Oleh :
LAILATUL MAGHFIROH
NIM : P27820120046
Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga
merupakan salah satu agent virus demam kuning atau biasa disebut dengan
chikungunya. Penyebaran virus jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua
daerah tropis diseluruh dunia. Aedes aegypti memiliki sifat aktif pada pagi
hari hingga siang hari. Penularan penyakit yang dilakukan oleh nyamuk betina
karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Hal itu dilakukannya
karena untuk memperoleh banyak asupan protein yang digunakannya dalam
upaya untuk memproduksi telur (Nurarif & Hardhi, 2015).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh.Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi,
2015).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular
yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian terutama pada
anak. Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dengan ciri demam tinggi
mendadak disertai manifestasi pendarahan dan berkemungkinan dapat
menimbulkan rejatan (shock) dan kematian (Dirjen PPM&PL,2015).
Tidak semua orang yang terinfeksi virus dengue akan menujukkan
manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang
akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa
gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue sajati
tidak menimbulkan kebocoran plasma dan menyebabkan kematian (Kemenkes
RI, 2013). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu
penyakit yang memiliki karakteristik terdiri dari demam, nyeri perut, muntah
yang berkepanjangan, perdarahan, dan sulit bernafas yang bisa menyebabkan
kematian terutama pada anak (WHO (2016)
Berdasarkan data yang didapat dari WHO, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), yang terdapat
dalam Dangue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control
(WHO, 2009) :
a. Manajemen Berbasis Lingkungan
Semua perubahan yang dilakukan dalam upaya untuk mencegah atau
mengurangi perkembangbiakan vektor, sehingga kontak manusia dengan
vetor menjadi berkurang. Adapun beberapa kegiatan berbasis lingkungan
yang dapat dilakukan seperti program PSN dengan 3M Plus. Pada program
3M Plus dapat yang lakukan yaitu menguras bak mandi secara teratur
seminggu sekali, menutup rapat - rapat tempat penampungan air serta
menimbun sampah - sampah yang berpotensi sebagai tempat
berkembangnya jentik serta mengubur kaleng - kaleng bekas, plastik, dan
barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak
menjadi sarang nyamuk, dan terakhir adalah memantau tempat - tempat
yang dapat menampung air.
Menurut WHO (Wirakusuma, 2016:11), untuk pencegahan pada
bagian plus yang dapat dilakukan adalah menaburkan bubuk abate pada
bak penampungan air yang sulit kita jangkau, tidak membiasakan
menggantung baju sembarangan agar nyamuk tidak berkembang disana,
memakai lotion nyamuk tidak hanya malam hari, memakai kelambu saat
tidur, menggunakan insektisida pada ruangan, memasang kawat kasa di
jendela dan ventilasi.
b. Kontrol Biologis
Menurut WHO (Wirakusuma, 2016:11), untuk memutus rantai siklus
hidup nyamuk aedes aegypti dapat dilakukan atau dicegah dengan
membasmi vektor nyamuk tersebut pada tahap larva. Adapun kegiatan
yang dapat dilakukan dalam pencegahan DBD yaitu menggunakan ikan
pemakan larva nyamuk.
c. Manajemen Secara Kimiawi
Menurut WHO (Wirakusuma, 2016:11), Cara yang dapat dilakukan
antara lain dengan dilakukan pengasapan atau fogging yang berguna untuk
membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa, sedangkan untuk membunuh
jentik nyamuk menggunakan abate
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
e = Kesalahan absolut yang ditolerir = 0,1
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka besar sampel minimal
dalam penelitian adalah 86 orang.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A., 2016. Pengaruh kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku 3M plus
terhadap kejadian demam berdarah dengue di Kecamatan Purwoharjo
Kabupaten Banyuwangi. J. Pendidik. Geogr. Volume 03, 321–328.
Anggraini, T.S., Cahyati, W.H., 2017. Perkembangan Aedes aegypti pada
berbagai pH Air dan salintas air. Higeia J. Public Heal. Res. Dev. 1, 1–10.
Awaluddin, 2017. Korelasi Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Tindakan
Pencegahan Demam Berdarah Dengue. J. Endur. 1, 263–269.
Azizah, T.N., Zahroh, S., Huda BM, S., 2017. Beberapa faktor yang berhubungan
dengan perilaku PSN (3M Plus) sebagai upaya pencegahan DBD pada
masyarakat Kelurahan Sendangmulyo, Semarang. J. Kesehat. Masy.
Volume 5, 645–653.
Budiman dan Riyanto. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Penerbit Selemba Medika. Jakarta, PP. 11- 12.
Cahyati, et al 2020. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas Biru-Biru terhadap Pencegahan Penyakit DBD.
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No.4 halaman 480 -490. 4 Oktober 2020.
Gifari, M.A., Rusmartini, T., Astuti, R.D.I., 2017. Hubungan tingkat pengetahuan
dan perilaku gerakan 3M Plus dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.
Bandung Meet. Glob. Med. Heal. 1, 84–90.
Husin, H., Riska Y., Mutia., A., F. 2020. Hubungan Perilaku Keluarga dalam
Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap Keberadaan
Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Jurnal Ilmiah Vol 15, No.1. 1 April 2020.
Husna, R., Wahyuningsih, N., 2016. Hubungan perilaku 3M PLUS dengan
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang (Studi di Kota
Semarang wilayah atas). J. Kesehat. Masy. 4, 171–177.
Ibrahim, E., Hadju, V., Nurdin, A., Ishak, H., 2016. Effectiveness of abatezation
and fogging intervention to the larva density of Aedes aegypti dengue in
endemic areas of Makassar City. Int. J. Sci. Basic Appl. Res. 30, 225–264.
Irwadi, D., Arif, M., Hardjoeno, H., 2018. Gambaran serologi IgM–IgG cepat dan
hematologi rutin penderita DBD. Indones. J. Clin. Pathol. Med. Lab. 3, 45–
48.
Kementerian Kesehatan RI, 2016a. Menkes: Dibanding Fogging, PSN 3M Plus
Lebih Utama Cegah DB [WWW Document]. URL
http://www.kemkes.go.id/development/site/ depkes/pdf.php?
id=16022200004.
Kementerian Kesehatan RI, 2016b. Kendalikan DBD Dengan PSN 3M Plus
[WWW Do c ume n t]. J a k a rt a . URL
https://www.kemkes.go.id/article/view/160 20900002/kendalikan-dbd-
dengan-psn-3mplus.htmlhttp://www.depkes.go.id/article/vi
ew/16020900002/kendalikan-dbd-denganpsn-3m-plus.html.
Kementerian Kesehatan RI, 2016c. Kemenkes Keluarkan Surat Edaran
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik [WWW Do c ume n t]. J a k a rt a . URL
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20160212/4314156/1415
6-2/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2017. Pencegahan
dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia.Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indoenesia tahun 2019. Jakarta: Kemenkes
RI 2020.
Kurniawan, A., Made, A.N., 2017. Preferensi Aedes aegypti meletakkan telur
pada berbagai warna ovitrap di Laboratorium. Balaba 13, 37–42.
Listyorini, P.I., 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) pada masyarakat Karangjati Kabupaten Blora.
Infokes 6, 6–15.
Mardhatillah, S., Rizal., I., A dan Putri., E. 2020. Gambaran Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Kota
Palembang. Jurnal Mesina. Vol.01, 1 Oktober 2020.
Nani, N., 2017. The relationship between PSN behavior with existence larvae of
Aedes aegypti in Port of Pulang Pisau. J. Berk. Epidemiol. 5, 1–12.
Pradana, R.C., Dharmawan, R., Sulaeman, E.S., 2016. The effectiveness of
mosquito breeding site eradication and role of wiggler controller toward
countermeasure effort of Dengue Hemorrhagic Fever in Klaten, Central
Java. J. Epidemiol. Public Heal. 1, 37–48
Priesley, F., Reza, M., Rusdji, S.R., 2018. Hubungan Perilaku Pemberantasan
Sarang Nyamuk dengan Menutup, Menguras dan Mendaur Ulang Plus (PSN
M Plus) terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan
Andalas. J. Kesehat. Andalas 7, 124–130.
Rau,Muh Jusman, dkk. 2019. Faktor – Faktor yantg Berhubungan Dengan Upaya
Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Birobuli
Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 10 Nomor 2(2019), 73-82.
Rubandiyah, H.I., Nugroho, E., 2018. Pembentukan kader jumantik sebagai upaya
peningkatan pengetahuan siswa di Sekolah Dasar. Higeia J. Public Heal.
Res. Dev. 2, 216–226.
Sandra, et al 2019. Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Demam Berdarah
Dengue Pada Anak Usia 6-12 Tahun. Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah
STIKES Kendal Volume 9 no. 1, hal 27-34. Januari 2019.
Susianti, N., 2017. Government Strategy in the eradication of Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) in Jambi City. J. Bina Praja 9, 243–253.
Tirtasari Amrieds, E., Asfian, P., Ainurafiq, 2016. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan
19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. J.
Ilm. Mhs. Kesehat. Masy. 1, 1–12.
Tombeng, C., Pingkan J, K., Ratag, B.., 2017. Hubungan antara pengetahuan dan
tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di
Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. E-Journal
Heal. 1–8.
Utomo, B., 2017. Hubungan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan
kejadian DBD di Desa Mojokerto Kecamatan Reban Kabupaten Batang.
Skripsi Univ. Diponegoro, Semarang. Universitas Diponegoro