Anda di halaman 1dari 14

TASAWUF SOSIAL KH. MA.

SAHAL MAHFUDH:
Tasawuf Kajen Menghadirkan Solusi
Dr. Jamal Ma’mur Asmani, MA.
© 2019, PT Elex Media Kompuindo, Jakarta
Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Kompuindo
Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

719100243
ISBN 978-602-04-9067-0
978-602-04-9068-7 (Digital)

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memper-


banyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta


Isi di luar tanggung jawab percetakan

TASAWUF SOSIAL (HALDEP).indd 4 28/01/2019 04:42:13


DAFTAR ISI

PENGANTAR v
DAFTAR ISI xi
TABEL xv

BAGIAN 1: RELASI FIKIH DAN TASAWUF SECARA SEIMBANG 1


A. Memahami Fikih 5
1. Pengerian Fikih 5
2. Komponen Fikih 7
3. Karakterisik Fikih 9
B. Memahami Tasawuf 12
1. Pengerian Tasawuf 12
2. Sejarah Tasawuf 16
3. Pembagian Tasawuf 17
4. Dominasi Tasawuf Sunni di Indonesia 21
5. Mengenal Tarekat 30
C. Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang 33
1. Relasi Yang Sangat Erat 33
2. Ilustrasi Relasi Fikih dan Tasawuf 35
3. Ulama Pengamal Fikih-Tasawuf 37

BAGIAN 2: MENGENAL TASAWUF SOSIAL 39


A. Deinisi dan Ciri Tasawuf Sosial 40
B. Ajaran Tasawuf Sosial 43
1. Tobat 44
2. Qana’ah 45
3. Zuhud 46
4. Ta’allumu Al-Ilmi Asy-Syar’i 47
5. Tawakal 47

xi

TASAWUF SOSIAL (HALDEP).indd 11 28/01/2019 04:42:13


BAGIAN 1
RELASI FIKIH DAN TASAWUF
SECARA SEIMBANG

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 1 28/01/2019 04:43:42


TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

I
slam adalah agama paripurna yang berkaitan dengan segala
urusan manusia di dunia dan akhirat. Hal ini idak lepas dari tujuan
Islam sebagai agama yang mengantarkan kebahagiaan manusia
di dunia dan akhirat. Ajaran-ajaran Islam membukikan bahwa Islam
idak hanya berkaitan dengan akhirat atau ibadah mahdhah (ri-
tual-verikal), tapi juga berkaitan dengan kehidupan dunia yang
kompleks, seperi ekonomi, pendidikan, dan poliik kebangsaan
(mu’amalah-horizontal). Allah mendorong umat Islam untuk meraih
prestasi di dunia dan akhirat untuk membukikan bahwa Islam
adalah agama yang membangun keduanya secara seimbang. Allah
melarang perbuatan merusak yang membahayakan kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berirman dalam QS. Al-Qashash: 77

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan ba-
gianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah idak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. 28:77)

Orang yang memburu kenikmatan dunia dengan melupakan


akhirat adalah orang yang pincang dan idak memahami substansi
dan tujuan hidup. Orang yang bahagia adalah orang yang mampu
menggabungkan kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus.
Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Baqarah: 201:

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 2 28/01/2019 04:43:42


Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Rabb kami,
berilah kami kebaikan di dunia", dan iadalah baginya bagian (yang
menyenangkan) di akhirat. (QS. 2:200). Dan di antara mereka ada
orang yang berdoa: "Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
(QS. 2:201). Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian
dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhi-
tungan-Nya.
(QS. 2:202)

Secara simplisik, cakupan Islam ada dalam rukun Islam, Iman,


dan Ihsan yang disebutkan dalam hadis Nabi yang terkenal. Hadis
ini diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Umar bin Khatab yang
menceritakan sahabat Nabi keika sedang duduk bersama Nabi,
datang seorang laki-laki puih bajunya, hitam rambutnya, yang
idak diketahui asalnya dan idak ada yang mengenalnya. Ia ber-
tanya tentang Islam. Nabi menjawab: Islam adalah membaca sya-
hadat, mendirikan salat, membayar zakat, berpuasa Ramadan, dan
menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Ia kemudian bertanya
tentang Iman. Nabi menjawab: Iman kepada Allah, Malaikat Allah,
Kitab-kitab Allah, Utusan-Utusan Allah, hari akhir, dan qadar Allah,
baik dan buruk. Ia lalu bertanya tentang ihsan. Nabi menjawab: me-
nyembah Allah seakan-akan melihat Allah, dan jika idak melihat
Allah, maka Allah pasi melihatmu. Ia lalu tanya tanda-tanda kiamat.
Nabi menjawab: budak perempuan melahirkan majikannya, banyak
orang-orang tanpa alas kaki, telanjang, fakir, dan yang menggem-
bala kambing bermegah-megahan dalam bangunan dan dunia.1
Dari hadis ini, lahir klasiikasi ilmu dalam Islam, yaitu: syariat,
thariqat, dan hakikat. Syariat sebagai manifestasi dari Islam dan
iman. Syariat mencakup akidah (ushuluddin) dan ikih (furu’uddin).
Sementara thariqat dan hakikat sebagai manifestasi dari ihsan.

