Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN FIELD STUDY

PURWAKARTA– SEMARANG- JOGJA


2-7 Desember 2019

Disusun oleh:

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat TUHAN YME yang mana telah

memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas laporan field study ini dapat

terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya

penulisan laporan study tour ini.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,

tentu hasil makalah ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Oleh karena itu ,

saya mengharapkan kontribusi pemikiran anda sehingga laporan study tour ini

bermanfaat bagi kita semua.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Dasar Penulisan
C. Maksud dan tujuan

Bab II Kegiatan
A. Sejarah Singkat Tempat tujuan
B. Materi Kegiatan

Bab III Penutup

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan (development)adalah pertambahan kemampuan struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses

deferensiasi sel-sel, jaringan organ, dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya

(Tanuwijaya, 2003).

Perkembangan masa awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional

yaitu kognitif,motorik, emosi, sosial dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini

akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu

aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.Salah satu masalah yang

sering terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu

keterlambatan tumbuh kembang anak (Developmental Delay).

Keterlambatan tumbuh kembang anak biasanya terlambatnya

perkembangan motorik. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang

kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang

sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan

sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai

bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak (Izza, 2010).

Fisioterapi mempunyai peran yang penting dalam proses tumbuh kembang

anak. Salah satunya adalah membantu meningkatkan kemampuan fungsional anak


agar dapat optimal dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu inteverensiyang dapat

digunakan fisioterapi dalam kasus tumbuh kembang adalah Terapi Latihan.

Salah satu upaya dalam menangani masalah pada anak Di Griya

Fisioterapi Bunda Novy.. Beragam diagnosis yang mereka alami, ada spastik,

hidrocepallus, mikrocepallus, prematur, hipotonus, Cerebral Palsy, dan lain-lain.

Kami merasa belum ada apa-apanya karena masih banyak yang jauh lebih luar

biasa perjuangannya. Manfaat Metode Neuro Development TreatmentUntuk

Menurukan Spastisitas Dan Kemampuan Fungsional Jalan Pada Cerebral Palsy Di

Griya Fisioterapi Bunda Novy.

Study tour merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan. Kegiatan ini

secara khusus dimaksudkan untuk membuka wawasan mahasiswi tentang

pengetahuan serta keterampilan. Griya Fisioterapi Bunda Novy. menjadi tujuan

karena terdapat berbagai macam tempat yang bisa menambah wawasan bidan dan

tenaga kesehatan lainnya.

Dalam kegiatan tersebut seluruh mahasiswi diwajibkan membuat laporan

perjalanan filed study  yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sebagai

pertanggung jawaban dan sebagai media pembelajaran bagi para peserta study

tour.
B. DASAR PENULISASAN

1. Seperti apakah sejarah Griya Fisio Bunda Novy


2. Apa saja materi yang di sampaikan di Griya Fisio Bunda Novy

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Untuk mnegetahui tentang Griya Fisio Bunda Novy


BAB II
KEGIATAN

A. Sejarah Singkat Tempat Tujuan


Griya Fisio Bunda Novi, Klinik bagi penyandang kebutuhan khusus

yang beralamatkan di Jl. Kadisoka, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5528, semakin maju dengan inovasi

yang selalu mengikuti perkembangan jaman. Griya Fisio Bunda Novi ingin

semakin dekat dengan dengan pasien dan entitas lainya, salah satu cara yaitu

dengan menerapkan sistem online bagi pasien dan keluarga pasien. GFBN

adalah pusat habilitasi dan rehabilitasi tumbuh kembang anak, khusus pediatri.

Terapisnya banyak dan metode yang digunakan sama. GFBN lah kami

merasakan hangatnya suasana yang penuh kekeluargaan, keramahan,

keceriaan, dan saling memotivasi. Griya Fisio Bunda Novy (GFBN) - Pusat

Habilitasi dan Rehabilitasi Tumbuh Kembang Anak. Pusat Habilitasi dan

Rehabilitasi Tumbuh Kembang Anak. Layanan terapi : Fisioterapi, Okupasi

Terapi, Terapi Wicara, Paedagog dan Psikologi


B. MATERI KEGIATAN

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan (growth) adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar

sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis

protein-protein baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara

keseluruhan atau sebagian. Dalam pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan

ukuran, berat badan, tinggi badan, ukuran tulang dan gigi, serta perubahan secara

kuantitatif dan perubahan fisik pada diri manusia itu. Dalam pertumbuhan

manusia terdapat peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa ini merupakan

kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.

Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur

dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya

kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan

(maturation), dan pembelajaran (learning). Perkembangan manusia berjalan

secara progresif, sistematis dan berkesinambungan dengan perkembangan di

waktu yang lalu. Perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi

kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional.

Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna

fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukan dengan kemampuan secara

simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung. Perkembangan

emosional dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak.


Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkolerasi dengan

pertumbuhan dan mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan.

Dalam rangka merangsang tumbuh kembang anak secara optimal maka

pengembangannya harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek

kemampuan yang sesuai dengan pembagian kelompok umur. Pertumbuhan adalah

bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular. Berarti

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagain atau keseluruhan,

sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta

sosialisai dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil

interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.

(Diah, 2014).

2.1.2 Periode Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak beragsung secara teratur, saling berkaitan dan

berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh

kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkanbeberapa kepustakaa,

maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

1. Masa Prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a. Masa Zigot/mudigah, sejak saat konsepsi samapi umur kehamilan 2

minggu
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8 atau 12 minggu.

Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,

terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk system

organ dalam tubuh.

c. Masa janin/Fetus

Terjadi sejak umur kehamilan 9 atau 12 minggu sampai akhir kehamilan.

Masa ini ddibagi menjadi dua periode, yaitu :

1) Masa fetus dini

Masa tersebut terjadi sejak kehamilan umur 9 minggu sampai

trimester kedua kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi

percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat

tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

2) Masa fetus lanjut

Pada masa ini terjadi pada trimester akhir kehamilan. Pada masa ini

pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.

Terjadi transfer imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta

Akumulasi  asam lemak essensial seri omega 3 (Dicisa Hexanic Acid)

dan omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama

kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin  sangat peka terhadap

pengaruh lingkungan janin. Gizi kuran pada ibu hamil , infeksi , merokok,

dan asaprokok, minuman berakohol. Obat-obat, baha-bahantoksik, pola asuh ,

depresi berat, factor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil,dapat

menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada


setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin

setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat

maka selama msa inta uterin, seorang ibu diharapkan :

a. Menjaga kesehatanya dengan baik

b. Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan

c. Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya

d. Memeriksa kesehatanya secara teratur ke sarana kesehatan

e. Memberi stimulasi dini terhadap janin

f. Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya

g. Menghindari stress baik fisik maupun psikis

h. Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilanya.

2. Masa bayi (infancy) umur 0 sapai 11 bulan

Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :

a. Masa neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan

sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-orga. Masa neonatal dibai

menjadi dua periode yaitu masa neonatal dini yaitu umur 0-7 hari dan

masa neonatal lanjut yaitu umur 8 sampai 28 hari. Hal yang paling penting

agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat adalah :

1) Bayi ditolong oleh tenaga kesehtan yang terlatih, di sarana kesehatan

yang memadai
2) Untuk mengantisipasi resiko buruk pada bayi saat diahirkan, jangan

terlambat pergi ke sarana kesehatan bia dirasakan sudah saaatnya untuk

melahirkan

3) Saat melahirkan sebaiknya didampingi ole keluarga yang dapat

menenangkan perasaan ibu.

4) Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan enuh suka cita dan penuh

rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan

bayi ang dilahirkan.

5) Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan reflex menghisap

diperhatikan oleh karena behubungan dengan masalah pemberian ASI.

b. Masa post (pasca) natal

Terjadi pada umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masaini terjadi

pertumbuhan yang sangat pesat dan proses pematangan berlangsung secara

terus-menerus terutama meningkatnya fungsi system saraf. Seorang bayi

akan bergantung pada ornagtua dan keluarga sebagai unit pertama yang

dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup

rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.Pada masa ini,

kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif

selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI

sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh

yang sesuai.Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan

anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak

sanga besar.

3. Masa Balita (umur 12 sampai 59 bulan)


Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan

dalam perkembbangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi

eksresi. Peroide penting dalam tumbuh ekmbang anak adalah masa balita.

Pertmbuhan dasar yang ebrlangsung pada masa balita akan mempengaruhi

dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Setelah lahir terutama pada 3 bulan pertama kehidupan, pertumbuhan dan

serabut sarsaf dan perkembangn sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi

pertumbuhan serabut serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk

jaringan saraf dan oak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-

hubungan antar sel saraf ini berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,

kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat merupakan

landasan perkembangan berikutya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

kepribadian anak juga dibentk pada masa ini, sehingga setiap

kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak

ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia

dikemudian hari.

