dilebih 100 negara. Penyakit demam berdarah telah menyebar secara luas
diseluruh kawasan dunia, dan penyakit ini sering muncul sebagai KLB (Kejadian
Saat ini bukan hanya terjadi peningkatan jumlah kasus tetapi penyebaran
di luar daerah tropis dan subtropis, contohnya di Eropa, transmisi lokal pertama
kali dilaporkan di Perancis dan Kroasia pada tahun 2010. Pada tahun 2012, terjadi
lebih dari 2.000 kasus DBD di lebih dari 10 negara di Eropa. Setidaknya 500.000
penderita DBD memerlukan rawat inap setiap tahunnya, jumlah proporsi yang
besar dari mereka adalah anak-anak dan 2,5% diantaranya dilaporkan meninggal
dunia (WHO, 2014). (1)Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,
terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization
(WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di
Asia Tenggara.
sebanyak 100.874 serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015.
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2015
sebesar < 49 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia belum mencapai
target Renstra 2015. Kasus DBD pada tahun 2015 terdapat sebanyak 21 provinsi
(61,8%) yang telah mencapai target renstra 2015. Provinsi dengan angka
kesakitan DBD tertinggi tahun 2015 yaitu Bali sebesar 257,75, Kalimantan Timur
sebesar 188,46, dan Kalimantan Utara sebesar 112,00 per 100.000 penduduk,
RI, 2015).DBD masuk dalam kategori 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit
tahun 2010 dan menduduki peringkat kedua dengan case fatality rate sebesar
0,55% (2)
Angka kesakitan DBD di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 47,9 per
36,2 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti bahwa IR DBD di Jawa Tengah lebih
rendah dari target nasional (<51/100.000 penduduk, namun lebih tinggi jika
adalah Kota Magelang 158,14 per 100.000 penduduk, diikuti Jepara sebanyak
123,96 per 100.000 penduduk, dan Kota Semarang sebanyak 99,46 per 100.000
sebanyak 3,60 per 100.000 penduduk, diikuti Wonogiri 6,32 per 100.000
kasus ditemukan dan ditangani. Sedangkan IR DBD tahun 2013 sebesar 30,1 per
100.000 penduduk dari 296 kasus ditemukan dan ditangani. Jumlah kasus DBD
2014 tertinggi adalah kecamatan Ambarawa (56 kasus), Bawen (42 kasus) dan
dilaporkan sebanyak 95.279 kasus dengan CFR sebesar 1,36%, dan angka insiden
43,43 kasus per 100.000 penduduk. Propinsi dengan angka insiden tertinggi
pencegahan penyakit DBD untuk mengubah sikap dan upaya masyarakat dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh keluarga atau masyarakat secara rutin,
mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan serta cara lain
untuk mengusir atau menghindari gigitan nyamuk dengan memakai obat anti
penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali, tidak
adanya kontrol nyamuk yang efektif di daerah endemis dan adanya peningkatan
sarana transportasi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga
belum paham betul mengenai DBD terutama dalam hal penularan DBD, tindakan
penanggulangan DBD.(7)
ditunjukkan dari sikap masyarakat yang lebih individual (kurang peduli dengan
diduga ikut berperan terhadap terjadinya DBD. Faktor risiko yang mempengaruhi
penyakit DBD dari segi pengetahuan misalnya pengetahuan tentang tanda atau
penularan penyakit DBD. Faktor sikap dan tindakan misalnya sikap dan tindakan
dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif, maupun bersifat aktif. Hal yang
DBD. Perilaku tersebut harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan
yang benar sehingga dapat diterapkan dengan benar. Sekarang ini masih ada
seperti anggapan bahwa DBD hanya terjadi di daerah kumuh dan PSN tidak
tampak jelas hasilnya dibanding fogging. Anggapan seperti ini sering diabaikan,
secara benar bagaimana menjaga agar rumah dan lingkungannya bebas dari jentik
Nyamuk (PSN) yang dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu kimia,
biologi dan fisika. Pengendalian DBD secara kimia, dapat ditempuh dengan
untuk minum dan masak, maka larvasida yang digunakan harus efektif pada dosis
rendah, tidak bersifat racun bagi manusia, tidak menyebabkan perubahan rasa,
warna dan bau. Untuk pengendalian DBD secara hayati umumnya bersifat
predator, parasitik atau patogenik dan umumnya ditemukan pada habitat yang
sama dengan larva yang menjadi mangsanya seperti ikan cupang dan ikan nila.
sikap, dan akhirnya sikap dapat mempengaruhi adanya upaya pencegahan DBD.
digunakan adalah dengan cara KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan
cara inilah masyarakat mampu memahami dan menerapkan materi yang telah
(13)
disajikan oleh penyuluh. Penelitian Indah, Nurjanah, Dahlian dan Hermawati
Dari dari informasi yang diperoleh peneliti di Desa Bergas pada tanggal 26
penderita DBD setiap tahunnya di desa bergas mengalamai fluktuasi yaitu 3 orang
kembali di tahun 2013 yaitu sebayak 12 orang, kembali menurun di tahun 2014
dan 2015 masing-masing sebanyak 5 orang serta meningkat tajam sampai bulan
September tahun 2016 menjadi 19 orang. Data jumlah penelitian ini adalah yang
Semarang”.
1. Identifikasi Masalah
diantaranya :
2. Cakupan Masalah
pencegahan Demam Berdarah Dengue serta lokasi yang dipilih Desa Bergaslor
3. Rumusan Masalah
4. TujuanPenelitian
Semarang.
Kabupaten Semarang.
Kabupaten Semarang.
6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
DBD.
7. Kajian Pustaka
7.1 Perilaku
7.1.1 Pengertian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian upaya adalah usaha, akal,
yang menyimpang, hal yang sama berlaku juga dalam segi kesehatan.(16)
Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan
lingkungannya. Perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan untuk
Perilaku manusia dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan
aspek sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan
dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial
budaya masyarakat.(18)
ranah afektif kemudian diakhiri dengan ranah psikomotor. Ranah kognitif diukur
dari pengetahuan, ranah afektif diukur dari sikap dan ranah psikomotor diukur
1. Awareness (Kesadaran)
2. Interest
3. Evaluation
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial
5. Adoption
perilaku tersebut.
contoh. Misalnya pemimpin dijadikan model atau contoh oleh orang yang
dipimpinnya.
2012).
1. Pengetahuan (Knowledge)
1) Tahu (know)
Tahu berarti seseorang tersebut dapat mengingat kembali materi yang pernah
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Aplikasi berarti seseorang mampu untuk dapat menerapkan materi yang telah
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthetis)
6) Evaluasi (evaluation)
efektifnya pembelajaran yang sudah ia lakukan. Dari hasil evaluasi ini dapat
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap pola hidup
b) Pekerjaan
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai
(23)
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
b) Sosial budaya
b.Sikap (Attitude)
Reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus disebut sikap.
Sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, tetapi masih berupa persepsi dan
Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang dipelajari),
komponen perilaku (berpengaruh terhadap respon sesuai atau tidak sesuai), dan
1)Tingkatan sikap
Tingktan sikap yaitu (27) :
diberikan.
Menghargai berarti seseorang dapat menerima ide dari orang lain yang
mungkin saja berbeda dengan idenya sendiri, kemudian dari dua ide yang
ide tersebut.
b. Fungsi sikap
mana manfaat objek sikap dalam pencapaian tujuan. Dengan sikap yang
diambil oleh seseorang, orang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
Sikap tertentu diambil seseorang ketika keadaan dirinya atau egonya merasa
egonya.
c) Fungsi ekspresi nilai
d) Fungsi pengetahuan
Jika seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, itu berarti
yang bersangkutan.
a) Pengalaman pribadi
dijadikan sebagai dasar pembentukan sikap yang baik. Sikap akan lebih
emosional.
c) Pengaruh kebudayaan
d) Media massa
Media massa yang harusnya disampaikan secara objektif cenderung
konsumennya.
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agamasangat
f) Faktor emosional
pertahanan egonya.
skala yang berasal dari rating para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap penilai
suatu objek sikap. Caranya yaitu dengan memberikan orang tersebut beberapa
item sikap yang telah ditentukan derajat favorabilitasnya. Pembuat skala perlu
membuat sampel pernyataan sikap sekitar 100 buah atau lebih, kemudian
sampai 11. Median dari penilaian antar penilai terhadap item ini dijadikan
sebagai nilai skala masing-masing item. Pembuat skala menyusun item dari
skala terendah sampai tertinggi, kemudian memilih item untuk kuesioner
setuju diberi nilai 5. Skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala
c) Skala Guttman
Penilaian pada skala Guttman untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jika
(29)
tidak setuju diberi skor 0. Sikap dikatakanpositif (mendukung) bila hasil
c. Praktik (Practice)
terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana.
Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap tidak dapat terwujud dalam tindakan nyata.(30)
1) Tingkatan dalam praktik :
b) Mekanisme (mechanism)
sama.
c) Adopsi (adoption)
disebut adopsi.
memberikan tanda “ya” atau “tidak” sesuai dengan tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rosedur. Selain menggunakan check list, penilaian praktik juga
mengenai praktik yang terkait dan responden diberikan pilihan “ya”atau “tidak”
mengapa seseorang berperan serta atau berperilaku karena ada empat alasan
pokok, yaitu :
2) Ada acuan dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personal references).
perilaku atau peran serta ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu :
1) Faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
Dengue
terhadap suatu stimulus atau obyek. Dalam hal ini sikap hidup bersih
digambarkan pada seseorang yang rajin dan suka akan kebersihan, dan cepat
DBD. Hasil penelitian terhadap 200 ibu rumah tangga menunjukkan bahwa
DBD dengan nilai X2 sebesar 5,653 dan nilai p sebesar 0,017 (α = 0,05).
pendidikan kesehatan.
mengalami peningkatan jumlah respon 9,1% sesudah post- test. Selain itu
21,2% pada pre-tes menjadi 9,1% pada saat post-tes. Hal ini menunjukkan
Karang Tengah Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Hasil dari penelitian
ini adalah Perilaku ibu dalam pencegahan penyakit DBD lebih dari separuh
responden baik yaitu sebanyak 378 responden (51,5%), untuk kelompok umur
responden mempunyai persentase yang sama besar antara muda dan tua yaitu
sebesaar 378 responden (51,5%). Sebagian besar responden 367 (50%)
berpendidikan dasar dan sebagian besar responden 639 (87,1%) tidak bekerja.
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
DBD. Hasil penelitian terhadap 200 ibu rumah tangga menunjukkan bahwa
pencegahan DBD dengan nilai X2 sebesar 25,209 dan nilai p sebesar 0,000 (α
= 0,05).
mengetahui adanya jentik nyamuk, yang dilakukan dirumah dan tempat umum
secara teratur setiap bulan sekali untuk mengetahui keadaan populasi jentik
oleh kepala desa secara teratur, dengan melakukan pemeriksaan jentik pada
virus demam berdarah dengue, ada tambahan kasus dua hingga tiga kasus,
serta kepadatan jentik demam berdarah dengue> 5%. Jika teknik pengasapan
penggunaan peralatan dan petunjuk yang ada pada label insektisida serta
dan dikalibrasi dengan benar. Yang lebih penting lagi yang harus diperhatikan
adalah pada saat penyemprotan, makanaan harus ditutup dengan rapat agar
sebaiknya penghuni rumah tidak berada didalam rumah, agar aman. Begitu
juga sebelum penyemprotan perlu menutup rapat wadah air minum dan
penyemprotan dilakukan jika memang ada indikasi yang disebutkan dan pada
wilayah yang terjangkit demam berdarah dengue radius 100 m. Juga
melakukan fogging.
secara kelompok seperti pada pertemuan kader, arisan, dan kegiatan lain yang
lain-lain.
perubahan.
0,05.
yang dilakukan oleh masyarakat, tidak lepas dari peran serta sumber daya
kesehatan juga, yaitu faktor petugas kesehatan dan ketersediaan sumber daya
yang lain yang berupa anggaran dana, bahan atau materi, mesin atau alat, cara
Dalam hal ini sikap dan perilaku petugas kesehatan juga berpengaruh
merupakan tanggapan diri sendiri dari hasil rangsangan orang lain yang
Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Hasil uji analisa hubungan dengan uji
Chi-Square diperoleh hasil bahwa p =0,0001 yang berarti bahwa p< 0,05 maka
oleh anggota masyarakat, jika tidak maka akan dikenakan sangsi. Namun
dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat
diharapkan. Cara ini akan menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, akan
perubahan perilaku yang terjadi tidak didasarkan pada kesadaran diri sendiri.
7.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya
memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua
1) Komponen kognitif
tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
1) Menerima (Receiving).
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
2) Menanggapi (Responding).
3) Menghargai (Valuing).
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
merespon.
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang
Menurut Wawan dan Dewi (2010), sifat sikap ada dua macam, yaitu (38):
1. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
2. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang
terhadap suatu objek. Sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa
berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
Diantaranya adalah:
perilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang bersifat rasional. Teori ini juga
berpendapat bahwa tingkah laku individu dapat diramalkan dari tujuan tingkah
laku yang terbentuk dari attidute towardsthe behavior yaitu sejauh mana individu
menilai posiif atau negative mengenai konsekuensi tingkah laku tertentu, dan
norma subyektif yaitu sejauh mana individu percaya bhwa significant others
akanmelakukan tingkah laku apabila tingkah laku tersebut berdampak positif pada
dirinya dan orang lain menyuki atau menyetujui tingkah lakunya tersebut.
Teori ini hamper sama dengan teori perilaku beralasan. Namun pda teori ini
terhadapa hambatan yang mungkin terjadi ketika kita melakukan sebuah perilaku.
Menurut teori ini periaku dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subyektif
dan PBC. Intensi dapat memengaruhi perilaku seseorang secara langsung dan juga
kita dihadapkan pada sebuah kejadian atau peristiwa yang berlangsung secara
cepat, maka secara spontan sikap yang terdapat pada diri kita akan mengarah pada
tentang norma sosial dan sikap sehingga keduanya akan membentuk define kita
tentang situasi (persepsi) yang akan menentukan tingkah laku yang akan kita
norma sosial kita mengenai tolong menolong yang telah diajarkan dari sejak kecil
sebaliknya sikap dapat memengaruhi tingkah laku. Menurut teori ini, kita sering
menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak sejalan dengan diri kita yang memuat
kita tidak nyaman, dan kita akan berusaha untuk membuatnya balance dengan dua
pilihan, yaitu dengan cara mengubah sikap dan mengubah perilaku. Jadi, apabila
kita berada dalam sebuah situasi yang menekan atau menuntut keseragaman, maka
tingkah laku akan merubah sikapa dan apabila kita berada pada situasi yang tidak
menekan, maka sikap akan merubah tingkah laku. Contoh sikap yang merubah
tingkah laku: ketika kita menyukai seseorang, dan mau berpacaran dengannya,
tetapi karena mengetahui bahwa dia adalah seorang perook dan kita tidak menyuki
individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagaibentuk tekanan
barumelalui proses yang didasari oleh sikap yang positif maka perilaku tersebut
akanberlangsung lama.(39)
1. Pengalaman pribadi
2. Kebudayaan
dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desaterhadap kebebasan
dalam pergaulan.(42)
tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, danyang
kitaJika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi
diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan
seseorang.(42)
6. Faktor Emosional
fatal. Dalm waktu yang relatif singkat, penyakit ini dapat merenggut nyawa
Ciri-ciri nyamuk aedes aegypti seperti yang terlihat pada gambar 2.1 yaitu
nyamuk aedes aegypti berwarna hitam dengan belangbelang (loreng) putih pada
seluruh tubuhnya. Hidup didalam dan disekitar rumah, juga ditemukan ditempat
(menghisap) darah pada pagi hari sekitar 09.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-
17.00. Ini dikarenakan nyamuk betina menghisap darah untuk pematangan sel
telurnya setiap 2-3 hari. Umur nyamuk betina umumnya lebih panjang dapat
mencapai sekitar 1 bulan. Nyamuk jantan berumur lebih pendek daripada nyamuk
mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang di ikuti oleh fase kritis selama 2-3
hari. Waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko
untuk terjadi demam berdarah dengue atau syok sindrom demam yang dapat
berakibat fatal jika tidat mendapat pengobatan yang adekuat. Apabila terjadi
pendarahan atau syok, harus segera diberikan pengobatan yang tepat. Pengobatan
flaviviridae dan genus flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di
kenal dengan DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Keempat serotipe ini
kriteria diagnosa klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit
demam berdarah dengueyang dapat dilihat dari penderita kasus demam berdarah
1) Diagnosa Klinis
Demam tinggi mendadak 2-7 hari dengan suhu tubuh 38-40 °C. Terjadinya
pendarahan kecil didalam kulit, bintik merah pada kulit, pendarahan pada mata,
pendarahan pada hidung, pendarahan gusi, muntah darah, buang air besar
bercampur darah, dan adanya darah dalam urin. Rasa sakit pada otot dan
klinik lainnya yang sering menyertai yaitu hilangnya selera makan, lemah, mual,
2) Diagnosa Laboratoris
Trombositopeni pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit hingga
lebih.
memegang peranan pada penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vektor
sumber penular demam berdarah dengue. Virus dengueberada dalam darah selama
4-7 hari mulai 1-2 hari sebelumdemam. Bila penderita demam berdarah
denguedigigit nyamukpenular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk
menularkan kepada oranglain. Virus ini akan berada dalam tubuh nyamuk
mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap
nyamuk penularnya. Oleh karena itu tempat yang potensial untuk terjadi
penularan demam berdarah dengue adalah wilayah yang banyak kasus demam
seperti sekolah, hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah, rumahsakit atau
kota, penduduk pada lokasi ini umumnya berasal dari berbagai wilayah maka ada
Dikenal ada 4 serotipe virus dengueyaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Virus
dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu antara 3-7 hari,
virus akan terdapat didalam tubuh manusia. Dalam masa tersebut penderita
2) Host
Host adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus dengue. Beberapa
infeksi virus dengue. Semua golongan umur dapat terserang virus dengue,
meskipun baru berumur beberapa hari setelah lahir. Penyakit yang disebabkan
virus dengueini terutama menyerang pada anak-anak berumur antara 5-9 tahun.
4) Jenis Kelamin
5) Nutrisi
peningkatan antibodi dan karena ada reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik,
6) Populasi
virus dengue, karena daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah
7) Mobilitas Penduduk
8) Lingkungan (environment)
Negara terutama di Negara tropik dan subtropik yang terletak antara 30° Lintang
Utara dan 40° Lintang Selatan seperti Asia Tenggara dengan tingkat kejadian
demam berdarah denguesekitar 50-100 juta kasus setiap tahunnya. Penyakit ini
endemic maupun epidemik yang menyebar dari suatu daerah ke daerah lain atau
(2) Musim
Dengue
b) Mencegah gigitan nyamuk dengan cara memakai lotion anti nyamuk atau
insektisida
Nyamuk
( Fogging atau pengasapan )
Kimia
Jentik Fisik
pencegahan DBD
Biologi
Gambar 3. Skema Pencegahan DBD
Sumber : WHO (2008) s
Keterangan :
abatisasi.
c. Biologi : memelihara ikan pemakan jentik(ikan kepala timah, ikan gupi, ikan
nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang kawat kasa
nyamuk.
4. Penanggulangan wabah
berdarah dengueadalah :
a. Faktor Internal
seseorang. Jika kondisi badan tetap bugar kecil kemungkinan untuk terkena
daya tahan cukup kuat dari infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit,
atau virus seperti penyakit demam berdarah dengue. Oleh karena itu sangat
penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada musim hujan dan
lebih banyak.(45)
b. Faktor eksternal
menderita demam berdarah dengue dapat dilihat dari kondisi berbagai tempat
tergantung didalam rumah seperti gorden, kelambu, dan pakaian. Maka dari
itu pakaian yang terrgantung dibalik pintu sebaiknya dilipat dan disimpan
dalam lemari, karena nyamuk aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat
8. Kerangka Teoritis
diseluruh kawasan dunia, dan penyakit ini sering muncul sebagai KLB (Kejadian
Luar Biasa) sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap
ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Asia menempati urutan pertama dalam
jumlah penderita demam berdarah setiap tahunnya. Sementara itu, WHO (World
sangat kompleks yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak
terencana dan tidak terkendali, tidak adanya kontrol nyamuk yang efektif di
air. Namun demikian kedua metode tersebut belum berhasil dengan memuaskan.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh keluarga atau masyarakat secara rutin,
serentak dan berkesinambungan. Metode ini dipandang sangat efektif dan relatif
keluarga atau masyarakat adalah dengan cara melakukan kegiatan 3M plus yaitu,
mengusir atau menghindari gigitan nyamuk dengan memakai obat anti nyamuk
DBD. Namun perilaku tersebut harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan
tindakan yang benar sehingga dapat diterapkan dengan benar. Sekarang ini masih
seperti anggapan bahwa DBD hanya terjadi di daerah kumuh dan PSN tidak
tampak jelas hasilnya dibanding fogging. Teori dalam bab II, dapat di rumuskan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
(Predisposisi Factor)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Nilai
5. Pekerjaan
(Notoatmodjo, 2010)
Upaya pencegahan
Faktor pemungkin dari perilaku demam berdarah
(enabling factor) dengue(DBD)
1. Lingkunagan fisik
2. Fasilitas dan sarana kesehatan
Meliputi :
(Notoatmodjo, 2010)
1. 3M plus oleh
masyarakat
Faktor penguat dari perilaku 2. Penyuluhan DBD
(reinforcing factor) oleh petugas
1. Sikap dan perilaku petugas 3. Memakai obat anti
kesehatan Nyamuk oleh
2. Tokoh masyarakat masyarakat
(Notoatmodjo, 2010) (Depkes RI, 2012)
bisa berjalan dengan lancar. Pencegahan penyakit DBD dikenal dengan istilah
teknik, yaitu kimia, biologi dan fisika. Pengendalian DBD secara kimia, dapat
yang berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu dan
hari terutama untuk minum dan masak. Untuk pengendalian DBD secara
ditemukan pada habitat yang sama dengan larva yang menjadi mangsanya
seperti ikan cupang dan ikan nila. Sedangkan pemberantasan secara fisika
sebagai berikut:
Demam berdarah
dengue
Sikap masyarakat
Upaya pencegahan
DBD
Pemakaian obat
Penyuluhan Perilaku 3M
nyamuk
Penurunan angka
kejadian DBD
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks langsung yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. (46)
dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
penelitian kualitatif yang salah satunya dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat
mendiskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
Fokus adalah sebutan bagi masalah yang akan dikaji dalam penelitian
kualitatif. Penetapan fokus ditujukan untuk membatasi studi dan penetapan fokus
berfungsi untuk memenuhi kriteri inklusi-esklusi atau memasukkanmengeluarkan
suatu informasi yang baru diperoleh dari lapangan.(47) Fokus penelitian ini berisi
pokok kajian yang menjadi pusat perhatian, yaitu akan mengkaji bagaimana
istilah digunakan untuk memberikan suatu definisi terhadap apa istilah atau kata
agar setiap orang memiliki persepsi yang sama terhadap kata tersebut. Adapun
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Perilaku
1. Populasi
Bergas Kabupaten Semarang, yaitu sebanyak 874 ibu (data per Oktober 2016).
2. Sampel
informan kunci (key person). Informan kunci merupakan salah satu jenis
subjek penelitian tertentu yang meskipun dalam jumlah sedikit tetapi dapat
1. Data Primer
2. Data sekunder
Data sekunder sebagai pelengkap dan penunjang data primer didapatkan
dari data dari Desa Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, antara
2. Perangkat Merekam
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap
data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan berupa coretan seperlunya yang
1. Wawancara
tertentu informasi dari semua responden, tapi susunan kata dan urutannya
orang pikirkan dan rasakan mengenai peristiwa tertentu. Untuk memperoleh data
secermat mungkin, peneliti membawa alat perekam suara agar peneliti dapat
menulis), dan data yang peneliti peroleh juga cuup lengkap, sehingga ketika
2. Dokumentasi
1. Validitas
yang digunakan adalah teori. Menurt Patton dalam (Moleong, L.J, 2010),
bahwa fakta yang dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau
b.
baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari
pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti, sehingga peneliti
2. Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan melalui cara audit trail (penelusuran audit).
berikut (49):
mendalam.
berlangsung, berulang kali kapan saja bila dirasa perlu, sehingga dapat diadakan
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehngga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (49) Analisis
(data yang terkumpul) kemudian diambil secara umum. Strategi pendekatan yang
dari fakta atau informasi empiris (data) untuk membangun konsep hipotesis dan
1. Reduksi Data
yang muncul di lapangan dengan langkah membuang atau mengurangi data yang
tidak perlu seperti membuang data wawancara yang sama antar informan,
2. Penyajian Data
3. Verifikasi Data
yang utuh. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman tehadap data
yang telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami
dengan mangacu pada pokok permasalahan yang diteliti. Kesimpulan disertakan
DAFTAR PUSTAKA
2010.
30.
15. Alwi H. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
2010.
22. Wawan & Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
2012.
26. A.Wawan & Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
2012.
Rehabilitatif, tersedia di
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/2052-gerakan-
indonesia-cinta-. 2012.
2008.
35. Harmani & Hamal. Harmani & Hamal, 2013. Hubungan Antara
38. Wawan A dan D. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
43. Satari HI. Demam Berdarah Perawatan di Rumah & Rumah Sakit. 2008.
46. Anggraini DS. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogori: Cita Insan Madan;
2010.
48. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Rosdakarya; 2010.