Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA NY.

L
DI KAMPUNG UJUNG GUNUNG ILIR KEC. MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG
TAHUN 2022

Oleh:

DESCHA ANITA NATALIA


NPM: 21390067

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA NY. L


DI KAMPUNG UJUNG GUNUNG ILIR KEC. MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG
TAHUN 2022

Oleh :

Nama : Descha Anita Natalia


NPM : 21390067

Disetujui oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas individu asuhan
komunitas. Penyelesaian ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Dainty Maternity,S.ST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
2. selaku pembimbing
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
langsung maupun tak langsung
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan untuk itu,
penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna perbaikan
selanjutnyya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.

Bandar lampung, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR ERSETUJUAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 5
C. Manfaat............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Alat Kontrasesi ............................................................................ 6
2. Konsep kebidanan Komunitas...................................................... 20
BAB IIIKASUS
A. Asuhan Kebidanan Komunitas .......................................................... 26
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan......................................................................................... 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................. 39
B. Saran.................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan

kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan

Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna

kontrasepsi modern seperti pil KB, suntik KB, implan/norplant/susuk,

AKDR/IUD/spiral, vasektomi dan tubektomi telah meningkat tidak signifikan

dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional,

proporsi Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode

kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari

23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%,

sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.

Diperkirakan 225 juta perempuan di negara-negara berkembang ingin menunda

atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode kontrasepsi

apapun dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan metode kontrasepsi dan

pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi

juga masih terlalu tinggi. Ketidakadilan ini didorong oleh pertumbuhan populasi

(WHO, 2014).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

jenis masalah, salah satunya yaitu dibidang kependudukan. Badan Perencanaan

Pembangunan (2018) mendapatkan jumlah penduduk Indonesia yaitu sebanyak


2

265 juta jiwa dengan rincian 133,17 juta jiwa adalah penduduk berjenis kelamin

2 laki-laki dan 131,88 juta jiwa adalah penduduk perempuan. Angka tersebut

merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik (BPS,

2017).

Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur

jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode

kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara

ataupun permanen, meskipun masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat

efektifitas yang berbeda dan hampir sama (Gustikawati, 2014).

Pelayanan kontrasepsi merupakan salah satu jenis pelayanan program

Keluarga Berencana (KB) yang tersedia selain dalam bentuk komunikasi,

informasi, dan edukasi (KIE); konseling; pelayanan infertilitas; pendidikan sex;

konsultasi pra perkawinan dan perkawinan; konsultasi genetik; tes keganasan;

serta adopsi. Program Keluarga Berencana (KB) yang diwujudkan pada

penggunaan kontrasepsi juga memiliki manfaat yang bersifat langsung atau tidak

langsung bagi kesehatan ibu, bayi dan anak, kesehatan dan kehidupan reproduksi

beserta seksual keluarga, serta mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan

keluarga (Irianto, 2014).

Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh

berbagai faktor yang dibagi manjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor

pendukung. Faktor yang menghambat penyebarluaskan program keluarga


3

berencana di Indonesia antara lain budaya, agama, tingkat pengetahuan

masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor pendukung penyebarluaskan

program keluarga berencana, antara lain adanya komitmen politis, dukungan

pemerintah, dukungan tokoh agama atau tokot masyarakat dan dukungan

masyarakat terkait masalah kependudukan (Lucky, 2014).

Metode kontrasepsi bekerja juga dapat di golongkan berdasarkan cara

kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang

menghalang sperma: metode hormonal seperti konsumsi pil dan metode

kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat-alat bantu maupun hormonal,

namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah

fertilisasi (pembunuh). Faktor yang memengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah

efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta kemauan dan

kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal

tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari

agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah

frekuensi melakukan hunungan seksual (Sulistyawati, 2011).

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas

dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan

untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan

masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi

kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di

dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan


4

kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi

keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB

(Rahayu, 2018).

Dari uraian diatas penulis tertarik melakukan sasaran asuhan kebidanan

komunitas ada keluarga Tn.T di Kampung Ujung Gunung Ilir Kec. Menggala

Kabuaten Tulang Bawang Tahun 2022.

A. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan

asuhan kebidanan keluarga pada Tn.T di Kampung Ujung Gunung Ilir Kec.

Menggala Kabuaten Tulang Bawang Tahun 2022

2. Tujuan khusus

Setelah melaksanakan praktik kebidanan keluarga dapat :

a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. T

b. Menginterpretasikan masalah

c. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan

d. Menentukan antisipasi masalah

e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi

f. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat

g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan


5

B. Manfaat

Dalam laporan kebidanan komunitas ini penulis berharap dapat bermanfaat

bagi :

1) Keluarga

Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai alat kontrasepsi dan

dapat memutuskan alat kontrasepsi yang dapat di gunakan oleh ibu.

2) Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang

diperoleh di akademik dengan praktek – praktek yang dihadapkan.

C. Metode kegiatan

Metode yang dilakukan dalam implementasi adalah ceramah dan diskusi

D. Langkah kerja

1. Waktu pelakasanaan: 07 September 2022

2. Lokasi : Rumah bapak T


6

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Alat Kontrasepsi

1. Pengertian

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan

sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

konsepsi atau pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat

berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian

cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di

dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke

saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus

mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi,

endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima

nidasi. Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan

sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang

matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi

kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi kehamilan sebagai

akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma (Hartanto,2002).

2. Cara Kerja Kontrasepsi

Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :

a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.


7

b. Melumpuhkan sperma.

c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. (Hartanto,2004).

3. Efektifitas Kontrasepsi

Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu

menghalangi terjadinya pembuahan. Ada dua cara untuk mengukur

efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :

a. Efektifitas Teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi

jika kontrasepsi tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya

selama produk tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka

variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena perberdaan fisiologis

dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.

b. Efektifitas Pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang

dilakukan oleh para pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya

menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak faktor, seperti tingkat

pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua

kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya

sangat tergantung pada para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya

dihitung berdasarkan angka kegagalan per 100 wanita yang memakai

pertahun.

4. Syarat –syarat kontrasepsi.

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya .

b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan .


8

c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.

d. Harganya dapat dijangkau masyarakat .

e. Cara penggunaan sederhana .

f. Tidak mengganggu hubungan suami istri.

g. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.

(Hartanto,2002)

5. Macam metode atau Cara Kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Sederhana

1) Tanpa alat atau obat , antara lain :

a) Metode kalender (pantangan berkala)

b) Metode lendir servik

c) Metode suhu basal

d) Coitus interutus (senggama terputus )

e) Metode simpto-therma

2) Dengan alat atau obat ,antara lain

a) Mekanisme (barrier)

b) Kondom

c) Introvagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix

d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal

foam, vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.

b. Metode Kontrasepsi efektif (MKE)


9

1) Kontrasepsi hormonal

a) KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil ,

Morning after

b) KB Sutik : Depo Provera , cylofem ,Norigest

c) Implan /AKBK.

2) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

3) Metode Kontrasepsi Mantap

a) Metode Operatif pria (MOP /  Vasektomi )

b) Metode operatif wanita (MOW/ Tubektomi) (Hartanto, 2002)

6. Tujuan pengguan alat kontrasepsi

a. Menunda kehamilan, Di tunjukkan untuk PUS yang berusia <20tahun.

b. Menjarangkan kehamilan /mengatur kehamilan.

c. Masa saat istri berusia antara 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk

melahirkan , dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran

adalah 2-4 tahun mengakhiri kehamilan

d. Saat istri berusia >30tahun, terutama >35 tahun ,sebagai mengakhiri

kesuburan setelah mempunyai2 orang anak (Hartanto,2002)

B. Metode Kontrasepsi

1. Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( Non IUD )

a. Oral Pil (Pil KB)

1) Pengertian
10

Pil adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid

(progesterone dan estrogen sintetik atau progesterone sintetik saja)

yang digunakan peroral.

Pil yang digunakan ada 2 macam, yaitu Pil Kombinasi dan Pil Mini.

Pil kombinasi mengandung hormone steroid estrogen dan

progesterone sintetik, dan pil mini mengandung progesterone sintetik

saja (Affandi. 2012).

b. Suntik KB

Di Indonesia Metode KB suntik telah menjadi bagian gerakan keluarga

berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tinggi minat

pemakai suntikan KB oleh karena kontrasepsi ini termasuk metode

modern, selain itu juga aman, sederhana dan efektif juga tidak

menimbulkan gangguan serta dapat dipakai pada pasca persalinan.

