Anda di halaman 1dari 2

KOMPONEN METODE DAKWAH

Masalah Dakwah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Dakwah

Dosen Pengampu : Drs. H. Agus Wahyu Triatmo, M.Ag.

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Habib Zainul Huda

NIM : 171111054

Kelas : 7 A

PROGAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 1442 H / 2020 M

Jl. Pandhawa, Pucangan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah


Komponen Dakwah yang ketiga yaitu masalah dakwah. Dakwah sejatinya harus
mewujudkan Rahmatal Lil’Alamin artinya dakwah harus bisa menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam. Maksud dari Rahmatal Lil’Alamin yaitu ajaran Islam teraktualisasi dalam
kehidupan, sehingga Islam dapat berkontribusi dalam memecahkan masalah yang ada di
dalam masyarakat. Ketika dakwah mampu berkontribusi memecahkan masalah, di saat itulah
dakwah benar-benar ditunggu oleh masyarakat. Dan jika kehadiran dakwah malah menambah
masalah bagi masyarakat, maka kehadiran dakwah pasti dibenci, dilawan dan dimusuhi oleh
masyarakat. Maka dari itu sebelum berdakwah sebaiknya para dai mengetahui tentang
masalah-masalah dakwah. Karena pada dasarnya dakwah itu sendiri datang untuk menjawab
masalah.

Makna dari masalah dakwah yaitu kesenjangan antara idiealitas (cita-cita dakwah)
dengan realitas sosial atau kesenjangan antara yang semestinya dan kenyataannya di dalam
dakwah. Intinya yaitu masalah dakwah adalah masalah masyarakat itu sendiri (hal-hal yang
seharusnya tidak ada di dalam masyarakat yang baik). Wujud (manifestasi) dari masalah
dakwah berupa berbagai penyakit dalam masarakat (patologi sosial). Masalah itu penting bagi
dakwah (dakwah harus berbasis masalah), dengan adanya masalah maka akan dapat
dirumuskan tujuan dakwah. Apabila dakwah tidak berbasis masalah, maka otomatis dakwah
juga tanpa rumusan dan tujuan yang jelas, artinya dakwah tidak mempunyai tujuan yang
jelas. Ketika tujuannya tidak jelas maka dakwah akan dilaksanakan ala kadarya (tanpa
rencana) atau disebut juga dengan dakwah ritual (yang penting berdakwah). Maka yang
terjadi adalah dakwah tidak fungsional (tidak dapat menjawab permasalahan dalam
masyarakat dan justru mejadi bagian masalah dalam masyarakat).

Para pendakwah sebaiknya sebelum berdakwah bisa merumuskan masalah dengan


baik. Apabila pendakwah gagal dalam merumuskan masalah maka dia berarti juga gagal
dalam merumuskan tujuan dakwah dan apabila gagal dalam merumuskan tujuan dakwah
maka akan gagal dalam menentukan perencanaan dakwah. Dan apabila dakwah tanpa
perencanaan berarti dakwahnya dilakukan secara asal (sporadis). Pendakwah akan bisa
merumuskan dakwah apabila pendakwah dapat merumuskan masalah dengan baik. Dan
rumusan masalah dapat dibuat apabila pendakwah dapat mengientifikasi masalah dakwah.
Identifikasi pendakwah dapat tercapai apabila pendakwah dekat dengan masyarakat (tidak
ada jarak). Pendakwah juga harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tidak boleh seorang
pendakwah bersikap acuh tak acuh dengan masyarakat yang dijadikan sasaran dakwahnya.
Tidak boleh juga seorang pendakwah itu anti sosial, seorang pendakwah harus menjadi
bagian dari masarakat dakwahnya.

Dari identifikasi maka akan ditemukan sekian masalah, dan dari identifikasi tersebut
seorang pendakwah bisa mengukur dan menentukan prioritas masalah dakwah yang mana
yang hendak dijawab atau diselesaikan melalui kegiatan dakwahnya. Rencana dakwah dibuat
berdasarkan analisis objektif realitas berdasarkan masyarakat dakwah. Apabila desain
dakwah dilaksanakan maka akan membawa banyak dampak positif bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai