Anda di halaman 1dari 28

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kajian Literature Review

Proses pencarian dilakukan melalui elektronik based seperti : Google Scholar hasil

pencari melalui google scholar dengan kata kunci Hubungan pengetahuan, ,

motivasi, Dukungan keluarga,Faktor Faktor Kepatuhan minum obat Penderita TB

rentan tahun 2015-2020 ditemukan 3.300 jurnal. Setelah mendapatkan hasil

pencarian jurnal peneliti melalukan penyaringan berdasarkan kata kunci rentan tahun

2015-2020 didapatkan jurnal sebanyak 45 jurnal dan disaring kembali berdasarkan

keseluruhan isi jurnal didapatkan hasil sebanyak 10 jurnal yang memenuhi kriteria.

Kesimpulanya adalah jumlah yang dipakai dalam pembuatan literature review ini

sebanyak 10 artikel yang merupakan artikel Nasional dan International.

Metode
(desain,
N Penelitian Tahun Bahasa Sumber Judul Sampel, Hasil/Temua
o Artikel Peneltian Variabel,
Instrumen
Analisis)

1. Nike Puspita Alwi Indonesia Google HUBUNGA Metode Univariat:


Scholar N cross Motivasi
Ainil Fitri MOTIVASI sectional. -Kuat 87,5%
-sedang 12,5%
Ririn Ambarita DENGAN
KEPATUHA Sampel Kepatuhan
N MINUM 32 orang Tinggi 68,8%
Rendah 31,2
JKA (Jurnal OBAT ANTI Variabel
Keperawatan TUBERKUL Kepatuhan
Abdurrab) OSIS (OAT) Motivasi
PADA
Volume 05 No. 01,
PASIEN
Bulan Juli Tahun Bivariat:
2021 | TUBERKUL Instrumen -Dari hasil
ISSN CETAK : OSIS Analisis Berdasarkan
2541-2640 hasil penelitian,
Univariat didapatkan
ISSN ONLINE : Bivariat
2579-8723 distribusi
berdasarkan
motivasi minum
obat

yang terbanyak
adalah
responden yang

memiliki
motivasi kuat
dengan jumlah
28

(87,5%). Dari
penelitian ini
diketahui
sebanyak

84,38%
responden
merasa sangat
setuju bahwa

memeriksa
kesehatan secara
rutin itu penting

dan 90,6%
menjawab
sangat tidak
setuju

untuk berhenti
berobat jika
tidak ada batuk

lagi, hal ini


memperlihatkan
bahwa motivasi
mereka kuat
untuk menjalani
pengobatan

TB

Berdasarkan
hasil penelitian,
didapatkan

distribusi
berdasarkan
kepatuhan
minum

obat pada pasien


tuberkulosis
yang

terbanyak
adalah
responden
kepatuhan

tinggi dengan
jumlah 22
responden
(68,7%).

2 Ni Made Indonesia Google PENGARUH Metode diperoleh


Irnawati* schoolar DUKUNGAN Cross
KELUARGA sectional responden
Iyone E. T. dengan
TERHADAP
Siagian+, Ronald Sampel kepatuhan
KEPATUHA 56 orang
I. Ottay minum
N MINUM
OBAT Variabel obat baik
PADA -Dukungan
dengan
keluarga
dukungan
PENDERITA -Kepatuhan
keluarga
TUBERKUL minum obat
-sikap
OSIS DI baik sebanyak
PUSKESMA Instrumen 58 responden
S MOTOBOI Analisis (93.5%)
KECIL Univariat
KOTA Bivariat dan dengan
dukungan
KOTAMOB keluarga
AGU kurang

sebanyak 4
responden
(6.5%).

Responden
dengan
kepatuhan
minum

obat rendah
dengan
dukungan
keluarga

baik sebanyak
7 responden
(53.8%) dan

dengan
dukungan
keluarga
kurang

sebanyak 6
responden
(46.2%).

3 I Wayan Baliasa, Indonesia Google Hubungan Metode menunjukkan


Wulan Pingkan schoolar Pengetahua Cros bahwa hanya
Julia Kaunang, n, Sikap dan Sectional pengetahuan
Barnabas Harold Tindakan yang memiliki
Sampel
Ralph Penderita korelasi
49 pasien
Tuberkulosi
Kairupan signifikan dan
s
Variabel positif (p=0,005;
dengan -Hubungan r=0,374 )
Hasil Terapi pengetahun dengan hasil
Volume 1 Nomor -Perilaku
di terapi
4, Nopember 2020 terhadap sedangkan sikap
Puskesmas
ISSN: 2721-9941 kepatuhan
Biak dan
minum obat
Penerbit: Banggai
tindakan
berkorelasi yang
tidak signifikan.
Hal ini
menunjukkan
bahwa
hubungan

pengetahuan
tentang TB
dengan hasil
terapi.
Pengetahuan
berkorelasi
positif berarti

semakin tinggi
pengetahuan
tentang TB
semakin tinggi
pula hasil
terapinya, yang
pada

akhirnya
berdampak pada
tingginya
tingkat
kesembuhan
penderita TB
paru. Sebaliknya

tidak ada
hubungan antara
sikap dan
tindakan tentang
TB paru dengan
hasil terapi TB.

Faktor
pengetahuan
terhadap
kepatuhan turut
didukung oleh
penelitian yang
dilakukan

oleh Kondoy.
Menurut
Kondoy et al.,
(2014),
pengetahuan
pasien
berpengaruh
sebesar

48,5 % terhadap
kepatuhan
pasien di lima
Puskesmas di
Kota Manado.

Penelitian yang
dilakukan oleh
Wulandari
(2018),
pengetahuan
tentang TB paru

merupakan
faktor resiko
terjadinya
ketidakpatuhan
pada penderita
TB paru fase
lanjutan

dengan nilai OR
2,891 pada
(95% CI: 1,007-
8,297) p-value
0,079
menunjukkan
bahwa

penderita TB
paru dengan
pengetahuan
tentang TB
rendah memiliki
resiko terjadinya

ketidakpatuhan
sebesar 2,9 kali
lebih besar
dibandingkan
pengetahuan
tentang TB
tinggi.

Secara statistik
tidak ada
hubungan yang
signifikan antara
pengetahuan
tentang TB paru

dengan hasil
terapi pada
penderita TB
paru (p-value >
0,05).

4 Fitria Indonesia Google Metode Ada


Yuliana(2019) schoolar Hubungan Cross hubungan
Dukungan Sectional dukungan
Keluarga keluarga
Dengan Sampel dengan
Kepatuhan 55 orang kepatuhan
Pengobatan pengobatan
Tuberculosis Variabel Pasien
Paru -Dukungan Tuberculosis
di Rumah keluarga Paru p-Value
Sakit Paru - kepatuhan =
Dungus minum obat 0,000
Madiun
Intrumesn
analisis
- kuesionar
-Uji chi
squer
5 Ni Wayan Eka Indonesia Gool Hubungan Metode motivasi
Noperayanti1 , schoolar dengan Cross -Tinggi 32,4%
IGAA Sherlyna motivasi diri Sectional -Sedang 21,4%
dengan -Rendah 26,2%
Prihandhani2 , I
kepatuhan Sampel 42
Dewa Gde agung minum obat Variabel Kepatuhan
Fanji Pradiptha penderita -Hubungan Minum obat
tuberculosis Motivasi -patuh 66,7%
-Kepatuhan -Tidak patuh
minum obat 33,3%

Instrumen Berdasarkan
-univariat tabel diatas
-Bivariat dapat diketahui
motivasi

diri pasien TB
paru
menunjukan
sebagian besar
yaitu 22

orang (52,4%)
dalam kategori
tinggi.

6 I Kadek Dwi Indonesia Goole Hubungan Metode , menunjukkan


Swarjana 1 , Tintin Schoolar Pengetahuan Cross bahwa
Sukartini 2 , Dan Perilaku sectional
Makhfudli 3 Pengawas 15 responden
Sampel 60 (25.0%) dengan
Minum Obat
jurnal Terhadap pengetahuan
Variabel
Keperawatan Kepatuhan baik
- Hubungan
Muhammadiyah 6
pengetahua dengan
(1) 2021 Minum Obat
kepatuhan yang
Pada Pasien n terhadap patuh sebanyak
TB Paru Di 11 responden
Puskesmas kepatuhan
Tobadak minum obat (29.7%), tidak
Kabupaten pasien TB patuh sebanyak
Mamuju Paru 4 responden
Tengah (17.3%),
-Hubungan
perilaku sedangkan dari
terhadap 29 responden
kepatuhan (48.3%)
pengetahuan
minum obat
pasien TB sedang dengan
Paru patuh sebanyak
15 responden
(40.5%),
Instrumen tidak patuh
Univariat sebanyak 14
responden
Bivariat (60.8%) dan
dari

16 responden
(26.6%)
menunjukkan
pengetahuan

kurang dengan
kategori patuh
sebanyak 11
responden

(29.7%), tidak
patuh sebanyak
5 responden
(21.7%)

7 1FIRDAUS ROSA, Indonesia Goole HUBUNGAN Metode Dukungn


2 ISTI ILMIATI schoolar DUKUNGAN Cross kluarga
FUJIATI KELUARGA sectional
TERHADAP Buruk 48,1%
1,2UNIVERSITAS KEPATUHA Sampel
MUHAMMADIYA N MINUM Baik 90,5%
H SUMATERA OBAT ANTI Variabel
Dukungan menunjukkan
UTARA TUBERKUL
keluarga bahwa
OSIS (OAT)
ISSN. 2655-4399 Kepatuhan dukungan
DI UPT minum obat keluarga pada
Vol. 5 No. 4 PUSKESMAS penderita di
TELADAN Instrumen puskesmas
Desember 2020 Univariat
teladan dengan
Bivariat
kategori baik

terdapat
sebanyak 42
responden
(60,9%), dan
dengan kategori
buruk terdapat
sebanyak 27
responden
(39,1%).

Sedangkan
kepatuhan
minum obat
pada penderita
TB yang
termasuk
kategori patuh
sebanyak 51
responden
(73,9%),

dengan kategori
tidak patuh
sebanyak 18
responden
(26,1%).
8 Jaelani, Ida Faridah Indonesia Google HUBUNGAN Metode pada penderita
dan Yati Afiyanti soochlar MOTIVASI Cross TB di UPT
DENGAN sectional Puskesmas
KEPATUHA
N MINUM Sampel 41 Karang Tengah,
OBAT PADA orang diketahui bahwa
Jurnal Health Sains: PENDERITA diantara
p–ISSN : 2723-4339 Variabel
e-ISSN : 2548-1398 TUBERKUL -motivasi 41 orang
OSIS DI UPT -kepatuhan
responden yang
Vol. 2, No. 1, PUSKESMAS minum obat
memiliki
Januari 2021 KARANG
TENGAH Instrumen
motivasi rendah
KOTA Univariat
Bivariat terhadap
TANGERAN
kepatuhan
G
minum obat TB
TAHUN 2020
sebanyak 4
orang

responden
dimana dari 4
orang responden

yang memiliki
motivasi rendah
tersebut

seluruhnya
(100%) tidak
patuh minum

obat TB.
Sedangkan dari
41 orang yang

menjadi
responden
terdapat 7 orang

responden
dengan tingkat
motivasi tinggi

dan seluruhnya
(100%) patuh
minum obat

TB. Sementara
itu dari 41 orang
yang

menjadi
responden
sebagian besar

memiliki
motivasi sedang
yakni sebanyak

30 orang
responden
(96,7%) dimana

terdapat 1 orang
responden yang
tidak

patuh dalam
minum obat TB
(3,3%) dan

sisanya 29 orang
responden
(96,7%)

patuh minum
obat TB

9 Lusiane Adam Indonesia Google PENGETAH Metode Pengetahuan


schoolar UAN Cross
PENDERIT sectional Baik 31,3%

Jambura Health A Cukup 34,4%


Sampel 32
and Sport Journal TUBERKUL orang
Vol. 2, No. 1, OSIS PARU Kurang 34,4%
Februari 2020 TERHADAP Variabel
-
p-ISSN: 2654- KEPATUHA Pengetahua
718X, e-ISSN: N MINUM n Kepatuhan
2656-2863 OBAT ANTI -kepatuhan Patuh 53,1
minum obat
TUBERKUL
OSIS Tidak patuh
Instrumen
Univariat 46,,9%
Bivariat
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa
responden di
Puskesmas Kota
Timur yang
memiliki

pengetahuan
baik sebanyak
10 orang
(31,3%),
pengetahuan
cukup sebanyak
11 orang
(34,4%) dan

pengetahuan
kurang
sebanyak 11
orang (34,4%).
Menurut peneliti
hal ini
disebabkan oleh

pendidikan
responden,
dimana
responden
sebagian besar
berpendidikan
SMA, karena
pendidikan

adalah salah
satu faktor
pendukung
terhadap
kepatuhan
pasien dalam
pengobatan,
Pendidikan

yang tinggi akan


memudahkan
masyarakat
khusunya pasien
dalam menyerap
informasi dan

pengetahuan
untuk menuju
hidup sehat serta
mengatasi
masalah
kesehatannya.

10 Yuan Ch Indonesia Google PENGARUH Metode Sikap


Ratu¹,Akto scholar SIKAP DAN Cross
Yudowaluyo1 , DUKUNGA sectional Baik 17,8%
Balbina Antonelda N Cukup 17,7%
Sampel 74
Wawo1 KELUARG orang
A PASIEN Kurang 6,5%
TUBERKUL Variabel
CHMK HEALTH OSIS -dukungan
JOURNAL keluarga Dukungan
PARU -kepatuhan
VOLUME 5, keluarga
TERHADAP minum obat
NOMOR 2 APRIL
KEPATUHA -sikap Baik75,8%
2021
N MINUM
Instrumen Cukup 17,7%
OBAT ANTI -univariat
TUBERKUL -bivariat Kurang 6,5%
OSIS DI
PUSKESMA
S TARUS Kepatuhan
KABUPATE minum obat
N KUPANG Patuh 75,8%

Kurang patuh
16,1&

Tidak patuh
8,1%

dapat dilihat

bahwa
responden
dengan
dukungan

keluarga
terhadap minum
obat anti

tuberkulosis
terbanyak
berada pada

kategori baik
yang berjumlah
47 orang

(75,8%) dan
paling sedikit
adalah berada

pada kategori
kurang yang
berjumlah 4

orang (6,5%).
B. Pembahasan

1. Mengetahui Literasi Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis

pada penderita TB

Menurut Sarafino (2019) dikutip oleh (Slamet, 2020) mengartikan

kepatuhan atau ketaatan sebagai tingkat penderita melaksanakan cara

pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh petugas kesehatan. Teori

Decision 1985 mengatakan bahwa penderita merupakan pengambil

kebijakan dan kepatuhan sebagai hasil dari pengambilkebijakan.


Kepatuhan klien adalah perilaku yang sesuai dengan ketentuan

yangdiberikan oleh profesional kesehatan (Niven, 2018)

Hasil peneltian yang dilakukan menunjukkan 24 orang (42,1%)

menunjukkan kepatuhan dalam kategori tinggi dalam pengobataan TBC,

ini Menunjukkan bahwa pasien melaksanakan segala intruksi atau anjuran

dokter dan perawat untuk mengkonsumsi obat sesuai jadwal minum obat

setiap harinya, berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan tingginya

kepatuhan pasien dalam pengobatan TBC di Poklinik Paru RS. TK. II

Dustira Cimahi dikarenakan adanya dukungan keluarga, dimana banyak

pasien yang melaku kan pengobatan didampingi oleh keluarga dan PMO.

Hal sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa tugas PMO yaitu

memberi dorongan atau dukungan motivasi pada penderita TBC paru agar

tidak putus asa untuk minum obat secara teratur demi kesembuhannya

(Kalengkongan et al., 2020). Agar pasien yakin sudah sembuh, maka harus

melakukan periksa ulang dahak, adapun tugas PMO dalam hal ini adalah

mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak. Untuk menambah

informasi kepada penderita TBC paru pada penderita tuberculosis di

ciputat tahun 2014, yang menunjukkan sebagian besar responden sebesar

73,9% patuh minum obat

2. Literasi tingkat pengetahuan penderita tuberculosis paru berdasarkan

Literature Review

Pengetahuan adalah yang baik akan memunculkan sikap untuk

bereaksi terhadap objek dengan menerima, memberikan respon,


menghargai dan membahasnya dengan orang lain dan mengajak untuk

mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon terhadap apa

yang telah diyakiniPengetahuan dan sikap juga penting dalam

meningkatkan kepatuhan dalam minum obat, rendahnya pengetahuan

dan pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman dalam menjalankan

terapi minum obat (Keelly, McCarty & Sahm, 2014

Menurut penelian yang dilakukan bahwa pengetahuan yang memiliki

menunjukkan bahwa hanya pengetahuan yang memiliki korelasi

signifikan dan positif (p=0,005; r=0,374 ) dengan hasil terapi

sedangkan sikap dan Indonesian Journal of Public Health and

Community Medicine Vol. 1, No. 4, Nopember 2020 tindakan

berkorelasi yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan pengetahuan tentang TB dengan hasil terapi. Pengetahuan

berkorelasi positif berarti semakin tinggi pengetahuan tentang TB

semakin tinggi pula hasil terapinya, yang pada akhirnya berdampak

pada tingginya tingkat kesembuhan penderita TB paru. Sebaliknya

tidak ada hubungan antara sikap dan tindakan tentang TB paru dengan

hasil terapi TB. Faktor pengetahuan terhadap kepatuhan turut

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kondoy. Menurut

Kondoy et al., (2014), pengetahuan pasien berpengaruh sebesar 48,5

% terhadap kepatuhan pasien di lima Puskesmas di Kota Manado.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018), pengetahuan

tentang TB paru merupakan faktor resiko terjadinya ketidakpatuhan


pada penderita TB paru fase lanjutan dengan nilai OR 2,891 pada

(95% CI: 1,007-8,297) p-value 0,079 menunjukkan bahwa penderita

TB paru dengan pengetahuan tentang TB rendah memiliki resiko

terjadinya ketidak patuhan sebesar 2,9 kali lebih besar dibandingkan

pengetahuan tentang TB tinggi. Secara statistik tidak ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan tentang TB paru dengan hasil

terapi pada penderita TB paru (p-value > 0,05)

3 .Mengetahui Literasi Motivasi Penderita Tuberculosis paru

berdasarkan Literature Review

Menurut Uno (2017) di dalam buku karangan Nursalam (2015) bahwa

motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang

diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan,

dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan citacita,

penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik ,serta

kegiatan yang menarik. (Hamzah Uno2017).

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan motivasi

minum obat yang terbanyak adalah responden yang memiliki motivasi kuat

dengan jumlah 28 (87,5%). Dari penelitian ini diketahui sebanyak 84,38%

responden merasa sangat setuju bahwa memeriksa kesehatan secara rutin

itu pentingdan 90,6% menjawab sangat tidak setuju untuk berhenti berobat

jika tidak ada batuk lagi, hal ini memperlihatkan bahwa motivasi mereka

kuat untuk menjalani pengobatan TB Motivasi merupakan sebagai suatu

tujuan atau dorongan dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi


daya pergerak utama yang berasal dari diri seseorang ataupun dari orang

lain dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang

diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif (Dayana dan

Marbun,2018)

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kepatuhan

minum obat pada pasien tuberkulosis yang terbanyak adalah responden

kepatuhan tinggi dengan jumlah 22 responden (68,7%). Agar tercapai

angka kesembuhan pada penderita Tuberkulosis sangat memerlukan

kepatuhan yang tinggi. Sebanyak 100 % responden menjawab tidak pernah

untuk lupa atau terewatkan minum obat dan mengurangi dosis obat bahkan

menghentikan pengobatan tanpa memberitahu dokter. Dari jawaban

kuesioner tersebut tampak bahwa responden banyak yang memiliki

kepatuhan tinggi minum obat anti Tuberkulosis. Meskipun demikian masih

ada 31,2 % responden yang memiliki kepatuhan yang sedang. Hal ini tentu

menjadi tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan kepatuhan

penderita.

4 Mengetahui .Literasi Dukungan Keluarga penderita tuberculosis paru

berdasarkan Literature review

Dukungan keluarga adalah dukungan informasional keluarga berfungsi

sebuah kolektor dan desiminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Dalam kasus ini, keluarga dapat mendukung Klien dengan

memberikan informasi yang adekuat. Dan yang terakhir adalah

dukungan emosional. Dalam dukungan emosional, keluarga sebagai


sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaaan. Menurut penelitian yang dilakukan

Menurut peniltian Fitria Yuliana tahun 2019 yang berjudul dengan

hubungan dukungan keluarga Kepatuhan Pengobatan Tuberculosis

Paru di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun didapatkan hasil Ada

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan Pasien

Tuberculosis Paru p-Value = 0,000.Penelitian Cucu Herawati, R

NurAbdurakhman, (2020) yang judul Peran Dukungan Keluarga,

Petugas Kesehatan dan Perceived Stigma Dalam Menngkatkan

Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberculosis Paru,

didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan keluarga (p value

0,047), dukungan petugas kesehatan (p value0,03), Perceived stigma

(p value 0,047) dengan kepatuhan minum obat pada penderita

Tuberkulosis paru.

Penelitian Sari,(2019) yang berjudul Faktor – faktor yag

Berhubungan dengan Pemberian Dukungan Keluarga Penderita TB

Paru, Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

(p=0,036) dan sikap (p=0,000) dengan dukungan keluarga sebagai

PMO diWilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang.Penelitian Nastiti

& Kurniawan, (2020) yang berjudul Berdasarkan data hasil uji

contingensi coefficient menunjukan hasil ρ = 0,022,a =0,05, sehingga

ρ < a maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan control pengobatan TB paru


Puskesmas .

5 Mengetahui Literasi Hubungan tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan

minum obat pada penderita Tuberculosis berdasarkan Literature review

Menurut Penelitian yang dilakukan ( Nototmdjo,2012 yng berjudul

Hubungan Tingakat kepatuhan kepatuhan minum obat pada psien TB

Pengetahuan yang baik akan memunculkan sikap untuk bereaksi

terhadap objek dengan menerima, memberikan respon, menghargai

dan membahasnya dengan orang lain dan mengajak untuk

mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon terhadap apa

yang telah diyakininya (Notoatmodjo, 2012)Pengetahuan dan sikap

juga penting dalam meningkatkan kepatuhan dalam minum obat,

rendahnya pengetahuan dan pendidikan dapat mempengaruhi

pemahaman dalam menjalankan terapi minum obat (Keelly, McCarty

& Sahm, 2014)

Menurut penelitian yaang dilakukaan (keelly ,McCarty &Sahm 15

responden (25.0%) dengan pengetahuan baik dengan kepatuhan yang

patuh sebanyak 11 responden (29.7%), tidak patuh sebanyak 4

responden (17.3%), sedangkan dari 29 responden (48.3%)

pengetahuan sedang dengan patuh sebanyak 15 responden (40.5%),

tidak patuh sebanyak 14 responden (60.8%) dan dari 16 responden

(26.6%) menunjukkan pengetahuan kurang dengan kategori patuh

sebanyak 11 responden (29.7%), tidak patuh sebanyak 5 responden

(21.7%)
6.Mengetahui Literasi hubungan motivasi dengan kepatuhan minum obat

penderita tuberculosis paru.

Menurut penelitian Indhiyah dkk. (2018) menyatakan bahwasanya

terdapat hubungan antara motivasi dengan kepatuhan minum obat pada

penderita tuberkulosis dengan motivasi intrinsik yang memiliki hubungan

yang sangat kuat dengan kepatuhan minum obat pasien TBC dibanding

dengan motivasi ekstrinsik.Motivasi merupakan sebagai suatu tujuan atau

dorongan dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi daya pergerak

utama yang berasal dari diri seseorang ataupun dari orang lain dalam

berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik

itu secara positif ataupun negatif (Dayana dan Marbun, 2018

Indhiyah dkk. (2018) menyatakan bahwasanya motivasi dapat

menimbulkan semangat dan disiplin penderita tuberkulosis dalam program

pengobatannya. Sementara ketidakpatuhan pengobatan akan

mengakibatkan rendahnya tingkat kesembuhan, tingginya kemungkinan

kematian, kekambuhan dan resistensi obat pada penderita tuberkulosis.

Menurut Niven dalam (Galanter, 2018) kepatuhan penderita terhadap

program pengobatan sangat dipengaruhi oleh motivasi dari dalam diri dan

kesadaran diri untuk mematuhi aturan pengobatannya. Motivasi individu

ingin tetap mempertahankan kesehatannya sangat berpengaruh terhadap

faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol

penyakitnya. Menurut Nurwidji dan Fajri dalam (Tri Retno Kusuma

Wardani, 2017) dijelaskan faktor penggerak motivasi seseorang adalah


keinginan untuk hidup Menurut peneliti, lebih dari separuh motivasi

responden yang kurang disebabkan karena pendidikan responden rendah,

kurangnya mendapatkan informasi tentang pengobatan penyakit

tuberculosis paru. Pengetahuan responden yang rendah bisa dilihat dari

analisa kuisioner, dimana 55.4% tidak mengetahui apa yang dimaksud

dengan penyakit TB paru dan penyebab penyakit tuberculosis paru

kambuh kembali, 53.6% tidak mengetahui mengapa harus periksa dahak

sebanyak tiga kali di awal pengobatan, 71.4% tidak mengetahui tahap apa

sajakah yang terdapat dalam pengobatan Tb paru, dan 60.7% tidak

mengetahui kapan penderita penyakit Tb Paru dapat dinyatakan sembuh

total

7 Mengetahui literasi dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat

Pada Penderita Paru Literature review

Menurut Peneltian yang Dukungan keluarga merupakan cara atau sikap

keluarga dapat memberikan penerimaan dukungan antar sesama keluarga

yang sakit, banyak penderita tuberculosis paru yang sembuh karena

kurangnya dukungan keluarga sehingga keluarga perlu memberikan

dukungan kepada penderita agar mau menjalankan pengobatan dengan

rutin. Adanya dukungan keluarga membuat penderita merasa lebih

bersemangat lagi untuk melakukan pengobatan, karena penderita merasa

diberi support, motivasi, pengetahuan serta kekuatan bahwa apa Yang

dirasakan harus diobati demi kehidupan

selanjutnya(Kusumoningrum,Susanto, Marlinawati, & Puspitawati, 2020).


Dukungan keluarga sangat berperan dalam rangka meningkatkan

kepatuhan minum obat. Menurut Friedman (2010), keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan dukungan

agar pasien rutin dalam pengobatan. Adanya perhatian dan dukungan

keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita untuk minum obat

dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita Menurut analisa peneliti

lebih dari separuh responden memiliki dukungan keluarga yang kurang

baik, hal ini bisa dilihat dari analisa kuisioner dimana 64.3% keluarga

kadang-kadang mengantarkan pasien untuk berobat atau pemeriksaan

kesehatan, 58.9% keluarga kadang-kadang menyiapkan dana untuk biaya

pengobatan, 53.6% keluarga kadang-kadang memperhatikan kebersihan

ruangan kamar penderita TB \Paru, 51.8% keluarga kadang-kadang

menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien, 50.0% keluarga

kadang-kadang mengingatkan untuk tidak membuang dahak sembarang

tempat pada penderita TB Paru, dan 60.7% keluarga tidak pernah

memberipujian ketika pasien menjalani perawatan dengan sungguh-sunggu


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada hasil literature review ini:

1. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Hubungan pengetahuan ada

hubungan dengan kepatuhan minum obat

2. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pelaksana motivasi ada hubungan dengan

kepatuhan minum obat.

3. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pelaksana dukungan keluarga ada

hubungan dengan kepatuhan minum obat.

B. Saran

Saran pada hasil literature review ini :


1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini

dengan melihat varibel lain seperti yang berhubungan dengan Faktor Faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan minum obat penderita tb paru

2. Penelitian lanjutan juga bisa dilakukan pada tahap persiapan dan pelaksanaan.

3. Mengetahui apa saja faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat

tuberculosis penderita tb baru .

Anda mungkin juga menyukai