Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“INSTRUMEN KEUANGAN, KAS DAN PIUTANG”

DOSEN : SISKA DEWI, S.E.,M.AK

Penyusun :

1. Aeni Fadhillah (3421010)


2. Maela Masrochah (3421001)

Semester II

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK PUSMANU PEKALONGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillah, dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Atas


Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah yang mempunyai judul “Instrumen Keuangan, Kas dan
Piutang”, guna memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW. Beliau telah berhasil membawa kita dari kehidupan yang anarkis menuju
kehidupan yang harmonis. Semoga kita selalu mendapatkan syafaat dan
pertolongan beliau, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.

Pekalongan, 14 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Instrumen Keuangan....................................................................................................3

B. Aset Keuangan...............................................................................................................6

C. Kas..................................................................................................................................8

D. Piutang Dan Pinjaman Yang Diterbitkan...................................................................9

PENUTUP...............................................................................................................................12

A. Simpulan......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya
aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrument ekuitas
bagi entitas lainnya (IAS 32). Instrumen keuangan perusahaan akan terlihat di
dalam laporan keuangan entitas, oleh karena itu diperlukan adanya pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap instrumen keuangan yang
dapat memberikan informasi yang menggambarkan kinerja entitas dan bermanfaat
bagi para pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. Informasi
yang terdapat pada nilai-nilai instrumen keuangan yang disajikan merupakan
bagian yang paling penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi,
sehingga pada proses penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus
sesuai dengan standar-standar akuntasi yang berlaku yaitu PSAK No.50 (revisi
2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60 tentang
pengungkapan instrumen keuangan, yang sebelumnya diatur dalam satu standar
pada PSAK No.50 (revisi 2006) tentang penyajian dan pengungkapan instrumen
keuangan.

Konvergensi standar akuntansi Indonesia dengan IFRS, memberikan


pengaruh terhadap PSAK No.50 (revisi 2006) yang sebelumnya mengatur
mengenai penyajian dan pengungkapan dalam instrument keuangan. Pada tahun
2010, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melakukan pemisahan antara standar
akuntansi yang mengatur antara penyajian dan pengungkapan atas instrument
keuangan, yang dipisahkan kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) tentang
pengungkapan instrumen keuangan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Instrumen Keuangan?
2. Apa saja Jenis Laporan Keuangan?
3. Apa saja Aset Keuangan?
4. Apa yang dimaksud kas?
5. Apa yang dimaksud piutang dan pinjaman yang diberikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari Instrumen Keuangan.
2. Mengatahui tentang Jenis Laporan Keuangan.
3. Mengetahui tentang Aset Keuangan.
4. Mengetahui maksud dari kas.
5. Mengetahui maksud piutang dan pinjaman yang diberikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Keuangan
1. Pengertian
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset
keuangan merupakan bagian dari instrumen keuangan. Instrumen
keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas
keuangan. Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur instrumen
keuangan.
 PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010) adopsi
dari IAS 32: Financial Instrumen: Presentation
 PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Penilaian (Revisi
2013) adopsi IAS 39: Financial Instrumen: Recognition and
Valuation
 PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2013)
adopsi dari IFRS 7: Financial Instrumen: Disclosure.

Konvergensi PSAK dengan IFRS menyebabkan semua standar yang


berkaitan dengan instrumen keuangan dicabut dan diganti dengan tiga
standar diatas. Beberapa standar terkait instrumen keuangan yang dicabut
di antaranya berikut ini.

 PSAK 41: Akuntansi Waran


 PSAk 43: Akuntansi Anjak Piutang
 PSAK 54: Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
 PSAK 30: Akuntansi Perbankan
 PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek
 PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

6
Pencabutan tersebut menyebabkan tidak ada pengaturan untuk
industri tertentu, karena standar lebih menekankan pada substansi
transaksi dan komponen yang dilaporkan bukan pada jenis industri
entitas. Pengaturan akuntansi yang ada dalam standar lama diubah
mengikuti aturan dalam PSAK terbaru.

2. Jenis Instrumen Keuangan


Jenis-jenis Instrumen Keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Aset Keuangan
Aset Keuangan terdiri atas:
1) Kas baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk
uang tunai maupun kas yang disimpan di dalam bank.
2) Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah
entitas, aset ini merupakan bentuk investasi dalam saham.
Investasi dalam saham yang termasuk dalam investasi keuangan
adalah investasi yang akan dijual dalam jangka waktu dekat dan
tidak ditujukan untuk penyertaan saham dalam jangka waktu
Panjang seperti diatur dalam PSAK 15: Investasi Asosiasi atau
PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama atau
Investasi di anak perusahaan yang diatur dalam PSAK 4:
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri.
3) Hak Kontraktual
 Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas
lain
 Untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi berpotensi untung.
4) Kontrak yang akan mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:

7
 Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin
diwajibkan untuk menerima sejumlah yang bervariasi dari
instrument yang diterbitkan entitas
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas. Tidak termasuk instrumen
keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial
instruments). Instrumen opsi jual merupakan instrumen
keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan
memperoleh kas atau aset keuangan lainnya atau secara
otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat
terjadinya peristiwa yang tidak pasti dimasa depan.
b. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan terdiri atas:
1) Liabilitas kontraktual
 Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
entitas lain.
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan entitas.
2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan
merupakan suatu:
 Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin
diwajibkan untuk menyerahkan sejumlah yang bervariasi
dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau

8
aset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
c. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas itu sendiri adalah kontak yang memberikan hak
residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan
penyerahan (atau penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam
jumlah yang ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan
lainnya yang nilainya telah ditetapkan adalah instrumen ekuitas.
Contohnya ekuitas yang paling umum adalah saham biasa
perusahaan. Kewajiban keuangan mencakup:
1) Kewajiban Kontraktual:
 Untuk memberikan uang tunai atau aset keuangan lain
kepada entitas lain.
 Untuk menukar aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan bagi entitas.
2) Kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen
ekuitas entitas sendiri dan adalah:
 Non-derivatif yang entitasnya atau mungkin berkewajiban
untuk mengirimkan sejumlah variable instrumen ekuitas
entitas sendiri
 Suatu derivative yang akan atau dapat diselesaikan selain
oleh pertukan sejumlah uang tunai atau aset keuangan lain
dengan jumlah tetap dari instrument ekuitas entitas sendiri.
Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas sendiri entitas tidak
termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk
penerimaan di masa depan atau pengiriman instrumen
ekuitas entitas sendiri.
d. Instrumen Derivatif

9
Derivatif merupakan instrumen keuangan atau kontrak lain yang
termasuk dalam ruang lingkup pernyataan dengan karakteristik
berikut:
e. Instrumen Lindung Nilai

B. Aset Keuangan
Berdasarkan PSAK 55, berikut klasifikasi aset keuangan yang dibagi
menjadi empat yaitu:

1. Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair
value to profit and loss-FVPL)
2. Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities-HTM)
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR)
4. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale-AFS)

Pengklasifikasian aset keuangan ini memiliki makna strategis karena


setiap klasifikasi memiliki metode penilaian yang berbeda baik dalam
pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal. Perbedaan klasifikasi
didasarkan pada intensi manajemen terkait dan jenis aset keuangan.

1. Klasifikasi Aset Keuangan


a. Aset Keuangan Diukur dengan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair
value to profit and loss-FVPL) adalah aset keuangan yang
dimaksudkan untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat. Aset keuangan ini dimaksudkan untuk diperdagangkan,
ketentuan standar lama menyebut kelompok ini sebagai surat berharga
diperdagangkan (trading securities). Untuk entitas yang kegiatan
operasinya melakukan jual beli sekuritas (securities company), aset
keuangan ini merupakan komponen utama aset perusahaan. Bagi
entitas lainnya, aset keuangan ini merupakan bentuk investasi
sementara untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas perusahaan.

10
Entitas dapat memanfaatkan kelebihan kas yang dimiliki untuk
membeli saham atau obligasi yang diharapkan dapat memperoleh
dividen, bunga, atau kenaikan nilai investasi (capital gain).
Menurut PSAK 55 (Revisi 2013) aset keuangan diklasifikasikan
sebagai FVPL jika memenuhi salah satu dari kondisi berikut.
1) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan
a) Diperoleh atau dimiliki untuk dijual atau dibeli dalam waktu
dekat
b) Merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan
c) Merupakan derivative yang bukan instrumen lindungi nilai
2) Pada saat pengakuan awal telah diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
a) Entitas menggunakan penetapan ini jika Ketika
melakukannya akan menghasilkan informasi yang lebih
relevan.
b. Investasi Dipegang hingga Jatuh Tempo
Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM)
adalah aset nonkeuangan nonderivative dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi tersebut termasuk
obligasi pemerintah, obligasi perusahaan dan investasi dalam
komersial tagihan, catatan, dan surat utang. Investasi pada hold-to-
matury ini mengecualikan yang:
- Ditetapkan sebagai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
- Ditetapkan entitas sebagai tersedia untuk dijual
- Memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang

Dalam hal ini entitas tidak diperbolehkan mengklasifikasikan aset


keuangan sebagai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut:

11
- Dilakukan Ketika aset keuangan mendekati jatuh tempo dimana
suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai wajar aset tersebut.
- Terjadi setelah entitas memperoleh substansial seluruh jumlah
pokok aset keuangan sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
melakukan pelunasan.
- Kejadian tertentu diluar kendali entitas, tidak berulang dan tidak
dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
c. Pinjaman yang Diberikan atau Piutang
Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR)
adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran yang telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi pasar aktif, kecuali yang
termasuk dalam tiga kategori aset keuangan yang lain. Kepemilikan
atas kelompok aset yang bukan pinjaman yang diberikan atau piutang
misalnya kepemilikan atas reksa dana, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai pinjaman atau piutang.
d. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale-AFS)
adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk
dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR. Jika
tidak termasuk dalam kategori aset keuangan tiga sebelumnya maka
akan diklasifikasikan sebagai AFS.

C. Kas
1. Pengertian
Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena
dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.
2. Pengendalian Kas
Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas misalnya sebagai berikut:

12
a. Terdapat pemisah tugas antara pihak yang melakukan otoritas
dengan pembayaran pihak yang melakukan pengelolaan kas dan
pencatatan, pihak pengguna, dan pihak pembayar.
b. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di
ruang tertutup dengan akses terbatas.
c. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang
berbeda.
d. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek
sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.
e. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan
pengendalian pencatatan.
f. Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan
kas dalam jumlah kecil.
g. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran.
3. Penyajian dan Pengungkapan
Standar akuntansi tidak mengatur penyajian kas dalam laporan
keuangan.Pengungkapan kas dalam laporan keuangan meliputi
pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi rincian kas yang
dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi kas menjelaskan secara umum
komponen kas dan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan kas.
D. Piutang Dan Pinjaman Yang Diberikan
1. Definisi Dan Jenis
Piutang adalah klaim entitas pada pihak lain. Bentuk klaim pada
pihak lain dapat didasarkan perjanjian utang piutang secara tertulis yaitu
wesel tagih (promissory notes), namun dapat juga didasarkan pada
perjanjian atau komitmen tidak tertulis yaitu faktur (invoice) dari
transaksi penjualan, disebut piutang dagang atau usaha.
Wesel tagih biasanya berbunga dan memiliki jangka waktu relatif
panjang. Untuk perusahaan perbankan dan jasa keuangan, piutang
berbentuk pinjaman yang diberikan atau kredit.
2. Pengakuan

13
Piutang pada awal pengakuan diukur dengan menggunakan nilai
wajar. Pengukuran setelah pengakuan awal sebesar nilai diamortisasi
dikurangi kerugian penurunan nilai. Beban langsung yang terkait dengan
perolehan piutang sehingga memengaruhi perhitungan bunga efektif.
Bunga efektif adalah bunga yang menyamakan nilai wajar dengan nilai
kini arus kas dari pembayaran piutang dan bunganya di masa depan.
- Biaya Transaksi
Standar mengatur untuk aset keuangan yang tidak diukur dengan
nilai wajar (termasuk piutang), pengukuran awal sebesar nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh piutang. Untuk piutang dagang maka
biaya transaksi untuk perolehan piutang tidak ada, karena transaksi
terkait dengan penjualan atau pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Namun untuk piutang dalam bentuk kredit yang
disalurkan perbankan atau lembaga keuangan, akan muncul biaya
transaksi untuk perolehan piutang ini. Nilai transaksi ini dicatat
menambah perolehan piutang dan memengaruhi tingkat suku bunga
efektif yang akan dikenakan.
- Diskon Penjualan
Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan
diskon atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas.
Terkadang perusahaan memberikan potongan harga pada pelanggan
pada masa promosi, misalnya hari raya, awal sekolah, dan akhir
tahun. Potongan harga seringkali diberikan kepada pelanggan
tertentu karena telah lama menjadi pelanggan atau pelanggan
tersebut menjual barangnya kepada pihak lain (grosir). Potongan
kuantitas diberikan dengan memberikan bonus barang pada saat
pelanggan membeli dalam jumlah tertentu.
Diskon penjualan yang dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat
dengan menggunakan dua metode yaitu metode piutang neto (net
method) dan metode piutang bruto (gross method). Keduanya dapat

14
diterapkan oleh perusahaan. Pilihan metode yang digunakan
tergantung kondisi dan kebiasaan pelanggan. Jika sebagian besar
atau seluruh pelanggan mengambil diskon, maka pencatatan dengan
menggunakan metode neto lebih mudah dalam proses pencatatan.
3. Penurunan Nilai
Piutang pada setiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah
terdapat bukti objektif mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti
objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai. Beberapa contoh
peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
- Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo.
- Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin
pembayaran.
- Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan
dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pelunasan atau penurunan
tingkat suku bunga.
- Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan.
- Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan
membayar pihak peminjam akan menurun.
4. Penyajian
Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah
dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Catatan atas
laporan keuangan menjelaskan kebijakan akuntansi, rincian piutang
menurut jenis, rekonsiliasi cadangan piutang , dan informasi khusus
terkait piutang seperti piutang dijaminkan dan penjelasan rinci debitur
tertentu.
5. Analisis Piutang
Analisis piutang yang dimiliki oleh perusahaan dengan
menekankan pada resiko tidak tertagihnya piutang. Dalam melakukan
analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yang dilakukan
dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai.

15
Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur
piutang. Umur piutang dihitung dengan hari dalam satu tahun dibagi
dengan perputaran piutang. Semakin lama jangka waktu piutang
mengindikasi perputarannya rendah, sehingga model kerja perusahaan
banyak berhenti di investasi piutang.
1.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Informasi akuntansi harus memiliki refrensi yang bermanfaat bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang
akurat oleh pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan calon kreditor)
memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi
yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan keuntungan dan kerugian dari
kegiatan investasi. Sehingga pada proses penyajian dan pengungkapan instrumen
harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No. 50
tentang penyajian instrumen keuangan, PSAK No.55 tentang pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan dan PSAk No.60 tentang pengungkapan
instrumen keuangan.

Dengan adanya perubahan standar akuntansi keuangan yang mengatur


tentang instrumen keuangan maka terdapat beberapa perbedaan antara PSAK
No.50 dan PSAK No.55 (revisi 2006) dengan PSAK No.50 (revisi 2010),PSAK
No.55 (revisi 2011) dan PSAK No. 60. Perbedaan tersebut diantara tentang
reklasifikasi dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi ke pinjaman yang
diberikan dan piuang dan reklasifikasi dari tersedia untuk dijual ke pinjaman yang
diberikan dan piutang. Selain itu juga terkait dengan pengungkapan aset atau
liabilitas keuanga yang diukur pada nilai wajar, pengungkapan jumlah
reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi serta
pengungkapan pengukuran nilai wajar.

17
DAFTAR PUSTAKA

I Made Sudana. 2011.Manajemen keuangan perusahaan.Erlangga, Jakarta.

S. Wu et al. / North American Journal of Economics and Finance 35 (2016) 153-


165

Dwi Martani.Sylvia Veronica Siregar.Ratna Wardani Aria Farahmita.Edward

Tanuwijaya.Akuntansi Keuagan Menengah.Jakarta Selatan.Salemba Empat

18

Anda mungkin juga menyukai