_______________________
1
Yahya bin Syarafuddin An-Nawawi, Syarah Al-Arba’in An-Nawawiyyah Fi Al-Ahadisi as-Shahi-
hah An-Nabawiyyah, Surabaya: Al-Hidayah, t.t., h. 16-21

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 3 28/01/2019 04:43:42


TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

Thariqat dan hakikat terwadahi dalam ilmu tasawuf (pembersihan


hai). Keiganya adalah satu kesatuan yang saling melengkapi se-
bagaimana diprakikkan teladan agung Nabi Muhammad, para sa-
habat, dan para ulama salafus shalih.
Menurut KH. MA. Sahal Mahfudh, syariat Islam adalah mani-
festasi dari akidah Islam yang menjamin kehidupan dan kesejahte-
raan manusia. Tujuan syariat Islam dijabarkan secara detail dalam
ikih, yaitu terkait dengan hal ihwal manusia dalam kehidupan dunia
dan akhirat, kehidupan individual, bermasyarakat, dan bernegara.2
Orang yang beruntung dunia dan akhirat adalah orang yang mampu
memahami syariat, khususnya ikih secara mendalam sebagai pe-
doman dalam kehidupan sehari-hari dan berani mendakwahkan ke-
pada umat manusia supaya mereka berada di jalan Allah yang lurus.
Allah berirman dalam QS. At-Taubah:

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua-


nya (ke medan perang). Mengapa idak pergi dari iap-iap golong-
an di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam penge-
tahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.
(QS. 9:122)

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

Orang yang dikehendaki Allah baik, maka Allah memahamkannya


dalam agama. (HR. Bukhari-Muslim)

_______________________
KH. MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fikih Sosial, Yogyakarta: LKiS, 1994, h. 4
2

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 4 28/01/2019 04:43:42


Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

A. Memahami Fikih

1. Pengerian Fikih
Fikih secara bahasa bahasa adalah pemahaman (al-fahmu). Hal
ini dicontohkan dalam QS. Hud: 91: (Mereka berkata:"Hai Syu'aib,
kami idak banyak mengeri tentang apa yang kamu katakan itu)
dan QS. An-Nisa: 78: (Maka mengapa orang-orang itu (orang mu-
naik) hampir-hampir idak memahami pembicaraan sedikit pun.)
Secara isilah, deinisi ikih dikemukan oleh banyak pakar. Imam
Abu Hanifah menyatakan, ikih adalah mengetahui jiwa manusia,
apa yang bermanfaat untuk jiwa dan apa yang membahayakan
jiwa . Mengetahui adalah menemukan
semua bagian dengan dalil . Maksudnya
adalah sebab mengetahui tersebut, yaitu kemampuan inheren
(mamlakah) yang dihasilkan dari menelii kaidah-kaidah secara
berulang-ulang. Deinisi Imam Abu Hanifah ini mencakup hukum
akidah, seperi iman, akhlak dan tasawuf, dan amaliah, seperi
salat, puasa, dan jual beli. Ini adalah iqhul akbar. Hal ini sesuai
dengan era Abu Hanifah di mana ilmu ikih belum menjadi dis-
iplin ilmu tersendiri, tapi masih menjadi bagian dari ilmu syariat.
Dalam perkembangannya, ilmu-ilmu tersebut menjadi disiplin ilmu
tersendiri. Ilmu kalam menjadi disiplin ilmu yang mengkaji akidah.
Ilmu akhlak dan tasawuf seperi zuhud, sabar, rida, hadirnya hai
dalam salat, dan lainnya, mengkaji esteika (wujdaniyat). Sedang-
kan ilmu ikih mengkaji hukum-hukum amali.
Imam Syaii mendeinisikan ikih dengan:

Mengetahui hukum-hukum syara’ amali yang diambil dari dalil-


dalilnya yang terperinci

Ilmu di sini yang dimaksud adalah menemukan secara mutlak,


baik lewat dalil pasi (qath’i) atau asumif (dzanni). Hukum yang

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 5 28/01/2019 04:43:43


TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

dimaksud adalah irman Allah yang berhubungan dengan peker-


jaan orang mukallaf (muslim-akil-baligh), baik berupa tuntutan
(iqidla’), pilihan (takhyir), atau penetapan (wadha’). Firman Allah
yang dimaksud adalah implikasi hukumnya, seperi wajibnya salat,
haramnya membunuh, bolehnya makan, dan disyaratkan wudu ke-
ika salat. Syara’ maksudnya adalah hukum yang ditetapkan dari
syara’, bukan dari pancaindra, akal, bahasa, dan undang-undang.
Amal maksudnya adalah amal hai seperi niat dan amal selain hai,
seperi membaca Al-Quran, salat, dan lain-lain yang dilakukan oleh
anggota tubuh, baik yang idak tampak maupun yang tampak.
Maksud yang digali adalah ilmu yang dihasilkan oleh analisis
dan kesungguhan . Hal ini berbeda dengan ilmu
Allah, ilmu Malaikat, dan ilmu Rasul dengan jalan wahyu, bukan
ijihad, yang bisa diketahui dengan cepat tanpa dalil dan anali-
sis, seperi wajibnya salat lima waktu. Dalil terperinci maksudnya
adalah sesuatu yang ada dalam Al-Quran, sunnah, ijma’, dan qiyas.
Hal ini berbeda dengan ilmu orang yang bertaklid (mengikui) ke-
pada imam-imam mujtahid. Orang yang bertaklid idak mempunyai
landasan dalil terperinci dari seiap masalah yang diamalkan. Ia
hanya membutuhkan satu dalil untuk semua hal yang dilakukan,
yaitu dalil yang menunjukkan tuntutan bertanya kepada orang yang
ahli zikir dan ilmu. Ia wajib mengamalkan sesuatu sesuai dengan
fatwa yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, dalam perkem-
bangan terbaru, deinisi ikih sesuai kaidah Imam Zarkasyi adalah:
mengetahui hukum-hukum masalah-masalah kontemporer baik
secara nash (Al-Quran-sunnah) atau isinbath (digali dalam ijma’-
qiyas) yang berpijak pada satu mazhab dari beberapa mazhab
.3

Imam Syarafuddin al-Imrithi dalam kitab Tashilut Thuruqat


mendeinisikan ikih dengan:

_______________________
3
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fikih al-Islami wa Adillatuhu, Juz 1, Damaskus: Dar al-Fikri, 2007, cet.
10, h. 29-31

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 6 28/01/2019 04:43:43


Bagian 1: Relasi Fikih dan Tasawuf Secara Seimbang

Mengetahui seiap hukum syara’ yang digali dengan jalan ijihad,


bukan hukum pasi..

Topik ilmu ikih adalah perbuatan orang mukallaf dari aspek hu-
kum. Sumber pengambilannya dari Al-Quran, sunnah, ijma’, qiyas,
dan dalil-dalil lain yang sudah dikenal. Sedangkan fungsinya adalah
mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya yang meng-
hasilkan faedah dunia dan akhirat. 4

2. Komponen Fikih
Komponen ikih terdiri dari ibadah, mu’amalah, munakahah, dan
jinayah. Ibadah bersifat luas, baik sosial maupun individual, terikat
syarat dan rukun (muqayyadah) atau idak terikat syarat dan rukun
dalam operasionalnya (muthlaqah). Mu’amalah berkaitan dengan
relasi transaksional untuk memenuhi kebutuhan hidup. Munaka-
hah mengatur relasi dan tata cara berkeluarga. Sedangkan jinayat
menata relasi yang menjamin adanya ketenteraman dan keadilan.
Empat komponen ikih ini menjadi teknis operasional dari re-
alisasi lima tujuan prinsip syariat Islam (maqashidusy syariah),
yaitu memelihara agama, akal, jiwa, nasab (keturunan), dan harta
benda secara luas. Kelima tujuan syariat Islam ini menata secara
bulat dan padu bidang-bidang pokok dalam kehidupan manusia se-
bagai ikhiar melaksanakan taklifat (beban hukum) dalam rangka
mencapai kesejahteraan duniawi dan ukhrawi (sa’adatud darain).
Manusia dalam hal ini menempai posisi kunci dalam mencapai
kesejahteraan hakiki lahir dan bain.5
Jika kita membaca kitab ikih, maka sebelum menjelaskan iba-
dah diterangkan terlebih dahulu tentang tata cara bersuci (tha-
harah) sebagai kunci keabsahan ibadah. Dalam thaharah dikaji

_______________________
4
Abi Yahya Zakariyya al-Anshari, Fath al-Wahhab, Kediri: Petuk, t.t., h. 3
5
KH. MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fikih Sosial, h. 4-6

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 7 28/01/2019 04:43:43


TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

macam-macam air, siwak, wudu, isinja’ (menyucikan najis karena


kencing dan buang air besar), mandi, mengusap sepatu kulit (mu-
zah), tayamum, najis dan cara menyucikannya, dan masalah haid,
nifas, dan isihadhah.
Keika membahas masalah ibadah, maka hal-hal yang diterang-
kan adalah salat, zakat, puasa, iikaf, haji dan umrah. Adapun kajian
muamalah adalah tentang jual beli, riba, salm, gadai, hajr, shulh,
hiwalah, dlaman, syirkah, wakalah, iqrar, ariyah, ghasab, syuf’ah,
qiradl, musaqah, ijarah, ju’alah, muzara’ah, ihyaul mawat, wakaf,
hibah, wadiah, dan luqathah. Kajian ini ditambah dengan warisan
dan wasiat.
Keika mengkaji munakahah, yang dijelaskan adalah hal-hal ter-
kait pernikahan yang melipui syarat dan rukun menikah, cerai,
sumpah Ila’, dzihar, qadzaf, li’an, iddah, radla’, nakah, dan hadla-
nah.
Bab jinayat membahas diyat, had (menuduh zina, minum kha-
mar, mencuri, merampok, memberontak, murtad, dan orang yang
meninggalkan salat). Selain itu dalam kitab ikih juga dijelaskan
tentang jihad, berkurban, berburu, makanan, aqiqah, perlombaan,
sumpah, nazar, qadhi, persaksian, dan ditutup dengan kajian budak.6
Kajian dan topik ikih ini menunjukkan luasnya bidang kajian
ikih yang melipui seluruh perbuatan manusia yang tampak dalam
segala aspek kehidupan, baik kaitannya dengan relasi verikal mau-
pun relasi horizontal. Keseimbangan dua relasi ini menegakkan ke-
adilan dalam kehidupan manusia dan mengantarkan kebahagiaan
sejai lahir dan bain. Aspek ikih ini dalam kehidupan sehari-hari
memang dominan karena aspek inilah yang bisa dilihat orang lain.
Kajian hukum di berbagai lembaga fatwa misalnya, adalah kajian
ikih yang sifatnya formalisik sebagai pedoman umum bagi semua
umat Islam.
Oleh sebab itu, watak dasar ikih dalam bidang ibadah (relasi
verikal) adalah stais dan dalam bidang muamalat (relasi horizon-
tal) adalah dinamis dan leksibel. _
6
Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi, Tausyih Ala Ibn Qasim, Semarang: Thaha Putra, t.t.,
h. 302-304

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 8 28/01/2019 04:43:43


SEKILAS PENULIS

J
amal Ma’mur Asmani, lahir pada 11 Oktober 1979, adalah anak
ke-3 dari lima bersaudara dari Irham Asmani (bapak) dan Siti
Ruqoyyah (Ibu). Sesuai dengan nomor urut saudara, mulai Amin
Musthofa, Siti Maryam, Jamal Ma’mur Asmani, Muhammadun AS.,
Munfa’atun Khotimah.
Lulus Ibtidaiyah dan tsanawiyah dari Madrasah Misbahul Ulum
Paucen Trangkil Pati, desa kelahirannya, Aliyah di Matholi’ul Falah
Kajen Margoyoso Pati, asuhan KH. Sahal Mahfudh (Rais Am Syuri-
yah PBNU) pada tahun 1997.
Pendidikan nonformalnya di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum
Kajen Pati (1995-1998), lalu meneruskan di Pondok Pesantren Su-
nan Ampel Jombang, asuhan KH. Taufiqurrahman Muhid, putra
menantu KH. Mahfudh (1998-2002), Pondok Pesantren Salafiyah
Seblak Jombang (2002), dan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Aqo-
bah Kwaron Diwek Jombang (2002-2004).
Semasa di Jombang inilah, penulis berkesempatan membaca
banyak literatur keislaman dan kemodernan di tiga Perpustakaan,
Mastrib milik Pemerintah Daerah, Masjid Agung milik Masjid Agung
Jombang, dan Tebuireng milik Pondok Pesantren Tebuireng yang
didirikan oleh KH. A. Wahid Hasyim. Penulis juga berkesempatan
membaca di Perpustakaan Undar, Universitas Darul Ulum. Namun
yang mengagumkan penulis adalah Perpustakaan Pondok Pesantren
Tebuireng, seperti ada nuansa keilmuan dan barakah yang terpan-
car dalam perpustakaan ini, di samping nilai historis yang luar biasa.

237

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 237 28/01/2019 04:43:49


TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH

Saat di Jombang ini penulis berkecimpung dalam LSM Cepdes,


center for pesantren and democracy studies (Pusat Studi Pesantren
dan Demokrasi) yang memberikan pelaihan-pelaihan tentang
demokrasi, kesetaraan, pluralisme, dan visi kepemimpinan pro-
gresif).
Bakat menulisnya dimulai sejak kelas masih Aliyah, dan dikem-
bangkan di Jombang. Sejak tahun 2001, tulisannya sudah menyebar
di berbagai media massa, seperi Duta Surabaya, Jawa Pos, Surya,
Radar Surabaya, Kompas Jaim, Surabaya Pagi, Surabaya Pos, Bang-
sa, Suara Merdeka, Pelita Jakarta, bullein Al-Nadhar P3M Jakarta,
dan lain-lain.
Buku tulisannya dimuat di Menggagas Pesantren Masa Depan
(Qirtas Qalam Yogyakarta, 2003), Wakil Rakyat, Presiden Pilihanku
(Qirtas Qalam Yogyakarta, 2003), buku terjemahan Sang Kiai, Fatwa
KH. M. Hasyim Asy’ari Seputar Islam dan Masyarakat (Qirtas Qalam
Yogyakarta, 2005), Kedahsyatan Puasa Dawud (Mitra Pustaka, Yog-
yakarta, 2007), Fikih Sosial Kiai Sahal Mahfudh, Antara Konsep dan
Implementasi (Khalista, Surabaya, 2007).
Setelah kembali ke kampung halaman, Pasucen Trangkil Pai
pada tahun 2004, akivitas pertamanya adalah mengajar di al-
mamaternya, yaitu Perguruan Islam Matholi’ul Falah Kajen Pai,
akif di forum syuriyah Nahdlatul Ulama, menjadi Pengurus Harian
di Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pai, dan ikut nimbrung anak-
anak muda NU di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Mendiri-
kan forum diskusi dengan tokoh-tokoh muda Pai dalam wadah Isi,
Insitut Studi Fikih Progresif.
Merinis Perpustakaan di desa kelahirannya Wonokerto Pasucen
Trangkil Pai dengan nama Perpustakaan Al-Hikmah, sebagai taman
baca bagi anak-anak desanya dan melaih bagaimana menulis yang
baik. Sekarang penulis akif menulis di Koran Suara Merdeka Jawa
Tengah seputar NU, Islam, dan Sosial.
Akhir tahun 2008 melanjutkan studi di Ciputat Tangerang Ban-
ten. Akif di Perpustakaan Pusat Studi Al-Quran (PSQ) dibawah
pimpinan Prof. Dr. M. Quraish Shihab dan Perpustakaan Insitut
Ilmu Al-Quran (IIQ), peninggalan ulama kondang Prof. Ibrahim Ho-

238

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 238 28/01/2019 04:43:49


Sekilas Penulis

sen. Sejak Agustus 2010 melanjutkan studi di Pascasarjana IAIN


Walisongo Semarang dan selesai pada tahun 2014.
Pada tahun 2013-2014 merinis Madrasah Aliyah Nahdlatul
Ulama Luthful Ulum (MA NU LU) di dukuh Wonokerto Pasucen
Trangkil Pai di bawah naungan Yayasan Luthful Ulum Wonokerto
Pasucen Trangkil Pai. Sekarang akif di IPMAFA (Insitut Pesantren
Mathali’ul Falah) Pai, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
Pai, dan Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Jawa Te-
ngah.
Sehari-hari selalu ditemani istri tercinta tersayang Susianah,
putra pertamanya, Su’aidi Na’im, dan anak keduanya, Samhah
Sa’idah Nai’ah, yang lucu sekali. Semoga Allah menjadikan keluar-
ga kami berkah-sukses-bahagia dunia-akhirat, amin. E-mail: jamal_
mamur@yahoo.com, HP: 085726836184

239

TASAWUF SOSIAL (001-244).indd 239 28/01/2019 04:43:49

Anda mungkin juga menyukai