Anda di halaman 1dari 3

PERAN WARGA NAHDLIYIN DI SAAT PANDEMI

Virgiawan pungky arezal 1, Muhammad Fauzan Aminudin2


Author 1 Affiliation (Mahasiswa Teknik Mesin, UNU Surakarta);
Dosen UNU Surakarta
Author 1 email;
Virgiawanpumgky@gmail.com

Abstract: penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki


peran masyarakat nahdliyin di tengah pandemi: analisis
peran Nahdlotul Ulama (NU) dalam menghadapi
pandemi covid 19 di Indonesia. menganalisis segala
temuan dan memberikan gagasan kritis tentang peran
Nahdlotul Ulama (NU) dalam menghadapi pandemi
covid 19 di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, kelompok masyarakat nahdlliyin yang sudah
mapan bergerak secara nyata di tengah masyarakat.
Nahdlotul Ulama (NU) membentuk Satgas NU Peduli
Covid 19, melalui Satgas tersebut melakukan berbagai
kegiatan meliputi; kampanye pencegahan Covid 19
kepada masyarakat, optimalisasi peran Asosiasi Rumah
Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU), dalam bidag ekonomi
PBNU melalui NU Peduli membantu menghidupkan
usaha kecil, menengah, koperasi (UKMK) dan
menyalurkan bantuan Sosial (BANSOS), dan NU juga
membantu memberikan tuntunan mental dan spiritual
bagi masyarakat dalam menghadapi Pandemi. Peran
tersebut, tidak hanya dilakukan di dalam Negeri
(Indonesia) tetapi juga dilakukan warga Nu yang berada
di Luar negeri melalui PCINU.

Keywords: NU, Covid 19, Kegiatan, Bantuan

LATAR BELAKANG

Warga nahdliyin atau Nahdlatul ulama sudah banyak melakukan


berbagai kegiatan contohnya dengan kampanye pencegahan covid 19

page
JEELS, Volume -, Number -, Month Year

kepada masyarakat, optimalisasi peran asosiasi rumah sakit


Nahdlatul ulama (ARSINU), dalam bidang ekonomi PBNU melalui NU
peduli membantu menghidupkan usaha kecil menengah, koperasi
(UKMK) menyalurkan bantuan sosial, dan NU juga membantu
memberikan tuntunan mental dan spiritual kepada masyarakat.
Masyarakat Nahdliyyin yang terkena dampak covid-19 mengeluh
karena kegiatan yang sudah menjadi tradisi warga nahdliyin yaitu
yasinan dan tahlilan dilarang untuk dilakukan karena kegiatan
tersebut menimbulkan kerumunan untuk mensiasati itu sebagai
warga nahdliyin yang patuh tentang aturan pemerintah dan tidak
ingin covid 19 menyebar luas warga nahdliyin tidak melakukan
kegiatan tersebut pada saat pandemi covid 19. Tahlilan adalah
ritual/upacara selamatan yang dilakukan oleh masyarakat, terutama
masyarakat NU Tahlilan" berasal dari kata bahasa Arab tahlīl (‫)تهليل‬
yang berarti membaca kalimat Lā ilā h(a) illa Allā h (‫“ )ال إله إال هللا‬Tidak
ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah”, salah
satu yang dibaca pada kegiatan tahlilan. Tradisi tahlilan biasa
diselenggarakan setiap malam Jumat atau pada hari-hari kesekian
setelah meninggalnya seseorang, meskipun tidak terbatas pada dua
kesempatan tersebut. Mengadakan tahlil biasanya dilakukan pada
hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya
dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya. Namun ada juga yang melakukan tahlilan pada
hari ke-1000. Sedangkan yasinan hampir sama dengan Tahlilan tetapi
sebelum membaca tahlil membaca surat ya-siin terlebih dahulu
ketika surat ya- sin selesai di lanjutkan membaca tahlil, setelah sekian
lama tidak melakukan tradisi tersebut karena dilarang oleh
pemerintah sebab menimbulkan kerumunan sekarang sudah boleh
dilakukan tetapi dengan melaksanakan protokol kesehatan seperti:

1. Mencuci tangan
2. Menggunakan masker
3. Menjaga jarak aman
4. Tidak bersalaman
5. Di batasi waktunya

page
Author’s Name. Title

Warga nahdlliyin sadar bahwa meraka buakan salah satu korban


yang terkena dampak covid 19 ini banyak diluar sana yang
memerlukan bantuan oleh sebab itu Nahdlotul Ulama (NU)
membentuk Satgas NU Peduli Covid 19, melalui Satgas tersebut
melakukan berbagai kegiatan meliputi; kampanye pencegahan Covid
19 kepada masyarakat, optimalisasi peran Asosiasi Rumah Sakit
Nahdlatul Ulama (ARSINU), dalam bidag ekonomi PBNU melalui NU
Peduli membantu menghidupkan usaha kecil, menengah, koperasi
(UKMK) dan menyalurkan bantuan Sosial (BANSOS), dan NU juga
membantu memberikan tuntunan mental dan spiritual bagi
masyarakat dalam menghadapi Pandemi

REFLEKSI HIKMAH

1. Dari latar belakang diatas kita bisa mengambil hikmah bahwa


kita bisa melakukan kegiatan yang bisa menimbulkan
kerumunan tetapi dengan tetap menjaga protokol kesehatan
yang berlaku dan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
untuk menjaga kesehatan bersama dan penyebaran covid 19
bisa terhenti.
2. Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut kita harus sabar
karena untuk melakukan kegiatan tersebut perlu waktu cukup
lama sebab sebelumnya dilarang oleh pemerintsh untuk
melakukan kegiatan yasinan dan tahlilan
3. Dalam masa pandemi ini kita juga dapat mengambil hikmah
bahwa pentingnya berbagi terhadap sesama itu penting
karena warga NU itu mereka bukan salah satu korban yang
terkena dampak covid 19 ini maka fastabiqul khoirot yang
artinysa berlomba-lombalah dalam kebaikan

page

Anda mungkin juga menyukai