Anda di halaman 1dari 17

“Revitalisasi Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulma’ di Masa Transisi”

Devy Novitasari

932114917

Abstrak

Revitalisasi organisasi IPNU IPPNU kita mengalami berbagai kendala di


era pandemi ini yang awalnya melakukan kegiatan bertatap muka kemudian ada
himbauan untuk dirumah saja tentunya dilarang untuk melakukan kegiatan
berkerumunan masa. Dampak ini dirasakan oleh semua kalangan khususnya para
organisator Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama’ selaku pengurus Organisasi. Berbicara mengenai organisasi keterpelajaran
IPNU IPPNU ini harus tetap berjalan di masa transisi. Kita harus beradaptasi
dengan adanya situasi dan kondisi di masa transisi.

Pada era transisi ini kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk
mempertahankan organisasi agar tetap berjalan. Mungkin disini kita akan mulai
terbiasa menggunakan media sosial untuk berkhidmat. Kegiatan organisasi IPNU
IPPNU pada masa transisi ini banyak mengarah secara daring atau virtual. Banyak
sekali kegiatan yang awalnya kita melakukan kegiatan secara face to face atau
bertatap muka kita alihkan melalui media sosial google meet, google zoom,
google classroom, WhatsApp, live instagram, youtube dll. Pastinya banyak sekali
perbedaan dari agenda secara langsung atau virtual. Jika sebelumnya kita dapat
bertegur sapa secara langsung dimasa transisi kita harus membiasakan kegiatan
secara online melalui media masa.

Yang perlu digaris bawahi dimasa transisi memang mengajarkan kita


untuk melek digitalisasi yang banyak mengalihkan kegiatan kegiatan melalui
media sosial. Namun ada beberapa kegiatan organisasi yang harus membutuhkan
tatap muka misal kita mengadakan konferensi dan ini harus kita pelajari bersama
karena disatu sisi kita menjaga agar wabah ini tidak semakin menyebar luas dan
disisi lain kita harus menjalankan organisasi sebagaimana mestinya menurut
PDRT (Peraturan Dalam Rumah Tangga) IPNU IPPNU.

Kata Kunci : Revitalisasi, Organisasi, IPNU IPPNU, Masa Transisi.


PENDAHULUAN

IPNU IPPNU merupakan salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama’ yang
bergerak dalam ranah pelajar. Organisasi IPNU IPPNU sebagai wadah berproses
kaum pelajar diseluruh kalangan pada usia produktif untuk belajar, berjuang,
bertaqwa dalam lingkup keterpelajaran dan pengkaderan. Seperti organisasi
lainnya IPNU IPPNU mempunyai ranah gerak untuk berproses diberbagai
kalangan. Mulai dari PR (Pimpinan Ranting) diranah Desa, PAC (Pimpinan Anak
Cabang) diranah Kecamatan, PK (Pimpinan Komisariat) diranah Sekolah dan
Madin, PKPT (Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi) diranah Kampus, PC
(Pimpinan Cabang) diranah Kabupaten atau Kota, PW (Pimpinan Wilayah)
diranah Provinsi, PP (Pimpinan Pusat) diranah Nasional bahkan sampai Pimpinan
Daerah Istimewah yang ada diranah Internasional.

Para pelajar IPNU IPPNU memiliki peran untuk meneruskan perjuangan


tokoh Nahdlatul Ulama’. Tidak hanya memiliki semangat untuk belajar
mendalami ilmu Agama dan ilmu umum saja mereka mengikuti tantangan
tantangan yang harus mereka jawab bersama untuk menunjukkan eksistensinya
mengikuti arus perkembangan zaman, perkembangan teknologi dan kemajuan
ilmu pengetahuan.

Seperti halnya diera transisi pandemi covid 19 ini mereka menghadapi


tantangan baru dimana ketika pemerintahan memutuskan himbauan untuk
dirumah saja lockdown. Sebagai organisasi keterpelajar pastinya masalah ini
sangat berpengaruh pada dunia pendidikan bahkan diorganisasi. Walaupun
demikian organisasi harus tetap berjalan dengan semestinya memulai kebiasaan
baru semua kegiatan dialihkan menggunakan kecanggihan teknologi.

Dimasa transisi ini membawa perubahan yang sangat mendalam bagi


pelajar IPNU IPPNU mereka tidak mungkin kembali pada kebiasaan lama mereka
dimana banyak kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk berkerumun
sedangkan saat ini pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan PSBB
(pembatasan sisial berskala besar). Disinilah letak IPNU IPPNU bergerak cepat
untuk beradaptasi menggunakan kecanggihan teknologi. Semua kegiatan
dialihkan menggunakan media sosial atau daring.

Dalam beberapa waktu terakhir ini pelajar IPNU IPPNU gencar


melakukan kegiatan yang berhubungan melalui internet untuk sekedar tegur sapa,
rapat anggota, melalukan meeting virtual, Webinar, bahkan membuat kajian
online. Walaupun mengadopsi internet ini dirasa kurang puas jika tidak bertatap
muka secara langsung solusi ini sedikit memberikan kemudahan untuk tetap
berorganisasi tengah pandemi covid 19 ini.
DISPLAY DATA

IPPNU IPPNU merupakan Organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama’,


dan bagian tak terpisahkan dari organisasi kemasyarakatan pemuda. Sebagai
Organisasi Badan Otonom IPNU IPPNU dituntut senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan peran serta fungsinya sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul
Ulama’ yang berkaitan dengan kelompok masyarakat, pelajar, santri, mahasiswa
dan remaja sebagai basis keanggotaannya.

Tujuan dari Organisasi IPNU IPPNU yakni “ terbentuknya pelajar bangsa


yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlakul karimah, dan
berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya
syariat Islam menurut paham Ahlussunah wal Jama’ah dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945”. Maka
diperlukan pendalaman berbagai cabang ilmu pengetahuan guna menyusun
strategi mengatur jalannya setiap kegiatan IPNU IPPNU untuk mengarah pada
tujuan tersebut.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut ada banyak sekali faktor yang sangat
menentukan bagaimana arah perjuangan IPNU IPPNU kedepan. Salah satunya
yaitu dengan mengenali potensi potensi yang dimiliki oleh kader atau anggota
serta faktor yang mendukung bahkan hambatan dari suatu wilayah IPNU IPPNU
berada.

Sebagai bagian Nahdlatul Ulma’ tugas dari adanya IPNU IPPNU yaitu
untuk meneruskan perjuangan Nahdlatul Ulama; bidang garap pelajar. Disini
tugas mereka yaitu melakukan kebijakan Nahdlatul Ulma’ untuk mengambangkan
amaliyah NU di ranah pelajar, santri, mahasiswa dan remaja. Hal ini pasti
membutuhkan kumpulan manusia, tanpa manusia sebagai objek kebijakan
pendidikan nonformal ini tidak akan ada yang namnya organisasi. Karena kalau
bukan manusia siapa lagi yang akan menjalankan organisasi. Manusia ini biasa
beberapa orang, beberapa kelompok, mulai jumlahnya sedikit, sedang, sampai
forum masyarakat umum untuk melaksanakan amaliyah Nahdlatul Ulma’.
Berkumpul dalam majlis dengan masyarakat atau manusia adalah unsur yang
harus ada dalam organisasi.

IPNU IPPNU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan didalam ruhnya


membutuhkan interaksi sosial yang artinya mereka harus melakukan komunikasi
baik antar anggota maupun antar kelompok masyarakat luas satu daerah ke daerah
laiinya. Organisasi tanpa kegiatan sosial secara langsung akan terasa hampa.
Mereka terbiasa dengan kegiatan sholawatan, pengajian, pelatihan, diklat, rapat
anggota dan lain lain yang membutuhkan kegiatan tatap muka.

Akhir akhir ini di Indonesia dihadapkan dengan wabah virus Covid-19


yang dapat menimbulkan banyak korban manusia. Dampak dari pandemi Covid-
19 ini dirasakan bagi semua lapisan masyarakat tak terkecuali pada berputarnya
roda organisasi. Tak hanya khawatir akan kesehatan antar anggota namun
kekhawatiran juga muncul akan jalannya roda organisasi IPNU IPPNU.
Bagaimana tidak kalau biasanya kita mengadakan suatu perkumpulan melibatkan
antar anggota, antar kelompok bahkan melibatkan masyarakat luas untuk
melaksanakan kegiatan. Kini diera pandemi muncul himbauan dari pemerintah
untuk melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sebagai organisasi keterpelajaran, pengkaderan dan mempunyai prinsip


untuk meneruskan amaliyah Aswaja An Nahdliyah kehadiran IPNU IPPNU
dimasyarakat sangat penting pada aspek transendental. Pada saat pemerintah
mengeluarkan himbauan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) inilah yang
menjadi ancaman bagi pengurus IPNU IPPNU. Semua sektor kegiatan organisasi
hampir terhenti karena masalah virus korona bukan masalah yang sepele. Kita
mempunyai agenda yang mengharuskan untuk tatap muka secara langsung
misalnya Konferensi, Sidang Komisi dll, disisi lain kita harus memperhatikan
larangan untuk berkerumun.

Pada artikel kali ini yang menjadi titik fokus pembahasan yaitu masalah
kemanusiaan. Dimana para pemuda yang berkumpul dalam satu ikatan organisasi
Pelajar Nahdlatul Ulama’ merasa terhambat melakukan kegiatan organisasi saat
mewabahnya virus korona. Selain resah akan adanya dampak kesehatan Rekan
Rekanita (IPNU IPPNU) juga rindu akan kegiatan yang sempat terhambat karena
ada himbauan untuk physical distancing.

Masalah pandemi Covid-19 menjadi masalah global yang harus kita


hadapi bersama sama. Dampak dari Covid-19 ini sangat dirasakan dari semua
kalangan khususnya para pengurus Organisasi IPNU IPPNU yang sampai saat ini
masih merasakan dampak dari pandemi. Dimasa pandemi ini kebutuhan
masyarakat yang terdampak Covid-19 ini sangat mempengaruhi seluruh sektor
lini masyarakat bahkan berdampak bagi penggerak organisasi turut terpengaruhi
dampaknya. Walaupun pemerintah mengupayakan dengan semaksimal mungkin
menghambat penyebaran virus korona, namun pandemi ini terus meraba tanpa tau
kapan terhenti.

Bagi pengurus organisasi mereka terbiasa dengan kegiatan tatap muka dan
pada masa transisi ini mereka mau tidak mau harus memecahkan permasalahan ini
bersama. Mereka sudah terbiasa melakukan aktivitas organisasi secara tatap muka
secara reguler sedangkan saat ini harus melakukan kegiatan melalui jarak jauh
atau insindental. Sesehingga perubahan pola ini memberikan perubahan
permasalahan tersendiri bagi pengurus IPNU IPPNU. Tidak hanya permasalahan
kemanusiaan saja yang harus dihadapi mereka juga merasa kesulitan dengan
permasalahan teknologi untuk daring dan beban kerja yang sangat besar
mengingat banyak kegiatan yang harus terlaksana dengan anjuran tatap muka dan
kini sedang tidak diperbolehkan.

Masalah inilah yang harus dikaji bersama sama untuk dipecahkan agar
kegiatan yang sempat terhambat harus terselesaikan dengan bijaksana. Ibarat
organisme harus terus mempertahankan dirinya agar tetap hidup. Salah satu
pilihan untuk mempertahankan eksistensinya dan dianggap hidup yaitu dengan
memperlihatkan denyut gerakannya, serta memperlihatkan eksistensinya diruang
publik.
Sebagai kader yang dekat dengan masyarakat IPNU IPPNU harus tanggap
dengan masalah yang ada saat ini. Mereka harus betahan hidup dengan
menunjukan ruh kehidupan dimasyarakat. Memberikan solusi yang membuat hati
masyarakat menjadi tenang. Melihat kondisi seperti ini bagaimana respon kader
Pelajar NU saat ini.
PEMBAHASAN

Organisasi merupakan kesatuan entity sosial yang disatukan secara sadar,


dengan sebuah batasan yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Organisasi ada karena ada tujuan yang harus dipecahkan bersama.
Organisasi biasanya mempunyai ciri khas masing masing.1

Organisasi merupakan sebuah wadah bagi seorang individu maupun


kelompok untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran, menyatukan pendapat serta
mengaktualisasikan diri sebagai tempat berkarya dengan adanya kerja sama antar
individu untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi harus ada dalam kehidupan masyakat karena mempunyai


fungsi mempersat bagi setiap anggota atau individu yang terlibat didalamnya.
Setiap organisasi mempunyai keterbatasan untuk kesuksesan mencapai tujuan
bersama. Keberhasilan tujuan yang akan dicapai suatu organisasi tergantung
dengan tujuan dan cara mengelolah sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
tersebut. Disinilah menejemen organisasi atau kaderisasi sangat dibutuhkan dalam
organisasi.2

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul


Ulama’ yang disingkat IPNU IPPNU merupakan organisasi yang bersifat
keterpelajaran, pengkaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan ini
berfungsi sebagai wadah bagi pelajar Nahdlatul Ulama’ untuk berkhidmat, belajar
dan meneruskan perjuangan para tokoh Nahdlatul Ulama’. Sebagai bagian dari
Banom NU organisasi ini harus mampu melaksanakan dan mengembangkan
Agama Islam Ahlussunah wal Jama’ah untuk melanjutkan semangat melakukan

1
Mahmudi Pradayu, Jurnal JOM FISIP Vol. 4 No. 2 (Pengaruh Aktivitas Organisasi Terhadap
Prestasi Belajar (Studi Kasusu Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet Inspirasi Periode 2016-
2017), (Riau: Universitas Riau, 2017) 3-4
2
Nasrul Syakur Chaniago, Menejemen Organisasi. (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2011).
26
amaliyah NU Annahdliyah. Selain itu juga sebagai wadah untuk bersilahturahim
memperkokoh ukhwah Annahdliyah, Wathoniyah, Islamiyah dan Insaniyah.3

Dengan jargon kebanggaan Belajar, Berjuang, Bertaqwa IPNU IPPNU ini


memppunyai komitmen untuk mensosialisasikan nilai nilai keIslaman
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis, Kebangsaan berdandaskan Pancasila dan
UUD 1945, menyebarluaskan amaliyah NU, Membina anggota untuk menggali
kemampuan, peka dengan keadaan sosial kemasyarakatan dan terus mengikuti
arah perkembangan zaman.

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran para pelajar Nahdlatul Ulma’


ini adalah pelajar, siswa, santri, mahsasiswa dan para pemuda yang berada pada
umur 13-27 tahun yang keanggotaannya sudah tertera dalam PDRT IPNU IPPNU.

Fungsi organisasi IPNU IPPNU ialah sebagai wadah berhimpun pelajar


Nahdlatul Ulama’ untuk mencetak kader beraqidah, wadah berhimpun pelajar
Nahdlatul Ulama’ untuk berilmu, dan untuk menghimpun pelajar Nahdlatul
Ulama’ untuk berorganisasi.

Misi dari organisasi IPPNU IPPNU ini bukan untuk membentuk kader
kasta elit melainkan kader yang dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu
kegiatan organisasi ini berorientasi dengan masyarakat dan selalu melibatkan
khalayak umum. Bertentangan dengan masa pandemi ini yang justru memberikan
hambatan bagi ranah gerak perjuangan IPNU IPPNU pada masa pandemi ini.

Pada bulan desember 2019, kasus virus corona baru (2019-nCov) muncul
pertama kali di Wuhan, Cina dan kemudian WHO menamakan penyakit ini
dengan sebutan Covid-19 kemudian berkembang menjadi pandemi yang
menyebar di banyak negara di dunia. Lebih dari 27 Negara menerapkan sistem
lockdown atau penutupan wilayah, baik yang bersifat menyeluruh atau sebagian.4
3
Rofik Kamilun, et. all., Buku Saku IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah, (Semarang: Adi Offset,
2011). 31

4
JPS Jurnal Psikologi sosial 2020
Indonesia sampai saat ini menerapkan physical distancing untuk
meminimalisir penyebaran virus Covid-19. WHO menyebut bahwa physical
distancing sebagai peraturan jarak fisisk yang harus dilakukan untuk menghindari
virus yang cepat menular dan memakan banyak korban. Physical distancing ini
merupakan kebijakan lanjutan dari peraturan social distancing yang berdampak
pada segala segmen kehidupan kemanusiaan yang ada. Dengan sudarat yang
diturankan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Bagi para pekerja, istilah yang populer adalah work from
home atau bekerja dalam rumah, sedangkan bagi para pelajar atau mahasiswa ini
istilahnya adalah belajar di rumah. Istilah istilah ini juga dirasakan bagi penggian
atau aktivis organisasi IPNU IPPNU.

Bagi pengurus organisasi mereka terbiasa dengan kegiatan tatap muka dan
pada masa transisi ini mereka mau tidak mau harus memecahkan permasalahan ini
bersama. Mereka sudah terbiasa melakukan aktivitas organisasi secara tatap muka
secara reguler sedangkan saat ini harus melakukan kegiatan melalui jarak jauh
atau insindental. Sesehingga perubahan pola ini memberikan perubahan
permasalahan tersendiri bagi pengurus IPNU IPPNU. Tidak hanya permasalahan
kemanusiaan saja yang harus dihadapi mereka juga merasa kesulitan dengan
permasalahan teknologi untuk daring dan beban kerja yang sangat besar
mengingat banyak kegiatan yang harus terlaksana dengan anjuran tatap muka dan
kini sedang tidak diperbolehkan.

Untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 mau tidak mau dalam kata
lain terpaksa seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan menjadi sistem daring
termasuk juga kegiatan organisasi. Walaupun solusi yang diberikan ini kurang
efektif tapi ini adalah solusi terbaik. Untuk meringankan beban yang ada di masa
pandemi, tetap melaksanakan kebijakan organisasi, kebijakan pendidikan dan
kebijakan lainnya.
Media sosial sendiri digunakan untuk banyak hal misalnya coping stress
melalui dukungan sosial daring dari teman sebaya, atau untuk mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis karena bersifat menyenangkan,
menghibur, dan mengakomodasi pencarian informasi. Bagi penggiat organisasi
media sosial dimasa transisi sangat diperlukan untuk menunjang denyut organisasi
agar tetap hidup. Sebelum pandemi Covid-19 mungkin para pengurus
mengadakan acara secara face to face kini menggunakan via daring.

Banyak sekali cara untuk mengehendle kegiatan agar ruhnya masi hidup
dikalangan masyarakat dan tidak mati sama sekali. Misalnya mnegadakan rapat
secara virtual melalui zoom meeting, google classroom, whatssaap, melalukan
kajian dakwah virtual melalui live Instagram Youtube dan lain lain. Hal ini sangat
menguntungkan jika dilakukan dengan senang hati. Kita lebih berkembang dan
melek digitalisasi, mengikuti kecanggihan teknologi dan dakwah melalui media
sosial ini jangkauannya lebih luas lebih mudah dijangkau masyarakat umum
daripada melalu dakwah konfensional walaupu ada titik jenuh jika dirumah aja
pasti ada saat kita rindu untuk bertegur sapa secara langsung.

Ada beberapa tips agar kita benar benar bijak menggunakan media sosial.
Karena jika kita memutuskan untuk dekat dengan dunia maya akan banyak sekali
hal positif yang kita dapatkan tidak hanya itu jika diri kita tidak membentengi
maka akan terbawa arus masuk kedalam negatifnya dunia maya.

Untuk membenahi organisasi dimasa pandemi ini pengurus IPNU IPPNU


ini harus merumuskan beberapa progam kerja secara tepat untuk menghindari
kekosongan aktivitas. Strategi yang pertama yaitu memutuskan menghimbau para
kader agar mematuhi anjuran pemerintah untuk dirumah aja dalam artian segala
kegiatan yang berhubungan dengan tatap muka dan melibatkan banyak orang
untuk dihentikan atau ditunda, mengusahakan tetap menjalankan roda organisasi
melalui media sosial atau daring, koordinasi, konsolidasi tetap harus berjalan dan
branding di media masa harus tetap aktif.
Sebagaimana yang kita tau wawasan yang harus dimiliki organisasi IPNU
IPPNU ini ialah wawasan keterpelajaran dimana mereka mampu menempatkan
organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai center of exellen 9pusat
keutamaan) pemberdayaan sumberdaya manusia yang terdidik berilmu,
berkeahlian dan mempunyai pandangan terdepan, yang diikuti tugas sucinya,
sekaligus rencana yang cermat, dan pelaksanaannya berpihak pada kebenaran.

Wawasan ini mensyaratkan watak organisasi dan anggotanya untuk


memiliki hasrat ingin tahu dan belajar terus menerus, mencintai masyarakat
belajar, mempertajam kemampuan mengurai kemampuan, dan menyelidiki
persoalan, kemampuan menyelaraskan berbagai pemikiran agar dapat membaca
kenyataan yang sesungguhnya, terbuka menerima perubahan, pandangan dan
cara-cara baru, menjunjung tinggi nilai, norma, aqidah dan tradisi serta sejarah
keilmuan dan berpandangan kemasa depan. 5

IPNU-IPPNU memandang dunia sebagai kenyataan yang beragam. Karena


itu keberagaman diterima sebagai kenyataan. Namun juga bersikap aktif yakni
menjaga dan mempertahankan kemajemukan tersebut agar harmonis (selaras),
saling mengenal (lita’arofu) dan memperkaya secara budaya. Sikap moderat
(selalu mengambil jalan tengah) dan menghargai perbedaan menjadi semangat
utama dalam mengelola kemajemukan tersebut. Dengan demikian IPNU-IPPNU
juga menolak semua sikap yang mengganggu keanekaragaman atau keberagaman
budaya tersebut. Pluralitas, dalam pandangan IPNU-IPPNU harus diterima
sebagai kenyataan sejara.6

IPNU-IPPNU sebagai organisasi pengkaderan sangat efektif dalam


menyokong sumber daya manusia Indonesia. Ia berdiri dan berkiprah menguatkan
basis pendidikan dan segmen keilmuan. Di sinilah IPNU-IPPNU mengenalkan
wawasan kepelajaran di mana menempatkan organisasi dan anggota pada
pemantapan pemberdayaan SDM terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner.

5
W Eka Wahyudi dan Mufarrihul Hazin, Pedoman Kaderisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulma’.
(Jakarta: Pimpinan Pusat IPNU, 2018) 59-64
6
Hal, 11
Wawasan ini menyebabkan karakteristik organisasi dan anggotanya untuk
senantiasa memiliki hasrat ingin tau, belajar terus menerus dan mencintai
masyarakat pembelajar.
Yang tidak kalah penting adalah IPNU-IPPNU ikut mempelopori
pendidikan berbasis keorganisasian. Pelajar tidak hanya dijejali dengan materi
kurikulum formal saja. Karena dalam kondisi tersebut, siswa akan punya
kecenderungan untuk bosan dan sekolah terkesan hanya sebagai rutinitas biasa.

Sekolah dan organisasi pelajar merupakan kesatuan yang tidak dapat


terpisahkan. Sekolah dengan mentransfer ilmu akan menghasilkan kepandaian
(intelegensi). Lembaga pendidikan mempunyai target untuk membuat siswa
pandai dan dewasa. Sementara organisasi dengan kegiatan positif akan mencetak
wawasan kedewasaan dan kemandirian.

Di sinilah peran IPNU-IPPNU dalam memperkenalkan dan memupuk


pengetahuan tentang ahlusunnah wal jamaah. Paham berprinsip tawassut (tengah-
tengah) ini mengajarkan akan nilai toleransi terhadap sesama manusia maupu
terhadap tradisi lokal. Sehingga akan menjadikan generasi muda yang tidak
merasa paling benar maupun merasa paling salah, karena manusia bukan malaikat
yang selalu benar da bukan iblis yang selalu salah. Dalam setiap tingkatan
pengkaderan formal, ahlusunnah wal jamaah menjadi materi wajib. Hal ini
dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman tentang aswaja.

Oleh karena itu para pengurus organisasi IPNU-IPPNU ini harus solutip
untuk menjaga kadernya selain itu harus berpikir keras untuk mengoptimalkan
organisasi keterpelajaran dan pengkaderan ini tetap produktif ditengah pandemi.
Yaitu dengan memasuki era new normal dimana harus mematuhi protokol
kesehatan, menjaga anggota kadernya dengan menghimbau untuk berjemur,
menjaga kesehatan menjaga pola makan, minum vitamin dan lain-lain.

Dimasa pandemi ini ruh organisasi ini tetap memunculkan ide ide yang
cemerlang dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. misalnya membuat progam
kerja bagi-bagi masker, membuat disinfegtan dan dibagikan kepada masyarakat,
membagikan hand sanitizer, membuat acara dengan menggunakan protokol
kesehatan dan lain lain.

KESIMPULAN
Indonesia sampai saat ini menerapkan physical distancing untuk
meminimalisir penyebaran virus Covid-19. WHO menyebut bahwa physical
distancing sebagai peraturan jarak fisisk yang harus dilakukan untuk menghindari
virus yang cepat menular dan memakan banyak korban. Physical distancing ini
merupakan kebijakan lanjutan dari peraturan social distancing yang berdampak
pada segala segmen kehidupan kemanusiaan yang ada. Dengan sudarat yang
diturankan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Bagi para pekerja, istilah yang populer adalah work from
home atau bekerja dalam rumah, sedangkan bagi para pelajar atau mahasiswa ini
istilahnya adalah belajar di rumah. Istilah istilah ini juga dirasakan bagi penggian
atau aktivis organisasi IPNU IPPNU.

Di sinilah peran IPNU-IPPNU dalam memperkenalkan dan memupuk


pengetahuan tentang ahlusunnah wal jamaah. Paham berprinsip tawassut (tengah-
tengah) ini mengajarkan akan nilai toleransi terhadap sesama manusia maupu
terhadap tradisi lokal. Sehingga akan menjadikan generasi muda yang tidak
merasa paling benar maupun merasa paling salah, karena manusia bukan malaikat
yang selalu benar da bukan iblis yang selalu salah. Dalam setiap tingkatan
pengkaderan formal, ahlusunnah wal jamaah menjadi materi wajib. Hal ini
dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman tentang aswaja.

Oleh karena itu para pengurus organisasi IPNU-IPPNU ini harus solutip
untuk menjaga kadernya selain itu harus berpikir keras untuk mengoptimalkan
organisasi keterpelajaran dan pengkaderan ini tetap produktif ditengah pandemi.
Yaitu dengan memasuki era new normal dimana harus mematuhi protokol
kesehatan, menjaga anggota kadernya dengan menghimbau untuk berjemur,
menjaga kesehatan menjaga pola makan, minum vitamin dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

JPS Jurnal Psikologi sosial 2020


Kamilun Rofik, et. all., Buku Saku IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah,
Semarang: Adi Offset, 2011

Nasrul Syakur Chaniago, Menejemen Organisasi. Bandung: Cita Pustaka Media


Perintis, 2011.

Pradayu Mahmudi, Jurnal JOM FISIP Vol. 4 No. 2 (Pengaruh Aktivitas


Organisasi Terhadap Prestasi Belajar Studi Kasusu Pengurus BEM Universitas
Riau Kabinet Inspirasi Periode 2016-2017 dan Riau: Universitas Riau, 2017
W Eka Wahyudi dan Mufarrihul Hazin, Pedoman Kaderisasi Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulma’. Jakarta: Pimpinan Pusat IPNU, 2018

Anda mungkin juga menyukai