Anda di halaman 1dari 16

BAB I pendahuluan A.

latar belakang

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication . Konsep Public Relations. sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami

perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. Selain itu PR juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara penyebaran islam yang sangat efektif. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari PR? 2. Fungsi dari pr atau humas di pemerinrahan? 3. PR dalam islam?

BAB II ISI

A. Perkembangan PR Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan

menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency 1. B. Perkembangan Humas di Dunia Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis. Cetakan ke lima. Bandung: Remaja Rosdakarya.

industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations. Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat,

membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat. Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka

menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural. Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan. Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan.2 Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Widiasarana, hal 42

C. Fungsi PR dalam pemerintahan Peran Humas atau Public Relations, akhir-akhir ini mendapat sorotan, berkaitan dengan wacana perlu tidaknya Presiden Megawati Soekarnoputri mempunyai juru bicara. Persoalan juru bicara mencuat ketika dinilai telah terjadi kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi dalam kasus-kasus ekonomi dan keamanan belakangan ini, sehingga sempat membingungkan masyarakat. Mengapa kesenjangan dan kesimpangan-siuran informasi terjadi? Ada sinyalemen bahwa faktor komunikasilah yang membuat hubungan antara pers dan pemerintah kurang harmonis. Kenyataan ini terlihat dari sejumlah pidato Presiden Megawati Soekarnoputri yang terkesan menyudutkan pers 3. Kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi ini sebenarnya dapat diatasi, apabila pemerintah berkeinginan untuk mengoptimalkan pemberdayaan Humas di lingkungan instansi pemerintah. Selama ini pemeberdayaan Humas pemerintah terkesan sangat minim. Peran Humas hanya terbatas pada sejumlah kegiatan saja yang dilakukan, seperti membuat siaran pers atau mengadakan konprensi pers. Padahal, tugas-tugas itu hanya sebagian dari tugas Humas saja, bukan totalitas tugas dan fungsi Humas. Mengapa tidak optimal? Salah satu faktor penyebabnya adalah masih adanya persepsi pimpinan tentang keberadaan Humas yang keliru atau kurang tepat. Selama ini ada anggapan bahwa tugas Humas hanya bertugas membuat siran pers atau menyelenggarakan konperensi pers. Persepsi yang demikian menyebabkan perhatian dan pembinaan kepada petugas Humas kurang optimal. Mereka beranggapan, toh selama ini tugas itu sudah berjalan.

Majalah komunika hal 23 vol 9. No2 , 2006

Untuk memahami apa peran Humas atau Public Relations, berikut ini kutipan dari International Public Relations Association (IPRA) yang merumuskan pedoman kerja bagi para praktisi.4 "Public Relations merupakan fungsi penghubung manajemen dengan publiknya,

mendukung pembinaan dan memelihata komunikasi antarorganisasi dengan publiknya, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, menetapkan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum." Dari pedoman itu, ada beberapa hal yang perlu disikapi 5, yaitu: 1. Bahwa Humas sebagai fungsi manajemnn membantu memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik. Untuk dapat melaksanakan tugas ini, tentunya Humas harus terlibat dalam proses pengambilan kebijakan. Akan sulit bagi Humas sendiri untuk memberikan penerangan dan tanggapan, bila Humas sendiri tidak mengetahui latar belakang suatu kebijakan. Sebagaimana dikatakan oleh Joni Inman, Ketua Asosiasi Nasional Para Komunikator Pemerintah (National Association of Government Communication) AS, "Melibatkan seorang komunikator dalam sebuah tim strategi sangatlah penting. Bila pejabat pemerintah punya rancangan, sebaiknya diketahui dulu bagaimana kira-kira masyarakat

menerimanya. Maka dari itu, sebaiknya seorang komunikator sudah terlibat dari awal sehingga hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya, masyarakat bereaasi negatif, bisa dihindarkan."

Ibid 65 Soemirat. Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosda Karya.

2. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan. Fungsi ini mengharuskan bahwa Public Relations Officer (PRO) harus bersikap proaktif. Sikap proaktif ini akan sangat membantu untuk menyikapi kecendrungan isu yang berkembang yang berkaitan dengan lembaga di mana humas itu berada. Sikap proaktif ini pernah ditunjukkan oleh Dubes AS, Ralph L Boyce, berkaitan statement-nya tentang adanya jaringan Al Qaeda di Indonesia. Pernyataan itu telah mengundang reaksi keras kalangan organisasi Islam di Indonesia. Ia pun kemudian mendatangan dan melakukan dialog dengan tokoh-tokoh Islam untuk mengklarifikasi pernyataannya. Dengan lengkah yang demikian itu, ia sudah dapat meredam isu lewat pemberitaan di media massa yang lebih luas. Untuk dapat melakukan tugas itu, tentunya diperlukan kemampuan berkomunikasi dan sikap profesionalisme sebagai PRO. Sikap

profesionalisme ini hanya akan dapat terwujud, bila dilakukan pembinaan yang intensif untuk meningkatkan kualitas PRO dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Bila kita amati, timbulnya kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi, karena faktor komunikasi yang macet6. Mungkin dapat dikatakan, saat ini masalah komunikasi dan sosialisasi merupakan kelemahan besar yang dialami pemerintahan sekarang ini. Dalam berbagai hal, bukan hanya tidak pernah dilakukan kedua hal itu, tetapi juga tidak pernah direncanakan. Padahal, yang namanya program, kegiatan dan juga keberhasilan harus dijual. Para praktisi di beberapa negara, bahkan secara khusus menunjuk petugas Public Relations khusus untuk melakukan itu. Sebab, bila tidak dilakukan, ibarat kapal yang

Ibid 78

berlayar di tengah kegelapan. Ada kapalnya, tapi tidak ada orang yang tahu. Di Amerika Serikat (AS), pemberdayaan Public Relations dalam pemerintahan telah dilakukan secara optimal dan menjadi andalan untuk keberhasilan dan memenangkan suatu program 7. Seperti pernah dilakukan Presiden George W Bush setelah pasca serangan teroris 11 September di AS tahun 2001 lalu. Untuk melakukan kampanye bahwa AS begitu concern terhadap kehidupan umat Islam di AS, Presiden Bush menunjuk Charlotte Beers, seorang pakar PR yang mempunyai reputasi internasional guna memimpin kebijakan PR pemerintahnya dalam menghadapi ancaman teror dan sekaligus menghilangkan kecurigaan, bahwa ada maksud umtuk membendung Islam. Dengan mengangkat Charlotte Beers sebagai Wakil Menteri Luar Negeri urusan diplomasi publik dan hubungan masyarakat disertai anggaran yang cukup besar, maka kita dapat melihat manifestasinya dari berbagai kegiatan Kedutaan Besar AS di Jakarta dan seluruh Konsulat Jenderal mereka di berbagai daerah di Indonesia maupun di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pesan bahwa Amerika Serikat tidak memusuhi umat Islam sambil menarik simpati masyarakat Indonesia terhadap mereka. Mungkin ada pertanyaan Bagaimana meningkatkan

profesionalisme Humas? Dalam era globalisasi informasi, pemerintah tidak cukup hanya bekerja dan menata ekonominya. Tetapi, juga dituntut mengkomunikasikan apa yang telah dilakukan, serta mengelola informasi tentang kondisi riil yang terjadi, supaya tidak terjadi bias di tatanan informasi global. Untuk itulah, PRO dituntut kemampuannya

Ibid 134

dapat

mengelola

informasi

serta

mengkomunikasikannya

secara

profesional. Kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi yang terjadi selama ini dapat teratasi, manakala pengelolaan informasi yang dilakukan oleh Humas pemerintah dilakukan secara profesional. Untuk meningkatkan profesionalisme inilah diperlukan pembinaan intensif dan sistematis terhadap petugas Humas di lingkungan instansi pemerintah. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan petugas Humas serta peningkatan mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, maka menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994, dimungkinkan dibentuk jabatan fungsional. Dalam konteks kegiatan Humas, maka sebutannya "jabatan fungsional kehumasan". Keberadaan jabatan fungsional kehumasan ini akan memberikan dampak yang sangat positif, baik untuk petugas yang berada dalam lingkungan Humas maupun bagi citra lembaga Humas itu sendiri. Bagi petugas Humas akan dapat memicu dan mengaktualisasikan dirinya dalam melaksanakan tugas dan fungsi Humas sebagai upaya memperoleh angka kredit. Sedangkan bagi lembaga Humas, akan dapat meningkatkan citranya. Karena, adanya jabatan fungsional ini, prestise jabatan Kepala Humas akan meningkat. Menurut pengamatan, di setiap instansi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, terdapat Lembaga Humas. Perbedaannya hanya terletak pada jenjang eselonisasinya dan nomenklatur yang digunakan. D. Jabatan Fungsional Menurut peraturan, setiap jabatan fungsional harus ada instansi yang ditugaskan untuk melakukan pembinaan terhadap jabatan fungsional. Instansi pembina untuk jabatan fungsional peneliti, adalah

Lembaga

Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

(LIPI)8.

Untuk

jabatan

pustakawan, Perpustakaan Nasional Depdiknas. Sedangkan untuk jabatan fungsional kehumasan, seyogianya Instansi/Lembaga yang selama ini bertugas di bidang Informasi dan Komunikasi. Menyongsong Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi, jabatan fungsional kehumasan sebagai upaya meningkatkan

profesionalisme petugas Humas, sangat relevan untuk menyongsong kehadiran Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi (KMI). Kebebasan memperoleh informasi ini sebagai prasyarat bagi

terwujudnya suatu negara atau pemerintahan yang demokratis. Hal ini tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kemerdekaan pers. Ketentuan tentang pelaksanaan kemerdekaan pers di Indonesia telah diatur dalam UU No 40 tahun 1999 tentang Pers. Pasal 4 ayat (3) menyatakan bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. Humas menyediakan pemerintah informasi sebagai yang badan publik, pada berkewajiban informasi yang

berorientasi

dibutuhkan publik untuk memenuhi kepentingan publik. Penyediaan informasi ini merupakan ekspresi dari upaya memenuhi hak atau kebebasan masyarakat untuk memperoleh informasi (public's right to know). Di samping itu, Humas mempunyai kewajiban menyebar-luaskan informasi tentang kebijakan nasional yang mempunyai dampak luas kepada masyarakat dan harus segera diketahui oleh masyarakat. Hal ini merupakan ekspresi dari kewajiban bagi setiap badan publik (obligation to tell) 9. Untuk mendukung pelaksaan kebebasan memperoleh informasi itu, maka kesiapan sumber daya manusia (SDM) bidang kehumasan yang
8 9

Majalah komunika, hal 31 vol 9. No2 , 2006 Ibid 87

profesional sangat diperlukan. Ini penting sebagai jaminan akses informasi publik apabila nanti telah diatur dalam undang-undang. Oleh karena itu, Humas pemerintah harus dapat meningkatkan sistem pelayanan informasi publik yang terintegrasi dan mampu menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat untuk berwawasan informasi. E. PR dalam islam PR dalam islam dapat dikatakan sebagai dakwah pengenalan islam. Dakwah ini berfungsi sebagai pengenalan islam kepada masyarakat. Seoerang pendakwah atau orang yang mensosialisaikan islam pada masyarakat yang paling sukses adalah nabi Muhammad saw. Allah berfirman yang bermaksud: "Siapakah yang terlebih baik perkataannya daripada orang yang Menyeru kepada Allah dan beramal soleh seraya

berkata:"Sesungguhnya saya salah seorang Muslim." (Fussshilat ayat 33) 10 Perkataan ataupun ucapan menyeru manusia ke jalan Allah adalah suatu amalan yang terbaik dan mulia. Tugas suci ini telah dilaksanakan oleh Rasul-Rasul Allah semenjak mula manusia diciptakan, yang telah ditunaikan oleh ramai utusan Allah S.W.T. antara lain Adam a.s., Noah a.s, Hud a.s, Ibrahim a.s (Abraham), Ismail a.s, .Ishak a.s.(Isaac), Ya'qub a.s.(Yacob), Yusuf a.s.(Joseph), Musa a.s(Moses), Daud a.s.(David),

10

Departemen Agama RI., Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra,

1989), hal. 546.

10

Sulaiman a.s.(Solomon), Isa a.s. (Jesus) dan hingga ke akhir Rasulullah Muhammad s.a.w 11. Semua mereka menyeru ke jalan Allah, jalan yang benar dan melarang manusia dari perbuatan yang keji dan jahat. Semua utusan Allah itu telah melaksanakan tugas mereka dengan baik dengan tidak mengharapkan apa-apa upah, malah mereka telah mengorbankan harta benda malah ramai pula diantara mereka yang dikejaar-kejar dan ingin dibunuh, seperti apa yang telah dialami oleh Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. dan juga apa yang telah dialami oleh Nabi Muhammad s.a.w. 12 Rasulullah s.a.w.mengajak manusia ke jalan Allah dengan lemah lembut dan kasih sayang sesuai dengan Firman Allah yang maksudnya: "Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah

(kebijaksanaan) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dij alan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang -orang yang mendapat petunjuk."(Annahl:125) 13

Usaha menyeru manusia ke jalan Allah bukanlah pekerjaan yang mudah, ia memerlukan pengorbanan segalanya, baik tenaga, harta benda jika diperlukan nyawa sekalipun. Usaha yang mulia ini akan berhadapan dengan banyak halangan dan rintangan yang datangnya dari berbagai

11

Mohd. Yusof Hussain, et.al., Dua Puluh Lima Soal Jawab Mengenai Komunikasi Islam, (Jabatan Komunikasi Pembangunan, Pusat Pengembangan dan Pendidikan Lanjutan, University Pertanian Malaysia, 1990), hal. 1. 12 Zulkiple Abd. Ghani, op.cit., hal. 6
13

Departemen Agama RI., Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra,

1989), hal. 546.

11

penjuru. Jika kita tabah menghadapinya Insya-Allah usaha dakwah kita akan berjaya.. Sejak Adam a.s. hingga hari kiamat syaitan bekerja keras untuk menyesatkan Adam a.s. dan anak cucunya. Bila syaitan menjelma menjadi manusia, maka syaitan manusia ini akan berusaha keras untuk menghalang segala pekerjaan yang baik, terutama sekali dakwah ke jalan Allah, menyeru kepada yang baik dan melarang daripada yang mungkar. Mereka akan bekerjasama menghalang dakwah dengan berbagai cara dan daripada mereka ini kita tidak dapat mengharapkan apa-apa pertolongan. Kita perlu berusaha sendiri. Insya Allah dengan usaha yang tidak mengenal putus asa dan dengan pertolongan Allah Nabi s.a.w.telah mencapai kejayaan. Kita teringat betapa susahnya Nabi berdakwah dalam

menyampaikan seruan Allah. Nabi s.a.w. dihina, difitnah, dituduh orang gila, dikejar-kejar malah mau dibunuh. Baginda pergi ke Taif untuk menyampaikan dakwahnya. Di sana beliau telah disambut dengan cercaan dan makian. Malah mereka menyuruh budak kecil melempari Nabi s.a.w. dengan batu kayu dan sebagainya, sehingga tubuhnya penuh dengan luka dan kakinya berdarah. Dalam keadaan seperti itu Rasulallah s.a.w. hanya berdo'a: "Ya Allah tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahuinya." 14 Kaum jahiliyah Quraisy terus sahaja berusaha untuk menghalang perjuangan Nabi s.a.w. Tidak cukup dengan cacian dan makian, melemparkan kotoran ke tubuh Baginda, meletakkan duri di depan rumah Baginda, malah Rasulallah s.a.w. dan kaumnya bani Hasyim dan bani Muthalib dipulaukan hingga hampir tiga tahun lamanya. Mereka dibiarkan di sebuah lembah yang kering kontang, dan tidak dibenarkan siapapun untuk memberikan apa-apa pertolongan.Tidak cukup dengan berbagai penganiaayaan dan kezaliman malah mereka
14

Mutiara hadis qudsi: jalan menuju kemulyaan dan kesucian hati, diterjemahkan dari FI shuhbah al- ahadits al-qudsiyyah karya ahmad abdul iwad, hal 45

12

telah membuat pakatan untuk membunuh Nabi s.a.w. Akhirnya Rasulallah s.a.w. diperintahkan Hijrah ke Yathrib 15 (Madinah). Di Madinah dakwah Nabi s.a.w.mendapat sambutan diluar dugaan. Di Madinah Nabi s.a.w. disamping mendirikan masjid Rasulullah s.a.w., telah mempersaudarakan kaum Muslimin yang datang dari Makkah (Muhajirin) dengan kaum Muslimin di Madinah (Ansor). Disamping itu Nabi telah berjaya menyatupadukan semua pendudukan Madinah yang terdiri daripada berbilang kaum dan agama, dengan membuat perjajian yang terkenal dengan Piagam Madinah. Alhamdulillah berkat usaha yang gigih dan tak pernah mengenal putus asa yang berlandaskan niat yang ikhlas menyeru manusia kejalan Allah, jalan yang menyelamatkan manusia daripada kesesatan dan kehancuran, akhirnya Nabi sa.w, dengan pertolongan Allah s.w.t. dan bantuan daripada semua sahabat yang setia dalam perjuangan Rasulullah s.a.w. telah memperoleh kejayaan. Kemudian usaha yang mulia dan suci ini telah dilanjutkan oleh para alim-ulama dan cerdik pandai Islam lainnya. Dengan bantuan daripada semua pihak terutama daripada para hartawan dan dermawan, akhirnya usaha yang mulia ini telah mendapat pengikut sehingga seperlima daripada penduduk dunia. Tanggung jawab menyeru ke jalan Allah adalah menjadi tanggung jawab semua pihak, mereka yang tak boleh berdakawah dengan lisan, boleh berdakwah dengan harta benda. Ataupun sekurangg-kurangnya berdakwah dengan contoh teladan yang baik, semoga dengan demikian Insya-Allah usaha yang mulia ini diberkati dan akan memperoleh kejayaan.

15

Nurul yakin, jilid 3. Hal 23

13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication . Konsep Public Relations. sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Selain itu humas memiliki banyak fungsi yang sangat membantu pemerintah di antaranya. 1. Bahwa Humas sebagai fungsi manajemnn membantu memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik. Untuk dapat melaksanakan tugas ini, tentunya Humas harus terlibat dalam proses pengambilan kebijakan. Akan sulit bagi Humas sendiri untuk memberikan penerangan dan tanggapan, bila Humas sendiri tidak mengetahui latar belakang suatu kebijakan. Sebagaimana dikatakan oleh Joni Inman, Ketua Asosiasi Nasional Para Komunikator Pemerintah (National AS, Association of

Government

Communication)

"Melibatkan

seorang

komunikator dalam sebuah tim strategi sangatlah penting. Bila pejabat pemerintah punya rancangan, sebaiknya diketahui dulu bagaimana kira-kira masyarakat menerimanya. Maka dari itu, sebaiknya seorang komunikator sudah terlibat dari awal sehingga

14

hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya, masyarakat bereaasi negatif, bisa dihindarkan." 2. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan. Fungsi ini mengharuskan bahwa Public Relations Officer (PRO) harus bersikap proaktif. Sikap proaktif ini akan sangat membantu untuk menyikapi kecendrungan isu yang berkembang yang berkaitan dengan lembaga di mana humas itu berada.

Selain itu PR juga dapat dikatakan sebagai dakwah dalam ajaran islam yang berfungsi sebagai salah satu cara penyebaran islam yang sangat efektif.

15

Daftar pustaka

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis. Cetakan ke lima. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kasali,

Rhenald.

2005.

Manajemen

Public

Relations.

Jakarta:

Grafiti

Moore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Rosda.

Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Soemirat. Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nurul yakin Iwadh, ahmad aduh. Mutiara hadis qudsi: jalan menuju kemulyaan dan kesucian hati. Bandung: PT mizan pustaka

Majalah komunika,vol 9, no2, 2006, yayasan obor indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai