nikah bermakna “berkumpul”. Sedangkan menurut istilah syariat, definisi nikah dapat kita
simak dalam penjelasan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Fathul Wahab berikut ini;
ْ َ َاح َأ ْو ن
ح ِو ِه ٍ اح َة َو ْط ٍء ِبلَفْ ِظ إنْك
َ َعقْدٌ يَتَ َض ّ َم ُن إب
َ عا َ ّ ُه َو ل ُ َغ ًة.كتاب النكاح
ً الض ُّم َوال َْو ْط ُء َو َش ْر
Artinya, “Kitab Nikah. Nikah secara bahasa bermakna ‘berkumpul’ atau ‘bersetubuh’,
dan secara syara’ bermakna akad yang menyimpan makna diperbolehkannya bersetubuh
dengan menggunakan lafadz nikah atau sejenisnya,” (Lihat Syekh Zakaria Al-Anshari,
Fathul Wahab, Beirut, Darul Fikr, 1994, juz II, halaman 38).
Sa‘id Musthafa Al-Khin dan Musthafa Al-Bugha dalam kitab itu memerinci
hukum-hukum tersebut sebagai berikut:
1.Sunah
2.Sunah Ditinggalkan
3.Makruh
4.Lebih Utama Jika Tidak Menikah
5.Lebih Utama jika Menikah
2.HIKMAH DAN RAHASIA DISYARIATKAN
NIKAH
a. Hikmah perkawinan bagi yang menjalankannya
1. Dapat melahirkan generasi penerus masa depan yang sah dan berkualitas
2. Mewujudkan keluarga yang harmonis dan masyarakat yang aman dan tentram