Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Profil Koni
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dibentuk oleh Induk Organisasi
Olahraga (31 Desember 1966) dengan Ketua Sri Sultan Hamengbuwono IX. KONI
adalah badan mandiri dan non pemerintah, artinya kegiatan olahraga kembali kepada
masyarakat. KONI sebagai mitra membantu pemerintah dibidang olahraga. KONI
tidak dikendalikan kelompok kekuasaan dan bebas dari kepentingan politik.

Visi dan Misi KONI, yaitu:


VISI

: Menjadikan Koni Sebagai Organisasi Yang Independen Dan Profesional,


Untuk Membangun Prestasi Olahraga Nasional, Guna Mengangkat Harkat
Dan Martabat Bangsa Indonesia.

MISI

: Meningkatkan Prestasi Olahraga Indonesia, Melalui Pembinaan Organisasi


Dan Peningkatan Sumber Daya Olahraga Yang Efektif, Penggunaan Sport
Science & Technology, Serta Membangun Karakter Olahragawan Guna
Menciptakan Atlet Yang Berprestasi Di Tingkat Daerah, Nasional Dan
Internasional.

KONI memiliki tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan


pembinaan dan peningkatan prestasi Atlet, kinerja Wasit, Pelatih dan Manajer,guna
mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut
memperkokoh persatuan dan kesatuan dan ketahanan nasional dalam rangka
mengangkat harkat serta martabat Indonesia.
B. Tinjauan Umum Cabang-cabang Olahraga
1. Sepak Takraw
Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti
gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki di depan
atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang
bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepak takraw
adalah sepak raga yang telah dimodifikasikan untuk menjadikannya sebagai suatu
permainan yang kompetitif. Sedangkan menurut ahli lain mengatakan sepak
takraw adalah menyepak bola dengan samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau
bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang pemain (Sanafiah, 1992).
Dalam permainan sepak takraw, dimainkan oleh dua regu yang masingmasing pihak terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu satu orang dari tiga pemain ini
berdiri di belakang yang dinamakan Tekong, dua orang pemain depan, di kiri
dinamakan Apit Kiri yang di kanan Apit Kanan. Tekong yang melakukan sepakan
permulaan (service) dan mengawal bahagian belakang gelanggang. Apit Kiri dan
Apit Kanan mengawal bahagian depan gelanggang dan memikul tugas utama

mematikan bola di gelanggang lawan. Tiap regu akan bertukar tempat setiap
berakhir set.
Tangan adalah bagian tubuh yang tidak boleh tersentuh bola, dan bagian
tubuh yang terutama digunakan untuk menyentuh bola adalah kaki dan kepala.
Tujuan dari setiap regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga
dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran.
1). Teknik Permainan Sepak Takraw
a) Sepak Mula (Servis)
Sepak Mula (Servis) adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong ke
arah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan. suatu gerak
kerja yang penting dalam permainan sepak takraw, karena point
dapat dibuat oleh regu yang melakukan servis. Tujuan suatu servis
hendaklah dipusatkan kepada pengacuan permainan atau pertahanan
lawan sehingga kita dapat mengatur serangan yang mematikan dan
sulit menerima bola oleh lawan.

b) Smash
Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan untuk
mencapai usaha dalam kemenangan. Tujuannya adalah
mendapatkan point dari pihak lawan dan mematikan permainan
lawan.

c) Block (Menahan)
Block atau menahan adalah salah satu dari beberapa cara gerak kerja
bertahan untuk menghalangi serangan dari lawan yang melakukan
smsh. Tujuannya adalah menggagalkan serangan dari lawan untuk
mendapatkan angka.

2. Renang
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam
berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu,
gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang
adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak
penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Macam-macam Gaya dalam Olahraga Renang
a. Renang Gaya Bebas

b.

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan


air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan
gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian
dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya
bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan
saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan
kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa
memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang
lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh
melaju lebih cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar
tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam
berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga
gerakan dalam gaya bebas bisa digunakan oleh beberapa orang, baik yang
sudah terlatih maupun para pemula.
Renang Gaya Punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi


punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air
sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat
melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang
memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya
bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah
tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan
mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil
atau membuang napas dengan mulut atau hidung.
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas,
gaya dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok
start, perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang
menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi
pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara
kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak
zaman kuno. Pertama kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya
punggung merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya
bebas.

c.

Renang Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang
dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan
secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum
diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan
menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau
lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung
sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika
kepala berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya
berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula
yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari
koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar
dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan
kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu
dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam
gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi
teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.

d.

Renang Gaya Dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang


rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu
yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang
dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya
bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki
menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan.
Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar
badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak

sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika


mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau
dua kali gerakan tangan-kaki.
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau
gaya bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi
Renang Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling
lambat.
2. Voli
Bola voli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh
dua regu yang dipisahkan dengan net. Permainan ini dimainkan diatas lapangan
berbentuk empat persegi panjang dan permainan ini dapat dimainkan di dalam
ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua regu
yang saling berhadapan, dan setiap regu terdiri dari 6 orang
a. Servis
Pengertian servis bola voli adalah : sajian pertama dalam permainan
bola voli untuk mengawali permainan dan ini tidak kalah pentingnya karna
tanpa servis masuk sebuah tim tidak bisa mendapatkan poin karena sistem
pertandingan yang dipake sekarang adalah rally point. Servis bisa dibagi
menjadi servis atas dan servis bawah servis atas antara lain : underhand serve,
tennis serve, float serve dan change-up serve.

b. Passing
Passing bola voli adalah gerakan mengumpan bola kepada teman atau
mengembalikan bola lawan. sedangkan pasing sendiri dibagi menjadi dua
bagian yaitu : pasing atas / set up dan pasing bawah.

c. Smash
Smash bola voli adalah pukulan keras yang bertujuan untuk
mematahkan serangan dan menghasilkan poin. ketika melihat smsah yang
keras pasti pecinta bola voli akan sangat pengen bisa meniru, maka dari itu
kalian harus benar-benar tahu cara latihan yang benar dan hal apa saja yang
perlu dilakukan dan tak kalah penting adalah cara melakukan dengan benar.
untuk itu nanti akan saya bahas dalam posting saya berikutnya.

d. Block
Pengertian block dalam permainan bola voli adalah sebuah usaha
membendung serangan lawan yang berupa smash agar tidak menghasilkan
point.

4. Anggar
Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan
senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong,
menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan
keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian
lebih spesifik, anggaran adalah satu satu cabang olahraga yang
diajarkan di sekolah - sekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih
keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi
salah satu olahraga resmi di Olimpiade.
Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari
Bahasa Perancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti
"bersiap". Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar
dimulai, untuk memberi perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam
bahasa Perancis sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun
kita menganggap anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai
senjata, sebagai sarana pendidikan atau pun olahraga, ternyata anggar
mempunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang. Kemampuan
teknis, catatan pencapaian yang cukup panjang, di luar hal - hal
tersebut adalah nilai - nilai yang terkandung dalam permainan anggar
sendiri hingga kini masih diajarkan melalui praktik olahraga itu
sendiri.

Cara Bermain
Tiga jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang
Olimpiade: foil, epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14x1.5
meter. Dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus, para pemain
dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi
jika terkena tusukan. Dalam setiap pertandingan digunakan sistem
eleminasi langsung. Sebuah tim akan terdiri dari 3 pemain dan masing
- masing akan berduel dengan anggota tim lawan.
Teknik dasar anggar

5. Karate
Karate ( ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni
bela diri ini pertama kali disebut "Tote yang berarti seperti Tangan
China. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada
saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote:Tangan China) dalam kanji Jepang
menjadi karate (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh
masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama
adalah Kara dan berarti kosong. Dan yang kedua, te ,
berarti tangan'. Yang dua kanji bersama artinya tangan kosong
(pinyin: kongshou).
Latihan dasar karete terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik
memukul, menendang, dan menangkis. Teknik Kihon berupa
tendangan dan pukulan saja (sabuk putih). Bila telah masuk kek
sabuk cokelat, diajarkan teknik membanting dan dibanting. Jika
telah masuk ke sabuk hitam dianggap sudah menguasai Kihon.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate. Dalam Kata diajarkan
cara-cara bertarung yang baik dan benar.Setiap gerakan dan
oernafasan akan berbeda-beda dalam setiap Kata
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparringI. Sebelum melakukan
teknik kumite terlebih dahulu memasuki sabuk itngkat lanjut
seperti sabuk biru atau di atasnya. Ada dua jenis Kumite yang
biasa dilakukan dalam karate yaitu Kumite Shiai dan
Goshinjutsu. Shiai hanya boleh melakukan teknik-teknik terbatas
untuk latihan sedangkan Goshinjutsu dapat melakukan teknik
apapun yang akan digunakan untuk bertanding.
Biomekanik
Dalam olahraga karate gerakan menangkis, memukul dan
menendang merupakan gerakan yang sering dilakukan. Pada saat
menangkis atau memukul terjadi gerakan ekstensi elbow joint dan
fleksi/abduksi shoulder joint, sedangkan ketika menendang knee joint
ekstensi dan fleksi/abduksi pada hip joint. Gerakan gerakan tersebut
dilakukan secara cepat dan tepat sehingga membutuhkan daya ledak
otot (power) yang tinggi.

6. Judo
Judo (bahasa Jepang: ) adalah seni bela diri, olahraga, dan
filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela
diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni
bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun
senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro
() pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela
diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua.
Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan
sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang
olahraga resmi Olimpiade.

Posisi tubuh dalam judo


Posisi tubuh yang benar merupakan bagian yang penting di dalam
judo.
Posisi duduk

Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik ke


belakang, lalu lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari
kaki kiri tadinya berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki
kanan, dan kedua kaki pada saat ini harus bersangga pada jari kaki
dan lutut. Kemudian luruskan jari kaki sejajar dengan lantai dan
pantat diletakkan di atas pangkal kaki. Letakkan kedua tangan di
atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri, lakukan prosedur
yang sama dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke
depan sampai kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari
tangan menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama
beberapa saat, kemudian kembali ke posisi bersila.
Posisi berdiri
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki
didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan
telapak tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama
beberapa saat, kemudian kembali ke posisi berdiri.
Posisi alami (shizen tai) Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam
posisi natural dengan berat badan yang dibagi sama rata di kedua
kaki. Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah postur dasar dan
alami judo.
Posisi berdiri
Posisi bertahan (jigo tai) Dari posisi alami, kaki dibuka lebih
lebar, lutut ditekuk agar pusat gravitasi tubuh lebih turun.
Melangkah (suri ashi) Cara berjalan di dalam judo dengan cara
telapak kaki menyusuri lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan
langkahnya sama rata dan pusat gravitasi tetap di posisi yang sama
agar dapat bergerak lincah ke segala arah.
Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki
melewati satu sama lain ketika berjalan
Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki
kedua yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama
Posisi jatuh dan berguling
Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri
sendiri ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi
ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
Jatuh ke belakang (ushiro ukemi) Kaki disatukan dan tangan
juga disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan lurus di
samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan
jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu
ke tubuh.

Jatuh ke samping (yoko ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan


diri ke belakang, angkat kedua kaki satu persatu, kemudian angkat
kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke kanan (atau kiri) matras
dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh lantai.
Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau
kiri).
Jatuh ke depan (mae ukemi) Jatuhkan diri ke depan dengan
kedua telapak tangan di depan muka, sikut ditekuk. Jatuh
tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan,
otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua
tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
Berguling ke depan (mae mawari ukemi) Berguna pada saat
dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan
telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian
dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke
belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai
dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya
menyentuh lantai secara bersamaan.
7. Selancar Angin
Selancar Angin atau sailboarding adalah olahraga permukaan
air yang memadukan unsur-unsur berselancar dan berlayar . Olahraga
ini dilakukan dengan sebuah papan berukuran dua sampai empat
meter panjang dan rig.
Selancar
angin
adalah
satu
olahraga
air
yang
mengkombinasikan elemen surfing dan berlayar. Untuk memainkan
selancar angin, pemain membutuhkan papan selancar dengan panjang
dua sampai tiga meter. Layar berukuran 2,5 meter persegi sampai 12
meter persegi (tergantung kondisi) serta keahlian seorang pelaut dan
peselancar.

8. Taekwondo

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah


olah raga bela diri Korea yang paling populer dan juga merupakan
olah raga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak
dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara


berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan
tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan
menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk
melumpuhlan lawan dari kejauhan.
Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat,
depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan;
tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar,
skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa
tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang
menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada
umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
9. Basket
10. Bulutangkis
11. Sepak bola
C. Tinjauan umum cedera olahraga
Setiap orang pada waktu berolahraga selalu dihadapkan kemungkinan
datangnya cedera, dan cedera ini dapat menganggu aktivitas sehari-hari bahkan bisa
berakibat sangat fatal sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali selama
berminggu-minggu. Penyebab cedera olahraga adalah TRAUMA (ruda paksa)secara
langsung (mengenai pada jaringan lunak yaitu: kulit, otot, tendo dan ligament)
maupun tidak langsung (mengenai pada jaringan keras yaitu tulang).
Adapun cedera yang umum terjadi pada atlit yaitu:
1. Sprain
Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul
sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa

nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan


menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak
sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki.
Sprain atau keseleo adalah jenis cedera yang paling sering dialami oleh para
pemain sepak bola. Keseleo yang dialami mulai dari bagian pergelangan kaki, kaki
bagian bawah, hingga lutut merupakan bagian-bagian yang paling sering terjadi di
sepak bola, terutama bagian pergelangan dan medial collateral ligament (semacam
pengikat sendi tulang). Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang
cukup dan stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut.
Berikut ini adalah tingkatan cedera sprain:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya
beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan,
pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.Pada cedera ini tidak perlu
pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja
karena akan sembuh dengan sendirinya

b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih
separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri
tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat
menggerakkan persendian tersebut. kita harus memberikan tindakan
imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat
digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat
selama 3-6 minggu.

c) Sprain Tingkat III


Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehingga kedua ujungya terpisah.
Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam

persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat


gerakangerakan yang abnormal. Cedera tingkat ini harus dibawa ke rumah
sakit untuk dioperasi namun harus diberi pertolongan pertama terlebih dahulu.

2. Strain
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur
muskulo-tendinous (otot dan tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada
arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot
belum siap. Strains sering terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),
hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Cedera tertarik otot betis
juga kerap terjadi pada para pemain bola. Fleksibilitas otot yang baik bisa
menghindarkan diri dari cedera macam ini. Kuncinya adalah selalu melakukan
stretching setelah melakukan pemanasan, terutama pada bagian otot-otot yang rentan
tersebut.
Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara
otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak,
seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelari yang
mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak
ketika pelari dalam langkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa
nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain
kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan
atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai
hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang. Berat ringannya
sprain dan strain Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat
ringannya cidera.
- Derajat I (ringan) berupa beberapa stretching atau kerobekan ringan pada otot
atau ligament.
- Derajat II (sedang) berupa kerobekan parsial tetapi masih menyambung.
- Derajat III (berat) berupa kerobekan penuh pada otot dan ligament, yang
menghasilkan ketidakstabilan sendi.

Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan bengkak setelah 24
jam. Pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan pada
otot yang sobek, dan otot mengalami kejadian memar dan bengkak disekitar
persendian tulang yang terkena cedera, termasuk rubahan warna kulit terjadi
kemarthrosis atau pendarahan sendi. Nyeri pada persendian tulang, nyeri bila
anggota badan digerakkan fungsi persendian terganggu, dll.
Pencegahannya yaitu pada saat melakukan aktivitas olahraga memakai sepatu
yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama
aktivitas. Melakukan pemanasan (streching) sebelum melakukan aktivitas atletik,
serta latihan yang tidak berlebihan.
Pengobatan sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau
istirahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera,
elevasi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak
berkurang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah.
Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang (biasanya 7-10 hari untuk
cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat), gunakan tongkat penopang ketika
berjalan bila dibutuhkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh
dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi
latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II
terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera.
Dan derajat III biasanya dilakukan immobilisasi dan kemungkinan pembedahan
untuk mengembalikan fungsinya. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini
dengan professional medis. Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat
dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan
sembuh tanpa efek samping.
Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis.
Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan
perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek
samping.

