Anda di halaman 1dari 4

DO’A, BERBAGI DAN GOTONG ROYONG

(Keberagaman dan Kebersamaan Warga Perum Villa Nusa Indah II saat Pandemi Covid-
19)

Oleh : Yahya Ayash

Pendahuluan
Wabah Covid-19 belum usai, sampai pada saat tulisan ini dibuat, 20 Oktober
2020, dalam hitungan statistik Covid-19 dunia, terdapat 40,4 jt kasus dengan 27,7 jt
sembuh dan 1,12 jt meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia, mencapai 369 rb kasus,
294 rb sembuh, dan 12.734 meninggal dunia (sumber: wikipedia).

Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang dapat dijadikan rujukan dalam
penanganan wabah Covid-19 ini. Sebab tidak ada satu negara pun yang memiliki
kesiapan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. (Wafiroh, Rahayu Nir Sambikala).
Alhasil, semua dalam keadaan “berusaha” sesuai kapasitas dan ciri khasnya masing-
masing dalam menghadapi dan menangani wabah Covid-19 ini. Berbagai respon dan
tindakan diupayakan oleh semua kalangan yang terdampak. Tulisan ini akan sedikit
mengulas bagaimana laku warga dimana saya berdomisili.

Lokasi
Adalah Perumahan Villa Nusa Indah II. Sebuah perumahan yang berada di
Kelurahan Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar inilah saya
berdomisili. Sebuah Perumahan yang terdiri dari 30 Rumah ini terdapat beberapa
informasi yang dapat dijelaskan disini diantaranya terdapat 6 rumah tidak dihuni,
lapangan kecil fasilitas umum, gudang perumahan, mushola fi sabilillah dan terdapat
warga dengan penganut 3 Agama yang berbeda yakni Islam, Kristen-Katolik, dan Budha.

Perumahan dengan keberagaman (baca: terdapat lintas agama) ini sebagaimana


perumahan pada umumnya, mayoritas hidup dalam kondisi ekonomi menengah keatas,
tidak sedikit matapencahariannya lebih banyak dilaksanakan diluar seperti Kantor, Guru
Pendidik, TNI-Polri, dan Wiraswasta di luar perumahan. Opini saya, dengan tinjauan
pengamatan secara lapangan, memang Warga perumahan disini mayoritas warga terdidik
(berpendidikan). Sehingga pada persoalan Isu Wabah Covid-19, bisa dikatakan “mereka
telah mengetahui tanpa harus ada relawan yang terjun untuk mensosialisasikan terkait
Wabah Covid-19 dengan rentetan cara penanggulangannya.

Terdapatnya penganut lintas Agama, matapencahariaan yang lebih banyak


dilaksanakan di luar rumah dan mayoritas warga terdidik, dengan segala kesibukan yang
dilakukan oleh warga perum Villa Nusa Indah II tidak menyurutkan mereka untuk
memprogramkan agenda RT yang diselenggarakn secara bersama. Sebagaimana yang
telah berjalan seperti kumpulan Bapak-bapak, Kumpulan Ibu-ibu PKK (Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga), dan kelompok Ta’mir Mushola fi Sabilillah.

Dalam kelompok Bapak-bapak, disana terdapat agenda kebersamaan seperti


koordinasi-koordinasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan RT seperti Halal Bihalal
Warga Villa Nusa Indah II di lapangan kecil fasilitas umum perumahan setiap bulan
syawal (dalam bulan Islam); Penyelenggaraan semarak hari Kemerdekaan setiap bulan
Agustus seperti menghias perumahan dengan cat jalan dan pemasangan umbul-umbul
bendera; dan berbagai aktivitas bersama yang diperlukan untuk kebutuhan perumahan
seperti kerja bakti bersih-bersih rumput jalan perumahan dll.

Beralih kedalam kelompok Ibu-ibu PKK, terdapat rutinitas bulanan yang


dilaksanakan secara bergilir dari rumah ke-rumah, yang di isi dengan arisan. Pada
kegiatan ini menjadi moment dimana para Ibu-ibu perumahan mengadakan temu warga
bulanan ditengah aktivitas setiap KK yang lebih banyak dilaksanakan di luar rumah.

Pada kelompok Jamaah Mushola fi sabilillah, yang terdiri dari warga yang
beragama Islam, terdapat aktivitas yang telah berjalan seperti penyelenggaraan TPQ
(Taman Pendidikan al-Qur’an) setiap sore di Mushola Lantai 2; Penyrmbelihan Hewan
Qurban di lapangan fasilitas umum perumahan; dan berbagai aktivitas Ibadah lain seperti
Tadarus 1 Juz selesei sholat Magrib di hari Rabu malam Kamis, Yasin-Tahlil selesei
sholat Magrib setiap Kamis malam Jum’at, dan pembacaan Maulid Al-Barzanji setelah
sholat Magrib di hari Jum’at malam Sabtu.

Kesemua aktivitas kebersamaan yang menjadi agenda rutin warga perumahan


tersebut bersifat “berkumpul”. Lalu bagaimana dengan kondisi Wabah Covid-19 yang
melanda sejak akhir tahun 2019 yang belum usai hingga saat ini, mengingat terdapat
kebijakan social distancing yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia sejak 14 Maret
2020, yang mengharuskan pengurangan aktivitas kumpul-kumpul untuk mengurangi
persebaran wabah Covid-19 (Larassaty, Gridhealth.id). Berikut ini 3 laku yang terapkan
oleh warga perumahan Villa Nusa Indah II.

Do’a
Sebagai umat manusia yang menganut Agama, Doa sebagai bentuk penghambaan
terhadap Tuhan yang menjadi kepercayaan nampaknya dilakukan oleh berbagai Agama.
Sebagaimana penganut 3 Agama yang berbeda oleh warga perumahan Villa Nusa Indah
II ini. Baik Agama Islam, Kristen-Katolik, maupun Budha, ketiga warga tersebut
menerapkan Laku Do’a sebagai wujud respon datangnya wabah Covid-19.

Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Do’a? Ada apa dengan Do’a? Endy
Saputro dalam artikelnya menjelaskan bahwa, Do’a itu dapat memproduksi rasa, melalui
rasa, pelafalnya memproduksi pemaknaan, pemaknaan akan melahirkan rasa lebih kuat
pada suatu hal (Saputro, Rahayu Nir Sambikala). Maka pantaslah berbagai lintas Agama,
laku Do’a diterapkan, selain sebagai bentuk penghambaan terhadap Tuhannya, hal itu
juga sebagai laku untuk melahirkan rasa lebih kuat terhadap Wabah Covid-19 yang
sedang melanda.

Warga perumahan yang beragama Islam memiliki cara beberapa Do’a yang
dilanggengkan sejak pertengahan Maret higga saat ini, seperti beberapa pujian yang
dikumandangkan diantaranya pujian Sholawat Asyghil saat Magrib, pujian Sholawat
Tibbil Qulub saat Isya, dan pujian Li Khomsatun saat Subuh. Ketiga pujian ini atas arahan
Ketua Ta’mir Mushola fi sabilillah tidak dianjurkan untuk dirubah.

Selain itu, warga perumahan yang beragama Islam juga menambah Do’a saat
dzikir dikala selesei sholat berjamaah dengan doa “Allahummaj’al baladana Indonesia,
Baldan Aminan mutmainan rokho’an, Allahummadfa’ analbala a walwaba’,
Allahummasalimna min waba’i corona, Allahummasalimna min afatiddunya wal
akhiroh, innaka ‘ala kulli saiin qadir”. Do’a yang menjadi arahan ketua Ta’mir Masjid
ini sampai saat ini terus dilanggengkan dan tidak diperkenankan untuk ditinggalkan,
karna hal tersebut adalah bagian dari ikhiar memasrahkan diri kepada Tuhannya.

Tidak hanya warga muslim, warga perumahan yang menganut agama Kristen-
Katolik dan Budha juga memiliki cara untuk berdoa yang ditujuankan agar terhindar dari
Wabah Covid-19. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu warga terkait “apakah
warga non muslim juga berdoa”. Tidak dapat dicatat secara detail doa yang
dilanggengkan, tetapi sedikit yang bisa saya ingat adalah Kristen-Katolik mengawalinya
dngan Trinitas nya seperti “dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus, kami
memohon ...” dan doa yang dipanjatkan oleh warga yang beragama Budha dengan doa
berbahasa Indonesia “Semoga kita semua erhidar dari Wabah Virus Corona ...”

Berbagi
Disaat banyaknya pekerja yang di PHK, turunnyaperputaran roda ekonomi, hal ini
tidak menyurutkan warga perumahan Villa Nusa Indah II untuk saling berbagi, Seperti bu
Retno warga beragama Kristen yang berprofesi menjual Ayam geprek dan beberapa lauk,
menerapkan harga 5 ribu rupiah untuk setiap satu porsi Ayam Geprek bagi pembeli yang
tinggal diperumahan, padahal biasanya dihargai dengan harga 15rb.

Dalam Islam, istilah berbagi juga populer dengan sebuan Sedekah. Menurut Bp.
Setiyanto, salah satu sepuh Muslim di perumahan tersebut menyampaikan bahwa
“Dahsyatnya sedekah dapat menolak 70 bencana yang salah satunya adalah menjadi
penolak bala’ dan wabah”. Beliau tidak menjelaskan darimana sumber kalam tersebut,
tetapi memang bila ditelusuri kala tersebut terdapat dalam sebuah Hadits yang
dirawaytkan Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, sebagaimana dalam tulisan laman
umma.id (Yusufpati, 2020)
Laku sedekah yang dilaksanakan warga Muslim menjadikan moment pembacaan
Yasin-Tahlil setelah jamaah sholat Magrib di Mushola fi sabilillah (Mushola di
perumahan tersebut) sebagai moment berbagi makanan yang diterpkan secara bergilir
(Shlat berjama’ah memang tetap dilaksanakan, tetapi dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan seperti check suhu sebelum memasuki Mushola, Wudhu dari rumah,
Cuci taangan menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki Mushola, menggunakan
masker serta membawa sajadah.

Gotong-royong
Diantara laku warga perumahan Villa Nusa Indah yang dilakukan secara bersama
adalah kerja bakti tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat, yakni
kerja bakti memasang gerbang beserta kuncinya yang diberikan per rumah. Hal ini
dilakukan agar tidak sembarang orang dapat memasuki kawasan perumahan Villa Nusa
Indah II, selain itu juga agar terhindar dari tindakan pencurian yang biasanya disebabkan
oleh mudahnya akses keluar masuk perumahan bagi orang asing.

Selain itu pembuatan kran cuci tangan yang disertai dengan sabun dan antiseptic
hand sanitizer juga disediakan di gerbang masuk dan gerbang keluar perumahan.
Penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara berkala setiap bulannya. Dan kegiatan-
kegiatan yang bersifat kebersamaan seperti penyembelihan Qurban, kerja bakti menghias
perumahan dalam rangka Agustusan dan gotong royong rewangan bagi yang memiliki
hajat pernikahan juga masih tetap berjalan tetapi dengan sangat memperhatikan protokol
kesehatan.

Penutup
Ada Laku keberagaman dan kebersaaan yang dilakukan oleh warga perumahan
Villa Nusa Indah II seperti Laku berdoa, Laku Berbagi (sedekah), dan Laku gotong-
royong. Ketiganya menjadi kegiatan yang dilanggengkan sebagai bentuk respon atas
munculnya wabah Covid-19. Bencana Wabah yang melanda tidak menyurutkan warga
untuk saling menjaga diri dan menjaga orang lain. Wallahua’lam . Semoga dunia segera
pulih dari Wabah Covid-19. Amin.

Anda mungkin juga menyukai