Devy Novitasari
932114917
Abstrak
Pada era transisi ini kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk
mempertahankan organisasi agar tetap berjalan. Mungkin disini kita akan mulai
terbiasa menggunakan media sosial untuk berkhidmat. Kegiatan organisasi IPNU
IPPNU pada masa transisi ini banyak mengarah secara daring atau virtual. Banyak
sekali kegiatan yang awalnya kita melakukan kegiatan secara face to face atau
bertatap muka kita alihkan melalui media sosial google meet, google zoom,
google classroom, WhatsApp, live instagram, youtube dll. Pastinya banyak sekali
perbedaan dari agenda secara langsung atau virtual. Jika sebelumnya kita dapat
bertegur sapa secara langsung dimasa transisi kita harus membiasakan kegiatan
secara online melalui media masa.
IPNU IPPNU merupakan salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama’ yang
bergerak dalam ranah pelajar. Organisasi IPNU IPPNU sebagai wadah berproses
kaum pelajar diseluruh kalangan pada usia produktif untuk belajar, berjuang,
bertaqwa dalam lingkup keterpelajaran dan pengkaderan. Seperti organisasi
lainnya IPNU IPPNU mempunyai ranah gerak untuk berproses diberbagai
kalangan. Mulai dari PR (Pimpinan Ranting) diranah Desa, PAC (Pimpinan Anak
Cabang) diranah Kecamatan, PK (Pimpinan Komisariat) diranah Sekolah dan
Madin, PKPT (Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi) diranah Kampus, PC
(Pimpinan Cabang) diranah Kabupaten atau Kota, PW (Pimpinan Wilayah)
diranah Provinsi, PP (Pimpinan Pusat) diranah Nasional bahkan sampai Pimpinan
Daerah Istimewah yang ada diranah Internasional.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut ada banyak sekali faktor yang sangat
menentukan bagaimana arah perjuangan IPNU IPPNU kedepan. Salah satunya
yaitu dengan mengenali potensi potensi yang dimiliki oleh kader atau anggota
serta faktor yang mendukung bahkan hambatan dari suatu wilayah IPNU IPPNU
berada.
Sebagai bagian Nahdlatul Ulma’ tugas dari adanya IPNU IPPNU yaitu
untuk meneruskan perjuangan Nahdlatul Ulama; bidang garap pelajar. Disini
tugas mereka yaitu melakukan kebijakan Nahdlatul Ulma’ untuk mengambangkan
amaliyah NU di ranah pelajar, santri, mahasiswa dan remaja. Hal ini pasti
membutuhkan kumpulan manusia, tanpa manusia sebagai objek kebijakan
pendidikan nonformal ini tidak akan ada yang namnya organisasi. Karena kalau
bukan manusia siapa lagi yang akan menjalankan organisasi. Manusia ini biasa
beberapa orang, beberapa kelompok, mulai jumlahnya sedikit, sedang, sampai
forum masyarakat umum untuk melaksanakan amaliyah Nahdlatul Ulma’.
Berkumpul dalam majlis dengan masyarakat atau manusia adalah unsur yang
harus ada dalam organisasi.
Pada artikel kali ini yang menjadi titik fokus pembahasan yaitu masalah
kemanusiaan. Dimana para pemuda yang berkumpul dalam satu ikatan organisasi
Pelajar Nahdlatul Ulama’ merasa terhambat melakukan kegiatan organisasi saat
mewabahnya virus korona. Selain resah akan adanya dampak kesehatan Rekan
Rekanita (IPNU IPPNU) juga rindu akan kegiatan yang sempat terhambat karena
ada himbauan untuk physical distancing.
Bagi pengurus organisasi mereka terbiasa dengan kegiatan tatap muka dan
pada masa transisi ini mereka mau tidak mau harus memecahkan permasalahan ini
bersama. Mereka sudah terbiasa melakukan aktivitas organisasi secara tatap muka
secara reguler sedangkan saat ini harus melakukan kegiatan melalui jarak jauh
atau insindental. Sesehingga perubahan pola ini memberikan perubahan
permasalahan tersendiri bagi pengurus IPNU IPPNU. Tidak hanya permasalahan
kemanusiaan saja yang harus dihadapi mereka juga merasa kesulitan dengan
permasalahan teknologi untuk daring dan beban kerja yang sangat besar
mengingat banyak kegiatan yang harus terlaksana dengan anjuran tatap muka dan
kini sedang tidak diperbolehkan.
Masalah inilah yang harus dikaji bersama sama untuk dipecahkan agar
kegiatan yang sempat terhambat harus terselesaikan dengan bijaksana. Ibarat
organisme harus terus mempertahankan dirinya agar tetap hidup. Salah satu
pilihan untuk mempertahankan eksistensinya dan dianggap hidup yaitu dengan
memperlihatkan denyut gerakannya, serta memperlihatkan eksistensinya diruang
publik.
Sebagai kader yang dekat dengan masyarakat IPNU IPPNU harus tanggap
dengan masalah yang ada saat ini. Mereka harus betahan hidup dengan
menunjukan ruh kehidupan dimasyarakat. Memberikan solusi yang membuat hati
masyarakat menjadi tenang. Melihat kondisi seperti ini bagaimana respon kader
Pelajar NU saat ini.
PEMBAHASAN
1
Mahmudi Pradayu, Jurnal JOM FISIP Vol. 4 No. 2 (Pengaruh Aktivitas Organisasi Terhadap
Prestasi Belajar (Studi Kasusu Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet Inspirasi Periode 2016-
2017), (Riau: Universitas Riau, 2017) 3-4
2
Nasrul Syakur Chaniago, Menejemen Organisasi. (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2011).
26
amaliyah NU Annahdliyah. Selain itu juga sebagai wadah untuk bersilahturahim
memperkokoh ukhwah Annahdliyah, Wathoniyah, Islamiyah dan Insaniyah.3
Misi dari organisasi IPPNU IPPNU ini bukan untuk membentuk kader
kasta elit melainkan kader yang dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu
kegiatan organisasi ini berorientasi dengan masyarakat dan selalu melibatkan
khalayak umum. Bertentangan dengan masa pandemi ini yang justru memberikan
hambatan bagi ranah gerak perjuangan IPNU IPPNU pada masa pandemi ini.
Pada bulan desember 2019, kasus virus corona baru (2019-nCov) muncul
pertama kali di Wuhan, Cina dan kemudian WHO menamakan penyakit ini
dengan sebutan Covid-19 kemudian berkembang menjadi pandemi yang
menyebar di banyak negara di dunia. Lebih dari 27 Negara menerapkan sistem
lockdown atau penutupan wilayah, baik yang bersifat menyeluruh atau sebagian.4
3
Rofik Kamilun, et. all., Buku Saku IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah, (Semarang: Adi Offset,
2011). 31
4
JPS Jurnal Psikologi sosial 2020
Indonesia sampai saat ini menerapkan physical distancing untuk
meminimalisir penyebaran virus Covid-19. WHO menyebut bahwa physical
distancing sebagai peraturan jarak fisisk yang harus dilakukan untuk menghindari
virus yang cepat menular dan memakan banyak korban. Physical distancing ini
merupakan kebijakan lanjutan dari peraturan social distancing yang berdampak
pada segala segmen kehidupan kemanusiaan yang ada. Dengan sudarat yang
diturankan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Bagi para pekerja, istilah yang populer adalah work from
home atau bekerja dalam rumah, sedangkan bagi para pelajar atau mahasiswa ini
istilahnya adalah belajar di rumah. Istilah istilah ini juga dirasakan bagi penggian
atau aktivis organisasi IPNU IPPNU.
Bagi pengurus organisasi mereka terbiasa dengan kegiatan tatap muka dan
pada masa transisi ini mereka mau tidak mau harus memecahkan permasalahan ini
bersama. Mereka sudah terbiasa melakukan aktivitas organisasi secara tatap muka
secara reguler sedangkan saat ini harus melakukan kegiatan melalui jarak jauh
atau insindental. Sesehingga perubahan pola ini memberikan perubahan
permasalahan tersendiri bagi pengurus IPNU IPPNU. Tidak hanya permasalahan
kemanusiaan saja yang harus dihadapi mereka juga merasa kesulitan dengan
permasalahan teknologi untuk daring dan beban kerja yang sangat besar
mengingat banyak kegiatan yang harus terlaksana dengan anjuran tatap muka dan
kini sedang tidak diperbolehkan.
Untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 mau tidak mau dalam kata
lain terpaksa seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan menjadi sistem daring
termasuk juga kegiatan organisasi. Walaupun solusi yang diberikan ini kurang
efektif tapi ini adalah solusi terbaik. Untuk meringankan beban yang ada di masa
pandemi, tetap melaksanakan kebijakan organisasi, kebijakan pendidikan dan
kebijakan lainnya.
Media sosial sendiri digunakan untuk banyak hal misalnya coping stress
melalui dukungan sosial daring dari teman sebaya, atau untuk mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis karena bersifat menyenangkan,
menghibur, dan mengakomodasi pencarian informasi. Bagi penggiat organisasi
media sosial dimasa transisi sangat diperlukan untuk menunjang denyut organisasi
agar tetap hidup. Sebelum pandemi Covid-19 mungkin para pengurus
mengadakan acara secara face to face kini menggunakan via daring.
Banyak sekali cara untuk mengehendle kegiatan agar ruhnya masi hidup
dikalangan masyarakat dan tidak mati sama sekali. Misalnya mnegadakan rapat
secara virtual melalui zoom meeting, google classroom, whatssaap, melalukan
kajian dakwah virtual melalui live Instagram Youtube dan lain lain. Hal ini sangat
menguntungkan jika dilakukan dengan senang hati. Kita lebih berkembang dan
melek digitalisasi, mengikuti kecanggihan teknologi dan dakwah melalui media
sosial ini jangkauannya lebih luas lebih mudah dijangkau masyarakat umum
daripada melalu dakwah konfensional walaupu ada titik jenuh jika dirumah aja
pasti ada saat kita rindu untuk bertegur sapa secara langsung.
Ada beberapa tips agar kita benar benar bijak menggunakan media sosial.
Karena jika kita memutuskan untuk dekat dengan dunia maya akan banyak sekali
hal positif yang kita dapatkan tidak hanya itu jika diri kita tidak membentengi
maka akan terbawa arus masuk kedalam negatifnya dunia maya.
5
W Eka Wahyudi dan Mufarrihul Hazin, Pedoman Kaderisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulma’.
(Jakarta: Pimpinan Pusat IPNU, 2018) 59-64
6
Hal, 11
Wawasan ini menyebabkan karakteristik organisasi dan anggotanya untuk
senantiasa memiliki hasrat ingin tau, belajar terus menerus dan mencintai
masyarakat pembelajar.
Yang tidak kalah penting adalah IPNU-IPPNU ikut mempelopori
pendidikan berbasis keorganisasian. Pelajar tidak hanya dijejali dengan materi
kurikulum formal saja. Karena dalam kondisi tersebut, siswa akan punya
kecenderungan untuk bosan dan sekolah terkesan hanya sebagai rutinitas biasa.
Oleh karena itu para pengurus organisasi IPNU-IPPNU ini harus solutip
untuk menjaga kadernya selain itu harus berpikir keras untuk mengoptimalkan
organisasi keterpelajaran dan pengkaderan ini tetap produktif ditengah pandemi.
Yaitu dengan memasuki era new normal dimana harus mematuhi protokol
kesehatan, menjaga anggota kadernya dengan menghimbau untuk berjemur,
menjaga kesehatan menjaga pola makan, minum vitamin dan lain-lain.
Dimasa pandemi ini ruh organisasi ini tetap memunculkan ide ide yang
cemerlang dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. misalnya membuat progam
kerja bagi-bagi masker, membuat disinfegtan dan dibagikan kepada masyarakat,
membagikan hand sanitizer, membuat acara dengan menggunakan protokol
kesehatan dan lain lain.
KESIMPULAN
Indonesia sampai saat ini menerapkan physical distancing untuk
meminimalisir penyebaran virus Covid-19. WHO menyebut bahwa physical
distancing sebagai peraturan jarak fisisk yang harus dilakukan untuk menghindari
virus yang cepat menular dan memakan banyak korban. Physical distancing ini
merupakan kebijakan lanjutan dari peraturan social distancing yang berdampak
pada segala segmen kehidupan kemanusiaan yang ada. Dengan sudarat yang
diturankan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Bagi para pekerja, istilah yang populer adalah work from
home atau bekerja dalam rumah, sedangkan bagi para pelajar atau mahasiswa ini
istilahnya adalah belajar di rumah. Istilah istilah ini juga dirasakan bagi penggian
atau aktivis organisasi IPNU IPPNU.
Oleh karena itu para pengurus organisasi IPNU-IPPNU ini harus solutip
untuk menjaga kadernya selain itu harus berpikir keras untuk mengoptimalkan
organisasi keterpelajaran dan pengkaderan ini tetap produktif ditengah pandemi.
Yaitu dengan memasuki era new normal dimana harus mematuhi protokol
kesehatan, menjaga anggota kadernya dengan menghimbau untuk berjemur,
menjaga kesehatan menjaga pola makan, minum vitamin dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA