Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam


berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu,
gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah
perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan
maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo
air, peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi
Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah
induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.

Sejarah Renang 
Olahraga ini dimulai sejak abad 19 di London. Sekitar tahun 1837, hanya
terdapat 6 kolam renang di kota itu. Popularitas renang terus membaik, dan pada
tahun 1869 beberapa asosiasi mulai muncul. Popularitas kejuaraan renang sederap
dengan kebangkitan Olimpyade dan tercantum sebagai olahraga modern di Athena
pada tahun 1896.

Sepanjang perkembangan yang dapat diikuti, kota Bandung merupakan kota yang
mengawali kegiatan olahraga renang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
pembangunan kolam renang Cihampelas pada tahun 1904. di samping itu, sebelum
kemerdekaan telah ada beberapa kolam renang di beberapa kota besar seperti Jakarta,
Surabaya dan lainnya.
Dengan adanya beberapa kolam renang, perkembangan cabang olahraga ini
ditandai dengan dibentuknya perkumpulan-perkumpulan renang, antara lain
Bandungsche Zwembond atau Perserikatan Renang Bandung pada tahun 1917. ketika
itu terdapat 7 perkumpulan yang bernaung di bawah Perserikatan tersebut, termasuk
perkumpulan renang siswa-siswa sekolah di Bandung.
Menyusul berdirinya West Java Zwembond pada tahun 1918, pada tahun 1927
di Jawa Timur berdiri Oost Java Zwembond (Perserikatan Renang Jawa Timur). Dua
peloncat indah Belanda mencetak prestasi pada tahun1934. Hamaman dan Van de
Gron, masing-masing sebagai juara pertama dan kedua nomor papan 3 meter dan
menara. Ketika Far Eastern Games (maksudnya Olimpyade Timur Jauh) berlangsung
di Manila pada tahun 1934 kedua peloncat tersebut menjadi utusan Hindia Belanda.

Macam-Macam Gaya Renang


Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya
punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam
perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya
bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan
berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-
kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi
Renang Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang
gaya bebas. Walaupun demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol,
sehingga gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang
dalam nomor renang gaya bebas. 

Gaya bebas
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan
air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan
mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke
atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke
permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat
tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas,
perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya
berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh
melaju lebih cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu.
Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa
membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas
bisa di gunakan oleh beberapa orang, baik yang sudah terlatih maupun para pemula.

Gaya dada
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi.
Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya
dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap
ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam
keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah
tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan
membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan
katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika
mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali
gerakan tangan-kaki.
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di
antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional,
perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Gaya punggung
Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung
menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah
mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat
ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan
menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas,
namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara
bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan
hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan
mulut atau hidung.
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada,
dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya
punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam
dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara
kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama
kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang
tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas

Gaya kupu-kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya berenang
dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara
bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke
depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke
atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat
dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut
ketika kepala berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru.
Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu
perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari
perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan
secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari
perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya
kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan
tenaga yang lebih besar.

B.       Rumusan Masalah
     Berdasarkan uraian latar belakang masalah  di atas, maka muncul
permasalahan tentang apakah sudut kaki sebelum tolakan dan sudut pinggang saat
lentingan mempengaruhi keberhasilan dalam kecepatan start gaya punggung.

C.      Tujuan Penelitian
Karya ilmiah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui apakah sudut kaki saat
akan tolakan dan sudut punggung saat lentingan dalam start gaya punggung
mempengaruhi kecepatan dalam start gaya punggung

D.      Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai tugas akhir mata kuliah biomekanik dan sekaligus menjadi
sumber pengetahuan baru pada cabang olahraga renang.
1. Bagi Pemain (Atlet)
Untuk memperbaiki gerakan saat start gaya punggung secara
keseluruhan terutama pada sudut-sudut kaki saat akan tolakan dan
sudut lentingan tubuh setelah tolakan saat start gaya punggung. Yang
pada akhirnya meningkatkan prestasinya dalam renang.
3. Bagi  Pelatih 
Sebagai bahan referensi atau tolak ukur untuk mengembangkan
kemampuan atlet.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Jasmani
1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani sangat memungkinkan untuk menggantikan istilah
gerak insani (human movement), karena menggunakan aktifitas jasmani
sebagai alat untuk mendapatkan perkembangan yang menyeluruh dalam hal
kualitas fisik, mental, dan emosional seseorang. Pendidikan jasmani adalah
suatu kajian yang sangat luas yang terfokus pada peningkatan gerak
manusia, sedangkan untuk lebih spesifik lagi yaitu menghubungkan antara
gerak insani dan pendidikan. (Abduljabar, 2010, hlm. 3)
Siedentop dalam Abduljabar (2010, hlm. 3), seorang pakar pendidikan
jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan
jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “Pendidikan melalui
aktivitas jasmani”, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya
telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada
kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan
perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: “pendidikan
jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani”.
Menurut Jesse Feiring Williams (1991) (dalam Abduljabar, 2010, hlm. 4),
pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang
terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa:

Manakalah pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang
terpisah, pendidikan, pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan
fisikal. Melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi
keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan
jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini
menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon
emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental,
intelektual, emosional, dan estetika.(Abduljabar, 2010, hlm. 4).
Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui
aktifitas fisikal (aktifitas jasmani), tujuannya mencakup semua aspek
perkembangan pendidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa.
Manakala tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus
dibelajarkan dan dikembangkan, selain itu perlu pula berdampak pada
perkembangan sosial, seperti belajar bekerja sama dengan siswa lain.
(Abduljabar, 2010, hlm. 3)
Pendapat lain juga mengatakan hal yang sama, seperti Harold M.Barrow
(dalam:Freeman,2001) dikutip (Abduljabar, 2010, hlm. 4), yang
mengatakan bahwa:
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang
dan melalui gerak insani, ketika tujuan pendidikan dicapai melalui media
aktivitas otot-otot, termasuk : olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan
(exercise). Hasil yang ingin dicapai...individu yang terdidik secara fisik. Nilai
ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna
hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan.
James A.Baley dan David A.Field (dalam Abduljabar,2010, hlm. 4),
menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktifitas jasmani
yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut lagi kedua
ahli ini menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses
terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular,
intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari
proses pemilihan berbagai aktifitas jasmani.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani


Aktifitas jasmani yang dipilih juga harus disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai dan kapabilitas siswa. Dengan demikian pengertian
pendidikan jasmani dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok bagian,
yaitu:
1. Pendidikan jasmani dilakukan melalui media fisikal, yaitubeberapa aktifitas
fisikalatau beberapa tipe gerakan tubuh.
2. Aktifitas jasmani meskipun tidak selalu, tetapi secara umum mencakup
berbagai aktivitas gross motorik dan keterampilan yang tidak selalu harus
didapat perbedaan yang mencolok.
3. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini,
tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non-fisikal pun
bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial, dan estetika, seperti juga
perkembangan kognitif dan afektif. Abduljabar (2010, hlm. 5)

Gagasan tentang penggunaan aktivitas jasmani sebagai alat atau media


pencapaian tujuan umum pendidikan adalah gagasan yang muncul sekitar abad ke-20.
Konsep pendidikan jasmani seperti ini perlu untuk terus dipicu, ditelaah, dan
dikembangkan. Seorang kebangsaan amerika, Clark Hetterington, pada tahun 1910,
mengajukan konsep “pendidikan dasar pendidikan melalui fisikal”, yang kemudian
disebut oleh masyarakat amerika sendiri sebagai “Bapak Pendidikan Jasmani
Modern”. Lebih lanjut lagi dalam salah satu karyanya, ahli pendidikan jasmani ini
mengatakan: pendidikan jasmani perlu memuat pendidikan fungsi organ tubuh,
pendidikan psikomotor, pendidikan karakter, dan pendidikan intelektual.
Ada 3 jenis tujuan domain dalam pembelajaran pendidikan jasmani (Mahendra,
2010:10-11) yaitu: domain psikomotorik, domain kognitif, dan domain afektif.
1. Domain Psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama
yaitu mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani dan mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Hal ini menegaskan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani memang harus melibatkan aktifitas fisik yang
mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani siswa serta bersifat
pembentukan penguasaan gerak ketrampila itu sendiri. Dalam pengertian yang
lebih spesifik, sering dibedakan konsep kebugaran jasmani ini dengan konsep
kebugaran motorik.
a. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik,
yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.
Bagiannya lebih banyak meliputi pada persoalan peningkatan fungsi faal
tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem
peredaran darah, sistem pernapasan, sistem metabolisme, dll.)
b. Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu
keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi
rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogaram
sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan
itu.
2. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih
penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahakan masalah. Aspek
kognitif dalam pendidikan jasmani tidak hanya menyangkut penguasaan
pengetahuan semata, tetapi harus juga mengetahui terhadap gejala gerak dan
prinsip-prinsipnya termasuk landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga
serta manfaat pengisian waktu luang.
3. Domain apektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur
kepribadian yang kukuh, tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat
yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting lagi adalah konsep diri da
komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensi emosial dan wataknya.
Konsep diri itu sendiri menyangkut persepsi diri atau disebut juga penilaian
seseorang tentang kelebihannya, sedangkan intelegensi emosional mencakup
beberapa sifat penting yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri,
ketekunan, dan kemampuan untuk berempati.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pendidikan melaui aktifitas fisik yang disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Di dalam pembelajaran pendidikan jasmani juga
tidak terlepas dari tiga tujuan domain yang kesemuanya saling berhubungan satu
sama lainnya, yaitu domain psikomotorik, domain kognitif dan domain apektif.

B. Biomekanika Olahraga
1. ARTI PENTING BIOMEKANIKA
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan
mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua
cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212
SM),
Galileo Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan
peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan
eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala
dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.
Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalah ilmu yang
mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanika terapan
mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system
biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika
terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-
prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan sedang
berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah eksis
sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat
catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia
lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalam bidang ilmu biologi, kedokteran,
ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnai perkembangan biomekanika akhir-akhir
ini.
2. GERAK DAN GAYA
Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkan interaksi fisik
dari obyek dengan sekelilingnya. Gaya dalam fisika didefinisikan sebagai
kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari state dari suate benda sehingga
terjadi percepatan pada benda itu.
3. GERAKAN TUBUH MANUSIA
Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali
melakukan studi secara sistematik terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak
prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik gemometri dari otot.
Walaupun penemuan Aristotle untuk menerangkan gerakan banyak mengandung
kontradiksi, usaha awal yang telah ia ristis menjado pondasi bagi studi berikutnya
seperti Galen (131-201), Galileo (1564-1643), Borelli (1608-1679), Newton
(1642-1727), dan Marey (1830-1904). Studi dari para filosof dan ilmuwan
tersebut telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa gerakan tubuh
manusia merupakan konsekuensi dari interkasi anatara otot dan gaya yang
diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh manusia. Seperi yang
ditulis oleh Aristotle bahwa bianatang yang berjalan membuat posisisnya berubah
dengan menekan apa yang ada dibawahnya. Pernayataan ini menekankan bahwa
dalam studi gerakan harus menekankan pada (Higgins, 1985):
Pengkarateran interaksi fisik anatara hewan (manusia) dan lingkungan sekitar.
Menetukan cara hewan (manusia) mengorganisasikan interkasi fisik tersebut.
Dengan keraqngka seperti ini maka gerakan tubuh system biologis dapat diakui
sebagai hasil interaksi system biologis dengan lingkungan sekelilingnya.
Beberapa factor berikut turut menentukan interaksi tersebut:
Stuktur dari lingkunngan (bentuk dan stabilitas). Medan dari gaya (arah relatif
terhadap gravitasi, kecepatan gerakan). Stuktur dari sistem (susunan tulang,
aktifitas otot, sususan segment dari tubuh, ukuran, integrasi motorik yang
dibutuhkan untuk mendukung postur). Peranan dari keadaan psikologis (level
keatifan, motivasi).Bentuk gerakan yang akan dikerjakan (kerangka dari
organisasi dari gerakan). Higgins menyatakan bahwa gerakan adalah bagian yang
tak terpisahkan dengan struktur yang mendukungnya dan lingkungan yang
mendefinisikannya.

4. GONIOMETRI
Istilah goniometri berasal dari bahasa Yunani, gonia yang berarti sudut dan
metros yang mempunyai makna maengukur. Sedangkan geniometer adalah alat
untuk mengukur sudut. Gonimetri berhubungan dengan pengukuran sudut yang
dibentuk oleh sgement dari organ tubuh manusia yang dihubungkan oleh sendi.
Dalam prakteknya pengukuran sudut dari sendi, dilakukan dengan melekatkan
gonio meter pada sgement-segment yang diukur sudutnya. Goniometer dapat
digunkan untuk mengukur sudut pada suatu posisi tertentu maupun seacra
kontinyu dalam melakukan suatu gerakan.

5. PEMODELAN
Dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu untuk membuat penyederhanaan dari sebuah
sistem yang kompleks sehingga penyelesaian analitis bisa dicapai. Sebuah model
yang lengkap memperhitungkan efek-efek dari keseluruhan bagian penyususn
sistem secara detail. Akan tetapi model yang lengkap dan detail sulit diwujudkan
dan bila dapat akan sulit menghasilkan solusi dari masalah yang akan
diselesaikan. Tidak selalu mungkin untuk memodelkan system secara lengkap dan
bahkan kadang-kadang tidak perlu untuk menyertakan setial detail dari sistem
dalam analisis. Sebagai contoh adalah pada hampir semua gerakan tubuh
manusia, banyak kelompok otot (muscle) yang terlibat untuk menggerakkan
organ-organ tubuh. Akan tetapi untuk keperluan analisis gaya yang terlibat pada
sendi dan otot pada suatu gerakan tertentu, pendekatan yang terbaik adalah
dengan memprediksi kelompok otot yang mana yang paling aktif dan
mengabaikan kelompok otot-otot yang lain.
Secara umum, pemodelan suatu sistem selalu diawali dengan model yang
sederhana. Dari model sederhana ini berangsur-angsur kompleksitasnya
ditingkatkan sejalan dengan pemahaman karakterstik system dan dari pengamatan
terhdapa model sederhana tersebut. Peneliti dapat merancang model yang cukup
sederhana untuk dianalisa sehingga menujukkan fenomena yang diteliti dalam
batas-batas kepuasan tertentu. Dari pengetahuan akan sistem yang dimodelkan
sistem sederhana terseebut kemudian disempurnakan. Makin banyak belajar,
makin banyak pula yang dipahami dari sistem dan lebih detail pula analisis yang
dapat dilakukan.
Pemodelan gerakan tubuh manusia dapat digolongkan berdasarkan
pendekatan yang diambil: Pendekatan teori yang menggunkan basis pengetahuan
dalam bidang fisiologi, mekanika, dan robotika untuk merancang persamaan
matematika yang mengepresikan gerakan tubuh manusia. Selanjutnya gait dapat
dipelajari dengan simulasi menggunakan model tersebut dan hasilnya
dibandingkan dengan data asli yang diukur dari manusia.
Pendengukuran gait secara langsung untuk mendapatkan model yang
representatif menggambarkan hibungan antar variabel dalam gerakan tubuh
manusia.
Kedua pendekatan ini akan bertemu, utamanya bila sebuah studi gerakan tubuh
manusia diarahkan pada aplikasi tertentu, misalnya analysa patologi maupun
rehabilitasi dari suatu kelumpuhan tertentu.

6. DASAR, TUJUAN, FUNGSI, ASAS DAN PRINSIF BIOMEKANIKA


1. Dasar – dasar biomekanika
Biomekanika ditunjang oleh ilmu – ilmu anatomi, fisologi, dan fisika,maka
dengansen dirinya dasar-dasar atau prinsif dari ketiga bidang ilmu itu menjadi
dasar biomekanik.
a. Anatomi
Ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dengan bagian-bagiannya, seperti
tulang otot, persendian dan lain sebagainya.
b. Fisiologi
Ilmu yang memelajari proses, fungsi maupun gejala-gejala dari organ tubuh
manusia.
c. Fisika
Dasar-dasar fisika seperti keseimbangan, gerak, gaya, energi dan sebagainya.
2. Tujuan biomekanika
Tujuan mempelajari biomekanika dalam penerapan ilmu olahraga adalah:
a. Mengetahui konsep ilmiah dasar yang diaplikasikan dalam bentuk gerak
manusia.
b. Memahami suatu bentuk/model gerak dasar dalam olahraga sehingga
mampu mengembangkannya dengan baik.
c. Mampu memahami perkembangan gerak dasar.
d. Mampu menerapkan suatu bentuk yang sesuai dengan karakteristik fisik
seseorang dalam berolahraga, dengan baik dan benar
3. Fungsi biomekanika
Biomekanika erat kaitanya dengan ilmu keolahragaan sehingga, biomekanika
memiliki fungsi penting bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga,
dalam hal ini fungsi dan kegunaan biomekanika bagi guru pendidikan jasmani dan
pelatih olahraga menurut Arma Abdulah ( 1994 : 202 ) dijelaskan bahwa; (1)
pemahaman biomekanika akan menghasilkan peningkatan pengetahuan tentang
kerumitan fungsi anatomis – fisiologi – dan mekanika dari tubuh manusia dan
akan membantu meniadakan kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar
mengajar keterampilan, sehingga dapat meningkatkan perkembangan unjuk kerja
keterampilan khusus lebih cepat dan sempurna; (2) pengetahuan biomekanika
juga penting bagi atlet karena ia akan menyadari kekeliruan untuk mencoba
meniru gaya atlet lain karena gaya tersebut memberikan keberhasilan bagi atlet
tersebut, sehingga atlet harus mengembangkan gayanya sendiri, sebab pada
umumnya tidak ada dua manusia yang sama dalam karakteristik jasmani, seperti
kekuatan otot, kelentukan, tipe tubuh dan begitupula karakteristik psikologis.
Dengan demikian pada penyampaian yang kedua dapat gigunakan oleh para
pelatih olahraga untuk mengenal karakteristik dan kemampuan atlet, sehingga
memiliki cara untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi atlet.
Secara garis besar fungsi dan kegunaan biomekanika pada guru pendidikan
jasmani maupun pelatih olahraga, yakni;
a. Memberikan dasar ilmu pengetahuan untuk mengambil keputusan
berkenaan dengan keterampilan dan gerak dasar pada olahraga.
b. Sebagai dasar untuk memperoleh jawaban tentang masalah dalam unjuk
kerja ( Praktek ) olahraga.
c. Pirinsip serta asasnya dipakai dalam meberikan assasment dan koreksi
terhadap unjuk kerja yang dilakukan oleh peserta didik / atlet.
d. Mampu dalam mengembangkan gerak dasar olahraga yang lebih efisien dan
manfaat guna.

4. Asas dan prinsif biomeknika


Pada asas dan prinsip biomekanika ini, dipelajari tentang penggolongan gerak
manusia. Menurut Broer, penggolongan tugas gerak manusia terbagia atas;
§ tugas menggantung;
§ tugas mendukung
§ tugas berkaitan dengan gerak tubuh atau objek
§ tugas berkenaan dengan tenaga.
Salah satu nilai dari penggolongan gerak adalah untuk memahami hubungan
antara berbagai aktivitas dalam satu kategori tertentu. Berikut akan dipaparkan
mengenai tugas gerak manusia;
Ø Tugas Menggantung
Menurut Arma Abdoelah ( 1994 : 203 ) Tugas menggantung memainkan pran
yang menonjol dalam evolusi kehidupan manusia. Kebanyakan tugas
menggantung berhubungan dengan aktivitas dengan beberapa jenis cara
bergantung dengan sepotong besi. Aktifitas menggantung yang umum dijumpai
pada senam, aktivitas kesegaran jasmani, permainan anak yang menggunakan alat
bergantung. Karena tubuh biasanya bergatung bebas gaya tarik bumi bekerja tidak
berlawanan dengan aktifitas bergantung.
Beberapa asas biomekanik terlibat dalam berbagai macam aktivitas
menggantung dengan berayun. Contoh yang paling mudah dipahami adalah asas
pada pendulum ( bandul / anak lonceng ) serta gerak melingkar. Gerakan pada
asas berayun dan menggantung dapat dijumpai pada aktivitas olahraga senam
pada palang tunggal dan palang sejajar. Pada dasarnya, gerak pendulum atau
bandul dikontrol oleh daya tarik bumi. Bila pendulum berayun, gerak keatas
bergantung pada momentum yang dihimpun pada waktu gerakan kebawah.
Gerakan berayun keatas dan selama berayun keatas mengurangi pengaruh gaya
tarik bumi dan diperpanjang pada waktu berayun kebelakang dan kedepan bawah.
Prinsip yang sama juga dapat dilihat melalui ilustrasi gambar berikut ini;

Ø Tugas Mendukung
Menurut Arma Abdoelah ( 1994 : 204 ) Gerak tubuh yang berkenaan dengan
tugas mendukung atau menyanggah tubuh dalam atu posisi khusus, pada
umumnya diperlukan untuk tugas gerak yang lain. Posisinya pun bervariasi dari
vertical ke horisontal, dan pada umumnya berkaitan dengan sikap berdiri,
berjalan, berlari, duduk, berlutut, dan sejenisnya. Posisi kepala berada dibawah
pada aktivitas senam, merupakan bentuk aplikatif dari hukum mekanikal.
Keseimbangan atau stabilitas ( balancing ) digunakan dalam pelaksanaan asas
mekanika. Keseimbangan tubuh dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni;
keseimbangan stabil, keseimbangan labil, keseimbangan normal.
Keseimbangan stabil terjadi bilamana :
ü Kontak dengan dasar/permukaan pijakan luas;
ü Pusat gravitasi terletak redah dan garis pusat gravitasi terletak didalam benda;
ü Pusat gravitasinya naik jika diberi gaya;
ü Munculnya gaya pemulih yang menyebabkan kembali ke posisi semula; (5)
Tenaga potensial bertambah.

Keseimbangan labil terjadi bilamana;


ü pusat gravitasinya turun bilamana diberi gaya;
ü posisi benda akan mengalami perubahan
ü tenaga potensial berkurang
ü garis pusat gravitasi jatuh diluas garis penyokong, dan dasar penyokong terlalu
kecil.
Keseimbangan tubuh yang labil terjadi bila mana kita mengangkat salahsatu kaki
dalam gerakan olaharaga atau pada gerakan penguluran. Saat salah satu kaki
diangkat maka luas garis penyokong lebih kecil sehingga akan terjadi
keseimbangan yang labil.
Keseimbangan normal terjadi bilamana; pusat grafitasinya tidak berubah apabila
diberi gaya; tenaga potensial berubah. Disisi lain keseimbangan tubuh tercapai
dan meningkat bila: (1) Letak pusat gravitasi direndahkan, seperti posisi duduk
atau berbaring. (2) Peningkatan luas permukaan penyangga, spt posisi tidur,
posisi duduk, berjalan dengan telapak kaki. Dan berkurang bila: (1) Menaikkan
pusat gravitasi, dgn cara angkat tangan ke atas, menjunjung barang di atas kepala;
(2) Mengurangi dasar permukaan penyangga, seperti berjalan menjinjit atau
berjalan dengan satu kaki, atau keaadaan pada saat berlari cepat, dengan
menggunakan ujung kaki sebagai tumpuan.
Ø Tugas Berkenaan Dengan Gerak Tubuh Atau Objek
Penggolongan tugas gerak ke-tiga menurut Broer ini berkenaan dengan tenaga
yang timbul dalam tubuh ( syaraf, otot, atau kerangka ) untuk menggerakan tubuh
atau bagian tubuh atau objek di luar tubuh. Tenaga yang diberikan oleh otot
bekerja sama dengan sejumlah pengungkit yang deibentuk oleh persendian tubuh
manusia. Asas –asas yang berhubungan dengan masalah tenaga ini termasuk
diantaranya Hukum Gerak Newton, yang terdiri dari; (1) Hukum inersia; (2)
Hukum percepatan; (3) Hukum aksi sama dengan reaksi. Secara lebih detail
mengenai prinsip hukum tersebut dijelaskan dalam penjelasan berikut;
Hukum Inersia, Hukum inersia merupakan hukum pertama Newton, menyatakan
bahwa sebuah benda tetap dalam keaadaan diam atau gerak teratur dalam satu
garis lurus, sekiranya tidak dipengaruhi oleh tenaga luar yang cukup untuk
mengubah keaadaan semula. Sedangkan Aristoteles menyatakan bahwa kekuatan
konstan diperlukan untuk menjaga sesuatu tetap bergerak. Hukum NEWTON I
(Inertia = kelembaman) dapat disimpulkan bahwa; (1) benda bersifat
mempertahankan keadaan; (2) semua benda/ obyek akan bergerak bila ada gaya
(force) yang mengakibatkan pergerakan.
Hukum Akselerasi, hukum akselerasi merupakan hukim kedua Newton.
Menyatakan bahwa benda digerakan oleh suatu tenaga, momentumnya ( m x a )
adalah proporsional atau sebanding dan satu arah dengan tenaga dan berbanding
terbalik dengan berat ( mass / m ) benda. Sebagai contoh perbedaan antara jalan
dan lari pada dasarnya disebabkan perbedaan jumlah tenaga yang digunakan oleh
otot untuk mendorong tubuh kedepan. Begitu pula, bola golf yang berhenti diatas
rumput dipukul dengan tongkat golf, ia akan bergerak searah dengan gaya yang
diberikan. Semakin besar gaya yang diberikan maka akan semakin besar
akselerasi dan kecepatan nya. Semua gerak adalah hasil dari tenaga atau gaya
tarik / gravitasi atau kedua duanya., dan deselerasi ( perlambatan ) adalah hasil
dari gesekan atau gravitas. Jadi kombinasi dari tenaga – tenaga luar seperti halnya
tahanan udara, gravitas, dan gesekan dengan rumput, menghambat gerak bola golf
sehingga menghasilkan deselerasi ( perlambatan ) dan pada akhirnya berhenti.
Hukum aksi reaksi, hukum ini merupakan hukum ketiga Newton yang
menyatakan setiap ada aksi maka aka nada reaksi, yang arahnya berlawanan.
Contoh yang dapat dilihat dalam olahraga adalah prinsip pada gerakan renang dan
dayung, yakni gerakan dayungan renang arah belakang, maka akan menyebabkan
dorongan yang besarnya sama kearah depan.

C. Start renang gaya punggung

Penting dalam start gaya punggung bagi perenang untuk mengangkat


tubuh keluar air dengan jelas. Jika tidak, mereka akan memberikan pesaing
mereka setidaknya keuntungan setengah panjang tubuh,bahkan seringkali
lebih.Tangan ditempatkan lebar dari pegangan start dengan ibu jari di atas bar
untuk memungkinkan pelepasan cepat. Kaki ditempatkan setinggi mungkin di
dinding sambil tetap di bawah garis air, agak terpisah untuk membantu dengan
mendorong langsung ke belakang. Pada saat tanda “bersiap,” tubuh ditarik keatas
dengan menjaga siku kea rah luar, bukan kearah bawah, sementara kepala
dikedepankan .

Pada tanda start, lengan mendorong ke belakang dan kembali keluar dan
sekitar untuk posisi efisien. Pemulihan harus tidak datar, atau tepat di atas bagian
atas kepala, tapi diantaranya. Pinggul didorong keluar dari air, dan kepala dengan
cepat didorong belakang sehingga punggung melengkung dan kaki diangkat atau
menjentik jelas air. Ujung jari harus masuk ke air sebelum pinggul. Perenang
harus mempertahankan posisi “hyperextended” dan segera memulai tendangan
lumba-lumba yang kuat dan cepat , mempertahankan sudut dangkal untuk
kembali ke permukaan. Kayuhan pertama diambil sehingga perenang memecah
permukaan pada saatfase akhir dari kayuhan, mencapai tenaga puncak untuk
membantu dalam memecahkan tegangan permukaan. Ingat bahwa latihan start
harus dilakukan secara terpisah sebelum memulai rangkaian latihan gaya
punggung sehingga penekanan dapat dilakukan murni pada teknik start.

Peristiwa gaya punggung memperkirakan waktu untuk mewakili 30% dari


total ras waktu 50 m [19]. Meskipun waktu yang dihabiskan oleh titik perenang
awal lebih pendek dari / nya gratis waktu renangnya, sebuah mulai efektif adalah
yang menentukan untuk sukses.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Tahap Start Gaya Punggung

1. Posisi tangan berpegangan pada besi yang terdapat pada start block

2. Posisi kedua kaki rapat pada permukaan air dan lutut ditekuk

3. Dada menempel pada paha

4. Posisi kepala melihat kedepan kearah start block

5. Pada saat akan melakukan tolakan badan dilentingkan semaksimal


mungkin pinggang menjadi lenting supaya mendapatkan tolakan yang
maksimal

6. Tangan terlebih dahulu mengenai permukaan air


2. kecepatan

s
Rumus Kecepatan : v¿
t

s = jarak, t = waktu

1. Lintasan 4 (siman) .

s 5
v¿ = T= 1,16 s (frame 89) S= 5 m
t 1.16

= 4.3 m/s

2. Lintasan 5 Ahmad M
s 5
v¿ = T= 1,4 s (frame 99) S=
t 1,4
5m

= 3.57 m/s

3. Lintasan 5 Ahmad M

s 5
v¿ = T= 1,6 s (frame 104) S=
t 1,6
5m

= 3.12 m/s

Analisis korelasi produk momen

n( Ʃxy )−( Ʃx)( Ʃy )


r=
2 2 2
√ {( n . Ʃ X −( Ʃx ) )}{n . Ʃ Y −(XY )}
1 .Korelasi sudut kaki terhadap kecepatan start gaya punggung

  Sudut kaki V
siman 42 4.3
Ahmad M 94 3.4
Dicky L 38 3.0
Korelasi -0.17  

Kontribusi sudut awalan terhadap kecepatan bola

KP = r 2x 100% = −0,17 2 x 100 % = 2,89 %

Artinya sudut awalan memberikan kontribusi terhadap kecepatan start gaya


punggung sebesar 2,89 %
2 .Korelasi sudut pinggang saat tolakan terhadap kecepatan start gaya
punggung

  Sudut kaki V
siman 131 4.3
Ahmad M 144 3.4
Dicky L 157 3.0
Korelasi -0.98  

Kontribusi sudut awalan terhadap kecepatan bola

KP = r 2x 100% = −0,982 x 100 % = 96,04 %

Artinya sudut awalan memberikan kontribusi terhadap kecepatan star gaya


punggung sebesar 96,04 %.

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 - 1,00 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Dilihat dari Hasil data di atas Menurut buku Jajat Derajat dalam Aplikasi
Statistika dalam Penjas “ bahwa korelasi 0,80 – 1,00 itu Tingkat Hubungan
Sangat Kuat”. Artinya dari fase sudut punggung pada saat setelah tolakan start
gaya punggung berpengaruh terhadap kecepatan start gaya punggung. Dan
sudut kaki saat akan tolakan start gaya punggung kurang berpengaruh karena
mempunyai korelasi -2,89
1. Pengaruh sudut kaki saat akan melakukan tolakan dalam start gaya punggung
Lintasan 4 (Siman)

Lintasan 5 ( ahmad M)
Lintasan 6 (Dicky L)
sudut kaki
  siman ahmad m dicky l
sudut kaki 41 94 38
kecepatan 4.3 3.4 3.0
korelasi -0.17    

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 4.3 sudut kaki
3.4 3
siman ahmad m kecepatan dicky l
Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa sudut kaki saat akan
melakukan tolakan dalam start gaya punggung tidak berpengaruh, terbukti
dari besar kecilnya kurang berpengaruh

2. Pengaruh sudut punggung saat melakukan lentingan setelah tolakan dalam


start gaya punggung

Lintasan 4 (siman)
Lintasan 5 ( ahmad M)

Lintasan 6 (Dicky L)
sudut pinggang
  siman ahmad m dicky l
sudut pinggang 131 144 157
kecepatan 4.3 3.4 3.0
korelasi -0.98    

Chart Title
160
120
80
40
0 4.3 3.4 3
siman ahmad m dicky l

sudut pinggang

Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa sudut punggung saat


melakukan lentingan setelah tolakan dalam start gaya punggung berpengaruh,
terbukti dari data diatas
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil analisis ini diperoleh :

Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa sudut punggung saat


melakukan lentingan setelah tolakan dalam start gaya punggung berpengaruh,
terbukti dari data diatas

Sedangkan dari data diatas juga dapat di simpulkan bahwa sudut kaki
saat akan melakukan tolakan dalam start gaya punggung tidak berpengaruh,
terbukti dari besar kecilnya kurang berpengaruh
Intinya sudut punggung lenting atau tidaknya dalam start gaya
punggung dapat dipengaruhi oleh kuat tidaknya tolakan kaki saat start gaya
punggung, karena disitulah sumber kekuatan startnya.

DAFTAR PUSTAKA

 D jesus K et al. Biomechanical Analysis of backstroke Swimming Star.pdf Int j


Sport
 Darajat Jajat dkk.Aplikasi Statistika dalam Penjas.2014
 Karla de Jesus1, Kelly de Jesus1, Ricardo J. Fernandes1,2, João Paulo
Vilas‐Boas1,2,Ross Sanders The backstroke swimming start: state of the
art Journal of Human Kinetics volume 42/2014

Anda mungkin juga menyukai