Oleh :
IBNU AQIEL
Judul Laporan : Pentingnya Penerapan Gaya Hidup Sehat Dan Bersih Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Pondok Pesantren Al Husna.
Lokasi KKN : Pondok Pesantren Al Husna Gang masjid No. 42 Jemur wonosari kec.
Wonocolo Kota Surabaya Jawa Timur.
Masa Bimbingan : Tanggal 19 Juli – 2 September 2021
Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tanggap Pandemi Covid-19 ini,
Judul Laporan : Pentingnya Penerapan Gaya Hidup Sehat Dan Bersih Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Pondok Pesantren Al Husna
Lokasi KKN : Pondok Pesantren Al Husna Gang masjid No. 42 Jemur wonosari kec.
Wonocolo Kota Surabaya Jawa Timur.
Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN tahun 2021
Setelah melihat tabel di atas dapat disimpulkan semua santri Al Husna menerapkan
protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Ditambah pada bulan Mei 2020 ada 2 santri yang terkonfirmasi positif virus corona. Sehingga
menambah rasa takut dan khawatir tersendiri setelah melihat langsung temannya
terkonfirmasi. Dan sebagian lainnya beralasan karena kota Surabaya termasuk zona merah
dan muncul rasa sungkan ketika keluar tidak memakai masker. Kota Surabaya per Juni 2021
dikategorikan sebagai zona merah.(Esti Widiyana, 2021) Ditambah pengasuh ponpes Al
Husna sangat memperhatikan protokol kesehatan.
Gaya hidup sehat selanjutnya yaitu pola makan dengan memperhatikan 4 sehat 5
sempurna. Pola makan ideal remaja makan tiga kali sehari. Supaya tidak kekurangan energi
di saat melakukan aktivitas.(Taryatman et al., 2016) Pola makan santri biasanya tidak teratur.
Di ponpes Al Husna sendiri mengenai makanan, pihak ponpes tidak menyediakan makanan
alias santri mandiri sendiri. Bisa dengan memasak sendiri atau membeli di warung makan.
Dari hasil pengumpulan data rata-rata santri Al Husna makan dua kali sehari jam 10 pagi dan
jam 7 malam. Namun ada juga santri yang makan tiga kali sehari.
Makan dua kali sehari 20 anak
Makan tiga kali sehari 10 anak
Alasan santri yang makan dua kali sehari berbagai macam. Mulai dari malas keluar
kalau belum terlalu lapar, tidur lagi setelah ngaji subuh sehingga tidak dapat makan pagi atau
sarapan dan menghemat dikarenakan uang saku tidak mencukupi kalau makan 3 kali sehari.
Mereka rata-rata makan di jam 12 siang dan sore atau malam. Mereka kebanyakan beropini
tidak apa apa makan dua kali sehari yang penting kandungan gizinya tercukupi. Dan santri
yang makan tiga kali sehari memiliki alasan karena sudah terbiasa makan tiga kali sejak
dahulu. Sehingga akan terasa lemas ketika tidak makan tiga kali sehari. Kembali lagi setiap
orang memiliki aktivitas yang berbagai macam dan berbeda-beda dalam mencukupi
kebutuhan asupan energinya.
Setelah melihat jumlah makan dalam sehari, memperhatikan asupan makanan bergizi
dan bernutrisi juga tidak kalah penting. Istilah ini lebih dikenal dengan sebutan 4 sehat 5
sempurna. Banyak manfaat jika kita mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti, mencegah
kekurangan gizi, meningkatkan kesehatan tubuh. Asupan bergizi disini yang ditanyakan
kepada informan hanya buah-buahan dan susu.
Bisa dilihat dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata santri Al Husna tidur
setelah jam 12 malam. Mereka tidur di jam yang berbeda-beda, ada yang tidur di jam 12 ada
yang tidur setelah jam 12 bahkan ada juga yang tidr menjelang subuh. Seperti yang sudah
dijelaskan tadi di pesantren Al Husna sedang dilakukan renovasi sehingga menimbulkan
kebisingan akibat suara tukang. Namun ada juga santri yang masih tidur sebelum jam 11
malam. Dengan alasan mereka sudah terbiasa tidur tidak sampai larut malam. Dan mereka
menganggap tidur sebelum jam 11 membuat badan terasa lebih segar ketika bangun.
Setelah membahas gaya hidup sehat, kebersihan juga termasuk salah satu penunjang
gaya hidup sehat. Kebersihan dalam Bahasa Indonesia merupakan turunan dari kata bersih.
Kemudian ditambah dengan awalan ke- dan akhiran -an. Bersih sendiri dalam KBBI
memiliki arti bebas dari kotoran. Kebersihan memiliki arti situasi atau keadaan yang bersih
atau terbebas dari kotoran. Kebersihan disini yaitu kebersihan badan. Kebersihan badan yang
pertama yaitu mandi. Mandi pada umumnya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore. Namun
dalam hal ini tidak menjadi patokan, kembali kepada masing-masing orang. Karena
kebersihan badan tiap orang berbeda-beda dan setiap orang memiliki aktivitas yang berbeda-
beda.
Tabel di atas menunjukkan bahwa santri Al Husna lebih dominan mandi dua kali
sehari pagi dan sore. Santri Al Husna yang mandi dua kali sehari rata-rata memiliki aktivitas
lebih banyak daripada santri yang mandi satu kali sehari. Yang membedakan santri yang
mandi dua kali sehari dengan yang mandi satu kali yaitu, santri yang mandi dua kali sehari
rata-rata tidak tidur setelah ngaji subuh. Sehingga badan terasa kurang enak kalau tidak
mandi pagi. Tetapi masih ada juga santri Al Husna yang mandi satu kali sehari yaitu pada
siang hari saja.
Kebersihan badan selanjutnya yaitu mencuci pakaian. Mencuci pakaian bisa
dilakukan dengan mencuci pakaiannya sendiri dan mencuci dengan menggunakan jasa
pencucian pakaian (laundry). Mencuci pakaian bisa dilakukan satu minggu dua kali atau satu
minggu satu kali. Manfaat dari mencuci pakaian sendiri untuk membersihkan pakaian dari
bakteri dan kuman. Selain menghilangkan kuman, mencuci pakaian sendiri juga bisa disebut
dengan aktivitas yang menyehatkan layaknya berolahraga. Jadi mencuci pakaian sendiri
merupakan salah satu kegiatan menuju gaya hidup sehat.
Dari tabel di atas menunjukkan kebanyakan santri Al-Husna mencuci pakaian satu
minggu satu kali. 25 anak yang mengatakan mencuci pakaian satu minggu satu kali
beranggapan mereka harus menunggu pakaian yang banyak terlebih dahulu untuk mencuci
pakaian. Selain itu mereka juga malas kalau mencuci pakaian tidak pada akhir pekan.
Kemudian 5 anak yang mengatakan mencuci pakaian satu minggu dua kali beranggapan
mencuci pakaian merupakan tambahan kegiatan ditengah pandemi ini. Mereka juga
beranggapan tidak betah melihat banyak pakaian kotor jika tidak segera dicuci.
Tidak bisa dipungkiri merokok merupakan kegiatan yang sudah biasa bagi remaja saat
ini. Merokok sendiri dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di pihak
lain di sisi lain merokok dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok dan orang lain di
sekitarnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan
menganggap perbuatannya tidak melanggar norma (permission beliefs/positive).(Komasari &
Helmi, 2011) Penyebab utama merokok adalah faktor lingkungan sekitar dan faktor
terpengaruh pertemanan. Selain penyebab utama tadi tidak adanya aturan mengenai larangan
untuk merokok juga menjadikan merokok dijadikan hal lumrah. Terdapat berbagai macam
penyakit jika seseorang merokok. Seperti penyakit paru-paru, penyakit jantung, kanker ginjal
dan masih banyak yang lainnya.
Dengan ini merokok merupakan kegiatan yang berlawanan dengan gaya hidup sehat
dan bersih. Karena dengan berhenti merokok kita mendekati dengan gaya hidup sehat sendiri.
Manfaat dari berhenti merokok yaitu tekanan darah dan denyut nadi menjadi membaik,
fungsi saluran napas dan fungsi paru-paru membaik dan pastinya terhindar dari segala
penyakit yang disebabkan oleh rokok sendiri.(Warjiman, 2019)
Bisa disimpulkan dari tabel di atas kebanyakan santri Al Husna merupakan seorang
perokok. Dari sisa jumlah santri yang ada, 26 anak rata-rata seorang perokok. Jumlah rokok
yang dikonsumsi oleh para santri yang merokok berbagai macam. Ada yang satu hari satu
bungkus dan ada juga yang dua hari atau lebih satu bungkus. Santri Al husna ketika ditanya
alasan mengapa mereka merokok rata-rata menjawab sudah menjadi kebiasaan lama dan
mereka menganggap seperti ada yang kurang jika tidak merokok. Santri yang menjawab tidak
merokok berjumlah 4 anak. Mereka beralasan merokok merupakan sumber penyakit dan
tidak suka dengan asap rokok. Selain sumber penyakit, rokok menurut mereka aktivitas
membuang-buang uang.
Meninum air putih yang cukup merupakan salah satu gaya hidup sehat yang terakhir.
Konsumsi air yang cukup pada orang dewasa dalam keadaan basal adalah sebanyak 2 liter
dalam 24 jam.(Santoso et al., 2011) Jika tidak mengkonsumsi cukup air, maka tubuh kita
akan mengalami kekurangan air. Fungsi air bagi tubuh yaitu sebagai pembentuk sel dan
cairan tubuh, sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai pelarut, sebagai pelumas dan bantalan,
sebagai media transportasi, sebagai media eliminasi toksin dan sisa metabolisme.(Santoso et
al., 2011) Sebaliknya, jika kita kekurangan air putih menyebabkan hipovolemia dan dehidrasi.
Dengan mengkonsumsi air putih yang cukup tubuh kita menjadi jauh lebih sehat karena
kebutuhan cairan dan gizi terpenuhi. Jadi cairan yang keluar dari tubuh manusia dapat
digantikan dengan cairan yang masuk sehingga terjadi keseimbangan cairan.
Santri yang mengkonsumsi air putih 2 liter sehari 30 anak
Santri yang mengkonsumsi air putih kurang dari 2 liter sehari 0 anak
Setelah melihat tabel di atas dapat disimpulkan rata-rata santri Al Husna yang masih
tinggal di pesantren semuanya mengkonsumsi air putih 2 liter atau lebih dalam sehari.
Mereka anggapan kalau jarang mengkonsumsi air putih meyebabkan dehidrasi. Selain
menyebabkan dehidrasi, semua santri Al Husna setuju jika tinggal di kota surabaya
menyebabkan mereka cepat haus apalagi di siang hari. Dikarenakan cuaca di kota Surabaya
yang terkenal sangat panas. Sehingga menyebabkan seluruh santri al husna lebih sering
mengkonsumsi air putih setiap harinya.
Setelah melihat hasil data yang telah dikumpulkan, dari 10 pertanyaan di atas yang
jawabannya sudah tersedia di masing-masing tabel. Penerapan gaya hidup sehat dan bersih
sudah hampir dilakukan oleh para santri al husna. Dengan 8 pertanyaan mereka menjawab
rata-rata “iya” dan 1 pertanyaan mereka menjawab “tidak”. Satu pertanyaan yang mereka
jawab tidak yaitu tentang merokok. Sedangkan satu sisa pertanyaan ada yang menjawab “iya”
dan ada yang menjawab “tidak”. Jadi bisa diambil kesimpulan kalau santri al husna sudah
menerapkan gaya hidup sehat dan bersih di tengah pandemi walaupun tidak merapkan secara
sempurna.
KESIMPULAN
Gaya hidup sehat dan bersih merupakan kompilasi aktivitas sehari-hari yang penting
dan merupakan salah satu cara mengantisipasi virus Covid-19. Karena dengan menerapkan
dan memperhatikan gaya hidup sehat manusia tersebut dapat melakukan aktivitas
kesehariannya dengan mudah dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan. Masa remaja
sendiri merupakan masa keemasan atau masa kejayaan. Jadi sangat disayangkan bila masa
remaja kurang memperhatikan haya hidup sehat.
Pondok pesantren Al Husna sendiri merupakan asrama mahasiswa yang bisa
dikatakan asrama remaja pria. Menjadi suatu kewajiban bagi remaja menerapkan gaya hidup
sehat ditengah pandemic covid-19. Yakni dengan tetap menjaga pola makan, olahraga secara
teratur, beristirahat yang cukup dan menjaga kebersihan.
SARAN
Salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus covid-19 dengan menerapkan
gaya hidup sehat dan bersih. Informasi mengenai pentingnya gaya hidup sehat harus lebih
disebar luaskan. Sehingga informasi tentang gaya hidup sehat dapat dipahami dan dapat
diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu betapa pentingnya penerapan
gaya hidup sehat ditengah pandemi ini. Pandemi ini merupakan masalah bersama yang
tentunya harus diselesaikan secara bersama dengan cara mencegahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Esti Widiyana. (2021). Zona Merah, Kasus Aktif di Surabaya Tertinggi di Jawa Timur.
news.detik.com. https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5650941/zona-merah-kasus-
aktif-di-surabaya-tertinggi-di-jawa-timur
Fenny, F., & Supriatmo, S. (2016). Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan Prestasi
Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran
Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 5(3), 140.
https://doi.org/10.22146/jpki.25373
Gitleman, L. (2014). Manusia dan Olahraga. Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents.
Hapsari, P., Khusun, H., & Februhartanty, judhiastuty. (2018). PESAN GIZI SEIMBANG
SEBAGAI UPAYA PROMOSI GIZI DAN KESEHATAN (nurbaya (ed.)). SEAMEO
RECFON. http://repositori.kemdikbud.go.id/21024/1/Pesan-Gizi-Seimbang-pada-Buku-
Ajar_Publish-Web.pdf
Komasari, D., & Helmi, A. F. (2011). Faktor Faktor Penyebab Merokok Pada Remaja. Jurnal
Psikologi, 27(1), 37–47.
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7008/5460#:~:text=Dalam penelitian ini ada
3,remaja%2C dan pengaruh teman sebaya.
Kurnia, M., & Anggraini, H. (2020). PENGARUH JOGGING TERHADAP DAYA TAHAN
TUBUH. Universitas PGRI palembang, 3(I), 9–20. https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/hon/article/view/3558/3300
Mulyadi, M. (2011). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya [Quantitative and Qualitative Research and Basic Rationale to
Combine Them]. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 15(1), 128.
https://media.neliti.com/media/publications/134513-ID-penelitian-kuantitatif-dan-
kualitatif-se.pdf
Nuryanti. (2021). BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 27 Juli 2021: Tambah 7.427
Kasus, Total 3.243.531 Positif. tribunnews.com.
https://www.tribunnews.com/corona/2021/08/29/breaking-news-update-corona-
indonesia-27-juli-2021-tambah-7427-kasus-total-3273831-positif
Pane, B. S. (2015). Peranan Olahraga Dalam Meningkatkan Kesehatan. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 21(79), 1–4.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/4646
Rizal fadli. (2021). Begini Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk Indonesia. halodoc.com.
https://www.halodoc.com/artikel/kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-indonesia
Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar, P., & Pardede, S. O. (2011). AIR BAGI KESEHATAN.
Centra Communications.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H.,
Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E.,
Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020).
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,
7(1), 45. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Taryatman, Studi, P., Guru, P., Dasar, S., & Tamansiswa, U. S. (2016). BUDAYA HIDUP
SEHAT DAN BERSIH UNTUK MEMBANGUN GENERSI MUDA YANG
BERKARAKTER. Taryatman, 3(1), 6.
https://media.neliti.com/media/publications/259042-budaya-hidup-bersih-dan-sehat-di-
sekolah-e30972f8.pdf
Warjiman, E. (2019). HIDUP SEHAT BEBAS DARI ASAP ROKOK BAGI MASYARAKAT
WILAYAH SAKA PERMAIBELITUNG SELATANKOTA BANJARMASIN. 1, 12–22.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/JSIM/article/view/138/96
Wati, P. D. C. A., & Ridlo, I. A. (2020). Hygienic and Healthy Lifestyle in the Urban Village
of Rangkah Surabaya. Jurnal PROMKES, 8(1), 47.
https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.47-58