Suntikan merupakan bagian dari kontrasepsi yang mengandung hormonal.

Jenis suntikkannya yaitu Suntikan Depo Progestin( Affandi, 2012).

2. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (IUD )

a. Kontrasepsi Implant

1) Pengertian Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan

pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan

masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita

(Manuaba, 2010).
11

Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal

levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane

yang dibuat dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg

levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima tahun

(Sulistyawati, 2011).

b. Kontrasepsi Spiral, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD

(Intra Uterine Device)

1) Pengertian

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang

disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada

pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk

yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah

bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga

kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan

ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya.

Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari

setelah melahirkan (Affandi, 2012).

IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam

rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat

dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.

IUD atau AKDR atau Spiral adalah suatu alat yang

dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi. Alat


12

kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi

yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila

dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat

kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga

atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan

reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10

tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel

mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat

kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan

terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun

tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular

seksual (Hartanto, 2002).

2) Cara Kerja

a) Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.

b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.

d) IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi

perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

e) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

(Sarwono, 2007)

3) Keuntungan, Kerugian Dan Efek Samping

a) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.


13

b) IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan

c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan

tidak perlu diganti)

d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil

g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi).

j) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid

terakhir).

k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.,

l) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Affandi, 2012).

4) Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.

a) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda

kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.

b) Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid

biasa.
14

c) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan

meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu

merasa tidak sehat.

d) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama.

5) Efek samping yang umum terjadi:

a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan).

b) Haid lebih lama dan banyak.

c) Perdarahan (spotting) antara menstruasi.

d) Saat haid lebih sakit

e) Komplikasi lain : Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari

setelah pemasangan. Perdarahan pada waktu haid atau

diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. Perforasi

dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

f) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

g) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

h) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR. Penyakit radang panggul memicu infertilitas.

i) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama

pemasangan
15

j) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

k) Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri.

l) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)

m) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi

AKDR untuk mencegah kehamilan normal. Perempuan harus

memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk

melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam

vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

(Sulistyawati, 2011).

6) Indikasi

a) Usia reproduktif

b) Keadaan nulipara

c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Resiko rendah dari IMS

g) Tidak menghendaki metode hormonal

h) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

i) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.


16

7) Kontra Indikasi

a) Kehamilan.

b) Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).

c) Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.

d) Tumor jinak atau ganas dalam rahim.

e) Kelainan bawaan rahim.

f) Penyakit gula (diabetes militus).

g) Penyakit kurang darah.

h) Belum pernah melahirkan.

i) Adanya perkiraan hamil.

j) Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang

tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan

kanker rahim

k) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Sulistyawati, 2012).

C. Beberapa Faktor Yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi

Dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dan perilaku kesehatan terdapat

beberapa teori yang mengungkap faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan erat kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang atau masyarakat. Pendekatan teori yang dipakai dalam penelitian ini

adalah teori Andersoon (1968) dalam Priyoto (2014) dan teori Green (1980)

dalam Notoadmodjo (2012).


17

a. Pengetahuan

1) Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring,

pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau

segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap

obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang

diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap

objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari

proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi

dasar manusia dan bersikap dan bertindak.

Dalam pengamatan sehari-hari di peroleh kejelasan, jika suatu

perbuatan yang di dasarkan oleh pengetahuan akan langgeng dari

pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum

orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yaitu :


18

a) Awareness atau kesadaran dimana orang tersebut menyadari,

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek)

b) Interest atau merasa tertarik terhadap stimulus atau objek

tertentu bagi dirinya, berarti sikap responden lebih baik.

c) Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adoption dimana subjek telah perilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2) Tingkat Pengetahuan

Dalam Domain Kognitif Menurut (Notoatmojo, 2012) pengetahuan

yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

a) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang

yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (Comprehension) diartikan sebagai sesuatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut


19

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

c) Aplikasi (Aplication) Diartikan sebagai sesuatu kemampuan

untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya.

d) Analisis (Analysis) Diartikan sebagai sesuatu kemampuan

untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke dalam sesuatu

komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi. Dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis) yang menunjukan kepada sesuatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.


20

3) Kriteria Tingkat Pengetahuan.

Menurut Budiman (2013) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu :

1) Baik: Hasil presentase < 50 %

2) Kurang: Hasil presentase ≥ 50%

D. Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga


1) Konsep

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang

berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan

oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga

berkualitas, bahagia dan sejahtera.

1. Pengertian/ Definisi

Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan

oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang

dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak

balita di dalam keluarga dan masyarakat.

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan

kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan


21

upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,

peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Saifudin, 2014)

2.Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas

Menurut ( Syahlan,2014) Komuniti adalah sasaran pelayanan

kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang

membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama

pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.

Ibu        :   pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.

Anak      :   meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra

sekolah dan sekolah.

Keluarga :  pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan

anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan

kelompok usila (gangrep).

Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan

masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah

kesehatan secara umum (Meilani, 2014).

3. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas


22

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan

keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya

kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan

kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,

bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Bekerja di Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan

merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan

rumah sakit. Misalnya :

ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah.

Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami

perannya di komunitas, yaitu :

a.  Sebagai Pendidik

Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai

pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah

kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan

oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat

antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan

khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi,

demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan


23

penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung

misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.

b.  Sebagai Pelaksana (Provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan

kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana

pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai

pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai

berikut :

1)  Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.

2)  Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa

interval dalam keluarga.

3) Pertolongan persalinan di rumah.

4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko

tinggi di keluarga.

5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.

6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan

reproduksi.

7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.

c.  Sebagai Pengelola

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan

praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang

dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan


24

kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.

Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau

tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.

Contoh : praktek mandiri/ BPS

d.  Sebagai Peneliti

Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang

dilayaninya, perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara

sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil

analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat

mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti yang

dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.

e.   Sebagai Pemberdaya

Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam

memecahkan permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan

individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam

upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun

masyarakat.

f. Sebagai Pembela klien (advokat)

Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi

informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat

keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.


25

g. Sebagai Kolaborator

Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program

maupunsektoral.

h. Sebagai Perencana

Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan

keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat

luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan

kesehatan.Dalam memberikan pelayanan kesehatan

masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan

Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KLUARGA
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA NY. L
DI KAMPUNG UJUNG GUNUNG ILIR KEC. MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG
TAHUN 2022
26

PENGAJIAN DATA
Tanggal pengkajian 07 -09-2022

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur
Nama KK : Tn. T
Umur : 31 Tahun
Nikah / Lamanya : 7 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ujung Gunung Ilir

2. Daftar anggota keluarga

UMUR HUBUNGAN
NO. NAMA PENDIDIKAN PEKERJAAN
L P KELUARGA
1 Tn. T 31 Th Kepala SMA Petani
Keluarga
2 Ny. N 27Th Istri SMA IRT
3 An. I 5 Th Anak Belum sekolah Tidak bekerja

3. Genogram

NY. L
TN. T
27

AN.
An. II

Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Garis perkawinan

…………….. : Keluarga (serumah)

: Meninggal

4. Sifat keluarga
a. Anggota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan
: Suami
b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga :
harmonis/tidak harmonis
5. Kegiatan sehari – hari
a. Kebiasaan makanan
 Jenis makanan : Makanan pokok ,Lauk hewani, Lauk
nabati, Sayur
 Komposisi makanannya : Nasi, Sayur, Lauk Pauk, Buah-buahan
 Pola makan : 3x sehari
b. Kebiasaan tidur / istirahat
 Kebiasaan tidur / istirahat : Teratur/tidak teratur
28

 Tidur Malam : 6 Jam dan Tidur Siang : 1 Jam


c. Kebiasaan rekreasi
 Pergi ke pasar
d. Kebiasaan hidup sehari – hari
 Suami bekerja
e. Kebersihan diri
 Kebiasaan mandi : 2- 3 x Sehari

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan dan pengeluaran
 Pekerjaan kepala keluarga : Petani
 Besar uang yang dihasilkan : ≥ 1.000.000/bulan
 Pemenuhan kebutuhan : Istri
 Penentu keuangan : Istri
2. Suku dan agama
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
3. Peran anggota keluarga
 Suami : Pencari Nafkah
 Istri : Mengurus rumah tangga
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
 Baik

C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah
Bentuk rumah : Rumah yang merupakan rumah sendiri, mempunyai ventilasi
dan pencahayaan yang baik serta terjaga kebersihannya.
29

DENAH RUMAH

5 6 7
Keterangan :
2
1. Ruang tamu
2. lemari 3 4

3. Tempat TV
4. tempat tidur
5. Dapur 4 1

6. Tempat cuci piring 2

7. Kamar mandi

 Ventilasi rumah cukup baik, pertukaran udara keluar masuk cukup baik
 Ruangan dalam rumah cukup mendapatkan cahaya
 Pengaturan perabot rumah tangga kurang baik karena rumah sempit
2. Sumber air bersih
 Sumber air bersih keluarga berasal : Sumur
3. Tempat sampah
a. Pembuangan sampah : Ada
b. Pembuangan air limbah : Tidak ada
c. Lingkungan rumah : Bersih
4. Fasilitas hiburan
 Fasilitas Hiburan Keluarga : TV dan HP
5. Fasilitas social dan kesehatan
 Lingkungan social keluarga : Interaksi antara tetangga baik
 Fasilitas Kesehatan : Puskesmas dan PMB

D. RIWAYAT KESEHATAN
30

1. Riwayat kesehatan anggota keluarga : Dalam 3 bulan terakhir anggota


keluarga tidak ada yang sakit
2. Keluarga Berencana : Seteleh bersalin ibu tidak
menginginkan untuk KB karena takut menaikan berat badan

E. PENGKAJIAN/PEMERIKSAAN FISIK ( Pengkajian seluruh Keluarga)


1. Tn. ‘T’ (KK)
 Pemeriksaan Umum:
 Keadaan umum: Baik Tensi : 120/80 mmHg
 Kesadaran : Komposmentis Nadi : 82
 Suhu : 37’C RR : 22x/mnt
2. Ny. ‘L’( Istri) :
G2P1A0 Umur Kehamilan 38 Minggu
a. Pemeriksaan Umum:
 Keadaan umum: Baik Tensi : 120/80 mmHg
 Kesadaran : Komposmentis Nadi : 78
 BB Sebelum/ Sekarang: 55/65 Suhu : 36,8 ’C
 TB : 154 cm RR : 22x/mnt
 LILA : 25,5
b. Palpasi
 Leoplod I : TFU ½ pusat - px pada bagian fundus teraba bagian
bulat lunak dan tidak melenting (Berarti Bokong).
 Leoplod II : Pada bagian perut kiri ibu teraba bagian tahanan
memanjang (PUKI) dan pada perut kanan ibu teraba bagian-bagian
kecil janin (Ektremitas)
 Leoplod III : Bagian terendah janin teraba bulat,keras dan
melenting yang berarti kepala.
 Leoplod IV : Divergen 4/5
c. Test osborn : -
31

d. TFU : 31 cm
TBJ : (TFU-12)x155
: (31-12)x155
: 2.945 gram
e. DJJ : 142 x/menit Frekuensi : Teratur
f. Pemeriksaan penunjang : - HB : 11 gr %
- Goldar : O
- HIV : NR
- HbsAg : NR
- Sypilis : NR

3. Anak
a. Lahir tahun 2016 di tolong oleh bidan
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Berat badan lahir 3800 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
e. Pola makan baik
f. Imunisasi lengkap

4. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga : Keluarga terlihat rukun
2. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi keluarga :Keluarga berinteraksi menggunakan
bahasa jawa dan bahasa indonesia
3. Pola pertahanan dalam keluarga : Hidup Sederhana

5. PENGKAJIAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH


KEMBANG ATAU KESEHATAN KELUARGA
32

Keluarga mengetahui bahwa tumbuh kembang anak baik ketika timbangan berat
badan anaknya naik

6. HARAPAN KELUARGA TERHADAP BIDAN


Bidan dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan profesional

7. ANALISA MASALAH

N DATA ANALISA DATA


O.
1 DS: Ibu mengatakan tidak mau Ketidaktahuan ibu tentang
menggunakan alat kontrasepsi/KB manfaat dari KB dan jenis-jenis
setelah persalinan karena alat kontrasepsi .
mempengaruhi produksi ASI dan takut
menaikan berat badan
DO: Ibu tidak dapat menyebutkan
manfaat dari alat kontarasepsi/KB dan
jenis-jenis alat kontsepsi untuk KB

8. PERIORITAS MASALAH
Ketidaktahuan ibu tentang manfaat KB dan Jenis-jenis alat kontrasepsi KB

9. INTERVENSI
DS : Ibu mengatakan tidak mau menggunakan alat kontrasepsi/KB setelah
persalinan karena mempengaruhi produksi ASI dan takut menaikan
berat badan
33

DO : Ibu tidak dapat menyebutkan manfaat dari alat kontarasepsi/KB dan


jenis-jenis alat kontsepsi untuk KB
Tujuan : Ibu mengetahui tentang manfaat KB dan jenis-jenis KB
Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan
sehubungan dengan manfaat KB dan jenis-jenis KB.

INTERVENSI :
1. Beri tahu ibu tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi
Rasional : Agar ibu mengerti tentang pentingnya menggunakan alat
kontrasepsi
2. Jelaskan kepada ibu jenis-jenis KB
Rasional :Agar ibu bisa memilih kontrasepsi apa yang cocok buat dirinya
sendiri
3. Jelaskan tentang manfaat dan efek samping dari alat kontrasepsi
Rasional :Dengan memberikan konseling agar ibu paham dan mencegah
kekhawatiran pada ibu bila terjadi efek samping
4. Berikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Rasional : Agar ibu mengerti dan memahami bahaya yang dapat timbul
jika tidak menggunakan KB

10. IMPLEMENTASI
Tanggal 07 September 2022
1. Memberitahu ibu tentang ibu tentang manfaat menggunakan alat
kontrasepsi
 Menghindari kasus kehamilan yang tidak diinginkan
 Perencanaan kehamilan yang baik dapat membantu pertumbuhan
anak
34

 Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kualitas keluarga


 Menjaga kesehatan ibu
 Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Menjelaskan kepada ibu jenis-jenis alat kontrasepsi KB
Jenis-jenis Alat kontrasepsi KB :
 Metode Amenore Laktasi (MAL)
 IUD (Intrauterine device)
 Kondom
 Kontrasepsi Hormonal (PIL)
 Suntik KB
 Implant (Susuk)
 Tubektomi
 Vasektomi
 Cincin Vagina
3. Menjelaskan tentang efek samping dari alat kontrasepsi.
 Wanita yang menggunakan IUD akan mengalami menstruasi lebih
lama dan lebih deras.
 Meningkatkan berat badan, tekanan darah tinggi, terjadi perdarahan
yang terjadi di luar jadwal menstruasi.
 Merasa mual, sakit kepala, produksi ASI menurun.
 Gairah seks menurun.
 Rasa nyeri di lengan implant dipasang.
4. Menjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
 Mempunyai anak dalam jumlah banyak
 Menurunnya kesejahteraan keluarga
 Meningkatnya angka kesakitan keluarga

11. EVALUASI
35

Tanggal 07 September 2022


1. Ibu mengerti tentang manfaat ber-KB
2. Ibu mengerti jenis-jenis alat kontrasepsi KB
3. Ibu mengerti efek samping alat kontrasepsi KB
4. Ibu mengerti dampak yang terjadi jika tidak KB
36

CATATAN PERKEMBANGAN PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN


KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA NY. L
DI KAMPUNG UJUNG GUNUNG ILIR KEC. MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG
TAHUN 2022

DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu tidak ingin menjadi Akseptor KB setelah bersalin
2. Jumlah anak 1 orang.
3. Suami sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

DATA OBJEKTIF ( O )
1. Tenaga dan sarana kesehatan tersedia.
2. Ibu tidak bisa menjelaskan manfaat dan jenis-jenis KB.

ASSESMENT ( A )
Ibu mengatakan tidak mau menggunakan alat kontrasepsi/KB setelah persalinan
karena mempengaruhi produksi ASI dan takut menaikan berat badan

PLANNING ( P )
1. Memberikan pengertian tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi.
2. Memberikan penjelasan tentang jenis – jenis alat kontrasepsi.
3. Memberikan penjelasan tentang manfaat dan efek samping dari alat
kontrasepsi.
4. Memberikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menjadi Akseptor KB.
37

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tahap ini penulis melakukan tindakan berdasarkan rencana yang telah

dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Implementasi

difokuskan dalam pemberian Pendidikan mengenai alat kontrasesi, macam- macam

alat kontrasesi, efek samping , manfaat dan keuntungan.

KB adalah sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan

sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya

yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari

kehamilan tersebut (Suratun dkk, 2018). Kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi

jumlah penduduk dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga

kualitas hidup manusia. Masyarakat kebanyakan menggunakan metode kontrasepsi

yang efektivitasnya pendek seperti pil dan suntik. Hal ini terjadi karena kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi implan dan dalam menyikapi

kontrasepsi implan. Salah satunya kebanyakan masyarakat masih beranggapan bahwa

implan/susuk dapat hilang sendiri dari tubuh atau berpindah sendiri ke anggota tubuh

yang lain.
38

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan penalaran serta

pemahaman akan sesuatu yang terjadi di sekitarnya semakin peka dan baik, sehingga

apabila terjadi hal yang dirasa kurang sesuai dapat langsung merespon dengan baik.

Pendidikan ini termasuk pengaruh utama dalam pengetahuan, pengetahuan seseorang

akan semakin luas tergantung pada tingkat pendidikan yang diperoleh orang tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2014) dengan bertambahnya usai maka

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan

yang diperoleh semakin baik. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan yaitu

faktor pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

serta kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Diharapkan dengan

pendidikan tinggi maka akan semakin luas pengetahuanya. Tetapi orang yang

berpendidikan rendah tidak mutlak berpengetahuan rendah pula (Notoatmodjo, 2014).

Hasil yang di dapatkan setelah di lakukan endidikan kesehatan adalah ibu

mengetahui mengenai macam- macam alat kontrasesi dan ibu daat memahami

mengenai alat kontrasesi serta ibu akan melakukan diskusi dengan suami mengenai

alat kontrasesi yang akan di gunakan.


39

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Hasil asuhan keluarga binaan di daatkan ibu tidak mau menggunakan alat

kontrasepsi setelah melahirkan, setelah di berikan edukasi mengenai alat

kontrasesi, efek saming, manfaat ibu mau melakukan diskusi dengan suami

mengenai alat kontrasesi yang teat dan akan di gunakan oleh ibu.

B. Saran

Kepada masyarakat untuk dapat ber-KB sebagai salah satu upaya dalam

menjarangkan kehamilan, menjaga kesehatan reproduksi. Dan kepada tenaga

kesehatan di harapkan dapat terus melakukan edukasi kepada masyarakat

mengenai alat kontrasepsi


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran dkk.2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono 

BKKBN. 2014. Jumlah Peserta KB aktif. BKKBN: Jakarta

Intan Agria Ratnaningtyas .2010. dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang metode Kontrasepsi dengan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan
Non Hormonal di RW III Desa Karang sari Ngawi

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil kesehatan Indonesia tahun


2013. Depkes RI: Jakarta

Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan Rajawali pers: Jakarta

Manuaba, I.B.G dkk. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta :
EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta

Sarwono, Prawiroharjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika: Jakarta.

Suparyanto. 2011. Wanita Usia Subur. http//dr.suparyanto.com/ 2011 diakses 25


Februari 2015

Sriwahyuni.2012. Hubungan antara Jenis dan Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi


Hormonal dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor
Sulistyawati, Ari. 2013 Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta;
C.V Andi

Wiknjosastro, Hanifa, 2016, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KELUARGA BERENCANA

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana

Sub Bahasan : KB

Tempat : Rumah keluarga binaan

Sasaran : Keluarga binaan

Waktu : 07 -09-2021/10.00

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan


pasangan

usia subur.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Ibu mengetahui pengertian KB

2. Ibu mengetahui manfaat KB

3. Ibu mengetahui macam-macam metode alat kontrasepsi


4. Ibu mengetahui dampak dari tidak KB

C. METODE

1. penyuluhan

2. Tanya jawab.

D. MEDIA

1. Leaflet.

E. MATERI terlampir

F. KEGIATAN

No Acara Waktu Kegiatan penyuluhan Evaluasi


Kegiatan
1. Mengucap salam Menjawab
1 Pembukaan 5 menit
2. Memperkenal kan diri salam,
mendengarkan
2 Isi 15 menit 1. Menjelaskan tentang Mendengarkan
pengertian KB dan
2. Menjelaskan manfaat memperhatikan.
KB
3. Menjelaskan tentang
macam-macam metode
KB
3 Diskusi 15 menit Tanya jawab Peserta bertanya
4 Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan hasil Menjawab salam
penyuluhan.
2. Memberi saran-saran.
3. Memberi salam

G. Evaluasi :

1. Ibu dapat menjelaskan kembali pengertian KB dan manfaat KB.

2. Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu


menyusui.

3. Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian alat kontrasepsi.

4. Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang cocok bagi
Dirinya.
MATERI

A. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga
termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga
dapat mencapai keluarga berkualitas.

B. MANFAAT KELUARGA BERENCANA


1. Perbaikan kesehatan badan ibu
2. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, beristirahat, dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
3. Perencanaan kehamilan yang baik
4. Pertumbuhan dan Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih
sempurna.
5. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
6. Dapat mengatur jarak atau interval kehamilan dan kelahiran
7. Menghindari kasus kehamilan yang tidak diinginkan
8. Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kualitas keluarga.
9. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

C. MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI


1. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian air susu ibu (ASI).
MAL sebagai kontrasepsi bila:
a. Menyusui secara penuh
b. Belum haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

 Cara kerja:
Penundaan/penekanan ovulasi.

 Keuntungan kontrasepsi:
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
5) Tanpa biaya

 Keterbatasan:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan.
2) Tidak melindungi terhadap IMS.

 Cara pemakaian:
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu
malam membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus
segera mulai metode KB lainnya.

2. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping: gangguan perdarahan
(perdarahanbercak atau perdarahan tidak teratur)

 Cara kerja:
1) Menekan ovulasi.
2) Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
3) Mengentalkan lendir servik.
4) Mengganggu transportasi sperma.

 Keuntungan:
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Tidak mempengaruhi ASI.
3) Kesuburan cepat kembali.
4) Dapat dihentukan setiap saat.

 Keterbatasan:
1) Mengganggu siklus haid.
2) Peningkatan atau penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.

 Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan
metode pelindung sampai akhir bulan.
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.

3. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam
usiareprroduksi. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4
bulan.Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.
 Cara kerja :
1) Mencegah ovulasi.
2) Mengentalkan lendir servik.
3) Menghambat transportasi sperma.
 Keuntungan :
1) Sangat efektif
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre
menopause
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

 Keterbatasan :
1) Gangguan siklus haid
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
3) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, jerawat

 Cara pemakaian :
1) Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan
hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik IM dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari.

4. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant,
dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera
kembali setelah implant di cabut. Aman dipakai saat laktasi.
 Cara Kerja:
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
3) Mengurangi transportasi sperma.
4) Menekan ovulasi

 Keuntungan:
1) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
2) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
3) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4) Bebas pengaruh estrogen
5) Tidak mengganggu senggama
6) Tidak mengganggu produksi ASI
7) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

 Keterbatasan:
1) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
2) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan
mual, pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
3) Membutuhkan tindak pembedahan minor.

 Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6
minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
2) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin
menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam
(subkutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama
(untuk mencegah infeksi pada luka insisi)
5) Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci
dengan tekanan wajar.
7) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam
peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama beberapa hari,
segera kembali ke klinik.
8) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.
5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih


lama dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai
oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual. Ada beberapa jenis :
CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.

 Cara Kerja :
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit
masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurang
kemampuan sperma untukfertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

 Keuntungan :
1) Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun
pertama, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti).
3) Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus
( apabila tidak terjadi infeksi )
6) Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah
haidterakhir ).
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

 Kerugian :
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih
lama dan banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid
lebih sakit.
2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu
haid yang memungkinkan penyebab anemia.
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti-ganti pasangan.

 Cara Pemakaian :
1) Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3) Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6
bulan dengan metode MAL.
4) Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
5) Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
6) AKDR dipasang di dalam rahim.
7) Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
8) Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin
terutama setelah haid.
9) Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR,
merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid
terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan vagina yang
mencurigakan, adanya infeksi.
10) Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai