Anda di halaman 1dari 13

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) (F.

5)
Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah
tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Penyakit ini
disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pada
saat ini jumlah kasus di Indonesia masih tetap tinggi yaitu rata-rata 10-25 per 100.000 penduduk,
namun angka kematian telah menurun bermakna sekitar <2%. WHO mempunyai target angka kematian
ini < 1%. Umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah kelompok 5 –10 tahun, walaupun makin
banyak kelompok umur lebih tua menderita infeksi virus dengue.

Gejala klasik dari demam dengue adalah gejala demam tinggi mendadak, kadang-kadang bifasik
(saddle back fever), nyeri kepala, nyeri otot, sendi dan tulang belakang, nyeri belakang bola mata,
mual, muntah dan timbulnya ruam. Yang berbahaya dari infeksi virus dengue ini adalah kebocoran
plasma, fase kebocoran plasma ini juga disebut sebagai fase kritis dalam penyakit DBD, karena bila
terjadi kebocoran plasma yang berlebihan tanpa diimbangi dengan penanganan yang baik akan
menyebabkan syok hingga dapat mengakibatkan kematian.

Dengue virus ditularkan (atau disebarkan) sebagian besar oleh nyamuk Aedes, khususnya tipe nyamuk
Aedes aegypti. Ae. Aegepty untuk dapat hidup dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan. Dapat bertahan
bertahan pada suhu antara 160C dan 300C, serta pada kelembapan relatf 60-80%. Ketinggian juga
merupakan faktor yang membatasi penyebaran nyamuk tersebut, yaitu nyamuk biasanya tidak dapat
hidup ata terbang diatas ketinggan 1000 kaki di atas permukaan laut.

Untuk mencegah infeksi, World Health Organization (WHO) menyarankan pengendalian populasi
nyamuk dan melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk. WHO menganjurkan program untuk mencegah
dengue (disebut program "Integrated Vector Control") yang mencakup lima bagian yang berbeda:

1. Advokasi, menggerakkan masyarakat, dan legislasi (undang-undang) harus digunakan agar


organisasi kesehatan masyarakat dan masyarakat menjadi lebih kuat.
2. Semua bagian masyarakat harus bekerja bersama. Ini termasuk sektor umum (seperti
pemerintah), sektor swasta (seperti bisnisperusahaan), dan bidang perawatan kesehatan.
3. Semua cara untuk mengendalikan penyakit harus harus terintegrasi (atau dikumpulkan),
sehingga sumber daya yang tersedia dapat memberikan hasil yang paling besar.
4. Keputusan harus dibuat berdasarkan pada bukti. Ini akan membantu memastikan bahwa
intervensi (tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dengue) berguna.
5. Wilayah di mana dengue menjadi masalah harus diberi bantuan, sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuan mereka untuk merespon dengan baik penyakit dengan usaha
mereka sendiri.

Oleh karena itu untuk melaksanakan anjuran WHO sebagai bentuk pencegahan terhadap infeksi demam
dengue yang telah disebutkan diatas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mengadakan program yang
disebut dengan “Pemberantasan Sarang Nyamuk”. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO yaitu
Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk “Aedes aegypti” adalah dengan menyingkirkan habitatnya.
Program ini mencakup edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap penyakit DBD dan
pencegahannya. Sehingga diharapkan dapat timbul kesadaran masyarakat untuk memberantas/
mencegah infeksi demam dengue di lingkungan sekitarnya.

Permasalahan

1. Pada saat ini jumlah kasus di Indonesia masih tetap tinggi yaitu rata-rata 10-25 per
100.000 penduduk.
2. Angka kematian yang disebabkan oleh DBD masih belum <1% seperti rekomendasi WHO
walaupun sudah <2% di Indonesia
3. Dusun Nglaren Desa Potorono Kecamatan Banguntapan masih termasuk pedesaan, sehingga
kebersihan rumah dan lingkungan masih kurang baik. Genangan air, sampah yang dibuang
sembarangan yang dapat menampung air akan menjadi sarang nyamuk yang kemudian akan
memperbesar kemungkinan infeksi DBD di lingkungan tersebut.
4. Masyarakat masih kurang memahami mengenai penyakit DBD, bahaya penyakit DBD, dan
bagaimana pencegahannya.

Perencanaan dan pemilihan interfensi

Untuk pencegahan penularan penyakit DBD harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan, oleh karena
itu perlu dibangun pengetahuan yang baik mengenai apa itu penyakit demam dengue, bahaya penyakit
demam dengue, gejala demam dengue, dan pencegahan penyakit demam dengue. Sehingga dalam
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini dilakukan edukasi kepada masyarakat untuk
membangun kesadaran diri akan bahaya demam dengue dan bagaimana pencegahannya. Edukasi
berikan khususnya kepada para kader dusun, yang nantinya para kader ini akan mengedukasi
masyarakat lingkungannya, cara ini dipilih agar lebih efektif. Karena dengan begitu masyarakat dapat
selalu diingatkan oleh para kader dan bertanya pada para kader 24 jam karena berada pada
lingkungannya sendiri, tidak perlu jauh2 ke fasilitas kesehatan.

Selain Edukasi kegiatan PSN ini juga mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu bersama-
sama menginfestigasi tempat tempat yang dapat dijadikan sarang nyamuk, kegiatan ini dilakukan dari
rumah ke rumah. Hal ini bermaksud selain membersihkan/membasmi sarang nyamuk atau jentik
nyamuk saat itu, namun juga memberikan contoh pada masyarakat sekitar agar nantinya bisa mandiri
melakukan PSN ini.

Pelaksanaan

Pelaksanaannya diawali dengan terbitnya surat dari Dinkes Kabupaten Bantul mengenai kegiatan PSN ini
ke fasilitas kesehatan (Puskesmas) daerah setempat dan ke pemerintah daerah setempat. Kemudian
dari Puskesmas mengirimkan perwakilan 2 orang untuk mengikuti dan memandu kegiatan PSN pada
daerah yang ditunjuk, begitu juga dengan pemerintah daerah. Beberapa Hari sebelumnya pemerintah
daerah setempat akan memberi tahu kepala dusun yang ditunjuk untuk mempersiapkan kegiatan dan
mengumpulkan warga khususnya para kader.

Kegiatan dimulai pada hari Jumat tanggal 17 April 2020, pada pukul 08.00 WIB bersama dengan
perwakilan pemerintah daerah dan masyarakat yang sudah dikumpulkan oleh kepala dusun. Kegaitan
dimulai dengan briefing oleh kepala dusun mengenai kegaitan yang dilakukan, pencatatan dan
pembagian tim. Tim PSN dusun Nglaren dibagi menjadi 3 tim dengan masing-masing tim menginspeksi
2-3 RT. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan inspeksi terhadap rumah-rumah warga, untuk
melihat ada tidaknya jentik-jentik nyamuk di tempat2 yang berpotensi menjadi sarang nyamuk (bak
mandi, ember, genangan air di wadah2 terbuka, pot dll). Bila ditemukan jentik pemilik rumah akan
diberikan edukasi untuk menguras, mengubur dan menjaga kebersihan lingkungan rumah. Kemudian
hasil inspeksi dicatat dalam form yang telah disediakan. Dari 42 rumah yang kami kunjungi didapatkan 8
rumah yang didapatkan jentik-jentik nyamuk, sehingga dusun ngalren memiliki Angka Bebas Jenti (ABJ) :
8/42 x 100% = 77,4%. Terakhir kegiatan ditutup dengan pesan2 dari perwakilan pemerintah daerah,
perwakilan puskesmas dan kepala dusun.

Monitoring dan evaluasi

Tidak dilakukan pemantauan ulang oleh puskesmas. Kegiatan PSN lintas sector dilakukan 2 minggu sekali
dan berpindah-pindah daerah. Diharapkan masyarakat dapat melakukan pemantauan ini secara mandiri
PENYULUHAN COVID-19 (F.1)
Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis
baru. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-
19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah melaporkan 2 kasus konfirmasi COVID-19. Pada
tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Sampai dengan
tanggal 20 April 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 2,4 juta dengan 165.759 kematian (CFR
4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192 negara/wilayah. Dan sampai saat ini kasus kasus COVID-
19 masih terus meningkat, jumlah peningkatan perkasusnya mencapai ±1000 kasus setiap
harinya akumulasi di seluruh wilayah Indonesia, angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan
negara lain.
Yang cukup memprihatinkan dari pandemi COVID-19 ini di Indonesia adalah ditengah laju
pertambahan kasus positif COVID-19 yang semakin hari semakin bertambah banyak,
masyarakat sudah mulai tidak peduli dengan pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama
±3-4 bulan ini. Banyak masyarakat yang masih keluar rumah tanpa memperhatikan prosedur
kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah, misalnya keluar rumah tanpa menggunakan
masker, tidak menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, berkumpul2 di café/jalan untuk
hal yang tidak perlu, tidak cuci tangan sebelum dan seudah melakukan sesuatu, dll.
Oleh Karena itu untuk membantu mengurangi bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 dan
membantu mencegah penyebaran COVID-19, puskesmas Banguntapan 1 Bantul mengadakan program
Penyuluhan keliling ke desa-desa cakupan puskesmas Banguntapan 1. Dengan adanya penyuluhan ini
diharapkan masyarakat menjadi sadar akan bahaya COVID-19 yang masih ada dan mengerti bagaimana
cara mencegah/menimimalisir penularan COVID-19.

Permasalahan

1. kasus kasus COVID-19 masih terus meningkat, jumlah peningkatan perkasusnya


mencapai ±1000 kasus setiap harinya akumulasi di seluruh wilayah Indonesia
2. di Yogyakarta sendiri sudah terdapat 262 kasus positif per tanggal 12 Juni 2020 dan terus
bertambah dengan rata-rata pertambahan kasus positif setiap harinya 5-6 kasus.
3. Di provinsi DIY kabupaten bantul menduduki perikat ke-2 terbanyak jumlah positif COVID-19
setelah kabupaten Sleman. Dan dari Kabupaten Bantul kecamatan Banguntapan mendudukin
peringkat ke-1 terbanyak jumlah kasus positif, ODP maupun PDPnya dibandingkan dengan
kecamatan lain di Kabupaten Bantul
4. Banyak masyarakat yang masih keluar rumah ke pusat perbelanjaan tanpa menggunakan
masker, kumpul-kumpul di café atau angkringan tanpa memperdulikan prosedur kesehatan yang
telah ditetapkan pemerintah.
Perencanaan dan pemilihan intervensi

Untuk mencegah penyebaran COVID-19 diperlukan kesadaran diri masing-masing individu, keluarga dan
masyarakat itu sendiri. Kesadaran yang diperlukan adalah kesadaran dalam menaati prosedur kesehatan
yang telah ditentukan oleh pemerintah, salah satunya adalah menggunakan masker, menjaga jarak 1
meter dari orang lain, menghindari kerumunan, berpergian hanya bila diperlukan, mencuci tangan
sebelum dan setelah melakukan sesuatu, segera mandi setelah pulang ke rumah, periksakan diri ke
fasilitas kesehatan setempat bila memiliki gejala COVID-19 (demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri
tenggorokan). Namun semakin hari masyarakat semakin jenuh dengan adanya pandemic COVID-19 ini
dan mulai mengabaikan anjuran pemerintah, sehingga diperlukan penyegaran kembali, edukasi ulang
mengenai bahaya COVID-19 dan ajuran pemerintah seperti yang sudah disebutkan diatas kepada
masyarakat. Termasuk puskesmas Banguntapan 1 yang memilih menggunakan metode penyuluhan
keliling ke desa cakupan puskesmas Banguntapan 1 dengan menggunakan ambulance dan speaker
untuk mengedukasi kembali masyarakat masalah COVID-19. Metode ini dipilih karena untuk
menghindari kerumunan masyarakat bila dilakukan penyuluhan di pasar atau balai desa, sehingga
masyarakat bisa tetap dirumah untuk mendapatkan edukasi dan penyuluhan COVID-19 ini dengan baik.

Pelaksanaan

Penyuluhan keliling dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2020, pada pukul 08.00 dengan target lokasi
penyuluhan adalah Desa Jambidan Dusun Ponegaran, Banguntapan, Bantul. Penyuluhan dilakukan oleh
1 dokter internship, 1 petugas kesehatan masyarakat puskesmas banguntapan 1 dan 1 orang petugas
ambulance puskesmas banguntapan 1. Penyuluhan dilakukan dari dalam ambulance menggunakan
speaker ambulance dan ambulance berhenti di titik2 tertentu di tempat ada banyak pemukiman atau
terkadang ambulance terus berjalan namun dengan kecepatan lambat menyusuri seluruh wilayah dusun
Ponegaran desa Jambidan, Banguntapan, Bantul. Materi yang diberikan antara lain meliputi sekilas
mengenai COVID-19 dan bahaya COVID-19 (jumlah pertambahan covid perhari, jumlah kematian karena
COVID-19 yang semakin banyak dll), prosedur kesehatan yg dicanangkan pemerintah (menggunakan
masker, menjaga jarak 1 meter dari orang lain, menghindari kerumunan, berpergian hanya bila
diperlukan, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan sesuatu, segera mandi setelah pulang ke
rumah, periksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat bila memiliki gejala COVID-19), dan cara cuci
tangan yang baik dan benar. Penyuluhan selesai pada pukul 09.15 setelah seluruh sudut dusun
Ponegaran dikunjungi.

Monitoring & Evaluasi

Sebaikny sebelum penyuluhan warga diberi pengumuman bila akan dilakukan penyuluhan keliling pada
waktu yang telah ditentukan oleh kepala dusun/desa setempat mungkin dapat via WA, agar penyuluhan
dapat efektif ke masyarakat dan masyarakat akan menyiapkan diri untuk menerima penyuluhan
dirumah masing masing.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD (F.2)
Latar Belakang

Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh
nyamuk. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik
ringan maupun berat. Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala
hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam. Gejala
pada anak-anak dapat berupa demam ringan yang disertai ruam.

Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang terinfeksi virus
dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang. Penyebar utama virus dengue
yaitu nyamuk Aedes aegypti, selain itu virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes
albopictus.

Saat ini, tidak tersedia vaksin untuk demam berdarah. Karena itu, pencegahan terbaik adalah dengan
menghilangkan genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan menghindari gigitan nyamuk.

Di Dusun Plakaran RT 02, Desa Baturetno, Banguntapan, Bantul dilaporkan terdapat 1 kasus DBD yang
kini telah sembuh dari dinas kesehatan bantul bahwa, sebelumnya pasien dirawat di Rumah Sakit
Permata Husada Bantul dalam 5 hari perawatan. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut dinas
kesehatan bantul bekerja sama dengan puskesmas Banguntapan 1 Bantul pelakukan kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kasus DBD kembali di Dusun
tersebut.

Permasalahan

1. Pada saat ini jumlah kasus di Indonesia masih tetap tinggi yaitu rata-rata 10-25 per
100.000 penduduk.
2. Angka kematian yang disebabkan oleh DBD masih belum <1% seperti rekomendasi WHO
walaupun sudah <2% di Indonesia
3. Kecamatan Banguntapan termasuk dalam wilayah endemis DBD, dan sekarang terdapat laporan
kasus DBD di salah satu wilayah kecamatan Banguntapan yaitu di Desa Baturetno Dusun
Plarakan.
4. Untuk dilakukan Fogging/Penyemprotan nyamuk diperlukan data jentik di sekitar lingkungan
rumah pasien kasus DBD tersebut, bila memenuhi syarat fogging akan dilakukan fogging oleh
dinas kesehatan setempat bersama dengan puskesmas.
5. Masyarakat masih kurang memahami mengenai penyakit DBD, bahaya penyakit DBD, dan
bagaimana pencegahannya.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Untuk pencegahan penularan penyakit DBD harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan. Lingkungan
yang bersih bebas dari genangan air, bersih dari sampah yang dapat menampung genangan air, dan bak
penampungan air yang dikuras 2-3 hari sekali akan mencegah berkemban biaknya nyamuk vector
(penyebab penularan) DBD, sehingga diharapkan bila vector nyamuknya berkurang akan berkurang juga
kasus DBD di darah tersebut. Kegiatan PE ini adalah bentuk tindak lanjut laporan dari dinas kesehatan
kabupaten mengenai temuan kasus DBD di wilayah cakupan puskesmas Banguntapan 1 Bantul. Kegiatan
PE ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sekitar lingkungan penderita terutama inspeksi jentik-jentik
nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD ini, dengan begitu didapatkan data untuk nantinya dijadikan
patokan tindakan selanjutnya pada daerah tersebut (dilakukan fogging atau tidak). Selain itu kegiatan PE
ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi ke masyarakat terutama daerah sekitar rumah penderita
DBD mengenai apa itu penyakit DBD, bahaya penyakit DBD, gejala DBD, dan pencegahan penyakit DBD.
Dengan begitu diharapkan masyarakat akan lebih peduli mengenai kesehatan lingkungannya terutama
mengenai pencegahan penularan penyakit DBD ini.

Pelaksanaan

Kegitan penyelidikan epidemiologi di Dusun Plakaran RT 02, Desa Baturetno, Banguntapan, Bantul pada
tanggal 13 Juli 2020 pukul 08.00 WIB. Kegiatan dimulai dengan kunjungan kerumah penederita DBD
yang dilaporkan oleh dinas kesehatan Bantul. Dirumah penderita dilakukan sedikit wawancara serta
edukasi kepada keluarga mengenai Plakaran penyakit DBD, bahaya penyakit DBD, gejala DBD, dan
pencegahan penyakit DBD. Kemudian dilakukan inspeksi bak mandi atau tempat penampungan air di
rumah penderita dan ± 10-15 rumah lingkungan sekitar penderita. Setelah itu data jentik yang
didapatkan di tiap penampungan air di rumah-rumah dicatat dan dilaporkan ke dinas kesehatan Bantul
untuk kemudian ditindak lanjuti.

Monitoring dan evaluasi

Menunggu keputusan dari Dinas kesehatan Bantul mengengenai tindak lanjut berupa fogging, bila dinas
kesehatan Bantul menghendaki fogging pada daerah tersebut, puskesmas akan membantu pelaksanaan
fogging. Diharapkan masyarakat dapat melakukan pemantauan ini secara mandiri.
Edukasi mual muntah pada kehamilan dan nutrisi di Poli KIA (F.3)
Latar Belakang

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolism energi, oleh karena itu kebutuhan energi dan zat
gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Kekurangan energi dan zat gizi dapat berdampak buruk pada
ibu maupun janin. Penyebab kurang gizi pada ibu hamil trimester pertama yang paling sering terjadi
adalah mual muntah kehamilan/Nausea and Vomitting in Pregnancy (NVP), penyakit infeksi, dan status
gizi kurang pada prakonsepsi. NVP atau mual dan muntah merupakan keluhan yang sering terjadi pada
wanita hamil terutama di trimester pertama. Mual muntah kehamilan dapat terjadi setiap saat
sepanjang hari (kecuali saat tidur) dan bukan merupakan penyakit.

Di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul, terutama di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih banyak
dijumpai pasien-pasien yang memeriksakan kandungannya/antenatal care (ANC) dengan disertai
keluhan mual dan muntah terutama pada trimester awal. Tidak jarang yang karena mual dan muntahnya
ini menjadi malas makan dan tidak nafsu makan. Hal ini dapat berdampak buruk pada sang ibu maupun
janin, contohnya adalah bayi lahir kecil, bayi kecil dalam kandungan (IUGR) dll, sedangankan untuk ibu
adalah ibu akan kekurangan energi saat melahirkan kan sehingga ibu menjadi lemas dan bisa terjadi
persalinan lama. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi mengenai NVP ini kepada ibu hamil ini di poli KIA.

Permasalahan

1. Sebanyak 70% - 80% wanita hamil mengalami NVP


2. Kebutuhan energi saat kehamilan meningkat, Kekurangan energi dan zat gizi dapat berdampak
buruk pada ibu maupun janin
3. NVP akan memperparah kekurangan energi saat kehamilan

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Dalam menangani emesis (muntah) biasa, hal pertama yang dilakukan adalah mengubah diet/pola
makan. Pengubahan pola makan yang harus dilakukan si Ibu adalah dengan cara makan sedikit demi
sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. Hal ini dilakukan karena pengaruh progesteron yang
meningkat saat hamil akan mengurangi motilitas saluran pencernaan, sehingga makanan yang masuk
akan dicerna lebih lambat daripada biasanya. Jika jumlah makanan yang masuk tidak seimbang dengan
makanan yang dicerna, wanita hamil akan merasa mual dan kemudian muntah. Selain itu, makanan yang
berlemak seperti sphagetti juga harus dihindari karena hal ini akan mengurangi kecepatan pengosongan
lambung. Sebaliknya, makanan yang mengandung karbohidrat lebih dianjurkan seperti kentang rebus,
ketela/ubi, singkong, dsb. Minuman yang disarankan adalah minuman isotonik yang mengandung
elektrolit, karena lebih bisa ditoleransi dibandingkan air mineral. Akan tetapi, tidak semua ibu hamil
yang diterapi dengan pengubahan pola makan ini berhasil mengurangi rasa mualnya, bahkan dapat
menjadi lebih mual seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, khusunya pada kehamilan trimester I
(3 bulan pertama). Jika pengubahan diet tidak berhasil, yang dilakukan adalah memberikan pilihan
terapi dengan obat antiemetic yang aman bagi ibu hamil.

Salah satu masalah gizi yang dihadapi di Indonesia adalah masalah gizi pada masa kehamilan.
Gizi pada masa kehamilan adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
embrio dan janin serta status kesehatan ibu hamil. Kehamilan merupakan tahapan yang
berkesinambungan, sehingga defisiensi pada suatu periode akan memberikan dampak secara
berbeda pada outcome kehamilan. Beberapa nutrisi yang harus diperhatikan selama kehamilan :

1. Kalori : Kehamilan membutuhkan tambahan 80.000 kkal, yang terakumulasi terutama di 20


minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan ini , peningkatan kalori dari 100 sampai 300 kkal
per hari dianjurkan selama kehamilan. Kalori dibutuhkan untuk menghasilkan energi, dan ketika
asupan kalori tidak memadai, protein akan dimetabolisme daripada disimpan mengingat peran
pentingnya dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Sehingga sebaiknya ibu
mengkonsumsi makanan lebih terutama dalam bentuk karbohidrat, atau energi tambahan yang
diperlukan selama kehamilan dapat dikompensasi secara keseluruhan atau sebagian dengan
mengurangi aktivitas fisik.
2. Protein : Kebutuhan protein dasar wanita hamil akan meningkat karena ditambah kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perbaikan janin, plasenta, rahim, dan payudara, dan peningkatan
volume darah ibu. Sebaiknya, protein harus dipasok dari sumber hewani, seperti daging, susu,
telur, keju, unggas, dan ikan, karena mereka memberikan asam amino dalam kombinasi optimal.
Susu dan produk susu telah lama dianggap sebagai sumber nutrisi yang hampir ideal, terutama
protein dan kalsium, bagi wanita hamil atau menyusui.
3. Vitamin : Defisiensi vitamin a meningkatkan resiko anemia ibu dan kelahiran prematur spontan .
artinya vitamin A berfungsi untuk memfasilitasi penyerapan zat besi , dan meningkatkan
imunitas terhadap infeksi. Asam folat. Di Amerika Serikat , sekitar 4000 kehamilan menderita
NTD setiap tahun, dan 50% kasus ini dapat dicegah dengan asupan harian 400 μg asam folat
selama periode periconceptional.

Edukasi seperti yang telah disebutkan diatas sebaiknya diberikan kepada ibu Hamil setiap kunjungan
ANC terutama pada trimester awal sehingga ibu hamil dapat memahami kondisi yang dialaminya dan
mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menjaga kehamilannya agar ibu dan janin tetap sehat.

Pelaksanaan

Poli KIA puskesmas Banguntapan 1 buka setiap hari senin-sabtu untuk melayani ANC terpadu, keluhan
kehamilan, keluhan organ reproduksi wanita, imunisasi dan program keluarga berencana (KB). Setiap
dalam kunjungan ANC selain dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium juga dilakukan konsultasi
dengan dokter jaga di poli ANC. Dimana saat konsultasi dengan dokter itulah edukasi mengenai NVP dan
nutrisi dalam kehamilan dilakukan. Setelah konsultasi ibu hamil akan diberikan resep obat rutin untuk
suplemen kehamilan dan obat tambahan bila perlu seperti pada kondisi hyperemesis gravidarum
misalnya.

Monitoring dan Evaluasi

Puskesmas khusunya poli KIA akan memantau ibu hamil hingga melahirkan. Jadwal kunjungan ibu hamil
sesuai dengan buku WHO kesehatan ibu dan anak.
Edukasi Nutrisi dan Anemia pada Ibu Hamil (F.4)
Latar Belakang

Anemia adalah kondisi patologis yang ditandai dengan penurunan kemampuan mengangkut oksigen
RBC sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Anemia dapat didiagnosis menggunakan
konsentrasi Hb. Menurut WHO, ibu hamil dikatakan anemia apabila konsentrasi Hb <11 g/dL. Ini berlaku
selama kehamilan berlangsung. Namun, menurut beberapa penelitian, batas ambang ibu hamil dapat
dikatakan anemia berbeda-beda sesuai umur kehamilan yaitu Trimester I dan III : < 11 g/ dL dan
Trimester II : < 10,5 g/dL.

Anemia merupakan masalah yang paling sering terjadi selama kehamilan. Persentase kejadiannya
mencapai 41,8%. Seperti yg sudah disebutkan sebelumnya, anemia selama kehamilan paling sering
disebabkan karena masalah nutrisi maternal. 90%  defisiensi besi; 5%  defisiensi folat, vitamin B12,
vitamin A dan 5%  inflamasi kronik, infeksi parasit, inherited disorders.

Anemia defisiensi besi banyak terjadi kepada ibu hamil karena terjadi peningkatan kebutuhan Fe
maternal:

1. Sebagian besar digunakan pada pertengahan hingga akhir kehamilan.


2. Kebutuhan Fe meningkat terutama setelah midpregnancy, sekitar 6-7 mg/hari.
3. Fe simpanan tidak dapat mencukupi kebutuhan ini.

Oleh Karena itu ibu hamil membutuhkan suplentasi besi untuk mengatasi hal tersebut. Selain Fe,
kebutuhan folat pada ibu hamil juga meningkat, karena adanya fetus, plasenta, uterus yg membesar,
dan ekspansi volume RBC. Vitamin B12 kadarnya juga turun karena banyak ditransfer ke plasenta. Tapi,
simpanan vitamin B12 maternal relatif tidak terpengaruh (stabil).

Konsekuensi apabila ibu hamil terkena anemia adalah

1. Terhadap maternal  menurunkan kapasitas fisik (lemah, letih, lesu, dll) hingga mortalitas
maternal.
2. Terhadap infant  berpengaruh terhadap pertumbuhannya baik in-utero maupun
pertumbuhan jangka panjang (bayi yg dilahirkan bisa LBW), kelahiran preterm, morbiditas
neonatus (penyakit infeksi), serta mortalitas neonatus.

Tapi sebaliknya, ketika konsentrasi Hb > 13 g/dL kemungkinan bayi lahir preterm atau LBW juga cukup
tinggi.

Di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul, terutama di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih banyak
dijumpai pasien-pasien anemia terutama anemia defisiensi besi, sebagian besar dari mereka tidak
merasakan keluhan apapun namun saat pengecekan rutin didapatkan kadar Hb < 10. Karena sebagian
besar anemia selama kehamilan disebabkan karena masalah nutrisi pada ibu maka dibutuhkan edukasi
kepada ibu hamil mengenai anemia dan nutrisi pada kehamilan di poli KIA puskesmas Banguntapan 1,
Bantul.
Permasalahan

1. 41,8%. Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia dan 90%nya adalah anemia defisiensi besi
2. Anemia selama kehamilan paling sering disebabkan karena masalah nutrisi maternal.
3. Di puskesmas Banguntapan 1 Bantul masih banyak ditemukan ibu dengan anemia defisiensi besi
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil mengenai anemia dan nutria pada
kehamilan

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Anemia merupakan masalah yang paling sering terjadi selama kehamilan. Seperti yg sudah disebutkan
sebelumnya, anemia selama kehamilan paling sering disebabkan karena masalah nutrisi maternal. 90%
 defisiensi besi; 5%  defisiensi folat, vitamin B12, vitamin A dan 5%  inflamasi kronik, infeksi
parasit, inherited disorders. Beberapa hal yang dapat dilakuan untuk mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil oleh WHO adalah :

1. Memberi suplemen besi


2. Menambahkan kandungan Fe ke dalam bahan makanan pokok
3. Edukasi kesehatan dan nutrisi
4. Mengontrol agar tidak terjadi infeksi parasit
5. Memperbaiki/meningkatkan sanitasi

Selain memberikan supplement besi dan asam folat pelayanan KIA di puskesmas Banguntapan 1 juga
melakukan edukasi kesehatan dan nutrisi pada ibu hamil seperti yang disebutkan pada point nomor 3
rekomendasi WHO diatas. Edukasi nutrisi yang diberikan oleh ibu hamil antara lain :

Salah satu masalah gizi yang dihadapi di Indonesia adalah masalah gizi pada masa kehamilan.
Gizi pada masa kehamilan adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
embrio dan janin serta status kesehatan ibu hamil. Kehamilan merupakan tahapan yang
berkesinambungan, sehingga defisiensi pada suatu periode akan memberikan dampak secara
berbeda pada outcome kehamilan. Beberapa nutrisi yang harus diperhatikan selama kehamilan :

1. Kalori : Kehamilan membutuhkan tambahan 80.000 kkal, yang terakumulasi terutama di 20


minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan ini , peningkatan kalori dari 100 sampai 300 kkal
per hari dianjurkan selama kehamilan. Kalori dibutuhkan untuk menghasilkan energi, dan ketika
asupan kalori tidak memadai, protein akan dimetabolisme daripada disimpan mengingat peran
pentingnya dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Sehingga sebaiknya ibu
mengkonsumsi makanan lebih terutama dalam bentuk karbohidrat, atau energi tambahan yang
diperlukan selama kehamilan dapat dikompensasi secara keseluruhan atau sebagian dengan
mengurangi aktivitas fisik.
2. Protein : Kebutuhan protein dasar wanita hamil akan meningkat karena ditambah kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perbaikan janin, plasenta, rahim, dan payudara, dan peningkatan
volume darah ibu. Sebaiknya, protein harus dipasok dari sumber hewani, seperti daging, susu,
telur, keju, unggas, dan ikan, karena mereka memberikan asam amino dalam kombinasi optimal.
Susu dan produk susu telah lama dianggap sebagai sumber nutrisi yang hampir ideal, terutama
protein dan kalsium, bagi wanita hamil atau menyusui.
3. Vitamin : Defisiensi vitamin a meningkatkan resiko anemia ibu dan kelahiran prematur spontan .
artinya vitamin A berfungsi untuk memfasilitasi penyerapan zat besi , dan meningkatkan
imunitas terhadap infeksi. Asam folat. Di Amerika Serikat , sekitar 4000 kehamilan menderita
NTD setiap tahun, dan 50% kasus ini dapat dicegah dengan asupan harian 400 μg asam folat
selama periode periconceptional.
4. Mineral
a. Besi
Kandungan besi total perempuan dewasa normal berkisar 2,0-2,5 g atau sekitar setengah
dari jumlah normal yang ditemukan pada pria. Selain itu, simpanan besi wanita muda
normal hanya sekitar 300 mg. Kebutuhan besi total ibu hamil sekitar 1000 mg. Sekitar 300
mg secara aktif ditransfer ke janin dan plasenta, dan sekitar 200 mg hilang melalui berbagai
rute normal ekskresi, terutama saluran pencernaan. Ini adalah kerugian wajib (obligatory
loss) dan terjadi bahkan ketika ibu defisiensi zat besi. Peningkatan total volume eritrosit
beredar menggunakan 500 mg besi. Hampir semua dari besi untuk tujuan ini digunakan
selama paruh kedua kehamilan. Selama waktu itu, kebutuhan zat besi ibu hamil mencapai
sekitar 7 mg per hari. Sangat sedikit perempuan memiliki simpanan zat besi yang cukup
untuk memenuhi jumlah ini, dan diet jarang mengandung zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan ini.
b. Kalsium
Kalsium dpt menurunkan resiko hipertensi dan pre-eclampsia pada ibu hamil sebanyak 35%
dan 55%.
c. Seng/zinc
Kekurangan zinc yang parah dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, pertumbuhan
tidak optimal, dan gangguan penyembuhan luka. Asupan harian yang direkomendasikan
selama kehamilan adalah sekitar 12 mg.
d. Yodium
Konsumsi garam beryodium dan roti dianjurkan selama kehamilan untuk mengimbangi
peningkatan kebutuhan janin dan ekskresi ginjal ibu. Defisiensi yodium yang parah pada ibu
menyebabkan anak terlahir dengan kretinisme endemic, ditandai dengan beberapa cacat
neurologis yang parah
e. Selenium
Selenium merupakan komponen penting dalam pertahanan terhadap kerusakan radikal
bebas (oksidatif). Defisiensi menyebabkan kardiomyopathy pada anak2, NTD, dan disfungsi
otak.

Pelaksanaan

Poli KIA puskesmas Banguntapan 1 buka setiap hari senin-sabtu untuk melayani ANC terpadu, keluhan
kehamilan, keluhan organ reproduksi wanita, imunisasi dan program keluarga berencana (KB). Setiap
dalam kunjungan ANC selain dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium juga dilakukan konsultasi
dengan dokter jaga di poli ANC. Dimana saat konsultasi dengan dokter itulah edukasi mengenai anemia
dan nutrisi dalam kehamilan dilakukan, terutama bila didapati hasil laboratorium terutama Hb kurang
dari normal. Setelah konsultasi ibu hamil akan diberikan resep obat rutin untuk suplemen kehamilan dan
obat tambahan bila perlu seperti pada kondisi hipertensi pada kehamilan misalnya.
Monitoring dan Evaluasi

Puskesmas khusunya poli KIA akan memantau ibu hamil terutama yang terdapat masalah dalam
kehamilan seperti anemia, hipertensi, DM dll hingga melahirkan. Jadwal kunjungan ibu hamil sesuai
dengan buku WHO kesehatan ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai