Email: Chalista019@gmail.com
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini banyak sekali dampak negatif dan positif yang dirasakan oleh
masyarakat Indonesia.Salah satu dampak negatifnya yaitu timbulnya penyakit yang
sangat bervariasi terutama penyakit menular akibat kemajuan alat teknologi ini,
sehingga membuat perusahaan-perusahaan menghasilkan berbagai limbah pabrik
yang sangat berdampak bagi kesehatan masyarakat Indonesia,apalagi di era
sekarang ini banyak masyarakat yang terkena penyakit menular terutama penyakit
demam berdarah dangue (DBD).
Penyakit DBD (demam berdarah dangue) sendiri adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegeypti Betina.
Penyakit ini termasuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi di daerah
tropis dan subtropis di dunia. Untuk demam berdarah ringan, maka ia akan
menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu. Gejala yang umum terjadi
adalah demam tinggi pada beberapa hari, sakit pada persendian, munculnya bintik-
bintik merah, turunnya trombosit secara drastis, dan bisa terjadi pendarahan.
Wabah ini pertama kali terjadi di dunia pada 1780-an, tepatnya di Asia, Afrika, dan
Amerika Utara. Pada awal kemunculannya, penyakit ini dinamakan Dengue Fever.
Seiring bergulirnya waktu, pada 1950-an penyakit DBD mulai muncul dan menjadi
wabah besar di kawasan Asia Tenggara, yakni di Filipina. Kemudian, wabah ini
terus mengalami ekspansi geografis ke beberapa negara lainnya, salah satunya
Indonesia.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang cukup serius bagi
masyarakat dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue. Dari aspek
penyebaran, virus ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang juga terinfeksi oleh virus dengue. Sejarah penyebaran demam
berdarah di Indonesia juga menjadi catatan yang cukup panjang. Hal itu ditengarai
oleh jumlah kasus DBD yang fluktuatif hingga kini. Demam
Berdarah Dengue (DBD) terus mengalami perluasan penyebaran ke negara-negara
baru bahkan dalam sekup yang lebih kecil, yakni dari perkotaan ke perdesaan.
Di negara tropis seperti Indonesia, demam berdarah (DBD) masih menjadi momok
yang menakutkan. Indonesia masih tercatat sebagai negara nomor satu di Asia
Tenggara terkait kasus demam berdarah. Sedangkan di dunia, Indonesia menempati
peringkat dua setelah Brasil. Jangan biarkan demam berdarah menjadi komplikasi
lanjut. Jika ditangani dengan benar, penyakit ini bisa disembuhkan.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini kita sebagai pemuda harus tau bagaimana cara pencegahan agar tidak
terjadi penyakit demam berdarah,menurut peneliti Universitas Gajah Mada telah
menemukan cara terbaru untuk mengurangi penularan virus Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Indonesia dengan mengembangkan metode Wolbachia.
Sedangkan Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada sel tubuh serangga
dan ditemukan di 60 persen spesies serangga seperti ngengat, lalat buah, capung,
kumbang hingga nyamuk. Namun bakteri ini tidak ada pada nyamuk Aedes
aegypti yang selama ini dikenal sebagai vektor penular virus Dengue.
Dalam pencegahan penyakit demam berdarah (DBD) ini pemuda harus bisa
merubah pola kebiasaan hidup masyarakat menjadi lebih baik lagi dengan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya.
1. Menguras
Bersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti: ember air, bak
mandi, penampungan air minum, penampung air lemari es, tong air, dan lain-lain.
2. Menutup
Tutup rapat tempat penampungan air
3. Mendaur Ulang Barang Bekas
Daur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas. Hal tersebut karena barang
bekas dapat berpotensi menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
KESIMPULAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang cukup serius bagi
masyarakat dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue. Dari aspek
penyebaran, virus ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang juga terinfeksi oleh virus dengue. Sejarah penyebaran demam
berdarah di Indonesia juga menjadi catatan yang cukup panjang. Hal itu ditengarai
oleh jumlah kasus DBD yang fluktuatif hingga kini. Demam
Berdarah Dengue (DBD) terus mengalami perluasan penyebaran ke negara-negara
baru bahkan dalam sekup yang lebih kecil, yakni dari perkotaan ke perdesaan.
Sanitasi lingkungan kurang dan tidak melakukan tindakan pemberantasan sarang
nyamuk cenderung menderita DBD sedangkan sanitasi lingkungan baik dan
melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk tidak menderita DBD.
kemudian kejadian DBD tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan upaya dalam
pencegahan DBD. Sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi
lingkungan dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD).Jadi kita sebagai generasi emas bukan hanya sekedar
mengedukasikan kepada masyarakat tapi seorang pemuda harus mengubah
kebiasaan perilaku hidup masyarakat tersebut,karena pengaruh besar dalam
perubahan dunia adalah generasi mudanya.
DAFTAR PUSTAKA