PENDAHULUAN
A. Profil Koni
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dibentuk oleh Induk Organisasi
Olahraga (31 Desember 1966) dengan Ketua Sri Sultan Hamengbuwono IX. KONI
adalah badan mandiri dan non pemerintah, artinya kegiatan olahraga kembali kepada
masyarakat. KONI sebagai mitra membantu pemerintah dibidang olahraga. KONI
tidak dikendalikan kelompok kekuasaan dan bebas dari kepentingan politik.
MISI
mematikan bola di gelanggang lawan. Tiap regu akan bertukar tempat setiap
berakhir set.
Tangan adalah bagian tubuh yang tidak boleh tersentuh bola, dan bagian
tubuh yang terutama digunakan untuk menyentuh bola adalah kaki dan kepala.
Tujuan dari setiap regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga
dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran.
1). Teknik Permainan Sepak Takraw
a) Sepak Mula (Servis)
Sepak Mula (Servis) adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong ke
arah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan. suatu gerak
kerja yang penting dalam permainan sepak takraw, karena point
dapat dibuat oleh regu yang melakukan servis. Tujuan suatu servis
hendaklah dipusatkan kepada pengacuan permainan atau pertahanan
lawan sehingga kita dapat mengatur serangan yang mematikan dan
sulit menerima bola oleh lawan.
b) Smash
Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan untuk
mencapai usaha dalam kemenangan. Tujuannya adalah
mendapatkan point dari pihak lawan dan mematikan permainan
lawan.
c) Block (Menahan)
Block atau menahan adalah salah satu dari beberapa cara gerak kerja
bertahan untuk menghalangi serangan dari lawan yang melakukan
smsh. Tujuannya adalah menggagalkan serangan dari lawan untuk
mendapatkan angka.
2. Renang
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam
berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu,
gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang
adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak
penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Macam-macam Gaya dalam Olahraga Renang
a. Renang Gaya Bebas
b.
c.
Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang
dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan
secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum
diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan
menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau
lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung
sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika
kepala berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya
berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula
yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari
koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar
dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan
kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu
dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam
gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi
teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.
d.
b. Passing
Passing bola voli adalah gerakan mengumpan bola kepada teman atau
mengembalikan bola lawan. sedangkan pasing sendiri dibagi menjadi dua
bagian yaitu : pasing atas / set up dan pasing bawah.
c. Smash
Smash bola voli adalah pukulan keras yang bertujuan untuk
mematahkan serangan dan menghasilkan poin. ketika melihat smsah yang
keras pasti pecinta bola voli akan sangat pengen bisa meniru, maka dari itu
kalian harus benar-benar tahu cara latihan yang benar dan hal apa saja yang
perlu dilakukan dan tak kalah penting adalah cara melakukan dengan benar.
untuk itu nanti akan saya bahas dalam posting saya berikutnya.
d. Block
Pengertian block dalam permainan bola voli adalah sebuah usaha
membendung serangan lawan yang berupa smash agar tidak menghasilkan
point.
4. Anggar
Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan
senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong,
menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan
keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian
lebih spesifik, anggaran adalah satu satu cabang olahraga yang
diajarkan di sekolah - sekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih
keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi
salah satu olahraga resmi di Olimpiade.
Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari
Bahasa Perancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti
"bersiap". Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar
dimulai, untuk memberi perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam
bahasa Perancis sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun
kita menganggap anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai
senjata, sebagai sarana pendidikan atau pun olahraga, ternyata anggar
mempunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang. Kemampuan
teknis, catatan pencapaian yang cukup panjang, di luar hal - hal
tersebut adalah nilai - nilai yang terkandung dalam permainan anggar
sendiri hingga kini masih diajarkan melalui praktik olahraga itu
sendiri.
Cara Bermain
Tiga jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang
Olimpiade: foil, epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14x1.5
meter. Dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus, para pemain
dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi
jika terkena tusukan. Dalam setiap pertandingan digunakan sistem
eleminasi langsung. Sebuah tim akan terdiri dari 3 pemain dan masing
- masing akan berduel dengan anggota tim lawan.
Teknik dasar anggar
5. Karate
Karate ( ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni
bela diri ini pertama kali disebut "Tote yang berarti seperti Tangan
China. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada
saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote:Tangan China) dalam kanji Jepang
menjadi karate (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh
masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama
adalah Kara dan berarti kosong. Dan yang kedua, te ,
berarti tangan'. Yang dua kanji bersama artinya tangan kosong
(pinyin: kongshou).
Latihan dasar karete terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik
memukul, menendang, dan menangkis. Teknik Kihon berupa
tendangan dan pukulan saja (sabuk putih). Bila telah masuk kek
sabuk cokelat, diajarkan teknik membanting dan dibanting. Jika
telah masuk ke sabuk hitam dianggap sudah menguasai Kihon.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate. Dalam Kata diajarkan
cara-cara bertarung yang baik dan benar.Setiap gerakan dan
oernafasan akan berbeda-beda dalam setiap Kata
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparringI. Sebelum melakukan
teknik kumite terlebih dahulu memasuki sabuk itngkat lanjut
seperti sabuk biru atau di atasnya. Ada dua jenis Kumite yang
biasa dilakukan dalam karate yaitu Kumite Shiai dan
Goshinjutsu. Shiai hanya boleh melakukan teknik-teknik terbatas
untuk latihan sedangkan Goshinjutsu dapat melakukan teknik
apapun yang akan digunakan untuk bertanding.
Biomekanik
Dalam olahraga karate gerakan menangkis, memukul dan
menendang merupakan gerakan yang sering dilakukan. Pada saat
menangkis atau memukul terjadi gerakan ekstensi elbow joint dan
fleksi/abduksi shoulder joint, sedangkan ketika menendang knee joint
ekstensi dan fleksi/abduksi pada hip joint. Gerakan gerakan tersebut
dilakukan secara cepat dan tepat sehingga membutuhkan daya ledak
otot (power) yang tinggi.
6. Judo
Judo (bahasa Jepang: ) adalah seni bela diri, olahraga, dan
filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela
diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni
bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun
senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro
() pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela
diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua.
Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan
sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang
olahraga resmi Olimpiade.
8. Taekwondo
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih
separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri
tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat
menggerakkan persendian tersebut. kita harus memberikan tindakan
imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat
digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat
selama 3-6 minggu.
2. Strain
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur
muskulo-tendinous (otot dan tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada
arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot
belum siap. Strains sering terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),
hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Cedera tertarik otot betis
juga kerap terjadi pada para pemain bola. Fleksibilitas otot yang baik bisa
menghindarkan diri dari cedera macam ini. Kuncinya adalah selalu melakukan
stretching setelah melakukan pemanasan, terutama pada bagian otot-otot yang rentan
tersebut.
Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara
otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak,
seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelari yang
mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak
ketika pelari dalam langkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa
nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain
kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan
atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai
hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang. Berat ringannya
sprain dan strain Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat
ringannya cidera.
- Derajat I (ringan) berupa beberapa stretching atau kerobekan ringan pada otot
atau ligament.
- Derajat II (sedang) berupa kerobekan parsial tetapi masih menyambung.
- Derajat III (berat) berupa kerobekan penuh pada otot dan ligament, yang
menghasilkan ketidakstabilan sendi.
Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan bengkak setelah 24
jam. Pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan pada
otot yang sobek, dan otot mengalami kejadian memar dan bengkak disekitar
persendian tulang yang terkena cedera, termasuk rubahan warna kulit terjadi
kemarthrosis atau pendarahan sendi. Nyeri pada persendian tulang, nyeri bila
anggota badan digerakkan fungsi persendian terganggu, dll.
Pencegahannya yaitu pada saat melakukan aktivitas olahraga memakai sepatu
yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama
aktivitas. Melakukan pemanasan (streching) sebelum melakukan aktivitas atletik,
serta latihan yang tidak berlebihan.
Pengobatan sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau
istirahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera,
elevasi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak
berkurang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah.
Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang (biasanya 7-10 hari untuk
cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat), gunakan tongkat penopang ketika
berjalan bila dibutuhkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh
dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi
latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II
terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera.
Dan derajat III biasanya dilakukan immobilisasi dan kemungkinan pembedahan
untuk mengembalikan fungsinya. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini
dengan professional medis. Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat
dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan
sembuh tanpa efek samping.
Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis.
Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan
perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek
samping.
Adapun jenis-jenis cedera yang dapat terjadi pada atlit berdasarkan regio,
yaitu:
a. Cedera Pada Dada
Cedera yang terjadi pada bagian dada terdiri dari beberapa macam cedera yaitu
: Starin dan Sprain dari otot, memar payudara, faktur tulang rusuk, faktur tulang
belakang, paru, pluera, jantung dan pembuluh darah.
Cedera otot dada biasanya terjadi Strain Otot otot Pectoralis Mayor dan
Minor dan Otot otot Intercostalis Interni yang sangat beperan untuk mengatur
proses inspirasi dan ekspirasi. Bila terjadi otot otot seperti ini, baik karena
hematoma dan strain akan mengganggu aliran udara yang masuk dan proses
pengembangan rangka dada, sehingga terjadi kesulitan bernafas karena ada
Obstruksi. Tentu saja bila tidak di berikan pertolongan akan mengakibatkan kematian
karena kesulitan bernafas.
b. Cedera Bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat
salah posisi dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang
salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada
bahu, otot terkilir, hingga tulang retak.
Cedera pada bagian bahu ini nampaknya mudah untuk menangani tetapi
seringkali sulit untuk sampai sembuh total, sehingga cedera seringkali berulang atau
bersifat Kronik. Hal ini sangat dimungkinkan karena struktur sendi bahu yang
memang sangat mobil.
Bulutangkis
Tennis
Renang
Olahraga lempar
Sepak bola
Rugby
Olahraga berlari
Olahraga Judo yang menyebabkan cedera dominan karena kelelahan atau Sidroma
Over Use
- Faktor traumatic karena tubrukan antar Atlet
a. Metode Stimson
Metode ini sangat baik, dalam arti mampu menyembuhkan hampir 100% dan
mudah dilakukan siapapun. Caranya : Atlet dibaringkan terkelungkupsambil bagian
lengannya yang mengalami luksasio menggantung bebas ke bawah kemudian
diberikan beban berat yang digantungkan pada lengan bawah dan pergelangan
tangan.
b. Metode Konservatif lainya
Metode konservatif yang biasa dilakukan dengan cara : Pasien dibaringkan
terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi yang lepas. Kaki penolong
menjulur lurus ke dada pasien, lengan yang lepas sendinya di tarik dengan kedua
tangan penolong dengan tenaga yang keras dan kuat, hingga berbunyi Klik.
b.
Jika strapping dilepas, maka lakukan latihan untuk menggerakan bahu dan
siku, sehingga otot dan ligamentum akan bersinegrasi untuk melakukan
gerakan yang normal.
c.
Bila gerakan normal sudah dapat dilakukan, maka latihan ditingkatkan dengan
menggunakan beban yang sangat ringan, untuk memberikan rangsang kepada
otot otot Supinator, Fleksor dan pectroralis mayor untuk mampu
berkontraksi secara maksimal.
berdiri, atau karena mengangkat beban berat secara mendadak, tanpa adanya upaya
memfiksir sendi bahu dan sendi tulang belakang yang baik. Jenis cedera ini terjadi
pada cabang olahraga : Berlari, judo, silat atau kempo.
Cedera pada bagian saluran pencernaan sering terjadi hematoma, kontosio, dan
robekan pada usus sering terjadi terjadi pada benda tajam, tetapi pada hati dan limpa
robekan dapat terjadi karena benda tumpul (banyak menerima pukulan dan tendangan)
Gejala yang dirasakan adalah : Sakit yang menusuk, pendarahan dan
mengakibatkan pingsan. Ciri lain dari atlet biasanya dapat ditandai dengan : Wajah
yang semakin pucat, keringat dingin yang berlimpah, denyut nadi lemah tetapi cepat.
lama.
Penanganan yang diberikan :
Istirahat, kompres dingin, lakukan snapping hip. Selanjutnya dapat dilakukan
evaluasi lebh cermat melalui X-ray, apakah akan di tempuh perawatan yang
konservatif atau dilakukan pembedahan.
Ice
Compression
Elevation
RICE dibutuhkan untuk membatasi rasa sakit, pendarahan, dan
pembengkakan di sekitar sendi ankle. Pembengakan terjadi dengan lambat, pertamatama nampak kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, akan membesar di sekitar sendi
dan membatasi pergerakan dan mengganggu proses rehabilitasi pemain.
Pembengkakan yang lebih besar mangakibatkan pemain dapat absen dari lapangan
basket lebih lama. Penanganan awal di lapangan seharusnya dapat untuk
menentukan tingkatan cedera.
-
REST. Pemain yang cedera seharusnya segera berhenti bermain dan REST.
Meneruskan pergerakan ankle hanya akan meningkatkan pendarahan dan
pembengkakan.
ICE harus segera dibalutkan pada area yang sakit. Es seharusnya dibalutkan tiap
jam, selama 15 menit, pada empat jam pertama. Penggunaan es dilanjutkan
setiap empat jam sekali sampai 24 - 48 jam ke depan.
COMPRESSION dapat meminimalisir pendarahan dan pembengkakan. Kompres
dilakukan dengan menggunakan perban elatis. Jika pembengkakan
mengakibatkan perban menjadi lebih erat maka harus segera dikendurkan.
ELEVATION pada ankle sangat penting dan seharusnya lebih atas dari posisi
jantung dan dilakukan sesering mungkin selama 48 jam pertama. Perlakuan ini
mengurangi aliran darah ke ankle. Nasehat petugas medis dapat digunakan untuk
memperkirakan seberapa parah cedera pada ligamen dan mengantisipasi
terjadinya keretakan tulang.
cedera yang lebih parah lagi. Fisioterapi merupakan bagian penting dari prosedur
rehabilitasi. Fisioterapis akan memperkirakan seberapa parah cedera, dan merawat
ligamen dan sendi, dengan tujuan memperoleh kembali pergerakan ankle yang
normal, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Tindakan ini mungkin
melibatkan pemijatan ligamen, mobilisasi, peregangan ankle, latihan kekuatan,
latihan keseimbangan, penggunaan teknik terapi elektro seperti ultrasonik, dan
pengikatan atau penahanan sendi yang terluka.
Pemain dapat kembali berolahraga ketika pemain sudah dapat melompat,
berlari ke depan, belakang, samping, arah angka delapan, dan mempunyai
kemampuan untuk mengubah arah lari secara cepat tanpa rasa sakit. Sekali pemain
kembali bermain, pengikatan atau penahanan ankle mungkin masih diperlukan
sebagai pembantu keseimbangan ankle yang secara signifikan masih lemah karena
cedera yang baru saja diderita. Sekali terjadi cedera ankle, maka ankle tersebut akan
empat kali lebih rawan terhadap cedera yang sama. Oleh karena itu, penyokongan
ankle menggunakan pengikat merupakan cara yang ideal untuk membantu pemain
dapat kembali bermain basket, dan yang paling penting, mencegah cedera yang lebih
parah di masa depan.