PENDAHULUAN
gejala karena penekanan pada saraf spinal yang sering diakibatkan oleh proses
degenerasi pada vertebrae dan discus intervertebralis pada daerah leher. Kondisi
ini sering diakibatkan oleh spondylosis cervicalis atau osteoartritis yang terjadi
spinalis pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun (Agung susilo, 2010).
tanpa adanya nyeri radikuler dan defisit neurologis, 2. Nyeri cervical yang diikuti
dengan nyeri radikuler dan defisit neurologis. Untuk gejala utama dan kedua
Pada nyeri cervical tanpa adanya nyeri radikuler atau defisit neurologis kadang
tidak jelas adanya keterlibatan radiks cervical dan tidak jelas batasan kriteria
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
1
Mengetahui pemberian SWD dan US dapat mengurangi nyeri pada
dan melatih control otot, menjaga serta meningkatkan LGS pada penderita
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
a. Vertebrae Cervical
juga lumbal. Ini semua berkaitan dengan fungsinya yang memang berbeda.
Vertebrae cervical relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan vertebrae lumbal,
begitu juga dengan discus intervertebralenya yang memiliki ukuran lebih kecil.
Gerakan pada cervical lebih luas serta sudut facet sendinya lebih kearah
b. Kinesiologi
sampai dengan C8. Pada daerah cervical sendiri terdapat dua plexus yakni plexus
3
cervicalis (C1-C4) dan plexus brachialis (C4-T1). Masing-masing memiliki
sternocleidomastoideus, diafrgma
brachioradialis, diafragma
C6 Bagian samping lengan atas dan lengan bawah, Biceps, brachialis, brachoradialis,
triceps
C7 Posterolateral lengan atas dan lengan bawah, Triceps, latissimus dorsi, pronator teres,
flexor carpi radialis, extensor carpi
jari tengah
ulnaris, extensor digitorum, abductor
pollicis longus, extensor pollicis brevis
and longus, extensor indicis
C8 Medial lengan atas dan lengan bawah, jari Flexor digitorum superficialis,
4
T1 Axilla dan pectoral, medial lengan atas, Adductor pollicis, abductor pollicis
c. Biomekanik leher
mempertahankan posisi kepala dan untuk stabilitas dan mobilitas. Gerakan fleksi
dan C2. Semua itu dikendalikan oleh otot-otot suboccipital dan ligamentum
oleh uncovertebral. Bentuk dari corpus yang lebih lebar pada arah lateral
susilo, 2010).
Range of Motion (R.O.M.) adalah luas gerak yang bisa dilakukan oleh
suatu sendi dengan seluruh kekuatan. Tiap sendi memiliki R.O.M. yang berbeda-
beda yang diukur menggunakan goniometer. Pada bagian cervical R.O.M normal
pada fleksi adalah 70°. Pada ekstensi 40°. Pada lateral bending 60°. Dan
hyoid.
5
a. Otot Prevertebralis Cervical
Otot prevertebralis terdiri atas otot longus colli dan longus capitis, serta
otot rectus capitis anterior dan otot rectus capitis lateralis. Otot longus colli dan
longus capitis berjalan vertikal ke atas di depan vertebra, longus colli berasal dari
3 thoracal bagian atas sampai pada C1 (atlas) dan longus capitis berasal dari
Otot ini di kenal juga sebagai otot yang berbentuk tali. Otot hyoid adalah
otot-otot bagian anterior yang kecil pada regio cervical. Otot ini terdiri atas otot
Otot Hyoid berperan di dalam gerak fleksi kepala dan leher. Otot tersebut
cervicis, group otot suboccipitalis, erector spine, serta otot semispinalis cervicis
dan capitis.
Kedua otot ini terdiri atas ikatan serabut paralel, berjalan keluar dan keatas
lebih kearah lateral. Otot splenius capitis jauh lebih besar daripada splenius
cervicis.
Group otot ini terdiri dari 4 otot yang pendek yang terletak pada bagian
belakang bawah dari tengkorak (os occipital) dan 2 vertebra bagian atas. Group
otot ini mencakup obliques capitis superior dan inferior, serta rectus capitis
6
posterior major dan minor.
Otot ini dikenal sebagai massa otot yang besar dan terbagi ke dalam 3
cabang yaitu otot iliocostalis, longissimus, dan otot spinalis. Khusus regio cervical
hanya terdapat otot iliocostalis dan otot longissimus. Otot iliocostalis terdiri dari
bagian lumbal, thoracal dan cervical. Pada regio cervical, otot iliocostalis cervicis
dengan nama iliocostalis thoracal. Otot longisimus terdiri dari 3 bagian yang
Longissimus cervicis adalah otot yang kecil dan terletak agak dekat dengan spine
melekat dari processus transversus vertebra thoracal atas sampai pada proseccus
transversus vertebra cervical bawah. Longissimus capitis adalah otot yang tipis
dan melekat dari vertebra cervical pada 2/3 bagian bawah cervical, kemudian
Otot ini terletak dekat dengan vertebra pada bagian dalam dari erector
spine. Bagian thoracal dan cervical terdiri dari bundel-bundel serabut otot yang
kecil yang berjalan kearah medial dan keatas sampai beberapa processus vertebra
bagian atas dan berjalan sedikit ke medial, tetapi bundel-bundel serabutnya pada
7
a. Otot Scalenus Anterior, Posterior dan Medius
Ketiga otot ini berjalan diagonal ke atas dari sisi 2 costa atas sampai
processus transversus vertebra cervical. Aksi ketiga otot secara bersamaan pada
kedua sisi akan menghasilkan fleksi cervical, dan aksi ketiga otot pada satu sisi
akan menghasilkan lateral fleksi leher. Ketiga otot ini dapat dipalpasi pada sisi
Otot ini terdiri dari 2 caput, satu caput dari puncak sternum dan satu caput
lainnya dari puncak clavicula sekitar dua inchi ke lateral dari costa satu. Kedua
caput otot ini menyatu dan melekat pada tulang tengkorak tepat dibawah dan
a. Pengertian
jebakan pada saraf spinal yang disebabkan karena proses degenerasi pada
sebab, salah satunya trauma. Selain itu bisa diakibatkan juga karena terdapat
b. Patologi
8
fleksibilitas dan gerakan daerah servikal menjadi kaku.
c. Etiologi
d. Insidensi
Cervical Root Syndrome sering didapatkan pada orang yang berusia lebih
dari 55 tahun. Meskipun memiliki insidensi yang tinggi dan terlihat pada
pemeriksaan radiologis, tapi penyakit ini kadang tidak menunjukkan gejala atau
keluhan Penderita Cervical Root Syndrome ini sendiri diperkirakan antara 85 per
100.000 orang di Amerika Serikat Sedangkan dari data internasional pada tahun
e. Faktor Predisposisi
1) Umur
2) Jenis Kelamin
9
proses degenerasi bila dibandingkan dengan perempuan. Pada laki-
(Regan, 2010)
3) Genetik
4) Trauma
proses “wear and tear”, yaitu proses penggunaan sendi terus menerus
5) Pekerjaan
mengangkat beban berat pada kuli dan gerakan berlebihan pada penari
penjahit pakaian.
1) Nyeri Leher
10
Rasa nyeri sendiri biasanya bersifat kronik dan dihubungkan dengan
Terkadang rasa nyeri menjalar ke bahu atau lengan atas dan juga bisa
3) Gejala Radikuler
iritasi oleh synovitis dari facet sendiri dan biasanya bersifat unilateral.
4) Parese
5) Gejala-gejala lain
g. Diagnosa Banding
Banyak kondisi yang dapat menimbulkan nyeri leher dan bahu serta rasa
11
Pulposus (HNP), Degeneratif joint Disk (spondilosis) dan neuritis medianus.
Dengan mengetahui riwayat penyakit yang jelas, pemeriksaan spesifik dan foto
Rontgen yang jelas maka dapat ditentukan diagnosis yang tepat (Prananda
Septivanda, 2015)
h. Pemeriksaan Penunjang
apofiseal intervertebrae.
kartilago artikuler dan memungkinkan permukaan tulang mendekat satu sama lain
i. Proses Fisioterapi
1. Pemeriksaan Fisik
mengalami peradangan.
12
2) Spasme pada otot-otot leher.
1) Tes Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi
leher diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian berikan
tekanan ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler
ke arah ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala. Pemeriksaan ini sangat
spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya radikulopati servikal. Pada
pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat dilakukan distraksi servikal
secara manual dengan cara pasien dalam posisi supinasi kemudian dilakukan
distraksi leher secara perlahan. Hasil dinyatakan positif apabila nyeri servikal
berkurang.
13
Gambar Tes Provokasi
diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks syaraf. Hal ini dapat diperlihatkan bila
kecurigaan iritasi radiks syaraf lebih memberikan gejala dengan tes kompresi
3) Tindakan Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak
intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini sesuai dengan
tekanan intratekal menurut Valsava ini adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia
menahan nafasnya. Hasil positif bila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di
j. Diagnosa Fisioterapi
berikut:
1. Impairment
Adanya nyeri berupa nyeri diam, nyeri tekan pada kedua otot
dan nyeri gerak pada gerakan ekstensi cervical, lateral fleksi kiri
cervical, dan rotasi kiri cervical. Adanya spasme otot upper trapezius sisi
2. Functional limitation
nyeri yaitu Verbal Rating Scale (VRS), Visual Analogue Scala (VAS), dan
16
BAB III
Penatalaksanaan Fisioterapi
`1) Edukasi
4) Traksi leher
Traksi leher dengan posisi supine dengan sudut leher, beban dan
durasi dari traksi disesuaikan toleransi dan respon dari pasien. Tujuan dari
cervical biasa diberikan terapi dengan beban 10-20 lbs yang dilakukan 2-3
17
5) Cervical collar
bila sudah akan melepas collar. Rigid collar lebih restriktif, biasa
kaku digunakan setelah operasi atau fraktur cervical yang tidak stabil dan
6) Terapi modalitas
7) Terapi latihan
18
pengawasan dan direncanakan oleh seorang dokter dan mempunyai tujuan
1. Terapi Latihan
dan keterbatasan ruang sendi akibat dari penekanan radix saraf. Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya kelemahan otot yang berujung pada postur yang buruk.
Postur yang buruk akan memperberat perjalanan penyakit ini. (Regan, 2010)
(1) Fleksi
19
Pasien menekan dengan tangan pada sisi lateral
gerakan.
(4) Rotasi
beberapa kali. Posisi pasien duduk dengan leher tergantung secara rileks pada
20
Gerakan searah maupun berlawanan jarum jam harus digerakkan karena
membantu dalam latihan postur yang benar. Sendi harus digerakkan secara
c) Latihan postur
beban yang berlebih pada leher. Postur yang dimaksud salah satunya adalah
forward-head posture. Postur yang tidak tepat ini juga berpengaruh pada
susilo, 2010).
edukasi :
(3) Perbaiki lingkungan pekerjaan penderita seperti kursi dan meja yang
2. Terapi Modalitas
darah, menurunkan kontraksi otot. SWD juga akan menurunkan rasa nyeri,
21
SWD diberikan pada inflamasi kronik, dan biasanya mulai
(Malanga, 2010)
d. Indikasi
Indikasi SWD baik continuos SWD maupun pulsed SWD adalah kondisi-
e.Kontraindikasi
Kontraindikasi dari continuos SWD adalah pemasangan besi pada tulang,
tumor atau kanker, pacemaker pada jantung, tuberkulosis pada sendi, RA pada
sendi, kondisi menstruasi dan kehamilan, regio mata (kontak lens) dan testis.
b. US (Ultrasound)
mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang
Efek Ultrasound
1) Efek Mekanik
terapeutik yang sangat penting karena hampir semua efek ini sangat
22
diharapkan sehingga pada daerah micro tissue damage baru yang memacu
2) Efek Panas
yang hangat. Panas yang ditimbulkan oleh jaringan tidak sama tergantung
mendapatkan panas adalah jaringan “interface” yaitu antara kulit dan otot
sebuah model jaringan otot. Jadi tanpa adanya efek regulasi dari sirkulasi
darah.
3) Efek Biologis
2) Rileksasi Otot
5) Mengurangi Nyeri
3) Fraktur
23
1) Mata (2) Jantung (3) Uterus pada wanita hamil (4) Epiphysela plates
24
BAB IV
A. Kesimpulan
syndrome dengan pemberian SWD, TENS, IR dan Terapi Latihan diperoleh hasil
syndrome..
B. Saran
larangan yang telah dijelaskan oleh terapis, dan rajin melakukan latihan dirumah
pemberian edukasi yang benar dan mengevaluasi hasil terapi yang rutin agar
terapi. Dalam hal ini terapi latihan atau terapi yang telah ditentukan.
25
26