Anda di halaman 1dari 8

PENGAJARAN AL-QUR’AN DI PESANTREN

PONDOK PESANTREN IT AL HUDA WONOGIRI

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Dinamika Pengajaran Al-Qur’an

Dosen Pengampu :

Hj. Ari Hikmawati, S. Ag., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Fathimah Nur Afifah Ahmad

NIM : 171111057

Kelas : 7A

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat
Indonesia. Pada kenyataannya dalam kehidupan, agama dan budaya telah
mengakar sehingga tidak dipungkiri pula bahwa keduanya saling berpengaruh.
Diantaranya yakni antara budaya dan kebiasaan lokal dengan ajaran islam yang
kemudian membentuk satu wajah masyarakat muslim yang khas1. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan terutama dalam hal pendidikan yang saat ini
sudah berdiri banyak pesantren baik di pedesaan maupun pondok pesantren
modern. Pesantren di Indonesia pada mulanya berasal dari pendidikan islam yang
dilakukan di rumah-rumah, surau, langgar, ataupun masjid. Di tempat itulah
anak-anak akan belajar agama, membaca al-Qur’an, dan ilmu-ilmu lainnya. Tentu
saja antara satu pesantren dengan pesantren lainnya memiliki adat pola yang
berbeda-beda.
Pendidikan al-Qur’an merupakan pendidikan yang paling utama yang harus
diajarkan kepada setiap manusia. Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadarar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama2. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim
untuk mempelajari kitab sucinya sendiri, yaitu al-Qur’an.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan hasil observasi tentang
dinamika pengajaran al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-huda Wonogiri. Di dalam
makalah ini akan di bahas beberapa point penting yaitu sekilas tentang pondok
pesantren, metode pengajaran al-Qur’an yang digunakan di pondok pesantren
tersebut, serta kegiatan lain yang mendukung berjalannya kegiatan santri.

B. Rumusan Masalah

1
Fatima Rahma Rangkuti, dkk, Dinamika Perkembangan Pesantren Modern Tafizhil Qur’an
Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara 1982-2017, Edu Riligia, Vol 2, No.1, UIN Sumatera
Utara, 2018.
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2012, hlm. 31
1. Bagaimana sejarah pondok pesantren tahfidz Al-huda Wonogiri ?
2. Bagaimana metode pengajaran al-Qur’an yang ditepakan di pesantren
tersebut ?
3. Apa saja kegiatan untuk para santri ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sekilas tentang
pondok pesantren tahfidz Al-huda. Dari sinilah akan diketahui metode pengajaran
al-Qur’an yang digunakan oleh pondok pesantren tersebut, serta mengetahui
aktifitas santri yang mendukung prosesnya selama di pesantren.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Profil Pondok Pesantren Al-huda Wonogiri


Antusiasme masyarakat Wonogiri dan sekitarnya terhadap model pendidikan
islami telah mendukung Yayasan Pendidikan Islam Terpadu (YPIT) Al Huda
Wonogiri mendirikan Pondok Pesantren Al Huda Wonogiri sejak tahun 2004
dengan Akte Pendirian no. 7 tanggal 07 Agustus 2004.
Pondok Pesantren Al Huda merupakan pesantren modern yang dipadu
dengan pendidikan konvensional yakni Sekolah Menengah Pertama Islam Al
Huda Wonogiri yang berada dalam lingkungan pemukiman yang cukup padat
tepatnya berada di jalan raya Wonogiri - Bulusulur KM 3 Wonogiri. Hingga saat
ini pondok pesantren ini berkembang cukup pesat hal ini terbukti bahwa setiap
tahunnya jumlah santri yang masuk semakin bertambah. Seperti pada tahun 2006
berjumlah 56 santri, tahun 2007 sebanyak 128 santri, tahun 2008 sebanyak 136
santri, hingga beberapa kurun waktu terakhir terus mengalami peningkatan
jumlah santri yang dikisarkan pada 45-85% setiap tahunnya.
Santri yang ada di pondok pesantren tersebut tidak hanya dari wilayah
Wonogiri, Sukoharjo dan sekitarnya saja namun ada juga dari Yogyakarta, Solo,
Boyolali, Purworejo, Yogyakarta, Semarang, dan sekitarnya. Mereka rela jauh
dari keluarga, demi untuk menimba ilmu agama di pesantren ini. Di pesantren ini
khususnya untuk peserta didik baru yang tentunya masih proses adaptasi karena
jauh dari orang tua tidak diperkenankan bagi wali murid untuk menjenguk pada
rentan waktu yang berdekatan. Hal ini ditekankan karena bisa membuat anak-
anak yang lain merasa ingin juga dijenguk oleh orang tuanya dan pada akhirnya
dapat mengganggu proses belajar mengajar. Untuk jadwal perpulangan santri
mengikuti jadwal sekolahan, yaitu setiap libur semester. Kecuali jika ada
keperluan yang benar-benar mendesak, santri diperbolehkan untuk izin pulang
dengan waktu yang telah disepakati antara orang tua dengan ustadz/ustadzah.
Selanjutnya sarana dan prasarana di pondok pesantren Al Huda Wonogiri ini
adalah masjid, sebagai tempat untuk shalat, hafalan, ta’lim, dan hal-hal lainnya
yang berkaitan dengan keagamaan. Kemudian lokasinya antar tingkatan (antar
kelas) tidak jauh, dimana masing masing tempat tersebut sudah dilengkapi
dengan kamar mandi yang cukup memadai, tempat tidur, dan ada juga tempat
penerimaan tamu. Akan tetapi pada saat kegiatan keagamaan semuanya
dipusatkan di pondok 1. Jadi pondok pesantren Al Huda Wonogiri ini merupakan
pondok yang mengedepankan program tahfidz. Adapun untuk pembiayaannya
seperti pondok-pondok yang lain yakni ada biaya administrasi sendiri untuk para
santri dan ada juga dari donatur yang bisa digunakan untuk membantu bagi santri
yang kurang mampu sehingga bisa tetap melanjutkan pendidikan dengan
sungguh-sungguh serta menghafalkan al-Qur’an.