Adapun jenis-jenis cedera yang dapat terjadi pada atlit berdasarkan regio,
yaitu:
a. Cedera Pada Dada
Cedera yang terjadi pada bagian dada terdiri dari beberapa macam cedera yaitu
: Starin dan Sprain dari otot, memar payudara, faktur tulang rusuk, faktur tulang
belakang, paru, pluera, jantung dan pembuluh darah.
Cedera otot dada biasanya terjadi Strain Otot otot Pectoralis Mayor dan
Minor dan Otot otot Intercostalis Interni yang sangat beperan untuk mengatur
proses inspirasi dan ekspirasi. Bila terjadi otot otot seperti ini, baik karena
hematoma dan strain akan mengganggu aliran udara yang masuk dan proses
pengembangan rangka dada, sehingga terjadi kesulitan bernafas karena ada
Obstruksi. Tentu saja bila tidak di berikan pertolongan akan mengakibatkan kematian
karena kesulitan bernafas.

b. Cedera Bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat
salah posisi dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang
salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada
bahu, otot terkilir, hingga tulang retak.
Cedera pada bagian bahu ini nampaknya mudah untuk menangani tetapi
seringkali sulit untuk sampai sembuh total, sehingga cedera seringkali berulang atau
bersifat Kronik. Hal ini sangat dimungkinkan karena struktur sendi bahu yang
memang sangat mobil.

Cabang yang seringkali mengalami cedera bahu adalah cabang olahraga :


-

Bulutangkis
Tennis
Renang
Olahraga lempar
Sepak bola
Rugby
Olahraga berlari
Olahraga Judo yang menyebabkan cedera dominan karena kelelahan atau Sidroma
Over Use
- Faktor traumatic karena tubrukan antar Atlet

1) Luksasio Artikulasio Humeri


Cedera pada sendi bahu seringkali terjadi kerna Over Use atau traumatic pada
beberapa cabang olahraga permainan dan berlari.
Tanda dari Luksasio Artikulasio Humeri adalah :
- Lengkungan bahu hilang
- Tidak dapat digerakkan
- Lengan atas sedikit abdukasi
- Lengan atas sedikit supinasi
Hal ini karena kepala sendi keluar dari mangkuknya secara separuh dan
menghalangi perputaran normal dari sendi.
Metode reposisi yang lazim dilakukan adalah :

a. Metode Stimson
Metode ini sangat baik, dalam arti mampu menyembuhkan hampir 100% dan
mudah dilakukan siapapun. Caranya : Atlet dibaringkan terkelungkupsambil bagian
lengannya yang mengalami luksasio menggantung bebas ke bawah kemudian
diberikan beban berat yang digantungkan pada lengan bawah dan pergelangan
tangan.
b. Metode Konservatif lainya
Metode konservatif yang biasa dilakukan dengan cara : Pasien dibaringkan
terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi yang lepas. Kaki penolong
menjulur lurus ke dada pasien, lengan yang lepas sendinya di tarik dengan kedua
tangan penolong dengan tenaga yang keras dan kuat, hingga berbunyi Klik.

2) Luksasi Akromio Klavikularis


Luksasi Akromio Klavikularis sering terjadi karena faktor traumatic (jatuh
dari pukulan) yang mengenai bagian ujung bahu. Jenis cedera ini sering dialami
oleh : penunggang kuda, rugby, dan sepak bola. Cedera ini terjadi karena robek
atau putusnya ligamentum korako klavikularis. Bila terputus maka akan terjadi
dislokasi total.
Gejala yang dapat kita pahami adalah : klavikula bagian akromion terangkat pada
saat diraba, pembengkakan, dan timbul nyeri yang berulang. Bila cedera tidak
segera ditangani, maka ujung Klabikula sukar untuk di raba.
Pertolongan pertama pada cedera subluksasi atau dislokasi ini:
a.

Diadakan immobilisasi dengan pengkatan agar klavikula melekat kembali


pada akromion dengan cara membuat ikatan (Stapping) yang melewati
pergelangan bahu sampai di bawah siku yang difleksikan. Strapping digunakan
selama 3 minggu. Dislokasi dilakukan 6-8 minggu.

b.

Jika strapping dilepas, maka lakukan latihan untuk menggerakan bahu dan
siku, sehingga otot dan ligamentum akan bersinegrasi untuk melakukan
gerakan yang normal.

c.

Bila gerakan normal sudah dapat dilakukan, maka latihan ditingkatkan dengan
menggunakan beban yang sangat ringan, untuk memberikan rangsang kepada
otot otot Supinator, Fleksor dan pectroralis mayor untuk mampu
berkontraksi secara maksimal.

c. Cedera Pada Tulang Belakang


Jenis cedera pada tulang belakang pada umumnya dalam bentuk fraktur
kolumna vertebralis. Kondisi ini banyak terjadi karena terpeleset jatuh dalam keadaan

berdiri, atau karena mengangkat beban berat secara mendadak, tanpa adanya upaya
memfiksir sendi bahu dan sendi tulang belakang yang baik. Jenis cedera ini terjadi
pada cabang olahraga : Berlari, judo, silat atau kempo.

Gambar 2.22 Anatomi vertebra

Gejala yang dapat ditandai adalah :


a. Si atlet tidak mampuh untuk berdiri dan melanjutkan permaninanya dan tetap
tiduran dengan menahan rasa sakit yang sangat, sampai ada yang menolongnya.
b. Pasien merasakan kesemutan pada salah satu anggota badannya, dan biasanya
disertai dengan kelumpuhan lokal.

Pertolongan Pertama yang dapat diberikan adalah :


a. Pada saat mengangkut pasien ke RSU terdekat, diharuskan posisi tulang belakang
tetap lurus, karena tulang belakang pasien tidak boleh dalam keadaan fleksi.
b. Setelah dilakukan eveluasi yang mendalam, dapat dilakukan tindakan operatif atau
konservatif terhadap cedera tersebut.
d. Cedera Pada Bagian Perut
Cedera pada bagian perut terdiri dari : strain otot perut, ginjal, hati, saluran
pencernaan makanan, pancreas, dan alat alat genital baik pada laki laki maupun
perempuan.

e. Cedera Pada Bagian Saluran Pencernaan

Cedera pada bagian saluran pencernaan sering terjadi hematoma, kontosio, dan
robekan pada usus sering terjadi terjadi pada benda tajam, tetapi pada hati dan limpa
robekan dapat terjadi karena benda tumpul (banyak menerima pukulan dan tendangan)
Gejala yang dirasakan adalah : Sakit yang menusuk, pendarahan dan
mengakibatkan pingsan. Ciri lain dari atlet biasanya dapat ditandai dengan : Wajah
yang semakin pucat, keringat dingin yang berlimpah, denyut nadi lemah tetapi cepat.

f. Cedera pada Paha


Cedera pada paha tidak sesering cedera pada bagian lutut, kaki dan engkel.
Bentuk cedera pada paha dapat mengenai system otot, ligament, dan tulangnya.
Cedera pada paha bisa di sebabkan karena Over Use dan Traumatic (benturan yang
keras) yang dapat mengenai tulang. Sering terjadi pada atlit : Sepakbola, hoki,
basket, olahraga dengan raket, dan voli.
Jenis cedera pada Otot Ligament : Hematoma, Kuntosio, dan Rupture.
Mekanisme cedera ini dapat terjadi karena : Berkurangnya fungsi system otot dan
ligament karena proses peradangan.
Faktur tulang paha ada dua macam yaitu :
-

Patah secara tegas dengan struktur yang melintang.

Patah dengan bentuk yang tidak beraturan.


Gejala yang dirasakan berupa nyeri yang hebat, kadang dalam waktu yang

lama.
Penanganan yang diberikan :
Istirahat, kompres dingin, lakukan snapping hip. Selanjutnya dapat dilakukan
evaluasi lebh cermat melalui X-ray, apakah akan di tempuh perawatan yang
konservatif atau dilakukan pembedahan.

g. Cedera Pada Pinggul


Cedera olahraga pada tulang pinggul jarang terjadi, sekalipun bila ada,
biasanya tidak terlalu menghawatirkan. Yang sering terjadi adalah strain dari tempat
origo atau insersio otot otot pada pangkal paha. Pada cedera yang serius dapat
terjadi fraktur, walaupun kasusnya kecil.
Cedera pada tulang pinggul banyak terjadi pada cabang olahraga senam lantai
dan alat, balap motor, dan balap mobil. Pada strain dapat diberikan kompres
dingin dan anti analgesic dan pada kasus fraktur dilakukan pembedahaan.

h. Cedera pada Lutut


Lutut merupakan bagian anggota tubuh kita bagian bawah yang paling besar
tugasnya, karena harus menompang berat tubuh secara keseluruhan. Secara
fisiologispun, lutut sangat besar peranannya dalam berbagai gerakan baik untuk
aktivitas fisik sehari hari maupun untuk menampilkan keterampilan tingkat tinggi
di seluruh cabang olahraga.
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera
ini termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan
tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut.
Risiko tinggi terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket,
pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan, sehingga
berpotensi terkena arthritis.

Gambar 2.23 Anatomi knee joint

Cedera yang sering terjadi pada lutut adalah :


a.

Cedera pada Ligament

b. Cedera pada Meniscus


c.

Cedera pada Tendo Patella

i. Cedera pada ankle


Cedera ankle yang paling sering terjadi adalah inversion. Cedera ini disebabkan oleh
pendaratan kaki seorang pemain di atas kaki pemain lain, dengan kaki pemain
pertama menggulung ke sisi luar. Hal ini membuat sobek ligamen bagian luar, serat
kuat yang mengikat telapak kaki dengan kaki bagian bawah. Penanganan awal
terhadap cedera ankle sangat penting dan membutuhkan metode RICE, yang berarti:
Rest

Ice
Compression
Elevation
RICE dibutuhkan untuk membatasi rasa sakit, pendarahan, dan
pembengkakan di sekitar sendi ankle. Pembengakan terjadi dengan lambat, pertamatama nampak kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, akan membesar di sekitar sendi
dan membatasi pergerakan dan mengganggu proses rehabilitasi pemain.
Pembengkakan yang lebih besar mangakibatkan pemain dapat absen dari lapangan
basket lebih lama. Penanganan awal di lapangan seharusnya dapat untuk
menentukan tingkatan cedera.
-

REST. Pemain yang cedera seharusnya segera berhenti bermain dan REST.
Meneruskan pergerakan ankle hanya akan meningkatkan pendarahan dan
pembengkakan.
ICE harus segera dibalutkan pada area yang sakit. Es seharusnya dibalutkan tiap
jam, selama 15 menit, pada empat jam pertama. Penggunaan es dilanjutkan
setiap empat jam sekali sampai 24 - 48 jam ke depan.
COMPRESSION dapat meminimalisir pendarahan dan pembengkakan. Kompres
dilakukan dengan menggunakan perban elatis. Jika pembengkakan
mengakibatkan perban menjadi lebih erat maka harus segera dikendurkan.
ELEVATION pada ankle sangat penting dan seharusnya lebih atas dari posisi
jantung dan dilakukan sesering mungkin selama 48 jam pertama. Perlakuan ini
mengurangi aliran darah ke ankle. Nasehat petugas medis dapat digunakan untuk
memperkirakan seberapa parah cedera pada ligamen dan mengantisipasi
terjadinya keretakan tulang.

Gambar 2.24 R.I.C.E


Proses penyembuhan
Dibutuhkan program rehabilitasi menyeluruh sehingga pemain dapat
kembali bermain di lapangan dengan ketangkasan seperti semula dan mencegah

cedera yang lebih parah lagi. Fisioterapi merupakan bagian penting dari prosedur
rehabilitasi. Fisioterapis akan memperkirakan seberapa parah cedera, dan merawat
ligamen dan sendi, dengan tujuan memperoleh kembali pergerakan ankle yang
normal, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Tindakan ini mungkin
melibatkan pemijatan ligamen, mobilisasi, peregangan ankle, latihan kekuatan,
latihan keseimbangan, penggunaan teknik terapi elektro seperti ultrasonik, dan
pengikatan atau penahanan sendi yang terluka.
Pemain dapat kembali berolahraga ketika pemain sudah dapat melompat,
berlari ke depan, belakang, samping, arah angka delapan, dan mempunyai
kemampuan untuk mengubah arah lari secara cepat tanpa rasa sakit. Sekali pemain
kembali bermain, pengikatan atau penahanan ankle mungkin masih diperlukan
sebagai pembantu keseimbangan ankle yang secara signifikan masih lemah karena
cedera yang baru saja diderita. Sekali terjadi cedera ankle, maka ankle tersebut akan
empat kali lebih rawan terhadap cedera yang sama. Oleh karena itu, penyokongan
ankle menggunakan pengikat merupakan cara yang ideal untuk membantu pemain
dapat kembali bermain basket, dan yang paling penting, mencegah cedera yang lebih
parah di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai