Anda di halaman 1dari 4

“UJIAN AKHIR SEMESTER”

SERBA-SERBI DI MASA PANDEMI COVID-19


REPORTASE INVESTIGASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Jurnalistik

Oleh:

NURUNNISA’ATUN MUKAMMALAH NIM. 1811021005

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


1. Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd
2. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
TAHUN 2020
MENCEGAH COVID -19 DENGAN POLA HIDUP YANG SEHAT DAN BERSIH,
REMAJA BEROMBONG MELAKUKAN KEGIATAN MENCUCI TANGAN SERTA
MEMBUAT HAND SANITAIZER DARI BAHAN ALAMI

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)..  Virus baru dan
penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok,
bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak
negara di seluruh dunia.
Setidaknya hingga Mei 2020, ada lebih dari 3 juta kasus positif COVID-19 di seluruh
dunia. Di Indonesia bahkan diketahui bahwa fatality rate atau angka kematian infeksi SARS-
CoV-2 relatif tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Setidaknya hingga
saat ini tercatat sebanyak lebih dari 12.000 kasus positif (PDP) dan lebih dari 800 diantaranya
meninggal dunia.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah.
Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan
sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera
rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala
yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi
terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.
Seolah tidak cukup berdampak pada kesehatan umat manusia, kondisi pandemi ini
memaksa sejumlah negara menerapkan kebijakan yang berdampak besar bagi perekonomian
rakyat dan kondisi sosial budaya di dalam negeri, tidak terkecuali Indonesia. Segala upaya
dikerahkan mulai dari hulu ke hilir, dari sektor ekonomi hingga kesehatan. Kebijakan work from
home, physical distancing, hingga penerapan gaya hidup bersih dan sehat digalakkan dari tingkat
keluarga, RT/RW, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi hingga negara. Situasi yang berubah
cepat ini menjadikan banyak penyesuaian dan merasakan kondisi asing yang baru di masyarakat.
Apabila menilik dari status pandemi yang ditetapkan oleh WHO pada COVID-19 ini, kita
dapat membayangkan betapa pada kehidupan kita (sebelum) ini adalah kondisi yang sangat ideal
bagi penyebaran dan perkembangbiakan virus. Bagaimana mungkin tindakan sesederhana
mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker menjadi hal yang tiba-tiba spesial di
masa sekarang kalau saja bukan karena keduanya sangat asing dilakukan di masa lalu?
Seolah-olah kebiasaan mencuci tangan adalah suatu terobosan mutakhir yang terasa
mewah. Hal ini menunjukkan betapa kita dahulu terbiasa dengan perilaku kita yang kurang
memperhatikan gaya hidup bersih dan gaya hidup sehat. Sebelumnya, normalnya orang tidak
akan ambil pusing ketika harus bepergian atau berinteraksi dengan orang lain. Tidak pernah
umum dilakukan budaya mencuci tangan selepas menggunakan atau menyentuh fasilitas umum.
Terasa asing melakukan etika batuk dan bersin yang benar.
Bahkan terkesan berlebihan apabila harus menggunakan masker di tempat-tempat umum.
Tapi bisa kita lihat sekarang, dari tukang sapu, tukang becak, pedagang asongan, sampai para
pejabat negara tanpa kecuali ramai-ramai mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat.
WHO menyarankan langkah perlindungan dasar terhadap virus corona. Langkah pertama yang
disarankan bukan menggunakan masker, tetapi mencuci tangan sesering mungkin. Langkah ini
disarankan karena mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh akan membunuh virus yang
mungkin ada di tangan.
Untuk mengantisipasi penularan tersebut, salah satu Desa yang ada di Buleleng Bali,
kecamatan gerokgak yaitu desa berombong menjaga pola kesehatan dengan hidup bersih. Para
remaja yang ada didesa tersebut mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan
selalu menjaga kebersihan. Hidup yang sehat di mulai dengan hidup yang bersih, 07/5/2020.
Kegiatan yang diadakan oleh remaja berombong yakni mencuci tangan dengan benar,
hingga membuat handsanitzer dengan bahan alami. Ada beberapa tahap untuk mencuci tangan
yang baik dan benar yang dikatakan yulia yaitu: Tuang handsanitizer pada tangan secukupnya
untuk menutupi semua permukaan tangan, Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan
lainnya. 4Gosok punggung tangan dan sela jari, Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan
posisi jari saling bertautan, Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar, Gosok bagian
ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun. Perlu diketahui bahwa
handsanitizer ini jangan di dibersihkan dengan air yang mengalir lagi, karena sudah alami dan
tanpa adanya sabun yang berbusa.

Baca selengkapnya di artikel "Cara Cuci Tangan yang Benar untuk Cegah Virus Corona
COVID-19", https://tirto.id/eCPjProses pembuatan hand sanitaizer tersebut menggunakan daun
sirih dan jeruk nipis, yang diolah. Hand sanitaizer yang diolah kemudian dibagikan kepada
masyarakat yang ada dilingkungan sekitar.

Yulia Eka Safitri selaku ketua remaja desa berombong mengatakan, kegiatan ini
dilakukan adalah untuk selalu menjaga kebersihan dan kondisi dari pada penularan virus yang
saat ini terjadi, diberbagai daerah di indonesia khususnya.
Adapun kegiatan yang kami lakukan adalah bentuk dari menjaga kebersihan, kesehatan
dan pola hidup di wabah yang saat ini terjadi, bukan hanya itu saja, melainkan remaja desa
berombong juga menyalurkan bantuan berupa sembako dari para donatur untuk masyarakat yang
terdapak Covid 19. Kata Yulia.
Selain 2 cara menjaga kebersihan dan kesehatan di atas, ada baiknya mengonsumsi makanan
kaya kandungan antioksidan, seperti sayuran dan buah-buahan, untuk membantu proses
pencegahan radikal bebas yang dapat mengganggu kerja sistem imun. Produk herbal yang
berasal dari rempah-rempah seperti jahe, kunyit, temulawak mengandung beragam senyawa
bioaktif yang telah diakui mempunyai efek baik bagi tubuh. Senyawa bioaktif tersebut dapat
berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, immunomodulator, antimikroba, dan antivirus,
sehingga senyawa tersebut berpotensi untuk menghambat replikasi virus.

Efek mengonsumsi produk herbal dapat dipengaruhi dari takaran konsumsi yang tepat,
penyerapan senyawa oleh tubuh, dan jenis senyawa bioaktifnya, karena senyawa tersebut hanya
dapat bekerja pada jenis virus tertentu. Hingga kini, belum adanya penelitian tentang suatu
senyawa tertentu yang efektif sebagai antivirus korona. Maka itu, sebagai konsumen, harus
pintar dalam memilih produk herbal yang beredar di pasaran berupa jamu, obat herbal terstandar
OHT, dan fitofarmaka. Fitofarmaka adalah produk yang paling aman dikonsumsi karena sudah
melalui uji praklinik dan klinik.

Selain itu, banyak masyarakat yang lebih memilih mengonsumsi suplemen agar daya tahan tubuh
kuat. Namun, sebenarnya suplemen hanya diperlukan bagi orang yang tidak mengonsumsi
jumlah vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Konsumsi suplemen hanya diperlukan
pada orang yang menderita penyakit tertentu, ibu hamil, olahragawan, tenaga medis dan praktisi
yang menangani wabah.

Penggunaan suplemen dalam kondisi biasa seharusnya tidak diperlukan, asalkan kebutuhan
nutrisi dari makanan tercukupi dengan ditunjang gaya hidup sehat. Penerapan gaya hidup sehat
secara individu seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan
mengelola stres dengan baik, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan akan menjaga
imunitas untuk menangkal masuknya virus korona. Oleh karena itu, di masa pandemic Covid-19
yang masih berlangsung saat ini, marilah kita menerapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk
dapat menangkalnya.

Link video https://youtu.be/-4jr3wWYnTo

Anda mungkin juga menyukai