Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME BUKU

ILMU ISLAM TERAPAN “MANAJEMEN KALBU”.


PENDEKATAN KAJIAN ISLAM DALAM STUDI AGAMA
“RITUAL ISLAM : PERSPEKTIF DAN TEORI”.
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah : Ilmu Islam Terapan
Dosen Pengampu : Ahmad Fatah, S.Pd.I, M.S.I

Oleh:
Lutfiyatul Muayanah (1810210008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
TAHUN 2018
1. ILMU ISLAM TERAPAN “MANAJEMEN KALBU”
A. PROBLEM BANGSA.
Potret bangsa Indonesia kini semakin menarik untuk diperbincangkan.
Bukan karena kelebihan yang bangsa Indonesia punya melainkan karena
masalah yang bangsa Indonesia emban. Indonesia yang dulu pernah
terkenal dengan sebutan “Zamrud Khatulistiwa” kini semakin luntur
Karena tindak kejahatan yang tidak terpuji dari anak bangsa sendiri.
Masalah yang lain juga mengikuti dan semakin menarik untuk
diperbincangkan yaitu masalah korupsi1 yang semakin merebak
dikalangan masyarakat. Kini, korupsi bukan menjadi trend orang-orang
yang berdasi saja tetapi sudah menjadi kebiasaan masyarakat kelas
bawah. Padahal mayoritas masyarakat di Indonesia ini beragama islam
dan didalam agama islam sendiri tidak mengajarkan perbuatan tersebut.
Masalah sosial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia tidak berhenti
disini saja, masih ada lagi masalah yang menjadi daya tarik bangsa
Indonesia yaitu masalah moral anak bangsa. Bangsa Indonesia dulu
terkenal dengan sopan santun dan keramahtamahannya kepada semua
pihak, tetapi sekarang telah berubah menjadi beringas dan menyukai
kekerasan. Kini bangsa Indonesia juga cenderung suka berkonflik yang
mengakibatkan perpecahan juga mengancam persaudaraan dan keutuhan
bangsa.
Agama islam merupakan agama yang Rahmatallil’alamin yang ajarkan
oleh nabi Muhammad SAW sebagai agama untuk mewujudkan
kesejahteraan alam semesta. Pada dasarnya, masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia sepenuhnya berada dalam cakupan pemberdayaan
agama islam. Jika tidak berhasil, atau menghadapi kendala dalam proses

1
Bersama dengan kolusi dan nepotisme (KKN) sering dipandang sebagai kesalahan Orde Baru yang
menjadi salah satu sebab keruntuhannya.
tujuan bangsa Indonesia, maka dari itu perlu ditelaah unsur yang menjadi
kendala kemudian diselesaikan.

B. PERGESERAN PARADIGMA
Paradigma merupakan cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir, bersikap,dan
bertingkah laku.2 Persoalan yang muncul ketika Rasulullah sebagai
penerima wahyu Allah sudah wafat, adalah mekanisme dan teknik
generasi selain sahabat untuk memerankan dirinya sebagai pemeluk yang
membangun tujuan risalah, dalam kehidupan praktis mereka.
Interaksi sosial merupakan salah satu penyampaian ajaran yang dapat
berlangsung dengan baik. Proses interaksi sosial seperti ini sudah
dilakukan pada zaman sahabat rosul yang menyampaikan berita tentang
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dua pedoman tersebut akan menjamin
manusia tidak akan sesat. Dan proses yang dilakukan umat islam tersebut
dapat mendorong tumbuhnya ilmu-ilmu baru yang lebih rinci.
Jika paradigma dalam ilmu-ilmu itu dikembangkan dan ditelaah, maka
pertanyaan tentang potensi untuk membentuk keberagaman dapat dijawab
dengan mudah. Seberapa besar potensi yang dihasilkan oleh ilmu tersebut
bergantung pada pokok masalah yang menjadi pandangan dasarnya.
Pokok permasalahan yang menjadi objek kajian ilmu- ilmu itu ternyata
berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Perbedaan tersebut
menunjuk adanya kesenjangan antara keduanya. Dan kesenjangan ini
dimungkinkan oleh perbedaan sifat pokok bahasan dalam ilmu tersebut
dengan karakter keberagaman yang telah diajarkan oleh beliau dan
dilaksanakan oleh para sahabatnya.

2
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu komunikasi,Suatu Pengantar Indeks, Jakarta,2008,Hal. 27.
Bangsa Indonesia sekarang ini bukan hanya perlu adanya norma
melainkan juga fakta. Untuk mengubah yang seharusnya menjadi nyata
dan masih diperlukan adanya proses yang panjang. Dan ternyata disiplin
ilmu islam belum sepenuhnya efektif dan memenuhi harapan. Pergeseran
paradigma dari filosofis dan normatif, menjadi paradigma terapan ini
bukan menjauh dari sumber ajaran Rasulullah justru ini sangat identik
dengan kandungan ajaran dan praktek yang dicontohkan Rasulullah.

C. TEKNOLOGI KEBERAGAMAN
Dengan adanya pergeseran paradigma, dapat disimpulkan bahwa islam
itu lahir dari kehidupan praktis dan ditunjukkan untuk menghadapi dan
memecahkan masalah praktis pula.3 Sifat masalah yang dihadapi oleh
umat islam Indonesia adalah kenyataan praktis dalam keseharian
masyarakat yang tidak seperti diharapkan oleh ajaran islam.
Contohnya untuk menanggulangi masalah KKN, bukan hanya dengan
pengajian untuk menjelaskan hukumnya, atau renungan untuk
merumuskan konsep filosofisnya, melainkan dengan cara beragama
secara teknis, sehingga dapat memecahkan masalah secara konkret.
Kebutuhan seperti ini hanya dapat dipenuhi oleh paradigma terapan yang
memang berada pada cakupan praksis kehidupan.
Dalam ilmu fiqih, paradigma normatife hanya membahas dimensi
norma dalam keberagaman menurut ajaran islam. Sedangkan paradigma
filosofis lebih mengarah membahas masalah-masalah ke-Tuhan-an atau
yang terkait dengan upaya memahaminya. Dan paradigma terapan
memiliki bahasan yang sangat berbeda yakni sampai pada dimensi
empiris keberagaman yang dapat diamati.

3
Fazlur Rahman, Islam dan Modernity, Transformation of an Intellectual Tradition, The UUniversity Of
ChicagoPress, Chicago, 1964, Hal. 5.
Sifat pokok bahasan dalam paradigma ilmu islam terapan ini
memerlukan metode, atas dasar pijakan meodologi, yang berbeda dengan
ilmu-ilmu sebelumnya. Sifat yang empiris pada paradigma terapan
memungkinkan metodologi yang memenuhi kriteria ilmiah.4
Dengan menggeser menjadi paradigma terapan, paradigma ini juga
melahirkan cara-cara yang rasional yang merumuskan bentuk konkret
prosedur pembentuk perilaku. Cara rasional tersebut merupakan
penajaman petunjuk dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang kemudian
berubah menjadi teori ilmiah dengan wujud tehnik yang melahirkan teori
keberagaman.

D. MANAJEMEN KALBU
Term yang merujuk pada sebuah proses yang khusus dan harus
dilakukan untuk menentukan serta mencapai tujuan yang telan ditetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya disebut dengan manajemen.5
Terminology yang lebih tepat dikaitkan dengan kegiatan keagamaan
adalah kalbu.
Pada dasarnya, manajemen kalbu adalah pengelolaan sumber daya
kejiwaan orang beriman, sedemikian rupa, agar tumbuh kekuatan. Potensi
iman ini dibangun sedemikian rupa agar kalbu melahirkan kemauna keras
utuk berbuat atau melakukan sesuatu perbuatan yang diperlukan oleh
umat.
Sebagai suatu manajemen, dimensi pengorganisasian suatu kelompok
unsur memerlukan, tidak hanya keberadaan suatu sumber melainkan
harus dilengkapi dengan kerangka organisasi yang akan memberi
struktur, pola perencanaan, untuk menentukan arah tujuan yang akan
4
Lihat paradigma ilmiah pada : Yvonna S Lincoln dan Egon G Guba, Naturalistic Inquirity, Sage
Publication, London, 1985, Hal. 18-20.
5
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
1998, Hal. 1.
dicapai, sistem pengawasan untuk melakukan monitoring, pelaksanaan
dan penyimpangan, serta pengambilan keputusan.6
Ketika seseorang mengucapkan syahadat, itu merupakan permulan
keberagaman agama islam. Disini, orang memiliki kesadaran iman yang
ditandai oleh tumbuhnya pengertian sebagai produk interrelasi
kemampuan internal manusia. Suatu kesadaran iman dapat mencapai
tahap optimal, jika ia berhasil menempatkan dirinya pada posisi stabil.
Dalam hal kesadaran iman, maka isi kesadarannya adalah pengertian
sebagai bentuk respond terhadap wahyu Allah SWT. Ajaran agama islam
bukan hanya untuk dimengerti saja, akan tetapi untuk diamalkan juga.
Dengan cara mengokohkan posisi isi kesadaran iman dalam dinamika
arus kesadaran yang memang memiliki karakter yang mengalir.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan untuk membentuk gejala
kejiwaan terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor ekternal.
Factor intenal memberi pengaruh terhadap pengokohan isi kesadaran
iman yaitu sifat konversi dan bentuk penghayatan tentag tuhan, dalam diri
orang yang beriman.sedangkan factor eksternal lebih ditentukan oleh
konteks dan kondisi sosiokultural7 yang mengitarinya.
Jika manajemen kalbu diprogram untuk berperan serta dalam
penyelesaian masalah praktis, maka ia harus mampu pula mengelola
pengalaman konversi8 orang beriman. Manajemen kalbu mampu
mengelola sumber daya kejiwaan dalam diri orang beriman dan akan
menghasilkan produk yang pasti tidak salah.
Selain syahadat, dzikir juga merupakan teknik untuk mengembangkan
potensi iman dan dapat memberi nilai tambah. Jika pengalaman dzikir
dalam diri orang beriman dapat dilakukan secara continue, maka

6
Martin J Gannon, Organizational Behavior, Little Brown and Company 1979, Boston, Hal. 5.
7
Berkenaan dengan segi sosial dan budaya masyarakat
8
Perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain.
konsentrasi pada penghayatan fungsional sifat-sifat Tuhan akan tumbuh
menjadi pusat arus kesadaran yang berlangsung pada dirinya. Karena inti
penghayatan fungsional adalah kesadaran adalah kesadaran untuk berbuat
sejaln dengan ridho ilahi, maka dalam diri orang tersebut akan tumbuh
pula pusat kesadaran untuk senantiasa berbuat dan berperilaku sesuai
dengan ridha-Nya.

2. RITUAL ISLAM : PERSPEKTIF DAN TEORI


Ritual islam merupakan ekspresi doktrin islam, tetapi bukan berarti bahwa
yang terakhir baik secara logika maupun kronologis lebih dulu dari yang
pertama. Keduanya saling menguatkan dalam proses penemuan dan disiplin
agama yang menyatu.
Sejarah agama tidak bisa mengabaikan keseluruhan studi islam. Hal itu
bisa menyebabkan merosot tajamnya studi islam tradisional karena islam
sendiri memperlihatkan tekanan besar pada aktivitas ritual. Islam dikenal
bukan sekedar ibadah, melainkan juga merupakan hukum dan etika.

A. STUDI RITUAL DAN STUDI ISLAM.


Sejumlah perilaku ritual yang dapat diterima akan menyusut
secara drastis karena banyaknya praktek yang menyimpang dan
ditambah-tambahkan. Praktek-praktek ini sering dianut oleh
muslim yang memandangnya sebagai bagian dari agama yang
benar.
. Dalam sebuah studi ritual dan studi islam, yang dibutuhkan
adalah perhatian yang lebih peka dan jelas terhadap sumber-
sumber islam dan bahasan-bahasan tentang ritual. Setiap agama
mempunyai keistimewaan yang khas, kekuatannya terdapat dalam
pesannya yang khusus dan istimewa.
Memiliki agama bukan berarti memahami agama, dan
memahami agama tidak sama dengan mempercayai. Memiliki
merupakan rasa ingin tahu yang tak kunjung hilang yang
batasannya suka mencampuri dunia orang lain tentang masyarakat
dan pandangan dunia orang lain.
Studi tentang ritual islam bukan perkara yang menjadi misteri.
Kesalahan mengabaikan studi tentang ritual islam terletak pada
para sarjana, bukan para muslim. Kekeliruan yang daoat
dimaafkan adalah kesaksian atas kegagalan ilmiah dan keburaman
materi bahasan.
Materi-materi ritual islam yang utama seperti haji tidak dapat
dibatasi secara manual tentang manaasik al-haajj, yang diambil
dari karya-karya fiqh tentang bimbingan haji secara tertib dan
benar-benar abstrak.

B. UNSUR-UNSUR RITUAL DALAM ISLAM.


Ritual islam merupakan suatu ibadah. Dan semua kewajiban
resmi dalam agama islam terangkum dalam ibadah. Lima rukun
islam menjadi kategori utama ritual islam dan peristiwa-peristiwa
yang lebih kurang tersusun dibawahnya dalam bentuk yang teratur.
Contohnya idul qurban berakar dalam ibadah haji.
Didalam agama islam, kita mengenal adanya pemisahan atau
suatu sistem pemisahan yang didasarkan tidak sekedar pada ruang
dan waktu, tetapi juga kesucian dan keharaman. Ruang dan waktu
adalan kategori universal dan banyak cara yang dapat digunakan
orang beragama untuk menjelaskan dan berhubungan dengannya.
Cara islam menempatkan makanan pun ada perbedaannya, hal
ini disebabkan adanya keterkaitan dengan tradisi diarab dan
sekaligus sebagai penguat Al-Qur’an terhadap hukum tuhan.
Dengan adanya aturan dan larangan, kesucian merupakan ekspresi
fisik yang terberi dalam setiap hubungan dengan dunia binatang
dan daging.

C. MENUJU ANALISIS TENTANG RITUAL DAN ISLAM.


Kalender dan hari islam berkaitan dengan makna ritual. Diluar
ibadah resmi ada banyak ibadah lokal dan populer seperti peringatan
atas orang suci. Dengan munculnya islam dalam sejarah dunia, cara
hidup arab jahiliyyah telah luntur.
Ruang suci dalam islam berbeda dengan ruang suci dalam tradisi-
tradisi lain, khususnya agama-agama kuno yang berorientasi agraris di
Timur dekat kuno.
Shalat lima waktu memberikan kesaksian atas dominannya ritual
dalam kehidupan sehari-hari dengan memanggilnya (adzan) dari
pekerjaan duniawi untuk mengingat sesuatu yang ultim. Setiap
pelaksanaan shalat selalu diawali dengan bersuci dan niat dan diakhiri
dengan salam. Haji, tentu saja merupakan ekspresi liminalitas dan
komunitas dalam pengertian Victor Turner9 yang potensinya untuk
mengkombinasikan ruang dan waktu yang terfokus pada pusat dunia,
Mekkah, axis mundi yang sejati. Bahkan dalam shalat sendiri ada juga
ada orientasi ruang yang kuat, yakni menghadap Kiblat, ketika semua
ummat pada saat beribadah melahirkan energy spiritual dan merayakan
kesatuan manusi secara spiritual ada pada pusat dunia.
Kultus terhadap orang suci alam islam memuaskan keinginan
orang-orang tertentu untuk dekat dengan tempat-tempat suci.
Pelakanaan ritual yang baik dan menguntungkan ini mencerminkan
prinsip islam menjadi pasti, tetapi praktek juga memainkan peran

9
Victor Turner, The Ritual Proxess,(Chicago : Aldine, 196d)
penting alam mempertahankan haga diri dan rasa memiliki komunitas.
Di Jawa Timur masjid-makam Sunan Giri mencerminkan masa lalu
Budha-Hindhu engan sentuha-sentuhan berkarakter majapahit, baik
alam arsitek maupun penempatan nagas berukir yang melinungi masjid
sehingga para jamaah shalat menghadap Sunan Giri sebagaimana
mereka menghadap ke mekah.10
Topik yang jarang diteliti tetapi berguna untuk studi tentang
ritual islam adalah bacaan Al-Qur’an, dimna ada hubungan langsung
dan kuat antara teks dan konteks. Yakni tidak sederhana
mempersoalkan praktek bacaan yang benar berdasarkan atas
pengetahuan tentang bacaan-bacaan atau aturan-aturan pengucapan,
berhenti dan mulai, dan seterusnya.

D. MATERI UNTUK DISKUSI LEBIH LANJUT.


Zakat merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar praktek
kebaikan atau kedermawanan, tetapi juga mempunyai basis trasedental
dan meliputi seluruh komunitas Muslim. Zakat dipandang sebagai
sarana untuk menyucikankekayaan dengan cara mengeluarkannya.
Bahkan, kesucian berkitan dengan makna zakat.
Studi tentang ritual adalah studi tentang perilaku actual skaligus
penguasaan atas bentuk-bentuk ieal. Islam mendefinisikan diri tidak
hanya dengan norma-normanya, tetapi juga dengan tindakan-tindakan
yakni Muslim mendefinisikan Islam dalam berbagai bentuk tanpa
sadar tentang apa yang dilakukannya.

10
Richard C. Martin, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama, Muhammadiyah University,
Surakatra, 2001, Hal. 99.
3. DAFTAR PUSTAKA

A. Kadir, Muslim, Ilmu Islam Terapan Mengganggas Paradigma Amali


dalam Agama Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003, cet. 1.

C. Martin, Richard, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama, Surakarta :


Muhammadiyah University Press, 2001.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai