedang. 7-8 menyatakan nyeri berat. 9-10 menyatakan nyeri tak tertahankan.
- Cozens test a. Instrument : b. Posisi Pasien : duduk dan relax c. Posisi Fts : berhadapan dengan pasien, dengan tangan fiksator pada elbow dan tangan yang memberi tahanan pada wrist d. Prosedur : pasien diminta melakukan gerakan pronasi elbow dan diekstensikan. Kemudian melakukan gerakan radial deviasi melawan tahanan. e. Interpretasi : positif jika ada nyeri
- Mill test a. Instrument : b. Posisi Pasien : duduk dan relax c. Posisi Fts : satu tangan fisioterapis pada lateral epicondylus dan tangan yang lain memegang wrist pasien d. Prosedur : fisioterapis secara pasif mempronasikan elbow pasien sekaligus memfleksikan wrist secara full. Kemudian elbow diekstensikan. Pada saat yang sama, fisioterapis mempalpasi epicondylus lateral. e. Interpretasi : positif jika ada nyeri
- V test a. Instrument : b. Posisi pasien : duduk atau tidur. Elbow diekstensikan. c. Posisi Fts : berhadapan dengan pasien d. Prosedur : pasien diminta mengekstensikan phalang 2 dan 3. Sedangkan phalang 1, 4 dan 5 dalam posisi fleksi. Kemudian pasien diminta untuk melawan tahanan yang diberikan pada phalang 2 dan 3 saat gerakan ekstensi. e. Interpretasi : jika nyeri sangat terasa pada phalang 2, artinya lesi terjadi pada M. extensor carpi radialis longus. Tetapi jika nyeri sangat terasa pada phalang 3, artinya lesi terjadi pada M. extensor carpi radialis brevis. Diagnosis FT Gangguan gerak dan fungsi gerak elbow dekstra dan wrist dextra akibat Tennis Elbow sehari yang lalu Problematik FT a. Primer : nyeri b. Sekunder : keterbatasan ROM wrist and hand c. Kompleks : gangguan ADL dan gangguan aktifitas profesi olahraga
Intervensi FT Hari I Problem Modalitas terpilih Dosis Clinical Reasoning Nyeri R (rest)
I (ice)
Diistirahatkan
F : 3-4 x sehari I : 3 menit kontak langsung dan 2 menit angkat dilakukan 3-4x T : kontak langsung T : 9-10 menit kontak langsung
Jaringan diistirahatkan untuk menghentikan aktivitas jaringan yang tadinya mengalami overuse, sehingga memberikan waktu bagi jaringan untuk memberikan kesempatan bagi jaringan untuk menginisiasi proses regenerasi jaringan otot.
Kompres es pada area imflamasi menyebabkan vasokontriksi jaringan sehingga aliran darah ke area oedema terhambat sehingga oedema tidak bertambah. Sensasi dingin menurunkan eksitabilitas free ending node sebagai saraf sensorik nyeri sehingga kepekaan terhadap rangsang nyeri menurun
C (compression)
E (elevation)
Aplikasi dengan Elastic Bandage atau Taping Kasar
Elbow diposisikan lebih tinggi dari posisi jantung
Tidak terlalu diperlukan, karena oedema pada tennis elbow biasanya kecil
Untuk memanfaatkan gaya gravitasi untuk mempercepat aliran darah balik ke jantung Mempercepat proses penyembuhan US F : 3 x seminggu I : 0.4-0.5W/cm2 T : kontak langsung T : 6 menit Kekuatan mekanik dari US akan memberi efek Micromassage yang menyebabkan gerakan- gerakan bebas dari molekul- molekul dalam jaringan tubuh. Perlakuan ini memperlebar pori-pori membran jaringan (meningkatkan permeabilitas jaringan) sehingga zat-zat dan nutrisi yang bermanfaat untuk proses penyembuhan dengan mudah masuk ke jaringan sehingga proses penyembuhan dapat dipercepat.
Setelah 4-5 hari Problem Modalitas terpilih Dosis Clinical Reasoning Nyeri Interferensi F: 4 x seminggu I : 30 mA T: co planar T: 15 menit Arus Interferensi berupa rasa tusuk-tusuk, merangsang saraf sensorik bermielin tebal (II dan IIIa) untuk menurunkan nyeri
Mencegah adhesive Friction massage F : 4 x seminggu I : 10 x pegulangan T : deep transversal T: 60 secon Immobilisasi akibat nyeri akan menyebabkan matrix antara tendon dan selubung tendon menyempit dan lama kelamaan akan membentuk cross-link abnormal yang kemudian akan mengurangi ekstensibilitas jaringan . ini dikenal dengan adhesi. Friction akan memberi efek Micro Tissue Damage pada jaringan adhesif. Perlakuan ini merusak jaringan adhesif dan memacu proses remodelling jaringan. Sehingga jaringan dapat menuju ke perbaikan yang normal Kelemahan otot Exercise F : 4 x seminggu I : 4x8 hitungan dengan 5x repetisi T : Active strengthening T : 15 menit Pada active sthrengthening, saraf dan otot bekerja. Saraf mengaktifkan otot-otot yang inaktif (lemah) akibat immobilisasi. Sinyal saraf menrangsang muscle spindle yang merupakan reseptor sensorik di muscle belly yang bila dirangsang akan meningkatkan tonus otot, sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot
Keterbatasan ADL ADL exercise F : 4 x seminggu I : 4 x 8 hitungan dengan 5x repetisi T : PNF T : 5 menit PNF mengaktifkan saraf di otak untuk kembali mengenal gerakan fungsional yang tadinya terganggu akibat nyeri.
Evaluasi - kemajuan hasil terapi - efektifitas latihan dan modalitas yang diberikan - dosis latihan Modifikasi intervensi - modalitas - parameter - dosis Re-evaluasi intervensi Melakukan intervensi ulang sesuai dengan hasil modifikasi Dokumentasi - mencatat semua keadaan umum dan khusus dari pasien - kemajuan hasil terapi setiap pertemuan - modalitas dan dosis yang diberikan Kemitraan bermitra dengan profesi kesehatan lain untuk mempercepat proses penyembuhan : - dokter spesialis olahraga - fisioterapis lain - perawat - apoteker - nutrisionis