4. Masa anak prasekolah (umur 60 sampau 72 bulan)

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi

perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan menigktanya

ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai

menunjukan keinginanya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembanganya.

Pada masa ini , selain lingkungan di dalam rumah di luar rumah muali

diperkenalkan. Anak mulai senag bermain di luar rumah. Anak mulai


berteman, bahkan bayak keluarga yang emnghabiskan sebagian besar waktu

anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman

bermain, taman-taman kota, atau k tempat-tempat yang menyediakan fasilitas

permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasanabermain

yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak

taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak , semakin baik untuk

enunjang kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan

system reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap

sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses

belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.

Orangtua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak

mengalami kelainan atau gangguan.

2.1.3 Ciri Perkembangan Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan.

Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Sulistyawati, 2014) :

1. Perkembangkan

menimbulkan perubahan : Perkembangan terjadi bersamaan dengan

pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. 

2. Pertumbuhan dan

perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya Setiap

anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia


mengalami tahapan sebelumnya. Contoh: seorang anak tidak akan bisa

berjalan sebelum ia bisa berdiri, dan tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan

kai dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terlambat.

Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

3. Pertumbuhan dan

perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda : Pertumbuhan dan

perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam

pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan

pada masing-masing anak.

4. Perkembangan berkorelasi

dengan pertumbuhan : Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,

perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar,

asosiasi dan lain-lain.

5. Perkembangan mempunyai

pola yang tetap : Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua

hukum yang tetap, yaitu:

a. Perkembangan terjadi

lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota tubuh

b. Perkembangan terjadi

lebih dahulu pada kemampuan gerak kasar diikuti kemampuan gerak

halus.

6. Perkembangan memiliki

tahap yang berurutan


Tahap perkembangan seorang anak memiliki pola yang teraturndan berurutan,

dan tahapan tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu

mampu membuat lingkaran sebelum mampu gambar kotak, anak mampu

berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.

2.1.4 Gangguan Tumbuh Kembang

Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan pada anak (Depkes,

2012)

1. Gangguan bicara dan bahasa.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.

Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan

pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor,

psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan

dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini

dapat menetap.

2. Cerebral palsy.

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,

yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik

pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai

pertumbuhannya.

3. Sindrom Down.

Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari

fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat

adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat

dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat

menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk

menolong diri sendiri.

4. Perawakan Pendek.

Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai

tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva

pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena

varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau

karena kelainan endokrin.

5. Gangguan Autisme.

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya

muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh

aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang

mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang

ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan

perilaku.

6. Retardasi Mental.

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ <

70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan

beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap

normal.

7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

(GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan

perhatian.

2.1.5 Simulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Sebelum memahami tentang periode dan aspek perkembangan yang

berlangsung pada anak balita, maka penting dipahami beberapa prinsip tentang

stimulai tumbuh kembang. Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita

merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh

kembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini

mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang

anak dilakukan oleh orang tua, yang merupakan orang terdekat dengan anak,

pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan orang dewasa

lainnya. Kurangnya sti,ulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang

anak bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang

dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak

motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan

kemandirian.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip

dasar yang perlu diperhatikan yakni 

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

2. Selalu tujukkan sikap dan

perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang

terdekat dengan anak.

3. Berikan stimulasi sesuai

dengan kelompok umur anak.


4. Lakukan stimulasi dengan

cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi menyenangkan, tanpa

paksaan dan tidak ada hukuman.

5. Lakukan stimulasi secara

bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap 4 (empat) aspek

kemampuan dasar anak.

6. Gunakan alat bantu atau

permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.

7. Berikan kesempatan yang

sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8. Berikan selalu pujian bila

perlu hadiah atas keberhasilannya. 

2.1.6 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

berbeda-beda antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan

lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Menurut Sulistyawati

(2014) Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor diantaranya :

1. Faktor heriditer/ genetic

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam memcapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain

bergabai faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa

dan bangsa. Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang

terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin

bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik


secara kognitif, psikososial maupun spiritual. Merupakan faktor keturunan

secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah

sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti

jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa

keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen.

Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan

dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan,

umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang

berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar

memperoleh hasil yang optimal.

