Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. E-Voting

1. Pengertian E-Voting

Pengertian e-voting menurut Smith & Clark (2005 : 513-530) adalah:

E-Voting enhancement of I-voting is one of the latest and extremely

popular methods of casting votes, and is usually performed by using either

a PC via a standard web browser; touch-tone telephone or cellular phone,

digital TV, or a touch screen in a kiosk at a designated location.

Electronic voting (E-Voting) is any voting method where the voter’s

intention is expressed or collected by electronic means. There are

considered the following electronic voting ways”. Jadi, E-Voting

merupakan suatu cara pemilihan dan pengumpulan menggunakan bantuan

alat elektronik.

Menurut Zafar & Pilkjaer (dalam Priyono & Dihan, 2010), bahwa e-

voting adalah: E-Voting combines technology with the democratic process,

in order to make voting more efficient and convenient for voters. Evoting

allows voters to either vote by computer from their homes or at the polling

station”.

Jadi, e-voting merupakan suatu penggabungan antara teknologi dan

proses demokrasi, yang memudahkan dan memberikan kenyamanan

pemilih di dalam melakukan penggunaan hak suaranya baik itu melalui

13
14

peralatan elektronik yang ada di rumahanya ataupun datang ketempat

pemilihan yang telah disediakan.

2. Manfaat E-Voting

Menurut Eliasson & Zuquete (2006) penerapan e-voting

memberikan sejumlah manfaat, misalnya transparansi, efisien, hemat

waktu dan biaya, serta akuntabilitasnya terjamin. Menurut Z afar &

Pilkjaer (dalam Priyono & Dihan, 2010) yang menegaskan tentang adanya

sejumlah aspek manfaat dari penerapan e-voting yaitu:

a. Biaya: terkait sumber daya dan investasi yang lebih hemat dibanding

dengan sistem tradisional yang lebih sulit, kompleks dan tidak efisien.

b. Waktu: terkait waktu pelaksanaan pemilihan yang lebih cepat dan

kalkulasi hasil yang lebih tepat dibandingkan sistem yang tradisional.

c. Hasil: terkait dengan kalkukasi hasil yang lebih tepat dan akurat serta

minimalisasi terjadinya kasus human error selama sistem yang

dibangun terjamin dari berbagai ancaman kejahatan.

d. Transparansi: terkait dengan transparansi dari semua proses karena

semua dilak ukan oleh suatu sistem yang otomatis dan real time online.

3. Kelebihan dan Kelemahan E-Voting

Menurut IDEA (2011), e-voting memiliki kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut :

a. Kelebihan E-Voting

1) Penghitungan dan tabulasi suara lebih cepat

2) Hasil lebih akurat karena kesalahan manusia dikecualikan.


15

3) Penanganan yang efisien dari formula sistem pemilu yang rumit

yang memerlukan prosedur perhitungan yang melelahkan.

4) Peningkatan tampilan surat suara yang rumit.

5) Meningkatkan kenyamanan bagi para pemilih.

6) Berpotensi meningkatkan partisipasi dan jumlah suara, khususnya

pemilihan melalui Internet.

7) Lebih selaras dengan kebutuhan masyarakat yang mobilitasnya

semakin meningkat.

8) Pencegahan kecurangan di TPS dan selama pengiriman dan

tabulasi hasil dengan mengurangi campur tangan manusia.

9) Meningkatkan aksesibilitas, contohnya, memakai surat suara audio

untuk pemilih tuna rungu dengan pemilihan melalui Internet, begitu

pula pada pemilih yang tinggal di rumah dan yang tinggal di luar

negeri.

10) Kemungkinan menggunakan layar multibahasa yang dapat

melayani para pemilih multibahasa dengan lebih baik dibandingkan

surat suara.

11) Pengurangan surat suara yang rusak karena sistem pemilihan dapat

memperingatkan para pemilih tentang suara yang tidak sah

(walaupun pertimbangannya harus diberikan untuk memastikan

bahwa para pemilih bisa tidak memberikan suaranya jika mereka

memilih demikian).
16

12) Berpotensi menghemat biaya dalam jangka panjang melalui

penghematan waktu pekerja pemungutan suara dan mengurangi

biaya untuk produksi dan distribusi surat suara.

13) Penghematan biaya melalui pemilihan dengan Internet: jangkauan

global dengan pengeluaran logistik yang sangat sedikit. Tidak ada

biaya pengiriman, tidak ada keterlambatan saat pengiriman materi

dan menerimanya kembali.

14) Jika dibandingkan dengan pemilihan melalui pos, maka pemilihan

melalui Internet dapat mengurangi insiden penjualan suara dan

pemilihan oleh keluarga dengan memperbolehkan pemilihan

beberapa kali namun hanya suara terakhir yang dihitung dan

mencegah manipulasi dengan memberikan tenggat waktu bagi surat

masuk, melalui kontrol langsung saat pemungutan suara.

b. Kelebihan E-Voting

1) Kurangnya transparansi.

2) Terbatasnya keterbukaan dan pemahaman sistem bagi yang bukan

ahlinya.

3) Kurangnya standar yang disepakati untuk sistem E-Voting.

4) Memerlukan sertifikasi sistem, tapi standar sertifikasi tidak

disepakati secara luas.

5) Berpotensi melanggar kerahasiaan pemilihan, khususnya dalam

sistem yang melakukan autentikasi pemilih maupun suara yang

diberikan.
17

6) Risiko manipulasi oleh orang dalam dengan akses istimewa ke

sistem atau oleh peretas dari luar.

7) Kemungkinan kecurangan dengan manipulasi besar-besaran oleh

sekelompok kecil orang dalam.

8) Meningkatnya biaya baik pembelian maupun sistem pemeliharaan

e-voting.

9) Meningkatnya persyaratan infrastruktur dan lingkungan,

contohnya, berkaitan dengan pasokan listrik, teknologi komunikasi,

suhu, kelembaban.

10) Meningkatnya persyaratan keamanan untuk melindungi sistem

pemberian suara selama dan antara pemilu ke pemilu selanjutnya

termasuk selama pengangkutan, penyimpanan dan pemeliharaan.

11) Kurangnya tingkat kendali oleh penyelenggara pemilihan karena

tingginya ketergantungan terhadap vendor dan/atau teknologi.

12) Kemungkinan penghitungan ulang terbatas.

13) Kebutuhan untuk kampanye tambahan bagi pendidikan pemilih.

14) Berpotensi konflik dengan kerangka hukum yang ada.

15) Berpotensi kurangnya kepercayaan publik pada pemilihan

berdasarkan e-voting sebagai hasil dari kelemahan-kelemahan di

atas.
18

4. Syarat E-Voting

Syarat untuk tercapainya keberhasilan pelaksanaan metode E-Voting

tersebut ada syarat-syarat yang harus terpenuhi, menurut Cetinkaya at.al.

(dalam Latief, 2012) yaitu syarat fungsional:

a. Akurat, aman, reliable.

b. Mampu memberikan kemudahan dalam perhitungan.

c. Mudah untuk digunakan.

d. Transparan dan mudah dipahami.

e. Menghindari over votes (memilih lebih dari satu kali) dan

meminimkan under votes (atau biasa disebut Golput).

f. Pemilih dapat mengganti suara selama masih dalam proses pengisian

kartu suara.

g. Mengakomodasi kebutuhan pemilih yang memiliki keterbatasan.

Selain syarat fungsional ada juga syarat ketepatan menurut Oppliger

& Hogrefe (dalam Latief, 2012), yaitu:

a. Access control: perlindungan terhadap pemakaian yang tidak berhak.

b. Authentication: menyediakanjaminan identitas seseorang benarberhak.

c. Confidentiality: perlindunganterhadap pengungkapan identitas.

d. Integrity: melindungi daripengubahan data.

e. Non-repudiation: melindungi dari kemungkinan terjadinya duplikasi,

dengan menolak komunikasi yang sudah pernah dilakukan.


19

5. Tolok ukur keberhasilan E-Voting

Tolak ukur keberhasilan (Usability goals) pelaksanaan metode e-

voting seperti yang disampaikan oleh Preece, et.al. (2002) adalah:

a. Effectiveness, yaitu seberapa baik sistem dapat digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan yang diharuskan.

b. Efficiency, yaitu seberapa cepat dan hemat sistem dapat mendukung

pengguna dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

c. Safety, yaitu menghindarkan pengguna melakukan kesalahan yang

dapat merusak sistem atau membahayakan diri.

d. Utility, yaitu sistem menyediakan fungsionalitas yang dibutuhkan oleh

pengguna.

e. Learnability, yaitu seberapa mudah sistem dapat dipelajari oleh

pengguna.

f. Memorability, yaitu seberapa mudah pengguna mengingat cara

menggunakan sistem setelah mempelajari sistem.

6. Tipe Ssstem E-Voting

Berikut merupakan tipe dari sistem E-Voting menurut IDEA

(Institute for Democracy and Electoral Asistance, 2011), yang secara

teknis kebanyakan sistem E-Voting masuk ke dalam salah satu empat tipe

berikut:

a. Mesin pemungutan suara dengan pencatatan langsung elektronik

(DRE). DREbisa disertai atau tidak disertai jejak data dokumen (jejak
20

data dokumen audit pemilih yang dapat diverifikasi/VVPAT). VVPAT

ditujukan untukmenyediakan bukti fisik dari suara yang diberikan.

b. Sistem OMR yang didasarkan pada mesin pemindai dapat mengenali

pilihanpemilih di surat suara yang dapat dibaca oleh mesin khusus.

c. Mesin pencetak surat suara (EBP), perangkat yang serupa dengan mesin

DRE yang menghasilkan kertas yang dapat dibaca mesin atau koin

elektronik yangberisikan pilihan pemilih. Koin ini dimasukkan ke

pemindai surat suaraterpisah yang melakukan penghitungan suara

otomatis.

d. Sistem pemilihan melalui Internet yaitu saat suara diberikan melalui

Internetke server pusat penghitungan. Suara dapat diberikan baik

melalui komputerumum atau kios pemungutan suara di TPS atau yang

lebih umum darikomputer mana pun yang terkoneksi internet yang

dapat diakses pemilih.

Sedangkan menurut Gritzalis (dalam Rokhman, 2011), ada tiga

macam metode e-voting berbasis online:

a. Sistem pemindaian optik. Sistem ini dilakukan dengan cara kertas

diberikan kepada para pemilih kemudian hasilnya direkam dan dihitung

secara elektronik. Metode ini harus menyediakan surat suara yang dapat

dipindai dengan optik dan membutuhkan rancangan yang rumit dan

biaya mahal. Di samping itu, tanda yang melewati batas kotak marka

suara dapat menyebabkan kesalahan penghitungan oleh mesin

pemindai. Sistem ini biasa disebut sebagai e-counting.


21

b. Sistem Direct Recording Electronic (DRE). Metode ini para pemilih

memberikan hak suaranya melalui komputer atau layar sentuh atau

panel/papan suara elektronik. Kemudian hasil pemungutan suara

disimpan di dalam memori di TPS dan dapat dikirimkan baik melalui

jaringan maupun offline ke pusat penghitungan suara nasional. Para

pemilih masih diwajibkan untuk datang ke TPS namun data

penghitungan suara sudah dapat disimpan dan diproses secara realtime

dan online.

c. Internet voting. Pemilih dapat memberikan hak suaranya dari mana saja

secara online melalui komputer yang terhubung dengan jaringan di

mana pemungutan suara di TPS langsung direkam secara terpusat.

Metode ini membutuhkan jaringan komunikasi data yang berpita lebar

dan keamanan yang handal.

B. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

1. Pengertian OSIS

Menurut Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 menyatakan bahwa organisasi

Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di

tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Pasal 4

Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan).

OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi

pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing


22

dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh

siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. (Surat

Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor

226/C/Kep/0/1992).

2. Landasan Hukum Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

a. Pancasila

b. UUD 1945

c. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

d. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

e. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan

f. Permendiknas Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

3. Tujuan OSIS

OSIS merupakan salah satu sarana untuk melaksanakan

pembinaan kesiswaan. Tujuan pembinaan kesiswaam ini tercantum

dalam pasal 1 Permendiknas RI Nomor 38 Tahun 2008 tentang

pembinaan Kesiswaan yaitu:

a. Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa

b. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral

dalam mengambil keputusan yang tepat

c. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM

dalam kontek kemajuan budaya bangsa


23

d. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta

tanah air dalam era globalisasi

e. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan

kerja sama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis

f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai

karya artistik, budaya dan intelektual

g. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

4. Fungsi OSIS

Salah satu ciri pokok suatu organisasi adalah memiliki berbagai

macam fungsi , demikian dengan OSIS sebagai suatu organisasi memiliki

beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. berdasarkan Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah (2008) sebagai pedoman Pembinaan

Organisasi Siswa Intra Sekolah dan dijelaskan bahwa Osis memiliki 3

fungsi yaitu :

a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Wadah

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah

kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan

yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan. OSIS

sebagai wadah organisasi artinya tempat dimana para siswa

melakukan kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran ,

mengeluarkan pendapat untuk mencapai tujuan dan citacita bersama.

b. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Penggerak /

Motivator
24

OSIS sebagai motivator artinya mempengaruhi semangat para

siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama-sama dalam

mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu perangsang dan dorongan

bagi seseorang agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dan

produktif. Sedangkan motivator adalah yang melakukan suatu

dorongan tersebut.

c. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Pembinaan Siswa

OSIS sebagai pembinaan kesiswaan merupakan jalur

pembinaan yang berusaha memberi bekal pengetahuan dan

pengalaman kepada siswa untuk memimpin dirinya, orang lain, dan

lingkungannya dalam mengikuti kegiatan sekolah dan kehidupan

sosial sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk mencapai

keberhasilan pendidikan siswa di sekolah.

5. Struktur dan Tugas Organisasi OSIS

a. Struktur

Organisasi ini bersifat intra sekolah dan menjadi satu-satunya

wadah yang menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui

kegiatan ekstrakulikuler yang menunjang kurikulum tidak menjadi

bagian organisasi di luar sekolah. Pada dasarnya setiap OSIS di satu

sekolah memiliki struktur organisasi berbeda Antara satu dengan

yang lainnya, namun biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS

meliputi :

1) Ketua Pembina (Kepala Sekolah)


25

2) Wakil Ketua Pembina (Wakasek Kesiswaan)

3) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)

4) Ketua Umum

5) Wakil Ketua

6) Sekretaris

7) Wakil Sekretaris

8) Bendahara

9) Wakil Bendahara

10) Sekretaris Bidang, yang meliputi 10 (sepuluh) bidang.

b. Tugas

Menurut Mamat Supriatna (2010: 16) rincian tugas para

pengurus OSIS yang penulis ambil dari sebagai berikut:

1) Ketua

a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana

b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan

c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan

direncanakan oleh aparat kepengurusan

d) Memimpin rapat

e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan

berdasarkan musyawarah dan mufakat

f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan

2) Wakil Ketua

a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan


26

b) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil

keputusan

c) Menggantikan ketua jika berhalangan

d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya

e) Bertanggung jawab kepada ketua

f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris

mengkoordinasikan seksi-seksi.

3) Sekretaris

a) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil

keputusan

b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat

c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta

arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan

d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan

e) Bersama ketua menandatangani setiap surat

f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi

g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan

kepada wakil sekretaris

4) Wakil Sekretaris

a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris

b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan

c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-

seksi
27

5) Bendahara dan Wakil Bendahara

a) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan

pengeluaran uang/biaya yang diperlukan

b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran

uang untu pertanggung jawaban

c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan

d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala

6) Ketua Seksi

a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi

tanggung jawabnya

b) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan

c) Memimpin rapat seksi

d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan

berdasarkan musyawarah dan mufakat

e) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban pelaksanaan

kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator

6. Program-Program OSIS

Program OSIS setiap seksi bidang yang terdiri dari 10 bidang

memiliki program-program yang terstruktur. Adapun rincian program

OSIS di setiap seksi bidang adalah sebagai berikut :


28

a. Seksi Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, antara lain:

1) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama

masing-masing;

2) Memperingati hari-hari besar keagamaan

3) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama

4) Membina toleransi kehidupan antar umat beragama

5) Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan

6) Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di

sekolah

b. Seksi Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain:

1) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah

2) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial)

3) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama

pergaulan

4) Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban

terhadap sesame

5) Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga

sekolah

6) Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban,

keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).

c. Seksi Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan

bela negara, antara lain:


29

1) Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /atau hari

sabtu, serta hari-hari besar nasional

2) Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne)

3) Melaksanakan kegiatan kepramukaan

4) Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah

5) Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan

semangat perjuangan para pahlawan

6) Melaksanakan kegiatan bela Negara

7) Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambanglambang

Negara

8) Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar negara.

d. Seksi Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai

bakat dan minat, antara lain:

1) Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian

2) Menyelenggarakan kegiatan ilmiah

3) Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang

bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)

4) Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke

tempat-tempat sumber belajar

5) Mendesain dan memproduksi media pembelajaran

6) Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian

7) Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah

8) Membentuk klub sains, seni dan olahraga


30

9) Menyelenggarakan festival dan lomba seni

10) Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.

e. Seksi Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik,

lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial .

1) Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS

sesuai dengan tugasnya masing-masing

2) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa

3) kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan professional

4) Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan orang lain dalam

pergaulan masyarakat

5) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan

pidato

6) Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat

akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan

7) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan

sekolah.

f. Seksi Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan,

antara lain:

1) Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan

suatu barang menjadi lebih berguna

2) Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang

dan jasa

3) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produkdsi


31

4) Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja

lapangan (PKL)/praktek kerja industri (Prakerim)

5) Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui

sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus

g. Seksi Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis

sumber gizi yang terdiversifikasi antara lain:

1) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

2) Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS)

3) Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), minuman keras,

merokok, dan HIV AIDS

4) Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja; 5) Melaksanakan

hidup aktif

5) Melakukan diversifikasi pangan

6) Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah

h. Seksi Pembinaan sastra dan budaya, antara lain:

1) Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang

sastra

2) Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya

3) Meningkatkan daya cipta sastra

4) Meningkatkan apresiasi budaya

i. Seksi Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara

lain :
32

1) Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran

2) Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi

3) Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan.

j. Seksi Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain :

1) Melaksanakan lomba debat dan pidato

2) Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi

3) Melaksanakan kegiatan English Day

4) Melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris (Story

Telling)

5) Melaksanakan lomba puzzies words/scrabble.

7. Pegurus OSIS

Menurut Malayu Hasibuan (2005: 24) pengurus adalah seluk beluk

yang berhubungan dengan tugas pengurus (KBBI), dengan pernyataan

demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa kepengurusan adalah

pengurus yang berada didalam organisasi yang memelihara sebuah

organisasi untuk lebih memajukan kinerja organisasi tersebut. Mengikuti

kepengurusan OSIS, akan membuat dalam diri siswa tertanam sikap

untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seorang

siswa yang mempunyai rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab ini

akan muncul apabila ada unsur paksaan. Unsur paksaan ini bersifat

positif guna untuk menumbuhkan tanggung jawab didalam diri seorang

siswa. Kalau sudah tumbuh rasa tanggung jawab dalam diri siswa, maka

siswa tersebut dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin. Karena untuk


33

menjadi seorang pemimpin selain mempunyai sekil dan kemampuan,

seorang pimimpin juga harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap

apa yang dipimpinnya.

Dampak yang ditimbulkan dari mengikuti kepengurusan OSIS

a. Dampak Positif

1) Menambah rasa percaya diri

2) Meningkatkan rasa kebersamaan

3) Memiliki banyak pengalaman

4) Cepat menemukan problem solving dalam menghadapi

permasalahan

5) Memiliki jiwa sosial yang tinggi 6) Banyak dikenal oleh warga

sekolah maupun luar sekolah

b. Dampak Negatif

1) Sulit membagi waktu antara belajar dan organisasi

2) Jarang mengikuti pelajaran di kelas

3) Prestasi belajar menurun

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan berpartisipasi dalam pemilihan ketua OSIS dilaksanakan

dengan sistem E-Voting dimana akan diteliti prosesnya dan kendala yang

dihadapi dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang dari

menggunakan sistem E-Voting.


34

Pemilihan ketua OSIS

Sistem E-Voting

Kendala-kendala yang Proses


dihadapi dalam
menerapkan sistem E-
Voting

Respon siswa dari


Upaya-upaya yang diterapkannya sistem
dilakukan dalam E-Voting dalam
menghadapi kendala pemilihan ketua OSIS
diterapkannya sistem
E-Voting

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai