PROPOSAL
Oleh
LUCI ANDRIANI
NPM. 18410032P
BAB I
PENDHULUAN
A. Pendahuluan
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang berasal dari genus Flavivirus dari
(INFODATIN, 2016).
Menurut WHO dalam penelitian yang dilakukan Sari (2017) kasus DBD
India. Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di
Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun 2014, yaitu sebanyak 100.347
faktor iklim seperti curah hujan, suhu dan kelembaban. Kelangsungan hidup
nyamuk akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi, seperti selama
nyamuk Aedes bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Pola penyakit
dalam waktu singkat. Sampai saat ini, belum ada obat atau vaksin untuk
DBD. Semua tempat mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit ini sebab
nyamuk penularnya (Aedes aegypti) tersebar luas di seluruh tanah air, kecuali
pada daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
(Kemenkes, 2018).
2014 dengan Januari 2018. Pada Januari 2014 jumlahnya mencapai 227
4
kasus, sedangkan Januari 2018 ada 537 kasus. Januari 2014 lalu di Kabupaten
Pringsewu 45 kasus dan untuk Januari 2018 yang tertinggi dari Kota Bandar
berdarah (DBD), setiap tahun jumlah kasus selalu tinggi dimana Incidence
rate tahun 2012 260,5 /100.000 penduduk dan meningkat menjadi 305 per
DBD terbanyak adalah Kecamatan Way halim dengan Kasus 143, dengan
dan CFR 18,6% dan terdapat 1 orang meninggal karena DBD (profil
banyak. Dengan kondisi iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang tinggi
nyamuk Aedes aegypti yang cukup potensial. Angka bebas jentik di Indonesia
pada tahun 2016 sebesar 80,2% dan menurun pada tahun 2017 sebesar 76,2%
dan di tahun 2018 sebesar 79,3%. Naik turunnya angka bebas jentik di
tetapkan.
5
kejadian demam berdarah yang dapat diakibatkan oleh adanya interaksi antara
tingginya angka kesakitan kejadian DBD yaitu sebesar 114 kasus penyakit,
dengan rendahnya angka bebas jentik perlu untuk diteliti untuk mencari
Wayhalim.
terutama perilaku penduduk dalam hal menampung air untuk keperluan sehari
– hari, masyarakat yang menapung air tidak hanya pada satu tempat
DBD.
6
salah satu indikator perubahan perilaku mengenai PSN terhadap diri sendiri,
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku dan lingkungan tempat tinggal
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
8
Sebagai sumber informasi serta bahan bacaan dan dapat dijadikan sebagai
akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
lebih dari 2500 spesies nyamuk, meskipun sebagian besar dari spesies-
utama, biasanya adalah Aedes spp, Culex spp, Anopheles spp, dan
terutama pada kakinya dan dikenal dari bentuk morfologinya yang khas
yang terdiri atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk
berbentuk selinder dan terdiri atas 10 ruas. Dua ruas yang terakhi
(hexopoda) yang melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas
meter. Namun secara pasif karena terbawa angin atau kendaraan nyamuk
11
ini dapat terbang lebih jauh lagi. Nyamuk ini bisa berkembangbiak pada
seperti: tempat minuman burung, vas bunga, ban bekas, kaleng bekas,
yang bisa mencapai 100 - 300 telur (Makateni dan Atjo, 2014).
b. Stadium Larva
Larva nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas yakni memiliki
siphon yang pendek, besar dan berwarna hitam. Tubuh larva ini
2013).
c. Stadium Pupa
Pupa nyamuk Aedes aegypti mempunyai bentuk bengkok dengan
bagian kepala dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan
selama 2-4 hari. Pupa akan naik ke permukaan dan berbaring sejajar
d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Ae. aegypti jantan menghisap sari bunga sedangkan
biasa menggigit pada siang hari dengan puncak aktifitas pada pukul
09.00 – 10.00 dan sore hari pada pukul 16.00 – 17.00. Nyamuk Ae.
aedes ini akan meletakkan telurnya sedikit di atas permukaan air dan
nyamuk ini bisa menghasilkan telur sebanyak sekitar 100 butir telur
dan dapat bertahan pada suhu -2ºC sampai 42ºC (Rahayu, 2013).
namun perlu dianalisis lebih luas berdasarkan agen, pejamu, serta lingkungan.
14
(epidemiology triangle).
John Gordon dalam Tosepu (2016) menggambarkan interaksi tiga
kesehatan. Ketiga komponen tersebut adalah agen (agent), pejamu (host), dan
biologis.
1. Agent
Agent pada penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
dapat menular kembali virus denguenya saat nyamuk ini sudah hinggap
berdarah dengue dan selanjutnya hinggap pada pejamu yang sehat dan
(Tosepu, 2016).
2. Pejamu (Host)
Penjamu pada penyakit demam berdarah dngue adalah manusia.
pejamu terkena demam berdarah dengue adalah demam, lesu, nyeri perut,
nyamuk Aedes aegypti seperti selokan yang kotor, kaleng bekas yang
tergenang air, tempat penampungan air tang tidak ditutup, dan bak mandi
(Tosepu, 2016).
Menurut Depkes RI (2013), apabila Angka Bebas Jentik (ABJ) < 95% atau
House Indeks (HI) > 5%, berarti di tempat tersebut terdapat populasi nyamuk
baru yang menetas dan penularan virus dengue akan terulang kembali.
Hasil penelitian Budiman (2016) di Kecamatan Nanggulan Kabupaten
korelasi cukup, hasil penelitian dengan uji Chi-Squaredi desa non endemis
pemeriksaan terhadap semua tempat air di dalam dan di luar rumah dari 100
(seratus) rumah yang diperiksa dengan mata telanjang untuk mengetahui ada
tidaknya jentik. Metode Survei jentik dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara
yaitu:
1. Single larva
lanjut.
2. Visual
digunakan adalah secara visual. Jentik Ae. Aegypti di dalam air dapat
dikenali dengan ciri-ciri antara lain selalu bergerak aktif dan mempunyai
istirahat posisi jentik berada tegak lurus dengan permukaan air. (Depkes,
2015).
17
Jentik (ABJ), House Indeks (HI), Container Index (CI) dan Breteau Index
(BI).
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Ae. aegypti
tersebut adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2013, WHO, 2011):
a. Angka Bebas Jentik (ABJ)
Angka Bebas Jentik adalah persentase antara rumah/bangunan yang tidak
untuk menentukan bebas atau tidaknya suatu wilayah dari DBD adalah
bahwa ABJ yang dianggap aman untuk penularan penyakit DBD adalah >
95% (dari 100 rumah yang diperiksa yang mempunyai jentik tidak boleh
lebih dari 5%) atau House Index (HI) < 5% (Depkes RI, 2015). Angka CI
atas 50% sangat potensial bagi penyebaran penyakit DBD. ABJ dan
faktor saja yang berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka
respon batin dalam bentuk sikap seseorang terhadap objek yang diketahui
itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari
dalam diri orang tersebut telah terjadi beberapa proses berurutan antara
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti
sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi; (4) trial, di mana orang telah
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
memungkinkan.
21
pokok yaitu: (1) kepercayaan atau keyakinan, ide, konsep terhadap objek,
masyarakat.
Sikap seseorang dalam upaya mencegah penyakit infeksi dengue
fasilitas.
Sikap anggota keluarga yang sudah positif untuk menguras,
dalam rangka PSN DBD harus didukung dengan fasilitas yang memadai
yaitu: sikat, tutup TPA, cangkul atau sekop dan sumber air bersih yang
(support) dari pihak lain, misalnya suami, istri, orang tua atau mertua dan
sendiri (keturunan dan motivasi) dan sebagian dari luar individu yaitu
faktor lingkungannya.
Lewrence Green (1980) dalam Mubarak (2012), menjelaskan
bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yakni: (1) faktor
meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap
23
dalam rumah. PSN DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan
1) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik ada bermacam-macam misalnya tata rumah, jenis
2013).
c) Iklim
Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik,
2011).
(b) Kelembaban nisbi
Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
relatif kelembaban.
(c) Curah hujan
Hujan berpengaruh terhadap kelembaban nisbi udara dan
penyakit.
2) Lingkungan Biologi
Nyamuk Ae. aegypti dalam perkembanganya mengalami
berkembang terus menjadi instar II, instar III dan instar IV,
2014).
sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5
nyamuk gosok.
kamar.
3) Lingkungan Sosial
Kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan dan kurang
air, karena TPA tersebut sering tidak dicuci dan dibersihkan secara
G. Penelitian Terkait
H. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara variable untuk lebih
yang sudah baku dan sudah diakui (Wibowo, 2014). Kerangka teori dalam
Host:
Umur
Jenis kelamin
Pengetahuan
Sikap
Status perkawinan
Gaya hidup
Perilaku
Agent :
DBD
Jentik nyamuk aides aiqipty
34
Environment :
Lingkungan biologis
Lingkungan fisik
Lingkungan sosial ekonomi
Faktor Laingkungan Tempat Tinggal :
Suhu
Kelembapan Udara
Genangan Air Diwadah Terbuka (Breeding Place)
Tempat penyimpanan air bersih
Gambar 2.1
I. Kerangka Konsep
dirumuskan oleh peneliti sesudah membaca teori yang ada dan menyusun
Gambar 2.2
Kerangka konsep
Pengetahuan
diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris .
Ha :
a. Ada hubungan pengetahuan dengan keberadaan jentik nyamuk
tahun 2019.
c. Ada hubungan tempat penyimpanan air bersih dengan jentik
Ho :
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
berupa frekuensi dan nilai relative berupa persentase) serta kemudian menguji
37
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross
1. Populasi
Menurut Riyanto (2017) populasi adalah keseluruhan subjek
ini sampel yang digunakan adalah jumlah kepala keluarga yang beraa di
N
n=
1+ N ( d 2)
n =Jumlah Sampel
N= Total Populasi
1935
n= = 1935/5,8375 = 331,4
1+1935( 0.05)2
3. Tekhnik sampling
Teknik sampling yang digunakan pada kontrol dan kasus adalah
Variabel adalah sesuatu atau bagian dari individu atau objek yang dapat
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang mengalami perubahan sebagai
akibat dari perubahan variabel independen. Oleh karena itu variabel ini
45
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
(Menkes, 2014)
Independen
Pengetahuan Ordinal
2 Hasil tau terhadap Kuesione Mengisi 0= kurang
keberadaan jentik r lembar (jika Nilai
40
(Budiman,
2013)
Sikap Respon masyarakat Kuesioner Mengisi 0: positif (jika Ordinal
khususnya kepala kuesioner nilai >
keluarga tentang mean/median)
keberadaaan jentik
nyamuk DBD 1: negatif
(jika nilai <
mean/median)
(Budiman,
2013)
penyimpa Keadaan lingkungan Kuesioner Mengisi 0: baik (jika Ordinal
rumah tempat kuesioner tempat
nan air Penyimpanan air bersih penyimpanan
bersih yang di gunakan sehari-
tertutup dan
hari
tidak terdapat
jentik )
1: tidak baik
(jika tempat
penyimpanan
tidak tertutup
dan terdapat
jentik )
Wadah air Terdapat wadah air Kuesioner Mengisi 0: tidak ada Ordinal
terbuka di daerah kuesioner (jika tidak
terbuka lingkungan rumah yang terdapat benda
terdapat jentik nyamuk
benda tempat
menggenangn
ya air )
1:ada (jika
terdapat benda
benda tempat
menggenangn
ya air )
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengisian lembar
itu juga. Pedoman pengukuran keikutsertaan ini yaitu suatu daftar untuk
41
E. Alat Ukur
F. Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah
yang penting ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
apapun dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data
sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan
1. Editing
Tahapan ini dilakukan dengan memeriksa kembali kebenaran data yang
data. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis melakukan
pengolahan.
2. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode kategorik (angka 0 dan 1) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
komputer.
3. Processing
Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali untuk memastikan bahwa
data telah bersih dari kesalahan, baik pada waktu pengkodean maupun
dalam waktu membaca kode, sehingga siap untuk dianalisa. Data – data
program komputer.
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry
2. Analisa Bivariat
ditolak.
b. Jika probabilitas (p value) > 0,05 maka tidak
(Ho) diterima.