2. Faktor Lingkungan/ eksternal

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau

tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang akan

menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-psiko-sosial dan perilaku.

Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi factor yang

mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir. Lingkungan merupakan

faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai akhir

hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah

ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan

ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masih dalam kandungan)

Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor

mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan
anoksia embrio. Nutrisi pada masa kehamilan dapat berpengaruh terhadap

perkembangan anak. Nutrisi yang buruk pada kehamilan dapat menyebabkan

bayi berat lahir rendah (BBLR), lahir mati, menghambat perkembangan otak,

dan kelainan kongenital.27 Anemia pada kehamilan menyebabkan BBLR.28

b. Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )

Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :

1) Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan

kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.

2) Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.

3) Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman

sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.

4) Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan

keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang

tua.

c. Faktor Status Sosial ekonomi

Pendapatan keluarga/status ekonomi yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak

baik yang primer maupun yang sekunder Status sosial ekonomi dapat

berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan

dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi

kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam

status ekonomi yang rendah. Sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan

keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kemiskinan selalu berkaitan


dengan ketidakmampuan membeli makanan, sanitasi yang buruk, dan

ketidaktahuan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak.

d. Faktor nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan

proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat

membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,

dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh

kembang selanjutnya dapat terhambat. Keadaan kesehatan anak yang

ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat- zat lain yang dampak

fisiknya diukur secara antropometri dengan indeks BB/U (Supariasa, 2012).

Nutrisi merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembang anak.41

Kebutuhan nutrisi meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mikronutrien,

dan air. Air susu ibu (ASI) mengandung asam amino Omega-3 dan Omega-6

yang beperan penting dalam perkembangan otak dan perkembangan motorik.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 merekomendasikan

pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. Pemberian ASI

eksklusif selama >6 bulan memiliki skor IQ 3,8 poin lebih tinggi dari pada

anak yang tidak mendapat ASI (95% CI, 2.11–5.45). Anak yang mendapatkan

ASI eksklusif 4-6 bulan memiliki skor IQ 2.6 points (95% CI, 0.87–4.27)

lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI.

e. Faktor kesehatan

Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada

anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang

sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang


baik, akan terjadi perlambatan. Anak yang menderita sakit kronis seperti HIV,

hepatitis B, dapat terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya. Anak

dapat mengalami stres yang berkepanjangan akibat infeksi kronik.41 Anak

yang terinfeksi HIV pada kehidupan awalnya memiliki skor rata-rata motorik

dan kognisi 1 sampai 2 SD lebih rendah dibanding anak yang tidak mengalami

infeksi kronis.

f. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang

teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya,ke suatu

sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan mekanisme homeostatik

bayi itu sendiri. Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak secara umum dapat digolongkan menjadi :

1) Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis

kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,

penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.

2) Faktor fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim,

keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur

bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.

3) Faktor psikososial

Kebutuhan akan stimulus mental (ASAH) merupakan cikal bakal proses

pembelajaran (pendidikan dan pelatihan). Stimulasi merupakan hal penting

dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan
sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,

ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat

menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak

kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya

anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap

anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak

orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Stimulasi

merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang

mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimulasi

4) Faktor keluarga dan adat istiadat

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu

pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak

baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat

menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang

baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara

yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan

mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima

anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apa di masyarakat tradisonal

masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat

menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga,

kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama,


urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala

permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang

mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.

2.1.7 Tahap – Tahap Tumbuh Kembang Anak Balita

Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut :

1. Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari)

Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar

tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang

tuanya. Sedangkan perawat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang bayi yang masih belum diketahui oleh orang tuanya.

2. Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)

Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat

pesat. Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti

objek pada mata, melihat dengan tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan

mulai bisa mengangkat kepala 90°, mulai bisa mencari benda-benda yang ada

di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa

tengkurap dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk

tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu,

berjalan dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang

tua dalam memberikan pengetahuan dalam mengontrol perkembangan

lingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa

berkembang dengan baik.

Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap

lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi


organ-organ. Setelah 29 hari sampai dengan 11 bulan, terjadi proses

pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang berlangsung secara

terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf. 

Kemampuan Motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk

menggunakan dan mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar maupun

gerakan halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian

tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan

yang menunjang motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang

menyatu antara otot halus dan panca indera. Kemampuan motorik selalu

memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga latihan untuk aspek

motorik ini perlu perhatian

3. Todler (usia 1-3 tahun)

Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang

mulai membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal.

Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar

keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan

perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal

Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat

kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta

fungsi eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa

usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel

otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan

cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang


kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini

akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar

berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi. 

Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa

kehidupannya, karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar

mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus

anak, sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada saat berusia 5

tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat bergerak bersama dibawah

koordinasi yang lebih baik daripada mata.  Dengan demikian masa ini disebut

juga sebagai masa belajar berbagai kemampuan dan keterampilan, dengan

berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan seringnya anak mencoba hal-

hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini menjadi masa

yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru.

Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang

untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk

lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti

belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan dari mata anak yang

ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di otak,

menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya.

Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena

sistem otak diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak

memproses sebagai bahasa.

Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya

memahami sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian


berkembang menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus

mengucapkannya. Dalam hal ini anak telah menginternalisasikan pembicaraan

yang egocentris dalam bentuk berbicara sendiri menjadi pemikiran anak. Hal

ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara

sosial. 

4. Pra Sekolah (3-6 tahun)

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong,

2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi

pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, secara fisik

anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB

14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun

sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah

mencapai dua kali lipat dari TB saat lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun

sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra

sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang mulai ada

perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent

sudah dapat terjadi.

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani

semakin bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir.

Anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan dengan

lingkungan luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai senang

bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga
menghabiskan waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau

ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas bermain anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca

indera dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus

sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang

tepat bagi usia ini adalah dengan cara bermain.

2.1.8 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk

menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan

anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh

kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan tenaga kesehatan

juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat,

terutama harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui,

maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh

kembang anak.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh

tenaga kesehatan di tingkat pukesmas dan jaringannya, berupa :

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu

untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/buruk dan

mikro/makrosefali.

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu

untuk memgetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan

daya lihat, gangguan daya dengar.


c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu

untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan

pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Pengukuran Berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)

a. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk

menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.

b. Jadwal pegukuran BB/TB disesuaikan dengan

jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.

c. Pengukuran berat badan/BB,menggunakan

timbangan bayi, menggunakan timbangan injak.

d. Pengukuran panjang badan/ TB, cara mengukur

dengan posisi berbaring, cara mengukur dengan posisi berdiri.

Penggunaan Tabel Berat badan/Tinggi badan (Direktorat Gizi Masyarakat,

2002)

a. Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak sesuai cara yang telah

dijelaskan.

b. Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.

c. Pilih kolom berat badan untuk anak laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)

sesuai dengan jenis kelamin anak, lalu cari angka berat badan yang terdekat

dengan berat badan anak.

d. Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui

angka Standar Deviasi (SD).


e. Interpretasi :

1. Normal : -2 SD s/d 2 SD atau gizi baik

2. Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau gizi kurang.

3. Kurus sekali : < -3 SD atau gizi buruk

4. Gemuk : > 2 SD atau gizi lebih.

(Sulystawati, 2012)

f. Intervensi :

Sesuai dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), maka intervensi

anak dengan status gizi buruk adalah sebagai berikut :

1. Lakukan penilaian

pemberian makan pada anak.

2. Bila ada masalah

pemberian makan, lakukan konseling gizi di puskesmas atau klinik gizi

dan kunjungan diulang setelah lima hari.

3. Bila tidk ada masalah

pemberian makan, nasehati sesuai ”Anjuran makan untuk anak sehat

maupun anak sakit” dan kunjungan ulang 14 hari.

4. Nasehati kapan segera

kembali.

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak

Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP).


a. Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak

menggunakn KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal

atau ada penyimpanagan.

b. Alat/instrumen yang digunakan adalah :

1) Formulir KPSP menurut umur, formulir ini berisi 9-10 pertanyaan

tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran

anak umur 0-72 bulan.

2) Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,

kacang tanah, potongan biskuit kecil ukuran 0,5 – 1 cm.

c. Interpretasi hasil KPSP

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban ’ya’.

a) Jawaban ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau

pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

b) Jawaban tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum

pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak

tahu.

2) Jumlah jawaban ’ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangan (S).

3) Jumlah jawaban ’ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

4) Jumlah jawaban ’ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan

(P).
Untuk jawaban ’tidak’ perlu dirinci untuk jawaban ’tidak’ menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai