PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
begitu juga dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini bertujuan agar satu sama
perkawinan bahkan tradisi atau adat masyarakat dan juga institusi negara
al-wathi’ dan al-dhammu wal al-tadakhul. Terkadang juga disebut dengan al-
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kalau dianalisa lebih jauh, penggunaan redaksi
1
“seorang pria dengan seorang wanita” mengandung arti bahwa perkawinan itu
perkawinan sesama jenis. Kata “sebagai suami istri” mengandung arti bahwa
perkawinan itu adalah bertemunya dua jenis kelamin yang berbeda dalam
suatu rumah tangga, bukan hanya dalam istilah “hidup bersama”. Dan
menunjukkan bahwa perkawinan itu bagi Islam adalah peristiwa agama dan
“Perkawinan menurut Hukum Islam merupakan akad yang sangat kuat untuk
bahwa perkawinan merupakan suatu cara yang dipilih Allah sebagai jalan
Nisā’ ayat 1:
2
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”(QS.Al Nisa’:1), (Kementerian Agama RI,
2010:110).
Unsur-unsur pokok dalam suatu Perkawinan adalah :
5. Ijab yang dilakukan oleh wali dan qabul yang dilakukan oleh suami
dikatakan sah secara agama Islam. Adanya beberapa unsur pokok tersebut
yang harus dipenuhi dalam melaksanakan akad nikah merupakan usaha untuk
2006: 62).
menurut imam Syafi’i yang dikutip dalam buku al-fiqh al-islam wa Adillatuh
4. Baligh
5. Berakal
6. Adil
3
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
dilakukan untuk menghindari pernikahan siri atau pernikahan yang tidak sah
kebahasaan nikah sirri adalah nikah rahasia. Maksudnya adalah nikah secara
Islam atau ke Kantor Catatan Sipil bagi yang bukan Muslim. Nikah sirri yang
Nikah sirri adalah pernikahan yang memenuhi rukun perkawinan yang diatur
a. calon suami
b. calon istri
c. wali nikah
Nikah sirri adalah salah satu bentuk permasalahan yang sampai saat
ini masih banyak terjadi di Indonesia. Memang masalah nikah sirri sangat
sulit untuk dipantau oleh oihak yang berwenang, karena mereka menikah
4
tanpa sepengetahuan pihak berwenang. Biasanya, nikah sirri dilakukan
hanya di hadapan seorang ustadz atau tokoh masyarakat saja yang dijadikan
ini kemudian tidak dilaporkan kepada pihak yang berwenang yaitu Kantor
Urusan Agama.
antara masa lalu dengan masa yang sekarang dan menunjukkan sesuatu yang
adat istiadat dan budaya masing-masing, salah satunya adalah adat istiadat
yang terdiri dari beberapa aturan yang harus dilaksanakan. Akan tetapi dalam
terlihat sangat aneh. Akan tetapi fenomena tersebut banyak dilakukan oleh
sebagai Pernikahan mayit adalah sebuah tradisi pernikahan adat dalam suatu
5
masyarakat tertentu yang pelaksanannya dilakukan sebelum mayat
Menurut ahli Fiqh hukum yang dikutip dalam buku Fiqh as-Sunnah
عن ابي هريرة رضي هللاا عنه عن النبي صلى هللاا عليه وسلم قال
أسرعوا بالجنازة فان تك صالحة فخير تقدمو نها اليه وان تك غير ذلك فشر
تضعونه عن رقابكم
Artinya: Dari Abi Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda : “bersegeralah di
dalam mengurus jenazah. Jika ia orang shalih maka kebaikanlah yang kalian
persembahkan kepadanya, tetapi jika ia tidak seperti itu maka keburukanlah
yang kalian letakkan dari atas pundak kalian (HR.Muttafaqun’ alaih).
ditentukan hari dan tanggal pernikahannya namun sebelum hari dan tanggal
tersebut tiba, salah satu keluarga dari pihak laki-laki atau perempuan
meninggal dunia.
sudah meninggal dunia sebelum dimakamkan, selain itu juga karena alasan
6
pernikahannya akan ditunda selama satu tahun apabila pernikahan tersebut
segera untuk melaksanakan akad nikah pada saat jenazah masih belum
dikuburkan maka akan menunggu selama satu tahun berikutnya untuk bisa
melaksanakan pernikahan.
melakukan pernikahan yang sesuai dengan syari’at islam, dan masih banyak
7
Tradisi nikah mayit tersebut juga termasuk dalam kategori nikah siri
karena nikah mayit tersebut dilakukan hanya sah menurut agama saja dan
tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Akad nikah
menikahkan secara sah menurut aturan pemerintah, dalam hal ini yaitu
penghulu dari Kantor Urusan Agama. Jadi yang menikahkan adalah tokoh
agama yang berada di desa Bocek tersebut tanpa adanya penghulu dari Kantor
Urusan Agama.
yang tidak disepakati yaitu al-‘Urf. Agar tradisi tersebut dapat dikategorikan
dijadikan sebuah pertimbangan hukum atau adat yang Fasid yang perlu
Kabupaten Malang)”
B. Fokus Penelitian
8
1. Apa sebab yang menjadikan Masyarakat di desa Bocek kecamatan
jenazah keluarga?
Malang ?
kabupaten Malang ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
9
1. Kegunaan secara Teoritis
referensi ataupun bahan diskusi bagi para mahasiswa program Studi Ahwal
2. Kegunaan Praktis
E. Batasan Masalah
ruang lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih
bisa fokus untuk dilakukan yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana
10
saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana
saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian (Usman &
yaitu tentang adanya tradisi pernikahan di depan jenazah di desa Bocek pada
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah deretan pengertian yang dipaparkan secara
gamblang untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini agar tidak terjadi
kesalah fahaman terhadap judul skripsi ini yaitu pandangan hukun Islam
2. Tradisi, kata tradisi berasal dari bahasa latin, tradition yang artinya
11
cara dan proses penerusan suatu kebudayaan dari generasi terdahulu hingga
3. Pernikahan adalah pernyatan sepakat dari pihak calon suami dan pihak
calon istri untuk mengikatkan diri mereka dalam ikatan perkawinan. Dalam
(Ramulyo, 2004:1).
atau akad nikah yang dilakukan di dekat jenazah salah satu keluarga dari
dikebumikan.
skripsi ini yang dimaksud jenazah oleh peneliti merupakan jenazah yang
masih ada hubungan saudara dengan pihak yang akan melakukan sebuah
adalah salah satu dari angota keluarga yaitu, orang tua, nenek, kakek,
F. Sistematika Penulisan
skripsi ini dibagi menjadi enam bab dengan rincian sebagai berikut:
12
BAB I PENDAHULUAN : merupakan pendahuluan yang didalamnya
terdiri dari beberapa sub bab yaitu, Konteks penelitian, Fokus penelitian,
pustaka yang didalmnya terdapat dua sub bab yaitu kerangka Teori yang akan
yang diperoleh dari lapangan dan analisis data dari penelitin dengan
menggunakan alat analisa atau kajian teori yang telah dipaparkan dalam Bab II.
Selain itu dalam bab ini juga menjawab pertanyaan yang ada dalam fokus
13
menganalisis tradisi Pernikahan di depan jenazah keluarga yang dilakukan oleh
bab ini terdiri dari kesimpulan dari seluruh isi skripsi. Selain itu pada bab ini
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan
aqdu-al tazwij yang artinya akad nikah. Juga bisa diartikan wath’u al
atau asal kata dari kata kerja (fi’il madhi) “Nakaha”, sinonimnya
15
Para ulama fiqh pengikut madzhab (Syafi’i, Hanafi, Maliki,
dalam akad) lafadz nikah atau kawin, atau makna yang serupa dengan
berbeda dalam menarik akar katanya saja (Tihami & Sahran, 2010: 7).
dan rahmah.
Maha Esa. Oleh karena itu pengertian Perkawinan dalam ajaran Islam
16
2. Dasar Hukum Pernikahan
ومن اياته أن خلق لكم من أنفسكم أزوا ًجا لتسكنوا ٳليها وجعل بينكم
۩مودة ً ورحمةًۚٳن في ذلك ليات لقوم يتفكرون
Artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, suapaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Kementerian RI, 2014:
196)
3. Hukum Pernikahan
17
b. Sunnah, bagi orang yang nafsunya sudah mendesak dan mampu
B. Akad Nikah
Akad nikah berasal dari dua kata, yaitu aqdun dan nikahun yang
lazim dalam bahasa Indonesia disebut Akad Nikah. Kata Akad artinya
sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak
18
wali calon mempelai perempuan dengan ucapannya, misalnya : saya
nikahkan anak saya bernama si A dengan mahar uang senilai satu juta
senilai satu juta Rupiah dibayar tunai.” (Tihami & Sahrani, 2002: 17).
yang termuat dalam Bab I pasal 1 (c) yang berbunyi: Akad nikah
adalah rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali dan qabul yang
يا ايها الذين امنوا أوفوا بالعقود احلت لكم بهيمة النعامٳلمايتلى
۩عليكم غيرمحلي الصيد وأنتم حرمۚٳن هللاا يحكم مايريد
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan
haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum- hukum
menurut yang dikehendaki-Nya”(Kementerian Agama RI,
1994:156).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut yang dimaksud
sesamanya.
19
3. Syarat dan Rukun Nikah
perbuatan hukum seperti akad perkawinan, baik dari segi para subjek
peristiwa hukum tersebut adalah tidak sah dan statusnya “batal demi
2007: 12).
tersebut adalah:
20
1) Syarat bagi calon mempelai pria antara lain beragama Islam, laki-
4) Syarat saksi nikah antara lain minimal dua orang saksi, menghadiri
dewasa.
g) Majlis ijab dan qabul harus dihadiri oleh minimal empat orang,
wanita atau yang mewakilinya, dan dua orang saksi (Ali, 2007:12)
21
4. Pelaksanaan Akad Nikah menurut Kompilasi Hukum Islam
1. Ijab dan qabul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas
2. Akad nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang
pribadi.
yang tegas secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah
B. Pernikahan Sirri
terbatas, di hadapan pak kyai atau tokoh agama, tanpa kehadiran petugas
KUA, dantentu saja tidak memiliki surat nikah yang resmi. Dalam Pasal 2
22
perkawinan yang tidak tercatat tidak sah. Dengan demikian karena
pernikahan sirri tidak tercatat maka nikah sirri dalam hukum positif
tidak tercatat adalah perkawinan yang tidak dicatat oleh PPN (Pegawai
yang tidak berada di bawah pengawasan PPN, dianggap sah secara agama
berlaku.
sudah memenuhi rukun perkawinan, seperti wali, ijab kabul, ada 2 saksi,
dan tidak ada halangan menurut agama seperti bukan muhrim atau
23
lainnya. Akan tetapi, karena pernikahan tersebut tidak disaksikan oleh
ada dalam Pasal 45 Ayat (1) huruf a, peraturan pemerintahan No. 9 Tahun
C. Tradisi
1. Pengertian Tradisi
“diteruskan” atau kebiasaaan dan bisa diartikan dengan sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
lisan, karena tanpa adanya hal tersebut suatu tradisi dapat punah (Fatah,
2006: 294).
Tradisi dalam pengertian lain adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
tradisi biasanya tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi
24
praktiknya, yang akhirnya membangun pengelompokan masyarakat
agama (dalam hal ini adalah Islam) ke dalam tiga wilayah. Pertama,
wilayah teks asli Islam, yaitu Alquran dan As-Sunnah. Kedua, pemikiran
Islam yang merupakan ragam cara menafsirkan teks asli Islam yang dapat
tradisi menggunakan beberapa alasan atau dalil, antara lain yaitu yang ada
199 yang dimaksud dengan kata al’urf adalah perkara yang makruf atau
bajik. Ia menukilnya dari nash yang dikatakan oleh Urwah ibnu Zubair,
As-Saddt, Qatadah, Ibnu Jarir, dan yang lainnya yang bukan hanya
seorang.
25
telah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar menagnjurkan semua
mengerti perkara yang hak dan wajib yang termasuk hak Allah, tidak pula
muslim.
pada hadis :
العادة محكمة
26
Maksud kaidah tersebut adalah suatu tradisi yang berkembang di
(Raudli, 2015:202).
Yang menjadi masalah dalam kaidah ini adalah, apabila tradisi yang
dapat memberikan tempat tradisi dan budaya lokal yang tidak sama sekali
27
hadir di Indonesia tidak ditempat yang hampa nilai atau tradisi dan
berasal dari tradisi lama (pra-islam) yang dipandang baik oleh masyarakat
syari’ah, dalam artian tidak terdapat nash atau dalil yang melarangnya.
a. Pengertian Adat
28
عبارة عما يستقر فى النفوس من المور المتكررة عند الطباع
السليمة
(Raudli, 2015:204).
tersebut bisa tertanam dalam hati seseorang dan dapat diterima, diikuti
sehingga menjadi sesuatu ketetapan, maka lahirlah apa yang disebut adat.
pokok yaitu:
29
1. Tabi’at (perangai, watak, kelakuan) suatu daerah yang menjadi
tujuan atau pendorong yang sama. Akan tetapi kebanyakan timbul dari
seperti apa yang berlaku dalam keyakinan umat jahiliyah dahulu (Raudli,
2015:222).
c. Kekuatan Adat
dan tidak boleh disentuh. Mereka mengatakan bahwa “Adat adalah tabiat
kebutuhan.
30
Sebagai agama yang universal, Islam sangat menaruh perhatian
terhadap segala budaya dan adat yang berlaku di kalangan umat manusia
dalam setiap waktu dan kondisi, baik yang bersifat umum atau hanya
dianggap baik, dengan demikian hal itu menjadi bagian dari adat islami
yang dibangun di atas pondasi sunnah. Selain itu juga yang dilakukan
penduduk Madinah secara global kecuali hanyalah ‘urf dan adat (Raudli,
2015:225).
suatu hukum. Karena definisi dari adat adalah suatu praktek yang timbul
dari dorongan akal pikiran, kemudian diikuti oleh orang lain yang pada
(ibid:226).
suatu petunjuk dari adanya hukum Allah dalam suatu perkara. Mereka
31
baik, buruk, maslahah dan mafsadah, karena tidak pernah ada jaminan
bahwa akal sejernih apapun akan selalu benar, jaminan itu hanya ada pada
Demikian pula halnya dengan adat yang timbul dari akal pikiran, ia
hukum selama tidak didukung oleh salah satu dasar dari beberapa dasar
pengingkaran (sunnah taqririyah) atau ijma’, baik ijma’ fi’ly atau sukuty,
dan atau adat tersebut dikembalikan pada hukum asal manafi’ dan
dari setiap yang membawa kemanfaatan sekiranya tidak ada dalil adalah
لضرر ول ضرار
berlaku”, maka tidak lain hal itu karena melihat apa yang ada di balik adat
32
sendirinya dijadikan sumber hukum. Adat yang diperkuat oleh dasar-
dasar baik dai Alquran maupun As sunnah akan dijaga dan dilestarikan
D. Al-‘Urf
Dalam syariat Islam, terdapat landasan hukum yang dinamakan ‘urf.
‘urf adalah sesuatu yang menjadi kebiasaan dan dijalankan oleh manusia,
baik berupa perbuatan yang terlakoni diantara mereka atau lafadz yang
Perbedaan istilah ‘urf dan adat dilihat dari aspek yang berbeda,
menekankan pada sisi pelakunya. Adat hanya melihat sisi pelakunya, dan
Syafi’i dan Hambali) dua diantaranya, yaitu madzhab Hanafi dan Maliki
yang luas sekali menggunakan tradisi sebagai landasan atau dalil istinbath
madzhab Syafi’i, ‘urf juga diperhatikan apa bila tidak terdapat nash atau
dasar-dasar lain berupa Ijma’ atau Qiyas yang dapat dijadikan pijakan
a. Pengertian ‘Urf
33
Secara etimologi, ‘Urf berarti “yang baik”. ‘Urf menurut ulama
maupun fiqh adalah “sesuatu yang telah mantap diterima secara nalar,
dan dinilai baik oleh perasaan yang sehat”. Dalam defini lain yang
a. Alquran
b. Hadis
harus merawat kebunnya di siang hari dan pemilik ternak piaraan itu
34
Substansi yang terkandung di dalam makna hadis tersebut adalah
3. Macam-macam ‘Urf
Para ulama Ushul fiqh membagi ‘urf menjadi tiga macam (Haroen,
1997: 139) :
masyarakat.
masyarakat tertentu.
35
3. Dari segi keabsahannya dari pandangan syara’, ‘urf terbagi menjadi dua
yaitu:
Para ulama ushul fiqh sepakat bahwa ‘urf al-shohih, yaitu ‘urf
yang tidak bertentangan dengan syara’, baik yang menyangkut ‘urf al-
‘am dan ‘urf al-khash, maupun yang berkaitan dengan ‘urf al-lafdzi
3. Syarat-syarat ‘Urf
1. ‘Urf berlaku secara umum baik yang bersifat khusus dan umum
tersebut.
36
2. ‘ Urf itu telah memasyarakat ketika persoalan yang akan ditetapkan
hukum itu lebih dahulu ada sebelum kasus yang akan ditetapkan
hukumnya.
qaul qadim dan qaul jadid antara lain disebabkan karena ‘Urf yang
(Djazuli, 2006:90).
37
BAB III
METODE PENELITIAN
meliputi :
A. Jenis Penelitian
yang lengkap dan mendalam mengenai subyek yang diteliti misalnya perilaku
B. Pendekatan Penelitian
4-5).
38
C. Kehadiran Peneliti
dengan jangka waktu dua hari untuk menyiapkan penelitian dan tiga hari
melalui informan dalam hal ini para staff yang ada di kantor Balai
Desa tersebut.
D. Lokasi Penelitian
39
dikarenakan di desa tersebut terdapat tradisi pernikahan di depan jenazah
E. Sumber Data
baik data utama maupun data pendukung (Usman & Purnomo, 2008: 75)
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tursusun
dari arsip (dokumen) yang sudah dipublikasikan. Dalam hal ini peneliti
40
berupa perundang-undangan, buku-buku, majalah dan sebagainya.
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku Hukum
Ushul Fiqh, Tafsir Ibnu Katsir, kitab Ahwal Al-Syakhsiyah, dan buku-
1. Observasi
Bocek.
2. Wawancara
41
responden. Sementara steward dan cash yang dikutip dalam buku
dalam wawancara ini adalah Bapak Modin desa Bocek yang juga
3. Dokumentasi
peneliti adalah hasil foto, rekaman (video), rekaman suara dan juga
42
G. Teknik Analisis Data
dan agar data tersebut terstruktur secara baik, rapi, dan sistematis. Maka,
metode analisi data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
43
tindakan. Bentuk penyajiannya yaitu teks naratif agar memudahkan
terjamin.
44
a. Perpanjangan pengamatan
2. Triangulasi
ulang terhadap informan yang berbeda dalam hal ini pada keluarga
45
4. Member check
46
BAB IV
Pada bab ini peneliti akan memaparkan data yang telah diperoleh dan
dalam bentuk observasi secara langsung dan apabila datanya sudah terkumpul
peneliti menganalisis data tersebut. Analisis tersebut fokus pada tradisi pernikahan
di depan jenazah keluarga yang dilakukan oleh masyarakat desa Bocek dan
dikaitkan pada beberapa unsur dan identifikasi masalah agar penelitian ini lebih
objektif dan akurat. Selain itu peneliti juga mencari informasi-informasi tambahan
yaitu pada tanggal 3 Mei 2019 sampai 17 Mei 2019. Tempat yang diamati oleh
kabupaten Malang.
Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar
pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan
47
sendiri oleh peneliti. Untuk mengetahui sejauh mana informasi yang diberikan
sebagai berikut :
3. Nama Dusun :
a. Bocek krajan
b. Manggisari
c. Supiturang
4. Batas Wilayah
bawah ini :
48
Tabel 1.1
Letak Kecamatan
No. Desa/ Kelurahan
Lowokwaru
Km
2. DEMOGRAFI
Tabel 2.2
No Status Keterangan
49
2 Penduduk Perempuan 3938
4. Potensi Desa
Tabel 2.2
Alam
Buah
Tabel 2.3
50
3 Koperasi wanita Muslimat
Tabel 2.4
Mata Pencaharian
jasa/perdagangan
3. KARAKTERISTIK DESA
Tabel 3.1
Kepercayaan agama
No Agama Jumlah
51
2 Kristen 4 Orang
3 Katolik 3 Orang
4 Hindu -
5 Budha -
Tabel 3.2
Prasarana Pendidikan
1 SMU/SMK 1 Buah
2 SLTP 2 Buah
3 SD/MI 4 Buah
4 TK/RA/PAUD 5 Buah
5 Pesantren 2 Buah
Tabel 3.3
Prasarana Pendidikan
No Keterangan Jumlah
52
5 Penduduk tamat SD/Sederajat 224 Orang
c. Prasarana Kesehatan
Tabel 3.4
Prasarana Kesehatan
1 Puskesmas -
2 Polindes 1 Unit
3 Posyandu 3 Unit
Tabel 3.4
No Jabatan Nama
5 Kebayan Muhaimin
7 Kuwowo Harjito
53
8 Modin Abdul Rohmat
B. Temuan Penelitian
tersebut
masyarakat desa Bocek sudah menjadi suatu tradisi turun temurun yang
karena ada salah satu keluarga mempelai laki-laki ataupun perempuan yang
tua, nenek atau kakek yang meninggal dunia. Selain itu masyarakat desa
takut akan datangnya kematian yang sewaktu-waktu bisa terjadi pada kedua
mempelai pengantin.
54
menghindari keraguan atas dasar takut akan datangnya kematian yang
sebelum tanggal pernikahan itu tiba, salah satu dari anggota keluarga
dilaksanakan pernikahan sirri terlebih dahulu yaitu dengan nikah mayit. Hal
melaksanakan akad nikah, karena jika tidak melakukan nikah mayit maka
dalam satu ruangan dengan jenazah dan dihadiri oleh para pentakziah.
karena itu, pada saat pelaksanaan akad nikah berlangsung tidak ada
mempelai.
55
Seorang modin atau orang yang di beri wewenang oleh Kantor
sirri saja. Jadi, dalam pelaksanaan akad nikah di depan jenazah tersebut
atau yang menikahkan adalah orang tua mempelai perempuan jika masih
hidup, atau siapapun orang yang hadir dalam pelaksanaan nikah mayit
mayit tersebut juga di hadiri oleh beberapa saksi. Jadi, syarat dan rukun
untuk melaksanakan akad nikah di depan jenazah sama seperti syarat dan
56
BAB V
PEMBAHASAN
“Orang jawa melakukan tradisi itu karena turun temurun dari orang-
orang sebelumnya karena disitukan ada hukumnya sendiri. Jadi,
melakukan tradisi tersebut karena atas dasar toleransi dan
menghormati kalau ada orang tuanya meninggal dunia kan tidak
boleh melakukan akad nikah waktu hari meninggalnya orang tuanya
itu. Dan harus cari hari lain selain hari pada saat meninggalnya orang
tua atau salah satu keluarga yang meninggal itu selama satu tahun”.
(27 April 2019)
Dari paparan yang telah dijelaskan oleh Modin desa tersebut bahwa
tiba tanggal yang telah ditentukan tersebut ada salah satu keluarganya yaitu
pernikahannya selama satu tahun. Namun, jika tidak mau menunggu waktu
terlalu lama maka dilakukanlah nikah mayat, dan jika tidak mau melakukan
nikah mayat, maka harus menunda pernikahan tersebut selama satu tahun.
57
Dalam hal tersebut yang dimaksud adalah harus “ganti tahun”, antara tahun
Selain itu yang menjadi sebab adalah tradisi tersebut pada awalnya
ajaran jawa. Dan menurut informasi yang diterima oleh peneliti apabila
tidak melakukan nikah mayat tersebut maka dianggap sebagai anak durhaka
yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Pada dasarnya tradisi itu muncul
yaitu Bapak Anshori selaku orang tua yang menikahkan anaknya dengan
58
desa Bocek masih melakukan tradisi tersebut karena takut
melanggar aturan dari dalil tersebut yaitu al’adatul muhakamah
bagi yang mempercayainya. Tujuan dilaksanakannya tradisi nikah
mayat tersebut adalah untuk menghindari fitnah, menghindari
omongane wong seng dungo elek”. (4 Mei 2019).
Dari paparan yang telah dijelaskan oleh narasumber tersebut bahwa
tradisi nikah mayat menurut orang-orang tua jaman dulu tidak boleh
jika banyak dari masyarakat yang mendoakannya maka akan terjadi sesuatu
hal buruk yang tidak diinginkan. Dilakukannya tradisi nikah mayat tersebut
agar pernikahan tidak ditunda selama satu tahun. Dan yang menjadi sebab
menghindari fitnah dan menghindari ucapan atau ungkapan yang jelek dari
mempercayai tradisi tersebut rata-rata kurang hablum min an-nash nya atau
kabupaten Malang
59
a. Wawancara dengan narasumber yaitu Modin desa Bocek Bapak Abdul
berikut:
harus ada dalam pelaksanaan nikah mayat pada saat proses akad nikah. Hal
rukun yang ada dalam proses akad nikah pada umunya. Dan Bapak Modin
tersebut hanya berlaku pada keluarga dari pihak pengantin perempuan saja
ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti salah satu keluarga dari
mempelai perempuan ada yang meninggal dunia sebelum tiba hari dan
berlaku khusus untuk keluarga pengantin perempuan saja atau berlaku untuk
60
Bapak Rahmat selaku modin desa Bocek itu menerangkan
“berlakunya untuk dua-duanya entah itu perempuan yang orang
tuanya meninggal keluarga perempuan entah keluarga yang laki-laki
itu tetap dua-duanya dilaksanakan, jadi berlaku untuk semuanya
entah itu bukan orang tuanya atau sanak kerabat atau disebut
keluarga yang paling dekat seperti orang tua, mbah” (27 April 2019)
Lalu peneliti juga menanyakan apakah seluruh masyarakat desa
sebagian masyarakat itu tidak melaksanakan tradisi nikah mayit ketika ada
salah satu keluarga yang meninggal dunia sebelum tiba hari dan tanggal
yang disampaikan oleh bapak rahmat bahwa 90% masyarakat desa Bocek
jenazah keluarga, perhitungan jawa atau weton, tetapi kalau orang yang
karena mereka menganggap bahwa semua hari itu adalah baik, jadi bisa
jawa tidak berani untuk meninggalkan tradisi tersebut, dan orang yang
orang tertentu yang tidak paham terhadap tradisi nikah mayat dan juga yang
memang tidak mau mengikuti ajaran hukum jawa atau hukum adat.
Berbeda hal dengan apa yang didapatkan peneliti dari modin desa
Bocek, peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada narasumber lain yaitu
61
orang dulu, dan yang tidak melakukan adalah orang-orang yang sudah
jamannya modern dan berpendidikan. Tokoh masyarakatpun hanya
sebagian kecil mempercayai tradisi tersebut”. (4 Mei 2019)
Setelah peneliti mengetahui informasi dari informan bahwa ada
juga menanyakan apakah ada mudlarat nya bagi kedua pengantin jika tidak
berikut:
62
Peneliti juga menanyaka kepada informan tentang jarak antara nikah
mayat atau nikah sirrri berapa lama. Menurut informasi yang telah diberikan
oleh informan kepada peneliti bahwa jarak antara nikah sirri ke nikah sah
nya tidak ada jarak minimal, tetapi menurut adat jawa disarankan agar
mencari hari lagi yang baik dan tidak menunggu satu tahun tetapi mencari
hari baik.
menikahkan siri atau menikahkan sah secara agama saja meskipun itu
dalam agama diperbolehkan. Karena nikah mayat atau nikah tersebut di luar
lain atau orang tuanya yang mampu menikahkan, tokoh agama atau tokoh
masyarakat.
63
segera dilaksanakan nikah sah menurut pemerintah. Nantinya masalah
memiliki anak mengenai urusan akta, kartu keluarga itu menjadi mudah,
lancer tidak ada masalah apa-apa. Tetapi kalau ditunda-tunda sampai
mempunyai anak nantinya kesulitan sendiri untuk mengurusnya oleh pihak
yang bersangkutan.” (27 April 2019)
Peneliti juga mendapatkan informasi dari narasumber bahwa ketika
atau nikah siri tidak ada berkas-berkas seperti buku akta nikah dan surat-
surat lainnya. Dijelaskan oleh bapak modin bahwa nikah secara agama saja
atau bisa disebut nikah siri yang dalam hal ini juga termasuk nikah mayit
tidak ada bukti berupa buku nikah, tanda tangan para pihak dan lain-lain.
yaitu Bapak Anshori selaku orang tua yang menikahkan anaknya dengan
tersebut, tetapi alasan bapak anshori melakukan tradisi nikah mayat karena
beranggapan jelek dan mendoakan yang jelek kepada anak bapak anshori
64
bapak anshori hidup di lingkungan masyarakat yang kental dengan tradisi-
tradisi termasuk tradisi nikah mayat, jadi bapak anshori bermaksud untuk
toleransi terhadap tradisi yang dianut dan dipercayai oleh masyarakat tempat
dimana ia tinggal, tetapi bapak anhsori tetap yakin kepada Allah bukan
sebagainya menurutnya itu adalah takdir dari Allah bukan karena akibat
nikah terpenuhi. Sepanjang adanya kedua mempelai, wali, saksi, dan ijab qabul.
tetap sah. Hanya saja kembalikan pokok persoalan pada sejauh mana jenazah
berpegang teguh pada aturan syari’at dalam artian mereka tidak meninggalkan
65
syarat-syarat dan rukun nikah yang ditentukan ooleh syari’at Islam. Hal tersebut
terlihat dengan adanya ijab qabul yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat. Selain
terjadi dalam pelaksanaan akad nikah di depan jenazah, karena yang mereka
lakukan hanya sebuah tradisi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat dan
bukan merupakan syarat ataupun bagian dari rukun nikah itu sendiri. Apabila
dilihat dari kedudukan jenazah itu sendiri, tidak ditemukan adanya penyimpangan
terhadap syariat sebab jenazah dalam pelaksanaan akad nikah tidak memiliki
Dalam agama Islam diajarkan, bahwa syarat akad nikah adalah adanya
calo istri dan calon suami, masing-masing bukan termasuk mawani’un nikah,
bukanlah satu kewajiban syar’i yang harus dilaksanakan, namun itu sebuah
kewajiban yang dikatakan hanya melaksanakan amanat atau warisan dari nenek
moyamg yang terdahulu yang jika tidak dilakukanpun juga tidak akan
mengakibatkan konsekuensi hukum agama. Dalam ushul fiqh pun juga dijelaskan
tentang Urf, dan tradisi nikah di depan jenazah ini termasuk dalam kategori Urf
Shohih karena tradisi ini dapat diterima dan dijalankan oleh masyarakat dan tidak
adalah terciptanya sikap toleransi antara mereka yang mau melaksanakan dengan
66
Pendapat Abdul Haq dalam bukunya “Formulasi nalar fiqh telaah
kaidah fiqh konseptual” (2006: 292) menyatakan bahwa sy;arat-syarat adat secara
2. Adat tersebut bersifat menyeluruh artinya diterima dan dilakukan oleh kalangan
mayoritas masyarakat.
67
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bakti seorang anak kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Selain itu
juga untuk menghindari fitnah dari masyarakat yang mempercayai tradisi tersebut,
dan sebagai wujud toleransi terhadap masyarakat yang masih mempercayai tradisi
nikah mayat.
dan rukun yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Hal tersebut terlihat dengan
adanya ijab qabul yang tetap dilakukan oleh masyarakat serta terpenuhinya syarat
dan rukun nikah. Dan dari keduduka jenazah itu sendiri tidak ditemukan adanya
tidak memiliki peran sama sekali, baik sebagai wali ataupun saksi.
syariat Islam yaitu terpenuhinya syarat dan rukun pernikahan, dan tradisi
pernikahan di depan jenazah tersebut adalah termasuk dalam kategori Urf shohi
68
karena tidak bertentangan dengan syariat Islamdan tradisi tersebut daoat diterima
B. SARAN
penulis hadapi adalah minimnya referensi literatur Islam tentang budaya ataupun
tradisi lokal yang ada di Indonesia. Oleh karena itu penulis menyarankan:
adat istiadat atau tradisi lokal suatu daerah apabila suatu saat akan mengadakan
69