B. Metode Pengajaran Al-Qur’an


Pondok Pesantren IT Al Huda memiliki program unggulan dan juga
merupakan kekhasan pada pendalaman di tahfidzul Qur’an. Pada pelaksanaannya
senantiasa dilakukan kajian dan inovasi dari tahun ke tahun. Dan pada tahun
ajaran 2016/2017 pesantren ini mulai melaunching program tahfidz dengan
metode ummi, yg diadopsi dari lembaga tahfidz ummi nasional. Melalui pelatihan
dan pendampingan dari trainer ummi nasional metodologi ini coba dikembangkan
untuk memperbaiki bacaan Qur’an dan juga meningkatkan hafalan tahfidz pada
anak. Namun untuk sekarang ini metode yang digunakan berganti ke metode
wafa’. Wafa’ ini merupakan sistem dan metode pembelajaran Al-Qur’an yang
sangat tepat untuk seluruh kaum muslimin. Disebut sebagai sebuah sistem karena
wafa’ dinaungi company atau lembaga konsultan yang memfokuskan bidang
kerjanya tentang pendidikan al-Qur’an. Merupakan metode karena masyarakat
luas akhirnya mengenal metode pembelajaran al-Qur’an ini dengan metode
wafa’. Ciri khas pada metode ini adalah pemfungsian otak kanan dengan
menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan sistematis dan
mengutamakan kenyamanan bagi siswa. Pada program tahfidz juga terdapat
kelompok khusus yang disebut kelompok akselerasi tahfidz yang mana
pelaksanaan kegiatannya setiap ba’da ashar-ba’da isya’ serta terdapat
pengelompokan kelas berdasarkan capaian tahfidzul Qur’an.

Tentunya di setiap pengajaran dan metode yang digunakan pada setiap


pesantren mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Diantara
beberapa hal yang mungkin masih menjadi kekurangan yaitu suasana yang
kurang mendukung dikarenakan kegiatan hafalan dilaksanakan sore hari sehingga
kurang kondusif, kurang adanya motivasi dari pendamping agar para santri bisa
memperbanyak hafalannya, tidak ada penambahan pembelajaran tentang
penafsiran ayat-ayat al-Qur’an, tidak ada waktu tersendiri untuk kegiatan
muroja’aah bagi para santri sehingga hafalan yang sudah-sudah cepat hilang.
Untuk kelebihan pada pondok ini yaitu ustadz/ustadzah nya sudah stand by
sehingga banyak waktu yang tersedia untuk setor hafalan.

C. Kegiatan Pendukung
PP Al Huda ini terdiri dari dua tingkatan jenjang pendidikan yakni SMP dan
SMA yang tentunya terdapat waktu belajar dan aturan masing-masing yang
berbeda. Untuk KBM sekolah dilaksanakan dari hari senin-sabtu jam 7-3 sore
sedangkan untuk KBM malam dari hari senin-jum’at malam.
Selain sekolah dan menghafal al-Qur’an di pondok pesantren, para santri
juga memiliki kegiatan lain di luar itu. Diantaranya yakni wisata religi, camp
sederhana yakni mendirikan tenda di lapangan dekat kompleks pondok serta
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di luar pondok dengan upaya meningkatkan
semangat santri serta merefresh pikiran sehingga mampu menyiapkan ide-ide
cemerlang untuk kedepannya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren Al Huda
Wonogiri merupakan pondok pesantren tahfidz yang berdiri di bawah naungan
yayasan pendidikan islam terpadu Al huda. Metode yang digunakan di pondok
pesantren ini adalah metode wafa’ yakni pemfungsian otak kanan dengan
menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan sistematis serta
mengutamakan kenyamanan bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2012, hlm. 31
Rangkuti, Fatima Rahma, dkk. Dinamika Perkembangan Pesantren Modern Tafizhil
Qur’an Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara 1982-2017. Edu Riligia, Vol
2, No.1. UIN Sumatera Utara, 2018.

Anda mungkin juga menyukai