BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adaptif
Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan
tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan
komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi
yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, mediapembelajaran memiliki
peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.
2
(instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu
pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas
materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran
disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film
bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan
sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi
pembelajaran.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Perbedaan utama anak cacat ddengan anak normal terletak pada keadaan
atau kondisi fisik yang tidak lengkap sehingga ia tidak dapat melakukan tugas dan
fungsinya seperti yang dilakukan anak normal. Ketidak lengkapan alat-alat tubuh
tersebut menyebabkan dia tidak dapat memenuhi kebutuhan hudupnya secara
tidak wajar, sehingga tidak dapat disamakan dengan anak-anak atau orang-orang
dewasa normal
4
Layanan tersebut perlu diberikan secara elegan kepada anak-anak kita yang
kurang beruntung dan memiliki kecacatan. Sebab mereka juga merupakan anak-
anak bangsa yang menjadi harapan orang tua, masyarakat dan Negara. Mereka
juga dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa yang mempunyai percaya
diri danharga diri yang tinggi memimpin dan mengabdikan dirinya untuk
pembangunan bangsa Indonesia pada masa yang akan dating.
Oleh karena itu para guru penjaskes adaftif seyogyanya membantu peserta
didiknya agar tidak merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Kepada
peserta diidk diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas jasmani melalui
berbagai macam olahraga permainan. Permberian kesempatan itu merupakan
pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama anank-anak
normal. Melaluia aktifitas penjaskes adaftif yang mengandung unsur
kegembiraan dan eksenangan, anakn-anak dapat memahami dan mengatasai
masalah-maslaah yang di hadapai dalam kehidupan serta mengroreksi kelainan-
kelainan yang dialami setiap anak.
Konsep 1.2. penjas adaftif mengajarkan anak tentanf kenyataan dan makna
hidup yang seenarnya.
5
D. Peran dan Fungsi Penjaskes Adaftif
Peran guru penjas sering menghadapi anak-anak yang memiliki
kemmapuan terbatas karena kondisi fisik, mentak, dan sosialnya terganggu,
namun harus turut serta dalam pendidikan jasmani, anak-anak seperti ini
digolongkan sebagai orang yang lemah cacat, sehingga proses pembelajaran harus
dirancang dengan baik agar mereka dapat terlibat aktif, dan mencapai hasil
optimal.
Pada sisi lain apabila anak yang cacat diikutsertakan dalam penjas, maka
dalam hal-hal tertentu ia menjadi bahan tertawan bagi teman-teman sekelasanya.
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap psikologis anak-anak. Oleh karena itu
seorang guru penjas harus mampu mengubah pandangan masyarakat tersebut dan
memberikan penjelasan-penjelasan kepada teman-temannya agar mereka sadar
dan memiliki sikap yang posit terhadap anak-anak yang cacat,
6
Siswa yang cacat memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatas dalam
mengikuti pendidikan jasmani. Oleh karena itu ada saatnya para siswa cacar dan
normal tidak dapat melakukan jenis olahraga yang sama. Bagi iswa yang cacat ia
tetap harus mengikuti pelajaran penajs dengan berbagai modofikasi dan
disesuaikan dengan tingkat kecacatan dan konsidi fisiknya.
Para guru penjas sangat berperan dan dituntut dalam menentukan apakah
seseorang siswa cacat dapat mengikuti materi pembelajaran jen is olahraga secara
bersama-sama dengan teman temannya yang tidak cacat. Untuk menentukan hal
tersebut, guru penjas harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara
menyeluruh terhadap kondisi fisik anak tersebut. Kemudian melakukan konsultasi
dengan bidang medis dan mendiskusikannya dengan anak dan orangtuanya.
7
Anak cacat memoliki kesamaan dengan beberapa hal dengan anak yang
normal sifatnya hakiki yaitu memiliki keinganan dan cita-cita rasa cinta kasih,
perhatian ,perlindungan, memerlukan makanan, minuman, pakaian yang bagus
serta mendapatkan pendidikan dalam upaya mrningkatkan taraf hidup pada masa
yang akan datang.
8
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA