PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Starta I keperawatan
DI SUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi setiap tahun. Menurut WHO (2016) sebelum tahun 1970, hanya 9 negara
mengalami epidemi parah kasus demam berdarah dengue tetapi saat ini menjadi kasus
endemi di lebih dari 100 negara di wilayah WHO yaitu Afrika, Amerika, Mediterania
Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Wilayah Amerika, Asia Tenggara dan
Pasifik Barat merupakan wilayah dengan tingkat kejadian yang paling serius. Di tahun
2008 kasus DBD di seluruh Amerika,Asia Tenggara dan Pasifik Barat melebihi 1.2
juta dan lebih dari 3.2 juta pada tahun 2015. Pada tahun 2015 terjadi 2.35 juta kasus
DBD yang dilaporkan masyarakat di Amerika. Dari jumlah 10,200 kasus, yang
didiagnosis menyebabkan kematian ada 1,181 kasus (WHO, 2016).
tidak harus menunggu progra pembagian abate dari puskesmas (19). Selain itu,
pemberian pemahaman terkait penyebab dan cara pencegahan penyakit DBD kepada
2
masyarakat, khusus ibu rumahtangga, harus terus dimaksimalkan. Masih banyak ibu
rumah tangga yang memiliki persepsi bahwa nyamuk Aedes aegyti hanya sebagai
binatang pengganggu saja,tidak dimaknai sebagai vektor penyakit
Dalam Penilitian Endah Tri Suryani Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih
menjadi permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia dimana jumlah kasus yang
dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 129.650kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 1.071 orang. Kota Blitar merupakan daerah dengan kasus demam berdarah
tertinggi ke-13 di Provinsi Jawa Timur.
Hasil penelitian Endah Penilitian Tri Suryani menunjukkan pada tahun 2015 dan
2017, mayoritas kasus demam berdarahterjadi pada laki-laki, sedangkan pada tahun
2016 mayoritas kasus terjadi pada perempuan. Pola sebaran kasus demam berdarah
tahun 2015 hingga tahun 2017, paling banyak diderita oleh kelompok umur 5-14
tahun. Pola kejadian demam berdarah dibanding jenis kelamin yang menunjukkan
kenaikan setiap tahunnya adalah pada usia 15- 44 tahun. Pola kejadian demam
berdarah akan menurun pada usia ≥ 45 tahun.(Endah ,2017)
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangemanan dan
Nelwan (2012) yang berjudul perilaku masyarakat tentang program pemberantasan
penyakit DBD. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Minahasa Utara dengan
mewawancarai 345 anggota keluarga sebagai responden. Hasil dari penelitian ini
memperlihatkan perilaku keluarga dalam tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) sebagian besar menunjukkan perilaku yang baik yaitu sebanyak 216 (62,61%),
namun masih diperlukan kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan secara
langsung karena yang dilakukan selama ini hanya melalui media cetak dan elektronik.
Nelwan (2012)
Penelitian lain oleh Pantouw, Siagian dan Lampus (2016) dengan judul hubungan
pengetahuan dan sikap masyarakat dengn tindakan pencegahan penyakit demam
berdarah dengue. Penelitian ini dilakukan pada 95 kepala keluarga di Kelurahan
Tuminting Kota Manado. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar
responden (69,5%) sudah memiliki tindakan yang baik tentang pencegahan demam
berdarah dengue, namun masyarakat masih mengeluhkan pembagian bubuk abate
yang tidak merata mempengaruhi tindakan pencegahan DHF oleh masyarakat,
3
sehingga perlu adanya perhatian dari petugas kesehatan.Penelitian yang dilakukan di
Blora oleh Nuryanti (2013) tentang perilaku pemberantasan sarang nyamuk di
masyarakat dengan jumlah sampel 92 orang menunjukkan peran petugas kesehatan
yang aktif seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat cara pemberantasan
sarang nyamuk yaitu dengan melakukan menguras, menutup, mengubur (3M) plus,
hal tersebut 5 kali kemungkinan masyarakat akan berperilaku baik dalam
pemberantasan sarang nyamuk bila dibandingkan dengan peranpetugas kesehatan
yang kurang aktif. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang terbukti berhubungan
dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk adalah pengetahuan, sikap,
ketersediaan informasi dan peran petugas kesehatan (Pantaw, dkk, 2016)
Dari data diatas berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas maka
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Banyaknya masyarakat yang minim
pengetahuan tentang penyakit demam berdarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah penelitian
ini adalah “Bagaimana memberikan informasi yang akurat tentang masyarakat
yang minim pengetahuan demam berdarah”
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dihaarapkan masyarakat sadar akan pengetahuan penyakit demam berdarah dan
pencegahan dan penularanya.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahuigejala demam berdarah dengan baik dan benar.
2) Mengetahui distribusi frekuensi cara penularann demam berdaarah dan
mengetahui ciri-ciri nyamuk tersebut..
3) Mengetahui hubungan cara pencegahan dan penularan nya agar tidak tertular
dan mengetahui bagaimana penanggulangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengembang kemampuan peneliti sehingga dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan dibangku kuliah dan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam hal penelitian ilmiah.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai penambahan referensi yang dapat digunakan untuk penelitian
berikutnya, sebagai wacana ilmiah dan acuan untuk melaksanakan penelitian-
penelitian lebih lanjut, khususnya yang menyangkut tentang minimya
pengetahuan tentang penyakit demam berdarah.
5
6